4. Tabel 2. Distribusi pengetahuan Responden tentang
Pendidikan Etika dalam membangun karakter
Pengetahuan (Persepsi) Frekuensi %
baik 222 72,55
cukup 84 17,45
?
5. Setiap Anak, lahir ke dunia ini…
Dengan membawa nilai-nilai
kehidupan…
Setiap anak, pada dasarnya sangat
jujur… mempunyai rasa keadilan…
penuh kasih sayang, … yang
ditanam oleh PENCIPTA di dalam
kodrat setiap orang.
Setiap orang dilengkapi oleh
POTENSI bawaan (untuk berpikir,
merasa & mampu berprilaku) baik
…
6. Namun demikian, …
Bagaimana seorang anak
mengembangkan watak
suka berbohong… perilaku-
perilaku negatif (seperti
suka marah, mengamuk,
keras kepala, suka
mengejek dan memukul
temannya…?)
Apakah ini karakter
bawaan?
8. Perilaku yang terus diulang-ulang, makin lama makin tertanam
dalam, menjadi kebiasaan, kemudian menjadi sifat … dan menjadi
bagian dari kepribadian…
9. Upaya penanaman nilai, yang terus-
menerus tanpa henti-henti dalam
kebersamaan … pelan-pelan akan
berhasil tertanam makin lama makin
dalam, membentuk sifat, kebiasaan dan
kepribadian
10. Etika hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri anak,
melalui pengalaman langsung (baik di rumah, pun di
sekolah) Hingga anak memiliki kepekaan (etika)
misalnya cara minta sesuatu, “selalu dengan mengatakan
minta tolong…”
Membuang sampah, selalu pada
tempat sampah
11.
12. Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Pendidikan Etika dalam membangun Karakter Bangsa
berdasarkan PS yang ditempuh
Pengetahuan
Jurusan
Baik cukup
MIPA (matematika dan Biologi) 36 96
Bahasa-IPS (bhs Ind, Bhs Ing dan CH) 48 126
X2
hitung = 4,8 > X2
(1;0,95) = 3,84
13. • Dari hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan
responden tentang pendidikan etika sudah baik.
Jenis Jurusan yang ditempuh ternyata
membedakan pengetahuan responden tentang
pendidikan etika. Responden dari jurusan Bahasa
dan Sosial mempunyai pengetahuan yang agak
lebih tinggi dibandingkan responden jurusan
MIPA , kondisi ini dimungkinkan karena di jurusan
Bahasa dan IPS ada mata kuliah-mata kuliah yang
terkait dengan pendidikan etika, sehingga sangat
wajar kalau pengetahuan tentang etika mereka
agak lebih tinggi.
14. PENGERTIAN
Etika -- bahasa Yunani: Ethos = kebiasaan atau watak.
bahasa Perancis: etiquette = etiket berarti kebiasaan atau
cara bergaul, berprilaku yang baik.
Etika lebih merupakan pola perilaku atau kebiasaan yang baik dan
dapat diterima oleh lingkungan, pergaulan seseorang atau sesuatu
organisasi tertentu, pandangannya, seseorang dapat menilai apakah
etika yang digunakan atau diterapkan itu bersifat baik atau buruk.
(Sinurat, 2009)
15. Skema Etika :
Etika Umum Etika Individual Sikap thd sesama Biomedis
Etika Keluarga Bisnis
Etika Sosial Etika Gender Hukum
Etika Etika Profesi Ilmu Pengetahuan
Etika Politik
Etika Lingkungan Kritik Ideologi Pendidikan
Etika Khusus Dsb
16. Pengertian Etika
Kamus besar bahasa indonesia terbitan departemen
P&K (1988) merumuskan pengertian etika dalam tiga
arti sbb :
• Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang
hak dan kewajiban moral
• Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak
• Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
masyarakat
17. Menurut Salomon (2001), etika dapat dikelompokan
menjadi dua definisi :
• Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini
termasuk bahwa orang yang beretika adalah orang
yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman
manusia sebagai individu yang beretika
• Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan
hukum yang mengatur, mengendalikan serta
membatasi perilaku manusia
20. Norma Khusus Vs Norma Umum
• Pak Imam adalah seorang dosen yang buruk, karena
dalam mengajar selalu dengan cara membaca teks
sehingga membuat mahasiswanya mengantuk.
• Tetapi ia orang yang sopan karena memakai baju
yang rapih dan selalu menyapa orang dengan ramah.
Selain itu ia jujur dan dapat dipercaya. Ia selalu
bersikap adil.
• Secara khusus, sebagai dosen, pak Imam itu buruk.
Tetapi secara umum ia orang yang sopan dan baik
hati.
21. Etika dan Hukum
• Etika dan hukum sama sekali
tidak mempunyai hubungan.
• Kalaupun ada, bisa disebut etika
sebagai hukum non-formal yang
sangat longgar.
22. Etika Vs Hukum
• Berdasarkan
kesepakatan
yang longgar.
• Tidak memiliki
sangsi
• Diundangkan
secara formal
dan tegas.
• Tuntutan
sangsinya
jelas.
23. Etika dan Moral
• Sama-sama menyangkut prilaku dari
manusia. Hewan tidak memerlukan
etiket, apalagi moral.
• Sama-sama mengatur tindakan manusia
secara normatif, dengan ukurannya
sendiri-sendiri.
24. Etika Vs Moral
• Hanya menilai cara
bertindak
• Hanya berlaku
dalam pergaulan
(ketika ada orang
lain)
• Sangat relatif,
tergantung budaya
• Menilai segi
lahiriah dari
manusia
• Menilai substansi
tindakan
• Berlaku sepanjang
hidup (ada atau
tidak ada orang
lain)
• Lebih bersifat
universal
• Menyangkut
manusia dari
dalamnya.
25. Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang
Pendidikan etika dalam membangun Karakter Bangsa
berdasarkan Semester Kuliah yang ditempuh
Pengetahuan
Jenis kelamin
cukup baik
Semester II 25 102
Semester III s/d VIII 59 120
X2
hitung = 2,50 >2
(1;0,95) = 3,84
26. • Dilihat dari semester dimana responden sedang
menempuh kuliah ternyata juga tidak
membedakan pengetahuan responden tentang
pendidikan etika. Hal ini dimungkinkan karena
responden baik yang berasal dari mahasiswa
semester II maupun dengan mahasiswa semester
diatasnya dapat memperoleh pendidikan etika
melalui media massa, majalah, pendidikan-
pendidikan diluar formal, tanpa mereka
memperoleh di bangku perkuliahan.
27. Hakekat Karakter
• Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang
melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan Philips,2008).
Koesoema A (2007) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian.
Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas
dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan,
• Winnie (2005), memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian
tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah
laku. Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah
orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang
berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut memanifestasikan
karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’.
Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
• Karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap,
atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga
ketika muncul tidak perlu dipikirkan laig (Imam Ghozali).
28. Hakekat Karakter
Dari pendapat di atas difahami bahwa karakter itu
berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi
‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’
adalah orang yang mempunyai kualitas moral
(tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan
membangun karakter, secara implisit
mengandung arti membangun sifat atau pola
perilaku yang didasari atau berkaitan dengan
dimensi moral yang positif atau baik, bukan yang
negatif atau buruk (Anwar,2009).
29. FUNGSI KARAKTERFUNGSI KARAKTER
Selain memperkecil resiko kehancuran, karakter juga menjadi
modal yang sangat penting untuk bersaing dan bekerja sama
secara tangguh dan terhormat di tengah-tengah bangsa lain.
Karakterlah yang membuat bangsa Jepang cepat bangkit
sesudah kekalahannya dalam Perang Dunia II dan meraih kembali
martabatnya di dunia internasional.
Karakterlah yang membuat bangsa Vietnam tidak bisa
ditaklukkan, bahkan mengalahkan dua bangsa yang secara
teknologi dan ekonomi jauh lebih maju, yaitu Perancis dan
Amerika.
Pembangunan karakterlah yang membuat Korea Selatan
sekarang jauh lebih maju dari Indonesia, walaupun pada tahun
1962 keadaan kedua negara secara ekonomi dan teknologi
hampir sama.
Pembangunan karakterlah yang membuat para pejuang
kemerdekaan berhasil menghantar bangsa Indonesia ke gerbang
kemerdekaannya (Gedhe Raka, 1997 ).
30. Taburlah pemikiran maka Anda akan menuai tindakan;
Taburlah tindakan dan Anda akan menuai kebiasaan;
Taburlah kebiasaan dan Anda akan menuai karakter;
Taburlah karakter dan Anda akan menuai masa depan.
Ralph Waldo Emerson
31. Tabel 5.
Sikap responden tentang pendidikan etika dalam
membangun Karakter Bangsa di sekolah
No URAIAN Setuju Tidak
f % f %
1 Perlunya pendidikan etika di sekolah dasar
dan menengah
306 100 0 0
2 Pendidikan etika menjadi pelajaran
tersendiri di sekolah
156 50, 98 150 49,02
3 Pendidikan etika di sekolah memuat
penanaman moral, etika dan agama
300 98, 04 6 1,96
4 Pendidikan etika memuat pencegahan
terhadap tindak kejahatan .
302 98,69 4 1,31
5 Terjadinya kenakalan remaja karena tidak
adanya pendidikan etika di sekolah
138 45,09 168 54,91
6 Pendidikan etika akan meningkatkan akhlak
dan budi pekerti pada siswa.
297 97,06 9 2,94
32. 32
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak
mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, beradab
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya
saing
3. Mewujudkan masyarakat demokratis
berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai,
dan bersatu
5. Mewujudkan pemerataan
pembangunan dan berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia asri dan
lestari
7. Mewujudkan Indonesia menjadi
negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan
penting dalam pergaulan dunia
internasional
MISI 2005-2025
• Melindungi
tumpah darah
• Memajukan
kesejahteraan
umum
• Mencerdaskan
kehidupan
bangsa
• Ikut
melaksanakan
ketertiban
dunia
MAJU
MANDIRI
ADIL
MAKMUR
VISI
2005-2025
Tujuan negara
(UUD 45)
ARAHAN RPJPN 2005-2025
33. 33
Karakter Bangsa:
Tangguh
Kompetitif
Akhlak Mulia
Bermoral
Mantapnya budaya
bangsa:
Peradaban
Harkat
Martabat
Jati diri
Kepribadian
Pembangunan Agama:
- Agama sbg landasan moral & etika
- Membina akhlak mulia, etos kerja, menghargai
prestasi
- Meningkatkan kerukunan hidup, saling percaya
dan harmonisasi
Pembangunan & Pemantapan Jati Diri Bangsa:
- Karakter bangsa & sistem sosial berakar, unik,
modern, unggul
- Pembangunan olahraga: peningkatan budaya dan
prestasi olahraga
Pengembangan budaya inovatif berorientasi Iptek:
- Penghargaan masyarakat terhadap Iptek
- Pengembangan tradisi iptek
- Pengungkapan kreativitas melalui kesenian
SASARAN POKOK
MISI 1: Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, beradab
ARAH PEMBANGUNAN
34. Etos Kerja
Harkat
Martabat
Jatidiri
Saling percaya
Harmonis
Rukun
Akhlak Mulia
Orientasi Iptek
Bermoral
Sehat
Berpendidikan
Kompetitif
Tangguh
Kreatif
Kreatif
Kualitas hidup
Perempuan & Anak
Berpendidikan
Harmonis
Harmonis
Toleran
Saling percaya
Peran Pembangunan SDM terhadap Misi Pembangunan
Misi 1:
Berakhlak,
bermoral,
beretika,
berbudaya
Misi 2:
Bangsa
Berdaya
Saing
Misi 3:
Demokratis
berlandaskan
Hukum
Misi 4:
Aman,
Damai,
Bersatu
Misi 5:
Pemerataan
Pembangunan
& Berkeadilan
Misi 6:
Asri dan
Lestari
Misi 7:
Neg. kepulauan
yg mandiri,
maju, kuat
Misi 8:
Peran dalam
Pergaulan
Internasional
Maju
Mandiri
Adil
Makmur
Insan
SumberDaya
Jatidiri
Berpendidikan
Akhlak Mulia
Berpendidikan
Kompetitif
35. ANALISA SITUASI
Kondisi manusia
Indonesia saat ini
Faktor-faktor yang
berpengaruh
IPM, IPG, IKM
LINGKUNGAN STRATEGIS (Peluang dan Tantangan)
Demokratisasi
Desentralisasi
Kesinambungan fiskal
Kesetaraan gender
Globalisasi
Komitmen global
Penyakit lintas negara
Kelembagaan
ISU STRATEGIS
Jumlah dan struktur
umur penduduk
Karakter manusia
Indonesia
Akses dan kualitas
pelayanan sosial dasar
Kesenjangan
PEMBANGUNAN MANUSIA
INDONESIA
• Arah Kebijakan
• Strategi
• Program
• Kegiatan
LANDASAN HUKUM
•UUD 1945 - UU Kesehatan
RPJPN 2005-2025 - UU Pendidikan
RPJM 2005-2009 - dll
MANUSIA
INDONESIA
MASA DEPAN
Tangguh
Berkompetitif
Berakhlak Mulia
Bermoral
Sehat
Berpendidikan
SASARAN
RPJM
2010-2014
Kerangka Pikir Pembangunan Manusia Indonesia
36. 5 faktor krusial untuk meningkatkan &
menganalisa profesionalisme
Profesionalism
Habits /
Kebiasaan
Knowledge
/ Ilmu
Pengetahuan
Skill /
Keterampilan
Ethic / Etika
Attitude /
Sikap
(Rachman,2010)
37. 37
PENDIDIKAN FORMAL & NON FORMAL
PENDIDIKAN INFORMAL
Perilaku
Berkarakter
MASYA-
RAKAT
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas
Teori
Pendidikan,
Psikologi,
Nilai, Sosial
Budaya
Pengalaman terbaik
(best practices)dan
praktik nyata
Nilai-nilai
Luhur
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
KELUARGASATUAN
PENDIDIKAN
PROSES PEMBUDAYAAN DAN
PEMBERDAYAAN MENUJU
PRILAKU BERKARAKTER
PERAN
PENDIDIK
(Suyatno, 2010)
38. KEGIATAN
KESEHARIAN DI
RUMAH
KEGIATAN
EKSTRA
KURIKULER
Integrasi ke dalam kegiatan
Ektrakurikuler Pramuka, Olahraga,
Karya Tulis, Dsb.
Integrasi ke dalam KBM
pada setiap Mapel
Pembiasaan dalam kehidupan
keseharian di satuan pendidikan
Penerapan pembiasaan
kehidupan keseharian di rumah
yang sama dengan di satuan
pendidikan
STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH
38
BUDAYA SEKOLAH:
(KEGIATAN/KEHIDUPAN
KESEHARIAN DI SATUAN
PENDIDIKAN)
39. SD
SMP
PT
SMA
Pendidikan
KARAKTER
“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak.
Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan Komprehensif:
Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif
Pendidikan
AKADEMIK
DSB
40. Upaya terencana untuk membantu orang untuk
memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai
etika/ moral.
Mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang
membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama
sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan
bangsa.
PENDIDIKAN
KARAKTER ITU APA?
41. IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN
KARAKTER
Perkembangan hubungan
antara siswa, guru, dan
masyarakat
Masyarakat peserta
didik yang peduli
Pembelajaran
emosional dan sosial
Keadilan, rasa hormat,
dan kejujuran
Kesempatan
mempraktekkan
prilaku moralnya
Fokus dalam
memecahkan
masalah
Kerjasama dan
kolaborasi
Kelas
demokrasi
42. PERAN
GURU
SEBAGAI
PENDIDIK
Terlibat dalam proses pembelajaran
menjadi model
Menjadi model bagi siswa
Memberikan pemahaman
Melakukan refleksi
Menjelaskan nilai
baik dan buruk
Menerapkan metode
pembelajaran
Menciptakan
lingkungan
belajar
Memperhatik
-an keunikan
siswa
43. PILAR-PILAR
PENGEMBANGAN KARAKTER
Nilai-nilai Luhur
Pilar
Lembaga
Pendidikan
Peran Pendidik
Religius Keluarga
Pendidikan
formal dan
Pendidikan non
formal
terlibat dalam proses pembelajaran
menjadi contoh tauladan kepada siswanya
dalam berprilaku dan bercakap
mendorong siswa aktif dalam pembelajaran
melalui penggunaan metode pembelajaran
yang variatif
Cerdas
Sekolah
mendorong dan membuat perubahan
membantu dan mengembangkan emosi dan
kepekaan sosial siswa
menunjukkan rasa kecintaan kepada siswa
Moderat
Pendidikan
informal
menunjukkan nilai-nilai moralitas bagi anak-
anaknya
Masyarakat
memiliki kedekatan emosional kepada anak
dengan menunjukkan rasa kasih sayang
Mandiri
memberikan lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan karakter anak
mengajak anak-anaknya untuk senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah
44. KESIMPULAN
1. Pengetahuan Mahasiswa mengenai pendidikan etika
rata-rata bernilai baik. Faktor Jurusan yang ditempuh
mahasiswa membedakan responden mengenai
pengetahuan pendidikan etika yang dimilikinya,
sedangkan faktor lama kuliah (semester dimana
responden sedang kuliah) tidak membedakan dalam
pemilikan pengetahuan tentang pendidikan etika
dalam membangun karakter bangsa.
45. 2. Sikap mahasiswa menganggap :
perlu pemberlakuan pendidikan etika dalam membangun
karakter di sekolah; pendidikan etika dalam membangun
karakter bangsa memuat penanaman moral dan agama;
bahwa pendidikan etika dapat mencegah terhadap tindak
kejahatan dan menganggap bahwa pendidikan etika dan
membangun karakter bangsa akan meningkatkan akhlak
dan budi pekerti siswa.
Namun mahasiswa menganggap bahwa pendidikan etika
menjadi pelajaran tersendiri di sekolah hanya 50,59% dan
menganggap terjadinya kenakalan remaja karena tidak
adanya pendidikan etika yang terkait dalam membangun
karakter bangsa di sekolah hanya 45,09%.
46. Saran.
1. Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam tentang
pengetahuan pendidikan etika, dengan mengungkap
dari siswa-siswa SD, SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi
untuk menggali seberapa jauh pendidikan etika yang
bisa membangaun karakter bangsa.
2. Perlu ada penelitian yang lebih mendalam tentang
pendidkan etika, dengan mengungkap dari tokoh-
tokoh masyarakat, yang meliputi ulama, pejabat,
dokter,psikolog untuk menggali model-model
pendidikan etika yang yang perlu diberikan kepada
anak-anak di sekolah yang bisa membangun karakter
bangsa.
47. Naik sepeda jengki diatas karang,
kalau gak hati2 bisa tersungkur jatuh ke jurang.
Gak baik mendata rejeki orang.
Kalau gak hati2 rasa syukur jadi brkurang.
Siang2 minum jus nangka,
setelah makan dijamu panitia minum es puter.
Biasakan hidup dengan ber-etika,
karena akan membuatmu jadi orang yg berkarakter.
"Ya Allah,aku memohon kpdMU agr sll bs
mengingatMU,brsyukur kpdMU,& bribadah dg baik
kpdMU"(HR Abu Dawud).Amin3x