Teks tersebut membahas pengertian, ciri-ciri, struktur, dan kebahasaan yang digunakan pada teks eksplanasi. Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses "bagaimana" dan "mengapa" suatu topik terjadi, dan memiliki struktur pernyataan umum, urutan sebab akibat, serta interpretasi. Kebahasaannya bersifat ilmiah, menggunakan kalimat pasif, dan kata kerja material dan relasional.
3. Pengertian
Jens Martensson3
• Teks eksplanasi adalah teks yang
berisi tentang proses “bagaimana”
dan “mengapa” mengenai suatu
topik yang berhubungan dengan
fenomena alam, sosial, ilmu
pengetahuan, budaya yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari..
4. Ciri ciri
Jens Martensson4
• Strukturnya terdiri atas
pernyataan umum, mempunyai
sebab akibat dan interpretasi.
• Informasi yang dimuat
berdasarkan fakta atau kenyataan.
• Fakta tersebut memuat informasi
yang bersifat ilmiah.
5. Struktur
Jens Martensson5
1. Pernyataan umum, berisi statemen atau penyataan umum tentang suatu topik yang
akan dijelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya, atau proses terbentuknya.
2. Urutan Sebab Akibat, berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaanatau
proses terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal
hingga yang paling akhir.
3. Interpretasi, berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik atau proses
yang dijelaskan.
7. Ciri ciri kebahasaan
Jens Martensson7
• a. Isi dari teks eksplanasi ditulis
berdasarkan fakta
• b. Bahasan bersifat ilmiah
• c. Bersifat informatif
• d. Merupakan hal yang umum dan
lumrah, bukan perihal pribadi atau
perorangan.
• e. Menggunakan kalimat pasif
• f. Kata kerja yang digunakan cenderung
menggunakan kata kerja material dan
relasional
8. Kebahasaan yang digunakan
Jens Martensson8
1. Nomina & pronomina
Nomina dikenal juga sebagai kata benda merupakan jenis kata yang
digunakan untuk menyatakan suatu benda atau yang dibendakan.
Nomina dapat dibedakan dari dua sisi , sisi seimatik dan sisi sintaksis
Pronomina disebut juga dengan kata ganti benda, adalah kata yang
menggatikan kata benda yang di maksud ciri ciri Promina yaitu :
• Menduduki fungsi subjek atau objek dalam sebuah kalimat
• Penyebutan dapat berubah ubah tergantung pada siapa kita
berbicara , atau siapa yang dibicarakan
9. 2. Verba
Jens Martensson9
a).Verba (kata kerja) material, kata yang menunjukan perbuatan fisik/
nyata. Contoh : membeku, menggumpal, melebur, dll.
b). Verba relasional, yaitu kata kerja penghubung bagian sebab dengan
pelengkap atau bagiansebab dengan akibat dalam teks eksplanasi. Contoh :
adalah, yaitu, menjadi, ada, merupakan, memiliki.
c).Verba tingkah laku adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan yang
dilakukan dengan ungkapan (bukan sikap mental yang tidak tampak).
10. 3. Konjungsi
Jens Martensson10
Konjungsi eksternal adalah konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda,atau
kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi eksternal
mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan
(contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat
(contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).
Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argument atau ide yang terdapat di
antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke
dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut),
perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh:pertama,
kedua……, kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi,
hasilnya).
11. Konjungsi Terbagi dua yaitu koordinatif dan subordinatif
Koordinatif :Kata Penghubung (Konjungsi) Koordinatif Penghubung Koordinatif yaitu konjungsi yang
menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Contoh:
Penanda hubungan penambahan misal: dan.
Penanda hubungan pendampingan misal: serta.
Penanda hubungan pemilihan misal: atau.
Penanda hubungan perlawanan misal: tetapi, melainkan.
Penanda hubungan pertentangan misal: padahal, sedangkan.
Kata Penghubung (Konjungsi) Subordinatif Penghubung Subordinatif yaitu konjungsiyang
menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.
Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,manakala.
Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, olehsebab.
Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).
Penghubung subordinatif perbandingan: sama …. dengan, lebih …. dari(pada)
Jens Martensson11
12. Jens Martensson 14
Pengguna konjungsi dalam kategori :
•Kongjungsi : Kata yang digunakan untuk merangkaikan dua kalimat tunggal atau lebih (kata sambung).
a).Verba
b).Nomina
13. c).Relasional :Kata penghubung penjelas (penetap) berfungsi menghubungkan bagian
kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh Konjungsi Relasional :
bahkan,apalagi,yakni,yaitu,umpama,misalnya,ringkasnya,akhirnya.
d)Konjungsi material adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh fisik partisipan
dalam sebuah peristiwa. Misalnya, menulis, membaca, mengejar, melihat, memukul, dan
menangkap.
e) Konjungsi Temporal (waktu)
Kata penghubung temporal menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.
Kata-kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat,
misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum, sampai, sedari,
sejak, selama, semwnjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah, dan tatkala.
Sementana konjungsi berikut ini menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat,
misalnya sebelumnya dan sesudahnya
Jens Martensson13
14. 4. Kalimat majemuk
Jens Martensson14
o Kalimat majemuk dibagi menjadi 2 yaitu
o 1. Kalimat majemuk setara
o 2. Kalimat majemuk bertingkat
o Kalimat Majemuk setara Kalimat ini memiliki dua klausa
yang sifatnya sederajat yang digabungkan melalui
konjungsi. Artinya, kedua klausa bersifat koordinatif
sehingga masing- masing dapat berdiri menjadi kalimat
sendiri apabila konjungsinya dilepaskan. Konjungsi yang
biasa menggabungkan dua atau lebih klausa pada kalimat
ini di antaranya dan, sementara, dan lalu.
15. Kalimat Majemuk Bertingkat
1. Kalimat Majemuk Bertingkat kalimat yang memiliki dua
klausa atau lebih yang hubungannya
2. tidak sejajar. Karena ketidaksejajaran tersebut, salah satu
klausa tidak dapat berdiri sendiri.
3. Bagian klausa inilah yang akan menjadi anak kalimat dalam
kalimat tersebut. Sementara itu, klausa yang mampu berdiri
sendiri kalaupun dipisahkan dari kalimat majemuk tersebut
disebut sebagai induk kalimat. Kedua bagian kalimatnya
biasanya dihubungkan dengan konjungsi, seperti ketika,
walaupun, sebab, karena, dan meskipun
16. FRASA DAN KLAUSA
Jens Martensson16
Frasa
• Secara umum pengertian frasa adalah gabungan dari dua kata atau lebih dan
mempunyai arti yang berubah menurut kata dalam kalimatnya. Beberapa ciri
dari frasa yaitu :
• terdiri dari dua kata atau lebih
• memiliki makna yang bersifat gramatikal (berubah-ubah)
• memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat baik sebagai subjek, predikat,
objek, ataupun keterangan.
• bersifat non predikatif
17. Klausa
• Klausa adalah gabungan kata yang setidaknya memiliki subjek dan
predikat. Terkadang dilengkapi dengan objek dan keterangan. Pada
contohnya klausa lebih lengkap dari frasa tapi belum bisa disebut
kalimat karena tidak memiliki intonasi akhir. Sama seperti frasa,
klausa juga memiliki ciri tersendiri, yaitu :
• memiliki predikat
• tidak memiliki intonasi akhir
Jens Martensson17