SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
SUJIANTO
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
DAN PROGRAM PASCASARJANA
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FISIP UNRI
TRANSFORMASI
1. Perubahan bentuk
2. Penyampaian ben-
tuk
International Encyclopedia
of the Social Science (1972)
dalam Saefullah (2011; 1):
dikenal dengan transforma-
tion of data dilakukan un-
tuk pengembangan analisis
berdasarkan data berikut-
nya.
MENGAPA DIPERLUKAN TRANSFORMASI
ADMINISTRASI PUBLIK?
Berdasarkan paradigma:
1.Paradigma (I) yang
mendikotomikan antara
Public Administration
dengan politic
2.Public Administration as
Political Science (III)
Berdasarkan paradigma:
3. Public Administration as
management (IV)
4. Public Administration as
Public Administration (V)
sebagai disiplin ilmu
tersendiri yang
berkembang pesat
Berdasarkan Mazhab dan
Paradigma Administrasi Pub-
lik:
1.Old Public Administra-tion
(OPA) yang mengede-pankan
politik. Pelayanan hanya pada
mitra dan kon-stituen partai
yang ber-kuasa. Pola
Pemerintahan menggunakan
“steering”. Aplikasi
pemerintahan cenderung
menggunakan “Sentralistik”
Berdasarkan Mazhab dan
Paradigma Administrasii Pub-
lik:
2. New Public Management
(NPM) yang menggunakan
pendekatan ekonomi / bisnis.
Mazhab ini
warga ne-gara dianggap
sebaga “pe-langgan”.
Pemerintahan melalui
“rowing”, memfa-silitasi dan
meregulasi ser-ta mendorong
warga nege-ra untuk ambil
bagian da-lam proses produki.
Di sini pemerintah berke-
pentingan pada outcome dari
proses produksi. Dalam
bentuk:
a.Pajak
b.Terbukanya lapangan pe-
kerjaan
c.Dan pertumbuhan eko-
nomi, untuk ini adminis-trasi
publik (AP) mesti berubah,
ke birokrasi/ pe-merintahan
yang tran-saksional.
3. New Public Service (NPS):
Asasnya Demokrasi.
Pemerintah berkewajiban
memberikan pelayanan
kepada masyarakat publik
secara maksimal dengan
menempatkan makna
publik sebagai “citizen”.
Di sini setiap warga nega-
ra berhak mendapatkan
pelayanan tanpa “Dis-
kriminasi”.
Pada Mazhab ini (NPS)
pemerintah adalah pelayan
publik (Public Servant). Di
sinilah diperlukan adminis-
trasi publik Transformasi
(APT).
Pandangan Denhardt
and Denhardt mengatakan
basis NPS adalah pada:
a.Nilai (Value)
b.Kebersamaan (shared).
Pemerintah memiliki tan-
tangan dan tanggung jawab
sebagai Public services .
Pemerintah memba-
ngun kekuasaan secara
bersama ( (power shared).
Untuk ini diperlukan seni
dalam memerintah seper-
ti:
a.Sabar
b.Penuh komitmen
c.Integritas tinggi
d.Melalui pendekatan
penghargaan dan
pemberdayaan.
Perubahan bentuk (transformasi) dapat dilakukan jika
birokrasi pelaksana Administrasi Publik bersifat atau
berperilaku netral.
Konsep Netraliasasi Birokrasi, sudah lama diperbincangkan tokoh-
tokoh yang pernah membicangkan konsep ini adalah:
1. Polemik antara Karl Marx
dengan Hegel.
Marx mengelaborasi kon-sep
birokrasi dengan me-nganalisis
dan mengkritik falsafah Hegel
mengenai negara
Analisis Hegelian meng-
gambarkan bahwa adminis-trasi
negara atau birokrasi sebagai
suatu jembatan an-tara negara
dengan masya-rakat (the civil
Society)
NETRALISASI BIROKRASI
Masyarakat rakyat (Civil
Society) ini terdiri atas:
a.para profesional
b.pengusaha
c.Negara (birokrasi ---
AP)
a dan b yang mewakili
berbagai kepentingan khu-
sus, sedangkan c (negara)
mewakili kepentingan-ke-
pentingan umum.
Di antara kedua hal ini,
birokrasi pemerintah meru-
pakan perantara (medium)
yang memungkinkan pesan-
pesan dari kepentingan
khusus tersebut tersalurkan
kepada kepentingan umum
Tiga susunan ini (negara/
birokrasi dan masyarakat rak-
yat) diterima oleh Marx, akan
tetapi perlu diubah isinya.
Birokrasi Hegel meletakan
pengertian yang berlawanan
antara kepentingan khusus
dengan umum.
Menurut Marx posisi birok-
rasi semacam itu tidak mem-
punyai arti apa-apa dalam
kegiatan pemerintahan.
Menurut lagi Marx nega-
ra tidak mewakili kepenting-
an umum akan tetapi mewa-
kili kepentingan khusus ya-
itu kelas dominan.
Perspektif ini birokrasi
perwujudan dari kelompok
sosial yang amat khusus.
Menurut Marx birokrasi
suatu instrumen kelas domi-
nan menguasai kelas sosial
lainnya.
Konsepsi Marx, menjelasakan di suatu masa
kepentingan birokrasi pada tingkat tertentu akan menjalin
hubungan sangat intim dengan kelas dominan.
Dari polemik antara Hegel dan Marx dapat disimpulkan:
1) Hegel menghendaki kenetralan birokrasi.
2) Marx tidak menghendaki kenetralan birokrasi.
2. Woodrow Wilson. Bi-
rokrasi pemerintah me-
nurut Wilson berfungsi
melaksanakan kebijak-
an politik,
Jadi birokrasi itu harus
berada di luar kajian
politik.
3. Frank Goodnow (Politik;
1900) ada dua fungsi
pokok pemerintah yang
amat berbeda satu sama
lainnya;
a. Fungsi politik berarti pe-
merintah membuat dan
merumuskan kebijakan-
kebijakan.
b. Fungsi administrasi berarti
pemerintah tinggal me-
laksanakan kebijakan
4. Francis Rourke (1984).
Birokrasi berfungsi un-
tuk:
a. melaksanakan kebijak-
an politik.
b. bisa berperanan mem-
buat kebijakan politik.
Pandangan Frank
Goodnow dan Francis
Rourke mengisyaratkan
birokrasi tidak dapat
net-ral, karena partai
politik ---
tidak mampu memberi-
kan alternatif program pe-
ngembangan dan mobili-
sasi dukungan.
birokrasi akan melaksa-
nakan tugas-tugas itu sen-
diri dan mencari dukungan
politik di luar partai politik
yang bisa membantunya
dalam merumuskan kebi-
jakan politik.
Menurut Rourke duku-
ngan politik, dapat diperoleh
melalui tiga konsentrasi
yaitu;
a.Masyarakat luar, itu
berupa kalangan pers,
pengusaha dan mahasis-wa.
b.Legislatif dari
kalangan DPR,
c.dan birokrasi sendiri,
misalnya dari kalangan
perguruan tinggi.
5. Nicholas Henry (1980), birokrasi
mempunyai ke-kuasan (power).
Kekuasaan adalah untuk tetap ting-
gal hidup selamanya (staying
po-wer) dan kekua-saan untuk
mem-buat keputusan (policy-
making power).
Dari berbagai pandangan disim-
pulkan bahwa belum ada
kesepakatan yang pasti tentang
netralitas birokrasi, apakah berdiri
sebagai profesional ataukah ia
harus memihak partai yang sedang
berkuasa?.
NETRALISASI BIROKRASI DI INDONESIA
Periode
tahun
1950-1959
1945-1950. Sikap
birokrasi
pemerintah masih
netral
Kehidupan birokrasi sangat diwarnai dan
dipengaruhi patronikasi. Rekrutmen pegawai
berbau Jacksonisme, surat wasiat (katabelece)
mempengaruhi penentuan terhadap siapa yang
akan diangkat dalam jabatan birokrasi,
sehingga kehidupan birokrasi pemerintah sudah
mulai tidak netral
. Walaupun birokrasi pe-
merintah tidak netral, partai-
partai politik bersaing untuk
menguasai kementerian pe-
merintah itu, semuanya me-
nginginkan adanya peme-
rintah yang demokrasi.
Pada periode ini pemilu untuk pertama kali
diselenggarakan setelah merdeka. Partai politik berpaling
kepada aparat birokrat, karena menurut jumlahnya
merupakan potensi pendukung untuk memenangkan
partai dalam pemilu. Pada waktu itu maka timbullah
kelompok-kelompok pegawai negeri yang berafiliasi
dengan partai politik.
Masa antara tahun 1960-1965
Pada periode ini, biro-
krasi semakin jelas diin-
car oleh aliran politik.
Keinginan tiga aliran
politik untuk menguasai
birokrasi pemerintah
semakin mengkristal. Di
bawah label Demokrasi
Terpimpin, tiga aliran
politik (Nasional, agama
dan komunis/Nasakom)
membangun akses ke
birokrasi pemerintah
Sedangkan pada masa Orde
Baru – 1998 yang lalu,
birokrasi kita menjadi "alat"
kekuatan sosial dan politik
yang dominan yaitu Golkar.
Kemenangan Golkar pada
empat kali pemilu, salah satu
faktor yang menentukan
kemenangan itu adalah
peranan birokrasi kita.
Birokrasi kita ikut memilih
dalam pemilu, dan tidak ada
alternatif lain yang dipilih
kecuali Golkar.
Jadi secara singkat
letak perbedaan masa orde
lama dan orde baru terhadap
birokrasi.
a.Periode Orde lama, tiga
aliran politik sama-sama
mempunyai akses ke
birokrasi.
b.Periode orde Baru, birokrasi
"diwajibkan" memihak ke
Golkar.
Pada masa reformasi. Keduduk-
an birokrasi atau sikap birokrasi
pemerintah masih penuh tanda
tanya.
Pada masa reformasi ini telah
muncul kembali multi partai,
sehingga:
a.tidak ada kekuatan politik yang
dominan.
b.kepada siapa ia harus
memihak?
Guna merespon kesan buruk
birokrasi perlu melakukan bebe-
rapa perubahan sikap dan perilaku
antara lain :
a. Birokrasi harus lebih meng-
utamakan sifat pendekatan tugas
yang diarahkan pada hal
pengayoman dan pela-yanan
masyarakat; dan menghindar-kan
kesan pendekatan kekua-saan dan
kewenangan.
(b) birokrasi perlu melakukan pe-
nyempurnaan organisasi yang
bercirikan organisasi modern,
ramping, efektif dan efesien
yang mampu membedakan
antara tugas-tugas yang perlu
ditangani dan yang tidak perlu
di-tangani (termasuk memba-
gi tugas-tugas yang dapat
diserahkan kepada masya-
rakat);
Transformasi PA terjadi jika ada netralisasi akan menjadikan
birokrsi yang profesional
PROFESIONALISME BIROKRASI
c. birokrasi harus mam-
pu dan mau melaku-
kan erubahan sistem
dan prosedur kerja
yang lebih berorien-
tasi pada ciri-ciri orga
nisasi modern yakni :
 pelayanan cepat, te-
pat, akurat, terbuka
 tetap mempertahan-
kan kualitas, efe-
siensi biaya
 dan ketepatan waktu;
d. birokrasi harus mempo-
sisikan diri sebagai
fasilitator pelayan publik
dari pada sebagai agen
pembaharu pemba-
ngunan;
e. birokrasi harus mampu
dan mau melakukan
transformasi diri dari
birokrasi yang kinerja
kaku (rigid) menjadi or-
ganisasi birokrasi yang
struktur lebih desen-
tralistis, inovatif, flek-
sibel dan responsif.
Kesimpulkan organi-
sasi atau birokrasi yang
mampu memberikan pe-
layanan publik secara
efektif dan efesien ke-
pada masyarakat, apa-
bila struktur birokrasinya
terdesentralisasi
Struktur yang terdesentrali-
sasi diharapkan akan lebih
mudah mengantisipasi ke-
butuhan dan kepentingan
yang diperlukan oleh ma-
syarakat. Keadaan ini
menjadikan birokrasi dapat
menyediakan pelayanan
sesuai yang diharapkan
masyarakat (pelanggan).
Pada kontek budaya birokrasi, perlu dipersiapkan
tenaga kerja atau aparat yang benar-benar memiliki
kemampuan (capabelity), memiliki loyalitas kepentingan
(competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan
(consistency atau coherency).
Untuk merealisasikan itu Pemerintah segera
menyediakan dan mempersiapkan tenaga kerja birokrasi
professional yang mampu menguasai teknik-teknik
manajemen pemerintahan, berorientasi pada peraturan
(rule oriented) dan pencapaian tujuan (goal oriented).
Menurut Johnson (1991:16) istilah professional dan profes-
sionalisasi, dapat digunakan antara lain:
a. Untuk menunjuk perubahan besar dalam struktur pekerjaan,
yaitu a) jumlah pekerjaan-pekerjaan professional; b) pekerjaan-
pekerjaan halus (white collar jobs) yang meningkat secara relative
dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya; c) Akibat
perluasan kelompok pekerjaan yang sudah ada ataupun sebagai
akibat munculnya pekerjaanpekerjaan baru di bidang jasa.
b. dipergunakan dalam arti
yang hampir sama de-
ngan peningkatan jum-
lah asosiasi pekerjaan
yang mengupayakan
adanya pengaturan
rekrutmen dan praktek
dalam bidang pekerjaan
tertentu
c.memandang professio-
nalisasi sebagai suatu
proses yang rumit me-
nunjuk pada suatu pe-
kerjaan dengan sejum-
lah atribut prinsip-prin-
sip professional meru-
pakan unsur-unsur po-
kok profesionalisme.
e. menunjuk pada suatu proses dengan urutan yang
tetap, yaitu suatu pekerjaan dengan tahap-tahap
perubahan organisatoris yang dapat diramalkan
menuju bentuk akhir profesionalisme.
Dengan demikian, ma-
najemen strategi pelayan-
an publik yang profesional
harus lebih berorientasi pa-
da paradigma goal gover-
nance yang didasarkan
pada pendekatan mana-
jemen baru baik secara
teoritis maupun praktis.
Paradigma goal gover-
nance ini diharapkan mam-
pu menghilangkan praktek
birokrasi Weberian yang
negative (struktur biro-
krasi hierarkhikal); biaya
operasional lebih mahal
(high cost economy) dari-
pada keuntungan yang di-
peroleh.
merajalelanya red tape, rendahnya inisiatif dan
kreativitas aparat, tumbuhnya budaya medio-
kratis (sebagai lawan dari budaya meritokratis)
dan inefesiensi)
Strategi manajemen birokrasi profesional dalam
pelayanan publik ini ditandai dengan beberapa
karakteristik antara lain:
a.perubahan yang besar pada orientasi administrasi
negara tradisional menuju ke perhatian yang lebih
besar pada pencapaian hasil dan pertanggung
jawaban pribadi pimpinan.
b.keinginan untuk keluar dari birokrasi klasik dan
menjadikan organisasi, pegawai, masa pengabdian
dan kondisi pekerjaan yang lebih luwes.
c. Tujuan organisasi dan individu pegawai disusun
secara jelas sehingga memungkinkandibuatkannya
tolok ukur prestasi lewat indikator kinerjanya
masing-masing,termasuk pula sistem evaluasi
program-programnya.
d. staf pimpinanyang senior dapat memiliki komitmen
politik kepada pemerintah yang ada, dandapat pula
bersikap non partisan dan netral.
e. fungsi-fungsi pemerintah bisa dinilai lewat uji pasar
(market test) seperti misalnya dikontrakkan pada
pihak ketiga tanpa harus disediakan atau ditangani
sendiri oleh pemerintah.
f. peran-peran pemerintah misalnya lewat kegiatan
privatisasi.
g. birokrasi harus steril dari akomodasi politik yang
menghambat efektivitaspemerintahan.
h. rekruitmen dan penempatan pejabat birokrasi yang
bebas dari kolusi, korupsi dan nepotism.
Penerapan pendekatan manajemen profesional
pada sektor publik ini dikenalkan oleh ahli seperti;
a.“Managerialism” oleh Pollitt (1990),
b.“New public management” oleh Hood (1991),
c.“Market based public administration” oleh Lan
dan Rosenbloom (1992), dan
d.“Entrepreneurial government/ Reinventing
Government” oleh Osborn dan Gaebler (1992).
Penggunaan dan pendekatan manaje-
men profesional ini telah merubah orientasi
fokus peranan dan fungsi birokrasi dalam
pemerintahan yang semula lebih me-
mentingkan “process” menuju ke “product”,
atau dari “ rule governance” menuju ke “goal
governance”.
DAFTAR BACAAN
Achmat-Batinggi, 1999, "Manajemen Pelayanan Umum", Materi Pokok:
IPEM 4429, Universitas Terbuka.
Agus Suryono, 2002, Pentingnya Manajemen Birokrasi Profesional Untuk
Mengatasi Kemunduran Birokrasi Dalam Pelayanan Publik– FIA Unibraw
Malang, Nopember.
Djadja Saefullah, 2011, Transformasi Administrasi Negara, JIANMAP, Vol.
1 Nomor 2 Juli, 2011.
Eko Maulana Ali, 2012, Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi
Pemerintahan, Multicerdas,
Heri Hidayat Makmun, 2010, Tantangan Transformasi Birokrasi
Pemerintah Pusat dan Daerah. Minggu, 07 Maret 10:37 ,Top of Form
Penilaian User:/ 1 TerburukTerbaik Bottom of Form.
DAFTAR BACAAN
Miftah, Thoha, 1991, "Beberapa Aspek Kebijaksanaan Birokrasi",
Yogyakarta: MW Mandala.
Menpan, 1995 "Peranan Birokrasi Dalam Penyelenggaraan Pelayanan,
Pengayoman, dan Pengembangan, Prakarsa dan Peran Serta Aktif Masyarakat
Dalam Pembangunan", Makalah.
Ryaas Rasyid, Muhammad, 1997, "Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan
Politik Orde Baru", Jakarta:Mipi Yarsif Watampone.
TERIMA KASIH
TANGGAPAN:
DEDIK.
Konsep Pemberdayaan, seperti apa, siapa yang
diberdayakan, bagaimana ini dilakukan.
Dwi Saputro
Pemilu kada di Dumai, netralitas seperti apa yang
diharapkan.
Apakah ada jaminan bagi yang netral itu bebas dari
keberlangsungan adm.

More Related Content

What's hot

Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaYasirecin Yasir
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruBagus Aji
 
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu PemerintahanSri Suwanti
 
Perkembangan administrasi-publik
Perkembangan administrasi-publikPerkembangan administrasi-publik
Perkembangan administrasi-publikW. Riany
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiatowetoe
 
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modernSejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman moderndiah dianta
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaBagus Aji
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik93220872
 
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahan
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahanTeori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahan
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahanLembaga Studi Pemerintahan Publik
 
Bahan spi kacung m
Bahan spi kacung mBahan spi kacung m
Bahan spi kacung mdinnianggra
 

What's hot (20)

Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesia
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesiaTm 17 militer dalam sistem politik indonesia
Tm 17 militer dalam sistem politik indonesia
 
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baruTm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
Tm 15 perspektif-perspektif tentang orde baru
 
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu PemerintahanSRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu Pemerintahan
SRI SUWANTI -Metode Study Perbandingan- Metodologi Ilmu Pemerintahan
 
Perkembangan administrasi-publik
Perkembangan administrasi-publikPerkembangan administrasi-publik
Perkembangan administrasi-publik
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem PemerintahanRuang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
 
Pancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesiaPancasila dalam sistem politik indonesia
Pancasila dalam sistem politik indonesia
 
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modernSejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Materi ilmu politik
Materi ilmu politikMateri ilmu politik
Materi ilmu politik
 
02 birokrasi
02 birokrasi02 birokrasi
02 birokrasi
 
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASIMASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
MASALAH-MASALAH DEMOKRASI & KEBANGSAAN ERA REFORMASI
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahan
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahanTeori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahan
Teori administrasi, kekuatan politik dan reformasi pemerintahan
 
Bahan spi kacung m
Bahan spi kacung mBahan spi kacung m
Bahan spi kacung m
 

Viewers also liked

9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakantrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutiftrio Saputra
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancetrio Saputra
 
Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasitrio Saputra
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1trio Saputra
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rthtrio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1trio Saputra
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2trio Saputra
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangantrio Saputra
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraftronjon64
 
Keuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahKeuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahtrio Saputra
 

Viewers also liked (18)

9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutif
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
 
Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasi
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1
 
Tipologi pemlok
Tipologi pemlokTipologi pemlok
Tipologi pemlok
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth
 
Dimensi kebpub
Dimensi kebpubDimensi kebpub
Dimensi kebpub
 
Pub exp
Pub expPub exp
Pub exp
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraft
 
Keuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerahKeuangan negara dan daerah
Keuangan negara dan daerah
 

Similar to Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi

BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
perkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.pptperkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.pptShasyaGatot
 
Sistem Politik
Sistem PolitikSistem Politik
Sistem Politikadesutarya
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenRahayu Yuri
 
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptxPertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptxHidayatulJumaah
 
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptx
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptxAdministrasi_Publik_STIA_MADANI.pptx
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptxfaisalhasan48
 
Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasivirmannsyah
 
Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasivirmannsyah
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxPemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxRutiana Dwi Wahyunengseh
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLili Fajri Dailimi
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikMirna Rahmadina
 
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiPolitik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiRosim Nyerupa
 

Similar to Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi (20)

BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
perkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.pptperkembangan-administrasi-publik.ppt
perkembangan-administrasi-publik.ppt
 
Sistem Politik
Sistem PolitikSistem Politik
Sistem Politik
 
20131202 1
20131202 120131202 1
20131202 1
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
 
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptxPertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
 
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptx
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptxAdministrasi_Publik_STIA_MADANI.pptx
Administrasi_Publik_STIA_MADANI.pptx
 
Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasi
 
Budaya birokrasi
Budaya birokrasiBudaya birokrasi
Budaya birokrasi
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptxPemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
Pemahaman Perkembangan & Paradigma Administrasi Negara.pptx
 
Lingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publikLingkungan administrasi publik
Lingkungan administrasi publik
 
SANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptxSANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptx
 
92 297-1-pb
92 297-1-pb92 297-1-pb
92 297-1-pb
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
 
Hakikat dan konsep sosiologi politik
Hakikat dan konsep sosiologi politikHakikat dan konsep sosiologi politik
Hakikat dan konsep sosiologi politik
 
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasiPolitik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
Politik kebangsaan dalam perspektif transisi demokrasi
 

Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi

  • 1. SUJIANTO PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA DAN PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FISIP UNRI
  • 2. TRANSFORMASI 1. Perubahan bentuk 2. Penyampaian ben- tuk International Encyclopedia of the Social Science (1972) dalam Saefullah (2011; 1): dikenal dengan transforma- tion of data dilakukan un- tuk pengembangan analisis berdasarkan data berikut- nya.
  • 3. MENGAPA DIPERLUKAN TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK? Berdasarkan paradigma: 1.Paradigma (I) yang mendikotomikan antara Public Administration dengan politic 2.Public Administration as Political Science (III) Berdasarkan paradigma: 3. Public Administration as management (IV) 4. Public Administration as Public Administration (V) sebagai disiplin ilmu tersendiri yang berkembang pesat
  • 4. Berdasarkan Mazhab dan Paradigma Administrasi Pub- lik: 1.Old Public Administra-tion (OPA) yang mengede-pankan politik. Pelayanan hanya pada mitra dan kon-stituen partai yang ber-kuasa. Pola Pemerintahan menggunakan “steering”. Aplikasi pemerintahan cenderung menggunakan “Sentralistik” Berdasarkan Mazhab dan Paradigma Administrasii Pub- lik: 2. New Public Management (NPM) yang menggunakan pendekatan ekonomi / bisnis. Mazhab ini warga ne-gara dianggap sebaga “pe-langgan”. Pemerintahan melalui “rowing”, memfa-silitasi dan meregulasi ser-ta mendorong warga nege-ra untuk ambil bagian da-lam proses produki.
  • 5. Di sini pemerintah berke- pentingan pada outcome dari proses produksi. Dalam bentuk: a.Pajak b.Terbukanya lapangan pe- kerjaan c.Dan pertumbuhan eko- nomi, untuk ini adminis-trasi publik (AP) mesti berubah, ke birokrasi/ pe-merintahan yang tran-saksional. 3. New Public Service (NPS): Asasnya Demokrasi. Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat publik secara maksimal dengan menempatkan makna publik sebagai “citizen”. Di sini setiap warga nega- ra berhak mendapatkan pelayanan tanpa “Dis- kriminasi”.
  • 6. Pada Mazhab ini (NPS) pemerintah adalah pelayan publik (Public Servant). Di sinilah diperlukan adminis- trasi publik Transformasi (APT). Pandangan Denhardt and Denhardt mengatakan basis NPS adalah pada: a.Nilai (Value) b.Kebersamaan (shared). Pemerintah memiliki tan- tangan dan tanggung jawab sebagai Public services . Pemerintah memba- ngun kekuasaan secara bersama ( (power shared). Untuk ini diperlukan seni dalam memerintah seper- ti: a.Sabar b.Penuh komitmen c.Integritas tinggi d.Melalui pendekatan penghargaan dan pemberdayaan.
  • 7. Perubahan bentuk (transformasi) dapat dilakukan jika birokrasi pelaksana Administrasi Publik bersifat atau berperilaku netral. Konsep Netraliasasi Birokrasi, sudah lama diperbincangkan tokoh- tokoh yang pernah membicangkan konsep ini adalah: 1. Polemik antara Karl Marx dengan Hegel. Marx mengelaborasi kon-sep birokrasi dengan me-nganalisis dan mengkritik falsafah Hegel mengenai negara Analisis Hegelian meng- gambarkan bahwa adminis-trasi negara atau birokrasi sebagai suatu jembatan an-tara negara dengan masya-rakat (the civil Society) NETRALISASI BIROKRASI
  • 8. Masyarakat rakyat (Civil Society) ini terdiri atas: a.para profesional b.pengusaha c.Negara (birokrasi --- AP) a dan b yang mewakili berbagai kepentingan khu- sus, sedangkan c (negara) mewakili kepentingan-ke- pentingan umum. Di antara kedua hal ini, birokrasi pemerintah meru- pakan perantara (medium) yang memungkinkan pesan- pesan dari kepentingan khusus tersebut tersalurkan kepada kepentingan umum
  • 9. Tiga susunan ini (negara/ birokrasi dan masyarakat rak- yat) diterima oleh Marx, akan tetapi perlu diubah isinya. Birokrasi Hegel meletakan pengertian yang berlawanan antara kepentingan khusus dengan umum. Menurut Marx posisi birok- rasi semacam itu tidak mem- punyai arti apa-apa dalam kegiatan pemerintahan. Menurut lagi Marx nega- ra tidak mewakili kepenting- an umum akan tetapi mewa- kili kepentingan khusus ya- itu kelas dominan. Perspektif ini birokrasi perwujudan dari kelompok sosial yang amat khusus. Menurut Marx birokrasi suatu instrumen kelas domi- nan menguasai kelas sosial lainnya.
  • 10. Konsepsi Marx, menjelasakan di suatu masa kepentingan birokrasi pada tingkat tertentu akan menjalin hubungan sangat intim dengan kelas dominan. Dari polemik antara Hegel dan Marx dapat disimpulkan: 1) Hegel menghendaki kenetralan birokrasi. 2) Marx tidak menghendaki kenetralan birokrasi.
  • 11. 2. Woodrow Wilson. Bi- rokrasi pemerintah me- nurut Wilson berfungsi melaksanakan kebijak- an politik, Jadi birokrasi itu harus berada di luar kajian politik. 3. Frank Goodnow (Politik; 1900) ada dua fungsi pokok pemerintah yang amat berbeda satu sama lainnya; a. Fungsi politik berarti pe- merintah membuat dan merumuskan kebijakan- kebijakan. b. Fungsi administrasi berarti pemerintah tinggal me- laksanakan kebijakan
  • 12. 4. Francis Rourke (1984). Birokrasi berfungsi un- tuk: a. melaksanakan kebijak- an politik. b. bisa berperanan mem- buat kebijakan politik. Pandangan Frank Goodnow dan Francis Rourke mengisyaratkan birokrasi tidak dapat net-ral, karena partai politik --- tidak mampu memberi- kan alternatif program pe- ngembangan dan mobili- sasi dukungan. birokrasi akan melaksa- nakan tugas-tugas itu sen- diri dan mencari dukungan politik di luar partai politik yang bisa membantunya dalam merumuskan kebi- jakan politik.
  • 13. Menurut Rourke duku- ngan politik, dapat diperoleh melalui tiga konsentrasi yaitu; a.Masyarakat luar, itu berupa kalangan pers, pengusaha dan mahasis-wa. b.Legislatif dari kalangan DPR, c.dan birokrasi sendiri, misalnya dari kalangan perguruan tinggi. 5. Nicholas Henry (1980), birokrasi mempunyai ke-kuasan (power). Kekuasaan adalah untuk tetap ting- gal hidup selamanya (staying po-wer) dan kekua-saan untuk mem-buat keputusan (policy- making power). Dari berbagai pandangan disim- pulkan bahwa belum ada kesepakatan yang pasti tentang netralitas birokrasi, apakah berdiri sebagai profesional ataukah ia harus memihak partai yang sedang berkuasa?.
  • 14. NETRALISASI BIROKRASI DI INDONESIA Periode tahun 1950-1959 1945-1950. Sikap birokrasi pemerintah masih netral Kehidupan birokrasi sangat diwarnai dan dipengaruhi patronikasi. Rekrutmen pegawai berbau Jacksonisme, surat wasiat (katabelece) mempengaruhi penentuan terhadap siapa yang akan diangkat dalam jabatan birokrasi, sehingga kehidupan birokrasi pemerintah sudah mulai tidak netral
  • 15. . Walaupun birokrasi pe- merintah tidak netral, partai- partai politik bersaing untuk menguasai kementerian pe- merintah itu, semuanya me- nginginkan adanya peme- rintah yang demokrasi. Pada periode ini pemilu untuk pertama kali diselenggarakan setelah merdeka. Partai politik berpaling kepada aparat birokrat, karena menurut jumlahnya merupakan potensi pendukung untuk memenangkan partai dalam pemilu. Pada waktu itu maka timbullah kelompok-kelompok pegawai negeri yang berafiliasi dengan partai politik.
  • 16. Masa antara tahun 1960-1965 Pada periode ini, biro- krasi semakin jelas diin- car oleh aliran politik. Keinginan tiga aliran politik untuk menguasai birokrasi pemerintah semakin mengkristal. Di bawah label Demokrasi Terpimpin, tiga aliran politik (Nasional, agama dan komunis/Nasakom) membangun akses ke birokrasi pemerintah Sedangkan pada masa Orde Baru – 1998 yang lalu, birokrasi kita menjadi "alat" kekuatan sosial dan politik yang dominan yaitu Golkar. Kemenangan Golkar pada empat kali pemilu, salah satu faktor yang menentukan kemenangan itu adalah peranan birokrasi kita. Birokrasi kita ikut memilih dalam pemilu, dan tidak ada alternatif lain yang dipilih kecuali Golkar.
  • 17. Jadi secara singkat letak perbedaan masa orde lama dan orde baru terhadap birokrasi. a.Periode Orde lama, tiga aliran politik sama-sama mempunyai akses ke birokrasi. b.Periode orde Baru, birokrasi "diwajibkan" memihak ke Golkar. Pada masa reformasi. Keduduk- an birokrasi atau sikap birokrasi pemerintah masih penuh tanda tanya. Pada masa reformasi ini telah muncul kembali multi partai, sehingga: a.tidak ada kekuatan politik yang dominan. b.kepada siapa ia harus memihak?
  • 18. Guna merespon kesan buruk birokrasi perlu melakukan bebe- rapa perubahan sikap dan perilaku antara lain : a. Birokrasi harus lebih meng- utamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada hal pengayoman dan pela-yanan masyarakat; dan menghindar-kan kesan pendekatan kekua-saan dan kewenangan. (b) birokrasi perlu melakukan pe- nyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasi modern, ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan antara tugas-tugas yang perlu ditangani dan yang tidak perlu di-tangani (termasuk memba- gi tugas-tugas yang dapat diserahkan kepada masya- rakat); Transformasi PA terjadi jika ada netralisasi akan menjadikan birokrsi yang profesional PROFESIONALISME BIROKRASI
  • 19. c. birokrasi harus mam- pu dan mau melaku- kan erubahan sistem dan prosedur kerja yang lebih berorien- tasi pada ciri-ciri orga nisasi modern yakni :  pelayanan cepat, te- pat, akurat, terbuka  tetap mempertahan- kan kualitas, efe- siensi biaya  dan ketepatan waktu; d. birokrasi harus mempo- sisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik dari pada sebagai agen pembaharu pemba- ngunan; e. birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi yang kinerja kaku (rigid) menjadi or- ganisasi birokrasi yang struktur lebih desen- tralistis, inovatif, flek- sibel dan responsif.
  • 20. Kesimpulkan organi- sasi atau birokrasi yang mampu memberikan pe- layanan publik secara efektif dan efesien ke- pada masyarakat, apa- bila struktur birokrasinya terdesentralisasi Struktur yang terdesentrali- sasi diharapkan akan lebih mudah mengantisipasi ke- butuhan dan kepentingan yang diperlukan oleh ma- syarakat. Keadaan ini menjadikan birokrasi dapat menyediakan pelayanan sesuai yang diharapkan masyarakat (pelanggan). Pada kontek budaya birokrasi, perlu dipersiapkan tenaga kerja atau aparat yang benar-benar memiliki kemampuan (capabelity), memiliki loyalitas kepentingan (competency), dan memiliki keterkaitan kepentingan (consistency atau coherency).
  • 21. Untuk merealisasikan itu Pemerintah segera menyediakan dan mempersiapkan tenaga kerja birokrasi professional yang mampu menguasai teknik-teknik manajemen pemerintahan, berorientasi pada peraturan (rule oriented) dan pencapaian tujuan (goal oriented). Menurut Johnson (1991:16) istilah professional dan profes- sionalisasi, dapat digunakan antara lain: a. Untuk menunjuk perubahan besar dalam struktur pekerjaan, yaitu a) jumlah pekerjaan-pekerjaan professional; b) pekerjaan- pekerjaan halus (white collar jobs) yang meningkat secara relative dibandingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya; c) Akibat perluasan kelompok pekerjaan yang sudah ada ataupun sebagai akibat munculnya pekerjaanpekerjaan baru di bidang jasa.
  • 22. b. dipergunakan dalam arti yang hampir sama de- ngan peningkatan jum- lah asosiasi pekerjaan yang mengupayakan adanya pengaturan rekrutmen dan praktek dalam bidang pekerjaan tertentu c.memandang professio- nalisasi sebagai suatu proses yang rumit me- nunjuk pada suatu pe- kerjaan dengan sejum- lah atribut prinsip-prin- sip professional meru- pakan unsur-unsur po- kok profesionalisme. e. menunjuk pada suatu proses dengan urutan yang tetap, yaitu suatu pekerjaan dengan tahap-tahap perubahan organisatoris yang dapat diramalkan menuju bentuk akhir profesionalisme.
  • 23. Dengan demikian, ma- najemen strategi pelayan- an publik yang profesional harus lebih berorientasi pa- da paradigma goal gover- nance yang didasarkan pada pendekatan mana- jemen baru baik secara teoritis maupun praktis. Paradigma goal gover- nance ini diharapkan mam- pu menghilangkan praktek birokrasi Weberian yang negative (struktur biro- krasi hierarkhikal); biaya operasional lebih mahal (high cost economy) dari- pada keuntungan yang di- peroleh. merajalelanya red tape, rendahnya inisiatif dan kreativitas aparat, tumbuhnya budaya medio- kratis (sebagai lawan dari budaya meritokratis) dan inefesiensi)
  • 24. Strategi manajemen birokrasi profesional dalam pelayanan publik ini ditandai dengan beberapa karakteristik antara lain: a.perubahan yang besar pada orientasi administrasi negara tradisional menuju ke perhatian yang lebih besar pada pencapaian hasil dan pertanggung jawaban pribadi pimpinan. b.keinginan untuk keluar dari birokrasi klasik dan menjadikan organisasi, pegawai, masa pengabdian dan kondisi pekerjaan yang lebih luwes.
  • 25. c. Tujuan organisasi dan individu pegawai disusun secara jelas sehingga memungkinkandibuatkannya tolok ukur prestasi lewat indikator kinerjanya masing-masing,termasuk pula sistem evaluasi program-programnya. d. staf pimpinanyang senior dapat memiliki komitmen politik kepada pemerintah yang ada, dandapat pula bersikap non partisan dan netral.
  • 26. e. fungsi-fungsi pemerintah bisa dinilai lewat uji pasar (market test) seperti misalnya dikontrakkan pada pihak ketiga tanpa harus disediakan atau ditangani sendiri oleh pemerintah. f. peran-peran pemerintah misalnya lewat kegiatan privatisasi. g. birokrasi harus steril dari akomodasi politik yang menghambat efektivitaspemerintahan. h. rekruitmen dan penempatan pejabat birokrasi yang bebas dari kolusi, korupsi dan nepotism.
  • 27. Penerapan pendekatan manajemen profesional pada sektor publik ini dikenalkan oleh ahli seperti; a.“Managerialism” oleh Pollitt (1990), b.“New public management” oleh Hood (1991), c.“Market based public administration” oleh Lan dan Rosenbloom (1992), dan d.“Entrepreneurial government/ Reinventing Government” oleh Osborn dan Gaebler (1992).
  • 28. Penggunaan dan pendekatan manaje- men profesional ini telah merubah orientasi fokus peranan dan fungsi birokrasi dalam pemerintahan yang semula lebih me- mentingkan “process” menuju ke “product”, atau dari “ rule governance” menuju ke “goal governance”.
  • 29. DAFTAR BACAAN Achmat-Batinggi, 1999, "Manajemen Pelayanan Umum", Materi Pokok: IPEM 4429, Universitas Terbuka. Agus Suryono, 2002, Pentingnya Manajemen Birokrasi Profesional Untuk Mengatasi Kemunduran Birokrasi Dalam Pelayanan Publik– FIA Unibraw Malang, Nopember. Djadja Saefullah, 2011, Transformasi Administrasi Negara, JIANMAP, Vol. 1 Nomor 2 Juli, 2011. Eko Maulana Ali, 2012, Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan, Multicerdas, Heri Hidayat Makmun, 2010, Tantangan Transformasi Birokrasi Pemerintah Pusat dan Daerah. Minggu, 07 Maret 10:37 ,Top of Form Penilaian User:/ 1 TerburukTerbaik Bottom of Form.
  • 30. DAFTAR BACAAN Miftah, Thoha, 1991, "Beberapa Aspek Kebijaksanaan Birokrasi", Yogyakarta: MW Mandala. Menpan, 1995 "Peranan Birokrasi Dalam Penyelenggaraan Pelayanan, Pengayoman, dan Pengembangan, Prakarsa dan Peran Serta Aktif Masyarakat Dalam Pembangunan", Makalah. Ryaas Rasyid, Muhammad, 1997, "Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan Politik Orde Baru", Jakarta:Mipi Yarsif Watampone.
  • 32. TANGGAPAN: DEDIK. Konsep Pemberdayaan, seperti apa, siapa yang diberdayakan, bagaimana ini dilakukan. Dwi Saputro Pemilu kada di Dumai, netralitas seperti apa yang diharapkan. Apakah ada jaminan bagi yang netral itu bebas dari keberlangsungan adm.