SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Download to read offline
ANALISIS KUANTITATIF
DAN KUALITATIF BAHAN
PANGAN
Dr. SYARTIWIDYA, STP., M.Si
DEFINISI
• Analisis bahan makanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui senyawa yg terkandung dalam bahan makanan
• Tujuan analisis makanan
• Untuk memastikan kualitas produk
• Mendeteksi metabolit beracun
• Menentukan gizi
• Menentukan kadar suatu makanan
• Mengentahui senyawa tertentu
Analisis bahan makanan dan minuman adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam suatu bahan
makanan dan minuman.
Analisis bahan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara
kimiawi, fisika, nutrisi dan inderawi yang biasa dikenal dengan uji
organoleptik.
Beberapa teknik analisis tersedia untuk melakukan penilaian berbagai
karakteristik produk makanan dan minuman dalam hal struktur, komposisi,
sifat fisikokimia dan karakteristik sensorisnya.
Teknik-teknik ini banyak digunakan oleh produsen bahan makanan,
produsen makanan, peneliti dan analisis makanan yang berdedikasi untuk
memastikan kualitas produk, keamanan dan efisiensi proses.
Tujuan analisis pangan
• Menguraikan komponen-komponen bahan
pangan(jenis dan jumlah)
• Menentukan suatu komponen bahan untuk
menentukan kualitas bahan pangan
• Menentukan suatu komponen bahan untuk
menyusun menu
• Menentukan ada atau tidak bahan tambahan dalam
makanan
• Mendeteksi adanya bahan metabolik senyawa
beracun dalam makanan
Penilaian kualitas makanan terdiri dari dua,yaitu :
1. Penilaian Subjektif, dilakukan dengan menggunakan
pinalis(manusia) sebagai alat.
2. Penilaian Objektif, dilakukan dengan menggunakan alat.
1. Uji Organoleptik
Pengertian Uji Organoleptik adalah
Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah
prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan
dengan penilaian secara obyektif, analisa data menjadi
lebih sistematis, demikian pula metode statistik digunakan
dalam analisa serta pengambilan keputusan.
PENILAIAN SUBJEKTIF
Tujuan uji organoleptik adalah untuk:
1. Pengembangan produk dan perluasan pasar.
2. Pengawasan mutu terhadap bahan mentah, produk, dan komoditas.
3. Perbaikan produk.
4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing.
5. Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru.
• Kelebihan Uji Organoleptik:
• Mampu mendeskripsikan sifat-
sifat tertentu yang tidak dapat
digantikan dengan cara
pengukuran menggunakan
mesin, instrumen ataupun
peralatan lain
• Disenangi karena dapat
dilaksanakan dengan cepat
dan langsung.
• Kekurangan Uji Organoleptik:
• Bisa terjadi bias
• Kesalahan panelis
• Kesalahan pengetesan
• Subjektivitas
• Ketidak lengkapan informasi.
Penilaian indera dengan cara uji
organoleptik meliputi:
• Menilai tekstur suatu bahan adalah satu unsur kualitas bahan
pangan yang dapat dirasa dengan rabaan ujung jari, lidah,
mulut atau gigi.
• Faktor kenampakan yang meliputi warna dan kecerahan dapat
dinilai melalui indera penglihatan.
• Flavor adalah suatu rangsangan yang dapat dirasakan oleh
indera pembau dan perasa. Penilaian flavor langsung
berhubungan dengan indera manusia, sehingga merupakan
salah satu unsur kualitas yang hanya bisa diukur secara
sujektif.
• Suara merupakan hasil pengamatan dengan indera
pendengaran yang akan membedakan antara kerenyahan
(dengan cara mematahkan sampel), melempar, dan
sebagainya.
PENILAIAN OBJEKTIF
Penilaian objektif meliputi:
1. UJI FISIK
• Kualitas produk diukur secara objektif berdasarkan hal-
hal fisik yang Nampak dari suatu produk.
• Metode penilaian mutu dengan alat dapat digunakan
untuk mengungkapkan karakteristik atau sifat-sifat mutu
pangan yang tersembunyi. Umumnya, hasil pengukuran
karakteristik mutu dengan uji sensori memiliki nilai
korelasi yang tinggi.
• Metode pengukuran uji fisik digunakan untuk menguji
warna, volume, tekstur, viskositas atau kekentalan dan
konsistensi, keempukan dan keliatan serta bobot jenis.
Dasar Pemilihan Prosedur Analisa Makanan
Dan MinumanProsedur analisa makanan dan
minuman yang tepat
• Pengetahuan dasar komposisi suatu bahan yang akan
dianalisa sehingga dapat dipilih prosedur yang tepat serta
penyiapan bahan dans ebagainya dapat dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang dimaksud
• Berapakah tingkat ketelitian yang dikehendaki .Apabila
prosedur analisa yang lebih singkat, biaya rendah dan tingkat
kecermatan yang tidak terlalu tinggi telah cukup memadai
dalam mendapatkan keterangan yang diperlukan, maka tidak
usah membuang waktu, tenaga dan biaya yang tak perlu untuk
melaksanakan prosedur yang lebih rumit dengan kecermatan
yang tinggi.
• Berapa banyakkah sampel yang tersedia. Apabila sampelnya
sulit didapat atau sangat mahal harganya, maka perlu dipilih
prosedur yang mampu menganalisa sampel dalam jumlah
sedikit
Kelebihan Uji fisik :
• Memiliki relevansi yang
tinggi dengan mutu produk
• Metode ini cukup mudah
dan cepat untuk dilakukan,
hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat
diperoleh
• Dapat membantu analisa
usaha untuk meningkatkan
produksi atau
pemasarannya
Kekurangan Uji fisik :
• Keterbatasan akibat
beberapa sifat indrawi tidak
dideskripsikan.
• Objektif alat/instrument
harus dapat dilakukan
selalu terkalibrasi untuk
dengan menjamin
keakuratan menggunakan
alat-alat dan kecermatan
hasil alat yang sederhana.
• Dapat terjadi pula salah
komunikasi antara manajer
dan panelis.
Uji fisik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat atau instrumen
seperti:
• a) Spektrofotometer
• b) Planimeter.
• c) Teksturometer.
• d) Penetrometer &
Hydrometer.
• e) Lactometer.
• f) Alcoholmeter.
• g) Sakarometer.
2. UJI KIMIA
Metode pengukuran uji kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur
secara objektif berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam
suatu produk.
Metode pengukuran uji kimia dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Analisis proksimat yaitu kadar air dan kadar abu.
b. Analisis kualitatif/kuantitatif yaitu protein, lemak, karbohidrat, asam
lemak, kadar gula reduksi maupun kadar asam amino.
• Kelebihan Uji Kimia:
• a) Sangat objektif, memiliki
prosedur terstandar.
• b) Hasil dapat dipercaya (realibility
tinggi).
• c) Dapat menentukan kualitas
makanan dari kimia zat gizi yang
terkandung di dalamnya.
Kekurangan Uji Kimia :
• a) Mahal.
• b) Kompleks.
• c) Menuntut keahlian dan
pengetahuan di bidang
analisa kimia.
• d) Membutuhkan ketelitian
dan kehati-hatian dalam
pengerjaannya, karena
melibatkan reagen-reagen
kimia.
Uji kimia meliputi:
• Uji proksimat (karbohidrat, lemak, protein dan serat)
• Uji benedict (karbohidrat)
• Uji alergen
• Gravimetri
• Volumetri
• Spektro IR. Uv-Vis, NMR
• Kromatografi
3. UJI MIKROBIOLOGI
• Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena
selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan,
juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau
indikator keamanan makanan.
Pengujian mikrobiologi di antaranya meliputi
1. Analisis kualitatif yaitu mengetahui jenis mikroorganisme
yang ada di dalam sediaan tersebut, untuk menentukan mutu
dan daya tahan suatu makanan
2. Analisis kuantitatif yaitu mengetahui berapa jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk
menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator
untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut
Analisis Kuatitatif
Mikroba pada Bahan
Pangan
Jumlah mikroba suatu bahan dapat dihitung dengan bermacam-
macam cara tergantung bahan dan jenis mikroba.
Ada beberapa cara :
1. Perhitungan jumlah sel.
• Hitungan mikroskopis.
• Hitungan cawan.
• MPN (Most Probability Number).
2. Perhitungan massa sel secara langsung dan tidak langsung.
Jumlah sel mikroba dapat dihitung jika medium per- tumbuhan
tidak mengganggu pengukuran baik yang hidup / mati, contoh :
metode volumetrik, gravimetrik, kekeruhan
Hitungan mikroskopik
METODE BREED
Diperlukan pipet Breed 0,01 ml dan kartu penolong yang
mempunyai kotak-kotak berukuran 1 cm bujur sangkar.
Keuntungan:
• metodenya cepat dan murah
• akan terhitung secara langsung baik yang hidup maupun yang
mati.
• Hitungan berdasarkan kekeruhan.
PERHITUNGAN JUMLAH SEL
METODE BREED
Sering digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung
bakteri dalam jumlah tinggi, misalnya susu yang diperoleh dari
sapi yang terkena mastitis yaitu suatu penyakit infeksi yang
menyerang kelenjar susu sapi.
• Kelemahan: tidak dapat dilakukan terhadap susu yang telah
dipasteurisasi karena secara mikroskopis tidak dapat dibedakan
antara sel- bakteri yang masih hidup atau yang sudah mati
karena perlakuan pasteurisasi.
• Dalam metode ini, luas areal pandang mikroskopis yang akan
digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Mikrometer yang
digunakan adalah mikrometer gelas.
• Salah satu cara untuk menghitung jumlah sel dengan metode
breed di dalam contoh secara tidak langsung adalah dengan
mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi.
• Untuk menghitung jumlah bakteri didalam contoh, sebanyak
0,01 ml contoh dipipet dengan pipet mikro dan disebarkan
di atas gelas obyek sehingga mencapai luas 1 cm²
• Kemudian didiamkan sampai kering, difiksasi, dan diwarnai
dengan birumetilen (methylene blue levowitz).
• Rata-rata jumlah bakteri per areal pandang mikroskop
dihitung setelah mengamati 10 sampai 60 kali
areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri per areal
pandang.
Jumlah rata-rata bakteri/areal
pandang
Jumlah areal pandang yang
harus diamati
<0,5 50
0,5-1 25
1-10 10
10-30 5
>30 TBUD(terlalu banyak untuk
dihitung ,contoh harus
diencerkan)
Perhitungan rata-rata bakteri dalam susu per milimeter dihitung
dengan menggunakan rumus berikut:
Rata-rata bakteri/areal pandang =sel/areal pandang x FM x FP*
Keterangan:
FM= faktor mikroskopis
FP digunakan apabila ada pengenceran
Luas areal pandang mikroskop = πr2 mm2 = cm2
100
dimana, r = jari-jari (mm) areal pandang. Karena sample susu disebarkan pada kaca
benda seluas 1 cm2 ada sebanyak 0,01 ml, maka:
πr2
Jumlah susu per areal pandang mikroskop = x 0,01 ml
100
10.000
Jumlah bakteri per ml = x jumlah bakteri per areal pandang.
πr2
Untuk mendapatkan 1 ml sample susu dapat diperoleh dari 10.000/ πr2 x areal
pandang mikroskop. Angka 10.000/ πr2 disebut juga factor mikroskopik (FM), dan
dapat digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang mikroskop
menjadi jumlah bakteri per ml.
Jumlah bakteri per areal pandang mikroskop dihitung dari rata-rata pengamatan
areal pandang. Jumlah areal pandang yang harus diamati tergantung dari jumlah
rata-rata bakteri per areal pandang, dan ditentukan sebagai berikut:
• Hasil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok
bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan
jumlah bakteri menggunakan agar cawan.
• Pada sapi yang terserang mastitis, susunya biasanya
mengandung sel-sel darah putih dalam jumlah tinggi.
Setelah pewarnaan dengan biru metilen, sel-sel darah
putih akan terlihat sebagai sel yang bulat atau
berbentuk tidak teratur, bewarna biru dengan ukuran
lebih besar daripada bakteri.
ALAT_ALAT
Pipet breed
Mikrometer glass
Mikrometer glass
Contoh Soal
Diketahui :
- Jumlah rata-rata bakteri/areal pandang pada produk susu yang diamati adakah : 0,5
- Jumlah areal pandang yang harus diamati : 25
Tentukan jumlah bakteri per ml
10.000
Jumlah bakteri per ml = x jumlah bakteri per areal pandang.
πr2
10.000
= x 0,5 x 25
πr2
= 39.808 koloni/ml
METODE PETROFF-HAUSSER
Dalam metode ini, luas daerah pandang (field) mikroskop yang akan
digunakan harus dihitung terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur diameter areal pandang
mengggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi.
RUMUS PERHITUNGAN :
Rata − rata koloni =
Jumlah koloni
5
jumlah bakteri
mL
=
rata − rata koloni
volume kotak
keterangan:
Volume kotak = 4 x 10-6 mL
Kelebihan :
Metode ini cepat dan murah
Kelemahan :
• Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan
dari sel yang hidup, karena keduanya terhitung.
• Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah
mikroskop,sehingga kalau tidak teliti tidak terhitung.
• Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba
bahan yang mengandung debris atau ekstrak makanan,
karena hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan
sel
Contoh Soal
Prinsip kerja:
1. Pengenceran.
Membuat suatu seri pengenceran satu bahan yang mengandung
> 300 sel bakteri/ml. Hal ini perlu pengenceran sebelum
ditumbuh kan pada medium agar didalam petri. Setelah
inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan dalam jumlah yang
dapat dihitung.
2. Pemupukan.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba
yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel
mikroba itu akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat langsung dilihat dengan mata.
Hitungan cawan
Metode cawan ini cara yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroba karena;
• - hanya sel yang masih hidup yang dihitung
• - beberapa mikroba dapat dihitung sekali gus.
• - dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel
mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik
Kelemahan metode ini;
- hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah sel mikroba
yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan
mungkin membentuk satu koloni.
- medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan
nilai yang berbeda.
• Standar perhitungan. Untuk melaporkan suatu hasil penelitian
analisa mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut
standar plate count(SPC) yang menjelaskan mengenai cara
memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni
bakteri dalam suatu bahan.
• Syarat Perhitungan.
1. Jumlah koloni tiap petri antara 30 – 300 koloni, jika tidak ada
dipilih yang jumlahnya mendekati 300.
2. Tidak ada koloni yang menutupi lebih besar dari setengah
luasan petri (spreader).
3. Perbandingan dari jumlah hasil pengenceran yang berturut-
turut antara pengenceran yang lebih besar dengan
pengenceran sebelumnya,jika sama atau lebih kecil dari 2 ,
hasilnya dirata-rata, tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai
jumlah mikroba dari hasil pengenceran sebelumnya.
4. Jika dengan ulangan setelah memenuhi syarat hasilnya
dirata-rata
5. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu
merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dihitug
sebagai satu koloni.
6. Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat sebagai
suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.
Selain syarat diatas untuk data yang dilaporkan ditambah
lagi dengan ;
• hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari 2 angka, jika
angka ketiga sama dengan atau lebih dari 5 harus
dibulatkan satu angka lebih tinggi dari angka kedua.
Metode cawan dapat
dibedakan;
1. Metode tuang ( Pour
plate)
2. Metode permukaan
(surface / spread
plate)
$al yang perlu dikuasai dalam hal ini adalah teknikpengenc
eran. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila
selmikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium,
makamikroba tersebut akan berkembang biak dan membe
ntuk koloniyang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihi
tung tanpamenggunakan mikroskop
Perhitungan :
Jumlah koloni = jumlah koloni percawan x 1
Faktor Pengenceran
Contoh Soal
Diketahui: jumlah koloni pada cawan sebar adalah 1018
Berapa Jumlah koloni, jika faktor pengenceran adalah 10-4?
Jumlah koloni = jumlah koloni percawan x 1
Faktor Pengenceran
Jumlah koloni = 1018 x 1
10-4
= 1018 x 104
= 10.180.000 koloni/ml
Keuntungan metode MPN
• Metode MPN dapat dibuat sangat peka dengan
penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar
dari 1,0 ml/tabung.
• Metode MPN bisa dipakai di lapangan
• Media pertumbuhan yang selektif dapat digunakan
untuk menghitung jenis mikroorganisme yang
diharapkan
Hitungan MPN
(Most Probable Number)
Metode MPN (Most Probable Number )
1. Digunakan pada medium cair didalam tabung reaksi yang
berisi tabung durham.
2. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif ,yaitu terbentuk gas atau timbul kekeruhan dalam
tabung durham setelah diinkubasi pada suhu dan waktu
tertentu.
3. Pada umumnya setiap pengenceran digunakan 7 tabung
(5 .1. 1 ). 3 seri / 9 tabung (3.3.3) dan 15 tabung (5 . 5 .
5).
4. Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diharapkan satu tabung berisi satu atau lebih sel mikroba.
5. Dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis
tertentu dengan media laktosa cair untuk bateri yang
dapat memfermentasi Laktosa-- koliform
Kerugian MPN
• Untuk mendapatkan hasil yang valid diperlukan banyak
pengulangan.
• Prinsip dari metode MPN ini adalah pengenceran yang
dilakukan sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan
konsentrasi mikroorganisme yang sesuai. Semakin rendah
pengenceran, maka semakin positif hasilnya. Sebaliknya
jika pengenceran tinggi, maka jarang tabung yang hasilnya
positif yang muncul. Semua tabung positif yang dihasilkan
sangat tergantung pada probabilitas sel yang terambil oleh
pipet saat dimasukkan ke media. Metode ini sangat
dipengaruhi oleh homogenitas. Frekuensi positif dan negatif
menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel
sebelum pengenceran.
jarum inokulum/ose
Volume inokulum
Tabung durham
Perhitungan :
MPN Sampel = Nilai MPN x 1
Pengenceran n tabung tengah
Metode MPNmenggunakan medium cair di dalam tabung reaksi.
Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif,
yakni dengan ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan
tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan
atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang
diletakkan pada posisi terbalik, yaitu jasad renik yang membentuk gas.
Nilai MPN dapat dihitung denganr umus sebagai berikut:
Contoh Soal
Diketahui :
- Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-5 (A) adalah 3
- Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-6 (B) adalah 1
- Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-7 (C) adalah 1
Untuk mengetahui nilai MPN' dapat dilihat pada keterangan tabel angka MPN untuk
tabung 9 yaitu 0,75
Berapa jumlah koloni per cawan?
MPN Sampel = Nilai MPN x 1
Pengenceran n tabung tengah
= 0,75 x 1
10-6
= 0,75 x 106
= 750.000 koloni/ml
ü Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan sel-
sel yang bergabung menjadi satu dan berkoloni, Sehingga
mempermudah pengamatan.
ü Semakin tinggi pengenceran maka semakin kecil jumlah koloni
bakteri. Dengan kata lain tingkat pengenceran berbanding
terbalik dengan jumlah koloni bakteri
ü Pada saat diinkubasi posisi cawan petri harus dibalik. Dan itu
dilakukan agar uap atau air yang timbul dari penguapan media
tidak jatuh ke mikroba sehingga tidak mengakibatkan
kontaminasi, karena air merupakan media utama mikroba
untuk tumbuh.
1. Perhitungan Massa secara tidak langsung
a. Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya)
b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer dan sekunder
, panas)
c. Analisis komposisi nutrisi (karbon, nitrogen, oksigen, asam
amino, mineral, dan sebagainya).
Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering
digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses
fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukur.
PERHITUNGAN MASSA SEL
2. Perhitungan Masa secara langsung
a. Cara Volumetrik
b.Cara Gravimetrik
c. Turbidimetri (Kekeruhan)
Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah
mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhanya tidak
mengganggu pengukuran. Metode volumetrik dan gravimetrik,
pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulu dengan
menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, bila substrat
tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan
pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan
menggunakan metode volumetrik maupun dengan turbidimetri
Turbidimetri
Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung
jumlah bakteri dalam suatu larutan menggunakan
spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan
volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah).
Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar
ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam
biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density (absorbsi cahaya,
biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700 nm).
Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan
jumlah organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan
cawan) hingga pengukuran optical density (ditentukan dengan
spektrofotometer).
Analisis Kualitatif
Mikroba pada Bahan
Pangan
Analisis kualitatif yaitu mengetahui jenis
mikroorganisme yang ada di dalam sediaan
tersebut, untuk menentukan mutu dan daya tahan
suatu makanan
Contoh : Analisis cemaran mikroba (pengujian
fermentasi karbohidrat, pengujian
katalase, dan pengujian utilisasi sitrat)
https://doi.org/10.25026/mpc.v4i1.160
Studi Kasus

More Related Content

What's hot

Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakMelina Eka
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)Mutiara Nanda
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)Sri Inulin
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananAgnescia Sera
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARMutiara Nanda
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 

What's hot (20)

Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemakLaporan Analisa Pangan acara 4 lemak
Laporan Analisa Pangan acara 4 lemak
 
AIR
AIRAIR
AIR
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Mikro laporan
Mikro laporanMikro laporan
Mikro laporan
 
02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)
 
Analisis lemak
Analisis lemakAnalisis lemak
Analisis lemak
 
Laporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar AbuLaporan Praktikum Kadar Abu
Laporan Praktikum Kadar Abu
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
Kimpang meet 9_pigmen
Kimpang meet 9_pigmenKimpang meet 9_pigmen
Kimpang meet 9_pigmen
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Analisis Kadar Air dan Total Padatan
Analisis Kadar Air dan Total PadatanAnalisis Kadar Air dan Total Padatan
Analisis Kadar Air dan Total Padatan
 

Similar to ANALISIS MAKANAN

2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas panganSutyawan
 
2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas panganSutyawan
 
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfLab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfmul yono
 
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfLab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfmul yono
 
pemantapan kualitas
pemantapan kualitaspemantapan kualitas
pemantapan kualitasNon Pesek
 
pemantapan kualitas
pemantapan kualitaspemantapan kualitas
pemantapan kualitasNon Pesek
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIKlara Tri Meiyana
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIKlara Tri Meiyana
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuandiesta saman
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuandiesta saman
 
PMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxPMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxIdiPessel
 
PMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxPMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxIdiPessel
 
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganKonsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganAgnescia Sera
 
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganKonsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganAgnescia Sera
 
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxPENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxRositNugroho1
 
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxPENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxRositNugroho1
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroquingessa
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroquingessa
 

Similar to ANALISIS MAKANAN (20)

2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan
 
2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan
 
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfLab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
 
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdfLab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
Lab sensori bersatandar ISO 17025.pdf
 
pemantapan kualitas
pemantapan kualitaspemantapan kualitas
pemantapan kualitas
 
pemantapan kualitas
pemantapan kualitaspemantapan kualitas
pemantapan kualitas
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutu
 
Manlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutuManlab pemantapan mutu
Manlab pemantapan mutu
 
PMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxPMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptx
 
PMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptxPMI Malaria.pptx
PMI Malaria.pptx
 
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganKonsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
 
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan panganKonsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
Konsep dasar uji mikrobiologi bahan pangan
 
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxPENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
 
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptxPENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
PENJAMINAN MUTU PEM TELUR CACING KELOMPOK 1.pptx
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agro
 
Pengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agroPengendalian mutu industri agro
Pengendalian mutu industri agro
 

More from Syartiwidya Syariful (20)

Edible Insects
Edible InsectsEdible Insects
Edible Insects
 
Pengemasan
PengemasanPengemasan
Pengemasan
 
Jasa Boga
Jasa BogaJasa Boga
Jasa Boga
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
Identifikasi Kerusakan
 Identifikasi Kerusakan Identifikasi Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
 
Kerusakan Pangan
Kerusakan  PanganKerusakan  Pangan
Kerusakan Pangan
 
Bahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan PanganBahan Tambahan Pangan
Bahan Tambahan Pangan
 
Fermentasi
Fermentasi Fermentasi
Fermentasi
 
Pengawetan beku
Pengawetan bekuPengawetan beku
Pengawetan beku
 
Manipulasi Genetika.pdf
Manipulasi Genetika.pdfManipulasi Genetika.pdf
Manipulasi Genetika.pdf
 
Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?Apa itu Vitamin?
Apa itu Vitamin?
 
Lemak
LemakLemak
Lemak
 
Apa itu Protein
Apa itu ProteinApa itu Protein
Apa itu Protein
 
Karbohidrat
 Karbohidrat Karbohidrat
Karbohidrat
 
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdf
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdfHubungan gizi dengan kesehatan.pdf
Hubungan gizi dengan kesehatan.pdf
 
Konsep ilmu gizi
Konsep ilmu giziKonsep ilmu gizi
Konsep ilmu gizi
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil PertanianZat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
Zat gizi dan Evaluasi gizi Hasil Pertanian
 
Pengeringan
PengeringanPengeringan
Pengeringan
 
Pemanggangan
PemangganganPemanggangan
Pemanggangan
 

ANALISIS MAKANAN

  • 1. ANALISIS KUANTITATIF DAN KUALITATIF BAHAN PANGAN Dr. SYARTIWIDYA, STP., M.Si
  • 2. DEFINISI • Analisis bahan makanan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui senyawa yg terkandung dalam bahan makanan • Tujuan analisis makanan • Untuk memastikan kualitas produk • Mendeteksi metabolit beracun • Menentukan gizi • Menentukan kadar suatu makanan • Mengentahui senyawa tertentu
  • 3. Analisis bahan makanan dan minuman adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam suatu bahan makanan dan minuman. Analisis bahan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara kimiawi, fisika, nutrisi dan inderawi yang biasa dikenal dengan uji organoleptik. Beberapa teknik analisis tersedia untuk melakukan penilaian berbagai karakteristik produk makanan dan minuman dalam hal struktur, komposisi, sifat fisikokimia dan karakteristik sensorisnya. Teknik-teknik ini banyak digunakan oleh produsen bahan makanan, produsen makanan, peneliti dan analisis makanan yang berdedikasi untuk memastikan kualitas produk, keamanan dan efisiensi proses.
  • 4. Tujuan analisis pangan • Menguraikan komponen-komponen bahan pangan(jenis dan jumlah) • Menentukan suatu komponen bahan untuk menentukan kualitas bahan pangan • Menentukan suatu komponen bahan untuk menyusun menu • Menentukan ada atau tidak bahan tambahan dalam makanan • Mendeteksi adanya bahan metabolik senyawa beracun dalam makanan
  • 5. Penilaian kualitas makanan terdiri dari dua,yaitu : 1. Penilaian Subjektif, dilakukan dengan menggunakan pinalis(manusia) sebagai alat. 2. Penilaian Objektif, dilakukan dengan menggunakan alat. 1. Uji Organoleptik Pengertian Uji Organoleptik adalah Penilaian dengan indra menjadi bidang ilmu setelah prosedur penilaian dibakukan, dirasionalkan, dihubungkan dengan penilaian secara obyektif, analisa data menjadi lebih sistematis, demikian pula metode statistik digunakan dalam analisa serta pengambilan keputusan. PENILAIAN SUBJEKTIF
  • 6. Tujuan uji organoleptik adalah untuk: 1. Pengembangan produk dan perluasan pasar. 2. Pengawasan mutu terhadap bahan mentah, produk, dan komoditas. 3. Perbaikan produk. 4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing. 5. Evaluasi penggunaan bahan, formulasi, dan peralatan baru. • Kelebihan Uji Organoleptik: • Mampu mendeskripsikan sifat- sifat tertentu yang tidak dapat digantikan dengan cara pengukuran menggunakan mesin, instrumen ataupun peralatan lain • Disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. • Kekurangan Uji Organoleptik: • Bisa terjadi bias • Kesalahan panelis • Kesalahan pengetesan • Subjektivitas • Ketidak lengkapan informasi.
  • 7. Penilaian indera dengan cara uji organoleptik meliputi: • Menilai tekstur suatu bahan adalah satu unsur kualitas bahan pangan yang dapat dirasa dengan rabaan ujung jari, lidah, mulut atau gigi. • Faktor kenampakan yang meliputi warna dan kecerahan dapat dinilai melalui indera penglihatan. • Flavor adalah suatu rangsangan yang dapat dirasakan oleh indera pembau dan perasa. Penilaian flavor langsung berhubungan dengan indera manusia, sehingga merupakan salah satu unsur kualitas yang hanya bisa diukur secara sujektif. • Suara merupakan hasil pengamatan dengan indera pendengaran yang akan membedakan antara kerenyahan (dengan cara mematahkan sampel), melempar, dan sebagainya.
  • 8. PENILAIAN OBJEKTIF Penilaian objektif meliputi: 1. UJI FISIK • Kualitas produk diukur secara objektif berdasarkan hal- hal fisik yang Nampak dari suatu produk. • Metode penilaian mutu dengan alat dapat digunakan untuk mengungkapkan karakteristik atau sifat-sifat mutu pangan yang tersembunyi. Umumnya, hasil pengukuran karakteristik mutu dengan uji sensori memiliki nilai korelasi yang tinggi. • Metode pengukuran uji fisik digunakan untuk menguji warna, volume, tekstur, viskositas atau kekentalan dan konsistensi, keempukan dan keliatan serta bobot jenis.
  • 9. Dasar Pemilihan Prosedur Analisa Makanan Dan MinumanProsedur analisa makanan dan minuman yang tepat • Pengetahuan dasar komposisi suatu bahan yang akan dianalisa sehingga dapat dipilih prosedur yang tepat serta penyiapan bahan dans ebagainya dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang dimaksud • Berapakah tingkat ketelitian yang dikehendaki .Apabila prosedur analisa yang lebih singkat, biaya rendah dan tingkat kecermatan yang tidak terlalu tinggi telah cukup memadai dalam mendapatkan keterangan yang diperlukan, maka tidak usah membuang waktu, tenaga dan biaya yang tak perlu untuk melaksanakan prosedur yang lebih rumit dengan kecermatan yang tinggi. • Berapa banyakkah sampel yang tersedia. Apabila sampelnya sulit didapat atau sangat mahal harganya, maka perlu dipilih prosedur yang mampu menganalisa sampel dalam jumlah sedikit
  • 10. Kelebihan Uji fisik : • Memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk • Metode ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan pengamatannya juga cepat diperoleh • Dapat membantu analisa usaha untuk meningkatkan produksi atau pemasarannya Kekurangan Uji fisik : • Keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak dideskripsikan. • Objektif alat/instrument harus dapat dilakukan selalu terkalibrasi untuk dengan menjamin keakuratan menggunakan alat-alat dan kecermatan hasil alat yang sederhana. • Dapat terjadi pula salah komunikasi antara manajer dan panelis.
  • 11. Uji fisik dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau instrumen seperti: • a) Spektrofotometer • b) Planimeter. • c) Teksturometer. • d) Penetrometer & Hydrometer. • e) Lactometer. • f) Alcoholmeter. • g) Sakarometer.
  • 12. 2. UJI KIMIA Metode pengukuran uji kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur secara objektif berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam suatu produk. Metode pengukuran uji kimia dibagi menjadi dua kelompok yaitu : a. Analisis proksimat yaitu kadar air dan kadar abu. b. Analisis kualitatif/kuantitatif yaitu protein, lemak, karbohidrat, asam lemak, kadar gula reduksi maupun kadar asam amino. • Kelebihan Uji Kimia: • a) Sangat objektif, memiliki prosedur terstandar. • b) Hasil dapat dipercaya (realibility tinggi). • c) Dapat menentukan kualitas makanan dari kimia zat gizi yang terkandung di dalamnya. Kekurangan Uji Kimia : • a) Mahal. • b) Kompleks. • c) Menuntut keahlian dan pengetahuan di bidang analisa kimia. • d) Membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian dalam pengerjaannya, karena melibatkan reagen-reagen kimia.
  • 13. Uji kimia meliputi: • Uji proksimat (karbohidrat, lemak, protein dan serat) • Uji benedict (karbohidrat) • Uji alergen • Gravimetri • Volumetri • Spektro IR. Uv-Vis, NMR • Kromatografi
  • 14. 3. UJI MIKROBIOLOGI • Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi di antaranya meliputi 1. Analisis kualitatif yaitu mengetahui jenis mikroorganisme yang ada di dalam sediaan tersebut, untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan 2. Analisis kuantitatif yaitu mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi makanan tersebut
  • 16. Jumlah mikroba suatu bahan dapat dihitung dengan bermacam- macam cara tergantung bahan dan jenis mikroba. Ada beberapa cara : 1. Perhitungan jumlah sel. • Hitungan mikroskopis. • Hitungan cawan. • MPN (Most Probability Number). 2. Perhitungan massa sel secara langsung dan tidak langsung. Jumlah sel mikroba dapat dihitung jika medium per- tumbuhan tidak mengganggu pengukuran baik yang hidup / mati, contoh : metode volumetrik, gravimetrik, kekeruhan
  • 17. Hitungan mikroskopik METODE BREED Diperlukan pipet Breed 0,01 ml dan kartu penolong yang mempunyai kotak-kotak berukuran 1 cm bujur sangkar. Keuntungan: • metodenya cepat dan murah • akan terhitung secara langsung baik yang hidup maupun yang mati. • Hitungan berdasarkan kekeruhan. PERHITUNGAN JUMLAH SEL
  • 18. METODE BREED Sering digunakan untuk menganalisis susu yang mengandung bakteri dalam jumlah tinggi, misalnya susu yang diperoleh dari sapi yang terkena mastitis yaitu suatu penyakit infeksi yang menyerang kelenjar susu sapi. • Kelemahan: tidak dapat dilakukan terhadap susu yang telah dipasteurisasi karena secara mikroskopis tidak dapat dibedakan antara sel- bakteri yang masih hidup atau yang sudah mati karena perlakuan pasteurisasi. • Dalam metode ini, luas areal pandang mikroskopis yang akan digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Mikrometer yang digunakan adalah mikrometer gelas.
  • 19. • Salah satu cara untuk menghitung jumlah sel dengan metode breed di dalam contoh secara tidak langsung adalah dengan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi. • Untuk menghitung jumlah bakteri didalam contoh, sebanyak 0,01 ml contoh dipipet dengan pipet mikro dan disebarkan di atas gelas obyek sehingga mencapai luas 1 cm² • Kemudian didiamkan sampai kering, difiksasi, dan diwarnai dengan birumetilen (methylene blue levowitz). • Rata-rata jumlah bakteri per areal pandang mikroskop dihitung setelah mengamati 10 sampai 60 kali areal pandang, tergantung dari jumlah bakteri per areal pandang.
  • 20. Jumlah rata-rata bakteri/areal pandang Jumlah areal pandang yang harus diamati <0,5 50 0,5-1 25 1-10 10 10-30 5 >30 TBUD(terlalu banyak untuk dihitung ,contoh harus diencerkan) Perhitungan rata-rata bakteri dalam susu per milimeter dihitung dengan menggunakan rumus berikut: Rata-rata bakteri/areal pandang =sel/areal pandang x FM x FP* Keterangan: FM= faktor mikroskopis FP digunakan apabila ada pengenceran
  • 21. Luas areal pandang mikroskop = πr2 mm2 = cm2 100 dimana, r = jari-jari (mm) areal pandang. Karena sample susu disebarkan pada kaca benda seluas 1 cm2 ada sebanyak 0,01 ml, maka: πr2 Jumlah susu per areal pandang mikroskop = x 0,01 ml 100 10.000 Jumlah bakteri per ml = x jumlah bakteri per areal pandang. πr2 Untuk mendapatkan 1 ml sample susu dapat diperoleh dari 10.000/ πr2 x areal pandang mikroskop. Angka 10.000/ πr2 disebut juga factor mikroskopik (FM), dan dapat digunakan untuk mengubah jumlah bakteri per areal pandang mikroskop menjadi jumlah bakteri per ml. Jumlah bakteri per areal pandang mikroskop dihitung dari rata-rata pengamatan areal pandang. Jumlah areal pandang yang harus diamati tergantung dari jumlah rata-rata bakteri per areal pandang, dan ditentukan sebagai berikut:
  • 22. • Hasil perhitungan berdasarkan jumlah kelompok bakteri biasanya lebih mendekati hasil perhitungan jumlah bakteri menggunakan agar cawan. • Pada sapi yang terserang mastitis, susunya biasanya mengandung sel-sel darah putih dalam jumlah tinggi. Setelah pewarnaan dengan biru metilen, sel-sel darah putih akan terlihat sebagai sel yang bulat atau berbentuk tidak teratur, bewarna biru dengan ukuran lebih besar daripada bakteri.
  • 24. Contoh Soal Diketahui : - Jumlah rata-rata bakteri/areal pandang pada produk susu yang diamati adakah : 0,5 - Jumlah areal pandang yang harus diamati : 25 Tentukan jumlah bakteri per ml 10.000 Jumlah bakteri per ml = x jumlah bakteri per areal pandang. πr2 10.000 = x 0,5 x 25 πr2 = 39.808 koloni/ml
  • 25. METODE PETROFF-HAUSSER Dalam metode ini, luas daerah pandang (field) mikroskop yang akan digunakan harus dihitung terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengukur diameter areal pandang mengggunakan mikrometer yang dilihat melalui lensa minyak imersi. RUMUS PERHITUNGAN : Rata − rata koloni = Jumlah koloni 5 jumlah bakteri mL = rata − rata koloni volume kotak keterangan: Volume kotak = 4 x 10-6 mL
  • 26. Kelebihan : Metode ini cepat dan murah Kelemahan : • Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup, karena keduanya terhitung. • Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop,sehingga kalau tidak teliti tidak terhitung. • Tidak dapat digunakan untuk menghitung sel mikroba bahan yang mengandung debris atau ekstrak makanan, karena hal tersebut akan mengganggu dalam perhitungan sel
  • 27.
  • 28.
  • 30. Prinsip kerja: 1. Pengenceran. Membuat suatu seri pengenceran satu bahan yang mengandung > 300 sel bakteri/ml. Hal ini perlu pengenceran sebelum ditumbuh kan pada medium agar didalam petri. Setelah inkubasi akan terbentuk koloni pada cawan dalam jumlah yang dapat dihitung. 2. Pemupukan. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar maka sel mikroba itu akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat langsung dilihat dengan mata. Hitungan cawan
  • 31. Metode cawan ini cara yang paling sensitif untuk menentukan jumlah mikroba karena; • - hanya sel yang masih hidup yang dihitung • - beberapa mikroba dapat dihitung sekali gus. • - dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik Kelemahan metode ini; - hasil perhitungan tidak menunjukan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni. - medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.
  • 32. • Standar perhitungan. Untuk melaporkan suatu hasil penelitian analisa mikrobiologi digunakan suatu standar yang disebut standar plate count(SPC) yang menjelaskan mengenai cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni bakteri dalam suatu bahan. • Syarat Perhitungan. 1. Jumlah koloni tiap petri antara 30 – 300 koloni, jika tidak ada dipilih yang jumlahnya mendekati 300. 2. Tidak ada koloni yang menutupi lebih besar dari setengah luasan petri (spreader). 3. Perbandingan dari jumlah hasil pengenceran yang berturut- turut antara pengenceran yang lebih besar dengan pengenceran sebelumnya,jika sama atau lebih kecil dari 2 , hasilnya dirata-rata, tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai jumlah mikroba dari hasil pengenceran sebelumnya.
  • 33. 4. Jika dengan ulangan setelah memenuhi syarat hasilnya dirata-rata 5. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dihitug sebagai satu koloni. 6. Suatu deretan atau rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni. Selain syarat diatas untuk data yang dilaporkan ditambah lagi dengan ; • hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari 2 angka, jika angka ketiga sama dengan atau lebih dari 5 harus dibulatkan satu angka lebih tinggi dari angka kedua.
  • 34. Metode cawan dapat dibedakan; 1. Metode tuang ( Pour plate) 2. Metode permukaan (surface / spread plate)
  • 35. $al yang perlu dikuasai dalam hal ini adalah teknikpengenc eran. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila selmikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium, makamikroba tersebut akan berkembang biak dan membe ntuk koloniyang dapat dilihat langsung, dan kemudian dihi tung tanpamenggunakan mikroskop Perhitungan : Jumlah koloni = jumlah koloni percawan x 1 Faktor Pengenceran
  • 36. Contoh Soal Diketahui: jumlah koloni pada cawan sebar adalah 1018 Berapa Jumlah koloni, jika faktor pengenceran adalah 10-4? Jumlah koloni = jumlah koloni percawan x 1 Faktor Pengenceran Jumlah koloni = 1018 x 1 10-4 = 1018 x 104 = 10.180.000 koloni/ml
  • 37. Keuntungan metode MPN • Metode MPN dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0 ml/tabung. • Metode MPN bisa dipakai di lapangan • Media pertumbuhan yang selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis mikroorganisme yang diharapkan Hitungan MPN (Most Probable Number)
  • 38. Metode MPN (Most Probable Number ) 1. Digunakan pada medium cair didalam tabung reaksi yang berisi tabung durham. 2. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif ,yaitu terbentuk gas atau timbul kekeruhan dalam tabung durham setelah diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. 3. Pada umumnya setiap pengenceran digunakan 7 tabung (5 .1. 1 ). 3 seri / 9 tabung (3.3.3) dan 15 tabung (5 . 5 . 5). 4. Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diharapkan satu tabung berisi satu atau lebih sel mikroba. 5. Dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis tertentu dengan media laktosa cair untuk bateri yang dapat memfermentasi Laktosa-- koliform
  • 39. Kerugian MPN • Untuk mendapatkan hasil yang valid diperlukan banyak pengulangan. • Prinsip dari metode MPN ini adalah pengenceran yang dilakukan sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai. Semakin rendah pengenceran, maka semakin positif hasilnya. Sebaliknya jika pengenceran tinggi, maka jarang tabung yang hasilnya positif yang muncul. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung pada probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat dimasukkan ke media. Metode ini sangat dipengaruhi oleh homogenitas. Frekuensi positif dan negatif menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum pengenceran.
  • 41. Perhitungan : MPN Sampel = Nilai MPN x 1 Pengenceran n tabung tengah Metode MPNmenggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif, yakni dengan ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu jasad renik yang membentuk gas. Nilai MPN dapat dihitung denganr umus sebagai berikut:
  • 42. Contoh Soal Diketahui : - Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-5 (A) adalah 3 - Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-6 (B) adalah 1 - Jumlah tabung positif dari pengenceran 10-7 (C) adalah 1 Untuk mengetahui nilai MPN' dapat dilihat pada keterangan tabel angka MPN untuk tabung 9 yaitu 0,75 Berapa jumlah koloni per cawan? MPN Sampel = Nilai MPN x 1 Pengenceran n tabung tengah = 0,75 x 1 10-6 = 0,75 x 106 = 750.000 koloni/ml
  • 43. ü Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan sel- sel yang bergabung menjadi satu dan berkoloni, Sehingga mempermudah pengamatan. ü Semakin tinggi pengenceran maka semakin kecil jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain tingkat pengenceran berbanding terbalik dengan jumlah koloni bakteri ü Pada saat diinkubasi posisi cawan petri harus dibalik. Dan itu dilakukan agar uap atau air yang timbul dari penguapan media tidak jatuh ke mikroba sehingga tidak mengakibatkan kontaminasi, karena air merupakan media utama mikroba untuk tumbuh.
  • 44. 1. Perhitungan Massa secara tidak langsung a. Analisis komponen sel (protein, ADN, ATP, dan sebagainya) b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer dan sekunder , panas) c. Analisis komposisi nutrisi (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dan sebagainya). Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, di mana komponen substrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur. PERHITUNGAN MASSA SEL
  • 45. 2. Perhitungan Masa secara langsung a. Cara Volumetrik b.Cara Gravimetrik c. Turbidimetri (Kekeruhan) Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhanya tidak mengganggu pengukuran. Metode volumetrik dan gravimetrik, pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, bila substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan menggunakan metode volumetrik maupun dengan turbidimetri
  • 46. Turbidimetri Turbidimetri merupakan metode yang cepat untuk menghitung jumlah bakteri dalam suatu larutan menggunakan spektrofotometer. Bakteri menyerap cahaya sebanding dengan volume total sel (ditentukan oleh ukuran dan jumlah). Ketika mikroba bertambah jumlahnya atau semakin besar ukurannya dalam biakan cair, terjadi peningkatan kekeruhan dalam biakan. Kekeruhan dapat disebut optical density (absorbsi cahaya, biasanya diukur pada panjang gelombang 520 nm – 700 nm). Untuk mikroba tertentu, kurva standar dapat memperlihatkan jumlah organisme/ml (ditentukan dengan metode hitungan cawan) hingga pengukuran optical density (ditentukan dengan spektrofotometer).
  • 48. Analisis kualitatif yaitu mengetahui jenis mikroorganisme yang ada di dalam sediaan tersebut, untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan Contoh : Analisis cemaran mikroba (pengujian fermentasi karbohidrat, pengujian katalase, dan pengujian utilisasi sitrat)