SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Membangun Karakter Disiplin
Kepada Taruna Di Poltek SSN
Seta Ariawuri Wicaksana
Seta A. Wicaksana
0811 19 53 43
wicaksana@humanikaconsulting.com
• Business Psychologist
• Pendiri dan Direktur Humanika Consulting dan hipotest.com
• Dosen Tetap dan Peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila
• Pembina Yayasan Humanika Edukasi Indonesia
• Penulis Buku: Sobat Way (2016), Industri dan Organisasi: Pendekatan Integratif dalam
menghadapi Perubahan (2020), Human Faktor Engineering: Integratif Desain Manusia
dan Lingkungan Kerja (2021), Psikologi Industri dan Organisasi (2021), Psikologi Umum
(2021), Manajemen Pengembangan Talenta (2021), PIODiagnostik: Pengukuran Psikologi
di Lingkungan Kerja (2021), Transformasi Digital: Perspektif Organisasi, Talenta dan
Budaya Organisasi (2021), Psikologi Pelayanan (2021) dan Psikologi Konsumen (2021).
• Dosen Tidak Tetap di: Program Pasca Sarjana Ekonomi di Univ. Pancasila, STP TRISAKTI,
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, STIKOM IMA
• Certified of Assessor Talent Management
• Certified of Human Resources Management (Reward Management)
• Certified of Human Resources as a Business Partner
• Certified of Risk Professional
• Certified of HR Audit
• Ilmu Ekonomi dan Manajemen (MSDM) S3 Universitas Pancasila
• Fakultas Psikologi S1 dan S2 Universitas Indonesia
• Sekolah ikatan dinas Akademi Sandi Negara
Mengapa Disiplin
• Disiplin membuat tidak akan mudah merasa putus asa
ketika ada hal-hal di dunia ini yang tidak berjalan sesuai
dengan keinginannya.
• Disiplin mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya
sendiri untuk meraih tujuannya, meskipun menjumpai
kesulitan.
• Disiplin dapat memfokuskan energi pada tugas yang
penting dan terus bekerja pada tujuan kita, bahkan ketika
kita merasa lelah atau tidak termotivasi.
• Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat
membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan,
yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak
sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang
dilarang).
Remaja
Remaja dan
Tantangan Saat Ini
Remaja
• Masa remaja (adolescence) adalah merupakan
masa yang sangat penting dalam rentang
kehidupan manusia, merupakan masa transisi
atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju
kemasa dewasa.
• Istilah adolescence atau remaja berasal dari
kata Latin adolescere (kata bendanya,
adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.”
Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan
saat ini, mempunyai arti yang lebih luas,
mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik (Hurlock,2010).
Remaja: Tiga kelompok usia
tahap perkembangan (Hurlock,
2010)
• Early adolescence (remaja awal) 12 – 15 Tahun
• merupakan masa negatif, Karena pada saat ini terdapat
sikap dan sifat negatif yang belum terlihat pada masa
kanak-kanak maka individu tersebut akan merasa
bingung, cemas, takut dan cemas.
• Middle adolescence (remaja pertengahan) 15 – 18 Tahun
• Pada saat ini individu menginginkan atau
mengungkapkan sesuatu, sedang mencari sesuatu,
merasa kesepian, dan penuh ketergantungan akan
tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh
tanggung jawab, baik terhadap diri nya maupun
masyarakat.
• Late adolescence (remaja akhir) 18 – 21 Tahun
• individu mulai stabil, mulai memahami arah kehidupan
dan menyadari tujuan hidupnya sendiri. Mempunyai
pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas.
Tugas perkembangan pada masa remaja (Hurlock, 2010)
• Mampu menerima keadaan fisiknya.
• Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
• Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
• Mencapai kemandirian emosional.
• Mencapai kemandirian ekonomi.
• Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran
sebagai anggota masyarakat.
• Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
• Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
• Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
• Memahami dan mempersiapkan berbagai tangggung jawab kehidupan keluarga.
Moral Development
(Kholberg)
Lawrence Kohlberg membagi perkembangan
moral manusia menjadi 3 tingkat, yaitu:
• Tahap pra konvensional di mana
pertimbangan moral semata-mata
berdasarkan kebutuhan dan persepsi orang
tersebut.
• Tahap konvensional, yaitu penalaran moral
berdasarkan ekspektasi masyarakat dan
hukum yang berlaku di masyarakat.
• Tahap pasca konvensional, yaitu penalaran
moral yang didasarkan pada prinsip-prinsip
yang lebih pribadi dan abstrak tentang
keadilan yang belum tentu sama dengan
yang didefinisikan oleh hukum masyarakat.
Ciri-ciri Masa Remaja
(Hurlock, 2010)
• Periode yang Penting: perubahan fisik dan mental: sikap,
nilai, dan minat baru.
• Periode peralihan: Status tidak jelas→ memungkinkan
eksplorasi
• Periode Perubahan: a. Meninggi emosi, b. perubahan tubuh,
c. perubahan minat, d. kebebasan
• Usia Bermasalah: masih dalam proses belajar untuk
menyelesaikan masalah.
• Masa mencari Identitas: Erickson → identitas diri
• Usia menimbulkan ketakutan: Stereotip budaya→ remaja
adalah anak-anak
• Masa yang tidak realistis: didominasi harapan bukan realistis
• Ambang masa dewasa: semakin gelisah karena dikaitkan
dengan orang dewasa
Bagaimana
Membangun
Karakter Disiplin
Pada Remaja?
Framework
Pengembangan
Karakter Disiplin
(Wicaksana, 2023)
Disiplin Belajar Sosial
Kesadaran
Diri
Ketrampilan
Interpersonal
Peraturan
Nilai-nilai Pribadi
Kelompok
Diri
Orang tua, Dosen,
Pengasuh, kakak
kelas, Social Media
Self-Concept
Self-Esteem
Self-Efficacy
1. Keterampilan
mendengar
2. Menyediakan
umpan balik
3. Membujuk
4. Menyelesaikan
konflik
a. Menaati peraturan/tata tertib.
b. Melaksanakan tugas/kewajiban
tepat waktu
c. Melaksanakan aktifitas tertib dan
teratur.
d. Melaksanakan aktifitas dengan
antusiasme
Disiplin
Disiplin
• Hasibuan (2011), disiplin adalah kesadaran dan kesediaan
seseorang dalam menaati semua peraturan organisasi dan
norma-norma sosial yang berlaku.
• Daryanto dan Darmiatun (2013) mengungkapkan bahwa
pada dasarnya disiplin adalah kontrol diri dalam mematuhi
aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun keluarga,
lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat.
• Ariananda, Hasan, & Rakhman (2014), Istilah disiplin
digambarkan sebagai kepatuhan dan ketaatan yang
muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam
diri sendiri.
• Mahmud (2015), menyebutkan bahwa disiplin adalah
ketaatan atau kepatuhan terhadap suatu aturan,
ketentuan, atau prinsip tertentu.
• Disiplin diri adalah ketaatan atau kepatuhan
terhadap suatu aturan, ketentuan, atau
prinsip tertentu yang sesuai dengan
dirinya.
Tujuan Disiplin
• Membentuk sikap yang
bertanggung jawab,
• Memiliki cara hidup yang baik dan
teratur,
• Disiplin merupakan suatu
kebutuhan dalam menjalankan
tugas sehari-hari, dan
• Pembiasaan yang baik, positif,
dan bermanfaat bagi dirinya dan
juga lingkungan sekitarnya
Unsur Dalam Disiplin
(Hurlock, 2010)
• Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai
pedoman bagi penilaian yang baik.
• Hukuman bagi pelanggaran peraturan dan
hukum
• Hukuman yang diberikan berupa sanksi
yang mempunyai nilai pendidikan
• Hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha
untuk berperilaku sosial yang baik
• Hadiah dapat diberikan dalam bentuk
verbal dan non-verbal agar lebih
termotivasi untuk berbuat baik.
Faktor yang
Mempengaruhi
Kedisiplinan (Tu’u,
2004)
• Kesadaran diri
• Ketaatan
• Hukuman
• Teladan
• Lingkungan
• Latihan
Ciri Perilaku Disiplin
• Menaati peraturan/tata tertib.
• Melaksanakan tugas/kewajiban tepat
waktu
• Melaksanakan aktifitas tertib dan
teratur.
• Melaksanakan aktifitas dengan
antusiasme
Membangun
Budaya Disiplin
• Kognitif (Sosialisasi)
• Afektif (Reward and
Punishment),
keteladanan/modelling
(Social Learning)
• Psikomotorik, (experiential
learning: metodesimulasi,
field trip, eksperimen,
focused imaging, games,
observasi lapangan, dan role
playing.
Kesadaran Diri
Kesadaran Diri
• Menurut Goleman (2001): kesadaran diri merupakan kemampuan individu untuk
mengetahui apa yang dirasakan dan menggunakannya untuk memandu pengambilan
keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan
kepercayaan diri yang kuat.
• Menurut Santrock (2003): kesadaran diri adalah keadaan sadar terjaga atau pengetahuan
mengenai peristiwa yang terjadi di luar dan di dalam dirinya, termasuk sadar akan
pribadinya dan pemikiran mengenai pengalamannya. Seseorang akan sadar dengan apa
yang ia lakukan dan apa yang ia katakan, serta apa yang harus ia lakukan dalam
kehidupannya.
• Kesadaran diri merupakan sesuatu yang penting untuk menunjukkan pemahaman serta
kejelasan tentang perilaku seseorang. Kesadaran diri juga mampu menjadi titik tolak
perkembangan pribadi. Salah satu dari perilaku individu dalam perkembangan pribadinya
disini dapat ditunjukkan dengan kedisiplinan.
Aspek Kesadaran
Diri
• Self- Concept: Contoh: Mengenali emosi yaitu
mengenali emosi diri dan pengaruhnya.
• Self-Esteem: Contoh: Pengakuan diri yang akurat yaitu
mengetahui sumber daya batiniah kemampuan dan
keterbatasan diri.
• Self-Efficacy: Contoh: Kepercayaan diri yaitu kesadaran
yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri
dalam menyelesaikan permasalahan.
Ciri-ciri Kesadaran
Diri
• Mengenali perilaku diri sendiri
• Mengenali kelebihan dan
kekurangan diri sendiri
• Mempunyai sikap mandiri
• Dapat membuat keputusan
dengan tepat
• Terampil dalam mengungkapkan
pikiran, perasaan, pendapat, dan
keyakinan
• Dapat mengevaluasi diri
Keterampilan
Interpersonal
Keterampilan
Interpersonal
• Keterampilan interpersonal merupakan
komunikasi yang dilakukan dalam suatu
hubungan antara dua orang atau lebih,
baik secara verbal maupun nonverbal,
dengan tujuan untuk mencapai
kesamaan bersama.
• Jadi keterampilan ini menekankan pada
hubungan seseorang dengan individu
atau grup lain
Peran Penting dari
Keterampilan
Interpersonal
• Keterampilan mendengar
• Menyediakan umpan balik
atau providing feedback
• Membujuk atau persuading
• Menyelesaikan konflik
atau resolving conflict
Cara Meningkatkan
Keterampilan
Interpersonal
• Mencari mentor yang tepat dan
berpengalaman dalam bidangnya.
• Mengikuti pelatihan, kelas online,
ataupun workshop
• Mengamati orang yang berada di sekitar
• Menjaga etika setiap saat
• Terbuka terhadap kritik yang disampaikan
• Menunjukkan rasa percaya diri
• Menunjukkan rasa empati
Teori Belajar
Sosial
Teori Belajar Sosial
• Teori belajar sosial dikenalkan oleh
Albert Bandura, yang mana konsep
dari teori ini menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran,
pemahaman dan evaluasi.
• Teori belajar sosial menjelaskan bahwa
perilaku manusia mempunyai interaksi
timbal balik yang berkesinambungan
antara kognitif, perilaku, dan pengaruh
lingkungan.
• Menurut Bandura, orang belajar
melalui pengalaman langsung atau
pengamatan (mencontoh model).
3 konsep yang Menjadi
Dasar Teori Belajar
Sosial
• Manusia bisa belajar lewat observasi
• Kondisi mental berperan penting dalam
proses pembelajaran
• Belajar sesuatu tidak menjamin
perubahan perilaku
Teori Belajar Sosial
Dapat Dilakukan
Secara Efektif
• Perhatian
• Retensi
• Reproduksi
• Motivasi
Literature
• Atheva, A. (2007). Perilaku Baik Sehari-hari. Semarang: CV Aneka Ilmu.
• Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. New York: General Learning Press.
• Dafid, M. (2012). Hubungan Disiplin Kerja dengan Kesadaran dalam Menjalankan Tugas PT.Semen Gresik (Persero)TBK. Skripsi. Diakses dari: http://etheses.uin-
malang.ac.id/2181/.
• Daryanto & Darmiatun, S. (2013). Implementasi pendidikankarakter di sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
• Ekosiswoyo, R., & Rachman, M. (2000). Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press.
• Goleman, D. (2001). Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi (terjemahkan oleh Widodo). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
• Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books.
• Goleman, D. (2019). Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
• Hurlock,E. B. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
• Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Press.
• Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
• Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta : Erlangga.
• Santrock, J. W. (2012). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup: Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
• Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Gramedia.
Learning and Giving for
Better Indonesia
www.humanikaconsulting.com

More Related Content

Similar to Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN

Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Nanang Galing
 
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdfBahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
ArifinArifin89
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Deep Walker
 

Similar to Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN (20)

AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdfAKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
AKSI NYATA 1.4_Pengimbasan budaya positif_SYARI HASNIYATI.pdf
 
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma SosialSosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
Sosiologi kelas X BAB 2: Nilai dan Norma Sosial
 
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
Makalah perkembangan-nilai-moral-dan-sikap (1)
 
PPT Sosialisasi, Nilai dan Norma.pptx
PPT Sosialisasi, Nilai dan Norma.pptxPPT Sosialisasi, Nilai dan Norma.pptx
PPT Sosialisasi, Nilai dan Norma.pptx
 
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdfBahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdfBahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
Bahan Bacaan Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
4. OVERVIEW TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA.pptx
4. OVERVIEW TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA.pptx4. OVERVIEW TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA.pptx
4. OVERVIEW TEMA BANGUNLAH JIWA RAGANYA.pptx
 
Etika profesi
Etika profesiEtika profesi
Etika profesi
 
Profil Pelajar Pancasila.pdf
Profil Pelajar Pancasila.pdfProfil Pelajar Pancasila.pdf
Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Manusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukumManusia nilai norma dan hukum
Manusia nilai norma dan hukum
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
LANDASAN PSIKOLOGIS BK
LANDASAN PSIKOLOGIS BKLANDASAN PSIKOLOGIS BK
LANDASAN PSIKOLOGIS BK
 
Perkembangan dan Kematangan Karier Anak-Anak
Perkembangan dan Kematangan Karier Anak-AnakPerkembangan dan Kematangan Karier Anak-Anak
Perkembangan dan Kematangan Karier Anak-Anak
 
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didikProses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Proses perkembangan moral dan spiritual peserta didik
 
Ranah sikap afektif
Ranah sikap afektifRanah sikap afektif
Ranah sikap afektif
 
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptxSubjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
Subjek Pendidikan dan hakikat manusia Indonesia.pptx
 
Adab murid kepada guru
Adab murid kepada guruAdab murid kepada guru
Adab murid kepada guru
 
Keluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan MoralKeluarga dalam Pembentukan Moral
Keluarga dalam Pembentukan Moral
 
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxPENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
 
Semua norma dan nilai ^^
Semua norma dan nilai ^^Semua norma dan nilai ^^
Semua norma dan nilai ^^
 

More from Seta Wicaksana

Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Seta Wicaksana
 

More from Seta Wicaksana (20)

Organizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with CultureOrganizational Transformation Lead with Culture
Organizational Transformation Lead with Culture
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Organizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful BusinessOrganizational Structure Running A Successful Business
Organizational Structure Running A Successful Business
 
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...
 
Understanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business ProcessUnderstanding Business Function and Business Process
Understanding Business Function and Business Process
 
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence JourneyHC Company Profile 2024 Excellence Journey
HC Company Profile 2024 Excellence Journey
 
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesBusiness Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive Advantages
 
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquiryStrategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
Strategic Management Organization objective with Appreciative Inquiry
 
Developing Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesDeveloping Organization's Vision, Mission and Values
Developing Organization's Vision, Mission and Values
 
The Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRMThe Future of Business, Organization and HRM
The Future of Business, Organization and HRM
 
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCATransformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCA
 
Using Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower PlanningUsing Workload Analysis for Manpower Planning
Using Workload Analysis for Manpower Planning
 
The Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance ManagementThe Talent Management Navigator Performance Management
The Talent Management Navigator Performance Management
 
Integrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management PracticesIntegrating Talent Management Practices
Integrating Talent Management Practices
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coaching
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Leading
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingChanging Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through Participating
 
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY (Intro)
 
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
SMART dalam Mengelola Proyek (Project Management)
 
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
Sehat Mental dalam Perubahan dengan SOBATWAY
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 

Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN

  • 1. Membangun Karakter Disiplin Kepada Taruna Di Poltek SSN Seta Ariawuri Wicaksana
  • 2. Seta A. Wicaksana 0811 19 53 43 wicaksana@humanikaconsulting.com • Business Psychologist • Pendiri dan Direktur Humanika Consulting dan hipotest.com • Dosen Tetap dan Peneliti di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila • Pembina Yayasan Humanika Edukasi Indonesia • Penulis Buku: Sobat Way (2016), Industri dan Organisasi: Pendekatan Integratif dalam menghadapi Perubahan (2020), Human Faktor Engineering: Integratif Desain Manusia dan Lingkungan Kerja (2021), Psikologi Industri dan Organisasi (2021), Psikologi Umum (2021), Manajemen Pengembangan Talenta (2021), PIODiagnostik: Pengukuran Psikologi di Lingkungan Kerja (2021), Transformasi Digital: Perspektif Organisasi, Talenta dan Budaya Organisasi (2021), Psikologi Pelayanan (2021) dan Psikologi Konsumen (2021). • Dosen Tidak Tetap di: Program Pasca Sarjana Ekonomi di Univ. Pancasila, STP TRISAKTI, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, STIKOM IMA • Certified of Assessor Talent Management • Certified of Human Resources Management (Reward Management) • Certified of Human Resources as a Business Partner • Certified of Risk Professional • Certified of HR Audit • Ilmu Ekonomi dan Manajemen (MSDM) S3 Universitas Pancasila • Fakultas Psikologi S1 dan S2 Universitas Indonesia • Sekolah ikatan dinas Akademi Sandi Negara
  • 3. Mengapa Disiplin • Disiplin membuat tidak akan mudah merasa putus asa ketika ada hal-hal di dunia ini yang tidak berjalan sesuai dengan keinginannya. • Disiplin mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk meraih tujuannya, meskipun menjumpai kesulitan. • Disiplin dapat memfokuskan energi pada tugas yang penting dan terus bekerja pada tujuan kita, bahkan ketika kita merasa lelah atau tidak termotivasi. • Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang dilarang).
  • 6. Remaja • Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat penting dalam rentang kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa. • Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.” Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock,2010).
  • 7. Remaja: Tiga kelompok usia tahap perkembangan (Hurlock, 2010) • Early adolescence (remaja awal) 12 – 15 Tahun • merupakan masa negatif, Karena pada saat ini terdapat sikap dan sifat negatif yang belum terlihat pada masa kanak-kanak maka individu tersebut akan merasa bingung, cemas, takut dan cemas. • Middle adolescence (remaja pertengahan) 15 – 18 Tahun • Pada saat ini individu menginginkan atau mengungkapkan sesuatu, sedang mencari sesuatu, merasa kesepian, dan penuh ketergantungan akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap diri nya maupun masyarakat. • Late adolescence (remaja akhir) 18 – 21 Tahun • individu mulai stabil, mulai memahami arah kehidupan dan menyadari tujuan hidupnya sendiri. Mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas.
  • 8. Tugas perkembangan pada masa remaja (Hurlock, 2010) • Mampu menerima keadaan fisiknya. • Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa. • Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis. • Mencapai kemandirian emosional. • Mencapai kemandirian ekonomi. • Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. • Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. • Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. • Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. • Memahami dan mempersiapkan berbagai tangggung jawab kehidupan keluarga.
  • 9. Moral Development (Kholberg) Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral manusia menjadi 3 tingkat, yaitu: • Tahap pra konvensional di mana pertimbangan moral semata-mata berdasarkan kebutuhan dan persepsi orang tersebut. • Tahap konvensional, yaitu penalaran moral berdasarkan ekspektasi masyarakat dan hukum yang berlaku di masyarakat. • Tahap pasca konvensional, yaitu penalaran moral yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang lebih pribadi dan abstrak tentang keadilan yang belum tentu sama dengan yang didefinisikan oleh hukum masyarakat.
  • 10. Ciri-ciri Masa Remaja (Hurlock, 2010) • Periode yang Penting: perubahan fisik dan mental: sikap, nilai, dan minat baru. • Periode peralihan: Status tidak jelas→ memungkinkan eksplorasi • Periode Perubahan: a. Meninggi emosi, b. perubahan tubuh, c. perubahan minat, d. kebebasan • Usia Bermasalah: masih dalam proses belajar untuk menyelesaikan masalah. • Masa mencari Identitas: Erickson → identitas diri • Usia menimbulkan ketakutan: Stereotip budaya→ remaja adalah anak-anak • Masa yang tidak realistis: didominasi harapan bukan realistis • Ambang masa dewasa: semakin gelisah karena dikaitkan dengan orang dewasa
  • 12. Framework Pengembangan Karakter Disiplin (Wicaksana, 2023) Disiplin Belajar Sosial Kesadaran Diri Ketrampilan Interpersonal Peraturan Nilai-nilai Pribadi Kelompok Diri Orang tua, Dosen, Pengasuh, kakak kelas, Social Media Self-Concept Self-Esteem Self-Efficacy 1. Keterampilan mendengar 2. Menyediakan umpan balik 3. Membujuk 4. Menyelesaikan konflik a. Menaati peraturan/tata tertib. b. Melaksanakan tugas/kewajiban tepat waktu c. Melaksanakan aktifitas tertib dan teratur. d. Melaksanakan aktifitas dengan antusiasme
  • 14. Disiplin • Hasibuan (2011), disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. • Daryanto dan Darmiatun (2013) mengungkapkan bahwa pada dasarnya disiplin adalah kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun keluarga, lembaga pendidikan, dan lingkungan masyarakat. • Ariananda, Hasan, & Rakhman (2014), Istilah disiplin digambarkan sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri. • Mahmud (2015), menyebutkan bahwa disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap suatu aturan, ketentuan, atau prinsip tertentu. • Disiplin diri adalah ketaatan atau kepatuhan terhadap suatu aturan, ketentuan, atau prinsip tertentu yang sesuai dengan dirinya.
  • 15. Tujuan Disiplin • Membentuk sikap yang bertanggung jawab, • Memiliki cara hidup yang baik dan teratur, • Disiplin merupakan suatu kebutuhan dalam menjalankan tugas sehari-hari, dan • Pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungan sekitarnya
  • 16. Unsur Dalam Disiplin (Hurlock, 2010) • Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai pedoman bagi penilaian yang baik. • Hukuman bagi pelanggaran peraturan dan hukum • Hukuman yang diberikan berupa sanksi yang mempunyai nilai pendidikan • Hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku sosial yang baik • Hadiah dapat diberikan dalam bentuk verbal dan non-verbal agar lebih termotivasi untuk berbuat baik.
  • 17. Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan (Tu’u, 2004) • Kesadaran diri • Ketaatan • Hukuman • Teladan • Lingkungan • Latihan
  • 18. Ciri Perilaku Disiplin • Menaati peraturan/tata tertib. • Melaksanakan tugas/kewajiban tepat waktu • Melaksanakan aktifitas tertib dan teratur. • Melaksanakan aktifitas dengan antusiasme
  • 19. Membangun Budaya Disiplin • Kognitif (Sosialisasi) • Afektif (Reward and Punishment), keteladanan/modelling (Social Learning) • Psikomotorik, (experiential learning: metodesimulasi, field trip, eksperimen, focused imaging, games, observasi lapangan, dan role playing.
  • 21. Kesadaran Diri • Menurut Goleman (2001): kesadaran diri merupakan kemampuan individu untuk mengetahui apa yang dirasakan dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. • Menurut Santrock (2003): kesadaran diri adalah keadaan sadar terjaga atau pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi di luar dan di dalam dirinya, termasuk sadar akan pribadinya dan pemikiran mengenai pengalamannya. Seseorang akan sadar dengan apa yang ia lakukan dan apa yang ia katakan, serta apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya. • Kesadaran diri merupakan sesuatu yang penting untuk menunjukkan pemahaman serta kejelasan tentang perilaku seseorang. Kesadaran diri juga mampu menjadi titik tolak perkembangan pribadi. Salah satu dari perilaku individu dalam perkembangan pribadinya disini dapat ditunjukkan dengan kedisiplinan.
  • 22. Aspek Kesadaran Diri • Self- Concept: Contoh: Mengenali emosi yaitu mengenali emosi diri dan pengaruhnya. • Self-Esteem: Contoh: Pengakuan diri yang akurat yaitu mengetahui sumber daya batiniah kemampuan dan keterbatasan diri. • Self-Efficacy: Contoh: Kepercayaan diri yaitu kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan permasalahan.
  • 23. Ciri-ciri Kesadaran Diri • Mengenali perilaku diri sendiri • Mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri • Mempunyai sikap mandiri • Dapat membuat keputusan dengan tepat • Terampil dalam mengungkapkan pikiran, perasaan, pendapat, dan keyakinan • Dapat mengevaluasi diri
  • 25. Keterampilan Interpersonal • Keterampilan interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu hubungan antara dua orang atau lebih, baik secara verbal maupun nonverbal, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan bersama. • Jadi keterampilan ini menekankan pada hubungan seseorang dengan individu atau grup lain
  • 26. Peran Penting dari Keterampilan Interpersonal • Keterampilan mendengar • Menyediakan umpan balik atau providing feedback • Membujuk atau persuading • Menyelesaikan konflik atau resolving conflict
  • 27. Cara Meningkatkan Keterampilan Interpersonal • Mencari mentor yang tepat dan berpengalaman dalam bidangnya. • Mengikuti pelatihan, kelas online, ataupun workshop • Mengamati orang yang berada di sekitar • Menjaga etika setiap saat • Terbuka terhadap kritik yang disampaikan • Menunjukkan rasa percaya diri • Menunjukkan rasa empati
  • 29. Teori Belajar Sosial • Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. • Teori belajar sosial menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. • Menurut Bandura, orang belajar melalui pengalaman langsung atau pengamatan (mencontoh model).
  • 30. 3 konsep yang Menjadi Dasar Teori Belajar Sosial • Manusia bisa belajar lewat observasi • Kondisi mental berperan penting dalam proses pembelajaran • Belajar sesuatu tidak menjamin perubahan perilaku
  • 31. Teori Belajar Sosial Dapat Dilakukan Secara Efektif • Perhatian • Retensi • Reproduksi • Motivasi
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35. Literature • Atheva, A. (2007). Perilaku Baik Sehari-hari. Semarang: CV Aneka Ilmu. • Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. New York: General Learning Press. • Dafid, M. (2012). Hubungan Disiplin Kerja dengan Kesadaran dalam Menjalankan Tugas PT.Semen Gresik (Persero)TBK. Skripsi. Diakses dari: http://etheses.uin- malang.ac.id/2181/. • Daryanto & Darmiatun, S. (2013). Implementasi pendidikankarakter di sekolah. Yogyakarta: Gava Media. • Ekosiswoyo, R., & Rachman, M. (2000). Manajemen Kelas. Semarang: IKIP Semarang Press. • Goleman, D. (2001). Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi (terjemahkan oleh Widodo). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. • Goleman, D. (1996). Emotional Intelligence Why it Can Matter More Than IQ. New York: Bantam Books. • Goleman, D. (2019). Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. • Hurlock,E. B. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. • Hurlock, E. B. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Press. • Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. • Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta : Erlangga. • Santrock, J. W. (2012). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup: Edisi Ketigabelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga. • Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT Gramedia.
  • 36. Learning and Giving for Better Indonesia www.humanikaconsulting.com