3. Filosofi Perbuatan Manusia
Apa yang Lebih
Berpengaruh?
Suka Bebas? Tidak Suka Terikat?
Apa yang Mendorong
Mengapa Melakukan? Mengapa Tidak Melakukan?
Standar Perbuatan
4. Landasan Perbuatan Manusia
Baik Buruk
Pengetahuan / Pemahaman
Dampak Perbuatan
Dengan Sukarela Dengan Sukarela
Melakukan Meninggalkan
5. Dengan Apa Manusia Menetapkan?
Standar Perbuatan Manusia
Jangka Pendek
Dampak Perbuatan
Jangka Panjang Jangka Panjang
Sekali (Akhirat)
Kebutuhan Manusia
Ada yang Pasti memberikan Dampak Baik?
7. Pengamatan Indera (1)
Dengan kemampuan inderanya, manusia mampu
memahami fakta yang dihadapinya
Manusia bisa membedakan: apel itu enak dimakan,
dampaknya akan baik. Sedangkan batu itu tidak enak,
dampaknya akan buruk, dst.
Pengetahuan itulah yang menjadi landasan bagi
manusia untuk melakukan sesuatu atau tidak
Apalagi kemampuan inderawi tersebut terus dibantu
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Apakah dengan memahami fakta saja sudah cukup...?
Jawabnya: Belum cukup...!
8. Perasaan / Naluri (2)
Banyak perbuatan manusia yang faktanya tidak dapat
diindera manusia
Misalnya: jujur, santun, keras, lembut, pujian,
celaan, dsb
Untuk menilainya manusia memerlukan naluri atau
perasaan
Jujur itu baik, bohong itu jelek, santun itu baik, kurang
ajar itu jelek, menolong itu baik, tidak peduli itu jelek,
lembut itu baik, keras itu jelek, memuji itu baik,
mencela itu jelek dsb.
9. Perasaan / Naluri (2)
Manusia berpendapat, yang baik jika dilakukan akan
berdampak baik, sebaliknya yang jelek akan
berdampak buruk.
Apakah dengan naluri atau perasaan ini sudah
cukup...?
Jawabnya: Belum cukup...!
10. Predikat Perbuatan (3)
Terkadang manusia suka memberi status perbuatan
dengan pujian dan celaan, bukan karena
pertimbangan seperti no. 1 dan 2.
Dengan adanya predikat tersebut manusia akan
melakukan perbuatan yang terpuji dan meninggalkan
yang tercela
Apakah dengan predikat perbuatan ini sudah
cukup...?
Dengan aqalnya manusia suka memberi status
perbuatan: membunuh itu tercela, menolong terpuji,
mencuri tercela, memberi terpuji, perbuatan sex
tercela, nikah terpuji, hemat terpuji, boros tercela, adil
terpuji, dzalim tercela dst.
Jawabnya: Belum cukup...!
11. Pendapat Banyak Orang (4)
Misalnya model pakaian, model rambut, gaya bicara,
gaya berjalan dsb, harus mengikuti trend
Manusia berpendapat: jika mengikuti trend akan
berdampak baik, sebaliknya akan berdampak buruk
Apakah dengan pendapat banyak orang ini sudah
cukup...?
Terkadang manusia berbuat bukan karena
pertimbangan 1-3, tetapi semata-mata karena
mengikuti pendapat orang banyak
Jawabnya: Belum cukup...!
12. Adat Istiadat (5)
Terkadang manusia melakukan perbuatan bukan
karena 1-4, tetapi semata-mata mengikuti adat-istiadat
Misalnya: menentukan hari pernikahan, pindah rumah,
peringatan kematian dsb.
Manusia berpendapat: jika mengikuti adat akan
selamat, jika melanggar akan celaka
Apakah dengan predikat perbuatan ini sudah
cukup...?
Jawabnya: Belum cukup...!
13. Undang-Undang (5)
Terkadang manusia berbuat bukan karena 1-5, tetapi
semata-mata karena mengikuti peraturan
Misalnya: membayar pajak, mengikuti aturan lalu lintas,
memiliki KTP, memiliki ijin usaha dsb.
Manusia berpendapat: jika menta’ati peraturan akan
baik, melanggarnya akan berakibat buruk
Apakah dengan Undang-Undang ini sudah cukup...?
Jawabnya: Sudah cukup...! Jika belum, silakan
ditambah...!
14. Apakah standar perbuatan dari manusia dapat Memberi Kepastian?
Berdampak baik dalam
Jangka Panjang Sekali...?
Berdampak baik dalam Jangka Panjang
Berdampak baik dalam Jangka Pendek
Pasti dalam arti:
15. Bagaimana cara memberikan penilaian terhadap
standar perbuatan manusia yang bersifat pasti...?
Ikuti segmen Syariat Islam berikutnya...