4. Dasar diagnosa kusta
Diagnosis penyakit kusta hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama
(Cardinal sign), yaitu
1. Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit dapat berbentuk bercak putih (hipopigmentasi) atau kemerah-merahan
(eritematous) yang mati rasa (anestesi).
5. Dasar diagnosa kusta
Diagnosis penyakit kusta hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama
(Cardinal sign), yaitu
2. Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.
Gangguan fungsi saraf ini merupakan akibat dari peradangan kronis saraf tepi
(neuritis perifer).
Gangguan fungsi saraf ini bisa berupa:
• Gangguan fungsi sensoris : mati rasa
• Gangguan fungsi motoris : kelemahan otot (Parese) atau kelumpuhan
(Paralisis)
• Gangguan fungsi otonom : Kulit kering dan retak-retak.
6. Dasar diagnosa kusta
Diagnosis penyakit kusta hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama
(Cardinal sign), yaitu
3. Basil tahan asam (BTA ) positif
Bahan pemeriksaan BTA diambil dari kerokan kulit (skin smear) asal
cuping telinga (rutin) dan bagian aktif suatu lesi kulit. Untuk tujuan
tertentu kadang jaringan diambil dari bagian tubuh tertentu (biopsi).
Pemeriksaan kerokan kulit hanya dilakukan pada kasus yang
meragukan.
7. Dasar diagnosa kusta
Untuk mendiagnosis penyakit kusta, minimal harus ditemukan satu Cardinal
sign. Tanpa adanya Cardinal sign, kita hanya boleh menyatakan sebagai
tersangka (suspek) kusta dan dicatat pada formulir tersangka.
8. Tanda-tanda Mungkin Kusta (Suspek)
Tanda di kulit
- Bercak merah atau putih.
- Tidak gatal.
- Tidak berkeringat/ berambut.
- Lepuh yang tidak nyeri.
9. Tanda-tanda Mungkin Kusta (Suspek)
Tanda-tanda pada saraf :
- Kesemutan.
- Kelemahan
- Cacat
- Luka yang tidak mau sembuh
10. Tanda-tanda Mungkin Kusta (Suspek)
Jika diagnosis kusta masih belum dapat ditegakkan, tindakan yang
dapat dilakukan adalah :
1. Rujuk
2. Pikirkan kemungkinan penyakit kulit lain (seperti panu, kurap,
kudis, frambusia) dan obati.
3. Tunggu 3-6 bulan dan periksa kembali adanya mati rasa, jika
lesi kulit tersebut benar kusta maka dalam periode tersebut mati
rasa harusnya menjadi jelas dan kita dapat memulai MDT.
11. Tanda-tanda Mungkin Kusta (Suspek)
Jika tidak ditemukan adanya mati rasa yang jelas maupun
penebalan saraf namun ada tanda-tanda mencurigakan seperti
nodul, pembengkakan pada wajah atau cuping telinga, atau infiltrasi
pada kulit, perlu dilakukan pemeriksaan kerokan kulit (skin smear).
Pengambilan apusan harus dilakukan oleh petugas terlatih.
Pewarnaan dan pemeriksaan dapat dilakukan di Puskesmas yang
memiliki tenaga serta fasilitas untuk pemeriksaan BTA.
20. Differensial Diagnosis Kusta
( Diagnosis Banding Kusta )
Manifestasi klinis lesi penyakit Kusta melibatkan kulit, saraf
perifer dan membran mukosa. Lesi kusta dapat berupa makula,
papula, nodul, infiltrat, ulkus, bercak anestesi, dsb. Lesi kusta
dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu makula (lesi
datar), infiltrat (meninggi), dan bentuk noduler.
21. Differensial Diagnosis Kusta
( Diagnosis Banding Kusta )
DD lesi makular (Lesi berbentuk datar)
1 Vitiligo
berupa bercak berwarna putih meyerupai
susu
2 Tinea versicolor (Pityriasis versicolor)
berupa bercak pigmentasi bersisik,
superfisial dengan bentuk ireguler dan
sering berlokasi di leher dan badan.
Pityriasis alba atau Pityriasis simplex
berupa makula bentuk bundar atau oval
dengan sisik.
3
4 Dyschromia Nutrisional
Lesi hipopigmentasi di daerah wajah yang
disebabkan kurang seimbangnya nutrisi
dalam diet sehari-hari seringkali terlihat
pada anak-anak.
23. Differensial Diagnosis Kusta
( Diagnosis Banding Kusta )
DD Lesi Infiltrasi yang meninggi
1 Granuloma annulare
berupa pembentukan papul atau nodul
berbentuk annular (cincin). Lesinya indolen
dan tidak menimbulkan keluhan.
2 Tinea circinata
Lesinya gatal dan jamur terlihat lewat
pemeriksaan kerokan kulit.
Psoriasis
Infiltrat plak eritem berbatas tegas, terutama
menyerupai kusta tipe tuberkuloid jika sisiknya
menghilang karena pengobatan
3
25. Differensial Diagnosis Kusta
( Diagnosis Banding Kusta )
Diagnosis Banding untuk lesi berbentuk noduler
Penyakit Von Recklinghausen
Nodul-nodulnya biasanya lunak dan bertangkai. Lesinya mungkin
menyerupai kusta lepromatous.
29. Setelah seseorang didiagnosis menderita
kusta, maka tahap selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah menentukan tipe/klasifikasi
penyakit kusta yang diderita. Penentuan tipe
penyakit kusta pada seorang penderita disebut
klasifikasi penyakit kusta.
Klasifikasi Kusta
30. Klasifikasi Kusta
Dasar Klasifikasi Kusta:
Manifestasi Klinik
yaitu jumlah lesi kulit, jumlah saraf
yang terganggu, dsb.
Hasil pemeriksaan bakteriologis
yaitu skin smear basil tahan asam (BTA) positif
atau negatif. Pemeriksaan laboratorium hanya
dilakukan bila klasifikasi meragukan.