2. Aldosteronisme adalah gangguan hormonal yang
menyebabkan tekanan darah tinggi .
Kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah hormon
penting . Salah satu hormon yang dihasilkannya adalah
aldosteron yang berfungsi menyeimbangkan natium dan
kalium dalam darah.
3. Tumor jinak (adenoma adrenal atau aldosteronoma)
Sindrom conn
Hiperplasia adrenal
Karsinoma adrenal
5. 1. Hipertensi dengan tekanan diastolik
antara 100 – 130 mmHg
1. Hipokalemia
2. Alkalosis metabolik
3. Nyeri kepala, edema
4. Kelemahan otot berat
5. Polinukturia,haus
6. Tampak bingung dan sering kesemutan.
6. 1. peningkatan aldosteron plasma
2. Aktivitas renin plasma (ditekan atau tidak dapat
dirangsang)
3. gagal untuk menekan aldosteron dengan manuver
biasa
4. hipernatremia (135-150 mEg/L)
5. hipokalemia ( 3,5-5 mEg/L)
6. Hiperpolemia
7. alkalosis metabolik
8. CT scan
7. Pengobatan aldosteronisme tergantung pada penyebab
yang mendasarinya
1. Memproduksi aldosteron adenoma (tumor jinak):jika
hanya satu kelenjar adrenal membuat terlalu banyak
aldosteron,dapat diangkat dengan operasi
2. Hiperplasia (pertumbuhan berlebihan dari sel):jika
kelenjar adrenal terlalu aktif,operasi biasanya tidak
di anjurkan.sebaliknya, aldosteronisme diobati
dengan obat seperti spironolactone untuk memblokir
aksi aldosteron dalam tubuh.
8. 1) Pengkajian
Keluhan utama
Klien dengan aldosteronisme biasanya mengeluh
badan terasa lemah,banyak minum, banyak kencing,
sering kencing malam, sakit kepala
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Tanyakan sejak kapan klien merasakan keluhan seperti
yang ada pada keluhan utama dan tindakan yang
dilakukan untuk menaggulanginya
9. Riwayat penyakit dahulu
tanyakan tentang adanya riwayat penyakit atau
pemakaian obat-obatan bebas yang bisa
mempengaruhi.
Riwayat kesehatan keluarga
tanyakan apakah ada keluargayang pernah menderits
penyakit yang sama (aldosteronisme)
10. C. Pemeriksaan Fisik
Observasi
neurologis (kelemahan otot, keletihan, paresthesia)
Kardiovasikuler (kardiomegali,penurunan konduksi
melalui myocardium
Ginjal (poliuri,polidipsi,azotemia)
11. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
1. Kelebihan volume
cairan b/d hipernatremia
sekunder terhadap
hiperaldosteronisme
1. Timbang pasien tiap
hari pada waktu yang
sama,laporkan bila
terjadi penambahan
berat badan > 0,5 kg/
hari
2. Ukur intake dan
output setiap 8 jam
3. Pertahankan diet
rendah natrium
4. Pantau kadar natrium
serum
5. Pantau efektivitas dan
efek samping diuretik
1. Untuk mengetahui
adanya penambahan
BB karena edema
2. Mengetahui apakah
masukan dan keluaran
cairan seimbang
3. Menghindari
terjadinya
hipernatremia
4. Mengetahui
keseimbangan kadar
natrium dalam tubuh
5. Mengetahui apakah
ada efek tertentu dari
diuretik
12. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
2. Perubahan
kenyamanan b/d
ekskresi urine berlebih
dan polidipsi
1. Ukur intake dan
output setiap 8 jam
2. Anjurkan klien untuk
miksi dalam 1 jam
sekali
3. Anjurkan klien untuk
makan dengan pola
seimbang
4. Berikan suasana
senyaman mungkin
pada klien pada saat
miksi
1. Mengetahui apakah
masukan dan keluaran
cairan seimbang
2. Memastikan pola
nutrisi klien teratur
untuk kenyamanan
3. Menghindari
terjadinya obesitas
pada klien
4. Memberi rasa nyaman
pada klien
13. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
3. Kurang pengetahuan
b/d kurang informasi
mengenai proses
penyakit, pengobatan
dan perawatan diri
1. Jelaskan konsep dasar
proses penyakit
2. Jelaskan mengenai
obat-obatan
3. Jelaskan perlunya
untuk menghindari
obat-obatan yang
dijual bebas
4. Berikan penkes yang
berhubungan dengan
proses penyakit
1. Agar klien mengetahui
proses dan penyebab
terjadinya penyakit
2. Agar klien mengetahui
jenis obat yang boleh
dikonsumsi dan tidak
untuk penyakitnya
3. Agar tidak
menemukan masalah
yang b/d pemberian
obat yang salah
4. Klien dapat
memahami
pentingnya penkes
bagi kesembuhannya.
14. Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
4. Resiko terhadap
perubahan perfusi
jaringan,
1. Ukur intake dan
output setiap 8 jam
2. Anjurkan klien untuk
miksi dalam 1 jam
sekali
3. Anjurkan klien untuk
makan dengan pola
seimbang
4. Berikan suasana
senyaman mungkin
pada klien pada saat
miksi
5. Pertahankan diet
tinggi kalium
6. Berikan kalium dan
suplemen sesuai
pesanan
7. Pantau kadar kalium
serum setiap 8 jam
8. Pantau terhadap tanda
dan gejala
hipokalemia
9. Bantu saat melakukan
1. Mengetahui apakah
masukan dan keluaran
cairan seimbang
2. Memastikan pola
nutrisi klien teratur
untuk kenyamanan
3. Menghindari
terjadinya obesitas
pada klien
4. Memberi rasa nyaman
pada klien
5. Agar kadar kalium
dalam tubuh normal
6. untuk menambah
masuk kalium yang
tidak didapatkan
7. Mengetahui kadar
kalium normal
8. Mengetahui adanya
gejala hipokalemia
9. Agar klien tidak
mengalami kerusakan