SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KONJUNGSI
OLEH : USMAN SIREGAR
RABU, 02 AGUSTUS 2017
MAN INSAN CENDEKIA, OGAN KOMERING ILIR
Pengertian Konjungsi
Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya
menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah
kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal
kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun
kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf.
pengertian
konjungsi
A
B
konjungsi antarklausa
konjungsi antarkalimat
Ckonjungsi antarparagraf
A konjungsi antarklausa
konjungsi yang menghubungkan antara satu klausa
dengan klausa lainnya.
konjungsi antarklausa
k. koordinatif k. subordinatif k.korelatif
k. koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa
atau lebih yang memiliki status konjuksi setara
(sintaksis yang sama).
contoh:
• Atau (menyatakan pemilihan).
• Dan (menyatakan penambahan).
• Tetapi (menyatakan perlawanan).
k. subordinatif
yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki status konjungsi bertingkat (sintaksis
yang tidak sama).
•Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya (menyatakan pengandaian).
•Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan).
•Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala (menyatakan syarat).
• Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan).
•Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab).
•Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif)
•Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat).
•Bahwa (menyatakan penjelasan).
•Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya,
selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
k. korelatif
yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau
klausa dan kedua unsur itu memiliki status konjungsi setara
(sintaksis yang sama).
Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh
salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
contoh:
Tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
• Jangankan …, …pun .
• Bukan hanya …, melainkan …
• Apa(kah) … atau …
• (Se)demikian (rupa) … sehingga…
• Baik … maupun …
• Entah … entah …
B Konjungsi antarkalimat
konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh
karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan selalu huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan awal dari satu
kalimat. Konjungsi antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau setelah
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
contoh
• – Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk
melakukan sesuatu).
• – Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu
(menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan
sebelumnya).
• – Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).
• – Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).
• – Malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
• – Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya).
• – Dengan demikian (menyatakan konsekuensi).
• – Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat).
• – Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya).
C Kojungsi antar paragraf
Konjungsi antar paragraf adalah konjungsi (kata penghubung) yang
menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini
berfungsi untuk menjadikan suatu paragraf unity, coherent, dan
sistematis. Konjungsi ini biasanya berada di awal paragaraf
• Terlebih lagi ….
• Disamping …..
• Tak hanya sebagai …
• Oleh karena itu …
• Berdasarkan …
contoh
Konjungsi aditif (gabungan) merupakan konjungsi koordinatif
yang fungsinya untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa,
atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat.
Contoh : dan, lagi pula, lagi, dan serta.
2. Konjungsi Pertentangan
Konjungsi pertentangan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, namun
dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Umumnya,
bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting
daripada bagian pertama. Contoh : tetapi, melainkan,
sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan namun.
Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang
menghubungkan dua unsur yang sederajat yang berfungsi untuk
memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh : atau,
atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu
antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat
temporal ini dapat menjelaskan hubungan yang tidak sederajat
atau pun sederajat. Contoh konjungsi waktu yang
menghubungkan kalimat tidak sederajat : apabila, bilamana,
hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila, sambil, sebelum,
sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak,
sesudah, dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang
menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat :
sebelumnya dan sesudahnya
5. Konjungsi Final (tujuan)
Konjungsi tujuan atau konjungsi final ini semacam
konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan
suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya
digunakan untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna,
untuk,supaya, dan agar.
6. Konjungsi Sebab (kausal)
Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan bahwa suatu
peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak
kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk
kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan
untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab,
karena, sebab itu, dan karena itu.
7. Konjungsi Akibat (konsekutif)
Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi
akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat
ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan
peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata
yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah
sehingga, sampai, dan akibatnya.
8. Konjungsi Syarat (kondisional)
Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa
suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat yang
disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan
hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan,
dan bilamana.
9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kata penghubung tak bersyarat ini menjelaskan bahwa
suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang
harus dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk dalam
konjungsi tak bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan
biarpun.
10. Konjungsi Perbandingan
Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk
menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan
kedua hal tersebut. Kata kata yang sering digunakan
sebagai konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti,
bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat,
umpama, dan daripada.
11. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang
memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung
mempengaruhi yang lain atau kalimat yang satu melengkapi kalimat
lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga digunakan pada kalimat yang
memiliki hubungan timbal-balik. Contoh konjungsi korelatif :
semakin …..semakin, sedemikian rupa..., kian….. kian,
bertambah……bertambah, sehingga..., tidak hanya….tetapi juga...,
baik..., dan maupun.
12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi)
Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau
meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan
sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian.
Contoh konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu,
yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan akhirnya.
13. Konjungsi Penjelas (penetap)
Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan
perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.
14. Konjungsi Pembenaran (konsesif)
Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang
menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau
mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain yang
ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran ini dinyatakan dalam
klausa utama (induk kalimat), sementara penolakannya dinyatakan
dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti,
walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan
sekalipun.
15. Konjungsi Urutan
Konjungsi urutan menyatakan urutan akan sesuatu
hal. Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan
kemudian.
16. Konjungsi Pembatasan
Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan
terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana
perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi
pembatasn , misalnya kecuali, selain, dan asal.
17. Konjungsi Penanda
Konjungsi penanda menyatakan penandaan
terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi penanda :
misalnya, umpama, contohnya. Ada pula konjungsi
penanda pengutamaan, yang contohnya seperti :
pokok, paling utama, dan terutama.
18. Konjungsi Situasi
Konjungsi situasi ini menjelaskan suatu perbuatan
yang terjadi atau berlangsung dalam keadaan
tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal,
sedangkan, dan s
OKE, SEKIAN_DAN_TERIMAKASIH
THANKS, GUYS !

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)Bahasa indonesia (Paragraf)
Bahasa indonesia (Paragraf)
 
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragrafPengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
 
PPT-Analytical Exposition Text.pptx
PPT-Analytical Exposition Text.pptxPPT-Analytical Exposition Text.pptx
PPT-Analytical Exposition Text.pptx
 
Penulisan paragraf
Penulisan paragrafPenulisan paragraf
Penulisan paragraf
 
Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
Pembentukan paragraf
Pembentukan paragrafPembentukan paragraf
Pembentukan paragraf
 
Pengembangan Paragraf
Pengembangan ParagrafPengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
 
Power point teks puisi
Power point teks puisiPower point teks puisi
Power point teks puisi
 
PPT Teks Prosedur
PPT Teks ProsedurPPT Teks Prosedur
PPT Teks Prosedur
 
PPT teks novel sejarah XII MIPA 2.pptx
PPT teks novel sejarah XII MIPA 2.pptxPPT teks novel sejarah XII MIPA 2.pptx
PPT teks novel sejarah XII MIPA 2.pptx
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
 
Power point Teks Diskusi
Power point Teks DiskusiPower point Teks Diskusi
Power point Teks Diskusi
 
Ppt eksposisi
Ppt eksposisiPpt eksposisi
Ppt eksposisi
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
MAJAS PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN.ppt
MAJAS PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN.pptMAJAS PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN.ppt
MAJAS PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN.ppt
 
Materi social function, generic structure, and language
Materi social function, generic structure, and languageMateri social function, generic structure, and language
Materi social function, generic structure, and language
 
Report text ppt
Report text pptReport text ppt
Report text ppt
 
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorialKalimat Fakta dan opini pada editorial
Kalimat Fakta dan opini pada editorial
 
PPT TEKS DESKRIPSI
PPT TEKS DESKRIPSIPPT TEKS DESKRIPSI
PPT TEKS DESKRIPSI
 
Analytical exposition text
Analytical exposition textAnalytical exposition text
Analytical exposition text
 

Similar to pengertian konjungsi dan macamnya

Similar to pengertian konjungsi dan macamnya (20)

Macam macam Konjugasi
Macam macam KonjugasiMacam macam Konjugasi
Macam macam Konjugasi
 
Jenis konjungsi
Jenis konjungsiJenis konjungsi
Jenis konjungsi
 
Macam Macam Konjungsi
Macam Macam KonjungsiMacam Macam Konjungsi
Macam Macam Konjungsi
 
Konjungsi.pptx
Konjungsi.pptxKonjungsi.pptx
Konjungsi.pptx
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
 
Jenis Jenis Konjungsi
Jenis Jenis KonjungsiJenis Jenis Konjungsi
Jenis Jenis Konjungsi
 
Teks eksplanasi kelas xi
Teks eksplanasi kelas xiTeks eksplanasi kelas xi
Teks eksplanasi kelas xi
 
Konjungsi kalimat
Konjungsi kalimatKonjungsi kalimat
Konjungsi kalimat
 
Teks eksplanasi
Teks eksplanasiTeks eksplanasi
Teks eksplanasi
 
Macam macam dan pengertian konjungsi
Macam macam dan pengertian konjungsiMacam macam dan pengertian konjungsi
Macam macam dan pengertian konjungsi
 
Kalimat langsung dan tak langsung
Kalimat langsung dan tak langsungKalimat langsung dan tak langsung
Kalimat langsung dan tak langsung
 
Wawasan kebahasaan 1 kelas X SMA semester 1
Wawasan kebahasaan 1 kelas X SMA semester 1Wawasan kebahasaan 1 kelas X SMA semester 1
Wawasan kebahasaan 1 kelas X SMA semester 1
 
Wawasan kebahasaan kelas X SMA semester 1
Wawasan kebahasaan kelas X SMA semester 1Wawasan kebahasaan kelas X SMA semester 1
Wawasan kebahasaan kelas X SMA semester 1
 
Kalimat efektif 1
Kalimat efektif 1Kalimat efektif 1
Kalimat efektif 1
 
konjungsi.pptx
konjungsi.pptxkonjungsi.pptx
konjungsi.pptx
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika[1]
Matematika[1]Matematika[1]
Matematika[1]
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

pengertian konjungsi dan macamnya

  • 1. KONJUNGSI OLEH : USMAN SIREGAR RABU, 02 AGUSTUS 2017 MAN INSAN CENDEKIA, OGAN KOMERING ILIR
  • 2. Pengertian Konjungsi Konjungsi (kata penghubung) adalah kata tugas yang fungsinya menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru), adapun kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. pengertian konjungsi
  • 4. A konjungsi antarklausa konjungsi yang menghubungkan antara satu klausa dengan klausa lainnya. konjungsi antarklausa k. koordinatif k. subordinatif k.korelatif
  • 5. k. koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status konjuksi setara (sintaksis yang sama). contoh: • Atau (menyatakan pemilihan). • Dan (menyatakan penambahan). • Tetapi (menyatakan perlawanan).
  • 6. k. subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status konjungsi bertingkat (sintaksis yang tidak sama). •Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya, sekiranya (menyatakan pengandaian). •Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan). •Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala (menyatakan syarat). • Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana (menyatakan pemiripan). •Sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab). •Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif) •Hingga, sehingga, sampai(-sampai), maka(nya) (menyatakan akibat). •Bahwa (menyatakan penjelasan). •Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, hingga, sampai (menyatakan waktu).
  • 7. k. korelatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status konjungsi setara (sintaksis yang sama). Konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. contoh: Tidak hanya …, tetapi ( …) juga … • Jangankan …, …pun . • Bukan hanya …, melainkan … • Apa(kah) … atau … • (Se)demikian (rupa) … sehingga… • Baik … maupun … • Entah … entah …
  • 8. B Konjungsi antarkalimat konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu, konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan selalu huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan awal dari satu kalimat. Konjungsi antar kalimat biasa diletakkan di awal kalimat, atau setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya.
  • 9. contoh • – Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu). • – Kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu (menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya). • – Sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya). • – Sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya). • – Malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya). • – Akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya). • – Dengan demikian (menyatakan konsekuensi). • – Oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat). • – Sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya).
  • 10. C Kojungsi antar paragraf Konjungsi antar paragraf adalah konjungsi (kata penghubung) yang menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. Konjungsi ini berfungsi untuk menjadikan suatu paragraf unity, coherent, dan sistematis. Konjungsi ini biasanya berada di awal paragaraf • Terlebih lagi …. • Disamping ….. • Tak hanya sebagai … • Oleh karena itu … • Berdasarkan … contoh
  • 11. Konjungsi aditif (gabungan) merupakan konjungsi koordinatif yang fungsinya untuk menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat yang mempunyai kedudukan yang sederajat. Contoh : dan, lagi pula, lagi, dan serta.
  • 12. 2. Konjungsi Pertentangan Konjungsi pertentangan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, namun dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Umumnya, bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada bagian pertama. Contoh : tetapi, melainkan, sedangkan, akan tetapi, padahal, sebaliknya, dan namun.
  • 13. Konjungsi pilihan adalah bentuk konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur yang sederajat yang berfungsi untuk memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh : atau, atau....atau, maupun, baik...baik..., dan entah...entah...
  • 14. 4. Konjungsi waktu Konjungsi waktu berfungsi untuk menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata-kata konjungsi yang bersifat temporal ini dapat menjelaskan hubungan yang tidak sederajat atau pun sederajat. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan kalimat tidak sederajat : apabila, bilamana, hingga, sejak, selama, sementara, ketika, bila, sambil, sebelum, sampai, demi, sedari, seraya, waktu, setelah, semenjak, sesudah, dan tatkala. Contoh konjungsi waktu yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat : sebelumnya dan sesudahnya
  • 15. 5. Konjungsi Final (tujuan) Konjungsi tujuan atau konjungsi final ini semacam konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata-kata yang umumnya digunakan untuk menyatakan hubungan ini adalah: guna, untuk,supaya, dan agar.
  • 16. 6. Konjungsi Sebab (kausal) Konjungsi sebab atau kausal menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai dengan konjungsi sebab, maka induk kalimat merupakan akibatnya. Kata-kata yang digunakan untuk menyatakan hubungan sebab ini meliputi : sebab, karena, sebab itu, dan karena itu.
  • 17. 7. Konjungsi Akibat (konsekutif) Konjungsi akibat menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat, sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungsi akibat adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
  • 18. 8. Konjungsi Syarat (kondisional) Konjungsi syarat atau kondisional menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi ketika syarat -syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata kata yang menyatakan hubungan ini adalah jika, jikalau, apabila, kalau, asalkan, dan bilamana.
  • 19. 9. Konjungsi Tak Bersyarat Kata penghubung tak bersyarat ini menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat - syarat yang harus dipenuhi. Contoh kata - kata yang termasuk dalam konjungsi tak bersyarat meliputi : walaupun, meskipun, dan biarpun.
  • 20. 10. Konjungsi Perbandingan Konjungsi perbandingan ini berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal tersebut. Kata kata yang sering digunakan sebagai konjungsi perbandingan meliputi : sebagai, seperti, bagaikan, sebagaimana, seakan-akan, bagai, ibarat, umpama, dan daripada.
  • 21. 11. Konjungsi Korelatif Konjungsi korelatif menghubungkan dua bagian kalimat yang memiliki hubungan sedemikian rupa sehingga yang satu langsung mempengaruhi yang lain atau kalimat yang satu melengkapi kalimat lain. Konjungsi korelatif ini dapat juga digunakan pada kalimat yang memiliki hubungan timbal-balik. Contoh konjungsi korelatif : semakin …..semakin, sedemikian rupa..., kian….. kian, bertambah……bertambah, sehingga..., tidak hanya….tetapi juga..., baik..., dan maupun.
  • 22. 12. Konjungsi Penegas (menguatkan atau intensifikasi) Konjungsi penegas berfungsi untuk menegaskan atau meringkas bagian kalimat yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk hal-hal yang menyatakan rincian. Contoh konjungsi penegas adalah : bahkan, apalagi, yaitu, yakni, misalnya, umpama, ringkasnya, dan akhirnya.
  • 23. 13. Konjungsi Penjelas (penetap) Konjungsi penjelas atau penetap berfungsi untuk menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh konjungsi penjelas : bahwa.
  • 24. 14. Konjungsi Pembenaran (konsesif) Konjungsi pembenaran adalah konjungsi subordinatif yang menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sekaligus dengan menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran ini dinyatakan dalam klausa utama (induk kalimat), sementara penolakannya dinyatakan dalam anak kalimat yang didahului oleh konjungsi seperti, walaupun, meskipun, biar, sungguhpun, biarpun, kendatipun, dan sekalipun.
  • 25. 15. Konjungsi Urutan Konjungsi urutan menyatakan urutan akan sesuatu hal. Contoh konjungsi urutan : mula-mula, lalu, dan kemudian.
  • 26. 16. Konjungsi Pembatasan Konjungsi pembatasan menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas-batas mana perbuatan dapat dikerjakan. Contoh konjungsi pembatasn , misalnya kecuali, selain, dan asal.
  • 27. 17. Konjungsi Penanda Konjungsi penanda menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Contoh konjungsi penanda : misalnya, umpama, contohnya. Ada pula konjungsi penanda pengutamaan, yang contohnya seperti : pokok, paling utama, dan terutama.
  • 28. 18. Konjungsi Situasi Konjungsi situasi ini menjelaskan suatu perbuatan yang terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Contoh konjungsi situasi : sedang, padahal, sedangkan, dan s