2. Naibul Fail ialah isim yang di baca rofa’ yang
menempati tempatnya fail yang dibuang atas
isim yang disandarkan pada fi’il mabni majhul
atau yang menyerupainya. Dan dalam
pengertian lain naibul fail ialah maf’ul bih
yang ditempatkan pada tempat fa’il setelah
membuangnya dan di beri semua hukumnya
fa’il
3. Di dalam pengertian naibul fail harus di ketahui
bahwa naibul fail di bagi dua yaitu naibul fail isim
dlomir dan naibul fail isim dhohir dan contoh dari
isim dlomir adalah seperti lafadz dan
lain – lain dan contoh – contoh naibul fail dari
isim dhohir seperti lafadz dan isim
dlohir itu di bagi dua yaitu:
1. Dlomir muttasil
2. Dlomir munfashil
Isim dhohir di bagi menjadi tiga yaitu:
1. Isim Mufrod
2. Isim Tasniyah
3. Isim Jamak
4. Sebab-sebab membuang fa’il
Di dalam pembuatan naibul fail itu karena dibuangnya
fa’il dan diantara sebab – sebab membuang, fa’il
adalah:
1. (Karena sudah di ketahui)
Contoh:
2. (Karena tidak di ketahui, jadi tidak bisa
menyebutkan)
Contoh:
3. (Karena mengawatirkan fa’il)
Contoh:
4. (Karena takut padanya)
Contoh:
5. 4. (Karena takut padanya)
Contoh:
5. (Karena ingin atau bermaksud
untuk menyelamatkan dan merahasiakan)
Contoh:
6. (Karena kemuliaannya atau karena
mengagungkannya)
Contoh:
7. (Karena meremehkannya)
Contoh:
. (Karena tidak ada gunanya untuk
disebutkan)
Contoh
6. Cara membuat fi’il mabni majhul
Untuk membuat fi’il mabni majhul untuk fi’il
madli yaitu huruf pertama harus di baca
dhomah dan huruf sebelum ahir dibaca kasroh
dan untuk fi’il mudhori’ maka huruf prtama
dibaca dhomah dan huruf sebelum akhir
dibaca fathah.
Contoh:
-Fi’il madli
-Fi’il Mudhori:
7. Dalam pembuatan fi’il mabni majhul
jika fi’il madli yang disandarkan pada
naibul fail itu huruf pertama berupa ta’
muthowa’ah maka huruf
yang kedua juga dibaca dlomah seperti
huruf pertama contoh:
8. jika fi’il madli yang dimabnikan majhul itu,
jika huruf pertama berupa hamzah wasul,
maka huruf yang ketiga juga dibaca
dlomah seperti huruf pertama.
Contoh:
9. Apabila fi’il madli yang dimabnikan majhul itu
terdiri dari fi’il sulasi mu’tal ain (fi’il yang a’in
fi’ilnya berupa huruf ilat) maka fa’ilnya bisa
dibaca tiga macam bacaan yaitu:
1. Di baca kasroh dan mengganti huruf ilat
(alif) dengan ya’
Contoh: asalnya
2. di baca dlomah dan mengganti alif
dengan wawu
Contoh: asalnya
10. 3. di baca isymam (membaca)
Fi’il madli tsulasi binak mudloaf (yang ‘ain
fi’ilnya dan lam fi’ilnya hurufnya sama)
yang mabnikan majhul itu fa’ilnya juga
bisa dibaca tiga macam yaitu dlomah,
isymam, kasroh.
Contoh:
11. Fi’il madhi tsulasi mazid khumasi yang ikut
wazan dan yang terdiri dari fi’il
mu’tal ‘ain itu jika di mabnikan
majhul tiga macam: dlomah, kasorh dan
isymam seperti fa’ fiilnya fiil tsulasi mu’tal
‘ain yang dimabnikan majhul.
Contoh:
a. yang ikut wazan
b. yang ikut wazan
12. 1. Maf’ul bih contoh:
Asalnya
2. Masdar contoh:
Asalnya
3. Jer majrur contoh:
Asalnya
4. Dhorof contoh:
Asalnya
13. Dhorof, masdar, jer majrur itu tidak bisa
dijadikan naibul fa’il (sekalipun sudah
memenuhi syarat) jika dalam susunan atau
kalimat itu ada maf’ul bih (jadi yang berhak
atau harus dijadikan naibul fa’il adalah maful
bih) akan tetapi kadang – kadang ada juga
yang dijadikan naibul fail (padahal dalam
kalimat tersebut terdapat maf’ul bih)
14. Kesimpulan :
Naibul Fa’il adalah isim
yang dibaca rafa’ yang
mengganti kedudukan fa’il
dan naibul fa’il itu dibagi
dua yaitu terdiri dari isim
dlomir dan dhohir. Isim
dlomir itu sendiri di bagi
dua yaitu dlomir mutasil
dan munfasil dan isim
dhohir itu dibagi tiga yaitu
terdiri dari isim mufrod,
isim jamak, dan isim
tasniyah
sebab – sebab membuang
fail adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
.
15. Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah
Ibnu Malik juz 2, Surabaya: Putra Jaya
Sholeh, M. Mafthuhin, 1986. Terjemah Alfiyah
Ibnu Malik juz 2 soal jawab, Surabaya: Putra
Jaya
Kasurif Leo, 2008, Nahwu ibnu kasurif.