SlideShare a Scribd company logo
1 of 47
Diferensial Fungsi Majemuk
 Diferensiasi untuk fungsi-fungsi yang
mengandung lebih dari satu macam variabel
bebas
 Diferensiasi parsial (diferensiasi secara
bagian demi bagian)
 Pada umumnya variabel ekonomi
berhubungan fungsional tidak hanya satu
macam variabel, tetapi beberapa macam
variabel
Diferensial Fungsi Majemuk
Diferensiasi Parsial
1. y = f(x,z)
fx (x,z) = ∂ y
fz (x,z) = ∂ y
∂ y + ∂ y
2. p = f(q,o,s)
p’ = ….
∂ x
y’
∂ z
∂ x ∂ z
dx dzdy =
Contoh
y = x + 5 z - 4 x z – 6 x z + 8z – 7
∂ y
3 2 2 2
∂ x
= 3x - 8xz – 6z2 2(1)
(2)
∂ y
∂ z
= 10z - 4x – 12xz + 82
dy =
∂ y ∂ y
∂ x ∂ zdx + dz
dy =(3x - 8xz – 6z ) dx2 2
+ (10z - 4x – 12xz + 8) dz2
Lanjutan…
 Dalam contoh diatas ∂y/ ∂x maupun ∂y/ ∂z masih
dapat diturunkan secara parsial lagi baik terhadap x
maupun terhadap z
∂ y ∂ y
∂ x
(1a) terhadap x : 2
∂ x2
= 6x – 8z
2
∂ y(1b)
∂ x
terhadap z :
∂ x
∂ y
∂ z
= -8x – 12z
∂ y(2a)
∂ z
terhadap x :
∂ z
∂ y
∂ x = -8x – 12z
2
∂ y(2b)
∂ z
terhadap z :
∂ z
∂ y
= 10 – 12x
2
2
Nilai Ekstrim : Maksimum & Minimum
Untuk y = f(x,z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya
jika : ∂ y
∂ x
= 0
∂ y
∂ z
= 0dan
Untuk mengetahui apakah titik ekstrimnya berupa titik
maksimum atau titik minimum maka dibutuhkan syarat :
∂ y
∂ x
< 0Maksimum bila
2
2
dan
∂ z
< 0
∂ y2
2
Minimum bila
∂ x
> 0
∂ y2
2
2
2
∂ z
> 0dan ∂ y
Contoh
1. Tentukan apakah titik ektrim dari fungsi dibawah ini
merupakan titik maksimum atau minimum :
y = -x + 12x – z + 10z – 452 2
∂ y
∂ x
= -2x + 12 ∂ y
∂ z
= -2z + 10
-2x + 12 = 0, x = 6 -2z + 10 = 0, z = 5
∂ y
∂ x
2
2 = -2 < 0 ∂ y
∂ z
2
2 = -2 < 0
y = -(6) + 12(6) – (5) + 10(5) – 452 2
y maks = -36 + 72 – 25 + 50 – 45 = 16
(maks) (maks)
Tugas
1. Tentukan apakah titik ektrim dari fungsi :
p = 3q - 18q + s – 8s + 50
merupakan titik maksimum ataukah titik
minimum.
2 2
Optimisasi Bersyarat
 Ketika kita ingin mengoptimumkan suatu fungsi
yakni mencari nilai maksimum atau minimumnya,
tetapi terhalang oleh fungsi lain yang harus
dipenuhi
Contoh dalam kasus ekonomi :
 Ketika seseorang hendak memaksimumkan utilitas
atau kepuasannya, tetapi terikat pada fungsi
pendapatan
 Sebuah perusahaan ingin memaksimumkan
labanya, namun terikat pada fungsi produksi
Pengganda Lagrange
 Metode penyelesaian menghitung nilai ekstrim suatu
fungsi yang mengahadapi kendala
 Caranya dengan membentuk fungsi baru yang
disebut fungsi Lagrange : menjumlahkan fungsi yang
hendak dioptimumkan + hasil kali pengganda
Lagrange dengan fungsi kendala
 Fungsi yang dioptimumkan : z = f(x,y)
 Syarat yang harus dipenuhi : u = g(x,y) maka fungsi
Lagrangenya :
F (x,y,λ) = f(x,y) + λ g(x,y)
Lanjutan…
 Nilai ekstrim dapat dicari dengan memformulasikan
masing-masing derivatif parsial pertama = 0
 Fx (x,y,λ) = fx + λgx = 0
 Fy (x,y,λ) = fy + λgy = 0
 Untuk mengetahui jenis nilai ektrimnya, maksimum
atau minimum maka syaratnya adalah :
Maksimum bila Fxx < 0 dan Fyy < 0
Minimum bila Fxx > 0 dan Fyy > 0
Contoh
1. Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y
dengan syarat x + y = 8. Jelaskan jenis nilai
ekstrimnya.
Fungsi Lagrange : F = 2x + 2y + λ(x + y - 8)
F = 2x + 2y + λx + λy - 8 λ
F ekstrim, F’ = 0
Fx = 2 + 2 λx = 0, diperoleh λ = -1/x ………….(1)
Fy = 2 + 2 λy = 0, diperoleh λ = -1/y ………….(2)
2 2
2 2
2 2
Lanjutan…
 Berdasarkan (1) dan (2) : -1/x = -1/y maka x = y
 Fungsi Kendala : x + y = 8
y + y = 8
2y = 8, y = 4, y = ± 2
Karena y = ± 2, x = ± 2
z = 2x + 2y = ± 8
jadi nilai ekstrim z = ± 8
 Penyidikan nilai ekstrimnya :
untuk x = 2 dan y = 2, λ = -1/2
2 2
2 2
2 2
Lanjutan…
Fxx =2λ = -1 < 0
Fyy =2λ = -1 < 0
Karena Fxx dan Fyy < 0 nilai ekstrimnya adalah nilai
maksimum dengan zmaks = - 8
 Untuk x = -2 dan y = -2, λ = ½
Fxx =2λ = 1 > 0
Fyy =2λ = 1 > 0
Karena Fxx dan Fyy > 0 nilai ekstrimnya adalah nilai
minimum dengan zmin = 8
Tugas
 Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y = 10
F = xy + λ(x + 2y – 10)
F = xy + λx + 2λy - 10λ
Jawab :
Syarat yang diperlukan agar F optimum, F’ = 0
F’x = y + λ = 0 diperoleh λ = -y
F’y = x + 2λ = 0 diperoleh λ = -1/2 x
-y = -1/2x maka 2y = x
Fungsi Kendala : x + 2y = 10
Lanjutan…
x + 2y = 10
2y + 2y = 10, 4y = 10, y = 2,5
X = 2(2,5) = 5
Jadi Z optimum pada x = 5 dan y = 2,5
Zopt = xy = (5) (2,5) = 12,5
Kondisi Kuhn Tucker
 Metode Kuhn Tucker merupakan
pengembangan lebih lanjut dari model
optimisasi bersyarat
 Jika dalam metode pengganda Lagrange,
yang dioptimalkan adalah fungsi terhadap
kendala yang berbentuk persamaan
 Dalam metode Kuhn Tucker, yang
dioptimumkan sebuah fungsi yang berbentuk
pertidaksamaan
 Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala
g(z,y) ≤ 0 atau
 Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala
g(z,y) ≥ 0
 Cara penyelesaiannya ada 2 :
1. Dengan metode Lagrange yang dimodifikasi
kemudian diuji dengan kondisi Kuhn Tucker :
 Fungsi baru Lagrange : F(x,y, λ) = f(x,y) – λ g(x,y)
 Dilakukan pengujian terhadap nilai λ
Kondisi Kuhn Tucker
Lanjutan…
 Jika λ ≤ 0 berarti optimisasi fungsi tujuan
f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala
g(x,y) sudah dengan sendirinya memenuhi
kendala, sehingga dapat diabaikan
 Jika λ > 0 kendalanya bersifat mengikat
sehingga nilai optimum yang diperoleh
berdasarkan fungsi kendala yang berbentuk
pertidaksamaan
Metode Kuhn Tucker
2. Metode Kuhn Tucker secara langsung :
 Rumuskan permasalahannya, misalnya
maksimumkan f(x,y) thd g(x,y) ≤ 0 atau
minimumkan f(x,y) thd g(x,y) ≥ 0
 Tetapkan kondisi Kuhn Tucker :
(a) ∂ f(x,y)
(b) ∂ f(x,y)
(c) λ g (x,y) = 0 dimana g(x,y) ≤ 0 atau g(x,y) ≥ 0
∂ y
∂ g (x,y)
∂ g (x,y)
∂ x ∂ x
= 0λ
λ
∂ y
= 0
Lanjutan…
 Diuji untuk λ = 0 dan g(x,y) = 0 untuk
menentukan mana diantara yang memenuhi
persamaan (a) dan (b) serta pertidaksamaan
kendala g(x,y).
 Nilai-nilai x dan y yang memenuhi ketiga
kondisi ini merupakan nilai-nilai yang
mengoptimumkan fungsi tujuan f(x,y)
 Maksimumkan f(x,y) = 10xy – 2,5x – y terhadap
kendala x + y ≤ 9
Jawab :
Dengan menganggap x + y = 9 maka berdasarkan
metode Lagrange :
F(x,y, λ) = 10xy – 2,5x – y – λ(x+y-9)
F’x = 0 → 10y – 5x – λ = 0 → λ = 10y - 5x
F’y = 0 → 10x – 2y – λ = 0 → λ = 10x – 2y
Contoh 1
2 2
2 2
Lanjutan…
 10y – 5x = 10x – 2y
12y = 15x, y = 1,25x atau x = 0,8y
 Menurut kendala : x + y = 9 → 0,8y + y = 9
1,8y = 9
y = 5
x = 0,8 (5) = 4 → f(x,y) maks = 135
λ = 10(5) – 5(4) = 10(4) – 2(5) = 30
karena λ > 0 berarti x = 4 dan y = 5 yang memaksimumkan
f(x,y) terhadap kendala yang dianggap berbentuk persamaan,
berlaku juga terhadap kendala yang berbentuk pertidaksamaan
Contoh 2
 Maksimumkan f(x,y) = 20x 10y
terhadap x + y ≤ 15
X+5 y+10
+ x y
Contoh 3
 Minimumkan f(x,y) = x ² – xy + 2y² terhadap x + y ≥ 8
Jawab :
Cara Kuhn Tucker
(a)
∂ g (x,y)
∂ x ∂ x
= 0λ
∂ f(x,y) 2x – y – λ = 0
∂ g (x,y)
∂ y ∂ y
= 0λ
∂ f(x,y)(b) -x + 4y – λ = 0
λ g (x,y) = 0(c) λ(x + y – 8) = 0
Jika λ = 0, maka agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0,
akan tetapi kemudian kendala x + y ≥ 8 tidak terpenuhi.
Lanjutan…
 Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain y = 8 – x maka :
(a) 2x – y – λ = 0 → 2x – (8-x)- λ= 0 → 3x – 8 – λ = 0
(b) -x + 4y – λ = 0 → -x + 4(8-x)-λ=0 → -5x + 32 – λ = 0
λ = 3x – 8 ….(1)
λ = -5x + 32 ….(2)
3x – 8 = -5x + 32
8x = 24
x = 3 , y = 8-3 = 5
Dengan x=5 dan y=3 kendala x+y ≥ 8 terpenuhi. Jadi
f(x,y) min = 28
Penerapan Ekonomi
 Permintaan Marjinal dan Elastisitas
Permintaan Parsial
 Perusahaan dengan Dua Macam Produk dan
Biaya Produksi Gabungan
 Utilitas Marjinal Parsial dan keseimbangn
Konsumsi
 Produk Marjinal Parsial dan keseimbangn
Produksi
Permintaan Marjinal dan
Elastisitas Permintaan Parsial
• Apabila 2 macam barang mempunyai
hubungan dalam penggunaannya, maka
permintaan atas masing-masing barang
akan fungsional terhadap harga kedua
barang tersebut. Dengan perkataan lain jika
barang A dan barang B mempunyai
hubungan penggunaan, maka :
• Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb)
Derivatif pertama dari Qda dan Qdb
adalah fungsi-fungsi permintaan
marjinalnya, di mana :



a
a
P
Qd Permintaan marjinal
akan A berkenaan
dengan Pa



b
a
P
Qd Permintaan marjinal
akan A berkenaan
dengan Pb



a
b
P
Qd Permintaan marjinal
akan B berkenaan
dengan Pa



b
b
P
Qd Permintaan marjinal
akan B berkenaan
dengan Pb
 Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan
marjinal tersebut, dapat dihitung elstisitas
parsialnya.
 Dalam hal ini terdapat 2 macam elastisitas
permintaan, yaitu mengukur kepekaan permintaan
suatu barang berkenaan dengan harga barang
tersebut (elastisitas harga-permintaan) dan
elastisitas yang mengukur kepekaan permintaan
suatu barang berkenaan dengan harga barang
(elastisitas silang-permintaan)
Elastisitas Permintaan Parsial
• Elastisitas Harga-Permintaan (price elasticity
of demand)
Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka
elastisitas permintaan atas perubahan harga
barang itu sendiri:
1) Barang a
2) Barang b
a
a
a
a
a
a
a
Qd
P
P
Qd
P
Qd
d 






%
%

b
b
b
b
b
b
b
Qd
P
P
Qd
P
Qd
d 






%
%

Elastisitas Permintaan Parsial
 Elastisitas Silang Permintaan(cross elasticity of demand)
Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas
silang yang mengukur kepekaan perubahan permintaan
suatu barang berkenaan dengan perubahan harga barang
lainnya:
1) Elastisitas silang barang a dengan barang b
2) Elastisitas silang barang b dengan barang a
a
b
b
a
b
a
ab
Qd
P
P
Qd
P
Qd







%
%

b
a
a
b
a
b
ba
Qd
P
P
Qd
P
Qd







%
%

Elastisitas Permintaan Parsial
 Elastisitas Silang (cross elasticity of demand)
 Jika η 𝑎𝑏 dan η 𝑏𝑎 < 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka
hubungan antara barang a dan barang b adalah saling
melengkapi (komplementer); karena kenaikan harga
salah satu barang akan diikuti penurunan permintaan
atas keduanya
 Jika η 𝑎𝑏 dan η 𝑏𝑎 > 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka
hubungan antara barang a dan barang b adalah saling
menggantikan (substitusi); karena kenaikan harga salah
satu barang akan diikuti kenaikan permintaan barang
lainnya
Contoh Kasus

Jawab

η 𝑑𝑎 =
𝜕𝑄 𝑑𝑎
𝜕𝑃 𝑎
.
𝑃 𝑎
𝑄 𝑑𝑎
= −2𝑃𝑎
−3. 𝑃𝑏
−3
.
𝑃 𝑎
𝑃 𝑎
−2.𝑃 𝑏
−3 = −2  Barang A elastis karena Iη 𝑑𝑎I>1
η 𝑑𝑏 =
𝜕𝑄 𝑑𝑏
𝜕𝑃 𝑏
.
𝑃 𝑏
𝑄 𝑑𝑏
= −𝑃𝑎
−3. 𝑃𝑏
−2
.
𝑃 𝑏
𝑃 𝑎
−3.𝑃 𝑏
−1 = −1  Barang B elastis-uniter karena Iη 𝑑𝑎I=1
η 𝑎𝑏 =
𝜕𝑄 𝑑𝑎
𝜕𝑃 𝑏
.
𝑃 𝑏
𝑄 𝑑𝑎
= −3𝑃𝑎
−2. 𝑃𝑏
−4
.
𝑃 𝑏
𝑃 𝑎
−2.𝑃 𝑏
−3 = −3 Barang A dan B bersifat η 𝑏𝑎 =
𝜕𝑄 𝑑𝑏
𝜕𝑃 𝑎
.
𝑃 𝑎
𝑄 𝑑𝑏
= −3𝑃𝑎
−4
. 𝑃𝑏
−1
.
𝑃 𝑎
𝑃 𝑎
−3.𝑃 𝑏
−1 = −3 komplementer karena η 𝑎𝑏 dan
η 𝑏𝑎 keduanya bernilai negatif
Perusahaan dengan Dua Macam
Produk dan Biaya Produksi
Gabungan
Apabila sutu perusahan menghasilkan dua macam
output, dan biaya yang dikeluarknnya untuk memproduksi
kedua macam produk itu merupakan biaya produksi
gabungan (joint production cost), maka perhitungan
keuntungan maksimum yang diperolehnya dapat
diselesaikan dengan pendekatan diferensial parsial.
Dengan metode serupa pendekatan ini dapat pula
digunakan untuk menganalisis kasus perusahan yang
menhasilkan lebih dari 2 macam produk yang biaya
produksinya juga merupakan baya produksi gabungan.
Andaikan sebuah perusahaan memproduksi 2
macam barang A dan B, dimana fungsi
permintaan akan masing-masin barang
dicerminkan oleh 𝑸 𝒂 dan 𝑸 𝒃, serta biaya
produksinya C = f (𝑸 𝒂, 𝑸 𝒃), maka :
Penerimaan dari memproduksi A : 𝑅 𝑎 = 𝑄 𝑎. 𝑃𝑎 = 𝑓(𝑄 𝑎)
Penerimaan dari memproduksi B : 𝑅 𝑏 = 𝑄 𝑏. 𝑃𝑏 = 𝑓(𝑄 𝑏)
Penerimaan total : 𝑅 = 𝑅 𝑎 + 𝑅 𝑏 = 𝑓 𝑄 𝑎 + 𝑓(𝑄 𝑏)
Biaya total : 𝐶 = 𝑓(𝑄 𝑎) + 𝑓(𝑄 𝑏), fungsi keuntungannya :
π = 𝑅 − 𝐶 = 𝑓 𝑄 𝑎 + 𝑓 𝑄 𝑏 − 𝑓(𝑄 𝑎, 𝑄 𝑏)
π maksimum bila π′
= 0
π′
𝑄 𝑎
=
𝜕π
𝜕𝑄 𝑎
= 0 ………..(1)
π′
𝑄 𝑏
=
𝜕π
𝜕𝑄 𝑏
= 0 ………..(2)
Dari persamaan (1) dan (2) nilai 𝑄 𝑎 dan 𝑄 𝑏dapat ditemukan sehingga
π maksimum bisa dihitung.
Contoh Kasus
Biaya total yang dikeluarkan sebuah perusahaan
yang memproduksi dua macam barang A dan B
ditunjukkan oleh 𝐶 = 𝑄 𝑎
2 + 3𝑄 𝑏
2
+ 𝑄 𝑎 𝑄 𝑏.
Harga jual masing-masing barang per unit adalah
𝑃𝑎 = 7 dan 𝑃𝑏 = 20.
Hitunglah berapa unit masing-masing barng harus
diproduksi agar keuntungannya maksimum dan
besarnya keuntungan mksimum tersebut.
Jawab
𝑅 𝑎 = 𝑄 𝑎. 𝑃𝑎 = 7𝑄 𝑎 𝑅 = 𝑅 𝑎 + 𝑅 𝑏 = 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏
𝑅 𝑏 = 𝑄 𝑏. 𝑃𝑏 = 20𝑄 𝑏
π = 𝑅 − 𝐶 = 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏 − (𝑄 𝑎
2
+ 3𝑄 𝑏
2
+ 𝑄 𝑎. 𝑄 𝑏)
= −𝑄 𝑎
2
− 3𝑄 𝑏
2
− 𝑄 𝑎. 𝑄 𝑏 + 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏
π maksimum bila π′
= 0
π′ 𝑄 𝑎
=
𝜕π
𝜕𝑄 𝑎
= −2𝑄 𝑎 − 𝑄 𝑏 + 7 = 0
π′ 𝑄 𝑏
=
𝜕π
𝜕𝑄 𝑏
= −6𝑄 𝑏 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0
π = − 2 2
− 3 3 2
− 2 . 3 + 7 2 + 20 3 = 37
−6 −2𝑄 𝑎 + 7 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0
12𝑄 𝑎 − 42 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0
𝑄 𝑎 = 2
𝑄 𝑏 = −2 2 + 7 = 3
Produk marjinal Parsial dan
Keseimbangan Produksi
Untuk memproduksi suatu barang pada dasarnya
diperlakukan beberap macam faktor produksi seperti
tanah, modal, tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin
dan sebagainya.
Sebagin dari masukan yang digunakan sudah barang
tentu merupakan masukn tetap, sementara sebagian
lainny adalah masukan variabel. Selanjutnya jika untuk
memproduksi suatu barang dianggap hanya ada dua
macam masukan variabel (katakanlah K dan L), maka
fungsi produksinya secara pasti dapat dinyatakan
dengan:
𝑷 = 𝒇(𝒌, 𝒍)
Derivatif pertama dari P merupakan produk marjinal
parsialnya.
𝜕𝑃
𝜕𝑘
adalah produk marjinal dari masukan K
𝜕𝑃
𝜕𝑙
adalah produk marjinal dari masukan L
Untuk P = konstanta tertentu, fungsi produksi 𝑷 = 𝒇(𝒌, 𝒍)
merupakan persamaan isoquant, yakni kurva yang
menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan masukan
K dan L yang menghasilkan keluaran dalam jumlah
sama.
Keseimbangan produksi
Merupakan suatu keadaan atau tingkat kombinasi
faktor-faktor produksi secara optimum, yakni tingkat
pencapaian produksi dengan kombinasi biaya
terendah (least cost combination). Secara geometri,
keseimbangan produksi terjadi pada persinggungan
produksiterjadi pada persinggungan garis biaya
yang sama (isocost) dengan kurva produksi yang
sama (isoquant).
Isocost
 Mencerminkan kemampuan produsen membeli berbagai
macam masukn (faktor-faktor produksi) berkenaan dengan
harganya masing-masing dan jumlh dana yang dimiliki.
 Jika pendapatan produsen sebesar M dan harga barang x
dan y adalah 𝑃𝑥 dan 𝑃𝑦 per unit, maka persamaan budget
line dapat dituliskan dengan :
 Tingkat kombinasi produksi yang optimum dapat dicari
dengan metode Lagrange. Dengan fungsi produksi 𝑃 =
𝑓(𝑘, 𝑙) dimaksimumkan dengan isocost 𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙
𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑥 + 𝑙. 𝑃𝑦
Sesuai dengan metode lagrange,
diperoleh fungsi baru :
𝐹 𝑘, 𝑙 = 𝑓 𝑘, 𝑙 + λ(𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙 − 𝑀)
Agar F maksimum :
𝐹𝑘 𝑘, 𝑙 = 0 → 𝑓𝑘 𝑘, 𝑙 + λ. 𝑃𝑘 = 0……….(1)
𝐹𝑙 𝑘, 𝑙 = 0 → 𝑓𝑙 𝑘, 𝑙 + λ. 𝑃𝑙 = 0……….(2)
Selanjutnya perhatikan :
Produksi total : 𝑃 = 𝑓(𝑘, 𝑙)
Produksi marjinal : 𝑃𝑈 = 𝑈′
= 𝑓′(𝑘, 𝑙)
(i) Utilitas marginal barang k : 𝑀𝑈 𝑘 = 𝑓𝑘 𝑘, 𝑙 =
𝜕𝑈
𝜕𝑘
(ii) Utilitas marginal barang 𝑙 : 𝑀𝑈𝑙 = 𝑓𝑙 𝑘, 𝑙 =
𝜕𝑈
𝜕𝑙
Contoh Kasus :
Seorang produsen mencadangkan 96 rupiah untuk
membeli masukan K dan L. Harga per unit K dan L
adalah 4 rupiah dan 3 rupiah. Fungsi produksinya
sebesar P = 12 kl. Berapa unit masing-masing
masukn seharusnya ia gunakan agar produksinya
optimum, berapa unit kombinasi keluaran yang
dihasilkan dari kombinasi tersebut?
Jawab
Fungsi Produksi : 𝑃 = 𝑓 𝑘, 𝑙 = 12𝑘𝑙
Fungsi Kendala : 𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙
96 = 4𝑘 + 3𝑙
Fungsi lagrange : 𝐹 𝑘, 𝑙 = 12𝑘𝑙 + λ(4𝑘 + 3𝑙 − 96)
Agar F maksimum :
𝐹𝑘 = 12𝑙 + 4λ = 0
𝐹𝑙 = 12𝑘 + 3λ = 0
96 = 4𝑘 + 3(4
3 𝑘)
96 = 8𝑘 → 𝑘 = 12, 𝑙 = 4
3 12 = 16, 𝑃 = 12 12 16 = 2304 𝑢𝑛𝑖𝑡
λ = −3𝑙
λ = −4k
Sehingga, 3𝑙 = 4𝑘 → 𝑙 = 4
3 𝑘

More Related Content

What's hot

Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Nila Aulia
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
state university of surabaya
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnis
A Gustang
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Mukhrizal Effendi
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Tajus Yamani
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Haidar Bashofi
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
Haidar Bashofi
 
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistikstruktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
mas karebet
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salo
marnitabanne
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
heru putra
 

What's hot (20)

Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 8
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 8Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 8
Annisakhoerunnisya smt1 akuntansi1_bab 8
 
Matematika bisnis 2
Matematika bisnis 2Matematika bisnis 2
Matematika bisnis 2
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
 
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika EkonomiPenerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
Penerapan kalkulus Diferensial pada Matematika Ekonomi
 
Matematika ekonomi & bisnis
Matematika  ekonomi & bisnisMatematika  ekonomi & bisnis
Matematika ekonomi & bisnis
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidiPertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
Pertemuan vi pengaruh pajak dan subsidi
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
 
Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8Matematika bisnis-kel-8
Matematika bisnis-kel-8
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)Materi 10 (pasar persaingan)
Materi 10 (pasar persaingan)
 
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistikstruktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
struktur pasar persaingan sempurna monopoli monopolistik
 
Tugas pak frans salo
Tugas  pak frans saloTugas  pak frans salo
Tugas pak frans salo
 
[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi[Modul] matematika ekonomi
[Modul] matematika ekonomi
 

Viewers also liked

Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
Anggoro Cyanx Qm
 
Matek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joelMatek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joel
hartantoahock
 
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori KebenaranFilsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Nurul Insani
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
muliajayaabadi
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
Hidayahilya
 

Viewers also liked (11)

Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
Soal matematika ekonomi 2 (take home) 1
 
Matek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joelMatek topik 12_13_14_joel
Matek topik 12_13_14_joel
 
Differensial fungsi sederhana
Differensial fungsi sederhana Differensial fungsi sederhana
Differensial fungsi sederhana
 
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber DayaLaporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
Laporan Praktek Lapangan Mata Kuliah Geografi Sumber Daya
 
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori KebenaranFilsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
Filsafat Ilmu.Teoi-teori Kebenaran
 
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
DIFERENSIAL PARSIAL/3/EKOMA/1
 
Teori-teori Kebenaran
Teori-teori KebenaranTeori-teori Kebenaran
Teori-teori Kebenaran
 
Statistik (Bab 1)
Statistik (Bab 1) Statistik (Bab 1)
Statistik (Bab 1)
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
PENGENALAN STATISTIK
PENGENALAN STATISTIKPENGENALAN STATISTIK
PENGENALAN STATISTIK
 
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat GeografiFilsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
Filsafat, Filsafat Ilmu dan Filsafat Geografi
 

Similar to diferensiasi majemuk (matematika bisnis)

limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsi
mfebri26
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7
Amri Sandy
 
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_123 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
Restu Firmansyah
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
Siti Lestari
 

Similar to diferensiasi majemuk (matematika bisnis) (20)

Diferensial Fungsi Majemuk-Matematika Bisnis.ppt
Diferensial Fungsi Majemuk-Matematika Bisnis.pptDiferensial Fungsi Majemuk-Matematika Bisnis.ppt
Diferensial Fungsi Majemuk-Matematika Bisnis.ppt
 
Deferensial majemuk
Deferensial majemukDeferensial majemuk
Deferensial majemuk
 
Deferensial majemuk
Deferensial majemukDeferensial majemuk
Deferensial majemuk
 
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdfSlide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Kul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsiKul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsi
 
Kuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensialKuliah 3 hitung diferensial
Kuliah 3 hitung diferensial
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Mat 257
Mat 257Mat 257
Mat 257
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsi
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Matematika bisnis7
Matematika bisnis7Matematika bisnis7
Matematika bisnis7
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
6. Derivatif.pptx
6. Derivatif.pptx6. Derivatif.pptx
6. Derivatif.pptx
 
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_123 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
23 11-2012.11.11.08 950138-410202046_kalkulus-i-s1-sk_q1_pert9_1
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
Komposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsiKomposisi dan fungsi
Komposisi dan fungsi
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 

More from Cloudys04

More from Cloudys04 (14)

12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis
 
11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli
 
10 waralaba
10 waralaba10 waralaba
10 waralaba
 
Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
 
Kuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyKuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supply
 
Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2Ekonomi mikro syariah 2
Ekonomi mikro syariah 2
 
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsiEkonomi mikro syariah 1qq konsumsi
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi
 
02 hukum perdata
02 hukum perdata02 hukum perdata
02 hukum perdata
 
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
 
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
 
integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokokmatematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
 
kalimat yang efektif
kalimat yang efektifkalimat yang efektif
kalimat yang efektif
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

diferensiasi majemuk (matematika bisnis)

  • 2.  Diferensiasi untuk fungsi-fungsi yang mengandung lebih dari satu macam variabel bebas  Diferensiasi parsial (diferensiasi secara bagian demi bagian)  Pada umumnya variabel ekonomi berhubungan fungsional tidak hanya satu macam variabel, tetapi beberapa macam variabel Diferensial Fungsi Majemuk
  • 3. Diferensiasi Parsial 1. y = f(x,z) fx (x,z) = ∂ y fz (x,z) = ∂ y ∂ y + ∂ y 2. p = f(q,o,s) p’ = …. ∂ x y’ ∂ z ∂ x ∂ z dx dzdy =
  • 4. Contoh y = x + 5 z - 4 x z – 6 x z + 8z – 7 ∂ y 3 2 2 2 ∂ x = 3x - 8xz – 6z2 2(1) (2) ∂ y ∂ z = 10z - 4x – 12xz + 82 dy = ∂ y ∂ y ∂ x ∂ zdx + dz dy =(3x - 8xz – 6z ) dx2 2 + (10z - 4x – 12xz + 8) dz2
  • 5. Lanjutan…  Dalam contoh diatas ∂y/ ∂x maupun ∂y/ ∂z masih dapat diturunkan secara parsial lagi baik terhadap x maupun terhadap z ∂ y ∂ y ∂ x (1a) terhadap x : 2 ∂ x2 = 6x – 8z 2 ∂ y(1b) ∂ x terhadap z : ∂ x ∂ y ∂ z = -8x – 12z ∂ y(2a) ∂ z terhadap x : ∂ z ∂ y ∂ x = -8x – 12z 2 ∂ y(2b) ∂ z terhadap z : ∂ z ∂ y = 10 – 12x 2 2
  • 6. Nilai Ekstrim : Maksimum & Minimum Untuk y = f(x,z) maka y akan mencapai titik ekstrimnya jika : ∂ y ∂ x = 0 ∂ y ∂ z = 0dan Untuk mengetahui apakah titik ekstrimnya berupa titik maksimum atau titik minimum maka dibutuhkan syarat : ∂ y ∂ x < 0Maksimum bila 2 2 dan ∂ z < 0 ∂ y2 2 Minimum bila ∂ x > 0 ∂ y2 2 2 2 ∂ z > 0dan ∂ y
  • 7. Contoh 1. Tentukan apakah titik ektrim dari fungsi dibawah ini merupakan titik maksimum atau minimum : y = -x + 12x – z + 10z – 452 2 ∂ y ∂ x = -2x + 12 ∂ y ∂ z = -2z + 10 -2x + 12 = 0, x = 6 -2z + 10 = 0, z = 5 ∂ y ∂ x 2 2 = -2 < 0 ∂ y ∂ z 2 2 = -2 < 0 y = -(6) + 12(6) – (5) + 10(5) – 452 2 y maks = -36 + 72 – 25 + 50 – 45 = 16 (maks) (maks)
  • 8. Tugas 1. Tentukan apakah titik ektrim dari fungsi : p = 3q - 18q + s – 8s + 50 merupakan titik maksimum ataukah titik minimum. 2 2
  • 9. Optimisasi Bersyarat  Ketika kita ingin mengoptimumkan suatu fungsi yakni mencari nilai maksimum atau minimumnya, tetapi terhalang oleh fungsi lain yang harus dipenuhi Contoh dalam kasus ekonomi :  Ketika seseorang hendak memaksimumkan utilitas atau kepuasannya, tetapi terikat pada fungsi pendapatan  Sebuah perusahaan ingin memaksimumkan labanya, namun terikat pada fungsi produksi
  • 10. Pengganda Lagrange  Metode penyelesaian menghitung nilai ekstrim suatu fungsi yang mengahadapi kendala  Caranya dengan membentuk fungsi baru yang disebut fungsi Lagrange : menjumlahkan fungsi yang hendak dioptimumkan + hasil kali pengganda Lagrange dengan fungsi kendala  Fungsi yang dioptimumkan : z = f(x,y)  Syarat yang harus dipenuhi : u = g(x,y) maka fungsi Lagrangenya : F (x,y,λ) = f(x,y) + λ g(x,y)
  • 11. Lanjutan…  Nilai ekstrim dapat dicari dengan memformulasikan masing-masing derivatif parsial pertama = 0  Fx (x,y,λ) = fx + λgx = 0  Fy (x,y,λ) = fy + λgy = 0  Untuk mengetahui jenis nilai ektrimnya, maksimum atau minimum maka syaratnya adalah : Maksimum bila Fxx < 0 dan Fyy < 0 Minimum bila Fxx > 0 dan Fyy > 0
  • 12. Contoh 1. Tentukan nilai ekstrim z dari fungsi z = 2x + 2y dengan syarat x + y = 8. Jelaskan jenis nilai ekstrimnya. Fungsi Lagrange : F = 2x + 2y + λ(x + y - 8) F = 2x + 2y + λx + λy - 8 λ F ekstrim, F’ = 0 Fx = 2 + 2 λx = 0, diperoleh λ = -1/x ………….(1) Fy = 2 + 2 λy = 0, diperoleh λ = -1/y ………….(2) 2 2 2 2 2 2
  • 13. Lanjutan…  Berdasarkan (1) dan (2) : -1/x = -1/y maka x = y  Fungsi Kendala : x + y = 8 y + y = 8 2y = 8, y = 4, y = ± 2 Karena y = ± 2, x = ± 2 z = 2x + 2y = ± 8 jadi nilai ekstrim z = ± 8  Penyidikan nilai ekstrimnya : untuk x = 2 dan y = 2, λ = -1/2 2 2 2 2 2 2
  • 14. Lanjutan… Fxx =2λ = -1 < 0 Fyy =2λ = -1 < 0 Karena Fxx dan Fyy < 0 nilai ekstrimnya adalah nilai maksimum dengan zmaks = - 8  Untuk x = -2 dan y = -2, λ = ½ Fxx =2λ = 1 > 0 Fyy =2λ = 1 > 0 Karena Fxx dan Fyy > 0 nilai ekstrimnya adalah nilai minimum dengan zmin = 8
  • 15. Tugas  Optimumkan z = xy dengan syarat x + 2y = 10 F = xy + λ(x + 2y – 10) F = xy + λx + 2λy - 10λ Jawab : Syarat yang diperlukan agar F optimum, F’ = 0 F’x = y + λ = 0 diperoleh λ = -y F’y = x + 2λ = 0 diperoleh λ = -1/2 x -y = -1/2x maka 2y = x Fungsi Kendala : x + 2y = 10
  • 16. Lanjutan… x + 2y = 10 2y + 2y = 10, 4y = 10, y = 2,5 X = 2(2,5) = 5 Jadi Z optimum pada x = 5 dan y = 2,5 Zopt = xy = (5) (2,5) = 12,5
  • 17. Kondisi Kuhn Tucker  Metode Kuhn Tucker merupakan pengembangan lebih lanjut dari model optimisasi bersyarat  Jika dalam metode pengganda Lagrange, yang dioptimalkan adalah fungsi terhadap kendala yang berbentuk persamaan  Dalam metode Kuhn Tucker, yang dioptimumkan sebuah fungsi yang berbentuk pertidaksamaan
  • 18.  Maksimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y) ≤ 0 atau  Minimumkan fungsi tujuan f(x,y) terhadap kendala g(z,y) ≥ 0  Cara penyelesaiannya ada 2 : 1. Dengan metode Lagrange yang dimodifikasi kemudian diuji dengan kondisi Kuhn Tucker :  Fungsi baru Lagrange : F(x,y, λ) = f(x,y) – λ g(x,y)  Dilakukan pengujian terhadap nilai λ Kondisi Kuhn Tucker
  • 19. Lanjutan…  Jika λ ≤ 0 berarti optimisasi fungsi tujuan f(x,y) tanpa menyertakan fungsi kendala g(x,y) sudah dengan sendirinya memenuhi kendala, sehingga dapat diabaikan  Jika λ > 0 kendalanya bersifat mengikat sehingga nilai optimum yang diperoleh berdasarkan fungsi kendala yang berbentuk pertidaksamaan
  • 20. Metode Kuhn Tucker 2. Metode Kuhn Tucker secara langsung :  Rumuskan permasalahannya, misalnya maksimumkan f(x,y) thd g(x,y) ≤ 0 atau minimumkan f(x,y) thd g(x,y) ≥ 0  Tetapkan kondisi Kuhn Tucker : (a) ∂ f(x,y) (b) ∂ f(x,y) (c) λ g (x,y) = 0 dimana g(x,y) ≤ 0 atau g(x,y) ≥ 0 ∂ y ∂ g (x,y) ∂ g (x,y) ∂ x ∂ x = 0λ λ ∂ y = 0
  • 21. Lanjutan…  Diuji untuk λ = 0 dan g(x,y) = 0 untuk menentukan mana diantara yang memenuhi persamaan (a) dan (b) serta pertidaksamaan kendala g(x,y).  Nilai-nilai x dan y yang memenuhi ketiga kondisi ini merupakan nilai-nilai yang mengoptimumkan fungsi tujuan f(x,y)
  • 22.  Maksimumkan f(x,y) = 10xy – 2,5x – y terhadap kendala x + y ≤ 9 Jawab : Dengan menganggap x + y = 9 maka berdasarkan metode Lagrange : F(x,y, λ) = 10xy – 2,5x – y – λ(x+y-9) F’x = 0 → 10y – 5x – λ = 0 → λ = 10y - 5x F’y = 0 → 10x – 2y – λ = 0 → λ = 10x – 2y Contoh 1 2 2 2 2
  • 23. Lanjutan…  10y – 5x = 10x – 2y 12y = 15x, y = 1,25x atau x = 0,8y  Menurut kendala : x + y = 9 → 0,8y + y = 9 1,8y = 9 y = 5 x = 0,8 (5) = 4 → f(x,y) maks = 135 λ = 10(5) – 5(4) = 10(4) – 2(5) = 30 karena λ > 0 berarti x = 4 dan y = 5 yang memaksimumkan f(x,y) terhadap kendala yang dianggap berbentuk persamaan, berlaku juga terhadap kendala yang berbentuk pertidaksamaan
  • 24. Contoh 2  Maksimumkan f(x,y) = 20x 10y terhadap x + y ≤ 15 X+5 y+10 + x y
  • 25. Contoh 3  Minimumkan f(x,y) = x ² – xy + 2y² terhadap x + y ≥ 8 Jawab : Cara Kuhn Tucker (a) ∂ g (x,y) ∂ x ∂ x = 0λ ∂ f(x,y) 2x – y – λ = 0 ∂ g (x,y) ∂ y ∂ y = 0λ ∂ f(x,y)(b) -x + 4y – λ = 0 λ g (x,y) = 0(c) λ(x + y – 8) = 0 Jika λ = 0, maka agar (a) dan (b) terpenuhi haruslah x = y = 0, akan tetapi kemudian kendala x + y ≥ 8 tidak terpenuhi.
  • 26. Lanjutan…  Jika x + y – 8 = 0, dengan kata lain y = 8 – x maka : (a) 2x – y – λ = 0 → 2x – (8-x)- λ= 0 → 3x – 8 – λ = 0 (b) -x + 4y – λ = 0 → -x + 4(8-x)-λ=0 → -5x + 32 – λ = 0 λ = 3x – 8 ….(1) λ = -5x + 32 ….(2) 3x – 8 = -5x + 32 8x = 24 x = 3 , y = 8-3 = 5 Dengan x=5 dan y=3 kendala x+y ≥ 8 terpenuhi. Jadi f(x,y) min = 28
  • 27. Penerapan Ekonomi  Permintaan Marjinal dan Elastisitas Permintaan Parsial  Perusahaan dengan Dua Macam Produk dan Biaya Produksi Gabungan  Utilitas Marjinal Parsial dan keseimbangn Konsumsi  Produk Marjinal Parsial dan keseimbangn Produksi
  • 28. Permintaan Marjinal dan Elastisitas Permintaan Parsial • Apabila 2 macam barang mempunyai hubungan dalam penggunaannya, maka permintaan atas masing-masing barang akan fungsional terhadap harga kedua barang tersebut. Dengan perkataan lain jika barang A dan barang B mempunyai hubungan penggunaan, maka : • Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb)
  • 29. Derivatif pertama dari Qda dan Qdb adalah fungsi-fungsi permintaan marjinalnya, di mana :    a a P Qd Permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pa    b a P Qd Permintaan marjinal akan A berkenaan dengan Pb    a b P Qd Permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pa    b b P Qd Permintaan marjinal akan B berkenaan dengan Pb
  • 30.  Dengan dapat diturunkannya fungsi permintaan marjinal tersebut, dapat dihitung elstisitas parsialnya.  Dalam hal ini terdapat 2 macam elastisitas permintaan, yaitu mengukur kepekaan permintaan suatu barang berkenaan dengan harga barang tersebut (elastisitas harga-permintaan) dan elastisitas yang mengukur kepekaan permintaan suatu barang berkenaan dengan harga barang (elastisitas silang-permintaan)
  • 31. Elastisitas Permintaan Parsial • Elastisitas Harga-Permintaan (price elasticity of demand) Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas permintaan atas perubahan harga barang itu sendiri: 1) Barang a 2) Barang b a a a a a a a Qd P P Qd P Qd d        % %  b b b b b b b Qd P P Qd P Qd d        % % 
  • 32. Elastisitas Permintaan Parsial  Elastisitas Silang Permintaan(cross elasticity of demand) Jika Qda = f(Pa, Pb) dan Qdb = f(Pa, Pb), maka elastisitas silang yang mengukur kepekaan perubahan permintaan suatu barang berkenaan dengan perubahan harga barang lainnya: 1) Elastisitas silang barang a dengan barang b 2) Elastisitas silang barang b dengan barang a a b b a b a ab Qd P P Qd P Qd        % %  b a a b a b ba Qd P P Qd P Qd        % % 
  • 33. Elastisitas Permintaan Parsial  Elastisitas Silang (cross elasticity of demand)  Jika η 𝑎𝑏 dan η 𝑏𝑎 < 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka hubungan antara barang a dan barang b adalah saling melengkapi (komplementer); karena kenaikan harga salah satu barang akan diikuti penurunan permintaan atas keduanya  Jika η 𝑎𝑏 dan η 𝑏𝑎 > 0 untuk Pa dan Pb tertentu, maka hubungan antara barang a dan barang b adalah saling menggantikan (substitusi); karena kenaikan harga salah satu barang akan diikuti kenaikan permintaan barang lainnya
  • 36. η 𝑑𝑎 = 𝜕𝑄 𝑑𝑎 𝜕𝑃 𝑎 . 𝑃 𝑎 𝑄 𝑑𝑎 = −2𝑃𝑎 −3. 𝑃𝑏 −3 . 𝑃 𝑎 𝑃 𝑎 −2.𝑃 𝑏 −3 = −2  Barang A elastis karena Iη 𝑑𝑎I>1 η 𝑑𝑏 = 𝜕𝑄 𝑑𝑏 𝜕𝑃 𝑏 . 𝑃 𝑏 𝑄 𝑑𝑏 = −𝑃𝑎 −3. 𝑃𝑏 −2 . 𝑃 𝑏 𝑃 𝑎 −3.𝑃 𝑏 −1 = −1  Barang B elastis-uniter karena Iη 𝑑𝑎I=1 η 𝑎𝑏 = 𝜕𝑄 𝑑𝑎 𝜕𝑃 𝑏 . 𝑃 𝑏 𝑄 𝑑𝑎 = −3𝑃𝑎 −2. 𝑃𝑏 −4 . 𝑃 𝑏 𝑃 𝑎 −2.𝑃 𝑏 −3 = −3 Barang A dan B bersifat η 𝑏𝑎 = 𝜕𝑄 𝑑𝑏 𝜕𝑃 𝑎 . 𝑃 𝑎 𝑄 𝑑𝑏 = −3𝑃𝑎 −4 . 𝑃𝑏 −1 . 𝑃 𝑎 𝑃 𝑎 −3.𝑃 𝑏 −1 = −3 komplementer karena η 𝑎𝑏 dan η 𝑏𝑎 keduanya bernilai negatif
  • 37. Perusahaan dengan Dua Macam Produk dan Biaya Produksi Gabungan Apabila sutu perusahan menghasilkan dua macam output, dan biaya yang dikeluarknnya untuk memproduksi kedua macam produk itu merupakan biaya produksi gabungan (joint production cost), maka perhitungan keuntungan maksimum yang diperolehnya dapat diselesaikan dengan pendekatan diferensial parsial. Dengan metode serupa pendekatan ini dapat pula digunakan untuk menganalisis kasus perusahan yang menhasilkan lebih dari 2 macam produk yang biaya produksinya juga merupakan baya produksi gabungan.
  • 38. Andaikan sebuah perusahaan memproduksi 2 macam barang A dan B, dimana fungsi permintaan akan masing-masin barang dicerminkan oleh 𝑸 𝒂 dan 𝑸 𝒃, serta biaya produksinya C = f (𝑸 𝒂, 𝑸 𝒃), maka : Penerimaan dari memproduksi A : 𝑅 𝑎 = 𝑄 𝑎. 𝑃𝑎 = 𝑓(𝑄 𝑎) Penerimaan dari memproduksi B : 𝑅 𝑏 = 𝑄 𝑏. 𝑃𝑏 = 𝑓(𝑄 𝑏) Penerimaan total : 𝑅 = 𝑅 𝑎 + 𝑅 𝑏 = 𝑓 𝑄 𝑎 + 𝑓(𝑄 𝑏) Biaya total : 𝐶 = 𝑓(𝑄 𝑎) + 𝑓(𝑄 𝑏), fungsi keuntungannya : π = 𝑅 − 𝐶 = 𝑓 𝑄 𝑎 + 𝑓 𝑄 𝑏 − 𝑓(𝑄 𝑎, 𝑄 𝑏) π maksimum bila π′ = 0 π′ 𝑄 𝑎 = 𝜕π 𝜕𝑄 𝑎 = 0 ………..(1) π′ 𝑄 𝑏 = 𝜕π 𝜕𝑄 𝑏 = 0 ………..(2) Dari persamaan (1) dan (2) nilai 𝑄 𝑎 dan 𝑄 𝑏dapat ditemukan sehingga π maksimum bisa dihitung.
  • 39. Contoh Kasus Biaya total yang dikeluarkan sebuah perusahaan yang memproduksi dua macam barang A dan B ditunjukkan oleh 𝐶 = 𝑄 𝑎 2 + 3𝑄 𝑏 2 + 𝑄 𝑎 𝑄 𝑏. Harga jual masing-masing barang per unit adalah 𝑃𝑎 = 7 dan 𝑃𝑏 = 20. Hitunglah berapa unit masing-masing barng harus diproduksi agar keuntungannya maksimum dan besarnya keuntungan mksimum tersebut.
  • 40. Jawab 𝑅 𝑎 = 𝑄 𝑎. 𝑃𝑎 = 7𝑄 𝑎 𝑅 = 𝑅 𝑎 + 𝑅 𝑏 = 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏 𝑅 𝑏 = 𝑄 𝑏. 𝑃𝑏 = 20𝑄 𝑏 π = 𝑅 − 𝐶 = 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏 − (𝑄 𝑎 2 + 3𝑄 𝑏 2 + 𝑄 𝑎. 𝑄 𝑏) = −𝑄 𝑎 2 − 3𝑄 𝑏 2 − 𝑄 𝑎. 𝑄 𝑏 + 7𝑄 𝑎 + 20𝑄 𝑏 π maksimum bila π′ = 0 π′ 𝑄 𝑎 = 𝜕π 𝜕𝑄 𝑎 = −2𝑄 𝑎 − 𝑄 𝑏 + 7 = 0 π′ 𝑄 𝑏 = 𝜕π 𝜕𝑄 𝑏 = −6𝑄 𝑏 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0 π = − 2 2 − 3 3 2 − 2 . 3 + 7 2 + 20 3 = 37 −6 −2𝑄 𝑎 + 7 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0 12𝑄 𝑎 − 42 − 𝑄 𝑎 + 20 = 0 𝑄 𝑎 = 2 𝑄 𝑏 = −2 2 + 7 = 3
  • 41. Produk marjinal Parsial dan Keseimbangan Produksi Untuk memproduksi suatu barang pada dasarnya diperlakukan beberap macam faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin dan sebagainya. Sebagin dari masukan yang digunakan sudah barang tentu merupakan masukn tetap, sementara sebagian lainny adalah masukan variabel. Selanjutnya jika untuk memproduksi suatu barang dianggap hanya ada dua macam masukan variabel (katakanlah K dan L), maka fungsi produksinya secara pasti dapat dinyatakan dengan:
  • 42. 𝑷 = 𝒇(𝒌, 𝒍) Derivatif pertama dari P merupakan produk marjinal parsialnya. 𝜕𝑃 𝜕𝑘 adalah produk marjinal dari masukan K 𝜕𝑃 𝜕𝑙 adalah produk marjinal dari masukan L Untuk P = konstanta tertentu, fungsi produksi 𝑷 = 𝒇(𝒌, 𝒍) merupakan persamaan isoquant, yakni kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi penggunaan masukan K dan L yang menghasilkan keluaran dalam jumlah sama.
  • 43. Keseimbangan produksi Merupakan suatu keadaan atau tingkat kombinasi faktor-faktor produksi secara optimum, yakni tingkat pencapaian produksi dengan kombinasi biaya terendah (least cost combination). Secara geometri, keseimbangan produksi terjadi pada persinggungan produksiterjadi pada persinggungan garis biaya yang sama (isocost) dengan kurva produksi yang sama (isoquant).
  • 44. Isocost  Mencerminkan kemampuan produsen membeli berbagai macam masukn (faktor-faktor produksi) berkenaan dengan harganya masing-masing dan jumlh dana yang dimiliki.  Jika pendapatan produsen sebesar M dan harga barang x dan y adalah 𝑃𝑥 dan 𝑃𝑦 per unit, maka persamaan budget line dapat dituliskan dengan :  Tingkat kombinasi produksi yang optimum dapat dicari dengan metode Lagrange. Dengan fungsi produksi 𝑃 = 𝑓(𝑘, 𝑙) dimaksimumkan dengan isocost 𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙 𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑥 + 𝑙. 𝑃𝑦
  • 45. Sesuai dengan metode lagrange, diperoleh fungsi baru : 𝐹 𝑘, 𝑙 = 𝑓 𝑘, 𝑙 + λ(𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙 − 𝑀) Agar F maksimum : 𝐹𝑘 𝑘, 𝑙 = 0 → 𝑓𝑘 𝑘, 𝑙 + λ. 𝑃𝑘 = 0……….(1) 𝐹𝑙 𝑘, 𝑙 = 0 → 𝑓𝑙 𝑘, 𝑙 + λ. 𝑃𝑙 = 0……….(2) Selanjutnya perhatikan : Produksi total : 𝑃 = 𝑓(𝑘, 𝑙) Produksi marjinal : 𝑃𝑈 = 𝑈′ = 𝑓′(𝑘, 𝑙) (i) Utilitas marginal barang k : 𝑀𝑈 𝑘 = 𝑓𝑘 𝑘, 𝑙 = 𝜕𝑈 𝜕𝑘 (ii) Utilitas marginal barang 𝑙 : 𝑀𝑈𝑙 = 𝑓𝑙 𝑘, 𝑙 = 𝜕𝑈 𝜕𝑙
  • 46. Contoh Kasus : Seorang produsen mencadangkan 96 rupiah untuk membeli masukan K dan L. Harga per unit K dan L adalah 4 rupiah dan 3 rupiah. Fungsi produksinya sebesar P = 12 kl. Berapa unit masing-masing masukn seharusnya ia gunakan agar produksinya optimum, berapa unit kombinasi keluaran yang dihasilkan dari kombinasi tersebut?
  • 47. Jawab Fungsi Produksi : 𝑃 = 𝑓 𝑘, 𝑙 = 12𝑘𝑙 Fungsi Kendala : 𝑀 = 𝑘. 𝑃𝑘 + 𝑙. 𝑃𝑙 96 = 4𝑘 + 3𝑙 Fungsi lagrange : 𝐹 𝑘, 𝑙 = 12𝑘𝑙 + λ(4𝑘 + 3𝑙 − 96) Agar F maksimum : 𝐹𝑘 = 12𝑙 + 4λ = 0 𝐹𝑙 = 12𝑘 + 3λ = 0 96 = 4𝑘 + 3(4 3 𝑘) 96 = 8𝑘 → 𝑘 = 12, 𝑙 = 4 3 12 = 16, 𝑃 = 12 12 16 = 2304 𝑢𝑛𝑖𝑡 λ = −3𝑙 λ = −4k Sehingga, 3𝑙 = 4𝑘 → 𝑙 = 4 3 𝑘