SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
PERKEMBANGAN HEWAN
BAGIAN-BAGIAN TELUR DAN EMBRIO AYAM
OLEH
YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA
(1401842050029)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2016
BAGIAN TELUR AYAM
1. Yolk (kuning telur)
Yolk menyusun 30-33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat dengan warna kuning
sampai jingga tua, dan terletak di pusat telur. Bahan yang memberi warna pada yolk adalah
xanthophil, yaitu suatu pigmen carotenoid yang diturunkan dari pakan. Yolk terdiri dari latebra,
germinal disc (balstoderm), lapisan konsentris terang dan gelap, dan membran vitellin yang
membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan berkilau.
Pembentukan Kuning telur
Kuning telur dihasilkan oleh ovarium sedangkan pigmen yang terdapat pada kuning telur
yang menambah warna kuning adalah xantophyl yaitu suatu pigmen carotenoid yang termasuk
golongan oxycarotenoid diturunkan dari pakan yang dimakan unggas. Tiap ova (kuning telur)
berada dalam folikel, folikel-folikel itu berkumpul, bergerombol sehingga tampak seperti buah
anggur, terikat satu sama lain oleh jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah,
lymphe dan urat syaraf. Ketika ovarium mulai berfungsi, ukuran ova yang terdapat dalam
ovarium itu mulai bertambah besar. Ova ini dibungkus oleh membran vitelin.
Kuning telur mengalami perkembangan dalam ovarium selama 10 hari, sesudah itu
dilepaskan (diovulasikan). Ovulasi adalah pelepasan kuning telur dari ovarium dan jatuhnya ke
dalam mulut oviduct dan terus menuju ke funnel atau telur ini akan lepas dari mulut oviduct dan
jatuh ke rongga tubuh. Kuning telur yang jatuh ke rongga tubuh ini biasanya bisa jatuh kembali
kedalam mulut oviduct. Rata-rata pertambahan diameter dari kuning telur ini 4 mm sehari dan
diovulasikan pada saat berdiameter + 40 mm. Pada hari ke 8 dan 9 sebelum kuning telur
meninggalkan ovarium, pertumbuhan terjadi sangat cepat, pada hari ke 7 sampai ke 4 sebelum
diovulasikan pertumbuhannya agak lambat. Menjelang telur diovulasikan pertumbuhan kuning
telur ini lambat sekali.
Selama pertumbuhan kuning telur ini, germinal disc selalu terdapat dibagian atas kuning
telur. Kuning telur dilepaskan berganti-ganti, berselang 24-36 jam tergantung proses
penelurannya. Dalam keadaan normal kuning telur diovulasikan 15 menit sebelum bertelur.
Kuning telur yang telah dilepaskan oleh ovarium ditangkap dan menempel pada mulut
oviduct. Kuning telur ini bergerak menuju ke funnel, sprmatozoa yang dihasilkan oleh ayam
jantan sewaktu kopulasi, dengan aktif bergerak menembus saluran oviduct mencari sel telur.
Sperma ini akhirnya akan bertemu dengan sel telur atau kuning telur (yolk) ini pada
funnel sehingga proses pembuahanpun terjadi. Sel sperma yang membuahi sel telur ini hanya
satu. Lainnya tidak terus mati tetapi bisa tahan sampai beberapa hari dan menunggu datangnya
dan jatuhnya yolk yang berikutnya.
Fungsi Yolk (kuning telur) Sebagai persediaan makanan bagi embrio.
2. Albumen (putih telur)
Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen terdiri dari 4 fraksi
yaitu, lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan encer dalam (inner thin layer), lapisan
kental luar (firm gel-like layer), dan lapisan encer luar (outher thin layer). Albumen yang
berwarna sedikit kehijauan disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2)
Pembentukan Lapisan Putih Telur dan Chalaza
Setelah kuning telur diovulasikan dan ditangkap oleh mulut oviduct, bergerak ke funnel.
Dalam funnel ini telur dibuahi atau tidak terus bergerak ke magnum. Dalam funnel inui telur
tinggal selama + 15 menit.
Telur ini bergerak karena adanya gerak peristaltik dinding oviduct. Pada magnum ini
disekresikan albumen yang kaya akan mucin sebanyak 50-60% dari putih telur seluruhny.
Kuning telur tinggal dalam magnum ini selama 2 jam 45 menit
3. Lapisan Chalaziferous
Lapisan putih telur tebal daerah ujung-ujung telur mengalami differensiasi membentuk
benang-benang mucin. Benang-benang mucin ini akan berputar membelit seperti tali yang
menuju ke arah ujung telur dan disebut chalaza. Chalaza ini sangat penting untuk menjaga
kedudukan kuning telur dan embrionya selama pengeraman.
Lapisan ini menyusun 3% albumen. Lapisan ini sangat kental tetapi sangat tipis,
mengelilingi yolk dengan rapat pada sisi yang berlawanan dengan yolk, lanjutan dari selaput ini
bercabang ke arah kedua ujung telur sebagai chalaza. Chalaza tampak seperti pintalan tali yang
berwarna keputihan. Chalaza membantu menstabilkan yolk pada posisi sentris dan menghambat
naiknya atau menempelnya yolk ke cangkang bila telur berada dalam keadaan istirahat.
4. Lapisan Putih Telur Encer Dalam
Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 1-40%) albumen yang mengelilingi lapisan chalaziferous.
5. Lapisan Putih Telur Kental Luar
Lapisan ini menyusun 55% (kisaran 30-80%) albumen yang mengalilingi lapisan putih
telur encer dalam dan berperan sebagai pembungkus lapisan putih telur encer dalam dan yolk.
6. Lapisan Putih Telur Encer Luar
Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 10-60%) albumen. Lapisan ini terletak di sebelah
dalam membran kulit telur, kecuali pada bagian ujung telur yang putih kentalnya melekat pada
ujung telur. Prosentase albumen kental dan encer dalam telur bervariasi pada strain, individu,
kesegaran, kondisi, dan waktu penyimpanan.
7. Shell Membrane (Membran Kulit Telur)
Membran ini terdiri atas dua lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan membran kulit
telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3 lapis anyaman serabut protein yang tidak
teratur. Serabut tersebut disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing unruk membentuk
membran tipis, kuat, melekat erat, dan bersama-sama membatasi cangkang di sebelah dalam dan
melekat erat padanya. Membran dalam lebih tipis dari membran luar dengan tebal keseluruhan
0,01-0,02 mm.
Fungsi Disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru.
8. Shell (Cangkang)
Cangkang merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total.
Cangkang tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium
fosfat, dan 4% bahan organik terutama protein.
Telur di dalam uterus tinggal selama 20 jam 45 menit. Selain kelenjar uterus
mensekresikan albumen juga menghasilkan bahan cangkang telur, yang terdiri dari sebagian
besar CaCo3.
CaCo3 di bawa aliran darah ke dalam kelenjar uterus. Pada temperatur yang tinggi, lubang pori-
pori ini semakin besar dan cangkang telur cenderung menjadi tipis karena Ca dalam aliran darah
sedikit. Pigmentasi terjadi di uterus dan vagina 5 jam terakhir sebelum dikeluarkan.
Sebelum telur dikeluarkan di simpan dahulu dalam vagina untuk beberapa waktu. Disini
disekresikan mucus yang ditimbun diluar cangkang telur. Mucus ini mempermudah dan
memperlicin keluarnya telur. Setelah telur dikeluarkan mucus ini dengan segera mengering,
sehingga meninggalkan sisa yang disebut kutikula.
Lama telur berada dalm oviduct adalah + 25 jam. Jadi lamanya pembentukan telur sejak
awal pertumbuhan ova dalam ovarium adalah + 11 hari 2 jam.
9. Air Cell (Rongga Udara)
Pada saat ditelurkan, rongga udara tidak ada. Segera setelah telur dingin, isinya
mengkerut. Sedikit vakum menyebabkan udara masuk melewati pori-pori cangkang untuk
membentuk rongga udara diantara kedua membran. Rongga udara biasanya terbentuk pada
bagian ujung telur yang tumpul karena porositas cangkang paling besar terdapat pada daerah ini.
Tetapi rongga udara bisa terjadi pada bagian lain, tergantung di daerah mana membran kulit telur
mudah terpisah.
Fungsi Sebagai sumber oksigen bagi embrio
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM
Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois.
Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi mengubah isi kuning
telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-
sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu
mencerna albumen.
Padu suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas di hari ke 21.
Berikut merupakan tahapan perkembangan embrio ayam dalam telur :
Hari ke 1
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum
terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk
seperti cincin dengan bagian tepinya gelap,
sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian
tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah
dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan,
mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal
perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk
sudah terjadi perkembangan embrio.
Hari ke 2
Hari ke 3
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat
jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive
streake – suatu bentuk memanjang dari pusat
blastoderm – yang kelak akan berkembang
menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat
garis-garis warna merah yang merupakan
petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan
berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak.
Dengan menggunakan alat khusus seperti
mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung
bening, kantung amnion, dan awal perkembangan
alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut
nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong
amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi
melindungi embrio dari goncangan dan membuat
embrio bergerak bebas.
Hari ke 4
Hari ke 5
Hari ke 6
Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan. Mata
tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak
disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah
membesar.
Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat
otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih
jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai
terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah
berdekatan, dalam fase ini telah terjadi
perkembangan alat reproduksi
Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai
terbentuk. Mata sudah terlihat menonjol, rongga
dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah
membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion
dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
Hari ke 7
Hari ke 8
Hari ke 9
Pada hari ke 7 paruh anak ayam sudah terlihat
seperti bintik gelap pada dasar mata. Pada fase
ini otak dan leher sudah terbentuk.
Pada hari ke 8 mata dari
embrio sudah terlihat sangat
jelas
Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah
sudah mulai bertambah banyak dan
terbentuk jari kaki.
Hari ke 10
Hari ke 11
Hari ke 12
Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai
mengeras dan folikel bulu embrio sudah mulai
terbentuk.
Pada hari ke 11 embrio sudah
terlihat seperti ayam. Pada fase ini
embrio menjadi tambah besar
sehingga yolk akan menyusut.
Pada hari ke 12 embrio sudah semakin besar
dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk
menjadi semakin kecil. Mata sudah mulai
membuka dan telinga sudah terbentuk.
Hari ke 13
Hari ke 14
Hari ke 15
Pada hari ke 13 sisik dan cakar
embrio sudah mulai terlihat
sangat jelas.
Pada hari ke 14 punggung embrio
sudah terlihat melengkung atau
meringkuk dan bulu hampir
menutupi seluruh tubuhnya.
Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah
kebagian tumpul bagian telur.
Hari ke 16
Hari ke 17
Hari ke 18
Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi
yang baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan
paruh sudah semakin mengeras
Pada hari ke 17 paruh embrio
sudah membalik ke atas
Pada hari ke 18 embrio sudah
tampak jelas seperti ayam akan
mempersiapkan diri akan
menetas. Jari kaki, sayap, dan
bulunya berkembang dengan baik.
Hari ke 19
Hari ke 20
Hari ke 21
Pada hari ke 19 paruh ayam sudah
siap mematuk dan menusuk
selaput kerabang dalam.
Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk
sepenuhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir
menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung
udara. Pada fase ini terjadi serangkaian proses penetasan
yang diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk
membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya
dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan
semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas.
Pada saat ini kelembaban harus diperhatikan supaya
pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada
kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar
tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan
bantuan sayapnya, pecahnya kerabang semakin besar.
Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka
kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan
ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu beberapa
jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari
kerabang, tubuh masih basah. Supaya kering, diperlukan
waktu beberapa jam lagi,

More Related Content

What's hot

Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanLampung University
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitaltriaangie
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)SyaRif Damput
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiENCIK ROSIANA
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoayuliartiramli
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI RiaAnggun
 
Materi kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologiMateri kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologichusnaqumillaila
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiJessy Damayanti
 

What's hot (20)

Kelompok 6 mamalia prototheria
Kelompok 6 mamalia prototheriaKelompok 6 mamalia prototheria
Kelompok 6 mamalia prototheria
 
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewanOrganogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
Organogenesis sistem saraf//perkembangan hewan
 
Sistem endokrin
Sistem endokrin Sistem endokrin
Sistem endokrin
 
Reproduksi sel
Reproduksi selReproduksi sel
Reproduksi sel
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesital
 
Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)Lumut daun (Bryophyta)
Lumut daun (Bryophyta)
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Organogenesis
OrganogenesisOrganogenesis
Organogenesis
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan Ekologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusiiPPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
PPT Embriologi Tumbuhan - Pinus merkusii
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
 
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan SporozoaMakalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
Makalah Protozoa, Filum Infusoria dan Sporozoa
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Materi kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologiMateri kuliah-genetika program study biologi
Materi kuliah-genetika program study biologi
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 

Similar to PERKEMBANGAN EMBRIO

Biologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbBiologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbMJM Networks
 
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdf
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdfnanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdf
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdfAgathaHaselvin
 
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3MJM Networks
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxisabellarahmawati
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxRuniAwan
 
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4MJM Networks
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksinajmitahir
 
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.pptProses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.pptnice foresa
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxIisAisyah39
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKmugnisulaeman
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksiAlfie Kesturi
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaPaarief Udin
 
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilanagungwahyudi709
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 
BAB 1_pengantar asuhan full.pdf
BAB 1_pengantar asuhan full.pdfBAB 1_pengantar asuhan full.pdf
BAB 1_pengantar asuhan full.pdfIrfanMaikelTarigan
 
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726Gren Dark
 

Similar to PERKEMBANGAN EMBRIO (20)

Biologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kbBiologi perkembaangan kb
Biologi perkembaangan kb
 
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdf
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdfnanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdf
nanopdf.com_lap-embrio-ayam-biologi-dasar-embriologi-histologi-fkh-usk.pdf
 
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dan pria 3
 
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptxPPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
PPT_SISTEM_REPRODUKSI_WANITTA_SMA.pptx
 
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptxSistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
Sistem-reproduksi-wanita_kel-9..pptx
 
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
GAngguan kelainan pada alat reproduksi pria wanita 4
 
Materi sistem reproduksi
Materi sistem reproduksiMateri sistem reproduksi
Materi sistem reproduksi
 
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.pptProses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt
Proses Keperawatan Klien Selama Periode Hamil dan Penyakit.ppt
 
sistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptxsistemreproduksimanusia-.pptx
sistemreproduksimanusia-.pptx
 
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEKProses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
Proses terjadinya manusia berdasarkan IPTEK
 
9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi9 2. sistem reproduksi
9 2. sistem reproduksi
 
Sistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi ManusiaSistem Reproduksi Manusia
Sistem Reproduksi Manusia
 
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
94854162 anatomi-fisiologi-kehamilan
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 
BAB 1_pengantar asuhan full.pdf
BAB 1_pengantar asuhan full.pdfBAB 1_pengantar asuhan full.pdf
BAB 1_pengantar asuhan full.pdf
 
Proses kehamilan
Proses kehamilanProses kehamilan
Proses kehamilan
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Reproduksi Hewan
Reproduksi HewanReproduksi Hewan
Reproduksi Hewan
 
Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11Reproduksi kelas 11
Reproduksi kelas 11
 
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726
Sherlyindahpuspitasari3425122223uasstrukturhewan 160413215726
 

More from victoryustinus@gmail.com

Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai ModelPendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Modelvictoryustinus@gmail.com
 
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))victoryustinus@gmail.com
 
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujiPhanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujivictoryustinus@gmail.com
 

More from victoryustinus@gmail.com (20)

mikrobiologi
mikrobiologimikrobiologi
mikrobiologi
 
Cooperative script (spkcs)
Cooperative script (spkcs)Cooperative script (spkcs)
Cooperative script (spkcs)
 
Teori sibernetik dalam pembelajaran
Teori sibernetik dalam pembelajaranTeori sibernetik dalam pembelajaran
Teori sibernetik dalam pembelajaran
 
Teori behavioristik
Teori behavioristikTeori behavioristik
Teori behavioristik
 
Teori humanistik
Teori humanistikTeori humanistik
Teori humanistik
 
Perubahan fisik, sosial dan emosi
Perubahan fisik, sosial dan emosiPerubahan fisik, sosial dan emosi
Perubahan fisik, sosial dan emosi
 
Standar nasional pendidikan
Standar nasional pendidikanStandar nasional pendidikan
Standar nasional pendidikan
 
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai ModelPendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
Pendidikan Lintas Budaya Berbasis Subak Sebagai Model
 
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
Keanekaragaman hayati dalam subak (Lanskap budaya subak (bab 3))
 
Quantum learning ppt
Quantum learning pptQuantum learning ppt
Quantum learning ppt
 
Pola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewanPola pertahanan pada hewan
Pola pertahanan pada hewan
 
faham evolusi mahluk hidup pra darwin
faham evolusi mahluk hidup pra darwinfaham evolusi mahluk hidup pra darwin
faham evolusi mahluk hidup pra darwin
 
Botani phanerogamae
Botani phanerogamaeBotani phanerogamae
Botani phanerogamae
 
Phanerogamae
PhanerogamaePhanerogamae
Phanerogamae
 
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi pujiPhanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
Phanerogamae (pantai serangan)kelompok dwi puji
 
Phanerogamae (hutan serangan)
Phanerogamae (hutan serangan)Phanerogamae (hutan serangan)
Phanerogamae (hutan serangan)
 
Phanerogamae
PhanerogamaePhanerogamae
Phanerogamae
 
Botani crytogamae
Botani crytogamaeBotani crytogamae
Botani crytogamae
 
Botani cryptogamae
Botani cryptogamaeBotani cryptogamae
Botani cryptogamae
 
Konsep psh
Konsep pshKonsep psh
Konsep psh
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

PERKEMBANGAN EMBRIO

  • 1. PERKEMBANGAN HEWAN BAGIAN-BAGIAN TELUR DAN EMBRIO AYAM OLEH YUSTINUS VICTOR RIANUS BURA (1401842050029) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2016
  • 2. BAGIAN TELUR AYAM 1. Yolk (kuning telur) Yolk menyusun 30-33% berat telur. Yolk berbentuk hampir bulat dengan warna kuning sampai jingga tua, dan terletak di pusat telur. Bahan yang memberi warna pada yolk adalah xanthophil, yaitu suatu pigmen carotenoid yang diturunkan dari pakan. Yolk terdiri dari latebra, germinal disc (balstoderm), lapisan konsentris terang dan gelap, dan membran vitellin yang membungkus yolk, bersifat halus, elastis dan berkilau. Pembentukan Kuning telur Kuning telur dihasilkan oleh ovarium sedangkan pigmen yang terdapat pada kuning telur yang menambah warna kuning adalah xantophyl yaitu suatu pigmen carotenoid yang termasuk golongan oxycarotenoid diturunkan dari pakan yang dimakan unggas. Tiap ova (kuning telur) berada dalam folikel, folikel-folikel itu berkumpul, bergerombol sehingga tampak seperti buah anggur, terikat satu sama lain oleh jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah, lymphe dan urat syaraf. Ketika ovarium mulai berfungsi, ukuran ova yang terdapat dalam ovarium itu mulai bertambah besar. Ova ini dibungkus oleh membran vitelin. Kuning telur mengalami perkembangan dalam ovarium selama 10 hari, sesudah itu dilepaskan (diovulasikan). Ovulasi adalah pelepasan kuning telur dari ovarium dan jatuhnya ke dalam mulut oviduct dan terus menuju ke funnel atau telur ini akan lepas dari mulut oviduct dan jatuh ke rongga tubuh. Kuning telur yang jatuh ke rongga tubuh ini biasanya bisa jatuh kembali kedalam mulut oviduct. Rata-rata pertambahan diameter dari kuning telur ini 4 mm sehari dan diovulasikan pada saat berdiameter + 40 mm. Pada hari ke 8 dan 9 sebelum kuning telur meninggalkan ovarium, pertumbuhan terjadi sangat cepat, pada hari ke 7 sampai ke 4 sebelum
  • 3. diovulasikan pertumbuhannya agak lambat. Menjelang telur diovulasikan pertumbuhan kuning telur ini lambat sekali. Selama pertumbuhan kuning telur ini, germinal disc selalu terdapat dibagian atas kuning telur. Kuning telur dilepaskan berganti-ganti, berselang 24-36 jam tergantung proses penelurannya. Dalam keadaan normal kuning telur diovulasikan 15 menit sebelum bertelur. Kuning telur yang telah dilepaskan oleh ovarium ditangkap dan menempel pada mulut oviduct. Kuning telur ini bergerak menuju ke funnel, sprmatozoa yang dihasilkan oleh ayam jantan sewaktu kopulasi, dengan aktif bergerak menembus saluran oviduct mencari sel telur. Sperma ini akhirnya akan bertemu dengan sel telur atau kuning telur (yolk) ini pada funnel sehingga proses pembuahanpun terjadi. Sel sperma yang membuahi sel telur ini hanya satu. Lainnya tidak terus mati tetapi bisa tahan sampai beberapa hari dan menunggu datangnya dan jatuhnya yolk yang berikutnya. Fungsi Yolk (kuning telur) Sebagai persediaan makanan bagi embrio. 2. Albumen (putih telur) Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen terdiri dari 4 fraksi yaitu, lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan encer dalam (inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer), dan lapisan encer luar (outher thin layer). Albumen yang berwarna sedikit kehijauan disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2) Pembentukan Lapisan Putih Telur dan Chalaza Setelah kuning telur diovulasikan dan ditangkap oleh mulut oviduct, bergerak ke funnel. Dalam funnel ini telur dibuahi atau tidak terus bergerak ke magnum. Dalam funnel inui telur tinggal selama + 15 menit. Telur ini bergerak karena adanya gerak peristaltik dinding oviduct. Pada magnum ini disekresikan albumen yang kaya akan mucin sebanyak 50-60% dari putih telur seluruhny. Kuning telur tinggal dalam magnum ini selama 2 jam 45 menit 3. Lapisan Chalaziferous Lapisan putih telur tebal daerah ujung-ujung telur mengalami differensiasi membentuk benang-benang mucin. Benang-benang mucin ini akan berputar membelit seperti tali yang menuju ke arah ujung telur dan disebut chalaza. Chalaza ini sangat penting untuk menjaga kedudukan kuning telur dan embrionya selama pengeraman. Lapisan ini menyusun 3% albumen. Lapisan ini sangat kental tetapi sangat tipis, mengelilingi yolk dengan rapat pada sisi yang berlawanan dengan yolk, lanjutan dari selaput ini bercabang ke arah kedua ujung telur sebagai chalaza. Chalaza tampak seperti pintalan tali yang berwarna keputihan. Chalaza membantu menstabilkan yolk pada posisi sentris dan menghambat naiknya atau menempelnya yolk ke cangkang bila telur berada dalam keadaan istirahat.
  • 4. 4. Lapisan Putih Telur Encer Dalam Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 1-40%) albumen yang mengelilingi lapisan chalaziferous. 5. Lapisan Putih Telur Kental Luar Lapisan ini menyusun 55% (kisaran 30-80%) albumen yang mengalilingi lapisan putih telur encer dalam dan berperan sebagai pembungkus lapisan putih telur encer dalam dan yolk. 6. Lapisan Putih Telur Encer Luar Lapisan ini menyusun 21% (kisaran 10-60%) albumen. Lapisan ini terletak di sebelah dalam membran kulit telur, kecuali pada bagian ujung telur yang putih kentalnya melekat pada ujung telur. Prosentase albumen kental dan encer dalam telur bervariasi pada strain, individu, kesegaran, kondisi, dan waktu penyimpanan. 7. Shell Membrane (Membran Kulit Telur) Membran ini terdiri atas dua lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan membran kulit telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3 lapis anyaman serabut protein yang tidak teratur. Serabut tersebut disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing unruk membentuk membran tipis, kuat, melekat erat, dan bersama-sama membatasi cangkang di sebelah dalam dan melekat erat padanya. Membran dalam lebih tipis dari membran luar dengan tebal keseluruhan 0,01-0,02 mm. Fungsi Disebut juga sel embrio, yang akan tumbuh menjadi individu baru. 8. Shell (Cangkang) Cangkang merupakan lapisan berkapur yang menyusun 9-12% dari berat telur total. Cangkang tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium karbonat, 1% kalsium fosfat, dan 4% bahan organik terutama protein. Telur di dalam uterus tinggal selama 20 jam 45 menit. Selain kelenjar uterus mensekresikan albumen juga menghasilkan bahan cangkang telur, yang terdiri dari sebagian besar CaCo3. CaCo3 di bawa aliran darah ke dalam kelenjar uterus. Pada temperatur yang tinggi, lubang pori- pori ini semakin besar dan cangkang telur cenderung menjadi tipis karena Ca dalam aliran darah sedikit. Pigmentasi terjadi di uterus dan vagina 5 jam terakhir sebelum dikeluarkan. Sebelum telur dikeluarkan di simpan dahulu dalam vagina untuk beberapa waktu. Disini disekresikan mucus yang ditimbun diluar cangkang telur. Mucus ini mempermudah dan memperlicin keluarnya telur. Setelah telur dikeluarkan mucus ini dengan segera mengering, sehingga meninggalkan sisa yang disebut kutikula.
  • 5. Lama telur berada dalm oviduct adalah + 25 jam. Jadi lamanya pembentukan telur sejak awal pertumbuhan ova dalam ovarium adalah + 11 hari 2 jam. 9. Air Cell (Rongga Udara) Pada saat ditelurkan, rongga udara tidak ada. Segera setelah telur dingin, isinya mengkerut. Sedikit vakum menyebabkan udara masuk melewati pori-pori cangkang untuk membentuk rongga udara diantara kedua membran. Rongga udara biasanya terbentuk pada bagian ujung telur yang tumpul karena porositas cangkang paling besar terdapat pada daerah ini. Tetapi rongga udara bisa terjadi pada bagian lain, tergantung di daerah mana membran kulit telur mudah terpisah. Fungsi Sebagai sumber oksigen bagi embrio PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa- sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen. Padu suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas di hari ke 21. Berikut merupakan tahapan perkembangan embrio ayam dalam telur : Hari ke 1 Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
  • 6. Hari ke 2 Hari ke 3 Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah. Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.
  • 7. Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan jantung. Selain itu jantung sudah membesar. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang. Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan, dalam fase ini telah terjadi perkembangan alat reproduksi Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata sudah terlihat menonjol, rongga dada sudah mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
  • 8. Hari ke 7 Hari ke 8 Hari ke 9 Pada hari ke 7 paruh anak ayam sudah terlihat seperti bintik gelap pada dasar mata. Pada fase ini otak dan leher sudah terbentuk. Pada hari ke 8 mata dari embrio sudah terlihat sangat jelas Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah sudah mulai bertambah banyak dan terbentuk jari kaki.
  • 9. Hari ke 10 Hari ke 11 Hari ke 12 Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai mengeras dan folikel bulu embrio sudah mulai terbentuk. Pada hari ke 11 embrio sudah terlihat seperti ayam. Pada fase ini embrio menjadi tambah besar sehingga yolk akan menyusut. Pada hari ke 12 embrio sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk sehingga yolk menjadi semakin kecil. Mata sudah mulai membuka dan telinga sudah terbentuk.
  • 10. Hari ke 13 Hari ke 14 Hari ke 15 Pada hari ke 13 sisik dan cakar embrio sudah mulai terlihat sangat jelas. Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat melengkung atau meringkuk dan bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya. Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul bagian telur.
  • 11. Hari ke 16 Hari ke 17 Hari ke 18 Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah semakin mengeras Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas Pada hari ke 18 embrio sudah tampak jelas seperti ayam akan mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang dengan baik.
  • 12. Hari ke 19 Hari ke 20 Hari ke 21 Pada hari ke 19 paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk selaput kerabang dalam. Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk sepenuhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung udara. Pada fase ini terjadi serangkaian proses penetasan yang diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban harus diperhatikan supaya pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, pecahnya kerabang semakin besar. Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu beberapa jam untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Supaya kering, diperlukan waktu beberapa jam lagi,