SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
EKONOMI MIKRO SYARIAH
Oleh: Any Setianingrum, M.E.Sy
Sistem ekonomi di dunia
1. Sistem ekonomi sosialis:
.Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang
mengekploitasi manusia, sehingga negara ikut campur cukup
dalam dengan perannya yang dangat dominan. Akibatnya
adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan aktivitas
ekonomi bagi individu-individu, melainkan semuanya untuk
kepentingan bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan
pribadi. Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan
sumber dan hasil produksi kepada seluruh masyarakat.
1. Sistem ekonomi kapitalis
2. Sistem ekonomi Islam
2.Sistem Ekonomi Kapitalis:
sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem
Sosialis/Komunis, di mana negara tidak mempunyai
peranan utama atau terbatas dalam perekonomian.
Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar.
Sistem ini mengakui adanya tangan yang tidak kelihatan
yang ikut campur dalam mekanisme pasar apabila terjadi
penyimpangan (invisible hand). Yang menjadi cita-cita
utamanya adalah adanya pertumbuhan ekomomi,
sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan
ekonomi dengan diakuinya kepemilikan pribadi.
3.Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu
dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu
pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17,
dan sosialis abad 18. Dalam sistem ekonomi
Islam, yang ditekankan adalah terciptanya
pemerataan distribusi pendapatan, seperti
terecantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal
dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di
antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa
yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah.
dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
PERBEDAAN EKONOMI
KONVENSIONAL & EKONOMI ISLAM
• Konsumsi umumnya didefinisikan sebagai
pemakaian barang-barang hasil industri (pakaian,
makanan dan sebagainya), atau barang-barang
yang langsung memenuhi keperluan kita. Barang-
barang seperti ini disebut sebagai barang
konsumsi. Kata yang berhubungan dengan
konsusmsi dalam Al-Qur’an dan Hadits, adalah
makanan (al-ukul), yang mencakup juga di
dalamnya minuman (asy-syarab). Serta hal-hal
lainnya seperti pakaian (al-kiswan) dan
perhiasan, seperti tercantum di dalam surat Al-
A’raaf ayat 31-32:
Pada tingkatan praktis, perilaku ekonomi (economic behavior) sangat
ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang atau
sekelompok orang yang kemudian membentuk kecenderungan prilaku
konsumsi di pasar. tiga karakteristik perilaku ekonomi dengan
menggunakan tingkat keimanan sebagai asumsi yaitu:
• Ketika keimanan ada pada tingkat yang cukup baik, maka motif
berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif
utama tadi; mashlahah, kebutuhan dan kewajiban.
• Ketika keimanan ada pada tingkat yang kurang baik, maka motifnya
tidak didominasi hanya oleh tiga hal tadi tapi juga kemudian akan
dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme (materialisme)
dan keinginan-keinganan yang bersifat individualistis.
• Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, maka motif
berekonomi tentu saja akan didominasi oleh nilai-nilai individualistis
(selfishness); ego, keinginan dan rasionalisme.
Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia
memilih diantara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber
daya (resources) yang dimilikinya.
Teori perilaku konsumen rasional dalam paradigma ekonomi konvensional didasari
pada prinsip-prinsip dasar utilitarianisme. Diprakarsai oleh Bentham yang mengatakan
bahwa secara umum tidak seorangpun dapat mengetahui apa yang baik untuk
kepentingan dirinya kecuali orang itu sendiri. Dengan demikian pembatasan terhadap
kebebasan individu, baik oleh individu lain maupun oleh penguasa, adalah kejahatan
dan harus ada alasan kuat untuk melakukannya. Oleh pengikutnya, John Stuart Mill
dalam buku On Liberty yang terbit pada 1859, paham ini dipertajam dengan
mengungkapkan konsep ’freedom of action’ sebagai pernyataan dari kebebasan-
kebebasan dasar manusia. Menurut Mill, campur tangan negara didalam masyarakat
manapun harus diusahakan seminimum mungkin dan campur tangan yang merintangi
kemajuan manusia merupakan campur tangan terhadap kebebasan-kebebasan dasar
manusia, dan karena itu harus dihentikan. Lebih jauh Mill berpendapat bahwa setiap
orang didalam masyarakat harus bebas untuk mengejar kepentingannya dengan cara
yang dipilihnya sendiri, namun kebebasan seseorang untuk bertindak itu dibatasi oleh
kebebasan orang lain; artinya kebebasan untuk bertindak itu tidak boleh
mendatangkan kerugian bagi orang lain.
Dasar filosofis tersebut melatarbelakangi analisis mengenai perilaku
konsumen dalam teori ekonomi konvensional:
– Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan.
– Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat.
– Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat. Saat
mem beli suatu barang, bisa jadi manfaat yang diperoleh tidak sesuai
dengan harga yang harus dibayarkan.
– Setiap barang dapat disubstitusi dengan barang lain. Dengan demikian
konsumen dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara.
– Konsumen tunduk kepada hukum Berkurangnya Tambahan Kepuasan (The
Law of Diminishing Marginal Utility). Semakin banyak jumlah barang
dikonsumsi, semakin kecil tambahan kepuasan yang dihasilkan. Jika untuk
setiap tambahan barang diperlukan biaya sebesar harga barang tersebut (P),
maka konsumen akan berhenti membeli barang tersebut manakala tambahan
manfaat yang diperolehnya (MU) sama besar dengan tambahan biaya yang
harus dikeluarkan. Maka jumlah konsumsi yang optimal adalah jumlah
dimana MU = P
kepuasan dan prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hak
sebagai berikut :
• Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi.
Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
• Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang
dan jasa. Daya beli dari income konsumen dan
ketersediaan barang dipasar.
• Kecenderungan Konsumen dalam menentukan pilihan
konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu, budaya,
selera, serta nilai-nilai yang dianut seperti agama, adat
istiadat.
Fungsi utility
• Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan
atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan
jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau
menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan
ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan
kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan
utilitas adalah util.[5]
• Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function)
digambarkan oleh kurva indiferen (indifference curve).
Biasanya yang digambarkan adalah utility function antara
dua barang (atau jasa) yang keduanya memang disukai
konsumen.
Perilaku konsumen Muslim
• Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim
dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu
pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya
dan sebagianya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah.
Model Keseimbangan konsumsi islam
• Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan
pada prinsip keadilan distribusi. Dalam ekonomi islam.
Kepuasan konsumsi seorang Muslim bergantung pada nilai-
nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatanya,
tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakanya.
• Batasan Konsumsi dalam syari’ah
Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak
ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi
kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam
bentuk kepuasan material maupun spiritual.
• Batasan konsumsin dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi
termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Larangan israf
dan larangan bermegah-megahan.
• Begitu pula batasan konsumsi dalam syari’ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja.
Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya. Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk
suatu komoditi bukan tanpa sebab.
• Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam
membahayakan moral dan spiritual.
konsumsi social
• konsumsi dalam islam tidak hanya untuk materi saja tetapi juga termasuk konsumsi social yang
terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam al-Qur’an dan hadits disebutkan bahwa pengeluaran
zakat sedekah mendapat kedudukan penting dalam islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi-
sendi social masyarakat.
• zakat
• sedekah
• Dalam Islam, asumsi dan aksioma yang sama
(komplementer, substitusi, tdk ada keterikatan),
akan tetapi titik tekannya terletak pada halal,
haram, serta berkah tidaknya barang yang akan
dikonsumsi sehingga jika individu dihadapkan
pada dua pilihan A dan B maka seorang muslim
(orang yang mempunyai prinsip keislaman) akan
memilih barang yang mempunyai tingkat
kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi,
walaupun barang yang lainnya secara fisik lebih
disukai
• Tujuan aktifitas konsumsi adalah memaksimalkan kepuasan (utility)
dari mengkonsumsi sekumpulan barang/jasa yang disebut
’consumption bundle’ dengan memanfaatkan seluruh anggaran/
pendapatan yang dimiliki. Secara matematis hal itu ditunjukan
dengan persoalan optimalisasi:
Max U = U1 + U2 + U3 + ... + Un
Dengan kendala : I = P1X1 + P2X2 + P3X3 + ........ + PnXn
dimana :
U = total kepuasan
Un, = kepuasan dari mengkonsumsi barang n
Pn = harga barang n
Xn, = banyaknya barang n yang dikonsumsi
I = total pendapatan
Komposisi barang-barang yang dikonsumsi oleh konsumen akan stabil
atau berada pada keseimbangan manakala tambahan kepuasan yang
diperoleh dari setiap jenis barang per satuan harga adalah sama. Jika
ada suatu barang yang memberi tambahan kepuasan lebih tinggi per
satuan harganya, maka konsumen akan memperbanyak konsumsi
barang tersebut dan otomatis mengurangi konsumsi barang lain.
Dengan demikian belum tercapainya komposisi konsumsi yang stabil.
Kestabilan atau keseimbangan konsumen tercapai manakala :
MUx = MUx = ...... = MUi
------- ------- ------
Px Py Pi
Asumsi sentral dalam teori ekonomi mikro neoklasik adalah manusia
berperilaku secara rasional. Sistem kapitalisme tidak dapat hidup
tanpanya. Dalam banyak hal, rasionalitas seringkali memaksa adanya
penyederhanaan-penyederhanaan masalah, yang kemudian direkayasa
menjadi suatu model.
Model adalah penyederhanaan masalah-masalah ekonomi dengan
tujuan agar kita dapat memahami, melakukan prediksi, merancang
kebijakan. Begitu banyak asumsi yang tidak realistis didalam sebuah
model, sehingga sebuah tingkat kesalahan tertentu merupakan suatu
yang tidak terelakkan. Adanya rasa maklum atas kesalahan yang
berada diluar jangkauan rasionalitas menunjukkan bahwa masyarakat
ilmiah modern menyakini keterbatasan rasionalitas.
Hal itulah yang dikenal dengan ”beyond rationality”. Beyond rationality
tidak sama dan tidak identik dengan irrationality.
perilaku konsumsi Islam berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan
Hadis perlu didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan
yang mengintegrasikan keyakinan kepada kebenaran yang
‘melampaui’ rasionalitas manusia yang sangat terbatas ini.
bekerjanya ‘invisible hand’ yang didasari oleh asumsi
rasionalitas yang bebas nilai – tidak memadai untuk mencapai
tujuan ekonomi Islam yakni terpenuhinya kebutuhan dasar
setiap orang dalam suatu masyarakat.
Islam memberikan konsep adanya an-nafs al-muthmainnah
(jiwa yang tenang). Jiwa yang tenang ini tentu saja tidak
berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari
kehidupan. Disinilah perlu diinjeksikan sikap hidup peduli
kepada nasib orang lain yang dalam bahasa Al-Qur’an
dikatakan “al-iitsar’
FUNGSI UTILITAS &
MASLAHAH DLM ISLAM
• Imam Shatibi menggunakan istilah ’maslahah’, yang
maknanya lebih luas dari sekedar utility atau
kepuasan dalam terminologi ekonomi konvensional.
Maslahah merupakan tujuan hukum syara’ yang paling
utama.
• Menurut Imam Shatibi, maslahah adalah sifat atau
kemampuan barang dan jasa yang mendukung
elemen-elemen dan tujuan dasar dari kehidupan
manusia dimuka bumi ini (Khan dan Ghifari, 1992).
Ada lima elemen dasar menurut beliau, yakni: AGAMA,
kehidupan atau jiwa (al-nafs), properti atau harta
benda (al-mal), keyakinan (al-din), intelektual (al-
aql), dan keluarga atau keturunan (al-nasl).
Mencukupi kebutuhan - dan bukan memenuhi kepuasan/keinginan - adalah
tujuan dari aktivitas ekonomi Islam, dan usaha pencapaian tujuan itu adalah
salah satu kewajiban dalam beragama. Adapun sifat- sifat maslahah sebagai
berikut :
Maslahah bersifat subjektif dalam arti bahwa setiap individu menjadi hakim
bagi masing-masing dalam menentukan apakah suatu maslahah atau bukan
bagi dirinya. Namun, berbeda dengan konsep utility, kriteria maslahah telah
ditetapkan oleh syariah dan sifatnya mengikat bagi semua individu.
Maslahah orang per orang akan konsisten dengan maslahah orang banyak.
Konsep ini sangat berbeda dengan konsep Pareto Optimum, yaitu keadaan
optimal dimana seseorang tidak dapat meningkatkan tingkat kepuasan atau
kesejahteraannya tanpa menyebabkan penurunan kepuasan atau
kesejahteraan orang lain.
Konsep maslahah mendasari semua aktivitas ekonomi dalam masyarakat,
baik itu produksi, konsumsi, maupun dalam pertukaran dan distribusi.
• Daruriyyah : merupakan tujuan yang harus ada dan mendasar bagi
penciptaan kesejahteraan didunia dan akhirat, yaitu mencakup
terpeliharanya lima elemen dasar kehidupan yakni jiwa, keyakinan atau
agama, akal/intelektual, keturunan dan keluarga serta harta benda. Jika
tujuan daruriyyah diabaikan, maka tidak akan ada kedamaian, yang timbul
adalah kerusakan (fasad) didunia dan kerugian yang nya di akhirat.
• Hajiyyah : bertujuan memudahkan kehidupan dan menghilangkan
kesempitan. Hukum syara’ dalam kategori ini tidak dimaksudkan untuk
memelihara lima hal pokok tadi melainkan menghilangkan kesempitan
dan berhati- hati terhadap lima hal pokok tersebut.
• Tahsiniyyah : menghendaki kehidupan yang indah dan nyaman
didalamnya, terdapat beberapa provisi dalam syariah yang dimaksudkan
untuk mencapai pemanfaatan yang lebih baik, keindahan dan simplifikasi
dari daruriyyah dan hajiyyah. Misalnya dibolehkannya memakai baju yang
nyaman dan indah.
tiga kebutuhan pokok :
• Pertama, kebutuhan primer yakni nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang
dapat mewujudkan lima tujuan syariat (yakni memelihara jiwa, akal,
agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa kebutuhan primer kehidupan
manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan
pernikahan.
• Kedua, kebutuhan sekunder yakni kebutuhan manusia untuk
memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan. Kebutuhan ini
tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini
pun masih berkaitan dengan lima tujuan syariat itu tadi.
• Ketiga, kebutuhan pelengkap, yaitu kebutuhan yang dapat menciptakan
kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan
kebutuhan ini tergantung pada bagaimana pemenuhan kebutuhan primer
dan sekunder serta berkaitan dengan lima tujuan syariat.
• QS.al-Furqaan ayat 67 Allah berfirman : Dan
orang- orang yang apabila membelanjakan harta,
mereka tidak berlebih- lebihan, dan tidak pula
kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-
tengah antara yang demikian.
Atau dalam QS.al-Israa ayat 29 :
• ” Dan janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkan karena itu kamu menjadi
tercela dan menyesal”
PRINSIP KONSUMSI DALAM ISLAM
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di
setiap (memasuki) masjid, makanlah dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan
dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-
hamba_Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rezeki yang baik?’ Katakanlah: ‘Semuanya itu (disediakan)
bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia,
khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui.”
Petunjuk Investasi
Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi,
al-Mawsu’ah Al-ilmiyahwa-al amaliyah al-islamiyah
memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk
dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu:
a) Proyek yang baik menurut Islam.
b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota
masyarakat.
c) Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan
kekayaan.
d) Memelihara dan menumbuhkembangkan harta
e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat.
Tujuan hidup Manusia
• Bahagia sejahtera, dengan cara Terpenuhinya
kebutuhan materi & spiritual
• Mengapa saat ini hanya kebutuhan materi
(makanan, sandang, papan) yg lebih
diperhatikan?
• Contoh orang bermateri penuh, tapi tidak
bahagia dan tidak sejahtera:
http://id.berita.yahoo.com/istri-pewaris-tetra-pak-terbaring-meninggal-2-
bulan.html:Kematian tragis istri seorang miliarder
• Pasangan kecanduan narkoba, jenazah istri membusuk 2 bulan sebelum ditemukan.
• Pasangan itu tinggal di salah satu alamat paling eksklusif di London namun kemudian
tenggelam dalam kekumuhan akibat kecanduan narkotika yang berakhir dengan
kematian Eva akibat gagal jantung sebagai dampak dari obat-obatan tersebut, menurut
pengadilan.
• Orangtua Eva Rausing datang ke rumah tersebut setelah melihat banyaknya kerumunan
polisi. Polisi menemukan tubuh anak perempuan mereka dalam kondisi membusuk di
bawah tumpukan pakaian dan deretan tempat sampah di kamar yang dikerubungi lalat
di lantai dua.
•
"Anda dan istri Anda memiliki semua keuntungan materi yang bisa didapat, dan untuk
sesaat kehidupan keluarga yang bahagia. Kemunduran Anda untuk menggunakan
narkoba, bersama dengan istri Anda, menghancurkan semua itu," kata hakim itu lagi
pada Hans Rausing.
Rausing, 49, terlihat sadar namun pucat dan kurus dengan rambut berantakan dan
jenggot yang dipotong pendek. Ia berdiri diam di balik kaca di bagian belakang ruang
sidang saat hakim berbicara.
Konsumsi Dlm Ekonomi Konvensional
• Tujuan: Kepuasan Tertinggi
• Batasan: Ketersediaan Anggaran
• Dampak: mengabaikan halal/haram,
pertimbangan/kepentingan orang lain, kecuali
golongan/kelompoknya
Konsumsi dalam Rasionalitas Islami
• Memaksimalkan maslahah (=manfaat + berkah)
• Pemenuhan kebutuhan akan mberikan tambahan
manfaat fisik, spiritual, intelektual, material
• Pemenuhan keinginan akan menambah kepuasan,
manfaat psikis
• Kebutuhan + keinginan = maslahah + kepuasan
• Jk kebutuhan bukan yg diinginkan hanya melahirkan
manfaat, jk keinginan bukan kebutuhan hanya
melahirkan kepuasan saja
• Pmenuhan kebutuhan & keinginan dibolehkan selama
tidak mendatangkan mudharat
Karakteristik Kebutuhan & Keinginan
Karakteristik Keinginan Kebutuhan
Sumber Hasrat (Nafsu Manusia) Fitrah Manusia
Hasil Kepuasan Manfaat & berkah
Ukuran Preferensi/Selera Fungsi
Sifat Subyektif Objektif
Tuntunan Islam Dibatasi/dikendalikan Dipenuhi
Penentuan & Pengukuran
Mashlahah bagi Konsumen
• Maslahah = pahala x f (kegiatan)
• Berkah = f (konsumsi)
Formulasi Maslahah:
M = F + B
M= mashlahah
F = manfaat
B = berkah
Formulasi Mashlahah
• B = F . P
• P = βi p
P=pahala total
Βi = frekuensi kegiatan
P = pahala per unit
kegiatan
• B = F βi p
• M = F + F βi p
• M = F (1+ βi p)
• Dari formulasi tsb, Jika
pahala suatu kegiatan
tidak ada, maka yang
tertinggal hanya
manfaat duniawi saja,
spt keuntungan
uang/kepuasan psikis
• Jika manfaat duniawi
sdh tidak ada, maka
keberkahan pun tdk ada
Pengukuran Mashlahah Konsumen
• Konsumsi utk ibadah:(belanja di jalan Allah =
QS 2:261)
Frekuensi Kegiatan
(1)
Pahala per unit (2) Mashlahah (1x2)
1 700 700
2 700 1400
3 700 2100
4 700 2800
5 700 3500
6 700 4200
7 700 4900
8 700 5600
Mashlahah dari membeli surat kabar
yg halal dg niat ibadah
F Keg (1) Manfaat/ F
(2)
Pahala per
unit /p (3)
Total
pahala/P
(4)=1x3
Berkah (5) =
2 x 4
Mashlahah
(6)=F+B=2+5
1 10 27 27 270 280
2 18 27 54 972 990
3 24 27 81 1944 1968
4 28 27 108 3052 3052
5 30 27 135 4080 4080
6 32 27 162 5216 5216
7 32 27 189 6080 6080
Maslahah membeli es krim halal dg
niat ibadah
Frekuensi
Keg (1)
Manfaat (2) Pahala per
Unit (3)
Total Pahala
(4)= 1x3
Berkah (5)
2 x 4
Maslahah
(6)= 2+5
1 40 1 1 40 80
2 75 1 2 150 225
3 105 1 3 315 420
4 130 1 4 520 650
5 148 1 5 740 888
6 163 1 6 978 1141
7 163 1 7 1141 1304
8 150 1 8 1200 1350
Maslahah Membeli Es Krim Halal
tanpa niat Ibadah
Frekuensi
Keg
Manfaat Pahala per
Unit
Total Pahala Berkah Mashlahah
1 40 0 0 0 40
2 75 0 0 0 75
3 105 0 0 0 105
4 130 0 0 0 130
5 148 0 0 0 148
6 163 0 0 0 163
7 163 0 0 0 163
8 150 0 0 0 150
• Jadi konsumsi yg tidak dilandasi niat ibadah
hanya akan menghasilkan mashlahah sebesar
manfaat saja, mashlahah tidak maksimal
• Identifikasi mashlahah dunia & akherat
memerlukan ilmu & pengetahuan yg cukup
Mashlahah dari Konsumsi Barang/Jasa
yg Haram
Frek Keg (1) Manfaat (2) Pahala per
Unit (3)
Total Pahala
(4)=3x1
Berkah (5)
= 2x4
Mashlahah
(6)= 2+5
1 14 -1 -1 -14 0
2 26 -1 -2 -52 -26
3 36 -1 -3 -108 -72
4 44 -1 -4 -176 -132
5 48 -1 -5 -240 -192
6 50 -1 -6 -300 -250
7 50 -1 -7 -350 -300
8 47 -1 -8 -376 -329
Identifikasi Mashlahah
• Bentuk Mashlahah :
1. Manfaat material, ex. Pd produk obral berupa
Murahnya harga, disc, dll
2. Manfaat Fisik & Psikis, ex. Terpenuhinya rasa lapar,
haus, dingin, sehat, nyaman dll
3.Manfaat Intelektual, ex.informasi, pengetahuan,
ketrampilan
4. Manfaat thd lingkungan (intra generation), ex. Adanya
eksternalitas positif yg bisa dirasakan pembeli & org lain
5. Manfaat jangka panjang , ex. Bahan bakar bio gas
Perilaku Konsumen Konvensional
• Hukum Penurunan Utilitas Marginal
F Konsumsi (1) Tot Kepuasan
Tot utility (2)
Utilitas Margina
(MU) (3)
1 10 -
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 32 2
7 32 0
8 30 -2
9
Hukum utilitas marginal
• Jika seorang mengkonsumsi barang/jasa dg frek
berulang2, maka nilai tambahan kepuasan dr konsumsi
berikutnya akan semakin menurun.
• Utilitas marginal: tambahan kepuasan yg diperoleh
konsumen akibat adanya peningkatan jumlah
barang/jasa yg dikonsumsi.
• Sebelum mencapai nilai negatif, nilai utilitas marginal
mencapai kejenuhan terlebih dahulu yg ditunjukkan
oleh nilai nol = utilitas total mencapai maksimum.
• Pengecualian hukum tsb di atas tidak berlaku pada
orang yg mengalami kecanduan
Kurva utilitas total & marginal
Hukum mengenai Mashlahah
• Kehadiran mashlahah akan memberi warna dr
keg konsumsi.
• Mashlahah marginal dari ibadah mahdhah
F Kegiatan (1) Pahala (2) Mashlahah
(1x2)
Marginal
mashlahah
1 700 700 700
2 700 1400 700
3 700 2100 700
4 700 2800 700
5 700 3500 700
6 700 4200 700
7 700 4900 700
8 700 5600 700
• Org tidak akan bosan pd ibadah mahdhah,
terlihat dari marginal mashlahah yg slalu
konstan/tidak mengalami penurunan spt pd
kasus utilitas
Mashlahah marginal dr konsumsi halal
F Keg (βi) Manfaat
Fisik (f)
Pahala /
unit (p)
Tot pahala
(βip)
Maslahah
F*(1+βip)
Mashlahah
marginal
/MM
1 10 27 27 280 -
2 18 27 54 990 710
3 24 27 81 1968 978
4 28 27 108 3052 1084
5 30 27 135 4080 1028
6 32 27 162 5216 1136
7 32 27 189 6080 864
8 30 27 216 6510 430
Penurunan Marginal Mashlahah konsumen
peduli berkah lebih lambat dr yg tdk peduli
Frek Keg (1) Manfaat
Fisik/Psikis (2)
Marginal
Mashlahah
Tak Peduli (3)
Marginal
Mashlahah
Peduli (4)
1 10 - -
2 18 8 710
3 24 6 978
4 28 4 1084
5 30 2 1028
6 32 2 1136
7 32 0 864
8 30 -2 430
Larangan Substitusi/komplementar
barang halal & haram
• Tingkat mashlahah barang haram selalu
negatif dan menurun dengan semakin
seringnya dikonsumsi
Mashlahah Total & Marginal dari Keg
yg haram
• kurva
Preferensi Terhadap Mashlahah
• M= F(1+βip)ᵟ
• Koefisien perhatian/coefficient of awareness =
ᵟ = 0 -1
• ᵟ =0 = tidak memperhatikan mashlahah
• ᵟ =1 = sepenuhnya memperhatikan mashlahah
• Jika konsumen tidak memperhatikan berkah:
M = F  jadi mashlahah hanya sebatas manfaat
fisik; krn ᵟ=0
Koefisen Preferensi= ᵞ
preferensi konsumen thd mashlahah yang ada
• M= F(1+βip)ᵟᵞ
• ᵞ = 0 < ᵞ < 2 ; jk konsumen menyukai
mashlahah nilai ᵞ = 1 atau lebih, jika tdk suka
mashlahah ᵞ kurang dari 1
Perbandingan Mashlahah Marginal diantara
Berbagai Preferensi thd Mashlahah
Frek Keg MM, ᵞ = 0 MM, ᵞ = 0,5 MM, ᵞ = 1 MM, ᵞ = 1,5
1 - - - -
2 8 81 710 5860
3 6 84 978 10479
4 4 75 1084 14043
5 2 58 1028 15717
6 2 59 1136 19013
7 0 33 864 17214
8 -2 1 430 12091
• Preferensi thd mashlahah mampu
memperpanjang horizon preferensi/
memperpanjang rentang kegiatan
• Pd ᵞ = 0 besarnya MM semakin menurun dg cepat
• Penurunan MM semakin lamban saat preferensi
thd mashlahah=ᵞ semakin meningkat
• Semakin konsumen peduli thd berkah (yakin dg
imbalan pahala), maka ia tdk mudah
jenuh/bosan dg apa yg dikonsumsinya, meski
secara fisik tdk lagi melihat adanya manfaat.
Hukum penguatan kegiatan dari
mashlahah
• Keberadaan berkah akan memperpanjang
rentang dari suatu kegiatan konsumsi
• Konsumen yg merasakan adanya mashlahah
dan menyukainya akan tetap rela melakukan
suatu kegiatan meski manfaat fisik dari keg tsb
bagi dirinya sdh tidak ada
Keterkaitan antar barang
A. Komplemen
Ex. Komputer & flash disk.
1.Komplementaritas sempurna, ex. Mobil &
BBM, tinta printer & kertas, ban luar & ban
dalam
2. Komplementaritas dekat, ex. Sepatu & kaos
kaki, teh & gula
3. Komplementaritas jauh, ex. Baju & dasi, baju
& parfum, sabun cuci & softner,
B. Substitusi
1. Substitusi sempurna, ex. Gula lokal & impor
2. Substitusi dekat, ex. Printer merk canon &
Hewlett Packard, sistem operasi windows &
linux, fotocopy xerox & cannon, daging sapi &
ayam
3. Substitusi jauh, ex. Beras & roti,
Hubungan antar barang yg dilarang
dalam Islam
Tidak ada substitusi dan komplemen antara
barang halal dan haram
Jadi berapapun barang halal yang dikonsumsi,
maka barang haram yg dikonsumsi adalah nol.
Hukum Permintaan
• Jika harga suatu barang/jasa meningkat, maka
jumlah barang/jasa yang diminta akan
menurun, selama kandungan mashlahah pd
barang tsb & faktor lain tetap.
Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi

More Related Content

What's hot

Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun,
Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun, Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun,
Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun, Mahasiswa Kupu-kupu
 
AL-hisbah(1)(1)(1).pptx
AL-hisbah(1)(1)(1).pptxAL-hisbah(1)(1)(1).pptx
AL-hisbah(1)(1)(1).pptxAlwaysSunday
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamMiftah Iqtishoduna
 
Makalah ijarah (kelompok 7)
Makalah ijarah (kelompok 7)Makalah ijarah (kelompok 7)
Makalah ijarah (kelompok 7)DifaFairuz
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMwafa khairani
 
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)Ekonomi Syariah (tugas dari buku)
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)Sifa Siti Mukrimah
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanAlief Reza KC
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islamHamzah Robbani
 
Pola kegiatan suatu perekonomian 01
Pola kegiatan suatu perekonomian 01Pola kegiatan suatu perekonomian 01
Pola kegiatan suatu perekonomian 01Detia Rosani Buldan
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamAsikin Aja
 
Paradigma ekonomi islam
Paradigma ekonomi islamParadigma ekonomi islam
Paradigma ekonomi islamel-hafiy
 
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi Amja Pane
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahAbida Muttaqiena
 
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...heyahehehehe
 

What's hot (20)

Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun,
Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun, Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun,
Lembaga Keuangan Syariah: Dana Pensiun, fungsi program dana pensiun,
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
AL-hisbah(1)(1)(1).pptx
AL-hisbah(1)(1)(1).pptxAL-hisbah(1)(1)(1).pptx
AL-hisbah(1)(1)(1).pptx
 
Keuntungan maksimum
Keuntungan maksimumKeuntungan maksimum
Keuntungan maksimum
 
Pasar dalam islam
Pasar dalam islamPasar dalam islam
Pasar dalam islam
 
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
 
Makalah ijarah (kelompok 7)
Makalah ijarah (kelompok 7)Makalah ijarah (kelompok 7)
Makalah ijarah (kelompok 7)
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
 
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)Ekonomi Syariah (tugas dari buku)
Ekonomi Syariah (tugas dari buku)
 
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin AffanSistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
Sistem Ekonomi pada masa Khalifah Utsman bin Affan
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam
 
Bab 14 distribusi
Bab 14  distribusiBab 14  distribusi
Bab 14 distribusi
 
Pola kegiatan suatu perekonomian 01
Pola kegiatan suatu perekonomian 01Pola kegiatan suatu perekonomian 01
Pola kegiatan suatu perekonomian 01
 
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif IslamPendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
Pendapatan Nasional Dalam Perspektif Islam
 
Produksi islami
Produksi islamiProduksi islami
Produksi islami
 
Paradigma ekonomi islam
Paradigma ekonomi islamParadigma ekonomi islam
Paradigma ekonomi islam
 
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi
Bentuk organisasi koperasi dan tanggung jawab koperasi
 
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi SyariahDasar-dasar Ekonomi Syariah
Dasar-dasar Ekonomi Syariah
 
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...
Penetapan Biaya Variabel dan Pelaporan Segmen Alat untuk Manajemen_Kelompok 4...
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 

Viewers also liked

Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Cloudys04
 
perekonomian indonesia prospek ukm
perekonomian indonesia prospek ukmperekonomian indonesia prospek ukm
perekonomian indonesia prospek ukmSuhanda Handa
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanYusuf Darismah
 
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...Tilastokeskus
 
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahsiti aisah
 
Bab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaBab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaShirozu
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudutolismisarko
 
Textilslöjd bianca 4a vt 2017
Textilslöjd bianca 4a vt 2017Textilslöjd bianca 4a vt 2017
Textilslöjd bianca 4a vt 2017Cecilia Holgersson
 
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan Seni
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan SeniPengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan Seni
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan SeniTunjung Tamarin R
 
Kelas XI ekonomi agus_mahfudz
Kelas XI ekonomi agus_mahfudzKelas XI ekonomi agus_mahfudz
Kelas XI ekonomi agus_mahfudzDnr Creatives
 
Manusia dan sejarah
Manusia dan sejarahManusia dan sejarah
Manusia dan sejarahmunir ikhwan
 
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dResensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dgusti astuti
 
Kuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyKuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyCloudys04
 
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan KonvensionalDevi Azhar
 
02 hukum perdata
02 hukum perdata02 hukum perdata
02 hukum perdataCloudys04
 
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan SyariahDiah Ayu Ningsih
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaifat fatiroh
 
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalManfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalWahono Diphayana
 

Viewers also liked (20)

Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)Statistik deskriptif(1)
Statistik deskriptif(1)
 
perekonomian indonesia prospek ukm
perekonomian indonesia prospek ukmperekonomian indonesia prospek ukm
perekonomian indonesia prospek ukm
 
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi aseanPaper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
Paper Indonesia sebagai kiblat ekonomi asean
 
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...
Toimialojen kustannuskilpailukyvyn syntyminen yritysdynamiikasta: Suomi-Ruots...
 
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
Bab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan ManusiaBab 1 Sejarah dan Manusia
Bab 1 Sejarah dan Manusia
 
Pengukuran sudut
Pengukuran sudutPengukuran sudut
Pengukuran sudut
 
Textilslöjd bianca 4a vt 2017
Textilslöjd bianca 4a vt 2017Textilslöjd bianca 4a vt 2017
Textilslöjd bianca 4a vt 2017
 
Catatan kaki
Catatan kakiCatatan kaki
Catatan kaki
 
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan Seni
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan SeniPengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan Seni
Pengertian Sejarah sebagai Peristiwa,Kisah,Ilmu,dan Seni
 
Kelas XI ekonomi agus_mahfudz
Kelas XI ekonomi agus_mahfudzKelas XI ekonomi agus_mahfudz
Kelas XI ekonomi agus_mahfudz
 
Manusia dan sejarah
Manusia dan sejarahManusia dan sejarah
Manusia dan sejarah
 
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dResensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
 
Kuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supplyKuliah 2 demand and supply
Kuliah 2 demand and supply
 
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
9 Perbedaan Asuransi Syariah dan Konvensional
 
02 hukum perdata
02 hukum perdata02 hukum perdata
02 hukum perdata
 
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan SyariahBab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
Bab 2 Buku Bank dan Lembaga Keuangan Syariah
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalManfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
 

Similar to Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi

Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4
Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4
Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4TyoSuliez
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariahibnuarpan
 
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMPRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMNamaku Merah
 
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalPerbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalpeningla
 
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umumVillia Lokita
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamcupian amir zaelani
 
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islam
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islamPerbandingan ekonomi umum dan ekonomi islam
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islamCahya Kamila Dewi
 
PPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxPPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxGarniseka
 
Kel.4 sistem ekonomi.pptx
Kel.4 sistem ekonomi.pptxKel.4 sistem ekonomi.pptx
Kel.4 sistem ekonomi.pptxAkhmadFauzan28
 
tugas DDE review materi.pptx
tugas DDE review materi.pptxtugas DDE review materi.pptx
tugas DDE review materi.pptxAgusAsset
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanNasruddin Asnah
 
Kapitalisme ekonomi syariah
Kapitalisme ekonomi syariahKapitalisme ekonomi syariah
Kapitalisme ekonomi syariahAn Nisbah
 

Similar to Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi (20)

Konsumerisme
KonsumerismeKonsumerisme
Konsumerisme
 
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi KonvensionalPerbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
Perbezaan Antara Sistem Ekonomi Islam vs Ekonomi Konvensional
 
Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4
Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4
Ppt ekonomi islam bab 3 &amp; 4
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariah
 
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMPRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
 
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalPerbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
 
Tugas Ekonomi Islam
Tugas Ekonomi IslamTugas Ekonomi Islam
Tugas Ekonomi Islam
 
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umumPerbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umum
Perbedaan ekonomi islam dengan ekonomi umum
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islam
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islamPerbandingan ekonomi umum dan ekonomi islam
Perbandingan ekonomi umum dan ekonomi islam
 
Fungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islamFungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islam
 
693 2037-1-pb 2
693 2037-1-pb 2693 2037-1-pb 2
693 2037-1-pb 2
 
PPT PAI.pptx
PPT PAI.pptxPPT PAI.pptx
PPT PAI.pptx
 
prilaku konsumen
prilaku konsumenprilaku konsumen
prilaku konsumen
 
Kel.4 sistem ekonomi.pptx
Kel.4 sistem ekonomi.pptxKel.4 sistem ekonomi.pptx
Kel.4 sistem ekonomi.pptx
 
tugas DDE review materi.pptx
tugas DDE review materi.pptxtugas DDE review materi.pptx
tugas DDE review materi.pptx
 
Ekonomi islam
Ekonomi islamEkonomi islam
Ekonomi islam
 
Masalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhanMasalah ekonomi dan kebutuhan
Masalah ekonomi dan kebutuhan
 
Cerita tentang 4 sistem ekonomi
Cerita tentang 4 sistem ekonomiCerita tentang 4 sistem ekonomi
Cerita tentang 4 sistem ekonomi
 
Kapitalisme ekonomi syariah
Kapitalisme ekonomi syariahKapitalisme ekonomi syariah
Kapitalisme ekonomi syariah
 

More from Cloudys04

12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnisCloudys04
 
11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoliCloudys04
 
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Cloudys04
 
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Cloudys04
 
integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)Cloudys04
 
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)Cloudys04
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan Cloudys04
 
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokokmatematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokokCloudys04
 
kalimat yang efektif
kalimat yang efektifkalimat yang efektif
kalimat yang efektifCloudys04
 

More from Cloudys04 (10)

12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis12 penyelesaian sengketa bisnis
12 penyelesaian sengketa bisnis
 
11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli11 hk. antimonopoli
11 hk. antimonopoli
 
10 waralaba
10 waralaba10 waralaba
10 waralaba
 
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
Pbm. 9 2016 (pengantar manajemen oleh giffin ebert)
 
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
Pbm. 8 2016 (pengantar manajemen bisnis by giffin ebert)
 
integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)integral (matematika bisnis)
integral (matematika bisnis)
 
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
diferensiasi majemuk (matematika bisnis)
 
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokokmatematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
matematika bisnis sampai dengan anilisis peluang pokok
 
kalimat yang efektif
kalimat yang efektifkalimat yang efektif
kalimat yang efektif
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

Ekonomi mikro syariah 1qq konsumsi

  • 1. EKONOMI MIKRO SYARIAH Oleh: Any Setianingrum, M.E.Sy
  • 2. Sistem ekonomi di dunia 1. Sistem ekonomi sosialis: .Paham ini muncul sebagai akibat dari paham kapitalis yang mengekploitasi manusia, sehingga negara ikut campur cukup dalam dengan perannya yang dangat dominan. Akibatnya adalah tidak adanya kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi bagi individu-individu, melainkan semuanya untuk kepentingan bersama, sehingga tidak diakuinya kepemilikan pribadi. Negara bertanggung jawab dalam mendistribusikan sumber dan hasil produksi kepada seluruh masyarakat. 1. Sistem ekonomi kapitalis 2. Sistem ekonomi Islam
  • 3. 2.Sistem Ekonomi Kapitalis: sistem ini sangat bertolak belakang dengan sistem Sosialis/Komunis, di mana negara tidak mempunyai peranan utama atau terbatas dalam perekonomian. Sistem ini sangat menganut sistem mekanisme pasar. Sistem ini mengakui adanya tangan yang tidak kelihatan yang ikut campur dalam mekanisme pasar apabila terjadi penyimpangan (invisible hand). Yang menjadi cita-cita utamanya adalah adanya pertumbuhan ekomomi, sehingga setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan diakuinya kepemilikan pribadi.
  • 4. 3.Sistem Ekonomi Islam Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti terecantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7
  • 5. Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang- orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
  • 7. • Konsumsi umumnya didefinisikan sebagai pemakaian barang-barang hasil industri (pakaian, makanan dan sebagainya), atau barang-barang yang langsung memenuhi keperluan kita. Barang- barang seperti ini disebut sebagai barang konsumsi. Kata yang berhubungan dengan konsusmsi dalam Al-Qur’an dan Hadits, adalah makanan (al-ukul), yang mencakup juga di dalamnya minuman (asy-syarab). Serta hal-hal lainnya seperti pakaian (al-kiswan) dan perhiasan, seperti tercantum di dalam surat Al- A’raaf ayat 31-32:
  • 8. Pada tingkatan praktis, perilaku ekonomi (economic behavior) sangat ditentukan oleh tingkat keyakinan atau keimanan seseorang atau sekelompok orang yang kemudian membentuk kecenderungan prilaku konsumsi di pasar. tiga karakteristik perilaku ekonomi dengan menggunakan tingkat keimanan sebagai asumsi yaitu: • Ketika keimanan ada pada tingkat yang cukup baik, maka motif berkonsumsi atau berproduksi akan didominasi oleh tiga motif utama tadi; mashlahah, kebutuhan dan kewajiban. • Ketika keimanan ada pada tingkat yang kurang baik, maka motifnya tidak didominasi hanya oleh tiga hal tadi tapi juga kemudian akan dipengaruhi secara signifikan oleh ego, rasionalisme (materialisme) dan keinginan-keinganan yang bersifat individualistis. • Ketika keimanan ada pada tingkat yang buruk, maka motif berekonomi tentu saja akan didominasi oleh nilai-nilai individualistis (selfishness); ego, keinginan dan rasionalisme.
  • 9. Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih diantara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumber daya (resources) yang dimilikinya. Teori perilaku konsumen rasional dalam paradigma ekonomi konvensional didasari pada prinsip-prinsip dasar utilitarianisme. Diprakarsai oleh Bentham yang mengatakan bahwa secara umum tidak seorangpun dapat mengetahui apa yang baik untuk kepentingan dirinya kecuali orang itu sendiri. Dengan demikian pembatasan terhadap kebebasan individu, baik oleh individu lain maupun oleh penguasa, adalah kejahatan dan harus ada alasan kuat untuk melakukannya. Oleh pengikutnya, John Stuart Mill dalam buku On Liberty yang terbit pada 1859, paham ini dipertajam dengan mengungkapkan konsep ’freedom of action’ sebagai pernyataan dari kebebasan- kebebasan dasar manusia. Menurut Mill, campur tangan negara didalam masyarakat manapun harus diusahakan seminimum mungkin dan campur tangan yang merintangi kemajuan manusia merupakan campur tangan terhadap kebebasan-kebebasan dasar manusia, dan karena itu harus dihentikan. Lebih jauh Mill berpendapat bahwa setiap orang didalam masyarakat harus bebas untuk mengejar kepentingannya dengan cara yang dipilihnya sendiri, namun kebebasan seseorang untuk bertindak itu dibatasi oleh kebebasan orang lain; artinya kebebasan untuk bertindak itu tidak boleh mendatangkan kerugian bagi orang lain.
  • 10. Dasar filosofis tersebut melatarbelakangi analisis mengenai perilaku konsumen dalam teori ekonomi konvensional: – Kelangkaan dan terbatasnya pendapatan. – Konsumen mampu membandingkan biaya dengan manfaat. – Tidak selamanya konsumen dapat memperkirakan manfaat dengan tepat. Saat mem beli suatu barang, bisa jadi manfaat yang diperoleh tidak sesuai dengan harga yang harus dibayarkan. – Setiap barang dapat disubstitusi dengan barang lain. Dengan demikian konsumen dapat memperoleh kepuasan dengan berbagai cara. – Konsumen tunduk kepada hukum Berkurangnya Tambahan Kepuasan (The Law of Diminishing Marginal Utility). Semakin banyak jumlah barang dikonsumsi, semakin kecil tambahan kepuasan yang dihasilkan. Jika untuk setiap tambahan barang diperlukan biaya sebesar harga barang tersebut (P), maka konsumen akan berhenti membeli barang tersebut manakala tambahan manfaat yang diperolehnya (MU) sama besar dengan tambahan biaya yang harus dikeluarkan. Maka jumlah konsumsi yang optimal adalah jumlah dimana MU = P
  • 11. kepuasan dan prilaku konsumen dipengaruhi oleh hal-hak sebagai berikut : • Nilai guna (utility) barang dan jasa yang dikonsumsi. Kemampuan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. • Kemampuan konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa. Daya beli dari income konsumen dan ketersediaan barang dipasar. • Kecenderungan Konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, serta nilai-nilai yang dianut seperti agama, adat istiadat.
  • 12. Fungsi utility • Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Unit teoritikal untuk penjumlahan utilitas adalah util.[5] • Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferen (indifference curve). Biasanya yang digambarkan adalah utility function antara dua barang (atau jasa) yang keduanya memang disukai konsumen.
  • 13. Perilaku konsumen Muslim • Berbeda dengan konsumen konvensional. Seorang muslim dalam penggunaan penghasilanya memiliki 2 sisi, yaitu pertama untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya dan sebagianya lagi untuk dibelanjakan di jalan Allah. Model Keseimbangan konsumsi islam • Keseimbangan konsumsi dalam ekonomi islam didasarkan pada prinsip keadilan distribusi. Dalam ekonomi islam. Kepuasan konsumsi seorang Muslim bergantung pada nilai- nilai agama yang diterapkan pada rutinitas kegiatanya, tercermin pada alokasi uang yang dibelanjakanya.
  • 14. • Batasan Konsumsi dalam syari’ah Dalam Islam, konsumsi tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual. • Batasan konsumsin dalam islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Larangan israf dan larangan bermegah-megahan. • Begitu pula batasan konsumsi dalam syari’ah tidak hanya berlaku pada makanan dan minuman saja. Tetapi juga mencakup jenis-jenis komoditi lainya. Pelarangan atau pengharaman konsumsi untuk suatu komoditi bukan tanpa sebab. • Pengharaman untuk komoditi karena zatnya karena antara lain memiliki kaitan langsung dalam membahayakan moral dan spiritual. konsumsi social • konsumsi dalam islam tidak hanya untuk materi saja tetapi juga termasuk konsumsi social yang terbentuk dalam zakat dan sedekah. Dalam al-Qur’an dan hadits disebutkan bahwa pengeluaran zakat sedekah mendapat kedudukan penting dalam islam. Sebab hal ini dapat memperkuat sendi- sendi social masyarakat. • zakat • sedekah
  • 15. • Dalam Islam, asumsi dan aksioma yang sama (komplementer, substitusi, tdk ada keterikatan), akan tetapi titik tekannya terletak pada halal, haram, serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi sehingga jika individu dihadapkan pada dua pilihan A dan B maka seorang muslim (orang yang mempunyai prinsip keislaman) akan memilih barang yang mempunyai tingkat kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi, walaupun barang yang lainnya secara fisik lebih disukai
  • 16. • Tujuan aktifitas konsumsi adalah memaksimalkan kepuasan (utility) dari mengkonsumsi sekumpulan barang/jasa yang disebut ’consumption bundle’ dengan memanfaatkan seluruh anggaran/ pendapatan yang dimiliki. Secara matematis hal itu ditunjukan dengan persoalan optimalisasi: Max U = U1 + U2 + U3 + ... + Un Dengan kendala : I = P1X1 + P2X2 + P3X3 + ........ + PnXn dimana : U = total kepuasan Un, = kepuasan dari mengkonsumsi barang n Pn = harga barang n Xn, = banyaknya barang n yang dikonsumsi I = total pendapatan
  • 17. Komposisi barang-barang yang dikonsumsi oleh konsumen akan stabil atau berada pada keseimbangan manakala tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap jenis barang per satuan harga adalah sama. Jika ada suatu barang yang memberi tambahan kepuasan lebih tinggi per satuan harganya, maka konsumen akan memperbanyak konsumsi barang tersebut dan otomatis mengurangi konsumsi barang lain. Dengan demikian belum tercapainya komposisi konsumsi yang stabil. Kestabilan atau keseimbangan konsumen tercapai manakala : MUx = MUx = ...... = MUi ------- ------- ------ Px Py Pi
  • 18. Asumsi sentral dalam teori ekonomi mikro neoklasik adalah manusia berperilaku secara rasional. Sistem kapitalisme tidak dapat hidup tanpanya. Dalam banyak hal, rasionalitas seringkali memaksa adanya penyederhanaan-penyederhanaan masalah, yang kemudian direkayasa menjadi suatu model. Model adalah penyederhanaan masalah-masalah ekonomi dengan tujuan agar kita dapat memahami, melakukan prediksi, merancang kebijakan. Begitu banyak asumsi yang tidak realistis didalam sebuah model, sehingga sebuah tingkat kesalahan tertentu merupakan suatu yang tidak terelakkan. Adanya rasa maklum atas kesalahan yang berada diluar jangkauan rasionalitas menunjukkan bahwa masyarakat ilmiah modern menyakini keterbatasan rasionalitas. Hal itulah yang dikenal dengan ”beyond rationality”. Beyond rationality tidak sama dan tidak identik dengan irrationality.
  • 19. perilaku konsumsi Islam berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadis perlu didasarkan atas rasionalitas yang disempurnakan yang mengintegrasikan keyakinan kepada kebenaran yang ‘melampaui’ rasionalitas manusia yang sangat terbatas ini. bekerjanya ‘invisible hand’ yang didasari oleh asumsi rasionalitas yang bebas nilai – tidak memadai untuk mencapai tujuan ekonomi Islam yakni terpenuhinya kebutuhan dasar setiap orang dalam suatu masyarakat. Islam memberikan konsep adanya an-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang). Jiwa yang tenang ini tentu saja tidak berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari kehidupan. Disinilah perlu diinjeksikan sikap hidup peduli kepada nasib orang lain yang dalam bahasa Al-Qur’an dikatakan “al-iitsar’
  • 20. FUNGSI UTILITAS & MASLAHAH DLM ISLAM • Imam Shatibi menggunakan istilah ’maslahah’, yang maknanya lebih luas dari sekedar utility atau kepuasan dalam terminologi ekonomi konvensional. Maslahah merupakan tujuan hukum syara’ yang paling utama. • Menurut Imam Shatibi, maslahah adalah sifat atau kemampuan barang dan jasa yang mendukung elemen-elemen dan tujuan dasar dari kehidupan manusia dimuka bumi ini (Khan dan Ghifari, 1992). Ada lima elemen dasar menurut beliau, yakni: AGAMA, kehidupan atau jiwa (al-nafs), properti atau harta benda (al-mal), keyakinan (al-din), intelektual (al- aql), dan keluarga atau keturunan (al-nasl).
  • 21. Mencukupi kebutuhan - dan bukan memenuhi kepuasan/keinginan - adalah tujuan dari aktivitas ekonomi Islam, dan usaha pencapaian tujuan itu adalah salah satu kewajiban dalam beragama. Adapun sifat- sifat maslahah sebagai berikut : Maslahah bersifat subjektif dalam arti bahwa setiap individu menjadi hakim bagi masing-masing dalam menentukan apakah suatu maslahah atau bukan bagi dirinya. Namun, berbeda dengan konsep utility, kriteria maslahah telah ditetapkan oleh syariah dan sifatnya mengikat bagi semua individu. Maslahah orang per orang akan konsisten dengan maslahah orang banyak. Konsep ini sangat berbeda dengan konsep Pareto Optimum, yaitu keadaan optimal dimana seseorang tidak dapat meningkatkan tingkat kepuasan atau kesejahteraannya tanpa menyebabkan penurunan kepuasan atau kesejahteraan orang lain. Konsep maslahah mendasari semua aktivitas ekonomi dalam masyarakat, baik itu produksi, konsumsi, maupun dalam pertukaran dan distribusi.
  • 22. • Daruriyyah : merupakan tujuan yang harus ada dan mendasar bagi penciptaan kesejahteraan didunia dan akhirat, yaitu mencakup terpeliharanya lima elemen dasar kehidupan yakni jiwa, keyakinan atau agama, akal/intelektual, keturunan dan keluarga serta harta benda. Jika tujuan daruriyyah diabaikan, maka tidak akan ada kedamaian, yang timbul adalah kerusakan (fasad) didunia dan kerugian yang nya di akhirat. • Hajiyyah : bertujuan memudahkan kehidupan dan menghilangkan kesempitan. Hukum syara’ dalam kategori ini tidak dimaksudkan untuk memelihara lima hal pokok tadi melainkan menghilangkan kesempitan dan berhati- hati terhadap lima hal pokok tersebut. • Tahsiniyyah : menghendaki kehidupan yang indah dan nyaman didalamnya, terdapat beberapa provisi dalam syariah yang dimaksudkan untuk mencapai pemanfaatan yang lebih baik, keindahan dan simplifikasi dari daruriyyah dan hajiyyah. Misalnya dibolehkannya memakai baju yang nyaman dan indah.
  • 23. tiga kebutuhan pokok : • Pertama, kebutuhan primer yakni nafkah-nafkah pokok bagi manusia yang dapat mewujudkan lima tujuan syariat (yakni memelihara jiwa, akal, agama, keturunan, dan kehormatan). Tanpa kebutuhan primer kehidupan manusia tidak akan berlangsung. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, kesehatan, rasa aman, pengetahuan, dan pernikahan. • Kedua, kebutuhan sekunder yakni kebutuhan manusia untuk memudahkan kehidupan, agar terhindar dari kesulitan. Kebutuhan ini tidak perlu dipenuhi sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Kebutuhan ini pun masih berkaitan dengan lima tujuan syariat itu tadi. • Ketiga, kebutuhan pelengkap, yaitu kebutuhan yang dapat menciptakan kebaikan dan kesejahteraan dalam kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan ini tergantung pada bagaimana pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder serta berkaitan dengan lima tujuan syariat.
  • 24. • QS.al-Furqaan ayat 67 Allah berfirman : Dan orang- orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih- lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah- tengah antara yang demikian. Atau dalam QS.al-Israa ayat 29 : • ” Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkan karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”
  • 25. PRINSIP KONSUMSI DALAM ISLAM “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makanlah dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: ‘Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba- hamba_Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?’ Katakanlah: ‘Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”
  • 26. Petunjuk Investasi Tentang kriteria atau standar dalam menilai proyek investasi, al-Mawsu’ah Al-ilmiyahwa-al amaliyah al-islamiyah memandang ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk dijadikan pedoman dalam menilai proyek investasi, yaitu: a) Proyek yang baik menurut Islam. b) Memberikan rezeki seluas mungkin kepada anggota masyarakat. c) Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan, dan kekayaan. d) Memelihara dan menumbuhkembangkan harta e) Melindungi kepentingan anggota masyarakat.
  • 27. Tujuan hidup Manusia • Bahagia sejahtera, dengan cara Terpenuhinya kebutuhan materi & spiritual • Mengapa saat ini hanya kebutuhan materi (makanan, sandang, papan) yg lebih diperhatikan? • Contoh orang bermateri penuh, tapi tidak bahagia dan tidak sejahtera:
  • 28. http://id.berita.yahoo.com/istri-pewaris-tetra-pak-terbaring-meninggal-2- bulan.html:Kematian tragis istri seorang miliarder • Pasangan kecanduan narkoba, jenazah istri membusuk 2 bulan sebelum ditemukan. • Pasangan itu tinggal di salah satu alamat paling eksklusif di London namun kemudian tenggelam dalam kekumuhan akibat kecanduan narkotika yang berakhir dengan kematian Eva akibat gagal jantung sebagai dampak dari obat-obatan tersebut, menurut pengadilan. • Orangtua Eva Rausing datang ke rumah tersebut setelah melihat banyaknya kerumunan polisi. Polisi menemukan tubuh anak perempuan mereka dalam kondisi membusuk di bawah tumpukan pakaian dan deretan tempat sampah di kamar yang dikerubungi lalat di lantai dua. • "Anda dan istri Anda memiliki semua keuntungan materi yang bisa didapat, dan untuk sesaat kehidupan keluarga yang bahagia. Kemunduran Anda untuk menggunakan narkoba, bersama dengan istri Anda, menghancurkan semua itu," kata hakim itu lagi pada Hans Rausing. Rausing, 49, terlihat sadar namun pucat dan kurus dengan rambut berantakan dan jenggot yang dipotong pendek. Ia berdiri diam di balik kaca di bagian belakang ruang sidang saat hakim berbicara.
  • 29. Konsumsi Dlm Ekonomi Konvensional • Tujuan: Kepuasan Tertinggi • Batasan: Ketersediaan Anggaran • Dampak: mengabaikan halal/haram, pertimbangan/kepentingan orang lain, kecuali golongan/kelompoknya
  • 30. Konsumsi dalam Rasionalitas Islami • Memaksimalkan maslahah (=manfaat + berkah) • Pemenuhan kebutuhan akan mberikan tambahan manfaat fisik, spiritual, intelektual, material • Pemenuhan keinginan akan menambah kepuasan, manfaat psikis • Kebutuhan + keinginan = maslahah + kepuasan • Jk kebutuhan bukan yg diinginkan hanya melahirkan manfaat, jk keinginan bukan kebutuhan hanya melahirkan kepuasan saja • Pmenuhan kebutuhan & keinginan dibolehkan selama tidak mendatangkan mudharat
  • 31. Karakteristik Kebutuhan & Keinginan Karakteristik Keinginan Kebutuhan Sumber Hasrat (Nafsu Manusia) Fitrah Manusia Hasil Kepuasan Manfaat & berkah Ukuran Preferensi/Selera Fungsi Sifat Subyektif Objektif Tuntunan Islam Dibatasi/dikendalikan Dipenuhi
  • 32. Penentuan & Pengukuran Mashlahah bagi Konsumen • Maslahah = pahala x f (kegiatan) • Berkah = f (konsumsi) Formulasi Maslahah: M = F + B M= mashlahah F = manfaat B = berkah
  • 33. Formulasi Mashlahah • B = F . P • P = βi p P=pahala total Βi = frekuensi kegiatan P = pahala per unit kegiatan • B = F βi p • M = F + F βi p • M = F (1+ βi p) • Dari formulasi tsb, Jika pahala suatu kegiatan tidak ada, maka yang tertinggal hanya manfaat duniawi saja, spt keuntungan uang/kepuasan psikis • Jika manfaat duniawi sdh tidak ada, maka keberkahan pun tdk ada
  • 34. Pengukuran Mashlahah Konsumen • Konsumsi utk ibadah:(belanja di jalan Allah = QS 2:261) Frekuensi Kegiatan (1) Pahala per unit (2) Mashlahah (1x2) 1 700 700 2 700 1400 3 700 2100 4 700 2800 5 700 3500 6 700 4200 7 700 4900 8 700 5600
  • 35. Mashlahah dari membeli surat kabar yg halal dg niat ibadah F Keg (1) Manfaat/ F (2) Pahala per unit /p (3) Total pahala/P (4)=1x3 Berkah (5) = 2 x 4 Mashlahah (6)=F+B=2+5 1 10 27 27 270 280 2 18 27 54 972 990 3 24 27 81 1944 1968 4 28 27 108 3052 3052 5 30 27 135 4080 4080 6 32 27 162 5216 5216 7 32 27 189 6080 6080
  • 36. Maslahah membeli es krim halal dg niat ibadah Frekuensi Keg (1) Manfaat (2) Pahala per Unit (3) Total Pahala (4)= 1x3 Berkah (5) 2 x 4 Maslahah (6)= 2+5 1 40 1 1 40 80 2 75 1 2 150 225 3 105 1 3 315 420 4 130 1 4 520 650 5 148 1 5 740 888 6 163 1 6 978 1141 7 163 1 7 1141 1304 8 150 1 8 1200 1350
  • 37. Maslahah Membeli Es Krim Halal tanpa niat Ibadah Frekuensi Keg Manfaat Pahala per Unit Total Pahala Berkah Mashlahah 1 40 0 0 0 40 2 75 0 0 0 75 3 105 0 0 0 105 4 130 0 0 0 130 5 148 0 0 0 148 6 163 0 0 0 163 7 163 0 0 0 163 8 150 0 0 0 150
  • 38. • Jadi konsumsi yg tidak dilandasi niat ibadah hanya akan menghasilkan mashlahah sebesar manfaat saja, mashlahah tidak maksimal • Identifikasi mashlahah dunia & akherat memerlukan ilmu & pengetahuan yg cukup
  • 39. Mashlahah dari Konsumsi Barang/Jasa yg Haram Frek Keg (1) Manfaat (2) Pahala per Unit (3) Total Pahala (4)=3x1 Berkah (5) = 2x4 Mashlahah (6)= 2+5 1 14 -1 -1 -14 0 2 26 -1 -2 -52 -26 3 36 -1 -3 -108 -72 4 44 -1 -4 -176 -132 5 48 -1 -5 -240 -192 6 50 -1 -6 -300 -250 7 50 -1 -7 -350 -300 8 47 -1 -8 -376 -329
  • 40. Identifikasi Mashlahah • Bentuk Mashlahah : 1. Manfaat material, ex. Pd produk obral berupa Murahnya harga, disc, dll 2. Manfaat Fisik & Psikis, ex. Terpenuhinya rasa lapar, haus, dingin, sehat, nyaman dll 3.Manfaat Intelektual, ex.informasi, pengetahuan, ketrampilan 4. Manfaat thd lingkungan (intra generation), ex. Adanya eksternalitas positif yg bisa dirasakan pembeli & org lain 5. Manfaat jangka panjang , ex. Bahan bakar bio gas
  • 41. Perilaku Konsumen Konvensional • Hukum Penurunan Utilitas Marginal F Konsumsi (1) Tot Kepuasan Tot utility (2) Utilitas Margina (MU) (3) 1 10 - 2 18 8 3 24 6 4 28 4 5 30 2 6 32 2 7 32 0 8 30 -2 9
  • 42. Hukum utilitas marginal • Jika seorang mengkonsumsi barang/jasa dg frek berulang2, maka nilai tambahan kepuasan dr konsumsi berikutnya akan semakin menurun. • Utilitas marginal: tambahan kepuasan yg diperoleh konsumen akibat adanya peningkatan jumlah barang/jasa yg dikonsumsi. • Sebelum mencapai nilai negatif, nilai utilitas marginal mencapai kejenuhan terlebih dahulu yg ditunjukkan oleh nilai nol = utilitas total mencapai maksimum. • Pengecualian hukum tsb di atas tidak berlaku pada orang yg mengalami kecanduan
  • 43. Kurva utilitas total & marginal
  • 44. Hukum mengenai Mashlahah • Kehadiran mashlahah akan memberi warna dr keg konsumsi. • Mashlahah marginal dari ibadah mahdhah F Kegiatan (1) Pahala (2) Mashlahah (1x2) Marginal mashlahah 1 700 700 700 2 700 1400 700 3 700 2100 700 4 700 2800 700 5 700 3500 700 6 700 4200 700 7 700 4900 700 8 700 5600 700
  • 45. • Org tidak akan bosan pd ibadah mahdhah, terlihat dari marginal mashlahah yg slalu konstan/tidak mengalami penurunan spt pd kasus utilitas
  • 46. Mashlahah marginal dr konsumsi halal F Keg (βi) Manfaat Fisik (f) Pahala / unit (p) Tot pahala (βip) Maslahah F*(1+βip) Mashlahah marginal /MM 1 10 27 27 280 - 2 18 27 54 990 710 3 24 27 81 1968 978 4 28 27 108 3052 1084 5 30 27 135 4080 1028 6 32 27 162 5216 1136 7 32 27 189 6080 864 8 30 27 216 6510 430
  • 47. Penurunan Marginal Mashlahah konsumen peduli berkah lebih lambat dr yg tdk peduli Frek Keg (1) Manfaat Fisik/Psikis (2) Marginal Mashlahah Tak Peduli (3) Marginal Mashlahah Peduli (4) 1 10 - - 2 18 8 710 3 24 6 978 4 28 4 1084 5 30 2 1028 6 32 2 1136 7 32 0 864 8 30 -2 430
  • 48. Larangan Substitusi/komplementar barang halal & haram • Tingkat mashlahah barang haram selalu negatif dan menurun dengan semakin seringnya dikonsumsi
  • 49. Mashlahah Total & Marginal dari Keg yg haram • kurva
  • 50. Preferensi Terhadap Mashlahah • M= F(1+βip)ᵟ • Koefisien perhatian/coefficient of awareness = ᵟ = 0 -1 • ᵟ =0 = tidak memperhatikan mashlahah • ᵟ =1 = sepenuhnya memperhatikan mashlahah • Jika konsumen tidak memperhatikan berkah: M = F  jadi mashlahah hanya sebatas manfaat fisik; krn ᵟ=0
  • 51. Koefisen Preferensi= ᵞ preferensi konsumen thd mashlahah yang ada • M= F(1+βip)ᵟᵞ • ᵞ = 0 < ᵞ < 2 ; jk konsumen menyukai mashlahah nilai ᵞ = 1 atau lebih, jika tdk suka mashlahah ᵞ kurang dari 1
  • 52. Perbandingan Mashlahah Marginal diantara Berbagai Preferensi thd Mashlahah Frek Keg MM, ᵞ = 0 MM, ᵞ = 0,5 MM, ᵞ = 1 MM, ᵞ = 1,5 1 - - - - 2 8 81 710 5860 3 6 84 978 10479 4 4 75 1084 14043 5 2 58 1028 15717 6 2 59 1136 19013 7 0 33 864 17214 8 -2 1 430 12091
  • 53. • Preferensi thd mashlahah mampu memperpanjang horizon preferensi/ memperpanjang rentang kegiatan • Pd ᵞ = 0 besarnya MM semakin menurun dg cepat • Penurunan MM semakin lamban saat preferensi thd mashlahah=ᵞ semakin meningkat • Semakin konsumen peduli thd berkah (yakin dg imbalan pahala), maka ia tdk mudah jenuh/bosan dg apa yg dikonsumsinya, meski secara fisik tdk lagi melihat adanya manfaat.
  • 54. Hukum penguatan kegiatan dari mashlahah • Keberadaan berkah akan memperpanjang rentang dari suatu kegiatan konsumsi • Konsumen yg merasakan adanya mashlahah dan menyukainya akan tetap rela melakukan suatu kegiatan meski manfaat fisik dari keg tsb bagi dirinya sdh tidak ada
  • 55. Keterkaitan antar barang A. Komplemen Ex. Komputer & flash disk. 1.Komplementaritas sempurna, ex. Mobil & BBM, tinta printer & kertas, ban luar & ban dalam 2. Komplementaritas dekat, ex. Sepatu & kaos kaki, teh & gula 3. Komplementaritas jauh, ex. Baju & dasi, baju & parfum, sabun cuci & softner,
  • 56. B. Substitusi 1. Substitusi sempurna, ex. Gula lokal & impor 2. Substitusi dekat, ex. Printer merk canon & Hewlett Packard, sistem operasi windows & linux, fotocopy xerox & cannon, daging sapi & ayam 3. Substitusi jauh, ex. Beras & roti,
  • 57. Hubungan antar barang yg dilarang dalam Islam Tidak ada substitusi dan komplemen antara barang halal dan haram Jadi berapapun barang halal yang dikonsumsi, maka barang haram yg dikonsumsi adalah nol.
  • 58. Hukum Permintaan • Jika harga suatu barang/jasa meningkat, maka jumlah barang/jasa yang diminta akan menurun, selama kandungan mashlahah pd barang tsb & faktor lain tetap.