SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Bu d a y a Po s it if
d i s e k o la h
B
U
D
A
Y
A
P
O
S
I
T
I
F
SYARI HASNIYATI,
S.Pd
Modul 1
.4 Budaya Positif
Guru
Bergerak
Indonesia
Maju
5
Tenangkan
hati dan
pikiran
arahkan semua
perhatian untuk
fokus belajar
hadirkan
rasa ingin tahu,
syukur, dan
welas asih.
Capaian Umum
● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan
dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada
murid.
● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan
Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai
konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila.
● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan
menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
Ki Hajar Dewantara. Pendidikan
adalah menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota
masyarakat.
Menurut ajaran KHD:
Kemerdekaan = sifat manusia berbudaya
Kemerdekaan punya 2 ciri dasar:
• secara lahir bebas
• secara batin mandiri
[Prakata Ketua Tim ML Taman Siswa, Buku Menuju Manusia Merdeka: p.xv]
Kodrat anak - Merdeka
"Beratlah kemerdekaan itu! Bukan hanya tidak terperintah
saja, akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya
dan mengatur perikehidupannya dengan tertib.
Dalam hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya
perhubungan dengan kemerdekaan orang lain."
[KHD, Prasaran #8 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928]
Kodrat anak -
Merdeka
1
0 aksioma*terkait “pilihan” (Glasser, 1
998)
Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang
merdeka”.
*aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian
1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri.
2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi.
masalah psikologis yang bertahan lama
3. Semua adalah masalah relasi (hubungan).
4. Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini .
5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita
hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus
mengejar pemenuhannya di masa depan.
10 aksioma teori pilihan
6. Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang
kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (Dunia Berkualitas).
Yang kita lakukan hanyalah berperilaku
7. .
8. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen :
(1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4)
fisiologis.
9. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen
tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis
secara tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi.
10.Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa
yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku
dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan.
10 aksioma teori pilihan
Teori pilihan mengajak kita untuk terus berlatih (5 hal):
1. fokus pada apa yang terjadi saat ini bukan masa lalu;
2. menghindari 7-kebiasaan buruk yang secara eksternal “mengganggu” relasi dengan
orang lain: mengkritik, menyalahkan, mengeluh, menjengkelkan, mengancam,
menghukum, menyuap (memberi reward) untuk mengendalikan orang lain;
3. menjalankan 7-kebiasaan mempedulikan orang lain: mendukung, mendorong,
mendengarkan, menerima, mempercayai, menghormati, dan menegosiasikan
perbedaan;
4. menghindari membuat dalih dan alasan karena menghalangi kita membangun relasi;
5. bersabar.
Teori pilihan (Glasser, 2011)
Pendidik perlu fokus menyediakan suasana belajar dan
proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan
dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik anak, dimana
anak senantiasa merasa: kompeten, saling-terhubung, dan otonom.
Teori determinasi diri (self-determination theory), Ryan dan Deci (2000)
motivasi intrinsik
Apa saja
pembelajaran
yang Bapak/Ibu
dapat ambil dari
video ini? Apa
kaitannya
dengan visi
seorang
individu?
VISI SAYA
Sebagai pendidik, SAYA harus makin berdaya dalam menyediakan
dukungan yang diperlukan untuk menuntun kekuatan kodrat
murid sebagai:
● individu yang beriman, serta berakhlak mulia bagi sesama dan
semesta, baik dalam beragama maupun bernegara,
● warga masyarakat yang aktif memberikan kontribusi positif
secara kritis, kreatif, dan welas asih,
● insan merdeka yang mandiri dan berani untuk turun tangan
menciptakan keselamatan dan kebahagiaan sejak masa
sekolah.
Pengertian Budaya Positif
keyakinan-keyakinan,
Budaya positif adalah
dan
nilai-nilai,
kebiasaan-
kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
murid agar murid dapat berkembang
menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat
dan bertanggung jawab.
Tujuan
• Budaya positif di sekolah bertujuan untuk memberikan
kontribusi yang positif bagi seluruh komunitas sekolah.
• Lingkungan pembelajaran memiliki keyakinan yang
positif berdasarkan visi sekolah
• Adanya kolaborasi baik kepala sekolah, Guru, sesama
Guru, Guru dengan murid dan sesama murid
Tanggung jawab
lingkungan positif
Warga Sekolah
Saling
mendukung
Saling belajar
Saling
Bekerjasama
Budaya
Positif
Mengapa Perlu budaya positif di
sekolah?
Pengembangan budaya positif dapat
menumbuhkan motivasi instrinsik
dalam diri anak untuk menjadi
pribadi yang bertanggung jawab dan
berbudi pekerti luhur serta akhlak
mulia.
keyakinan
kelas
segitiga
restitusi
kebutuhan
dasar
motivasi
perilaku
BUDAYA
POSITIF
disiplin
positif
perubahan
paradigma
belajar
posisi
kontrol
K O N T E N
1.DISIPLIN P OSIT IF DAN NILAI-NILAI KEB AJ IKAN
a . Pe r u b a h a n Pa r a d ig m a B e la ja r
nilai kebajikan universal
sifat positif manusia yang merupakan tujuan yang ingin di capai
setiap individu
b.disiplin positif
tujuan
Menurut KHD
m
enanam
kan m
otivasi yang ketiga pada
murid-murid
kita yaitu untuk m
enjadi orang yang
m
ereka inginkan dan m
enghargai diri
sendiri dengan
nilai-nilai yang m
ereka percaya.Ketika
m
urid-m
urid kita m
em
iliki m
otivasi
tersebut
“dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang
kuat.Sungguhpun
disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang
m
ewajibkan kita dengan
sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita
tidak cakap m
elakukan self
discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan
peraturan dem
ikian itulah
harus ada di dalamsuasana yang m
erdeka.
Tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang
berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan
pemelajar
sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.
Profil Pelajar Pancasila
IBO Primary Years Program
Sem
bilan Pilar Karakter
Keteram
pilan hidup
1.dapat dipercaya
2.lurus hati
3.pendengar yang aktif
4.tidak m
erendahkan orang lain
5
. m
em
berikan yang terbaik dari
diri
Petunjuk hidup
penalaran
bekerja sam
a
keberanian
keingintahuan
usaha
keluwesan
berorganisasi
The seven essensial virtues
1.suara hati
2.kontrol diri
3.rasa hormat
4.kebaikan
5.toleransi
6.keadilan
kesabaran
keteguhan hati
kehormatan
rasa
memiliki
humor
berinisiatif
integritas
pemecahan
masalah
sumber
pengatahuan
tanggung jawab
persahabatan
petunjuk seumur hidup dan keterapilan hidup
c.Nilai-nilai kebajikan
https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/unduhan/Dimensi_PPP.pdf
Setiap tindakan yang dilakukan seseorang mempunyai alasan, Diane Gossen menyatakan ada3
motivasi perilaku manusia
Untuk menghindari ketidaknyamanan
Menghindari permasalahan yang mungkinmunculdan
membawa pengaruh secara fisik, psikologis maupun
tidak terpenuhinya kebutuhan bila tidak m
elakukan
tindakan tersebut. Motivasi bersifat Eksternal
Untuk mendapatkan imbalan
Alasan melakukan sesuatu untuk mendapatkan
hadiah, pengakuan dari orang lain atau imbalan.
Motivasi bersifat Eksternal
Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan
m
enghargai diri sendiri dengan nilai yang m
ereka
percaya
Melakukan sesuatu karena nilai yang mereka yakini dan
hargai. Motivasi bersifat Intrinsik
2.teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan,
Restitusi
a . M o t i v a s i P e r i l a k u M a n u s i a
H u k u m a n , k o n s e k u e n s i d a n r e s t i t u s i
Hukuman
bersifat tidak terencana dan tiba-tiba, hukuman bersifat satu arah
dari guru yang memberikan, tanpa melalui kesepakatan. dapat berupa
fisik maupun psikis, murid disakiti oleh suatu perbuatan atau kata-
kata.sistemtidak berjalan jika m
urid tidak takut
Seperti "peraturannya adalah..........kam
u harus......."
Konsekuensi
sudah terencana/sudah disepakati, sudah dibahas dan sudah disetujui oleh
murid dan guru. Murid mengetahui apa yang akan diterima jika melanggar
aturan. Memerlukan monitoring dan supervisi terus menerus dari guru
seperti "Apa peraturannya", "Mampukah kamu melakukannya?"
Restitusi
Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya
sehingga dapat kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih
kuat. Murid bertanggung jawab untuk perilakunya
Seperti "apa yang kamu yakini", "apa yang bisa kamu lakukan untuk
m
em
perbaiki m
asalah ini"
Segitiga restitusi
• Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi
murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga
mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan
karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
• Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan
murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu
murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka
inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan
orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
R e s t it u s i: s e b u a h
p e n d e k a t a n
u n t u k
m e n c i p t a k a n
d i s i p l i n p o s i t i f
restitusi bukan menebus kesalahan namun belajar dari
kesalahan restitusi memperbaiki hubungan
restitusi adalah tawaran bukan paksaan
restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri
restitusi mencari kebutihan dasar yang mendasari tindakan
restitusi fokus pada karakter bukan tindakan
restitusi menguatkan dan fokus pada solusi
Melalui pendekatan restitusi, ketika murid berbuat salah,
mengajak murid merefleksi apa yang telah dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan sehingga dapat menjadi pribadi yang
lebih baik. murid perlu bertanggung jawab atas perilaku
yang telah mereka pilih dan belajar untuk membuat pilihan
yang lebih baik di waktu yang akan datang
ciri-ciri yang membedakan restitusi dengan program disiplin lain
adalah
Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama
dari Teori Kontrol, yaitu:
Refleksi Segitiga Restitusi
• Adapun tujuan dilaksanakan keyakinan kelas ini adalah :
• Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid
• Memunculkan keterlibatan murid dalam menentukan
kelas yang diimpikan sehingga murid lebih bertanggung
jawab akan keputusan yang mereka buat bersama-sama
• Menumbuhkan komunikasi efektif antara murid dan
guru
T
ujuan
• Keyakinan kelas bisa diterapkan di suatu lembaga bilamana
ada kesadaran dari ekosistem sekolah yang berperan
partisipasi secara aktif, bukan menunjukan apatis.
• Bersama sama menyepakati untuk menerapkan budaya positif
di sekolah
• Membentuk suatu forum/diskusi yang bertujuan untuk
merancang desain budaya positif di sekolah
• Masing masing wali kelas/guru merancang kesepakatan kelas
• Guru meminta siswa yang mengusulkan kesepakatan kelas
• Adanya evaluasi disetiap akhir pelaksanaan kesepatan kelas
Pelaksanaan
100%
Bertahan
Hidup
5 K e b u t u h a n D a s a r
5 Kebutuhan dasar
Kebebasan
bersifat
bertahan
fisologis
hidup
untuk
seperti
rumah dan
Psikologis
dan perasaan
kesehatan,
makanan,
kebutuhan
aman
Kasih sayang dan rasa diterima
Kesenangan
Bertahan Hidup
kebutuhan hubungan dan koneksi
sosial, kebutuhan
menerima kasih
memberi dan
sayang dan
kebutuhan untuk merasa menjadi
bagian dari suatu kelompok
Penguasaan
kekuatan untuk mencapai sesuatu,
menjadikompeten, menjaditerampil,
diakui atas prestasi dan keterampilan
kota, didengarkan danmemilikirasa
harga diri
kebutuhan akan kemandirian,
otonomi,memilikipihandan
mampumengendalikanarah
hidup seseorang
Kesenangan, bermain dan
tertawa.
+ mengisi kusioner
1-10 = kasih sayang
11-20 = kekuasaan
21- 30 = kebebasan
31-40 = kesenangan
Penghukum Teman
nada suara ramah,
akrab dan bercanda,
bahasa tubuh merapat
pada murid, mata dan
senyum jenaka
hasil: murid merasa
senang dan akrab
denganguru namun
murid tergantung pada
murid tertentu
bersifat menekan anak,
nada suara tinggi,
bahasa tubuh mata
melotot dan jari
menunjuk dan
menghardik.
menjadikan siswa
marah, dendamdan
agresif.
Pembuat Merasa
Bersalah
suara lebih lembut
namun membuat tidak
nyaman, bersalah dan
rendah diri.
hasil yang didapatkan
murid merasa bersalah,
gagal dan tidak sanggup
membahagiakan orang
lain. murid bisa menyakiti
diri sendiri dan orang lain
Pemantau
Mengawasi. Posisi pemantau
berdasarkan pada peraturan
dan konsekuensi.
mengandalkan perhitungan,
catatan data. Nada suara
datar dan bahasa tubuh
formal.
Hasil : murid memahami
konsekuensi yang harus
dijalankan, murid dibuat tidak
nyaman dan guru tetap harus
memantau murid padasaat
mengerjakan tugas
Manajer
guru berbuat sesuatu
bersama murid,
mempersilahkan murid
mempertanggungjawabk
an perilakunya,
mendukung murid agar
menemukansolusi dari
permasalahannya sendiri.
Nada suara halus, baha
tubuh tidak kaku dan
mendekat pada murid
"patuhi aturan saya, atau
awas!"
"kamu selalu saja salah!"
"Selalu, pasti selalu yang
terakhir selesai"
"ibu sangat kecewa sekali
denganmu"
"berapa kali Bapak harus
memberi tahu kamu ya"
"gimana coba klau orang tuamu
tahu kamu berbuat begini"
"ayo bantulah, demi bapak ya?"
Ayo ingat tidak bantuan bapak
selama ini?"
Ya sudah kali ini tidak apa-apa.
nanti ibu bantu bereskan"
"peraturannya apa?"
"apa yang telah kamu
lakukan?"
Sanksi atau konsekuensinya
apa?"
"apa yang kita yakini?" (kembali ke
keyakinan kelas
"jika kamu meyakininya, apakahkamu
bersedia memperbaikinya?"
Jika kamu memperbaiki ini, hal ini
menunjukan apa tentang dirimu?"
"apa rencanamu untuk memperbaiki hal
ini"
5 Posisi Kontrol
https://lms24-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=541027
bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubahidentitas anak dari gagal karena melakukan
kesalahan menjadi orang yang sukses. anak yang melanggar peraturan karena mencari perhatian
adalah anak yang mengalamikegagalan, ia mencoba memenuhi kebutuhan dasarnya namunada
benturan. . jika kita ingin ia menjadi reflektif dapat digunakan kata-kata
berbuat salah itu tidak apa-apa
tidak ada manusia yang sempurna
saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu
kita bisa menyelesaikan ini
bapak/ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi bapak/ibu ingin mencari solusi dari
permasalahan ini
kamu berhak merasa begitu
apa kamu sedang menjadi teman yang baik bagi dirimu sendiri
Validasi tindakan yang salah
Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.
kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan
bisa menemukan cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut
beberapa kcontoh kalimat yang dapat digunakan tanpa menghakimi akan dapat
memvalidasi kebutuhan mereka seperti
padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya
kamu pasti punya alasan melakukan hal ini
kamu patut bangga pada dirimu karena kamu telah melindungi sesuatu yang
penting buatmu
kamu boleh empertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang
baru
Menanyakan keyakinan
beberapa pertanyaan yang dapat digunakan dalam tahap ini
apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga
apa nilai-nilai umum yang telah kita sepakati
apa bayangan kita tentang kelas yang ideal
kamu mau jadi orang seperti apa
kamu ingin menjadi orang sukses, bertanggung jawab atau bisa dipercaya?kebanyakan
anak menjawab iya. tapi mereka tidak tau caranya.
segitiga restitusi
langkah-langkah dalam segitiga restitusi tidak harus dilakukan
secara kaku satu persatu. Sejatinya kita sebagai guru telah
melakukannya dalam berbagai versi dengan gayanya masing-
masing.
pada langkah ini menguntungkan bagi guru dan murid karena
guru berada dalam posisi siswa dan dapat memiliki perspektif
yang berbeda
https://lms24-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=541028
menstabilkan identitas
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
CINTA LINGKUNGAN
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
Meningkatkan rasa
Cinta tanah air dan
Nasionalisme
Beriman dan Bertakwa
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
Menjaga Kesehatan Jasmani
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
GeSipLah
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
Mengembangkan minat dan
Bakat
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
Belajar dengan menyenangkan
PENERAPAN BUDAYA POSITIF
SMAN 1 SUNGAI PINANG
Berbagi dan Berkolaborasi
“tidak ada perubahan
yang membuat kita
nyaman. Jika masih
nyaman, artinya kita
tidak berubah”
Apa saja
pembelajaran
yang Bapak/Ibu
dapat ambil dari
video ini?
Budaya Positif di Sekolah

More Related Content

Similar to Budaya Positif di Sekolah

Koneksi Antar Materi 1.4.docx
Koneksi Antar Materi 1.4.docxKoneksi Antar Materi 1.4.docx
Koneksi Antar Materi 1.4.docxRamadhan Azmabo
 
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxcatatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxencounter447
 
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahPPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahDestiana38
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxEnangCuhendi1
 
Presentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfPresentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfOmiYensi1
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdfwindasihombing3
 
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdf
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru PenggerakpdfKoneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdf
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdfhikmahputrawan12
 
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdfArifHidayat432514
 
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfBrainyChen1
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdfEmiBudiHastuti
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptxSitiNurHasanah377493
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptxanggiekurnia
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxismo521
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxpipitpuspitamayangsa
 
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptx
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptxKoneksi Antar Materi modul 1. 4.pptx
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptxEkoAriyanto31
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdfWijayanti Oktavia
 
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfDildian Zidan
 
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdf
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdfPengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdf
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdfArfahSheela1
 

Similar to Budaya Positif di Sekolah (20)

Koneksi Antar Materi 1.4.docx
Koneksi Antar Materi 1.4.docxKoneksi Antar Materi 1.4.docx
Koneksi Antar Materi 1.4.docx
 
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docxcatatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
catatan Pembelajaran Sosial dan Emosional.docx
 
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolahPPT Diseminasi budaya positif di sekolah
PPT Diseminasi budaya positif di sekolah
 
slide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptxslide budaya positif 1.4 .pptx
slide budaya positif 1.4 .pptx
 
Presentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdfPresentasi UMMI.pdf
Presentasi UMMI.pdf
 
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdfSlide Manggung  1.4 A6 - Giyanto.pdf
Slide Manggung 1.4 A6 - Giyanto.pdf
 
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdf
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru PenggerakpdfKoneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdf
Koneksi antar materi modul 2.2 Guru Penggerakpdf
 
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdfMateri EP 1.4 Angk 7.pdf
Materi EP 1.4 Angk 7.pdf
 
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
1.4.a.8 Koneksi Antar Materi.pdf
 
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif_Angkatan 1.pptx
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif- Bahan tayang (1).pptx
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
 
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptxPaparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
Paparan Luring dan Daring_Disiplin Positif.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptx
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptxKoneksi Antar Materi modul 1. 4.pptx
Koneksi Antar Materi modul 1. 4.pptx
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4.pdf
 
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdfMODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
MODUL 1.4.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI.pdf
 
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
kONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4
 
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdf
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdfPengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdf
Pengimbasan-Modul-1-4-Budaya-Positif.pdf
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Budaya Positif di Sekolah

  • 1. Bu d a y a Po s it if d i s e k o la h B U D A Y A P O S I T I F SYARI HASNIYATI, S.Pd Modul 1 .4 Budaya Positif Guru Bergerak Indonesia Maju
  • 2. 5 Tenangkan hati dan pikiran arahkan semua perhatian untuk fokus belajar hadirkan rasa ingin tahu, syukur, dan welas asih.
  • 3. Capaian Umum ● Memahami konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dihubungkan dengan konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid. ● Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila. ● Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.
  • 4. Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
  • 5. Menurut ajaran KHD: Kemerdekaan = sifat manusia berbudaya Kemerdekaan punya 2 ciri dasar: • secara lahir bebas • secara batin mandiri [Prakata Ketua Tim ML Taman Siswa, Buku Menuju Manusia Merdeka: p.xv] Kodrat anak - Merdeka
  • 6. "Beratlah kemerdekaan itu! Bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. Dalam hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain." [KHD, Prasaran #8 Kongres PPPKI ke-1, Surabaya, 31 Agustus 1928] Kodrat anak - Merdeka
  • 7. 1 0 aksioma*terkait “pilihan” (Glasser, 1 998) Untuk membantu mendefinisikan kembali apa yang dimaksud dengan “diri kita yang merdeka”. *aksioma (KBBI): pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian 1. Satu-satunya orang yang perilakunya dapat kita kendalikan adalah diri kita sendiri. 2. Yang bisa kita berikan kepada orang lain hanyalah informasi. masalah psikologis yang bertahan lama 3. Semua adalah masalah relasi (hubungan). 4. Masalah relasi selalu menjadi bagian dari kehidupan kita saat ini . 5. Apa yang terjadi di masa lalu berkaitan dengan keadaan kita sekarang ini, tetapi kita hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar kita saat ini dan berencana untuk terus mengejar pemenuhannya di masa depan. 10 aksioma teori pilihan
  • 8. 6. Kita hanya dapat memenuhi kebutuhan kita dengan cara memuaskan gambaran yang kita anggap sebagai realitas di benak kita sendiri (Dunia Berkualitas). Yang kita lakukan hanyalah berperilaku 7. . 8. Setiap perilaku terdiri dari empat komponen : (1) tindakan, (2) pemikiran, (3) perasaan, dan (4) fisiologis. 9. Setiap perilaku adalah buah dari pilihan. Kita memiliki kontrol langsung atas komponen tindakan dan pemikiran. Kita dapat mengontrol komponen perasaan dan fisiologis secara tidak langsung lewat cara kita memilih komponen tindakan dan pemikiran tadi. 10.Karena setiap perilaku ada dalam kendali kita sendiri, maka kita perlu fokus pada apa yang dapat dilakukan (fokus pada kata-kerja) untuk mengambil kendali atas perilaku dalam suatu keadaan bukan berperilaku sebagai korban dari suatu keadaan. 10 aksioma teori pilihan
  • 9. Teori pilihan mengajak kita untuk terus berlatih (5 hal): 1. fokus pada apa yang terjadi saat ini bukan masa lalu; 2. menghindari 7-kebiasaan buruk yang secara eksternal “mengganggu” relasi dengan orang lain: mengkritik, menyalahkan, mengeluh, menjengkelkan, mengancam, menghukum, menyuap (memberi reward) untuk mengendalikan orang lain; 3. menjalankan 7-kebiasaan mempedulikan orang lain: mendukung, mendorong, mendengarkan, menerima, mempercayai, menghormati, dan menegosiasikan perbedaan; 4. menghindari membuat dalih dan alasan karena menghalangi kita membangun relasi; 5. bersabar. Teori pilihan (Glasser, 2011)
  • 10. Pendidik perlu fokus menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik anak, dimana anak senantiasa merasa: kompeten, saling-terhubung, dan otonom. Teori determinasi diri (self-determination theory), Ryan dan Deci (2000) motivasi intrinsik
  • 11. Apa saja pembelajaran yang Bapak/Ibu dapat ambil dari video ini? Apa kaitannya dengan visi seorang individu?
  • 12. VISI SAYA Sebagai pendidik, SAYA harus makin berdaya dalam menyediakan dukungan yang diperlukan untuk menuntun kekuatan kodrat murid sebagai: ● individu yang beriman, serta berakhlak mulia bagi sesama dan semesta, baik dalam beragama maupun bernegara, ● warga masyarakat yang aktif memberikan kontribusi positif secara kritis, kreatif, dan welas asih, ● insan merdeka yang mandiri dan berani untuk turun tangan menciptakan keselamatan dan kebahagiaan sejak masa sekolah.
  • 13. Pengertian Budaya Positif keyakinan-keyakinan, Budaya positif adalah dan nilai-nilai, kebiasaan- kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.
  • 14. Tujuan • Budaya positif di sekolah bertujuan untuk memberikan kontribusi yang positif bagi seluruh komunitas sekolah. • Lingkungan pembelajaran memiliki keyakinan yang positif berdasarkan visi sekolah • Adanya kolaborasi baik kepala sekolah, Guru, sesama Guru, Guru dengan murid dan sesama murid
  • 15. Tanggung jawab lingkungan positif Warga Sekolah Saling mendukung Saling belajar Saling Bekerjasama Budaya Positif
  • 16. Mengapa Perlu budaya positif di sekolah? Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak mulia.
  • 18. 1.DISIPLIN P OSIT IF DAN NILAI-NILAI KEB AJ IKAN a . Pe r u b a h a n Pa r a d ig m a B e la ja r
  • 19. nilai kebajikan universal sifat positif manusia yang merupakan tujuan yang ingin di capai setiap individu
  • 20. b.disiplin positif tujuan Menurut KHD m enanam kan m otivasi yang ketiga pada murid-murid kita yaitu untuk m enjadi orang yang m ereka inginkan dan m enghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang m ereka percaya.Ketika m urid-m urid kita m em iliki m otivasi tersebut “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat.Sungguhpun disiplin itu bersifat ‘self discipline’ yaitu kita sendiri yang m ewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap m elakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan dem ikian itulah harus ada di dalamsuasana yang m erdeka. Tujuan mulia dari penerapan disiplin positif adalah agar terbentuk murid-murid yang berkarakter, berdisiplin, santun, jujur, peduli, bertanggung jawab, dan merupakan pemelajar sepanjang hayat sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.
  • 21. Profil Pelajar Pancasila IBO Primary Years Program Sem bilan Pilar Karakter Keteram pilan hidup 1.dapat dipercaya 2.lurus hati 3.pendengar yang aktif 4.tidak m erendahkan orang lain 5 . m em berikan yang terbaik dari diri Petunjuk hidup penalaran bekerja sam a keberanian keingintahuan usaha keluwesan berorganisasi The seven essensial virtues 1.suara hati 2.kontrol diri 3.rasa hormat 4.kebaikan 5.toleransi 6.keadilan kesabaran keteguhan hati kehormatan rasa memiliki humor berinisiatif integritas pemecahan masalah sumber pengatahuan tanggung jawab persahabatan petunjuk seumur hidup dan keterapilan hidup c.Nilai-nilai kebajikan
  • 23. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang mempunyai alasan, Diane Gossen menyatakan ada3 motivasi perilaku manusia Untuk menghindari ketidaknyamanan Menghindari permasalahan yang mungkinmunculdan membawa pengaruh secara fisik, psikologis maupun tidak terpenuhinya kebutuhan bila tidak m elakukan tindakan tersebut. Motivasi bersifat Eksternal Untuk mendapatkan imbalan Alasan melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan dari orang lain atau imbalan. Motivasi bersifat Eksternal Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan m enghargai diri sendiri dengan nilai yang m ereka percaya Melakukan sesuatu karena nilai yang mereka yakini dan hargai. Motivasi bersifat Intrinsik 2.teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi a . M o t i v a s i P e r i l a k u M a n u s i a
  • 24. H u k u m a n , k o n s e k u e n s i d a n r e s t i t u s i Hukuman bersifat tidak terencana dan tiba-tiba, hukuman bersifat satu arah dari guru yang memberikan, tanpa melalui kesepakatan. dapat berupa fisik maupun psikis, murid disakiti oleh suatu perbuatan atau kata- kata.sistemtidak berjalan jika m urid tidak takut Seperti "peraturannya adalah..........kam u harus......." Konsekuensi sudah terencana/sudah disepakati, sudah dibahas dan sudah disetujui oleh murid dan guru. Murid mengetahui apa yang akan diterima jika melanggar aturan. Memerlukan monitoring dan supervisi terus menerus dari guru seperti "Apa peraturannya", "Mampukah kamu melakukannya?" Restitusi Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahannya sehingga dapat kembali ke kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Murid bertanggung jawab untuk perilakunya Seperti "apa yang kamu yakini", "apa yang bisa kamu lakukan untuk m em perbaiki m asalah ini"
  • 25. Segitiga restitusi • Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004) • Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
  • 26. R e s t it u s i: s e b u a h p e n d e k a t a n u n t u k m e n c i p t a k a n d i s i p l i n p o s i t i f restitusi bukan menebus kesalahan namun belajar dari kesalahan restitusi memperbaiki hubungan restitusi adalah tawaran bukan paksaan restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri restitusi mencari kebutihan dasar yang mendasari tindakan restitusi fokus pada karakter bukan tindakan restitusi menguatkan dan fokus pada solusi Melalui pendekatan restitusi, ketika murid berbuat salah, mengajak murid merefleksi apa yang telah dilakukan untuk memperbaiki kesalahan sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik. murid perlu bertanggung jawab atas perilaku yang telah mereka pilih dan belajar untuk membuat pilihan yang lebih baik di waktu yang akan datang ciri-ciri yang membedakan restitusi dengan program disiplin lain adalah
  • 27. Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari Teori Kontrol, yaitu: Refleksi Segitiga Restitusi
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. • Adapun tujuan dilaksanakan keyakinan kelas ini adalah : • Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid • Memunculkan keterlibatan murid dalam menentukan kelas yang diimpikan sehingga murid lebih bertanggung jawab akan keputusan yang mereka buat bersama-sama • Menumbuhkan komunikasi efektif antara murid dan guru T ujuan
  • 32. • Keyakinan kelas bisa diterapkan di suatu lembaga bilamana ada kesadaran dari ekosistem sekolah yang berperan partisipasi secara aktif, bukan menunjukan apatis. • Bersama sama menyepakati untuk menerapkan budaya positif di sekolah • Membentuk suatu forum/diskusi yang bertujuan untuk merancang desain budaya positif di sekolah • Masing masing wali kelas/guru merancang kesepakatan kelas • Guru meminta siswa yang mengusulkan kesepakatan kelas • Adanya evaluasi disetiap akhir pelaksanaan kesepatan kelas Pelaksanaan
  • 33.
  • 34. 100% Bertahan Hidup 5 K e b u t u h a n D a s a r
  • 35. 5 Kebutuhan dasar Kebebasan bersifat bertahan fisologis hidup untuk seperti rumah dan Psikologis dan perasaan kesehatan, makanan, kebutuhan aman Kasih sayang dan rasa diterima Kesenangan Bertahan Hidup kebutuhan hubungan dan koneksi sosial, kebutuhan menerima kasih memberi dan sayang dan kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari suatu kelompok Penguasaan kekuatan untuk mencapai sesuatu, menjadikompeten, menjaditerampil, diakui atas prestasi dan keterampilan kota, didengarkan danmemilikirasa harga diri kebutuhan akan kemandirian, otonomi,memilikipihandan mampumengendalikanarah hidup seseorang Kesenangan, bermain dan tertawa. + mengisi kusioner 1-10 = kasih sayang 11-20 = kekuasaan 21- 30 = kebebasan 31-40 = kesenangan
  • 36. Penghukum Teman nada suara ramah, akrab dan bercanda, bahasa tubuh merapat pada murid, mata dan senyum jenaka hasil: murid merasa senang dan akrab denganguru namun murid tergantung pada murid tertentu bersifat menekan anak, nada suara tinggi, bahasa tubuh mata melotot dan jari menunjuk dan menghardik. menjadikan siswa marah, dendamdan agresif. Pembuat Merasa Bersalah suara lebih lembut namun membuat tidak nyaman, bersalah dan rendah diri. hasil yang didapatkan murid merasa bersalah, gagal dan tidak sanggup membahagiakan orang lain. murid bisa menyakiti diri sendiri dan orang lain Pemantau Mengawasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan dan konsekuensi. mengandalkan perhitungan, catatan data. Nada suara datar dan bahasa tubuh formal. Hasil : murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan, murid dibuat tidak nyaman dan guru tetap harus memantau murid padasaat mengerjakan tugas Manajer guru berbuat sesuatu bersama murid, mempersilahkan murid mempertanggungjawabk an perilakunya, mendukung murid agar menemukansolusi dari permasalahannya sendiri. Nada suara halus, baha tubuh tidak kaku dan mendekat pada murid "patuhi aturan saya, atau awas!" "kamu selalu saja salah!" "Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai" "ibu sangat kecewa sekali denganmu" "berapa kali Bapak harus memberi tahu kamu ya" "gimana coba klau orang tuamu tahu kamu berbuat begini" "ayo bantulah, demi bapak ya?" Ayo ingat tidak bantuan bapak selama ini?" Ya sudah kali ini tidak apa-apa. nanti ibu bantu bereskan" "peraturannya apa?" "apa yang telah kamu lakukan?" Sanksi atau konsekuensinya apa?" "apa yang kita yakini?" (kembali ke keyakinan kelas "jika kamu meyakininya, apakahkamu bersedia memperbaikinya?" Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukan apa tentang dirimu?" "apa rencanamu untuk memperbaiki hal ini" 5 Posisi Kontrol https://lms24-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=541027
  • 37. bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubahidentitas anak dari gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. anak yang melanggar peraturan karena mencari perhatian adalah anak yang mengalamikegagalan, ia mencoba memenuhi kebutuhan dasarnya namunada benturan. . jika kita ingin ia menjadi reflektif dapat digunakan kata-kata berbuat salah itu tidak apa-apa tidak ada manusia yang sempurna saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu kita bisa menyelesaikan ini bapak/ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi bapak/ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini kamu berhak merasa begitu apa kamu sedang menjadi teman yang baik bagi dirimu sendiri Validasi tindakan yang salah Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut beberapa kcontoh kalimat yang dapat digunakan tanpa menghakimi akan dapat memvalidasi kebutuhan mereka seperti padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya kamu pasti punya alasan melakukan hal ini kamu patut bangga pada dirimu karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu kamu boleh empertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru Menanyakan keyakinan beberapa pertanyaan yang dapat digunakan dalam tahap ini apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga apa nilai-nilai umum yang telah kita sepakati apa bayangan kita tentang kelas yang ideal kamu mau jadi orang seperti apa kamu ingin menjadi orang sukses, bertanggung jawab atau bisa dipercaya?kebanyakan anak menjawab iya. tapi mereka tidak tau caranya. segitiga restitusi langkah-langkah dalam segitiga restitusi tidak harus dilakukan secara kaku satu persatu. Sejatinya kita sebagai guru telah melakukannya dalam berbagai versi dengan gayanya masing- masing. pada langkah ini menguntungkan bagi guru dan murid karena guru berada dalam posisi siswa dan dapat memiliki perspektif yang berbeda https://lms24-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=541028 menstabilkan identitas
  • 38. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG CINTA LINGKUNGAN
  • 39. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG Meningkatkan rasa Cinta tanah air dan Nasionalisme
  • 40. Beriman dan Bertakwa PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG
  • 41. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG Menjaga Kesehatan Jasmani
  • 42. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG GeSipLah
  • 43. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG Mengembangkan minat dan Bakat
  • 44. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG Belajar dengan menyenangkan
  • 45. PENERAPAN BUDAYA POSITIF SMAN 1 SUNGAI PINANG Berbagi dan Berkolaborasi
  • 46. “tidak ada perubahan yang membuat kita nyaman. Jika masih nyaman, artinya kita tidak berubah”