Laporan kasus ini membahas sindrom Stevens Johnson pada seorang wanita berusia 29 tahun yang dirujuk ke poliklinik kulit dengan keluhan munculnya gelembung berisi cairan, lepuh, dan ruam merah yang gatal dan menjalar selama 5 hari. Pasien juga memiliki riwayat epilepsi. Pemeriksaan fisik menunjukkan lesi kulit eritematosa dengan plak, skuama, erosi, dan deskuamasi. Diagnosis sindrom Stevens Johnson ditegakkan
Skleroderma adalah penyakit kronik yang mengenai pembuluh darah mikro dan jaringan ikat lunak, menyebabkan fibrosis dan obliterasi pembuluh darah pada berbagai organ. Terdapat dua jenis skleroderma, yaitu lokal yang lebih jarang didapat dan sistemik yang lebih sering menyerang wanita. Komplikasi skleroderma sistemik dapat berupa PAH, RP, dan SRC. Penatalaksanaannya meliputi edukasi, kontrol teratur, dan pen
Pasien wanita berusia 72 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil berisi cairan di kelopak mata kiri dan dahi kiri disertai nyeri dan gatal. Didiagnosis menderita herpes zoster oftalmikus sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang. Dilakukan penatalaksanaan dengan obat antivirus, analgesik, dan antiseptik serta menjaga kebersihan dan istirahat. Prognosis umumnya baik asalkan mendapat peng
Laporan kasus ini membahas sindrom Stevens Johnson pada seorang wanita berusia 29 tahun yang dirujuk ke poliklinik kulit dengan keluhan munculnya gelembung berisi cairan, lepuh, dan ruam merah yang gatal dan menjalar selama 5 hari. Pasien juga memiliki riwayat epilepsi. Pemeriksaan fisik menunjukkan lesi kulit eritematosa dengan plak, skuama, erosi, dan deskuamasi. Diagnosis sindrom Stevens Johnson ditegakkan
Skleroderma adalah penyakit kronik yang mengenai pembuluh darah mikro dan jaringan ikat lunak, menyebabkan fibrosis dan obliterasi pembuluh darah pada berbagai organ. Terdapat dua jenis skleroderma, yaitu lokal yang lebih jarang didapat dan sistemik yang lebih sering menyerang wanita. Komplikasi skleroderma sistemik dapat berupa PAH, RP, dan SRC. Penatalaksanaannya meliputi edukasi, kontrol teratur, dan pen
Pasien wanita berusia 72 tahun datang dengan keluhan bintil-bintil berisi cairan di kelopak mata kiri dan dahi kiri disertai nyeri dan gatal. Didiagnosis menderita herpes zoster oftalmikus sinistra berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang. Dilakukan penatalaksanaan dengan obat antivirus, analgesik, dan antiseptik serta menjaga kebersihan dan istirahat. Prognosis umumnya baik asalkan mendapat peng
Sindrom Steven Johnson adalah kelainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula yang mengenai kulit, mata, dan lendir. Penyebabnya belum pasti tetapi mungkin obat, infeksi, atau faktor lain. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk demam dan nyeri. Penatalaksanaannya meliputi cairan infus, antibiotik, dan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi seperti infeksi atau kebutaan.
1) Sindrom Steven-Johnson adalah reaksi alergi obat yang parah yang mempengaruhi kulit dan membran mukosa
2) Gejala klinisnya meliputi eritema, vesikel, dan bula pada kulit serta kelainan mata dan mulut
3) Penatalaksanaannya meliputi penghentian obat penyebab, kortikosteroid, antibiotika, dan perawatan luka
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang saraf dan kulit. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara termasuk Indonesia. Kusta dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis dan deformitas yang berdampak luas pada aspek sosial, ekonomi, budaya, serta keamanan dan ketahanan nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, faktor risiko, fase penyembuhan luka, dan penatalaksanaan dekubitus. Dekubitus didefinisikan sebagai kerusakan jaringan akibat penekanan yang berlangsung lama, yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Faktor risikonya meliputi mobilitas yang rendah, sensori yang berkurang, dan tekanan yang berlebihan pada area
Prurigo nodularis merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan gatal pada kulit dan sering kambuh. Pasien mengeluhkan rasa gatal dan benjolan pada lengan dan kaki yang semakin parah saat stres. Pemeriksaan menunjukkan benjolan merah dengan bekas luka goresan tersebar secara simetris. Diagnosis prurigo nodularis ditegakkan dan pasien mendapat pengobatan antihistamin dan kortikosteroid
Berdasarkan dokumen tersebut, ibu mengeluh gatal-gatal dan munculnya plak di sekitar sendi lutut dan lengan selama sebulan terakhir. Plak tersebut menebal dan sering kambuh ketika cuaca dingin dan lembab. Sendi-sendi juga terasa sakit. Berdasarkan gejala klinis, diduga ibu mengalami psoriasis.
Pasien laki-laki berumur 13 tahun datang dengan keluhan demam dan luka di mulut yang menyebabkan nyeri dan sulit makan. Luka tersebut muncul setelah menggunakan obat gentian violet dari puskesmas. Berdasarkan riwayat penyakit, lokalisasi luka, dan gejala klinis, diduga pasien mengalami dermatitis kontak alergi akibat obat gentian violet.
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf perifer dan dapat menyebabkan kerusakan jika tidak ditangani. Gejala umum penyakit kusta antara lain bercak pada kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Penularan terjadi melalui kontak dekat dengan penderita selama waktu yang lama. Pencegahan melalui pengob
Sindrom Steven Johnson adalah kelainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula yang mengenai kulit, mata, dan lendir. Penyebabnya belum pasti tetapi mungkin obat, infeksi, atau faktor lain. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk demam dan nyeri. Penatalaksanaannya meliputi cairan infus, antibiotik, dan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi seperti infeksi atau kebutaan.
1) Sindrom Steven-Johnson adalah reaksi alergi obat yang parah yang mempengaruhi kulit dan membran mukosa
2) Gejala klinisnya meliputi eritema, vesikel, dan bula pada kulit serta kelainan mata dan mulut
3) Penatalaksanaannya meliputi penghentian obat penyebab, kortikosteroid, antibiotika, dan perawatan luka
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menyerang saraf dan kulit. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di beberapa negara termasuk Indonesia. Kusta dapat menyebabkan berbagai komplikasi medis dan deformitas yang berdampak luas pada aspek sosial, ekonomi, budaya, serta keamanan dan ketahanan nasional.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, faktor risiko, fase penyembuhan luka, dan penatalaksanaan dekubitus. Dekubitus didefinisikan sebagai kerusakan jaringan akibat penekanan yang berlangsung lama, yang dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah. Faktor risikonya meliputi mobilitas yang rendah, sensori yang berkurang, dan tekanan yang berlebihan pada area
Prurigo nodularis merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan gatal pada kulit dan sering kambuh. Pasien mengeluhkan rasa gatal dan benjolan pada lengan dan kaki yang semakin parah saat stres. Pemeriksaan menunjukkan benjolan merah dengan bekas luka goresan tersebar secara simetris. Diagnosis prurigo nodularis ditegakkan dan pasien mendapat pengobatan antihistamin dan kortikosteroid
Berdasarkan dokumen tersebut, ibu mengeluh gatal-gatal dan munculnya plak di sekitar sendi lutut dan lengan selama sebulan terakhir. Plak tersebut menebal dan sering kambuh ketika cuaca dingin dan lembab. Sendi-sendi juga terasa sakit. Berdasarkan gejala klinis, diduga ibu mengalami psoriasis.
Pasien laki-laki berumur 13 tahun datang dengan keluhan demam dan luka di mulut yang menyebabkan nyeri dan sulit makan. Luka tersebut muncul setelah menggunakan obat gentian violet dari puskesmas. Berdasarkan riwayat penyakit, lokalisasi luka, dan gejala klinis, diduga pasien mengalami dermatitis kontak alergi akibat obat gentian violet.
Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit dan saraf perifer dan dapat menyebabkan kerusakan jika tidak ditangani. Gejala umum penyakit kusta antara lain bercak pada kulit, kehilangan sensasi, dan kerusakan saraf. Penularan terjadi melalui kontak dekat dengan penderita selama waktu yang lama. Pencegahan melalui pengob
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Tutorial Klinik
Kelompok D
Co-Assistant :
Ihsan Anas
Thaharatin Giza W.
Lisa Dwi Aryani
Ulfa Intan T.
Nur Sazaro Tudhur
Aradila Irsalina
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR H ABDUL MOELOEK
2021
Preceptor
dr.Yulisna Sp.KK
Skleroderma
2. Nama : Ny. K
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun
Agama : Islam
Suku : Lampung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Pemeriksaan : 16 Agustus 2022
IDENTITAS
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien perempuan, usia 52 tahun, dating ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSAM
dengan keluhan bercak putih pada leher dan dada sejak 3 bulan SMRS.
Bercak putih pertama kali muncul di bagian dada kiri atas, awalnya muncul
sebesar uang logam kemudian semakin lama semakin meluas. Bercak juga
mulai muncul pada bagian dada kiri atas, punggung kiri atas, dan leher yang
juga dirasakan semakin meluas. Pada bagian bercak teraba keras dan kaku.
Keluhan rasa baal dan gatal disangkal. Awalnya pasien mengabaikan
keluhan tersebut, tetapi karena semakin meluas akhirnya pasien memutuskan
untuk berobat.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa disangkal.
• Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa pada keluarga disangkal.
• Riwayat penyakit autoimun dan lepra disangkal.
6. Riwayat Pribadi Sosial
• Hygiene pasien baik, pasien mandi dua kali sehari menggunakan sabun dan selalu
mengganti baju dua kali sehari.
• Pasien tidak merokok dan meminum alcohol.
7. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• KU : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaraan : Compos Mentis
Inspeksi
Pada Regio Cervikalisantetior, Thoraks Anterior dan Posterior,
tampak macula hipopigmentasi berbatas tegas, bentuk ireguler
berukuran nummular – plakat, berjumlah 4 buah tersebar diskret.
Palpasi
Kulit teraba seperti keadaan kulitnya yang normal
8. Konfirmasi
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya.
Informasi
• Menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab, faktor resiko dan rencana
pengobatan yang akan diberikan dan prognosis.
Edukasi
• Edukasi mengenai terapi dan latihan fisik secara teratur untuk mempertahankan
sirkulasi, mobilitas sendi, serta kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
• Edukasi untuk menghindari paparan dingin dan dilarang merokok.
Tatalaksana Umum
15. I. Tipe Kutan
Skleroderma tipe kutan disebut pula morfea.
Morfea ditandai oleh kulit mengeras berwarna
kuning gading dengan batas tegas ataupun difus.
Etiologi dan patogenesis morfea
masih belum diketahui dengan
pasti. Diduga terjadi abnormalitas
metabolisme kolagen, yang
dibuktikan melalui peningkatan
produksi kolagen tipe III.
Beberapa faktor yang diduga
berperan adalah:
• Faktor genetic
• Trauma jaringan lokal,
termasuk radiasi, operasi,
gigitan serangga, dan suntikan
intramuskular., infeksi
• Mekanisme autoimun
SKLERODERMA
16. Gejala Klinis
Awal: plak atau
bercak eritematosa
yang terkadang
tampak
menyerupai jaring
(reticulated). Rasa
nyeri dan/atau
gatal dapat
mendahului lesi
kulit.
Plak
hipopigmentasi
dengan bagian
sklerotik pada
bagian tengahnya
yang dikelilingi
warna kemerahan
atau keunguan
pada tepinya (fase
inflamatorik).
Bagian yang
sklerotik menjadi
berwarna putih
mengkilat dengan
warna
hiperpigmentasi di
sekitarnya (fase
sklerotik).
Setelah berbulan-
bulan hingga
bertahun-tahun,
plak sklerotik akan
melunak dan
menjadi atrofik
dengan warna
hipo- atau
hiperpigmentasi
(fase atrofik).
Fase atrofik
menyebabkan kulit
tampak berkerut
seperti cigarette
paper, cliff drop
(dermal), atau
deep indentions
(subkutis atau
lebih dalam).
17. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis morfea biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laboratorium lain tidak disarankan jika tidak terdapat tanda klinis yang
membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Terkadang dapat ditemukan peningkatan titer antinuclear
antibodies (ANA) dan rheumatoid factor (RF).
18. Tatalaksana
Beberapa terapi morfea, antara lain:
• Fototerapi, yaitu sinar ultraviolet A dengan psoralen atau
narrow band UVB
• Derivat vitamin D
• lmunomodulator, misalnya metotreksat dengan atau
tanpa kortikosteroid, mikofenolat mofetil , siklosporin,
takrolimus topikal , atau imiquimod topikal.
• Antimikroba, misalnya hidroksiklorokuin
19. Sistemik
Penyakit yang mengenai beberapa sistem organ,
yang ditandai: fibrosis luas, inflamasi, dan
vaskulopati. Organ yang sering terkena adalah
kulit, sal. cerna, paru, jantung, ginjal.
SKLERODERMA
20. Gejala Klinis
Manifestasi klinis skleroderma bergantung pada perluasan dan stadium
penyakit.
Pada diffuse cutaneous scleroderma terjadi pengerasan kulit yang progresif.
Fenomena Raynaud yang terjadi dalam 1 tahun setelah kulit mulai
mengeras.
anti-Scl 70 atau antibodi antiRNAPIII.
Fibrosis paru, keterlibatan jantung dan gangguan ginjal.
Pada limited cutaneous scleroderma : pengerasan kulit pada daerah ekstremitas yang terletak jauh dari
sendi lutut dan siku, termasuk wajah. Pada tipe ini, biasanya pasien sudah lama mengalami fenomena
Raynaud. Antibodi anti- centromere dan hipertensi arteri pulmonal dapat ditemukan. Kalsinosis, fenomena
Raynaud, dis- motilitas esophagus, sklerodaktili, dan teleangiektasia (CREST) merupakan bagian dari
kelainan ini.
21. Terapi sistemik obat-obatan imunosupresif,
contoh: kortikosteroid sistemik dalam jangka pendek
dan fototerapi (UVA- 1 atau PUVA). Radiasi UVA-1
dapat menghambat fibrosis dan proses inflamasi ,
serta mengurangi luas kulit yang sklerotik.
Tatalaksana
Tatalaksana utama untuk kulit terapi dan latihan fisik secara
teratur untuk mempertahankan sirkulasi, mobilitas sendi, serta
kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup. Kulit pada
skleroderma cenderung kering, kaku, dan rentan terhadap
trauma. Pengerasan kulit dapat membaik dengan pemberian
kortikosteroid topikal, calcineurin inhibitortopikal, pelembab, atau
drainase saluran limfe.
23. ANALISIS DATA
Nama : Ny. K
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandar Lampung
Suku Bangsa : Lampung
Agama : Islam
IRA. 2020
Amaka O. 2021
24. ANALISIS KASUS
Subjektif
• Keluhan bercak putih pada leher dan
dada sejak 3 bulan SMRS.
• Bercak putih pertama kali muncul di
bagian dada kiri atas, awalnya muncul
sebesar uang logam kemudian semakin
lama semakin meluas.
• Bercak juga mulai muncul pada bagian
dada kiri atas, punggung kiri atas, dan
leher yang juga dirasakan semakin meluas.
• Keluhan rasa baal dan gatal disangkal
• Riwayat keluhan serupa, autoimun dan
lepra disangkal.
• Hygiene pasien baik, pasien mandi dua
kali sehari menggunakan sabun dan
selalu mengganti baju dua kali sehari.
Gejala klinis penyakit Skleroderma pada
pasien ditetapkan berdasarkan temuan
1. Kelainan kulit berupa munculnya lesi
hipopigmentasi yang makin lama makin
meluas
2. Lesi pada scleroderma sering ditemukan
pada batang tubuh dan menyebar ke
daerah akral namun tidak mengenai jari
tangan dan kaki
3. Keluhan baal dan gatal tidak ada
4. Hygiene pasien baik
5. Tidak ada Raynaud phenomenon, yaitu
serangan vasospasme pada arteriol
akibat stimulus suhu dingin, stress dll
yang menyebabkan timbulnya nyeri
pada jari kaki atau tangan
Dari keluhan, dapat dipikirkan:
1. Skleroderma Tipe Kutan 3. Morbus Hansen
2. Vitiligo
4. Ptyriasis Versicolor
25. Morfea Skleroderma Sistemik Morbus Hansen
Definisi
Penyakit dengan kulit
mengeras berwama kuning
gading dengan batas tegas
ataupun difus.
Penyakit dengan kulit mengeras
progresif yang mengenai
beberapa sistem organ, yang
ditandai oleh adanya fibrosis
luas, inflamasi, dan vaskulopati.
Organ yang sering terkena
adalah kulit, saluran cema,
paru, jantung dan ginjal.
Merupakan penyakit infeksi kronik akibat M.Leprae
yang menyerang saraf perifer dan kulit
Predilesi
Batang tubuh, wajah,
lengan atas, dan tungkai
atas.
Tangan, kaki dan wajah. Nervus Auricularis Magnus, N. Radialis, N.Ulnaris,
N Medianus
Klinis
dan
Morfolog
i lesi
• Plak atrofik dengan
wama hipo atau
hiperpigmentasi.
• Raynaud phenomenon
(-).
• Selain kelainan kulit,
dapat ditemukan
kelainan sendi, otot,
neurologis, mata, gigi,
lidah, dan kelenjar
ludah.
• Pada kulit dapat pula
ditemukan wama hipo dan
hiperpigmentasi (salt and
pepper).
• Raynaud phenomenon (+).
• Pada kulit ditemukan lesi macula hipopigmentasi
• Ditemukannya Cardinal Sign :
1. Kelainan kulit berbentuk hipopigmentasi
atau eritema anestesi.
2. Penebalan saraf perifer disertai gangguan
fungsi sensoris (anetesi), motoris (paresis
atau paralisis), maupun otonom (kulit kering
atau anhidrosis, terdapat fisura, maupun
alopesia pada daerah lesi)
3. Ditemukan Basil Tahan Asam (BTA) pada
kerokan kulit
26. Vitiligo Ptyriasis Versicolor
Definisi
Penyakit akibat proses depigmentasi pada
kulit, disebabkan faktor genetik dan non
genetik yang berinteraksi dengan kehilangan
atau ketahanan fungsi melanosit dan pada
merupakan perisitiwa autoimun.
Infeksi kulit superfisial kronik, akibat infeksi
Malassezia, umumnya tidak memberikan gejala
subjektif, ditandai oleh area depigmentasi atau
diskolorisasi berskuama halus, tersebar diskret atau
konfluen terutama pada badan bagian atas
Predilesi
Lesi dapat muncul di mana saja, tetapi
umumnya di daerah peregangan dan
tekanan misalnya: lutut, siku, punggung
tangan dan jari-jari.
Badan bagian atas, leher, perut, ekstremitas sisi
proksimal. Kadang pada wajah dan kulit kepala,
dapat juga ditemukan pada aksila, lipat paha dan
genitalia
Klinis dan
Morfologi
lesi
• Tidak ada gejala subjektif.
• Makula putih susu homogen berbatas
tegas.
• Biasanya simetris.
• Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi, dan kadang eritematosa, terdiri
atas berbagai ukuran dan berskuama halus
• Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya
berupa keluhan kosmetik
• Pruritus tidak ada atau hanya pruritus ringan
29. ANALISIS TATA LAKSANA
Hamzah, 2016
Metylprednisolone 2x4 mg
Zinc 1x10 mg
Kortikosteroid dapat menghambat proliferasi
fibroblast dan sebagai imunomodulator
sehingga mengurangi fibrosis dan inflamasi