Dokumen tersebut membahas perbedaan pandangan beberapa ulama nahwu tentang batasan dan tanda-tanda fi'il menurut pandangan Zamakhsyari, Al-Anbary, Ibnu Ya'is, Ibnu Ushfur, Ibnu Malik, Ibnu Hisyam dan Imam Suyuthi. Secara umum, mereka sepakat bahwa fi'il memiliki 13 tanda yang membedakannya dari kata lain, di antaranya ta' fail, ta' ta'nits sakinah, qod, huruf istiq
3. Menurut Zamaksyari
Fi’il adalah kalimat yang menunjukkan suatu kejadian
bersamaan dengan waktu (Zaman).
Adapun karakteristik (Tanda-tanda) Fi’il menurutnya
adalah :
1. Bisa Kemasukan Qod (قد) .
2. Huruf Istiqbal, yaitu siin (سين) dan saufa (سوف) .
3. Huruf-huruf yang menjazemkan (جوازم) .
4. Dhomir Bariz Muttasil
5. Ta’ Ta’nist Sakinah
4. Menurut Al-Anbary
Fi’il adalah setiap lafadz yang memiliki makna
bersamaan dengan zaman, dan memiliki wadzifah at-
tashrifiyah.
Ibnu anbary menuturkan bahwa ulama’ nahwu
membatasi fi’il dengan batasan yang banyak sekali,
diantaranya:
1. Qod (قد) . 2. siin (سين) . 3. saufa (سوف) . 4. Ta’ Dhomir. 5.
Alif. 6. Wawu. 7. An Mashdariyah 8. Lam. 9. Dan sesuatu
yang menyerupai itu, diantaranya : at tashruf, contoh : فعل–
يفعل
Semua Fi’il itu bisa ditashrif, kecuali 6 fi’il di bawah ini,
yaitu : Ni’ma, Bi’sa, A’sa, Laisa, Fi’il Ta’ajub, dan
Habadza
5. Menurut Ibnu Ya’is
Fi’il adalah kalimat yang menunjukkan makna sendiri,
bersamaan dengan waktu (zaman), dan dibatasi dengan
wadzaif shorfiyah. Ada beberapa hal, menurut ibnu ya’is
yang harus dipehatikan, yaitu :
Perbedaan zaman pada fi’il dan mashdar.
Ia menyebutkan 4 Karakteristik fi’il, yang membedakan
dengan kalimat yang lainnya, yaitu : Qod, 2 Huruf
Istiqbal, Dhomir baris, dan selamat bentuknya dari
perbedaan antara fi’il dan shifat. Adapun Ta’ ta’nist itu
sebagai alamat syakliyah yang membedakan antara fi’il
dengan kalimat yang lainnya.
6. Menurut Ibnu Ushfur
Ibnu ushfur berpendapat bahwa fi’il itu
merupakan lafadz yang menunjukkan arti
(makna) dengan sendirinya, dan memiliki
zaman (waktu), sekaligus dikuatkan
dengan wadhaif as-shorfiyah yang
membedakan antara fi’il dengan kalimat
yang lainnya, yaitu menunjukkan kejadian
dan zaman (waktu).
7. Menurut Ibnu Malik
Ibnu malik mengatakan bahwa karakter fi’il itu bisa
dibedakan dengan kalimat lainnya dengan 4 tanda,
sebagai berikut :
1. Ta’ Fa’il, 2. Ta’ ta’nist sakinah, 3. Ya’ Mukhothobah, 4.
Nun taukid.
Selain itu, dalam bidang yang lain, beliau juga
menyandarkan 2 tanda fi’il, yaitu : ya mutakallim nun
wiqoyah, dan bertemunya dengan dhomir bariz. Dan
imam ibnu malikpun lebih menitik beratkan pada tanda-
tanda ini, sebagai pembeda dari kalimat yang lainnya,
bukan pada wadhoif as-shorfiyah.
8. Ibnu Hisyam
o fi’il secara istilah adalah lafadz yang
menunjukkan makna dalam dirinya sendiri dan
bersamaan dengan salah satu zaman yang ada
tiga
o menolak dugaan bahwa itu adalah huruf ( و ليس
)عسى karna bisa dimasuki ta’ fail dan ta’ sakin
o kalimat (بئس و )نعم tidak dianggap isim. Karena
kalimat tersebut bisa dimasuki ta’ ta’nis sakinah
o menolak kalau kalimat (تعال و )هات merupakan
isim fi’il karena dapat bersamaan dengan ya’
mukhothobah
9. Imam suyuthi
• Imam suyuthi membagi fi’il menjadi tiga. Madhi,
mudhorek, dan amar.
• imam suyuti mengkhususkan tanda dari fi’il madi itu ada
dua. Yaitu masuknya ta’ fa’il yaitu seperti ta’ mutakallim,
ta’ mukhothob, dan ta’ ta’nits sakinah
• fi’il amar adalah bisa ditasrif yaitu memberi makna
tholab. Dan tandanya yaitu menerima nun taukitd.
• fi’il mudhorek yaitu, fi’il mudhorek itu diawali oleh 4 huruf
yang masyhur dikatakan huruf mudhoro’ah ( ،همزة،نون،تاء
)ياء dan سوف،سين.س
10. ..
tanda-tanda fi’il secara umum itu ada 13: 1)
ta’ fail 2( ya’ fa’il 3( ta’ ta’nits sakinah 4) qod
5) sin 6) sawfa 7) lau 8) nawasib 9) jawazim
10) huruf mudhoro’ah 11) nun taukid 12)
bersambung dengan dhomir rofa’ bariz 13)
ya’ mutakallim yang dibarengi dengan nun
wiqoyah