Teori pembelajaran humanistik menekankan pentingnya melibatkan aspek kognitif dan afektif peserta didik dalam proses belajar. Teori ini menganggap guru sebagai fasilitator yang mendukung aktualisasi diri peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya. Pembelajaran yang bermakna terjadi bila melibatkan pikiran dan perasaan peserta didik.
3. Teori Belajar Humanistik adalah suatu teori
dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusisa serta
peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya.
5. Belajar Yang Bermakna Belajar Yang Tidak Bermakna
Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada
mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai
fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa
belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak
ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta
didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme
bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta
didik.
6. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam
proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran dan perasaan peserta didik
belajar yang tidak bermakna terjadi jika
dalam proses pembelajaran melibatkan
aspek pikiran akan tetapi tidak
melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Belajar Yang Bermakna
Belajar Yang Tidak
Bermakna
7. Menurut Roger, peranan
guru dalam kegiatan belajar
siswa menurut pandangan
teori humanisme adalah
sebagai fasilitator yang
berperan aktif dalam
membantu menciptakan iklim kelas yang
kondusif agar siswa bersikap positif terhadap
belajar
membantu siswa untuk memperjelas tujuan
belajarnya dan memberikan kebebasan
kepada siswa untuk belajar
membantu siswa untuk memanfaatkan
dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar
membantu siswa untuk memanfaatkan
dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar
menyediakan berbagai sumber belajar
kepada siswa
menerima pertanyaan dan pendapat, serta
perasaan dari berbagai siswa sebagaimana
adanya
8. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi
individu. Guru tidak bisa memaksakan materi
yang tidak disukai atau tidak relevan dengan
kehidupan mereka. Untuk itu guru harus
memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut
sehingga apabila ingin merubah perilakunya,
guru harus berusaha merubah keyakinan atau
pandangan siswa yang ada.
9. TUJUAN
PENDIDIKAN MENURUT
COMBS
menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta
menciptakan pengalaman dan program untuk perkembangan
keunikan potensi siswa
memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu
memperkuat perolehan ketrampilan dasar
(akademik,pribadi,antarpribadi,komunikasi dan ekonomi)
memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya
mengenal pentingnya perasaan manusia, niali dan persepsi
dalam proses pendidikan
mengembangkan suasana belajar yang menantang dan dapat
dimengerti, mendukung, menyenangkan, serta bebas dari
ancaman
mengembangkan siswa masalah ketulusan, respek dan
menghargai orang lain, dan terampil dalam menyelesaiakan
konflik.
10. Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri
individu ada dua hal, yaitu :
1. suatu usaha yang positif untuk berkembang; dan
2. kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia
menjadi lima hierarki, yaitu:
a. Kebutuhan Fisiologis
b. Kebutuhan rasa Keamanan
c. Kebutuhan Memiliki Cinta
d. Kebutuhan Penghargaan
e. Aktualisasi Diri
11. Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada roh atau
spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai
metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi
para siswa sedangkan Siswa berperan sebagai pelaku
utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa
memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya
secara positif
12. peran guru dalam pembelajaran humanistik
adalah menjadi fasilitator bagi para peserta
didik saat guru memberikan motivasi,
kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik.
Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok
untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran
yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani,
perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial.
13. 1. Merespon perasaan siswa
2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk
mementapkan kebutuhan segera dari siswa)
7. Tersenyum pada siswa
14. Humaning Of
The Classroom
Active Learning
Quantum
Learning
The Accelerated
Learning
Dilatar belakangi oleh kondisi sekolah yang otoriter,
tidak manusiawi. Teori ini terfokus pada
pengembangan model pendidikan afektif.
Asumsi dasar yang dibangun dari model
pembelajaran ini ialah bahwa belajar bukan
merupakan konsekuensi otomatis dari penyampaian
informasi kepada siswa.
mengasumsikan bahwa jika siswa mampu
menggunakan potensi nalar dan emosinya secara
jitu akan mampu membuat loncatan prestasi yang
tidak bisa diduga sebelumnya
merupakan pembelajaran yang dipercepat. Konsep
dasar dari pembelajaran ini berlangsung sangat
cepat, menyenangkan, dan memuaskan