SlideShare a Scribd company logo
Tutorial Klinik
Kelompok D
Co-Assistant :
Ihsan Anas
Thaharatin Giza W.
Lisa Dwi Aryani
Ulfa Intan T.
Nur Sazaro Tudhur
Aradila Irsalina
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR H ABDUL MOELOEK
2021
Preceptor
dr.Yulisna Sp.KK
Skleroderma
Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun
Agama : Islam
Suku : Lampung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Pemeriksaan : 16 Agustus 2022
IDENTITAS
Keluhan Tambahan
-
Anamnesis
Keluhan Utama
Bercak bercak putih di dada
dan leher sejak 3 bulan
SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan, usia 52 tahun, dating ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSAM
dengan keluhan bercak putih pada leher dan dada sejak 3 bulan SMRS.
Bercak putih pertama kali muncul di bagian dada kiri atas, awalnya muncul
sebesar uang logam kemudian semakin lama semakin meluas. Bercak juga
mulai muncul pada bagian dada kiri atas, punggung kiri atas, dan leher yang
juga dirasakan semakin meluas. Pada bagian bercak teraba keras dan kaku.
Keluhan rasa baal dan gatal disangkal. Awalnya pasien mengabaikan
keluhan tersebut, tetapi karena semakin meluas akhirnya pasien memutuskan
untuk berobat.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa disangkal.
• Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal.
• Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal.
Riwayat Pribadi Sosial
• Hygiene pasien baik, pasien mandi dua kali sehari menggunakan sabun dan selalu
mengganti baju dua kali sehari.
• Pasien tidak merokok dan meminum alcohol.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• KU : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaraan : Compos Mentis
Inspeksi
Pada Regio Cervikalisantetior, Thoraks Anterior dan Posterior,
tampak macula hipopigmentasi berbatas tegas, bentuk ireguler
berukuran nummular – plakat, berjumlah 4 buah tersebar diskret.
Palpasi
Kulit teraba seperti keadaan kulitnya yang normal
Konfirmasi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya.
Informasi
• Menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab, faktor resiko dan rencana
pengobatan yang akan diberikan dan prognosis.
Edukasi
• Edukasi mengenai terapi dan latihan fisik secara teratur untuk mempertahankan
sirkulasi, mobilitas sendi, serta kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
• Edukasi untuk menghindari paparan dingin dan dilarang merokok.
Tatalaksana Umum
Topikal
Sistemik
Tatalaksana Khusus
Urea Cream 10 % 2 x 1
Methylprednisolone 2x8 mg
Zink tab 1x20 mg
Pemeriksaan Anjuran
1. Biopsi kulit
1. Ana test
● Quo Ad vitam : Dubia Ad bonam
● Quo Ad Functionam : Dubia Ad malam
● Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam
Prognosis
Diagnosis Banding
Skleroderma
Vitiligo
Morbus Hansen
Ptiriasis Versicolor
Diagnosis
Skleroderma
TINJAUAN
PUSTAKA
SKLERODERMA
Sistemik
Tipe Kutan
Skleroderma merupakan penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh kulit yang
mengeras.
Terdapat 2
bentuk, yaitu:
I. Tipe Kutan
Skleroderma tipe kutan disebut pula morfea.
Morfea ditandai oleh kulit mengeras berwarna
kuning gading dengan batas tegas ataupun difus.
Etiologi dan patogenesis morfea
masih belum diketahui dengan
pasti. Diduga terjadi abnormalitas
metabolisme kolagen, yang
dibuktikan melalui peningkatan
produksi kolagen tipe III.
Beberapa faktor yang diduga
berperan adalah:
• Faktor genetic
• Trauma jaringan lokal,
termasuk radiasi, operasi,
gigitan serangga, dan suntikan
intramuskular., infeksi
• Mekanisme autoimun
SKLERODERMA
Gejala Klinis
Awal: plak atau
bercak eritematosa
yang terkadang
tampak
menyerupai jaring
(reticulated). Rasa
nyeri dan/atau
gatal dapat
mendahului lesi
kulit.
Plak
hipopigmentasi
dengan bagian
sklerotik pada
bagian tengahnya
yang dikelilingi
warna kemerahan
atau keunguan
pada tepinya (fase
inflamatorik).
Bagian yang
sklerotik menjadi
berwarna putih
mengkilat dengan
warna
hiperpigmentasi di
sekitarnya (fase
sklerotik).
Setelah berbulan-
bulan hingga
bertahun-tahun,
plak sklerotik akan
melunak dan
menjadi atrofik
dengan warna
hipo- atau
hiperpigmentasi
(fase atrofik).
Fase atrofik
menyebabkan kulit
tampak berkerut
seperti cigarette
paper, cliff drop
(dermal), atau
deep indentions
(subkutis atau
lebih dalam).
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis morfea biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laboratorium lain tidak disarankan jika tidak terdapat tanda klinis yang
membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Terkadang dapat ditemukan peningkatan titer antinuclear
antibodies (ANA) dan rheumatoid factor (RF).
Tatalaksana
Beberapa terapi morfea, antara lain:
• Fototerapi, yaitu sinar ultraviolet A dengan psoralen atau
narrow band UVB
• Derivat vitamin D
• lmunomodulator, misalnya metotreksat dengan atau
tanpa kortikosteroid, mikofenolat mofetil , siklosporin,
takrolimus topikal , atau imiquimod topikal.
• Antimikroba, misalnya hidroksiklorokuin
Sistemik
Penyakit yang mengenai beberapa sistem organ,
yang ditandai: fibrosis luas, inflamasi, dan
vaskulopati. Organ yang sering terkena adalah
kulit, sal. cerna, paru, jantung, ginjal.
SKLERODERMA
Gejala Klinis
Manifestasi klinis skleroderma bergantung pada perluasan dan stadium
penyakit.
Pada diffuse cutaneous scleroderma terjadi pengerasan kulit yang progresif.
Fenomena Raynaud yang terjadi dalam 1 tahun setelah kulit mulai
mengeras.
anti-Scl 70 atau antibodi antiRNAPIII.
Fibrosis paru, keterlibatan jantung dan gangguan ginjal.
Pada limited cutaneous scleroderma : pengerasan kulit pada daerah ekstremitas yang terletak jauh dari
sendi lutut dan siku, termasuk wajah. Pada tipe ini, biasanya pasien sudah lama mengalami fenomena
Raynaud. Antibodi anti- centromere dan hipertensi arteri pulmonal dapat ditemukan. Kalsinosis, fenomena
Raynaud, dis- motilitas esophagus, sklerodaktili, dan teleangiektasia (CREST) merupakan bagian dari
kelainan ini.
Terapi sistemik obat-obatan imunosupresif,
contoh: kortikosteroid sistemik dalam jangka pendek
dan fototerapi (UVA- 1 atau PUVA). Radiasi UVA-1
dapat menghambat fibrosis dan proses inflamasi ,
serta mengurangi luas kulit yang sklerotik.
Tatalaksana
Tatalaksana utama untuk kulit terapi dan latihan fisik secara
teratur untuk mempertahankan sirkulasi, mobilitas sendi, serta
kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup. Kulit pada
skleroderma cenderung kering, kaku, dan rentan terhadap
trauma. Pengerasan kulit dapat membaik dengan pemberian
kortikosteroid topikal, calcineurin inhibitortopikal, pelembab, atau
drainase saluran limfe.
Analisis Kasus
ANALISIS DATA
Nama : Ny. K
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandar Lampung
Suku Bangsa : Lampung
Agama : Islam
IRA. 2020
Amaka O. 2021
ANALISIS KASUS
Subjektif
• Keluhan bercak putih pada leher dan
dada sejak 3 bulan SMRS.
• Bercak putih pertama kali muncul di
bagian dada kiri atas, awalnya muncul
sebesar uang logam kemudian semakin
lama semakin meluas.
• Bercak juga mulai muncul pada bagian
dada kiri atas, punggung kiri atas, dan
leher yang juga dirasakan semakin meluas.
• Keluhan rasa baal dan gatal disangkal
• Riwayat keluhan serupa, autoimun dan
lepra disangkal.
• Hygiene pasien baik, pasien mandi dua
kali sehari menggunakan sabun dan
selalu mengganti baju dua kali sehari.
Gejala klinis penyakit Skleroderma pada
pasien ditetapkan berdasarkan temuan
1. Kelainan kulit berupa munculnya lesi
hipopigmentasi yang makin lama makin
meluas
2. Lesi pada scleroderma sering ditemukan
pada batang tubuh dan menyebar ke
daerah akral namun tidak mengenai jari
tangan dan kaki
3. Keluhan baal dan gatal tidak ada
4. Hygiene pasien baik
5. Tidak ada Raynaud phenomenon, yaitu
serangan vasospasme pada arteriol
akibat stimulus suhu dingin, stress dll
yang menyebabkan timbulnya nyeri
pada jari kaki atau tangan
Dari keluhan, dapat dipikirkan:
1. Skleroderma Tipe Kutan 3. Morbus Hansen
2. Vitiligo
4. Ptyriasis Versicolor
Morfea Skleroderma Sistemik Morbus Hansen
Definisi
Penyakit dengan kulit
mengeras berwama kuning
gading dengan batas tegas
ataupun difus.
Penyakit dengan kulit mengeras
progresif yang mengenai
beberapa sistem organ, yang
ditandai oleh adanya fibrosis
luas, inflamasi, dan vaskulopati.
Organ yang sering terkena
adalah kulit, saluran cema,
paru, jantung dan ginjal.
Merupakan penyakit infeksi kronik akibat M.Leprae
yang menyerang saraf perifer dan kulit
Predilesi
Batang tubuh, wajah,
lengan atas, dan tungkai
atas.
Tangan, kaki dan wajah. Nervus Auricularis Magnus, N. Radialis, N.Ulnaris,
N Medianus
Klinis
dan
Morfolog
i lesi
• Plak atrofik dengan
wama hipo atau
hiperpigmentasi.
• Raynaud phenomenon
(-).
• Selain kelainan kulit,
dapat ditemukan
kelainan sendi, otot,
neurologis, mata, gigi,
lidah, dan kelenjar
ludah.
• Pada kulit dapat pula
ditemukan wama hipo dan
hiperpigmentasi (salt and
pepper).
• Raynaud phenomenon (+).
• Pada kulit ditemukan lesi macula hipopigmentasi
• Ditemukannya Cardinal Sign :
1. Kelainan kulit berbentuk hipopigmentasi
atau eritema anestesi.
2. Penebalan saraf perifer disertai gangguan
fungsi sensoris (anetesi), motoris (paresis
atau paralisis), maupun otonom (kulit kering
atau anhidrosis, terdapat fisura, maupun
alopesia pada daerah lesi)
3. Ditemukan Basil Tahan Asam (BTA) pada
kerokan kulit
Vitiligo Ptyriasis Versicolor
Definisi
Penyakit akibat proses depigmentasi pada
kulit, disebabkan faktor genetik dan non
genetik yang berinteraksi dengan kehilangan
atau ketahanan fungsi melanosit dan pada
merupakan perisitiwa autoimun.
Infeksi kulit superfisial kronik, akibat infeksi
Malassezia, umumnya tidak memberikan gejala
subjektif, ditandai oleh area depigmentasi atau
diskolorisasi berskuama halus, tersebar diskret atau
konfluen terutama pada badan bagian atas
Predilesi
Lesi dapat muncul di mana saja, tetapi
umumnya di daerah peregangan dan
tekanan misalnya: lutut, siku, punggung
tangan dan jari-jari.
Badan bagian atas, leher, perut, ekstremitas sisi
proksimal. Kadang pada wajah dan kulit kepala,
dapat juga ditemukan pada aksila, lipat paha dan
genitalia
Klinis dan
Morfologi
lesi
• Tidak ada gejala subjektif.
• Makula putih susu homogen berbatas
tegas.
• Biasanya simetris.
• Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi, dan kadang eritematosa, terdiri
atas berbagai ukuran dan berskuama halus
• Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya
berupa keluhan kosmetik
• Pruritus tidak ada atau hanya pruritus ringan
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan anjuran pasien adalah :
1. Biopsi kulit
2. Ana test
ANALISIS TATA LAKSANA
Hamzah, 2016
Metylprednisolone 2x4 mg
Zinc 1x10 mg
Kortikosteroid dapat menghambat proliferasi
fibroblast dan sebagai imunomodulator
sehingga mengurangi fibrosis dan inflamasi
Terimakasih

More Related Content

Similar to Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx

ASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonsonASKEP sindrom steven jhonson
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
Kaze Va
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Encepal Cere
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
Hilya Hilya
 
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).pptppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
WahyudiBambangSukoco1
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
KEPKNHM
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
TeguhPanca1
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
AloisiaDysi2
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
octo zulkarnain
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
klinikmora
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
Reza Oktarama
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
Mikhael_Theofanimia
 
I. bab v kulit
I. bab v kulitI. bab v kulit
I. bab v kulit
Nurul Fadli
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
SuciMayvera1
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
fitriamfk
 
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
WinendyDeo1
 
kulit ss
kulit sskulit ss
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusMargareta Wanda
 

Similar to Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx (20)

ASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonsonASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonson
 
Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)Sindrom steven johnson (ssj)
Sindrom steven johnson (ssj)
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Case report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaeheeCase report dr hilya jaehee
Case report dr hilya jaehee
 
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).pptppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
ppt-dev-ptiriasis-rosea (1).ppt
 
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kustaasuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
asuehan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 
Asuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitusAsuhan keperawatan pada dekubitus
Asuhan keperawatan pada dekubitus
 
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptxSwamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
Swamedikasi Penyakit Kulit_Kel 1-1.pptx
 
Prurigo nodularis
Prurigo nodularisPrurigo nodularis
Prurigo nodularis
 
Dk pemicu 4
Dk  pemicu 4Dk  pemicu 4
Dk pemicu 4
 
I. bab v kulit
I. bab v kulitI. bab v kulit
I. bab v kulit
 
ppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptxppt DKA muffakir.pptx
ppt DKA muffakir.pptx
 
Sekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kustaSekilas mengenal penyakit kusta
Sekilas mengenal penyakit kusta
 
Askep kusta
Askep kustaAskep kusta
Askep kusta
 
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
Idiopathic trombocytopenic purpura ( itp )
 
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
210751075-Liken-Simpleks-Kronis.pptx
 
kulit ss
kulit sskulit ss
kulit ss
 
Presentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine DekubitusPresentasi Higine Dekubitus
Presentasi Higine Dekubitus
 

Recently uploaded

Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 

Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx

  • 1. Tutorial Klinik Kelompok D Co-Assistant : Ihsan Anas Thaharatin Giza W. Lisa Dwi Aryani Ulfa Intan T. Nur Sazaro Tudhur Aradila Irsalina KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD DR H ABDUL MOELOEK 2021 Preceptor dr.Yulisna Sp.KK Skleroderma
  • 2. Nama : Ny. K Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 52 tahun Agama : Islam Suku : Lampung Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status : Menikah Pemeriksaan : 16 Agustus 2022 IDENTITAS
  • 3. Keluhan Tambahan - Anamnesis Keluhan Utama Bercak bercak putih di dada dan leher sejak 3 bulan SMRS.
  • 4. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien perempuan, usia 52 tahun, dating ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSAM dengan keluhan bercak putih pada leher dan dada sejak 3 bulan SMRS. Bercak putih pertama kali muncul di bagian dada kiri atas, awalnya muncul sebesar uang logam kemudian semakin lama semakin meluas. Bercak juga mulai muncul pada bagian dada kiri atas, punggung kiri atas, dan leher yang juga dirasakan semakin meluas. Pada bagian bercak teraba keras dan kaku. Keluhan rasa baal dan gatal disangkal. Awalnya pasien mengabaikan keluhan tersebut, tetapi karena semakin meluas akhirnya pasien memutuskan untuk berobat.
  • 5. Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat keluhan serupa disangkal. • Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal. • Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal.
  • 6. Riwayat Pribadi Sosial • Hygiene pasien baik, pasien mandi dua kali sehari menggunakan sabun dan selalu mengganti baju dua kali sehari. • Pasien tidak merokok dan meminum alcohol.
  • 7. Pemeriksaan Fisik Status Generalis • KU : Tampak Sakit Sedang • Kesadaraan : Compos Mentis Inspeksi Pada Regio Cervikalisantetior, Thoraks Anterior dan Posterior, tampak macula hipopigmentasi berbatas tegas, bentuk ireguler berukuran nummular – plakat, berjumlah 4 buah tersebar diskret. Palpasi Kulit teraba seperti keadaan kulitnya yang normal
  • 8. Konfirmasi • Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya. Informasi • Menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab, faktor resiko dan rencana pengobatan yang akan diberikan dan prognosis. Edukasi • Edukasi mengenai terapi dan latihan fisik secara teratur untuk mempertahankan sirkulasi, mobilitas sendi, serta kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. • Edukasi untuk menghindari paparan dingin dan dilarang merokok. Tatalaksana Umum
  • 9. Topikal Sistemik Tatalaksana Khusus Urea Cream 10 % 2 x 1 Methylprednisolone 2x8 mg Zink tab 1x20 mg
  • 10. Pemeriksaan Anjuran 1. Biopsi kulit 1. Ana test
  • 11. ● Quo Ad vitam : Dubia Ad bonam ● Quo Ad Functionam : Dubia Ad malam ● Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam Prognosis
  • 14. SKLERODERMA Sistemik Tipe Kutan Skleroderma merupakan penyakit autoimun kronik yang ditandai oleh kulit yang mengeras. Terdapat 2 bentuk, yaitu:
  • 15. I. Tipe Kutan Skleroderma tipe kutan disebut pula morfea. Morfea ditandai oleh kulit mengeras berwarna kuning gading dengan batas tegas ataupun difus. Etiologi dan patogenesis morfea masih belum diketahui dengan pasti. Diduga terjadi abnormalitas metabolisme kolagen, yang dibuktikan melalui peningkatan produksi kolagen tipe III. Beberapa faktor yang diduga berperan adalah: • Faktor genetic • Trauma jaringan lokal, termasuk radiasi, operasi, gigitan serangga, dan suntikan intramuskular., infeksi • Mekanisme autoimun SKLERODERMA
  • 16. Gejala Klinis Awal: plak atau bercak eritematosa yang terkadang tampak menyerupai jaring (reticulated). Rasa nyeri dan/atau gatal dapat mendahului lesi kulit. Plak hipopigmentasi dengan bagian sklerotik pada bagian tengahnya yang dikelilingi warna kemerahan atau keunguan pada tepinya (fase inflamatorik). Bagian yang sklerotik menjadi berwarna putih mengkilat dengan warna hiperpigmentasi di sekitarnya (fase sklerotik). Setelah berbulan- bulan hingga bertahun-tahun, plak sklerotik akan melunak dan menjadi atrofik dengan warna hipo- atau hiperpigmentasi (fase atrofik). Fase atrofik menyebabkan kulit tampak berkerut seperti cigarette paper, cliff drop (dermal), atau deep indentions (subkutis atau lebih dalam).
  • 17. Pemeriksaan Penunjang Diagnosis morfea biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan laboratorium lain tidak disarankan jika tidak terdapat tanda klinis yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Terkadang dapat ditemukan peningkatan titer antinuclear antibodies (ANA) dan rheumatoid factor (RF).
  • 18. Tatalaksana Beberapa terapi morfea, antara lain: • Fototerapi, yaitu sinar ultraviolet A dengan psoralen atau narrow band UVB • Derivat vitamin D • lmunomodulator, misalnya metotreksat dengan atau tanpa kortikosteroid, mikofenolat mofetil , siklosporin, takrolimus topikal , atau imiquimod topikal. • Antimikroba, misalnya hidroksiklorokuin
  • 19. Sistemik Penyakit yang mengenai beberapa sistem organ, yang ditandai: fibrosis luas, inflamasi, dan vaskulopati. Organ yang sering terkena adalah kulit, sal. cerna, paru, jantung, ginjal. SKLERODERMA
  • 20. Gejala Klinis Manifestasi klinis skleroderma bergantung pada perluasan dan stadium penyakit. Pada diffuse cutaneous scleroderma terjadi pengerasan kulit yang progresif. Fenomena Raynaud yang terjadi dalam 1 tahun setelah kulit mulai mengeras. anti-Scl 70 atau antibodi antiRNAPIII. Fibrosis paru, keterlibatan jantung dan gangguan ginjal. Pada limited cutaneous scleroderma : pengerasan kulit pada daerah ekstremitas yang terletak jauh dari sendi lutut dan siku, termasuk wajah. Pada tipe ini, biasanya pasien sudah lama mengalami fenomena Raynaud. Antibodi anti- centromere dan hipertensi arteri pulmonal dapat ditemukan. Kalsinosis, fenomena Raynaud, dis- motilitas esophagus, sklerodaktili, dan teleangiektasia (CREST) merupakan bagian dari kelainan ini.
  • 21. Terapi sistemik obat-obatan imunosupresif, contoh: kortikosteroid sistemik dalam jangka pendek dan fototerapi (UVA- 1 atau PUVA). Radiasi UVA-1 dapat menghambat fibrosis dan proses inflamasi , serta mengurangi luas kulit yang sklerotik. Tatalaksana Tatalaksana utama untuk kulit terapi dan latihan fisik secara teratur untuk mempertahankan sirkulasi, mobilitas sendi, serta kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup. Kulit pada skleroderma cenderung kering, kaku, dan rentan terhadap trauma. Pengerasan kulit dapat membaik dengan pemberian kortikosteroid topikal, calcineurin inhibitortopikal, pelembab, atau drainase saluran limfe.
  • 23. ANALISIS DATA Nama : Ny. K Usia : 52 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Bandar Lampung Suku Bangsa : Lampung Agama : Islam IRA. 2020 Amaka O. 2021
  • 24. ANALISIS KASUS Subjektif • Keluhan bercak putih pada leher dan dada sejak 3 bulan SMRS. • Bercak putih pertama kali muncul di bagian dada kiri atas, awalnya muncul sebesar uang logam kemudian semakin lama semakin meluas. • Bercak juga mulai muncul pada bagian dada kiri atas, punggung kiri atas, dan leher yang juga dirasakan semakin meluas. • Keluhan rasa baal dan gatal disangkal • Riwayat keluhan serupa, autoimun dan lepra disangkal. • Hygiene pasien baik, pasien mandi dua kali sehari menggunakan sabun dan selalu mengganti baju dua kali sehari. Gejala klinis penyakit Skleroderma pada pasien ditetapkan berdasarkan temuan 1. Kelainan kulit berupa munculnya lesi hipopigmentasi yang makin lama makin meluas 2. Lesi pada scleroderma sering ditemukan pada batang tubuh dan menyebar ke daerah akral namun tidak mengenai jari tangan dan kaki 3. Keluhan baal dan gatal tidak ada 4. Hygiene pasien baik 5. Tidak ada Raynaud phenomenon, yaitu serangan vasospasme pada arteriol akibat stimulus suhu dingin, stress dll yang menyebabkan timbulnya nyeri pada jari kaki atau tangan Dari keluhan, dapat dipikirkan: 1. Skleroderma Tipe Kutan 3. Morbus Hansen 2. Vitiligo 4. Ptyriasis Versicolor
  • 25. Morfea Skleroderma Sistemik Morbus Hansen Definisi Penyakit dengan kulit mengeras berwama kuning gading dengan batas tegas ataupun difus. Penyakit dengan kulit mengeras progresif yang mengenai beberapa sistem organ, yang ditandai oleh adanya fibrosis luas, inflamasi, dan vaskulopati. Organ yang sering terkena adalah kulit, saluran cema, paru, jantung dan ginjal. Merupakan penyakit infeksi kronik akibat M.Leprae yang menyerang saraf perifer dan kulit Predilesi Batang tubuh, wajah, lengan atas, dan tungkai atas. Tangan, kaki dan wajah. Nervus Auricularis Magnus, N. Radialis, N.Ulnaris, N Medianus Klinis dan Morfolog i lesi • Plak atrofik dengan wama hipo atau hiperpigmentasi. • Raynaud phenomenon (-). • Selain kelainan kulit, dapat ditemukan kelainan sendi, otot, neurologis, mata, gigi, lidah, dan kelenjar ludah. • Pada kulit dapat pula ditemukan wama hipo dan hiperpigmentasi (salt and pepper). • Raynaud phenomenon (+). • Pada kulit ditemukan lesi macula hipopigmentasi • Ditemukannya Cardinal Sign : 1. Kelainan kulit berbentuk hipopigmentasi atau eritema anestesi. 2. Penebalan saraf perifer disertai gangguan fungsi sensoris (anetesi), motoris (paresis atau paralisis), maupun otonom (kulit kering atau anhidrosis, terdapat fisura, maupun alopesia pada daerah lesi) 3. Ditemukan Basil Tahan Asam (BTA) pada kerokan kulit
  • 26. Vitiligo Ptyriasis Versicolor Definisi Penyakit akibat proses depigmentasi pada kulit, disebabkan faktor genetik dan non genetik yang berinteraksi dengan kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit dan pada merupakan perisitiwa autoimun. Infeksi kulit superfisial kronik, akibat infeksi Malassezia, umumnya tidak memberikan gejala subjektif, ditandai oleh area depigmentasi atau diskolorisasi berskuama halus, tersebar diskret atau konfluen terutama pada badan bagian atas Predilesi Lesi dapat muncul di mana saja, tetapi umumnya di daerah peregangan dan tekanan misalnya: lutut, siku, punggung tangan dan jari-jari. Badan bagian atas, leher, perut, ekstremitas sisi proksimal. Kadang pada wajah dan kulit kepala, dapat juga ditemukan pada aksila, lipat paha dan genitalia Klinis dan Morfologi lesi • Tidak ada gejala subjektif. • Makula putih susu homogen berbatas tegas. • Biasanya simetris. • Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, dan kadang eritematosa, terdiri atas berbagai ukuran dan berskuama halus • Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya berupa keluhan kosmetik • Pruritus tidak ada atau hanya pruritus ringan
  • 28. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan anjuran pasien adalah : 1. Biopsi kulit 2. Ana test
  • 29. ANALISIS TATA LAKSANA Hamzah, 2016 Metylprednisolone 2x4 mg Zinc 1x10 mg Kortikosteroid dapat menghambat proliferasi fibroblast dan sebagai imunomodulator sehingga mengurangi fibrosis dan inflamasi