3. PENGANTAR
• Dari materi sebelumnya, kita sudah memahami bagaimana cara
menarik hukum syari’at dari Khitab Allah dan Sunnah Rasulnya.
• Artinya, kita telah memahami bagaimana menarik Hukum Syari’at
secara “deduktif”.
• Selanjutnya, bagaimana jika kita menemukan berbagai macam
perbuatan (problem kontemporer) yang tidak ada khitabnya dalam Al
Qur’an maupun As Sunnah?
• Bagaimana cara menentukan status hukumnya?
• Penentuan status hukum itu sekaligus sebagai pemecahan terhadap
problem tersebut.
• Artinya, bagaimana metode menarik Hukum Syari’at secara “induktif”?
5. METODE IJTIHAD untuk menyelesaikan problem kontemporer
Memahami Nash (Fahmun Nushush)
Problem Kontemporer
Penarikan Hukum
(Intinbathul Ahkam)
Memahami Fakta (Fahmul Waqi’ )
6. 1. Tahapan Untuk Memahami Fakta
Menetapkan akar permasalahan
Melakukan pengamatan, penelitian dan identifikasi masalah
Mencari sumber penyebab masalah
Dapat dibantu
dengan ilmu
pengetahuan
konvensional
7. 2. Tahapan Untuk Memahami Nash
3. Menarik Hukum Syari’at
(Istinbathul ahkam)
Mencari nash-nash yang berkaitan dengan akar masalah
Melakukan tahqiqul manath
8. CONTOH PROBLEM KONTEMPORER
Apa penyebab inflasi?
KRISIS MONETER
Krisis moneter menyebabkan terjadinya inflasi
Mencari dari
ilmu ekonomi
konvensional
1. Memahami fakta krisis moneter
Penyebab inflasi:
1. Demand Pull Inflations (DPI)
2. Cost Push Inflations (CPI)
10. 70 % lebih bahan baku industri berasal dari impor
Cost Push Inflations
Apa penyebabnya?
Hasil analisis
teori
Kenaikan bahan baku industri
Mengapa bahan baku impor mengalami kenaikan?
11. Tergantung dari rejim kurs yang digunakan negara
Apa penyebabnya?
Mengapa rupiah mudah terdepresiasi?
Rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS
MENGAMBANG
BEBAS
MENGAMBANG
TERKENDALI
KURS
TETAP
? ??
12. Jual beli valuta asing (valas) secara bebas
Apa rejim kurs yang diterapkan?
Nilai tukar rupiah ditentukan oleh kekuatan pasar
Kurs mengambang bebas
HALAL HARAM
? ?
13. • Jenis transaksi valas berdasarkan perbedaan tanggal transaksi
(deal date) dengan tanggal valuta (value date):
1. Transaksi Today (TOD)
Tanggal penyerahan sama dengan tanggal transaksi.
2. Transaksi Tomorrow (TOM)
Tanggal penyerahan satu hari kerja setelah tanggal transaksi.
3. Transaksi Spot
Tanggal penyerahan dua hari kerja setelah tanggal transaksi.
4. Transaksi Forward/Future
Tanggal penyerahan 3 hari kerja setelah tanggal transaksi.
5. Transaksi Swap
Merupakan perpaduan dari berbagai jenis transaksi di atas.
FAKTA TRANSAKSI VALAS
14. والشع ،بالبر والبر ،بالفضة والفضة ،بالذهب الذهبير
بمث ًالمث ،بالملح والملح ،بالتمر والتمر ،بالشعيرسواء ،ل
ك فبيعوا األصناف هذه اختلفت فإذا ،بيد ًايد ،بسواء،شئتم يف
بيد ًايد كان إذا
”Emas ditukarkan dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum (al-burru bil burri), jewawut dengan jewawut (asy-
sya’ir bi asy-sya’ir), kurma dengan kurma, garam dengan garam,
harus sama takarannya (mitslan bi mitslin sawa`an bi sawa`in) dan
harus dilakukan dengan kontan (yadan bi yadin). Dan jika berbeda
jenis-jenisnya, maka juallah sesukamu asalkan dilakukan dengan
kontan (yadan bi yadin).” (HR Muslim no 1587).
2. MENCARI NASH YANG TERKAIT JUAL BELI VALAS
15. يَلَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل َلوُسَر َّنَأُعيِبَت ََل َلاَق َمَّلَس َو ِهَبَهَّذال وا
ُت ََل َو ٍلثِمِب ًالثِم ََّلِإ ِبَهَّذالِبعَب ىَلَع اَهَضعَب واُّفِشواُعيِبَت ََل َو ٍض
ٍلثِمِب ًالثِم ََّلِإ ِق ِر َوالِب َق ِر َوالَع اَهَضعَب واُّفِشُت ََل َوََل َو ٍضعَب ىَل
ٍز َِاجنِب اًبِئَاغ اَهنِم واُعيِبَت)البخاري صحيح(
• “Janganlah kalian menjualbelikan emas dengan emas kecuali dengan
sama (timbangan dan ukurannya). Tidak boleh sebagiannya melebihi
sebagiannya yang lain, juga jangan kalian menjual perak dengan perak
kecuali dengan timbangan dan ukuran yang sama. Dan jangan menjual
emas dan perak yang tidak ada di tempat saat melakukan transaksi
(ghaib)” (HR. Bukhari).
NASH BERIKUTNYA:
16. َلاَقَع ُ َّاَّلل ىَّلَص ِ َّاَّلل ُلوُسَرَمَّلَس َو ِهيَل:َهَّذال واُعيِبَت ََلَب
َو ٍاء َوَسِب ًءا َوَس ََّلِإ ِبَهَّذالِبَّضِفالِب َةَّضِفالًءا َوَس ََّلِإ ِة
ِفالِب َبَهَّذال واُعيِب َو ٍاء َوَسِبالِب َةَّضِفال َو ِةَّضَفيَك ِبَهَّذ
مُتئِش)صحيحالبخاري(
“Rasulullah SAW melarang jual beli emas dengan emas
dan perak dengan perak, kecuali dengan nilai setara
(sama nilainya). Beliau membolehkan kita membeli perak
dengan emas menurut kehendak kita, serta
membolehkan kita membeli emas dengan perak menurut
kehendak kita.” (HR. Bukhari).
NASH BERIKUTNYA:
17. ََلََّلِإ ِبَهَّذالِب َبَهَّذال واُعيِبَتَّضِفال َو ٍلثِمِب ًالثِمََّلِإ ِةَّضِفالِب َة
ُهُضعَب َُّفشُي ََل ٍلثِمِب ًالثِمُعيِبَت ََل َو ٍضعَب ىَلَعاًبِئَاغ ُهنِم وا
ٍز َِاجنِب)الترمذي سنن(
“Jangan kalian menjual emas dengan emas kecuali sama
(timbangan dan ukurannya) dan janganlah kalian menjual
perak dengan perak kecuali sama timbangan dan ukurannya.
Tidak boleh sebagian melebihi sebagian yang lain dan
janganlah kalian menjual sebagian emas dan perak yang tidak
ada di tempat dengan kontan.” (Sunan Tirmizi).
NASH BERIKUTNYA:
18. • “Dia bertransaksi dengan Thalhah bin Ubaidillah di
Makkah sebesar seratus dinar. Kemudian Thalhah
mengambil uang emas tersebut dan mulai dilihat-
lihat darinya, kemudian berkata: ‘Tunggu, sampai
datang bendaharaku dari hutan’. Saat itu Umar
mendengar hal ini, lalu dia berkata: ‘Demi Allah, dia
tak boleh berpisah kecuali sampai dia mendatangkan
uang tersebut. Karena Rasulullah SAW bersabda’:
وهاء هاء إَل ربا بالفضة الذهب
• “Menjual emas dengan perak akan mengandung riba
kecuali bila kontan” (HR Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu
Daud).
NASH BERIKUTNYA:
19. 1. Untuk jual beli mata uang yang sejenis: berat
timbangannya atau nilai uangnya harus sama
dan setimbang.
2. Untuk mata uang yang tidak sejenis:
a. Jual-beli tersebut harus dilakukan secara
kontan.
b. Serah terima antara kedua belah pihak
harus dalam satu tempat.
KETENTUAN NASH DALAM SHARF
20. Apakah fakta mata uang saat ini sama dengan mata
uang dalam nash?:
• Mata uang yang ada sekarang ini beredar, tidak dapat ditukar
dengan logam murni (unconvertible paper money), dan
disebut dengan fiat money.
• Uang tersebut juga dapat disebut sebagai uang kertas (paper
money).
• Uang tersebut merupakan uang kertas yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
• Uang kertas tersebut tidak dapat ditukarkan dengan emas dan
perak serta tidak dijamin dengan cadangan emas dan perak,
maka uang tersebut juga disebut sebagai uang kertas bank
(bank note).
2.b. MELAKUKAN TAHQIQUL MANATH
21. • Untuk kepentingan itu dikeluarkan undang-undang yang
dapat melindungi bank yang mengeluarkannya,
sehingga dapat memaksa terjadinya pertukaran dengan
emas dan perak.
• Uang kertas tersebut dapat dipakai untuk membeli emas
dan perak, juga dapat untuk membeli seluruh barang
dan jasa lainnya.
• Mata uang tersebut juga dapat dipertukarkan dengan
mata uang lain, baik jenisnya sama maupun berbeda.
2.b. MELAKUKAN TAHQIQUL MANATH (lanjutan)
22. •Mata uang saat ini dapat disamakan
dengan mata uang yang disebutkan
dalam nash.
•Oleh karena itu: Pertukaran mata uang
yang ada saat ini dapat dikategorikan
sebagai jual beli mata uang (sharf)
sebagaimana yang disebutkan dalam
nash.
KESIMPULAN:
23. • Fakta transaksi valas yang ada adalah jual beli
(sharf) antar mata uang yang berbeda.
• Dari berbagai jenis transaksi yang ada di bursa
valas sebagian besar dilakukan secara kontan dan
di tempat.
• Sebagian besar transaksi valas yang ada di bursa
valas hukumnya adalah haram.
• Karena tidak dilakukan secara kontan dan di tempat.
• Jika transaksi tidak dilakukan secara kontan dan di
tempat akan menimbulkan adanya riba.
• Jenis riba yang muncul dari transaksi valas (sharf)
adalah riba fadl.
3. PENARIKAN HUKUM
24. • Transaksi valas harus dilakukan secara kontan
dan di tempat.
• Transaksi tersebut akan menghilangkan segala
bentuk transaksi valas yang bertujuan untuk
spekulasi.
• Jika transaksi valas dilakukan secara benar
(sesuai hukum syari’at) diharapkan nilai mata
uang rupiah dapat lebih stabil.
• Itulah solusi hukum syari’at yang berkaitan
dengan krisis moneter, walaupun masih bersifat
“parsial”.
KONSEKUENSI HUKUM UNTUK SOLUSI: