SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36




         Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran
                        di Sekolah Dasar


                                      Yuliani Narzet



    Abstract: Children grow and develop differently. Children differences at elementary
    school level should be accommodated. Teachers need to understand the studens
    characteristics, induvidual differences, and classroom management, so that they can
    guide elementary school students to grow to the optimum level.

    Kata kunci: perbedaan individual, pengelolaan kelas, pembelajaran, sekolah dasar


Anak-anak berkembang menurut pola-pola dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang
relatif sama. Sekolah sebagai lembaga formal dipercaya dapat memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk tumbuh dan berkembang serta memenuhi kebutuhan-kebutuh-
annya. Namun dalam mengemban tugas tersebut, sekolah sering menghadapi berbagai
masalah, terutama yang berhubungan dengan perbedaan kecepatan pertumbuhan dan
perkembangan serta intensitas kebutuhan anak.
       Banyak guru yang kurang memperhatikan atau menyadari masalah tersebut, ter-
utama bila diarahkan pada penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini
dapat dilihat dari masih terus dipertahankannya pendekatan klasikal dalam sistem
penyampaian pelajaran di SD. Perbedaan individual tersebut dirasa kurang aspiratif,
karena perbedaan tersebut kurang diperhatikan. Perbedaan-perbedaan individual menu-
rut Sudjana (1989) dapat dilihat dalam perkembangan intelektual, kemampuan berbaha-
sa, dan latar belakang pengalaman, gaya belajar, bakat dan minat, dan kepribadian.
       Karena adanya perbedaan individual tersebut, maka perlu ada pengajaran indi-
vidual. Menurut Slavin (1994: 330) pengajaran individual adalah “teaching approach in
which each student works at his or her own level and rate” (pendekatan mengajar yang
mana setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat dan kecepatannya masing-masing).
Pengajaran individual dapat dilakukan dengan cara mengangkat guru untuk memberikan
pengajaran kepada semua siswa pada tingkat yang sesuai. Dengan cara ini, tidak meng-
herankan pada program tutoring, satu orang dewasa satu orang siswa menentukan efek-
efek positif yang substansial dari tutoring terhadap hasil belajar siswa (Slavin, 1994:
330)
       Sehubungan dengan itu, maka dalam tulisan ini akan dibahas karakteristik kognitif
murid SD, perbedaan indidual murid SD, pendekatan pengelolaan kelas, dan pendekatan


Yuliani Narzet adalah dosen PGSD Universitas Terbuka, UPBJJ-UT Palembang.
                                              31
32 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36

klasikal yang individual, model rancangan pembelajaran individual, serta bagian
rancangan pembelajarannya.

KARAKTERISTIK KOGNITIF MURID SD
      Murid SD dapat dipahami dengan cara mengenali karakteristiknya yang mem-
bedakan dirinya dari kelompok usia lainnya. Karakteristik murid SD antara lain digam-
barkan dari sudut karakteristik fisikal, sosial, emosional, dan kognitif. Dalam uraian ini
akan dibahas karakteristik kognitif saja.
      Pengelompokan yang cukup akomodatif secara psikologis membagi dua usia
murid SD yaitu kelompok 6-10 tahun dan kelompok 10-13 tahun (Gunawan, 1992).
Perkembangan yang menonjol pada periode pertama ditandai dengan kegiatan belajar
membaca dan tercapainya penguasaan beberapa pengetahuan dan kecakapan. Oleh kare-
na itu, banyak ahli pendidikan menyarankan agar murid diberi kesempatan untuk belajar
sambil berbuat (learning by doing). Periode kedua usia sekolah dasar ditandai oleh
keinginan untuk belajar lebih dan tumbuhnya bermacam-macam minat. Misalnya: mulai
timbul minat terhadap hewan piaraan, hasil-hasil teknologi atau mulai terbentuknya
berbagai macam hobi. Murid juga mulai mengembangkan pengertian-pengertian tentang
sebab akibat, membentuk konsep dan mulai memecahkan persoalan-persoalan seder-
hana.
      Selain apa yang diuraikan di atas, dapat dicatat juga pendapat Biehler dan Snow-
man (1982) tentang karakteristik kognitif murid sekolah dasar, yakni:
     Siswa SD biasanya ingin menceritakan apakah mereka mengetahui jawaban yang
     benar atau tidak. Konsep benar dan salah mulai berkembang. Biasanya, pada mula-
     nya berkenaan dengan kegiatan tertentu dan secara bertahap menjadi tergenerali-
     sasi. Ada perbedaan antara laki-laki dan peremluan akademik. Nyata jelas perbe-
     daan dalam gaya kognitif. (Elementary school pupils are usually eager to recite
     whether they know the right answer or not. Concepts of right and wrong begin
     devekop. Usually these are concerned with specific act at first and only gradually
     became generally become generalzed. These are sex differences in specific abilities
     and in overall academic performance. Differences in cognitive style become
     apparent).

      Kedua pendapat di atas pada dasarnya mengemukakan secara kognitif anak-anak
usia sekolah dasar siap matang untuk ber-kembang sesuai dengan perkembangannya
masing-masing.

PERBEDAAN INDIVIDUAL MURID-MURID SD
      Apresiasi kebutuhan-kebutuhan anak secara umum merupakan dasar untuk mema-
hami murid, walaupun tidak harus selalu demikian. Studi yang telah dilakukan oleh
psikolog (Vasta dkk., 1992), menunjukkan adanya pola umum dan lingkaran perkem-
bangan yang sama pada setiap anak, namun diikuti oleh hasil yang berbeda karena
faktor internal maupun eksternal, sering kita kenal dengan perbedaan individual.
      Perbedaan individual dalam hal ini adalah perbedaan kemampuan anak yang
banyak di jumpai di sekolah dasar. Hal tersebut diperjelas dengan hasil pengukuran
psikologis (IQ). Sekalipun hasil pengukuran tersebut relatif sama pada beberapa orang
murid, maupun hasil tersebut menunjuk pada hasil belajar yang berbeda-beda. Hatch
Narzet, Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar 33

dan Coster (1961) memberi contoh: area umum yang selalu berbeda pada tiap individu,
karena itu mendapat perhatian guru maupun orang tua, yaitu:
• Achievement : kinerja skolastik (scholastic performance);
• Anatomy        : tinggi, berat, dan warna kulit (height,weight compelexion);
• Emotions       : stabilitas, percaya diri, kebijaksanaan, dan ketekunan (stability, self-
                   reliance, noise, tact, persistance);
• Interest       : hobi, sahabat, dan aktivitas (hobbies, friends, activities);
• Physiology     : kemampuan menyimak, aktivitas visual, dan ketahanan (hearing,
                   visual activities, endurance);
• Psychology     : kecepatan reaksi, kecepatan asosiasi dan koordinasi (speed of
                  reaction, speed of association and coordination);
• Sosial perspectives: suku, politik, agama dan sikap ekonomi (racial, political,
                   religion and economic aptitudes).
     Dengan memahami setiap murid sebagai individu yang unik, berbeda antara yang
satu dengan yang lain, guru dalam mengajar dapat mendekatinya dengan keunikan-
keunikannya, tidak dengan pola umum, sekalipun perkembangan atau kebutuhan mere-
ka menunjukkan ragam dan pola yang sama.

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
       Dalam pengelolaan kelas dikenal dengan dua macam pendekatan, yaitu pendekat-
an klasikal dan individual. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan keku-
rangan. Pendekatan klasikal dimaksudkan guru memperlakukan sejumlah murid sama
rata, sementara dalam pendekatan individual guru memperlakukan dan melayani murid
sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
       Pendekatan klasikal yang diadaptasi dalam sistem pengelolaan kelas di Indonesia,
khususnya di sekolah dasar kurang memberikan sumbangan yang kaya dalam pemben-
tukan perilaku murid-murid sebagai pribadi yang unik. Dalam artian kecepatan murid
dalam menginternalisasi bahan ajar atau materi kuran begitu dihiraukan guru. Guru
lebih banyak mengambil sikap seragam (jalan tengah). Tindakan seperti ini, terutama di
kelas-kelas SD sangat riskan. Sebagai contoh: masih lemahnya kemampuan baca-tulis-
hitung murid-murid di kelas-kelas awal disebabkan gagalnya guru melayani siswa
sesuai dengan individualitas kemampuan belajarnya. Pada akhirnya bermuara pada
tingginya angka tinggal kelas.
       Jarolimek dan Foster (1960) menekankan bahwa baca-tulis-hitung (basic skill-
three R’s) merupakan kemampuan dasar yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus sece-
patnya dikuasai murid. Kegagalan menguasai kemampuan dasar ini akan cukup meng-
ganggu program-program kelas berikutnya. Menurut mereka salah satu kunci keber-
hasilan penguasaan kemampuan dasar tersebut bila guru mampu menyusun dan melak-
sanakan program pembelajaran yang individualized.
       Untuk menyusun program individual diperlukan tujuan, bahan, dan kegiatn peng-
ajaran yang berlain-lainan. Setiap bahan dan kegiatan itupun memerlukan peralatan,
metode, dan media instrusional yang berbeda-beda pula. Guru harus mengontrol setiap
program siswa yang berbeda-beda sehingga betapa banyaknya siswa yang harus dila-
34 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36

yani apalagi dengan kondisi nyata di Indonesia, yakni ditandai oleh rasio guru-murid
yang cukup besar, misalnya 1 : 40. Dengan rasio sebesar itu sulit mendekati murid
secara individual. Akan tetapi tuntutan akan peningkatan mutu pendidikan, mau tidak
mau membutuhkan terobosan-terobosan yang dapat mempertajam kekurangan pende-
katan klasikal.

PENDEKATAN KLASIKAL YANG INDIVIDUAL
      Pembahasan di atas menunjukkan seolah-olah pendekatan pengelolaan kelas yang
individual lebih unggul dari pada pendekatan klasikal. Namun demikian penilis juga
telah mencoba mengungkapkan bahwa kondisi persekolahan menuntut adanya adaptasi
sistem klasikal yang lebih komprehensif. Untuk itu pernyataan yang perlu dijawab ada-
lah upaya apa yang perlu dilakukan agar pendekatan klasikal tetap dapat mengakomo-
dasikan perbedaan individual, dalam arti individualitas yang merupakan potensi yang
layak untuk berkembang tetap tersalurkan dalam suasana klasikal yang ada. Untuk itu
kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menyusun program perseorangan.
Dalam hubungan menyusun program perseorangan di atas menurut Charles (1980),
yang memperkenalkan istilah COATS yaitu “baju’ untuk semua siswa atau beberapa
siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan dan kemandiriannya. Yang dimaksud de-
ngan “baju’ adalah satuan pelajaran untuk pembelajaran individual yang telah disesuai-
kan menurut kebutuhan, kemampuan, kecepatan beberapa siswa masing-masing atau
beberapa orang siswa yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
• C (content), materi/isi pembelajaran yang akan dipelajari siswa secara individual.
• O (objective), tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh sis-
     wa setelah pembelajaran berlangsung.
• A (activities), merupakan prosedur kerja dan alat-alat bantu yang akan digunakan
     oleh siswa dalam pembelajaran tersebut.
• T (time), waktu yang dipergunakan oleh siswa dalam menyelesaikan tugas atau ke-
     giatan pembelajaran.
• S (supervision), cara guru melakukan kontrol atau bimbingan individual terhadap
     para siswanya.
      Dalam pelaksanaan pembelajarannya, mula-mula siswa memperoleh satuan pela-
jaran masing-masing secara individual. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang
maksud pembelajaran individual yang akan dilaksanakan dan kegunaannya. Sela-
njutnya para siswa dipersilahkan belajar secara bebas menurut cara dan gaya belajarnya
masing-masing. Guru mengontrol siswa yang belajar, membantu atau membimbing
mereka seperlunya. Setelah pembelajaran individual berjalan kira-kira sepuluh atau dua
puluh menit, lalu bentuk pembelajaran individual diubah ke bentuk pembelajaran kla-
sikal biasa lagi. Begitu berulang-ulang dilakukan percobaan-percobaan dalam menganti-
sipasi perbedaan individual yang dimaksud dalam tulisan ini
      Berikut disajikan salah satu model rancangan pembelajaran individual untuk
bidang studi PPKN kelas 4 cawu 1 yang menggunakan pendekatan COATS.
Bidang Studi         : PPKN
Kelas Cawu           : 4/1
Pokok Bahasan        : Kedisiplinan
Narzet, Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar 35

Waktu                : 2 x 40 menit
Jumlah Siswa         : 30 orang

A. Pokok Bahasan:
       1. Mengetahui perlunya sikap disiplin dalam melaksanakan tugas
       2. Membiasakan melaksanakan tugas dan kewajiban selaku warga atau
          masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran
       1. Siswa dapat mengetahui perlunya sikap disiplin dalam melak-sanakan tugas
          dari guru, orang tua dan keluarga
       2. Siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat
          waktu
       3. Siswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh orang tuanya
       4. Siswa dapat membiasakan diri melaksanakan tugas dan kewajiban selaku
          warga atau masyarakat dengan disiplin
C. Rincian Kegiatan Individual yang Akan Dilaksanakan:
       1. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan tinjauan guru tentang pokok bahasan
          kedisiplinan (kode A). Pengantar guru dalam memberi satuan tugas pelajaran
          masing-masing secara individual yaitu: membaca buku teks dan mem-
          perhatikan gambar yang ada (kode B)
       2. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang maksud pembelajaran
          individual yang akan dilaksanakan dan kegunaannya (kode C). Bentuk-
          bentuk tugas: diantaranya siswa diminta membuat laporan hasil bacaan buku
          teks secara tertulis dalam bentuk contoh-contoh sikap dan perbuatan disiplin
          dan kurang disiplin (E).
       3. Tinjauan hasil pemberian tugas secara individual (F)
       4. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa belajar secara bebas menurut cara
          dan gaya belajar masing-masing (kode G)
       5. Guru mengontrol siswa yang belajar, membantu atau mem-bimbing mereka
          seperlunya (kode H).
       6. Setelah pembelajaran individual berjalan kira-kira sepuluh atau dua puluh
          menit, lalu bentuk pembelajaran individual diubah ke bentuk pembelajaran
          klasikal biasa lagi (kode I)
       7. Pelaporan tugas individual (kode J)
       8. Tinjauan hasil pelaporan individual (kode K)
       9. Pembahasan materi-materi tugas yang dianggap sulit dalam pembelajaran
          individual yang dilaksanakan (kode L)
       10. Simulasi pengungkapan pengalaman siswa dalam me-nunjukkan sikap dan
           perbuatan disiplin dan kurang disiplin (kode M).
      11. Tes akhir kegiatan atau bentuk tidak lanjut lainnya (kode N).
36 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36

D. Bagan Rancangan Pembelajaran Individual Pokok Bahasan: Kedisiplinan


                               Langkah-langkah
                               Pembelajaran          I
                               Individual
                                                     J
              C

  A
              D
                        F          G             H               N
                                                     K
  B
              E                                      L




                                                     M




PENUTUP
      Setiap anak berhak untuk mendapatkan kesempatan berkembang secara optimal,
menjadi pribadi yang mandiri dan menjadi dirinya sendiri, sekolah sebagai lembaga
yang bertanggung jawab terhadap pendidikan setiap warga negara, khususnya pendidik-
an dasar, perlu memperhatikankarakteristik murid-murid dalam proses pembelajaran.
Adanya sikap seperti ini menimbulkan kemungkinan bagi setiap murud untuk dapat
membentuk dirinya menjadi manusia yang mandiri sebagai ciri dari kedewasaan.
     Pembelajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan
kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan
caranya sendiri. Tujuan utama pembelajaran individual atau pembelajaran yang diindi-
vidualkan ini mempunyai makna yang luas yakni, bahwa setiap siswa diberi kesempatan
untuk maju berdasarkan kemampuan masing-masing.

DAFTAR RUJUKAN
Biehler, R.F. & Snowman, J. 1982. Psychology Applied to Teaching. Boston: Houfton
      Mifflin Company.
Charles, C.M. 1980. Individualizing Instruction. S. Louis: The C.V. Mosby Company.
Hatch, R.N. & Costar, J.W. 1961. Guidance Service in the Elementary Sschool. Iowa:
      WMC Brown Company Publisher.
Jarolimek, J. & Foster, C.D. 1976. Teaching and Learning in the Elementary School.
      New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory and Practice (fourth edition).
      Boston: Allyn and Bacon.
Vasta, H. & Miller, J. 1992. Child Psychology the Modern Science. New York: John
      Wiley & Son, Inc.

More Related Content

What's hot

Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Ali Murfi
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmajamartinrusmaja
 
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarMenumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarSabila Nishrina.co
 
Perbezaan individu TERKINI
Perbezaan individu TERKINIPerbezaan individu TERKINI
Perbezaan individu TERKINIAdly Adiey
 
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaranImplikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaranNelson Bernard
 
Makalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaMakalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaiwayanredhana
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHUniversity of Selangor
 
Pemadatan kurikulum
Pemadatan kurikulumPemadatan kurikulum
Pemadatan kurikulumN Szly
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuMel Noizz
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikFitri Yusmaniah
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Laila Hikmatul Khotimah
 
Filosofi pengembangan kurikulum.
Filosofi pengembangan kurikulum.Filosofi pengembangan kurikulum.
Filosofi pengembangan kurikulum.titiwerdhy
 
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran Kognitif
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran KognitifHdps3303 Perancangan dan Pengajaran Kognitif
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran KognitifOpen University Malaysia
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...IAIN SEKH NURJATI CIREBON
 

What's hot (20)

Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
 
Perbezaan individu
Perbezaan individuPerbezaan individu
Perbezaan individu
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajarMenumbuhkan minat siswa dalam belajar
Menumbuhkan minat siswa dalam belajar
 
Perbezaan individu TERKINI
Perbezaan individu TERKINIPerbezaan individu TERKINI
Perbezaan individu TERKINI
 
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaranImplikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaran
Implikasi perbezaan individu terhadap pengajaran dan pembelajaran
 
Makalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhanaMakalah keynote1redhana
Makalah keynote1redhana
 
bab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatifbab 2 proposal kuantitatif
bab 2 proposal kuantitatif
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 
Interaksi dalam pendidikan
Interaksi dalam pendidikanInteraksi dalam pendidikan
Interaksi dalam pendidikan
 
Bab i ok
Bab i okBab i ok
Bab i ok
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
 
Pemadatan kurikulum
Pemadatan kurikulumPemadatan kurikulum
Pemadatan kurikulum
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta Didik
 
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
Model dan Metode Pembelajaran Abad 21 Untuk KURIKULUM 2013
 
Filosofi pengembangan kurikulum.
Filosofi pengembangan kurikulum.Filosofi pengembangan kurikulum.
Filosofi pengembangan kurikulum.
 
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran Kognitif
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran KognitifHdps3303 Perancangan dan Pengajaran Kognitif
Hdps3303 Perancangan dan Pengajaran Kognitif
 
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PERBEDAAN TIPE KEPRIBADIAN PADA MATA ...
 

Viewers also liked

ILMU NEGARA - Dasar dasar negara
ILMU NEGARA - Dasar dasar negaraILMU NEGARA - Dasar dasar negara
ILMU NEGARA - Dasar dasar negaraManunggal Amethyst
 
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatif
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatifKedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatif
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatifManunggal Amethyst
 
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdata
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdataBatas umur dewasa dalam konsep hukum perdata
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdataManunggal Amethyst
 
Profesi notaris sebagai jabatan terhormat
Profesi notaris sebagai jabatan terhormatProfesi notaris sebagai jabatan terhormat
Profesi notaris sebagai jabatan terhormatManunggal Amethyst
 
MLDPS09 The Nimble Elephant
MLDPS09 The Nimble ElephantMLDPS09 The Nimble Elephant
MLDPS09 The Nimble ElephantShannon Holman
 
Hak menguasai tanah oleh negara
Hak menguasai tanah oleh negaraHak menguasai tanah oleh negara
Hak menguasai tanah oleh negaraManunggal Amethyst
 
Cara membagi waris menurut kuh perdata
Cara membagi waris menurut kuh perdataCara membagi waris menurut kuh perdata
Cara membagi waris menurut kuh perdataManunggal Amethyst
 

Viewers also liked (11)

Jaminan perorangan
Jaminan peroranganJaminan perorangan
Jaminan perorangan
 
Public law and crime
Public law and crimePublic law and crime
Public law and crime
 
ILMU NEGARA - Dasar dasar negara
ILMU NEGARA - Dasar dasar negaraILMU NEGARA - Dasar dasar negara
ILMU NEGARA - Dasar dasar negara
 
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatif
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatifKedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatif
Kedudukan hukum notaris dan ppat yang terpilih sebagai anggota legislatif
 
Asas asas hukum benda
Asas asas hukum bendaAsas asas hukum benda
Asas asas hukum benda
 
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdata
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdataBatas umur dewasa dalam konsep hukum perdata
Batas umur dewasa dalam konsep hukum perdata
 
Profesi notaris sebagai jabatan terhormat
Profesi notaris sebagai jabatan terhormatProfesi notaris sebagai jabatan terhormat
Profesi notaris sebagai jabatan terhormat
 
Kuliah i
Kuliah iKuliah i
Kuliah i
 
MLDPS09 The Nimble Elephant
MLDPS09 The Nimble ElephantMLDPS09 The Nimble Elephant
MLDPS09 The Nimble Elephant
 
Hak menguasai tanah oleh negara
Hak menguasai tanah oleh negaraHak menguasai tanah oleh negara
Hak menguasai tanah oleh negara
 
Cara membagi waris menurut kuh perdata
Cara membagi waris menurut kuh perdataCara membagi waris menurut kuh perdata
Cara membagi waris menurut kuh perdata
 

Similar to SEKOLAH

perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaEmiey Mieysagie
 
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptx
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptxKEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptx
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptxAgungAbdulMuiz
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differencesAlfonsus Sam
 
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptxB2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptxJamilHusain5
 
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdfMATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdfHengkiFebriyanto
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikYuna Van Basthom
 
1261 article text-3266-3-10-20201114
1261 article text-3266-3-10-202011141261 article text-3266-3-10-20201114
1261 article text-3266-3-10-20201114YoanAlfarezyIndra
 
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaK01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaJANGAN TENGOK
 
Review makalah inovasi kurikulum
Review makalah inovasi kurikulumReview makalah inovasi kurikulum
Review makalah inovasi kurikulumRossiana Fazri
 
Pendidikan ips di sd
Pendidikan ips di sdPendidikan ips di sd
Pendidikan ips di sdarif08
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikRosmalia Eva
 
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxssuser535474
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkha Belieberforever
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikTohir Haliwaza
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...Adilah Hrn
 

Similar to SEKOLAH (20)

perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjayaperbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
perbezaan individu dalam pembelajaran dan sifat pelajar yang berjaya
 
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptx
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptxKEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptx
KEL 6 PEND INKLUSIF.docx (1).pptx
 
Individual differences
Individual differencesIndividual differences
Individual differences
 
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptxB2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
B2_Keberagaman Peserta Didik.pptx
 
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdfMATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
MATERI 2 - Mengenali dan Memahami Karakter Peserta Didik.pdf
 
Karakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didikKarakteristik peserta didik
Karakteristik peserta didik
 
1261 article text-3266-3-10-20201114
1261 article text-3266-3-10-202011141261 article text-3266-3-10-20201114
1261 article text-3266-3-10-20201114
 
Karya ilmiah3
Karya ilmiah3Karya ilmiah3
Karya ilmiah3
 
[==
[==[==
[==
 
[==
[==[==
[==
 
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upayaK01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
K01947 20180528092607 k12 pengurusan murid pelbagai upaya
 
Review makalah inovasi kurikulum
Review makalah inovasi kurikulumReview makalah inovasi kurikulum
Review makalah inovasi kurikulum
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pendidikan ips di sd
Pendidikan ips di sdPendidikan ips di sd
Pendidikan ips di sd
 
Karakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta DidikKarakteristik Umum Peserta Didik
Karakteristik Umum Peserta Didik
 
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru IPA Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
 
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari keduaIkarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
Ikarihayati 21112251058 psikologi belajar hari kedua
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
KAJIAN LITERATUR KEBERKESANAN FAKTOR PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM MEMPENGARUHI ...
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

SEKOLAH

  • 1. JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36 Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar Yuliani Narzet Abstract: Children grow and develop differently. Children differences at elementary school level should be accommodated. Teachers need to understand the studens characteristics, induvidual differences, and classroom management, so that they can guide elementary school students to grow to the optimum level. Kata kunci: perbedaan individual, pengelolaan kelas, pembelajaran, sekolah dasar Anak-anak berkembang menurut pola-pola dan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang relatif sama. Sekolah sebagai lembaga formal dipercaya dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tumbuh dan berkembang serta memenuhi kebutuhan-kebutuh- annya. Namun dalam mengemban tugas tersebut, sekolah sering menghadapi berbagai masalah, terutama yang berhubungan dengan perbedaan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan serta intensitas kebutuhan anak. Banyak guru yang kurang memperhatikan atau menyadari masalah tersebut, ter- utama bila diarahkan pada penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dilihat dari masih terus dipertahankannya pendekatan klasikal dalam sistem penyampaian pelajaran di SD. Perbedaan individual tersebut dirasa kurang aspiratif, karena perbedaan tersebut kurang diperhatikan. Perbedaan-perbedaan individual menu- rut Sudjana (1989) dapat dilihat dalam perkembangan intelektual, kemampuan berbaha- sa, dan latar belakang pengalaman, gaya belajar, bakat dan minat, dan kepribadian. Karena adanya perbedaan individual tersebut, maka perlu ada pengajaran indi- vidual. Menurut Slavin (1994: 330) pengajaran individual adalah “teaching approach in which each student works at his or her own level and rate” (pendekatan mengajar yang mana setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat dan kecepatannya masing-masing). Pengajaran individual dapat dilakukan dengan cara mengangkat guru untuk memberikan pengajaran kepada semua siswa pada tingkat yang sesuai. Dengan cara ini, tidak meng- herankan pada program tutoring, satu orang dewasa satu orang siswa menentukan efek- efek positif yang substansial dari tutoring terhadap hasil belajar siswa (Slavin, 1994: 330) Sehubungan dengan itu, maka dalam tulisan ini akan dibahas karakteristik kognitif murid SD, perbedaan indidual murid SD, pendekatan pengelolaan kelas, dan pendekatan Yuliani Narzet adalah dosen PGSD Universitas Terbuka, UPBJJ-UT Palembang. 31
  • 2. 32 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36 klasikal yang individual, model rancangan pembelajaran individual, serta bagian rancangan pembelajarannya. KARAKTERISTIK KOGNITIF MURID SD Murid SD dapat dipahami dengan cara mengenali karakteristiknya yang mem- bedakan dirinya dari kelompok usia lainnya. Karakteristik murid SD antara lain digam- barkan dari sudut karakteristik fisikal, sosial, emosional, dan kognitif. Dalam uraian ini akan dibahas karakteristik kognitif saja. Pengelompokan yang cukup akomodatif secara psikologis membagi dua usia murid SD yaitu kelompok 6-10 tahun dan kelompok 10-13 tahun (Gunawan, 1992). Perkembangan yang menonjol pada periode pertama ditandai dengan kegiatan belajar membaca dan tercapainya penguasaan beberapa pengetahuan dan kecakapan. Oleh kare- na itu, banyak ahli pendidikan menyarankan agar murid diberi kesempatan untuk belajar sambil berbuat (learning by doing). Periode kedua usia sekolah dasar ditandai oleh keinginan untuk belajar lebih dan tumbuhnya bermacam-macam minat. Misalnya: mulai timbul minat terhadap hewan piaraan, hasil-hasil teknologi atau mulai terbentuknya berbagai macam hobi. Murid juga mulai mengembangkan pengertian-pengertian tentang sebab akibat, membentuk konsep dan mulai memecahkan persoalan-persoalan seder- hana. Selain apa yang diuraikan di atas, dapat dicatat juga pendapat Biehler dan Snow- man (1982) tentang karakteristik kognitif murid sekolah dasar, yakni: Siswa SD biasanya ingin menceritakan apakah mereka mengetahui jawaban yang benar atau tidak. Konsep benar dan salah mulai berkembang. Biasanya, pada mula- nya berkenaan dengan kegiatan tertentu dan secara bertahap menjadi tergenerali- sasi. Ada perbedaan antara laki-laki dan peremluan akademik. Nyata jelas perbe- daan dalam gaya kognitif. (Elementary school pupils are usually eager to recite whether they know the right answer or not. Concepts of right and wrong begin devekop. Usually these are concerned with specific act at first and only gradually became generally become generalzed. These are sex differences in specific abilities and in overall academic performance. Differences in cognitive style become apparent). Kedua pendapat di atas pada dasarnya mengemukakan secara kognitif anak-anak usia sekolah dasar siap matang untuk ber-kembang sesuai dengan perkembangannya masing-masing. PERBEDAAN INDIVIDUAL MURID-MURID SD Apresiasi kebutuhan-kebutuhan anak secara umum merupakan dasar untuk mema- hami murid, walaupun tidak harus selalu demikian. Studi yang telah dilakukan oleh psikolog (Vasta dkk., 1992), menunjukkan adanya pola umum dan lingkaran perkem- bangan yang sama pada setiap anak, namun diikuti oleh hasil yang berbeda karena faktor internal maupun eksternal, sering kita kenal dengan perbedaan individual. Perbedaan individual dalam hal ini adalah perbedaan kemampuan anak yang banyak di jumpai di sekolah dasar. Hal tersebut diperjelas dengan hasil pengukuran psikologis (IQ). Sekalipun hasil pengukuran tersebut relatif sama pada beberapa orang murid, maupun hasil tersebut menunjuk pada hasil belajar yang berbeda-beda. Hatch
  • 3. Narzet, Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar 33 dan Coster (1961) memberi contoh: area umum yang selalu berbeda pada tiap individu, karena itu mendapat perhatian guru maupun orang tua, yaitu: • Achievement : kinerja skolastik (scholastic performance); • Anatomy : tinggi, berat, dan warna kulit (height,weight compelexion); • Emotions : stabilitas, percaya diri, kebijaksanaan, dan ketekunan (stability, self- reliance, noise, tact, persistance); • Interest : hobi, sahabat, dan aktivitas (hobbies, friends, activities); • Physiology : kemampuan menyimak, aktivitas visual, dan ketahanan (hearing, visual activities, endurance); • Psychology : kecepatan reaksi, kecepatan asosiasi dan koordinasi (speed of reaction, speed of association and coordination); • Sosial perspectives: suku, politik, agama dan sikap ekonomi (racial, political, religion and economic aptitudes). Dengan memahami setiap murid sebagai individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan yang lain, guru dalam mengajar dapat mendekatinya dengan keunikan- keunikannya, tidak dengan pola umum, sekalipun perkembangan atau kebutuhan mere- ka menunjukkan ragam dan pola yang sama. PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS Dalam pengelolaan kelas dikenal dengan dua macam pendekatan, yaitu pendekat- an klasikal dan individual. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan keku- rangan. Pendekatan klasikal dimaksudkan guru memperlakukan sejumlah murid sama rata, sementara dalam pendekatan individual guru memperlakukan dan melayani murid sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Pendekatan klasikal yang diadaptasi dalam sistem pengelolaan kelas di Indonesia, khususnya di sekolah dasar kurang memberikan sumbangan yang kaya dalam pemben- tukan perilaku murid-murid sebagai pribadi yang unik. Dalam artian kecepatan murid dalam menginternalisasi bahan ajar atau materi kuran begitu dihiraukan guru. Guru lebih banyak mengambil sikap seragam (jalan tengah). Tindakan seperti ini, terutama di kelas-kelas SD sangat riskan. Sebagai contoh: masih lemahnya kemampuan baca-tulis- hitung murid-murid di kelas-kelas awal disebabkan gagalnya guru melayani siswa sesuai dengan individualitas kemampuan belajarnya. Pada akhirnya bermuara pada tingginya angka tinggal kelas. Jarolimek dan Foster (1960) menekankan bahwa baca-tulis-hitung (basic skill- three R’s) merupakan kemampuan dasar yang tidak bisa ditawar-tawar dan harus sece- patnya dikuasai murid. Kegagalan menguasai kemampuan dasar ini akan cukup meng- ganggu program-program kelas berikutnya. Menurut mereka salah satu kunci keber- hasilan penguasaan kemampuan dasar tersebut bila guru mampu menyusun dan melak- sanakan program pembelajaran yang individualized. Untuk menyusun program individual diperlukan tujuan, bahan, dan kegiatn peng- ajaran yang berlain-lainan. Setiap bahan dan kegiatan itupun memerlukan peralatan, metode, dan media instrusional yang berbeda-beda pula. Guru harus mengontrol setiap program siswa yang berbeda-beda sehingga betapa banyaknya siswa yang harus dila-
  • 4. 34 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36 yani apalagi dengan kondisi nyata di Indonesia, yakni ditandai oleh rasio guru-murid yang cukup besar, misalnya 1 : 40. Dengan rasio sebesar itu sulit mendekati murid secara individual. Akan tetapi tuntutan akan peningkatan mutu pendidikan, mau tidak mau membutuhkan terobosan-terobosan yang dapat mempertajam kekurangan pende- katan klasikal. PENDEKATAN KLASIKAL YANG INDIVIDUAL Pembahasan di atas menunjukkan seolah-olah pendekatan pengelolaan kelas yang individual lebih unggul dari pada pendekatan klasikal. Namun demikian penilis juga telah mencoba mengungkapkan bahwa kondisi persekolahan menuntut adanya adaptasi sistem klasikal yang lebih komprehensif. Untuk itu pernyataan yang perlu dijawab ada- lah upaya apa yang perlu dilakukan agar pendekatan klasikal tetap dapat mengakomo- dasikan perbedaan individual, dalam arti individualitas yang merupakan potensi yang layak untuk berkembang tetap tersalurkan dalam suasana klasikal yang ada. Untuk itu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara menyusun program perseorangan. Dalam hubungan menyusun program perseorangan di atas menurut Charles (1980), yang memperkenalkan istilah COATS yaitu “baju’ untuk semua siswa atau beberapa siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan dan kemandiriannya. Yang dimaksud de- ngan “baju’ adalah satuan pelajaran untuk pembelajaran individual yang telah disesuai- kan menurut kebutuhan, kemampuan, kecepatan beberapa siswa masing-masing atau beberapa orang siswa yang dipilih berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: • C (content), materi/isi pembelajaran yang akan dipelajari siswa secara individual. • O (objective), tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh sis- wa setelah pembelajaran berlangsung. • A (activities), merupakan prosedur kerja dan alat-alat bantu yang akan digunakan oleh siswa dalam pembelajaran tersebut. • T (time), waktu yang dipergunakan oleh siswa dalam menyelesaikan tugas atau ke- giatan pembelajaran. • S (supervision), cara guru melakukan kontrol atau bimbingan individual terhadap para siswanya. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, mula-mula siswa memperoleh satuan pela- jaran masing-masing secara individual. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang maksud pembelajaran individual yang akan dilaksanakan dan kegunaannya. Sela- njutnya para siswa dipersilahkan belajar secara bebas menurut cara dan gaya belajarnya masing-masing. Guru mengontrol siswa yang belajar, membantu atau membimbing mereka seperlunya. Setelah pembelajaran individual berjalan kira-kira sepuluh atau dua puluh menit, lalu bentuk pembelajaran individual diubah ke bentuk pembelajaran kla- sikal biasa lagi. Begitu berulang-ulang dilakukan percobaan-percobaan dalam menganti- sipasi perbedaan individual yang dimaksud dalam tulisan ini Berikut disajikan salah satu model rancangan pembelajaran individual untuk bidang studi PPKN kelas 4 cawu 1 yang menggunakan pendekatan COATS. Bidang Studi : PPKN Kelas Cawu : 4/1 Pokok Bahasan : Kedisiplinan
  • 5. Narzet, Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran di Sekolah Dasar 35 Waktu : 2 x 40 menit Jumlah Siswa : 30 orang A. Pokok Bahasan: 1. Mengetahui perlunya sikap disiplin dalam melaksanakan tugas 2. Membiasakan melaksanakan tugas dan kewajiban selaku warga atau masyarakat B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengetahui perlunya sikap disiplin dalam melak-sanakan tugas dari guru, orang tua dan keluarga 2. Siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu 3. Siswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh orang tuanya 4. Siswa dapat membiasakan diri melaksanakan tugas dan kewajiban selaku warga atau masyarakat dengan disiplin C. Rincian Kegiatan Individual yang Akan Dilaksanakan: 1. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan tinjauan guru tentang pokok bahasan kedisiplinan (kode A). Pengantar guru dalam memberi satuan tugas pelajaran masing-masing secara individual yaitu: membaca buku teks dan mem- perhatikan gambar yang ada (kode B) 2. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang maksud pembelajaran individual yang akan dilaksanakan dan kegunaannya (kode C). Bentuk- bentuk tugas: diantaranya siswa diminta membuat laporan hasil bacaan buku teks secara tertulis dalam bentuk contoh-contoh sikap dan perbuatan disiplin dan kurang disiplin (E). 3. Tinjauan hasil pemberian tugas secara individual (F) 4. Selanjutnya guru mempersilahkan siswa belajar secara bebas menurut cara dan gaya belajar masing-masing (kode G) 5. Guru mengontrol siswa yang belajar, membantu atau mem-bimbing mereka seperlunya (kode H). 6. Setelah pembelajaran individual berjalan kira-kira sepuluh atau dua puluh menit, lalu bentuk pembelajaran individual diubah ke bentuk pembelajaran klasikal biasa lagi (kode I) 7. Pelaporan tugas individual (kode J) 8. Tinjauan hasil pelaporan individual (kode K) 9. Pembahasan materi-materi tugas yang dianggap sulit dalam pembelajaran individual yang dilaksanakan (kode L) 10. Simulasi pengungkapan pengalaman siswa dalam me-nunjukkan sikap dan perbuatan disiplin dan kurang disiplin (kode M). 11. Tes akhir kegiatan atau bentuk tidak lanjut lainnya (kode N).
  • 6. 36 JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 1, APRIL 2002: 31-36 D. Bagan Rancangan Pembelajaran Individual Pokok Bahasan: Kedisiplinan Langkah-langkah Pembelajaran I Individual J C A D F G H N K B E L M PENUTUP Setiap anak berhak untuk mendapatkan kesempatan berkembang secara optimal, menjadi pribadi yang mandiri dan menjadi dirinya sendiri, sekolah sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pendidikan setiap warga negara, khususnya pendidik- an dasar, perlu memperhatikankarakteristik murid-murid dalam proses pembelajaran. Adanya sikap seperti ini menimbulkan kemungkinan bagi setiap murud untuk dapat membentuk dirinya menjadi manusia yang mandiri sebagai ciri dari kedewasaan. Pembelajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan, dan caranya sendiri. Tujuan utama pembelajaran individual atau pembelajaran yang diindi- vidualkan ini mempunyai makna yang luas yakni, bahwa setiap siswa diberi kesempatan untuk maju berdasarkan kemampuan masing-masing. DAFTAR RUJUKAN Biehler, R.F. & Snowman, J. 1982. Psychology Applied to Teaching. Boston: Houfton Mifflin Company. Charles, C.M. 1980. Individualizing Instruction. S. Louis: The C.V. Mosby Company. Hatch, R.N. & Costar, J.W. 1961. Guidance Service in the Elementary Sschool. Iowa: WMC Brown Company Publisher. Jarolimek, J. & Foster, C.D. 1976. Teaching and Learning in the Elementary School. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory and Practice (fourth edition). Boston: Allyn and Bacon. Vasta, H. & Miller, J. 1992. Child Psychology the Modern Science. New York: John Wiley & Son, Inc.