1. KONJUNGSI
OLEH : USMAN SIREGAR
RABU, 02 AGUSTUS 2017
MAN INSAN CENDEKIA, OGAN KOMERING ILIR
2. Pengertian Konjungsi
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya
menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah
kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal
kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun
kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
pengertian
konjungsi
4. A konjungsi antarklausa
konjungsi yang menghubungkan antara satu klausa
dengan klausa lainnya.
konjungsi antarklausa
k. koordinatif k. subordinatif k.korelatif
5. k. koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa
atau lebih yang memiliki status konjuksi setara
(sintaksis yang sama).
contoh:
• Atau (menyatakan pemilihan).
• Dan (menyatakan penambahan).
• Tetapi (menyatakan perlawanan).
6. k. subordinatif
yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki status konjungsi bertingkat (sintaksis
yang tidak sama).
•Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya (menyatakan pengandaian).
•Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan).
•Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala (menyatakan syarat).
• Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan).
•Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab).
•Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif)
•Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat).
•Bahwa (menyatakan penjelasan).
•Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya,
selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
7. k. korelatif
yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau
klausa dan kedua unsur itu memiliki status konjungsi setara
(sintaksis yang sama).
Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh
salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
contoh:
Tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
• Jangankan …, …pun .
• Bukan hanya …, melainkan …
• Apa(kah) … atau …
• (Se)demikian (rupa) … sehingga…
• Baik … maupun …
• Entah … entah …
8. B Konjungsi antarkalimat
konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh
karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan selalu huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan awal dari satu
kalimat. Konjungsi antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau setelah
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
9. contoh
• – Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk
melakukan sesuatu).
• – Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu
(menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan
sebelumnya).
• – Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
• – Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
• – Malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
• – Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya).
• – Dengan demikian (menyatakan konsekuensi).
• – Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat).
• – Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya).
10. C Kojungsi antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah konjungsi (kata penghubung) yang
menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini
berfungsi untuk menjadikan suatu paragraf unity, coherent, dan
sistematis. Konjungsi ini biasanya berada di awal paragaraf
• Terlebih lagi ….
• Disamping …..
• Tak hanya sebagai …
• Oleh karena itu …
• Berdasarkan …
contoh
11. Konjungsi aditif (gabungan) merupakan konjungsi koordinatif
yang fungsinya untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa,
atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat.
Contoh : dan, lagi pula, lagi, dan serta.
12. 2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, namun
dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Umumnya,
bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting
daripada bagian pertama. Contoh : tetapi, melainkan,
sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan namun.
13. Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua unsur yang sederajat yang berfungsi untuk
memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh : atau,
atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
14. 4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu
antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat
temporal ini dapat menjelaskan hubungan yang tidak sederajat
atau pun sederajat. Contoh konjungsi waktu yang
menghubungkan kalimat tidak sederajat : apabila, bilamana,
hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila, sambil, sebelum,
sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak,
sesudah, dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat :
sebelumnya dan sesudahnya
15. 5. Konjungsi Final (tujuan)
Konjungsi tujuan atau konjungsi final ini semacam
konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan
suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya
digunakan untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna,
untuk,supaya, dan agar.
16. 6. Konjungsi Sebab (kausal)
Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan bahwa suatu
peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak
kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk
kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan
untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab,
karena, sebab itu, dan karena itu.
17. 7. Konjungsi Akibat (konsekutif)
Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi
akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat
ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan
peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata
yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah
sehingga, sampai, dan akibatnya.
18. 8. Konjungsi Syarat (kondisional)
Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa
suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat yang
disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan
hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan,
dan bilamana.
19. 9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kata penghubung tak bersyarat ini menjelaskan bahwa
suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang
harus dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk dalam
konjungsi tak bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan
biarpun.
20. 10. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk
menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan
kedua hal tersebut. Kata kata yang sering digunakan
sebagai konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti,
bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat,
umpama, dan daripada.
21. 11. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang
memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung
mempengaruhi yang lain atau kalimat yang satu melengkapi kalimat
lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga digunakan pada kalimat yang
memiliki hubungan timbal-balik. Contoh konjungsi korelatif :
semakin …..semakin, sedemikian rupa..., kian….. kian,
bertambah……bertambah, sehingga..., tidak hanya….tetapi juga...,
baik..., dan maupun.
22. 12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi)
Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau
meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan
sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian.
Contoh konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu,
yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan akhirnya.
23. 13. Konjungsi Penjelas (penetap)
Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.
24. 14. Konjungsi Pembenaran (konsesif)
Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau
mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain yang
ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran ini dinyatakan dalam
klausa utama (induk kalimat), sementara penolakannya dinyatakan
dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti,
walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan
sekalipun.
25. 15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan menyatakan urutan akan sesuatu
hal. Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan
kemudian.
26. 16. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan
terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana
perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi
pembatasn , misalnya kecuali, selain, dan asal.
27. 17. Konjungsi Penanda
Konjungsi penanda menyatakan penandaan
terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi penanda :
misalnya, umpama, contohnya. Ada pula konjungsi
penanda pengutamaan, yang contohnya seperti :
pokok, paling utama, dan terutama.
28. 18. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi ini menjelaskan suatu perbuatan
yang terjadi atau berlangsung dalam keadaan
tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal,
sedangkan, dan s