SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KEUANGAN NEGARA
DAN DAERAH
oleh :
Dra.Hj.Lena Farida M.Si.
KEUANGAN
Meliputi Uang Masuk dan Uang Keluar.
Sistim dan Proses tergantung dari jenis
organisasinya.
Pembahasan Keuangan tidak terlepas dari
Financial Service and Financial Management.
( Lukas Setia )
Keuangan berhubungan dengan proses,
lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat
dalam transaksi uang ( Ridwan & Inge Berlian )
Jenis Organisasi
Organisasi Publik
Organisasi Profit
Organisasi Sosial/
Kemanusiaan
Rumah SakitRumah Sakit
SekolahSekolah
LSMLSM
KoperasiKoperasi
DEFINISI ILMU KEUANGAN
Sutrisno,PH, Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara; Ilmu
Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari atau
menelaah tentang Pengeluaran dan Penerimaan yang
dilakukan oleh Pemerintah / Negara.
Encyclopedia International ; Ilmu Keuangan Negara
adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana pemerintah
mendapatkan dan menggunakan uang.( Fungsi
Pengeluaran,Pengumpulan,Penerimaan dan
Peminjaman)
Musgrave, A Theory of Public Finance ; Secara tradisionil
Ilmu Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari
tentang masalah-masalah kompleks yang berkaitan
dengan pemasukan dan pengeluaran pemerintah.
Buchanan, Public Principle of Public Debt ; Ilmu
Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari tentang
aktivitas-aktivitas ekonomi pemerintah sebagai unit.
Carl C.Plehm, Public Finance ; Ilmu Keuangan Negara adalh
Ilmu yang mempelajari tentang pengumpulan dana-dana oleh
pemerintah untuk memenuhi pembiayaan kegiatan pemerintah.
M.Suparmoko, Asas-Asas Ilmu Keuangan Negara ; Ilmu
Keuangan Negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang
ekonomi, terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran
beserta pengaruh-pengaruhnya dalam perekonomian tersebut.
DR.G.Geodhart ; Keuangan Negara membahas mengenai
Keuangan Badan-Badan Hukum Publik. Badan-Badan dimaksud
mendapat hak-hak publik, sehingga mampu mengatur atau ikut
serta dalam proses-proses ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
badan swasta dan perorangan.
Adjat Sudradjat,(mantan anggota BPK ) ; Pengertian Keuangan
dalam arti sempit adalah APBN, sedangkan dalam arti luas tidak
hanya sekedar APBN, yakni termasuk semua yang dikelola
Pemerintah, seperti : Perusahaan Negara dan Perusahaan
Daerah.
PERAN PEMERINTAH
Dalam Perekonomian Modern menurut Musgrave
And Musgrave ada tiga Peran Pemerintah, yakni :
Peran Alokasi, berkaitan dengan penyediaan
barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
melalui kebijakan yang mengatur ( regulatory
policies )
Peran Distribusi, berkaitan dengan upaya agar
pendapatan atau kekayaan terdistribusi secra
merata.
Peran Stabilisasi, yang diperlukan untuk
mengatasi berbagai gejolak yang terjadi dalam
perekonomian melalui berbagai kebijakan
pemerintah (moneter, fiskal atau ekonomi lainnya)
KEUANGAN NEGARA
DI BERBAGAI NEGARA
Tergantung
Ideologi dan
Fungsi
Negara
Ideologi Liberalisme :
Market Power,Economic
Power.Competitiv & Conflict,
Memusatkan Kepentingan
Individu.
Fungsi Negara :
Sistim Ekonomi Bebas
Ideologi Pancasila :
Integralistik,Keseimbangan dan
Keserasian.
Fungsi Negara : UUD 1945
- Defence,Security and Ptotectional
Function.
- Welfare Function : Social Service &
Social Welfare
- Educational / Enlightment Function.
- World Peace and Human Welfare.
Ideologi
Komunisme :
Kolektivitas
Fungsi
Negara :
Otoriter
Sistim Perekonomian Kapitalis atau Liberalis murni :
ADAM SMITH :
Dasarnya adanya kebebasan yang besar ada pada individu,
maka pemerintah mempunyai tiga fungsi, yakni pertahanan
keamanan, peradilan dan penyediaan barang dan jasa.
Mengarah kepada sistim Kapitalis dan liberalis.
Sitim Perekonomian Sosialis, KARL MARX :
Pengaturan dan pengendalian kehidupan ekonomi oleh
Negara /Pemerintah, terkenal dengan teori tentang
Pertentangan Kelas. Mengarah kepada Sistim Sosialis.
SISTIM PEREKONOMIAN CAMPURAN :
Kegiatan Ekonomi diatur secara seimbang dengan memberi
kebebasan kepada individu, sesuai dengan batas-batas
terentu, tetapi sesuai dengan aturan-aturan pemerintah.
Pemerintah berperan melakukan pengaturan, kebijakan, bagi
para pelaku ekonomi dan bagi keadilan masyarakatnya.
KEUANGAN NEGARA
DI NEGARA BERKEMBANG
CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG
Pendapatan per kapita rendah.
Persediaan barang-barang modal terbatas.
Perekonomiannya didominasi oleh pertanian sub sistim.
Tingkat Pendidikan dan kesehatannya masih rendah.
Maka KEUANGAN PUBLIK di Negara Berkembang
adalah :
” Bagaimana merancang kebijaksanaan atau politik fiskal dan
moneter yang efektif untuk mendorong pembentukan modal,
peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja,
peningkatan pendapatan perkapita, pengendalian inflasi
serta pembangunan yang berkelanjutan.”
KEUANGAN NEGARA
DI INDONESIA
DI INDONESIA sesuai dengan UUD 1945
yaitu :
Pemerintah memberikan perlindungan
kepada negara dan warga negaranya.
Pemerintah melakukan upaya-upaya untuk
memajukan kesejahteraan umum.
Pemerintah melakukan upaya-upaya bagi
peningkatan kualitas SDM nya.
Pemerintah terlibat dalam upaya
penertiban dunia.
KEUANGAN NEGARA
UU NO.17 TAHUN 2003
PASAL 1 :
SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA
YANG DAPAT DINILAI DENGAN UANG,
SERTA SEGALA SESUATU BAIK BERUPA
UANG MAUPUN BARANG YANG DAPAT
DIJADIKAN MILIK NEGARA
BERHUBUNGAN DENGAN
PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN
TERSEBUT.
Ruang Lingkup
Keuangan Negara :
Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan
mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman.
Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan tugas layanan
umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pada
pihak ketiga ( pinjaman negara ).
Penerimaan Negara / Penerimaan Daerah.
Pengeluaran Negara /Pengeluaran Daerah.
Kekayaan Negara / Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri.
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah.
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan
fasilitas pemerintah
ASAS UMUM
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Pengelolaan keuangan Negara dilakukan
secara :
Tertib
Taat pada peraturan perundang-undangan
Efisiensi
Efektif
Transparan
Bertanggungjawab
Memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan
REFORMASI PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
MENIMBANG :
UU YANG ADA TIDAK DAPAT LAGI MEMENUHI
KEBUTUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
SESUAI TUNTUTAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI,
EKONOMI,TEKNOLOGI
GUNA MENINGKATKAN KINERJA TRANSPARANSI
DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
MAKA MUNCUL : STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN /
INSTITUSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
( PP No.24 tahun 2005 ).
LANDASAN HUKUM
KEUANGAN NEGARA
UU No.17 th 2003, tentang Keuangan Negara.
UU No.32 th 2004, tentang Pemerintah Daerah.
UU No.33 th 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Daerah.
UU No.1 th 2004, tentang Perbendaharaan Negara.
UU No.15 th 2004, tentang Pemeriksaan atas pengelolaan
dan Tanggungjawab Keuangan
PP No. 24 th 2005, tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
PP No.58 th 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Permendagri No.13 th 2006, tentang Pedoman Kerja
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Permendagri No.59 th 2007, tentang Perubahan atas
Permendagri No.13 th 2006, Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
KEUANGAN DAERAH
KEUANGAN DAERAH :
Dapat diartikan sebagai : “ Semua Hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,
demikian pula segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan
daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oeh
Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-
pihak lain sesuai ketentuan/peraturan
perundangan yang berlaku “
( Dr.Abdul Halim MBA,Ak. Dalam Akutatansi
Keuangan Daerah )
Dari definisi diatas, terdapat dua hal yang perlu dijelaskan,
yakni
Yang dimaksud dengan HAK, adalah hak untuk memungut
sumber-sumber penerimaan daerah, seperti pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,dll, dan atau
hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain,
seperti : Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak tsb, akan menaikan
kekayan daerah.
Yang dimaksud dengan KEWAJIBAN, adalah kewajiban
untuk mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan
kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi
pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum dan
pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan
menurunkan kekayaan daerah.
KARAKTERISTIK KEUANGAN DAERAH
Pengertian Daerah : Provinsi / Kabupaten / Kota.
Pemisahan yang nyata antara eksekutif dan legislatif.
Perhitungan APBD menjadi satu dengan
pertanggungjawaban kepala daerah.
Bentuk laporan Pertanggungjawaban akhir tahun terdiri dari :
Laporan Perhitungan APBD, Aliran Kas dan Neraca Daerah.
Pinjaman APBD tidak masuk dalam penerimaan.
Masyarakat termasuk unsur dalam penyusunan APBD.
Indikator Kinerja Pemerintah Daerah :
- Perbandingan antara Anggaran dengan Realisasi.
- Perbandingan antara Standart Biaya dengan Realisasi.
- Target dan Persentase Pisik Proyek.
- Standart Pelayanan.
Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir
tahun adalah Laporan Perhitungan APBD, dibahas oleh
DPRD dan mengandung konsekwensi terhadap masa
APBN / APBD MEMPUNYAI ENAM FUNGSI
( Ps.3 UU No.17 tahun 2003 )
Fungsi Otorisasi, bahwa anggaran negara menjadi dasar
untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan.
Fungsi Perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi
pedoman bagi bersangkutan.
Pengawasan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman
untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan negara seseuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Fungsi Alokasi, bahwa anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
perekonomian.
Fungsi Distribusi, bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi Stabilisasi, bahwa anggaran negara menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.
PRINSIP IMPLEMENTASI
DESENTRALISASI FISKAL
ENAM PRINSIP IMPLEMENTASI DESENTRALISASI FISKAL
DI INDONESIA :
1. Meningkatkan efisiensi.
2. Mengakomodasi aspirasi, memperbaiki struktur fiskal dan
mobilisasi sumber-sumber keuangan.
3. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan partisipasi.
4. Mengurangi disparitas dan menjamin penyediaan
pelayanan dasar sosial.
5. Memperbaiki kesejahteraan rakyat.
6. Mendukung stabilitas makro ekonomi.
FISCAL POLICY
Tiga Kebijakan Keuangan Negara :
1. Kebijakan Moneter
Exp : Suku Bunga Bank, Inflasi, Nilai tukar mata
uang.
2. Kebijakan Fiskal : dalam hal Penerimaan dan
Pengeluaran atau APBN / APBD
3. Kebijakan Keuangan Internasional.:
Export and Import serta Neraca Pembayaran
PENERIMAAN NEGARA
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA :
Pemerintah Pusat
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten / Kota
Antara Lain :
Pemungutan Pajak.
Pemungutan Retribusi
Bagian Keuntungan dari BUMN /BUMD
Denda dan Sita.
Pencetakan Uang.
Pinjaman.
Hibah,Sumbangan,Hadiah.
Penyelenggaraan Undian.
Gambaran Penerimaan Negara di Indonesia :
1. Penerimaan Perpajakan.
--- Penerimaan Pajak Dalam Negeri.
Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn),
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM),
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan
Atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB).
--- Penerimaan Perdagangan Internasional.
Bea Masuk dan Pungutan Ekspor.
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Sumber Daya Alam : sektor minyak dan
gas, pertambangan umum, kehutanan, perikanan.
Penerimaan atas laba dari BUMN /BUMD. :
Perbankan, Jasa alat, Konstruksi, Usaha
Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan
Komunikasi.
Penerimaan Negara bukan Pajak Lainnya.
Hibah
PUBLIC EXPENDITURE
Pengeluaran Publik merupakan pengeluaran pemerintah
untuk berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan
kebijakan-kebijakan. Semakin banyak akativitas pemerintah
semakin besar pengeluaran.
Mengapa cenderung bertambah besar ?????
Savas menjelaskan ada tiga faktor, yakni :
1) peningkatan kebutuhan (deman) terhadap layanan
pemerintah dari masyarakat penerima layanan,
2) Peningkatan penyediaan (suply) layanan pemerintah dari
para pemberi layanan.
3) Meningkatnya ketidak efisienan dalam pemberian
pelayanan.
Musgrave menyampaikan, bahwa pertumbuhan pengeluaran
pemerintah terjadi karena beberapa faktor, yaitu :
1. Peningkatan pengeluaran untuk memproduksi barang dan
layanan publik sebagai akibat dari pertumbuhan perkapita,
perubahan teknologi, perubahan populasi penduduk, biaya
relatif pelayanan publik, serta urbanisasi.
2. Perubahan ruang lingkup transfer.
3. Kemampuan dalam pemungutan pajak.
4. Efek treshold dan pembiayaan perang.
5. Faktor-faktor sosial dan politik.
Stiglitz menjelaskan, karena adanya kegagalan pemerintah
( market failure ), yakni kegagalan dalam kompetisi, adanya
barang-barang public, terjadinya eksternalitas, adanya
ketidaksempurnaan pasar, terjadinya kegagalan informasi,
pengangguran, inflasi, dan ketidakseimbangan.
Namun tiap negara berbeda, karena variabel, tolok ukur, basis
pembanding, tehnik analisis untuk menilai pengeluaran
pemerintah juga berbeda, termasuk yang penting adalah
perkembangan negara tersebut, besar pengaruhnya terhadap
perubahan pengeluaran publik.
Mangkoesoebroto membedakan dua teori pengeluaran publik :
1. Teori Makro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh
Rostow dan Musgrave, Wagner, Peacock dan Wiseman.
2. Teori Mikro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh
Mangkusubroto.
Teori Makro, dari Rostow dan Musgrave mendasarkan kepada
pengamatan,perkembangan pengeluaran pemerintah berkaitan
dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi suatu negara,
yakni adanya tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut.
Wagner, mengemukakan, Pendapatan perkapita naik, maka
pengeluaran publikpun naik.Sedangkan Peacock dan Wiseman
mengemukakan bahwa pemerintah senantiasa memperbesar
pengeluaran, karena melihat bahwa masyarakatnya memiliki
potensi yang besar dalam membayar pajaknya.
Teori Mikro, mendasarkan kepada analisis dari sisi demand
and
supply barang-barang publik, serta faktor-faktor yang
Suparmoko menjelaskan, bahwa Jenis-jenis Pengeluaran
Publik tergantung dari sifat pengeluaran tersebut, terdapat
dalam dua hal.Yaitu :
1. Pengeluaran pemerintah yang bersifat exhaustive
expenditure. Merupakan pembelian barang dan jasa baik
yang dapat langsung dikonsumsi, maupan barang modal
yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain.
2. Pengeluaran Pemerintah yang bersifat transfer of payment.
Merupakan pembayaran atau pemindahan uang dari
pemerintah kepada pihak lain.
Selanjutnya, Suparmoko membedakan dalam lima jenis.
Yaitu :
Pengeluaran yang bersifat self liquidating yaitu pengeluaran
pemerintah yang kelak akan ditutup kembali.
Pengeluaran yang bersifat reproduktif adalah pengeluaran-
pengeluaran pemerintah yang dilakukan untuk memberikan
keuntungan ekonomis kepada masyarakat.
Pengeluaran untuk menambah kegembiraan dan
kesejahteraan masyarakat secara langsung, bersifat self
liquidating dan reproduktif.
Pengeluaran yang hanya merupakan pemborosan dan
secara langsung tidak produktif, atau pengeluaran yang
merupakan kewajiban karena sebagai konsekwensi sesuatu
kegiatan.
Pengeluaran yang merupakan penghematan untuk masa
yang akan datang, untuk memberikan jaminan kehidupan.
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH
( EXPENDITURE POLICY )
Belanja daerah merupakan salah satu alat untuk
merepresentasikan tugas-tugas pemerintahan
dalam rangka pelayanan publik sesuai dengan
kewenangan yang ada.
Didasarkan pada konsepsi bahwa implementasi
kebijakan tidak semuanya harus dilakukan dengan
pengeluaran dalam bentuk belanja (kerangka
anggaran), namun dapat dilakukan melalui
penciptaan iklim yang kondusif (kerangka regulasi)
Dibutuhkan kejelian dalam menganalisis berbagai
implementasi kebijakan apakah harus dialokasikan
belanja atau hanya difasilitasi dengan regulasi
yang kondusif.

More Related Content

What's hot

Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1Cindi Almira
 
Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakrhatnae23
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahMuhamad Yogi
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakRizki Alyusra
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganOswar Mungkasa
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negarabruh97
 
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optik
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optikOmbudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optik
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optikSilvia Kumalasari
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitEnchink Qw
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASanawiyah29
 
Konsep Otonomi Daerah
Konsep Otonomi DaerahKonsep Otonomi Daerah
Konsep Otonomi DaerahSiti Sahati
 

What's hot (15)

Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1Perpajakan : Pertemuan 1
Perpajakan : Pertemuan 1
 
Hukum pajak slide
Hukum pajak slideHukum pajak slide
Hukum pajak slide
 
Tugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajakTugas mspp tentang pajak
Tugas mspp tentang pajak
 
Hukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan DaerahHukum Pemerintahan Daerah
Hukum Pemerintahan Daerah
 
Ceramah fh
Ceramah fhCeramah fh
Ceramah fh
 
D1 Pajak: Hukum Pajak
D1 Pajak: Hukum PajakD1 Pajak: Hukum Pajak
D1 Pajak: Hukum Pajak
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Makalah lembaga negara
Makalah lembaga negaraMakalah lembaga negara
Makalah lembaga negara
 
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optik
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optikOmbudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optik
Ombudsman dan karakteristik pengawasan serta sanksi dalam optik
 
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan SempitDesentralisasi Secara Luas dan Sempit
Desentralisasi Secara Luas dan Sempit
 
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIAHUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Konsep Otonomi Daerah
Konsep Otonomi DaerahKonsep Otonomi Daerah
Konsep Otonomi Daerah
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Paper pajak
Paper pajakPaper pajak
Paper pajak
 

Viewers also liked

Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancetrio Saputra
 
Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasitrio Saputra
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangantrio Saputra
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2trio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rthtrio Saputra
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1trio Saputra
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publiktrio Saputra
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutiftrio Saputra
 
9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakantrio Saputra
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraftronjon64
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1trio Saputra
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasitrio Saputra
 

Viewers also liked (18)

Dimensi kebpub
Dimensi kebpubDimensi kebpub
Dimensi kebpub
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governancePergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
Pergeseran paradigma-adm-publik-ke-governance
 
Kerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasiKerangka kerja demokrasi
Kerangka kerja demokrasi
 
Tipologi pemlok
Tipologi pemlokTipologi pemlok
Tipologi pemlok
 
3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan3konsep dasar manaj. keruangan
3konsep dasar manaj. keruangan
 
2mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis22mnj isyu strategis2
2mnj isyu strategis2
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth4. manajemn manfaat rth
4. manajemn manfaat rth
 
Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1Keuangan negara kuliah 1
Keuangan negara kuliah 1
 
Pub exp
Pub expPub exp
Pub exp
 
Perencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publikPerencanaan dalam organisasi publik
Perencanaan dalam organisasi publik
 
Sistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutifSistem perwakil & eksekutif
Sistem perwakil & eksekutif
 
9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan9 proses-formulasi-kebijakan
9 proses-formulasi-kebijakan
 
War aircraft
War aircraftWar aircraft
War aircraft
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
1mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis11mnj isyu strategis1
1mnj isyu strategis1
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
 

Similar to Keuangan negara dan daerah

Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraNaufal Adzkieyha
 
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)Aznil Muhammad
 
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptx
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptxMATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptx
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptxDenzbaguseNugroho
 
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPutri Yulia
 
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)Keuangan Publik (introduction of Public Finance)
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)Raja Matridi Aeksalo
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikAjeng Pipit
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTPutri Yulia R
 
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptx
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptxPert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptx
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptxLamoWonk
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Researcher Syndicate68
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Nanda Dwi Ferbiana
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Rahma Naulita
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Annez Fathia
 
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptxdaniameida
 
Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3Fly E
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaMahardhika WiJaya
 

Similar to Keuangan negara dan daerah (20)

Resume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negaraResume hukum keuangan negara
Resume hukum keuangan negara
 
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
Keuangan negara dan daerah (Lena Farida)
 
Materi 1 ASP.pptx
Materi 1 ASP.pptxMateri 1 ASP.pptx
Materi 1 ASP.pptx
 
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptx
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptxMATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptx
MATERI KONSEP DAN KARAKTERISTIK ASP.pptx
 
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor PublikPPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
PPT Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik
 
Resum bab 1 2
Resum bab  1 2Resum bab  1 2
Resum bab 1 2
 
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)Keuangan Publik (introduction of Public Finance)
Keuangan Publik (introduction of Public Finance)
 
Pengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum PajakPengantar Hukum Pajak
Pengantar Hukum Pajak
 
Makalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publikMakalah akuntansi sektor publik
Makalah akuntansi sektor publik
 
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPTKarakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
Karakteristik dan Lingkungan Sektor Publik PPT
 
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptx
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptxPert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptx
Pert 1 ORGANISASI SEKTOR PUBLIK.pptx
 
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
Artikel stia lan jkt-menyoal desentralisasi fiskal (suryanto)
 
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
Tugas Ekonomi Nanda Dwi Ferbiana Perpajakan 2017
 
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...Tugas Ekonomi Rahma Naulita  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
Tugas Ekonomi Rahma Naulita Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12...
 
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...Tugas Ekonomi annez fathia  Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
Tugas Ekonomi annez fathia Ranti pusriana S.Pd perpajakan indonesia SMAN 12 ...
 
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
Konsekuensi yuridis terhadap timbulnya kerugian keuangan negara dalam tindak ...
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
1. ORGANISASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.pptx
 
Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3
 
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipaPemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
Pemerintahan dan pemerintah (PKN) kelas XI ipa
 

Keuangan negara dan daerah

  • 1. KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH oleh : Dra.Hj.Lena Farida M.Si.
  • 2. KEUANGAN Meliputi Uang Masuk dan Uang Keluar. Sistim dan Proses tergantung dari jenis organisasinya. Pembahasan Keuangan tidak terlepas dari Financial Service and Financial Management. ( Lukas Setia ) Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dalam transaksi uang ( Ridwan & Inge Berlian )
  • 3. Jenis Organisasi Organisasi Publik Organisasi Profit Organisasi Sosial/ Kemanusiaan Rumah SakitRumah Sakit SekolahSekolah LSMLSM KoperasiKoperasi
  • 4. DEFINISI ILMU KEUANGAN Sutrisno,PH, Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara; Ilmu Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari atau menelaah tentang Pengeluaran dan Penerimaan yang dilakukan oleh Pemerintah / Negara. Encyclopedia International ; Ilmu Keuangan Negara adalah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana pemerintah mendapatkan dan menggunakan uang.( Fungsi Pengeluaran,Pengumpulan,Penerimaan dan Peminjaman) Musgrave, A Theory of Public Finance ; Secara tradisionil Ilmu Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari tentang masalah-masalah kompleks yang berkaitan dengan pemasukan dan pengeluaran pemerintah. Buchanan, Public Principle of Public Debt ; Ilmu Keuangan Negara adalah Ilmu yang mempelajari tentang aktivitas-aktivitas ekonomi pemerintah sebagai unit.
  • 5. Carl C.Plehm, Public Finance ; Ilmu Keuangan Negara adalh Ilmu yang mempelajari tentang pengumpulan dana-dana oleh pemerintah untuk memenuhi pembiayaan kegiatan pemerintah. M.Suparmoko, Asas-Asas Ilmu Keuangan Negara ; Ilmu Keuangan Negara adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi, terutama mengenai penerimaan dan pengeluaran beserta pengaruh-pengaruhnya dalam perekonomian tersebut. DR.G.Geodhart ; Keuangan Negara membahas mengenai Keuangan Badan-Badan Hukum Publik. Badan-Badan dimaksud mendapat hak-hak publik, sehingga mampu mengatur atau ikut serta dalam proses-proses ekonomi untuk memenuhi kebutuhan badan swasta dan perorangan. Adjat Sudradjat,(mantan anggota BPK ) ; Pengertian Keuangan dalam arti sempit adalah APBN, sedangkan dalam arti luas tidak hanya sekedar APBN, yakni termasuk semua yang dikelola Pemerintah, seperti : Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah.
  • 6. PERAN PEMERINTAH Dalam Perekonomian Modern menurut Musgrave And Musgrave ada tiga Peran Pemerintah, yakni : Peran Alokasi, berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat melalui kebijakan yang mengatur ( regulatory policies ) Peran Distribusi, berkaitan dengan upaya agar pendapatan atau kekayaan terdistribusi secra merata. Peran Stabilisasi, yang diperlukan untuk mengatasi berbagai gejolak yang terjadi dalam perekonomian melalui berbagai kebijakan pemerintah (moneter, fiskal atau ekonomi lainnya)
  • 7. KEUANGAN NEGARA DI BERBAGAI NEGARA Tergantung Ideologi dan Fungsi Negara Ideologi Liberalisme : Market Power,Economic Power.Competitiv & Conflict, Memusatkan Kepentingan Individu. Fungsi Negara : Sistim Ekonomi Bebas Ideologi Pancasila : Integralistik,Keseimbangan dan Keserasian. Fungsi Negara : UUD 1945 - Defence,Security and Ptotectional Function. - Welfare Function : Social Service & Social Welfare - Educational / Enlightment Function. - World Peace and Human Welfare. Ideologi Komunisme : Kolektivitas Fungsi Negara : Otoriter
  • 8. Sistim Perekonomian Kapitalis atau Liberalis murni : ADAM SMITH : Dasarnya adanya kebebasan yang besar ada pada individu, maka pemerintah mempunyai tiga fungsi, yakni pertahanan keamanan, peradilan dan penyediaan barang dan jasa. Mengarah kepada sistim Kapitalis dan liberalis. Sitim Perekonomian Sosialis, KARL MARX : Pengaturan dan pengendalian kehidupan ekonomi oleh Negara /Pemerintah, terkenal dengan teori tentang Pertentangan Kelas. Mengarah kepada Sistim Sosialis. SISTIM PEREKONOMIAN CAMPURAN : Kegiatan Ekonomi diatur secara seimbang dengan memberi kebebasan kepada individu, sesuai dengan batas-batas terentu, tetapi sesuai dengan aturan-aturan pemerintah. Pemerintah berperan melakukan pengaturan, kebijakan, bagi para pelaku ekonomi dan bagi keadilan masyarakatnya.
  • 9. KEUANGAN NEGARA DI NEGARA BERKEMBANG CIRI-CIRI NEGARA BERKEMBANG Pendapatan per kapita rendah. Persediaan barang-barang modal terbatas. Perekonomiannya didominasi oleh pertanian sub sistim. Tingkat Pendidikan dan kesehatannya masih rendah. Maka KEUANGAN PUBLIK di Negara Berkembang adalah : ” Bagaimana merancang kebijaksanaan atau politik fiskal dan moneter yang efektif untuk mendorong pembentukan modal, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan perkapita, pengendalian inflasi serta pembangunan yang berkelanjutan.”
  • 10. KEUANGAN NEGARA DI INDONESIA DI INDONESIA sesuai dengan UUD 1945 yaitu : Pemerintah memberikan perlindungan kepada negara dan warga negaranya. Pemerintah melakukan upaya-upaya untuk memajukan kesejahteraan umum. Pemerintah melakukan upaya-upaya bagi peningkatan kualitas SDM nya. Pemerintah terlibat dalam upaya penertiban dunia.
  • 11. KEUANGAN NEGARA UU NO.17 TAHUN 2003 PASAL 1 : SEMUA HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA YANG DAPAT DINILAI DENGAN UANG, SERTA SEGALA SESUATU BAIK BERUPA UANG MAUPUN BARANG YANG DAPAT DIJADIKAN MILIK NEGARA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN TERSEBUT.
  • 12. Ruang Lingkup Keuangan Negara : Hak Negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman. Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pada pihak ketiga ( pinjaman negara ). Penerimaan Negara / Penerimaan Daerah. Pengeluaran Negara /Pengeluaran Daerah. Kekayaan Negara / Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas pemerintah
  • 13. ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Pengelolaan keuangan Negara dilakukan secara : Tertib Taat pada peraturan perundang-undangan Efisiensi Efektif Transparan Bertanggungjawab Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
  • 14. REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MENIMBANG : UU YANG ADA TIDAK DAPAT LAGI MEMENUHI KEBUTUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA SESUAI TUNTUTAN PERKEMBANGAN DEMOKRASI, EKONOMI,TEKNOLOGI GUNA MENINGKATKAN KINERJA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA MAKA MUNCUL : STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN / INSTITUSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA ( PP No.24 tahun 2005 ).
  • 15. LANDASAN HUKUM KEUANGAN NEGARA UU No.17 th 2003, tentang Keuangan Negara. UU No.32 th 2004, tentang Pemerintah Daerah. UU No.33 th 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. UU No.1 th 2004, tentang Perbendaharaan Negara. UU No.15 th 2004, tentang Pemeriksaan atas pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan PP No. 24 th 2005, tentang Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.58 th 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri No.13 th 2006, tentang Pedoman Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah. Permendagri No.59 th 2007, tentang Perubahan atas Permendagri No.13 th 2006, Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
  • 16. KEUANGAN DAERAH KEUANGAN DAERAH : Dapat diartikan sebagai : “ Semua Hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oeh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak- pihak lain sesuai ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku “ ( Dr.Abdul Halim MBA,Ak. Dalam Akutatansi Keuangan Daerah )
  • 17. Dari definisi diatas, terdapat dua hal yang perlu dijelaskan, yakni Yang dimaksud dengan HAK, adalah hak untuk memungut sumber-sumber penerimaan daerah, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,dll, dan atau hak untuk menerima sumber-sumber penerimaan lain, seperti : Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai peraturan yang ditetapkan. Hak tsb, akan menaikan kekayan daerah. Yang dimaksud dengan KEWAJIBAN, adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan umum dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan daerah.
  • 18. KARAKTERISTIK KEUANGAN DAERAH Pengertian Daerah : Provinsi / Kabupaten / Kota. Pemisahan yang nyata antara eksekutif dan legislatif. Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala daerah. Bentuk laporan Pertanggungjawaban akhir tahun terdiri dari : Laporan Perhitungan APBD, Aliran Kas dan Neraca Daerah. Pinjaman APBD tidak masuk dalam penerimaan. Masyarakat termasuk unsur dalam penyusunan APBD. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah : - Perbandingan antara Anggaran dengan Realisasi. - Perbandingan antara Standart Biaya dengan Realisasi. - Target dan Persentase Pisik Proyek. - Standart Pelayanan. Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah pada akhir tahun adalah Laporan Perhitungan APBD, dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekwensi terhadap masa
  • 19. APBN / APBD MEMPUNYAI ENAM FUNGSI ( Ps.3 UU No.17 tahun 2003 ) Fungsi Otorisasi, bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan. Fungsi Perencanaan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi bersangkutan. Pengawasan, bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara seseuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Fungsi Alokasi, bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian. Fungsi Distribusi, bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi Stabilisasi, bahwa anggaran negara menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
  • 20. PRINSIP IMPLEMENTASI DESENTRALISASI FISKAL ENAM PRINSIP IMPLEMENTASI DESENTRALISASI FISKAL DI INDONESIA : 1. Meningkatkan efisiensi. 2. Mengakomodasi aspirasi, memperbaiki struktur fiskal dan mobilisasi sumber-sumber keuangan. 3. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan partisipasi. 4. Mengurangi disparitas dan menjamin penyediaan pelayanan dasar sosial. 5. Memperbaiki kesejahteraan rakyat. 6. Mendukung stabilitas makro ekonomi.
  • 21. FISCAL POLICY Tiga Kebijakan Keuangan Negara : 1. Kebijakan Moneter Exp : Suku Bunga Bank, Inflasi, Nilai tukar mata uang. 2. Kebijakan Fiskal : dalam hal Penerimaan dan Pengeluaran atau APBN / APBD 3. Kebijakan Keuangan Internasional.: Export and Import serta Neraca Pembayaran
  • 22. PENERIMAAN NEGARA SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA : Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten / Kota Antara Lain : Pemungutan Pajak. Pemungutan Retribusi Bagian Keuntungan dari BUMN /BUMD Denda dan Sita. Pencetakan Uang. Pinjaman. Hibah,Sumbangan,Hadiah. Penyelenggaraan Undian.
  • 23. Gambaran Penerimaan Negara di Indonesia : 1. Penerimaan Perpajakan. --- Penerimaan Pajak Dalam Negeri. Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Bea Perolehan Atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB). --- Penerimaan Perdagangan Internasional. Bea Masuk dan Pungutan Ekspor. 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Penerimaan Sumber Daya Alam : sektor minyak dan gas, pertambangan umum, kehutanan, perikanan. Penerimaan atas laba dari BUMN /BUMD. : Perbankan, Jasa alat, Konstruksi, Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Komunikasi. Penerimaan Negara bukan Pajak Lainnya. Hibah
  • 24. PUBLIC EXPENDITURE Pengeluaran Publik merupakan pengeluaran pemerintah untuk berbagai kegiatan dalam rangka melaksanakan kebijakan-kebijakan. Semakin banyak akativitas pemerintah semakin besar pengeluaran. Mengapa cenderung bertambah besar ????? Savas menjelaskan ada tiga faktor, yakni : 1) peningkatan kebutuhan (deman) terhadap layanan pemerintah dari masyarakat penerima layanan, 2) Peningkatan penyediaan (suply) layanan pemerintah dari para pemberi layanan. 3) Meningkatnya ketidak efisienan dalam pemberian pelayanan.
  • 25. Musgrave menyampaikan, bahwa pertumbuhan pengeluaran pemerintah terjadi karena beberapa faktor, yaitu : 1. Peningkatan pengeluaran untuk memproduksi barang dan layanan publik sebagai akibat dari pertumbuhan perkapita, perubahan teknologi, perubahan populasi penduduk, biaya relatif pelayanan publik, serta urbanisasi. 2. Perubahan ruang lingkup transfer. 3. Kemampuan dalam pemungutan pajak. 4. Efek treshold dan pembiayaan perang. 5. Faktor-faktor sosial dan politik.
  • 26. Stiglitz menjelaskan, karena adanya kegagalan pemerintah ( market failure ), yakni kegagalan dalam kompetisi, adanya barang-barang public, terjadinya eksternalitas, adanya ketidaksempurnaan pasar, terjadinya kegagalan informasi, pengangguran, inflasi, dan ketidakseimbangan. Namun tiap negara berbeda, karena variabel, tolok ukur, basis pembanding, tehnik analisis untuk menilai pengeluaran pemerintah juga berbeda, termasuk yang penting adalah perkembangan negara tersebut, besar pengaruhnya terhadap perubahan pengeluaran publik.
  • 27. Mangkoesoebroto membedakan dua teori pengeluaran publik : 1. Teori Makro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh Rostow dan Musgrave, Wagner, Peacock dan Wiseman. 2. Teori Mikro Pengeluaran Publik, dikemukakan oleh Mangkusubroto. Teori Makro, dari Rostow dan Musgrave mendasarkan kepada pengamatan,perkembangan pengeluaran pemerintah berkaitan dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi suatu negara, yakni adanya tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Wagner, mengemukakan, Pendapatan perkapita naik, maka pengeluaran publikpun naik.Sedangkan Peacock dan Wiseman mengemukakan bahwa pemerintah senantiasa memperbesar pengeluaran, karena melihat bahwa masyarakatnya memiliki potensi yang besar dalam membayar pajaknya. Teori Mikro, mendasarkan kepada analisis dari sisi demand and supply barang-barang publik, serta faktor-faktor yang
  • 28. Suparmoko menjelaskan, bahwa Jenis-jenis Pengeluaran Publik tergantung dari sifat pengeluaran tersebut, terdapat dalam dua hal.Yaitu : 1. Pengeluaran pemerintah yang bersifat exhaustive expenditure. Merupakan pembelian barang dan jasa baik yang dapat langsung dikonsumsi, maupan barang modal yang akan digunakan untuk menghasilkan barang lain. 2. Pengeluaran Pemerintah yang bersifat transfer of payment. Merupakan pembayaran atau pemindahan uang dari pemerintah kepada pihak lain.
  • 29. Selanjutnya, Suparmoko membedakan dalam lima jenis. Yaitu : Pengeluaran yang bersifat self liquidating yaitu pengeluaran pemerintah yang kelak akan ditutup kembali. Pengeluaran yang bersifat reproduktif adalah pengeluaran- pengeluaran pemerintah yang dilakukan untuk memberikan keuntungan ekonomis kepada masyarakat. Pengeluaran untuk menambah kegembiraan dan kesejahteraan masyarakat secara langsung, bersifat self liquidating dan reproduktif. Pengeluaran yang hanya merupakan pemborosan dan secara langsung tidak produktif, atau pengeluaran yang merupakan kewajiban karena sebagai konsekwensi sesuatu kegiatan. Pengeluaran yang merupakan penghematan untuk masa yang akan datang, untuk memberikan jaminan kehidupan.
  • 30. KEBIJAKAN BELANJA DAERAH ( EXPENDITURE POLICY ) Belanja daerah merupakan salah satu alat untuk merepresentasikan tugas-tugas pemerintahan dalam rangka pelayanan publik sesuai dengan kewenangan yang ada. Didasarkan pada konsepsi bahwa implementasi kebijakan tidak semuanya harus dilakukan dengan pengeluaran dalam bentuk belanja (kerangka anggaran), namun dapat dilakukan melalui penciptaan iklim yang kondusif (kerangka regulasi) Dibutuhkan kejelian dalam menganalisis berbagai implementasi kebijakan apakah harus dialokasikan belanja atau hanya difasilitasi dengan regulasi yang kondusif.