Kondisi pembelajaran tradisional yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi murid menunjukkan kekurangan dalam memperhatikan kebutuhan individual dalam proses belajar. Dalam model pembelajaran ini, seringkali terjadi bahwa satu pendekatan digunakan untuk semua murid tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat pemahaman, minat, atau gaya belajar mereka. Interaksi antara guru dan murid juga sering kali terbatas, dengan guru yang mendominasi dalam penyampaian materi tanpa memberikan banyak ruang untuk diskusi atau partisipasi aktif dari murid. Kurangnya dukungan tambahan untuk murid yang membutuhkan bantuan khusus, bersama dengan pemberian tugas dan penilaian yang seragam tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan individu, juga menjadi masalah utama dalam pendekatan ini. Oleh karena itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang memperhitungkan perbedaan individu untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan masing-masing murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengadaptasi pendekatan pembelajaran, menyediakan bantuan tambahan, dan memberikan tugas serta penilaian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan setiap murid, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai potensi belajar mereka secara optimal.
3. Jalan-jalan ke Komplek Pemadam Kebakaran Jakarta Utara
Jangan lupa mampir ke SMAN 92 Jakarta
Sungguh senang hati bahagia
Bertemu dengan Bapak Ibu semua
4. Tujuan Pembelajaran
Peserta
mampu menjelaskan dan
mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi
Melalui menyimak, bertanya jawab,
mengidentifikasi, merancang, dan
mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi
dengan penuh rasa ingin tahu, kritis,
reflektif, kreatif, komunikatif dan
kolaboratif.
7. REFLEKSI FILOSOFIS PENDIDIKAN
KI HAJAR DEWANTARA
1. Guru dan murid berkolaborasi untuk
menginisiasi/menciptakan kedalaman baik secara
spiritual, intelektual, maupun sosial untuk mencapai
keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
2. Siswa dan guru merdeka dalam pembelajaran yang
berkolaborasi bersama menggali dan mengembangkan
potensi siswa dan mengakomodasi karakteristik masing-
masing untuk mewujudkan student wellbeing
8. Pengertian Well Being
Kesejahteraan hidup (well being) adalah sebuah kondisi
dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri
sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri
dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan
dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan
kebutuhannya, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup
mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi
dan mengembangkan dirinya utk kemaslahatan
9.
10. Dua Pertanyaan Reflektif:
1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi relevan
dengan konteks sosial budaya di sekolah saya?
2. Bagaimana kesiapan saya menciptakan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas ?
11. KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common
sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’
murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang
tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan
selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara
jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran,
namun juga muridnya.
12. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi
yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk
dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya,
murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
4. Refleksi guru. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar
muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
13. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang
berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
15. REFLEKSI PEMBELAJARAN KITA
1. Apakah tujuan pembelajaran dapat memperlihatkan
kegiatan pembelajaran dan interaksi siswa dengan guru?
2. Apakah guru mampu memetakakan kebutuhan belajar siswa
terkait 3 hal ini: 1. Minat, 2. Profil, 3. Kesiapan
3. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru sudah
memperlihatkan strategi pembelajaran berdiferensiasi?
4. Bagaimana dengan teknik penilaian yang digunakan guru?
5. Apakah kegiatan pembelajaran sudah mencakup 3 strategi
ini: 1. Proses, 2. Konten, 3. Produk
16. KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait dengan konsep pembelajaran berdiferensiasi:
1. Apakah pembelajaran berdiferensiasi boleh memunculkan satu strategi saja dari ketiga
strategi yang ada (misalnya strategi diferensiasi produk saja)?
2. Bagaimana guru mendesain diferensiasi konten dan prosesnya untuk kelas besar, untuk
kemudian masuk ke kelas kecil yang diklasifikasikan berdasarkan minat, profil belajar, dan
kesiapan belajarnya?
3. Mengapa Pembelajaran berdiferensiasi perlu diterapkan di abad sekarang ini?
4. Apakah kompetensi yang sudah ada pada kurikulum perlu dimodifikasi
disesuaikan dengan potensi ketercapaian dari masing-masing peserta didik?
5. Bagaimana mengelola perbedaan ketercapaian tujuan pembelajaran dari masing-
masing peserta didik padahal mereka sudah diberikan pembelajaran berdiferensiasi
sesuai minat, profil, dan kesiapan belajarnya?
17. STRATEGI PENERAPAN PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait strategi penerapan pembelajaran berdiferensiasi
1. Kami telah membuat RPP, setelah dalam pelaksanaannya di kelas ternyata strategi,
metode langkah-langkah,dan pemetaan kebutuhan yang ada di RPP tidak sesuai dengan kondisi
yang terjadi di kelas, apa yang harus dilakukan?
2. Bagaimana strategi/kiat-kiat yang harus dimiliki guru dalam menjalin kolaborasi berkelanjutan
dengan murid dalam tatap muka?
3. Bagaimanakah cara yang tepat dalam melakukan pemetaan terhadap karakteristik siswa yang
heterogen, sebagai upaya mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi dalam rangka
mengakomodir segala kebutuhan siswa dikelas ?
4. Pendekatan serta instrumen apakah yang paling tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran
berdiferensiasi mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga penilaian yang dapat mengakomodir
kesiapan, minat dan gaya belajar siswa?
5. Bagaimanah implementasi pembelajaran berdifirensiasi pada pembelajaran daring/online.
18. TANTANGAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Dibawah ini adalah pertanyaan terkait tantangan dalam pembelajaran
berdiferensiasi:
1. Bagaimana upaya seorang guru dalam mewujudkan pembelajaran
berdiferensiasi, dengan tantangan yang beragam seperti kurangnya
dukungan, adanya dilemma antara kondisi ideal sesuai standar yang
bertentangan dengan penerapan diferensiasi itu sendiri, serta standar
pelaksanaan evaluasi yang menuntut adanya standar nilai minimum?
2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan
dalam kondisi Pandemi, dimana pembelajaran dilakukan secara daring/
PJJ dengan tantangan yang begitu kompleks yang dihadapi oleh guru,
siswa dan orang tua dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh baik itu
secara sinkronus maupun asinkronus?
19. Kutipan untuk hari ini
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun
tumbuhnya kodrat itu.”
(Ki Hajar Dewantara)
20. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Menurut Tomlinson (2000),
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
21. Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to
Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom
menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan
kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Kesiapan belajar murid
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
22. 1. KESIAPAN BELAJAR
Kesiapan belajar adalah kapasitas untuk mempelajari
materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan
tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar
dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan
belajar yang tepat dan dukungan yang memadai,
mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
23.
24. 2. MINAT MURID
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, murid juga
memiliki minat sendiri.
Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni,
matematika, sains, drama, memasak, dan sebagainya.
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses pembelajaran.
25. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat
murid dalam merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya:
1. Membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah
dan keinginan mereka sendiri untuk belajar
2. Menunjukkan keterhubungan antara semua pembelajaran
3. Menggunakan keterampilan atau ide yang familiar bagi murid
sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang
kurang familiar atau baru bagi mereka, dan
4. Meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
26. 3. PROFIL BELAJAR MURID
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti:
bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan
lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya belajar
seseorang.
Menurut Tomlinson (dalam Hockett, 2018):
Profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai
murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir,
kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dan lain-lain.
27. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:
1. Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.
2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -
impersonal.
3. Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik
organisator).
4. Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras,
mendengarkan musik).
5. Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh,
kegiatan hands on, dsb).
30. SIMPULAN
1. Hybrid learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan ruang belajar 1
tatap muka dan ruang belajar 2 tatap maya dalam waktu yang bersamaan
sebagai implikasi diberlakukannya pembelajaran tatap muka terbatas.
2. Optimalisasi keempat ruang belajar blended learning dalam implementasi
hybrid learning menjadi kunci keberhasilan pembelajaran.
3. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi adalah
pemahaman pada kesiapan, minta, dan profil peserta didik.
5. Tantangan bagi pendidik adalah mendesain pengalaman belajar yang
bermakna baik dalam afeksi, konten, proses maupun produk.
31. REKOMENDASI
1. Pendidik diharapkan mampu memahami dan mengimplementasikan hybrid
learning sehingga seluruh peserta didik dapat difasilitasi baik yang berada di
ruang kelas maupun yang berada dalam di rumah dalam tatap maya.
2. Mengoptimalkan keempat ruang belajar blended learning dalam implementasi
hybrid learning sebaiknya dilakukan dalam rangka mengoptimalkan
pembelajaran.
3. Kita semua perlu memahami faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran berdiferensiasi dalam kesiapan, minta, dan profil peserta didik.
4. Profesional pendidik akan terlihat pada caranya mendesain pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik baik dalam afeksi, konten, proses
maupun produk.
32. Paling enak makan kupat tahu
Minumnya pakai es selasih
Atas perhatian Bapak dan Ibu
Kami haturkan terima kasih
HP: 0813 8459 3673, Email: ksrisulastri@gmail.com