SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
86
MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDU PEBELAJAR
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Wahidah
IAIN Langsa
wahidah.bundanurul@gmail.com
Abstract
The purpose of writing this article is to explain how education that understands the
uniqueness of each student in individual learning or individual instruction. This writing
method uses a descriptive analysis approach from a number of literatures from
journals, books and other documents. There are four aspects of individual differences
that must be considered by teachers and principals in a teaching and learning process
that includes physical-motor differences, intelligence differences, differences in
language skills, and psychological differences. Understanding individual differences
here is by carrying out individualized instruction (individual learning). Also provides
opportunities for children to learn independently (Independent Study) by developing
individual learning (individual instruction) in accordance with the level of their needs.
Keywords: Individual differences, Individual learning, independent learning
Abstrak
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pendidikan
yang memahami keunikan setiap siswa dalam pembelajaran individu atau individual
instruction. Metode penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dari
sejumlah literatur baik dari jurnal, buku maupun dokumen lainnya. Terdapat empat
aspek perbedaan individual yang harus diperhatikan oleh guru dan kepala sekolah
dalam suatu proses belajar mengajar yang meliputi perbedaan fisik-motorik,
perbedaan intelegensi, perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan psikologis.
Memahami perbedaan individu disini adalah dengan melaksanakan individualized
instruction (pembelajaran individu). Juga memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar mandiri (Independent Study) dengan cara mengembangkan
pembelajaran individual (individual instruction) yang sesuai dengan tingkatan
kebutuhannya.
Kata Kunci: Perbedaan individu, Pembelajaran individu, belajar mandiri
1. Pendahuluan
Pengembangan kurikulum melibatkan perumusan pendidikan yang
biasa/berlaku untuk umum. Yaitu penetapan dan penilaian tentang apa yang
harus seorang anak pelajari dan mampu untuk dilakukan. Namun
bagaimanapun, setiap siswa itu tidak ada yang sama persis. Banyak
perbedaan yang sangat tampak muncul pada tiap individu. Sehingga
memaksakan hal yang sama harus terjadi dalam kelas yang heterogen akan
menimbulkan masalah. Karena suatu kurikulum belum tentu bisa memenuhi
kebutuhan semua anak yang ada didalam suatu kelas.
Selain itu, perkembangan dalam berbagai sisi kehidupan terus saja
terjadi dengan berbagai kompleksitasnya. Informasi dan teknologi semakin
laju untuk dikonsumsi dan dipelajari. Pengaruh tekanan media informasi dan
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
87
teknologi terus meningkat sehingga mempengaruhi akan banyaknya hal yang
harus dipersiapkan bagi anak didik, namun waktu tak lagi cukup. Sehingga
harus ada upaya kreatif dari orang tua/guru dalam proses pendidikan agar
anak mampu mempelajari hal yang tidak sedikit itu. Salah satuya adalah
dengan mengakomodir perbedaan siswa dalam proses pembelajaran.
Memahami perbedaan siswa adalah upaya yang membutuhkan usaha
yang tidak ada habisnya. Peserta didik atau siswa menjadi sasaran utama
pelaksanaan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang dilaksanakan
diharapkan mampu menghasilkan insan yang berkualitas dari peserta didik
atau siswa yang melaksanakan pembelajaran dalam sistem pendidikan yang
diterapkan. Namun terkadang, penerapan proses pembelajaran yang
seragam tidak mampu mengakomodir keunikan yang ada pada masing-
masing siswa yang ada di suatu kelas. Dengan kata lain tidak mampu
melejitkan potensi semua anak didik yang tergabung dalam suatu kelas.
Karena sulitnya untuk memulai sebab tidak tau ingin memulai dari yang
mana dan fokus pada apa. Sehingga untuk memudahkan proses belajar maka
diambillah jalan pintas dengan disamakannya semua siswa.
Padahal, setiap individu peserta didik adalah unik, limited edition,
masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter
masing-masing. Dikarenakan para peserta didik memiliki karakter dan
perbedaannya masing-masing, guru seharusnya dapat menentukan
bagaimana perlakuan yang berbeda yang harus diterapkan pada masing-
masing peserta didik, guru juga harus memperhatikan masing-masing siswa
sehingga guru bukan hanya mampu memberikan perlakuan secara umum
pada tiap kelompok atau tingkatan belajar, namun juga guru mampu
memberikan perlakuan khusus yang tepat pada masing-masing individu
terutama individu yang memiliki karakter/sifat/kecerdasan/kebiasaan yang
berbeda dengan karakter peserta didik pada umumnya.
Perlakuan khusus sangat perlu untuk diberikan dan diterapkan pada
masing-masing peserta didik dengan perlakuan yang berbeda pada tiap
proses pembelajaran individual (individual instruction). Hal ini demi
mempertimbangkan keunikan masing masing individu dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Guru atau pengajar atau mentor tentu
harusnya membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda
antara pembelajaran pada individu satu dengan pembelajaran pada individu
lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut sangat perlu untuk diperhatikan
sehingga guru mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran individual
maupun kelompok dengan tepat dan sesuai dengan sistem pendidikan yang
dipakai dan diterapkan. Karena, ketidakmampuan guru untuk memahami
individu dengan benar akan mengkerdilkan kelebihan yang lainnya yang
seharusnya muncul menjadi kekuatan anak didik bila dikelola dengan benar.
Memahami perbedaan individu tidak hanya dari tingkat kognitifnya saja
namun hendaknya dari segala aspek yang mencakup perkembangan, gaya
belajar, karakter (sifat), dan linkungan sosial tempat seorang anak didik
tumbuh.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
88
Sejatinya tujuan belajar harus sama dengan tujuan hidup, sebab
pendidikan hanyalah alat yang dimanfaatkan manusia untuk memelihara
kelanjutan hidup, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Setiap
lembaga pendidikan baik formal maupun tidak, mempunyai cita cita
tersendiri tentang bagaimana individu yang dicita citakan. Artinya, tidak
semua tujuan yang di sepakati bersama dalam kurikulum nasional disetujui
sepenuhnya oleh semua lembaga apalagi individu yang sangat kompleks dan
beragam. Sehingga akan muncullah keunikan yang ada pada masing masing
lembaga bahkan individu itu sendiri.
Memunculkan keunikan bukan berarti menolak pengalaman atau
tujuan pendidikan orang lain dan menafikan persamaan yang mungkin ada,
namun hal ini akan membuat dunia lebih berwarna karena setiap orang akan
berperan sesuai dengan kemampuannya. Sehingga peran guru amat sangat
akan bermakna dalam menentukan dan mengendalikan arah dan warna
siswa dikemudian hari. Artikel ini akan mendiskusikan beberapa perbedaan
individu yang hendaknya menjadi pertimbangan guru ketika mengelola kelas
agara mampu memunculkan keunikan dan melejitkan kelebihan masing
masing siswa yang unik itu. Memahami keunikan setiap disini adalah
berupaya menciptakan pembelajaran invidu atau individual instruction.
Metode penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dari
sejumlah literatur baik dari buku maupun dokumen lainnya.
Banyak penelitian yang telah memaparkan tentang ragam dalam
perbedaan individu dan upaya untuk menangani ataupun mensikapi
perbedaan individu, maupun efek atau konsekuensi dari perbedaan itu. Salah
satunya adalah penelitian Lin Aprilia, Sutaryadi, Tutik Susilowati, yang
berjudul “Penanganan Perbedaan Individual Dalam Proses Pembelajaran
Stenografi”. Melalui metodologi penelitian kualitatif pendekatan studi kasus
(case study) peneliti menjelaskan bahwa dengan mengingat adanya
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada diri masing-masing individual,
maka menyamaratakan semua siswa ketika guru mengajar pada dasarnya
kurang sesuai dengan prinsip individualitas. Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan individual dalam proses pembelajaran stenografi
meliputi : Perbedaan latar belakang keluarga siswa, Perbedaan tingkat
kecerdasan, Perbedaan kesiapan belajar, Perbedaan persepsi dan minat
siswa pada mata pelajaran stenografi.
Untuk mengatasi perbedaan individu yang terjadi didalam kelas, guru
melakukan metode penanggulangan dengan beberapa cara. Diantaranya
adalah: memberikan bimbingan konseling kepada siswa. Hal ini dilakukan
untuk mencari tau permasalahan yang mungkin akan mampu diselesaikan
demi kelancaran dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru memodifikasi
berbagai jenis metode mengajar. Memvariasikan metode belajar
memungkinkan siswa yang berbeda gaya belajarnya dapat memperoleh
tujuan pembelajaran sesuai dengan yang ditentukan.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
89
Selain itu, kelompok belajar dalam jumlah yang kecil juga diupayakan
didalam kelas. Sehingga lebih mudah untuk mengontrol perkembangan dan
kemajuan siswa. Guru juga hendaknya peduli dengan kompetensi siswa yang
berbeda satu sama lain. Memberikan system pembelajaran modul dengan
memberikan apersepsi sebelum pembelajaran stenography dimulai. Sehingga
ketika kelas dimulai siswa telah memiliki persiapan yang matang atau paling
tidak sudah memiliki gambaran tentang hal yang akan dipelajari. Dalam
menjalankan upaya penanggulan ada beberapa tantangan yang dihadapi. Di
antaranya yaitu: proses belajar mengajar di setting dalam kelas klasik pada
umumnya, sehingga bimbingan yang sesuai dan maksimal tidak dapat
dilakukan. Kemudian, sulitnya menentukan metode belajar yang sesuai untuk
mengkonter semau kebutuhan siswa. Kelas yang diseting dalam skala besar
juga menyulitkan guru untuk memperhatikan perbedaan kompetensi siswa.
Tidak semua mampu memahami modul yang diberikan dan bahkan tidak
menyelesaikna tugas yang diberikan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, dengan judul
“Pengaruh Perbedaan Individu Terhadap Keputusan Menggunakan Sistem
Operasi Linux”. Peneliti menggunakan pendekatan manajemen pemasaran
dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif yang
dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun. Perkembangan system
operasi dan era digital adalah dua aspek yang berhubungan dan terintegrasi.
System operasi linux adalah yang sedang berkembang saat ini. Namun,
perkembangan linux tidak sebanding dengan usianya yang telah lama sejak
1991. Hal ini ditandai dengan rendahnya pengguna system operasi linux ini.
Untuk menganalisis rendahnya pengguna linux maka dilakukanlah analisis
perbedaan individu. Tujuannya untuk mengetahui gambaran perbedaan
individu, keputusan menggunakan, dan pengaruh perbedaan individu dalam
menggunakan system operasi tersebut.
Hasil penelitian juga menyatakan bahwa perbedaan individu
mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan menggunakan dengan
tingkat korelasi sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bervariasi
perbedaan individu, maka akan semakin tinggi pula keputusan
menggunakannya. Dengan pengetahuan tentang konsep tersebut maka
sumber manusia yang dihasilkan oleh pendidikan manajemen bisnis selain
ahli dalam bidang keuangan dan kewirausahaan, juga ahli dalam bidang
pemasaran.
Penelitian lainnya adalah dari Raymond flores dengan judul ‘The
Impact of Adapting Content for Students with Individual Differences’. Dalam
penelitian ini dia mengkombinasikan metode hypermedia yang bisa di
adaptasi dengan strategi dari media pembelajaran. Tujuan penelitian ini
untuk mendesain dan mengembangkan tutorial yang dapat diadaptasi bagi
semua siswa. Kemudian diukur apakah pembelajaran individu
(individualized instruction) sesuai dengan motivasi dan pengetahuan
terdahulu yang dimiliki seorang siswa atau tidak. Selain itu juga untuk
mengidentifikasi masalah berkaitan dengan kegunaaan tutorial pembelajaran
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
90
individu agar fungsinya dapat ditingkatkan. Ada sekitar 186 siswa dilibatkan
dalam 2 tahapan dipenelitian ini. Data diperoleh melaui interview,
kuesionaire, survey, dan fokus grup diskusi. Hasilnya menunjukkan bahwa
secara keseluruhan mahasiswa senang dengan pengalamannya dan sebagian
dari mereka juga memperoleh manfaat yang lebih.
2. Metode
Metode penelitian ini menggunakan studi kepustakaan untuk
menelaah melalui tulisan dari buku mengenai perbedaan individu,
keragaman, dan kaitannya dengan kurikulum.
3. Hasil dan Pembahasan
a. Perbedaan Individual
Perbedaan individu (individual differences) adalah suatu perbedaan yang
dimiliki oleh setiap individu baik fisik maupun non fisik yang menjadikan
seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang
lain. Perbedaan individu merupakan faktor penting sebagai dasar
pengembangan individualized instruction. Beberapa perbedaan yang sangat
penting diperhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan
kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Setiap
anak memiliki kemampuan dasar bawaan, dan akan mengalami perubahan
karena pengalaman, karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar
bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga.
Masalah individu mendapat perhatian yang besar dalam kajian psikologi,
sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan indivual
psychology, atau differential psychology, yang memberikan perhatian besar
terhadap penelitian tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas
kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada dua orang yang persis sama.
Sedangkan dalam tinjauan psikologi Islam, perbedaan individual tersebut
dipandang sebagai realitas kehidupan manusia yang sengaja diciptakan Allah
untuk dijadikan bukti kebesaran dan kesempurnaan ciptaan-Nya.
Pengembangan pengajaran individual (individualized instruction)
bukanlah pengajaran harus berdasar atas jalannya satu orang guru dengan
satu orang murid, akan tetapi pengajaran dengan guru memberikan
pelayanan yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan perbedaan-
perbedaan individu itu. Individualized instruction merupakan usaha
melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid.
Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan
kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri. Karena belajar merupakan
potensi dasar manusia yang perlu dirawat, dikuatkan, disadarkan dan
dikelola dengan benar agar hasilnya maksimal dan menjadi peran inovatif
bagi peradaban.
Sejalan seperti kata Charlotte Mason, “kita tidak bisa memastikan buku
yang mana yang akan menggetarkan jiwa seorang anak, lukisan atau
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
91
komposisi mana yang akan memantik apresiasi seninya, kunjungan ketempat
historis mana yang akan membangkitkan kesadaran sejarahnya. Setiap anak
akan member respon secara berbeda sesuai keunikan minat dan
kepribadiannya. Yang bisa dilakukan dan di upayakan guru maupun orang
tua adalah membuka akses selebar lebarnya untuk mereka pada seberagam
mungkin ide yang berharga.
b. Aspek-Aspek Perbedaan Individual
Berikut ini beberapa aspek perbedaan individual peserta didik: Pertama,
perbedaan fisik-motorik. Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya
terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh panca indra, seperti : bentuk
atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada
suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang
tidak dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah
diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari,
golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.
Aspek fisik lain dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan
melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi
dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tetap, sesuai antara
rangsangan dan responnya. Dalam hal ini, akan ditemui ada anak yang
cekatan dan terampil, tetapi ada pula anak yang lamban mereaksi sesuatu.
Kedua, Perbedaan Intelegensi. Intelegensi adalah salah satu kemampuan
mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses
kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Para ahli mendefinisikan dan
merumuskan istilah intelegensi secara beragam, namun sebagian besarnya
sepakat bahwa definisi dan rumusan istilah intelegensi memiliki sejumlah
kualitas tertentu sebagi berikut :
a) Bersifat adaptif, artinya dapat digunakan secara fleksibel untuk merespon
berbagai situasi dan masalah yang dihadapi.
b) Berkaitan dengan kemampuan belajar, orang yang inteligen dibidang
tertentu dapat mempelajari informasi-informasi dan perilaku-perilaku
baru dalam bidang tersebut secara lebih mudah dibandingkan orang yang
kurang inteligen.
c) Istilah intelegensi juga merujuk pada penggunaan pengetahuan yang
sebelumnya telah dimiliki untuk menganalisis dan memahami situasi-
situasi baru secara efektif.
d) Istilah intelegensi melibatkan interaksi dan koordinasi yang kompleks
dari berbagai proses mental.
e) Istilah intelegensi terkait dengan budaya tertentu (culture specific).
Perilaku yang dianggap inteligen dalam suatu budaya tertentu tidak
selalu dianggap perilaku yang inteligen dalam budaya lain.
Ketiga, Perbedaan Kecakapan Bahasa. Perbedaan individual dalam
perkembangan dan kecakapan bahasa anak ini telah menjadi wilayah
pengkajian dan penelitian yang menarik bagi sejumlah psikolog dan
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
92
pendidik. Banyak penelitian eksperimen telah dilakukan untuk menentukan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam
penguasaan bahasa anak. Dari sejumlah hasil penelitian tersebut diketahui
bahwa faktor nature dan nuture individu itu bervariasi, maka pengaruhnya
terhadap perkembangan bahasa juga bervariasi. Oleh sebab itu, antara
individu yang satu dan individu lainnya berbeda dalam kecakapan
bahasanya. Perbedaan kecakapan berbahasa anak ini sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan,
fisik, terutama organ bicara dan sebagainya.
Keempat, Perbedaan Psikologis. Perbedaan individual peserta didik juga
terlihat dari aspek psikologinya. Ada anak yang mudah tersenyum, ada anak
yang mudah marah, ada yang berjiwa sosial, ada yang sangat egoistis, ada
yang cengeng, ada yang pemalas, ada yang rajin, ada yang pemurung dan
sebagainya. Persoalan psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit
dipahami secara tepat, sebab menyangkut apa yang ada di dalam jiwa dan
perasaan peserta didik. Guru dituntut untuk mampu memahami fenomena-
fenomena psikologis peserta didik yang rumit tersebut. Salah satu cara yang
mungkin dilakukan dalam menyelami aspek psikologis peserta didik ini
adalah dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik secara pribadi.
Guru harus menjalin hubungan yang akrab dengan pesert didik, sehingga
mereka mau mengungkapkan isi hatinya secara terbuka. Guru dapat
mengenal siapa sebenarnya peserta didik sebagai individu, apa keinginan-
keinginannya, kebutuhan-kebutuhannya, apa yang ingin dicapainya, masalah-
masalah apa yang telah dihadapinya, dan sebagainya. Guru mendekati dan
mengenal peserta didik secara mendalam, dan mencari cara-cara yang tepat
untuk memberikan bimbingan dan membangkitkan motivasi belajar mereka.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
93
c. Pengaturan atau Pelayanan yang dapat di Kembangkan menuju
Individualized Instruction
Beberapa pengaturan dan pelayanan yang dapat dilakukan oleh kepala
sekolah dan guru-guru dalam kelas untuk pengembangan Individualized
Instruction tanpa melupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh
pembuat kebijaksanaan tingkat lokal atau pusat. Ini dimaksudkan agar
kepala sekolah atau guru-guru dalam kelas terdorong untuk lebih berusaha
dalam batas kewenangannya mengadakan pelayanan kepada peserta didik
sesuai dengan perbedaan individualnya, di antaranya:
Pertama, pengaturan atau pelayanan sekolah. Menurut Sodiq A. Kuntoro
dalam Suryobroto pelayanan sekolah ini meliputi penyediaan perpustakaan,
program khusus dan alat pengajaran yang memadai. Untuk mengembangkan
pengaturan atau pelayanan sebagai berikut:
a) Perpustakaan yang memadai untuk studi individual. Untuk
mengembangkan Individualized Instruction maka perlu sekali tersedianya
fasilitas perpustakaan yang cukup, yang memberi kemungkinan setiap
anak dapat belajar secara individual. Dalam program belajar mandiri
(Independent Study) atau aktivitas program pengayaan bagi anak cepat.
Perpustakaan merupakan tempat dan fasilitas penting, tanpa ada
perpustakaan yang memadai maka sangat sulit untuk dapat
melaksanakan program Independent Study atau pengayaan itu.
b) Penyediaan alat pengajaran dan program pelayanan yang memberi
fasilitas Individualized Instruction, meliputi; Laboratorium atau workshop
yang memadai. Jadwal pelajaran yang fleksibel, yang memungkinkan
beberapa murid tingkat II misalnya mengikuti pelajaran tingkat III dalam
mata pelajaran tertentu. Pengembangan program Independent Study.
Pengembangan program penyuluhan dan bimbingan. Pengembangan
team-teaching.
Kedua, Pengaturan atau pelayanan dalam kelas. Kebijakan ini dapat
dilakukan oleh guru. Menurut Sodiq A. Kuntoro (1978) yang dikutib dalam
Suryobroto (2009) beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam
kelas adalah meliputi : program perbaikan (Remidial), program pengayaan
(Enrichment), program percepatan (Acceleration), Achievement Grouping,
Independent Study, dan mengembangkan program individual. Dari sekian
banyak bentuk program pendidikan yang dapat dipilih, terdapat tiga jenis
program yang terbanyak dilaksanakan, yaitu program Remidial, program
pengayaan (Enrichment), dan program percepatan (Acceleration).
1) Bagi anak lambat, program yang dapat dikembangkan adalah program
Remidial (perbaikan). Program Remidial adalah pemberian layanan
pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan
dengan memberikan pelajaran atau tugas tambahan secara individual
sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal dan
menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan serta
mencapai hasil belajar secara optimal.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
94
2) Bagi anak sedang, program yang dapat dikembangkan, yaitu Enrichment
(Pengayaan). Program pengayaan ialah pemberian program tambahan
bagi anak sedang untuk pedalaman, perluasan bahan yang telah dikuasai
atau lebih jauh untuk pengembangan kemampuan analisis, pemecahan
masalah atau penerapan ilmu yang telah mereka kuasai. Ini berarti
bahwa tujuan program pengayaan tidak hanya bersifat penambahan
bahan pelajaran saja, akan tetapi lebih jauh mengembangkan
kemampuan anak untuk melakukan analisis, pemecahan masalah, atau
menggunakan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk program
pengayaan bermacam-macam seperti mempelajari bahan diatasnya,
diselenggarakan kelas khusus untuk pengayaan, penambahan pelajaran
melalui mencari bahan di surat kabar, artikel-artikel, melakukan
percobaan, penelitian, dan lain-lain.
3) Bagi anak cepat, program yang dikembangkan yaitu acceleration
(percepatan). Program percepatan adalah pemberian pelayanan
pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakal istimewa yang dimiliki
siswa, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat
menyelesaikan program dalam jangka waktu yang lebih singkat
dibanding teman-temannya.
4) Pengelompokan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping).
Ada dua macam pengelompokan, yaitu homogen (pengelompokan
menjadi satu anak-anak yang sama prestasi belajarnya), dan
pengelompokan heterogen (setiap kelompok justru dari anak-anak yang
berbeda prestasi belajarnya).
5) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri
(Independent Study). Guru dalam kelas seharusnya memberi kesempatan
dan melatih anak untuk dapat belajar sendiri. Belajar di perpustakaan
atau dilaboratorium merupakan aktivitas penting untuk Independent
Study.
6) Mengembangkan Program pembelajaran Individu. Guru dalam kelas
dapat mencoba mengembangkan program paket untuk program mini
seperti menyediakan modul modul tertentu yang bermanfaat bagi
pengembangan individu. Pembelajaran individu berorientasi pada
individu dan pengembangan diri. Fokusnya adalah pada proses dimana
individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas
yang bersifat unik satu sama lainnya. Hal ini memungkinkan setiap siswa
dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga
memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara
penuh atau disebut juga dengan “mastery learning “ atau belajar tuntas.
Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat
mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini
sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada
siswa belajar secara individual.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
95
Berdasarkan penjelasan di atas maka guru-guru dalam kelas dan
kepala sekolah dalam batas kewenangannya seharusnya menyelenggarakan
program pelayanan atau pengaturan yang mendukung terciptanya
Individualized Instruction dengan menyediakan sarana dan prasarana yang
sesuai.
4. KESIMPULAN
Perbedaan individual (individualized differences) merupakan
pengajaran yang memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan-
perbedaan individual anak. Pembelajaran individual (individualized
instruction) bukanlah pengajaran harus berdasar atas jalannya satu orang
guru dengan satu orang murid, akan tetapi pengajaran dengan guru
memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan
perbedaan-perbedaan individual itu. Individualized instruction merupakan
usaha melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid.
Aspek-aspek perbedaan individual meliputi perbedaan fisik-motorik,
perbedaan intelegensi, perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan
psikologis. Terdapat tiga jenis program yang terbanyak dilaksanakan, yaitu;
bagi anak lambat, program yang dapat dikembangkan adalah program
Remidial (perbaikan). Bagi anak sedang, program yang dapat dikembangkan,
yaitu Enrichment (Pengayaan). Bagi anak cepat, program yang dikembangkan
yaitu acceleration (percepatan). Pengelompokan anak atas prestasi
belajarnya (achievement grouping). Memberikan kesempatan kepada anak
untuk belajar bebas (Independent Study). Mengembangkan program
individual.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, L. (2013). Penanganan Perbedaan Individual Dalam Proses
Pembelajaran Stenografi. Jurnal Pendidikan administrasi perkantoran .
Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi aksara.
ARY, D., JACOBS, L. C., & SORENSEN, C. (2010). Introduction to Research in
Education. Canada: Wadsworth.
Bordens, K. S., & Abbott, B. B. (2008). RESEARCH DESIGN AND METHODS.
New YorkMcGraw-Hill.
Borg, W. R., & Gall, M. D. (1989). Educational Research: An Introduction. New
York: Longman.
Buckingham, M., & Clifton, D. (2001). Now, discover your strengths: How to
develop your talents and those of the people you manage. London:
Simon & Schuster.
Creswell, J. W. (2012). Educational Research. Boston: Pearson.
Dewi Citra Sari. (2017). Magang Yuk! Merancang Aktivitas magang ala AB
Home. Depok: Penerbit Tosca.
At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan
Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019
e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754
96
Flores, R. (2012). The Impact of Adapting Content for Students with
Individual Differences. Educational Technology & Society.
Langgulung, H. (2004). Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alhusna
Baru.
Langgulung, H. (1985). Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka
Alhusna.
Milan, J. H. (2008). Educational Research. Boston: Pearson Education.
Moh. Nazir, P. D. (2011). Metode Penelitian. Ciawi- Bogor: Ghalia Indonesia.
Muhaimin, P. D. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Rich, D., & Mattox, B. (2009). Metode Mega skillls. Jakarta: Mizan publika.
Royani, A. R., & Aji, E. P. (2017). Talents Dynamics. Depok: PT. Tosca Jaya.
Santosa, H. (2018). Fitrah Based Education. Depok: Yayasan Cahaya Mutiara
Timur.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Asdi Mahasatya.
Solichin, M. M. (2007). fitrah; konsep dan pengembangannya dalam
pendidikan islam. Tadrish, 236.
Suparman, M. A. (2012). Desain Instruksional modern. Jakarta: Erlangga.
Uher, J. (2018, Februari 26). Taxonomic models of individual differences: a
guide to transdisciplinary approaches. Retrieved September 2, 2019,
from Royalsocietypublishing.org:
https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rstb.2017.0171
Yuliana. (2016). Pengaruh Perbedaan Individu terhadap Keputusan
Menggunakan Sistem Operasi Linux. Journal of business management
education.

More Related Content

What's hot

66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
Roem Meuneuh
 
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write upKepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Radziah Mokhtar
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Karen Kayny
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
محمد أشرف زين الدين
 
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum PembelajaranTugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
dhikaadityantie
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Suaidin -Dompu
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
Amrizal Ahmad
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
Wan Nor Faezah
 
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
Athirah Anith Ariffin
 

What's hot (20)

66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
66cb960420eb1b91ec2a8253e23de38e
 
Full assignment
Full assignmentFull assignment
Full assignment
 
Kerja kursus budaya dalam pembelajaran
Kerja kursus budaya dalam pembelajaranKerja kursus budaya dalam pembelajaran
Kerja kursus budaya dalam pembelajaran
 
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write upKepelbagaian pelajar dalam etnik write up
Kepelbagaian pelajar dalam etnik write up
 
01. abk
01. abk01. abk
01. abk
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
 
Tesis bab 1
Tesis bab 1Tesis bab 1
Tesis bab 1
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
 
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
UPAYA MWNINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEATIF DAN ...
 
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum PembelajaranTugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
 
Tesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin RusmajaTesis Made Martin Rusmaja
Tesis Made Martin Rusmaja
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
Draf lamp iv pedoman umum pembelajaran (2)
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
2 jurnal pkn bu eli
2   jurnal pkn bu eli2   jurnal pkn bu eli
2 jurnal pkn bu eli
 
Kurikulum 2013 (KURTILAS)
Kurikulum 2013 (KURTILAS)Kurikulum 2013 (KURTILAS)
Kurikulum 2013 (KURTILAS)
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesiaPermasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
Permasalahan pembelajaran sejarah di indonesia
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
38154088 pedagogi-relevan-budaya-dan-kepelbagaian-kelompok
 

Similar to 1261 article text-3266-3-10-20201114

Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehatBuku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
12670026nim
 
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guruKelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Hum_May10
 
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guruKelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Hum_May10
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Ari Tanjung
 
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garudaLampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Aepsaenawa
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Hum_May10
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Hum_May10
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Hum_May10
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Amrizal Ahmad
 
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Ar Chonth
 

Similar to 1261 article text-3266-3-10-20201114 (20)

Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehatBuku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
Buku pegangan-guru-sd-kelas-2-tema-5-hidup-bersih-dan-sehat
 
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptxDiferesiasi pembeldjaran.pptx
Diferesiasi pembeldjaran.pptx
 
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guruKelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guruKelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guruKelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
Kelas 02 sd_tematik_5_hidup_bersih_dan_sehat_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru[8]
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru[8]Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru[8]
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru[8]
 
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guruKelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guruKelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guruKelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
Kelas 02 sd_tematik_1_hidup_rukun_guru
 
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdfKelas 2 Tema 5 BG press.pdf
Kelas 2 Tema 5 BG press.pdf
 
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guruKelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guruKelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guruKelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
Kelas 02 sd_tematik_3_tugasku_sehari-hari_guru
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaranLampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran
 
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garudaLampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
Lampiran iv pedoman umum pembelajaran garuda
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
 
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guruKelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
Kelas 02 sd_tematik_8_keselamatan_di_rumah_dan_perjalanan_guru
 
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
Lampiran iv-pedoman-umum-pembelajaran(1)
 
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
Lampiran iv-PERMEN 81-A IMPLEMENTASI KURIKULUN 2013 (PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN)
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 

1261 article text-3266-3-10-20201114

  • 1. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 86 MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDU PEBELAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Wahidah IAIN Langsa wahidah.bundanurul@gmail.com Abstract The purpose of writing this article is to explain how education that understands the uniqueness of each student in individual learning or individual instruction. This writing method uses a descriptive analysis approach from a number of literatures from journals, books and other documents. There are four aspects of individual differences that must be considered by teachers and principals in a teaching and learning process that includes physical-motor differences, intelligence differences, differences in language skills, and psychological differences. Understanding individual differences here is by carrying out individualized instruction (individual learning). Also provides opportunities for children to learn independently (Independent Study) by developing individual learning (individual instruction) in accordance with the level of their needs. Keywords: Individual differences, Individual learning, independent learning Abstrak Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana pendidikan yang memahami keunikan setiap siswa dalam pembelajaran individu atau individual instruction. Metode penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dari sejumlah literatur baik dari jurnal, buku maupun dokumen lainnya. Terdapat empat aspek perbedaan individual yang harus diperhatikan oleh guru dan kepala sekolah dalam suatu proses belajar mengajar yang meliputi perbedaan fisik-motorik, perbedaan intelegensi, perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan psikologis. Memahami perbedaan individu disini adalah dengan melaksanakan individualized instruction (pembelajaran individu). Juga memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri (Independent Study) dengan cara mengembangkan pembelajaran individual (individual instruction) yang sesuai dengan tingkatan kebutuhannya. Kata Kunci: Perbedaan individu, Pembelajaran individu, belajar mandiri 1. Pendahuluan Pengembangan kurikulum melibatkan perumusan pendidikan yang biasa/berlaku untuk umum. Yaitu penetapan dan penilaian tentang apa yang harus seorang anak pelajari dan mampu untuk dilakukan. Namun bagaimanapun, setiap siswa itu tidak ada yang sama persis. Banyak perbedaan yang sangat tampak muncul pada tiap individu. Sehingga memaksakan hal yang sama harus terjadi dalam kelas yang heterogen akan menimbulkan masalah. Karena suatu kurikulum belum tentu bisa memenuhi kebutuhan semua anak yang ada didalam suatu kelas. Selain itu, perkembangan dalam berbagai sisi kehidupan terus saja terjadi dengan berbagai kompleksitasnya. Informasi dan teknologi semakin laju untuk dikonsumsi dan dipelajari. Pengaruh tekanan media informasi dan
  • 2. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 87 teknologi terus meningkat sehingga mempengaruhi akan banyaknya hal yang harus dipersiapkan bagi anak didik, namun waktu tak lagi cukup. Sehingga harus ada upaya kreatif dari orang tua/guru dalam proses pendidikan agar anak mampu mempelajari hal yang tidak sedikit itu. Salah satuya adalah dengan mengakomodir perbedaan siswa dalam proses pembelajaran. Memahami perbedaan siswa adalah upaya yang membutuhkan usaha yang tidak ada habisnya. Peserta didik atau siswa menjadi sasaran utama pelaksanaan sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang dilaksanakan diharapkan mampu menghasilkan insan yang berkualitas dari peserta didik atau siswa yang melaksanakan pembelajaran dalam sistem pendidikan yang diterapkan. Namun terkadang, penerapan proses pembelajaran yang seragam tidak mampu mengakomodir keunikan yang ada pada masing- masing siswa yang ada di suatu kelas. Dengan kata lain tidak mampu melejitkan potensi semua anak didik yang tergabung dalam suatu kelas. Karena sulitnya untuk memulai sebab tidak tau ingin memulai dari yang mana dan fokus pada apa. Sehingga untuk memudahkan proses belajar maka diambillah jalan pintas dengan disamakannya semua siswa. Padahal, setiap individu peserta didik adalah unik, limited edition, masing-masing memiliki kemampuan ataupun tingkatan serta karakter masing-masing. Dikarenakan para peserta didik memiliki karakter dan perbedaannya masing-masing, guru seharusnya dapat menentukan bagaimana perlakuan yang berbeda yang harus diterapkan pada masing- masing peserta didik, guru juga harus memperhatikan masing-masing siswa sehingga guru bukan hanya mampu memberikan perlakuan secara umum pada tiap kelompok atau tingkatan belajar, namun juga guru mampu memberikan perlakuan khusus yang tepat pada masing-masing individu terutama individu yang memiliki karakter/sifat/kecerdasan/kebiasaan yang berbeda dengan karakter peserta didik pada umumnya. Perlakuan khusus sangat perlu untuk diberikan dan diterapkan pada masing-masing peserta didik dengan perlakuan yang berbeda pada tiap proses pembelajaran individual (individual instruction). Hal ini demi mempertimbangkan keunikan masing masing individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Guru atau pengajar atau mentor tentu harusnya membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang berbeda antara pembelajaran pada individu satu dengan pembelajaran pada individu lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut sangat perlu untuk diperhatikan sehingga guru mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran individual maupun kelompok dengan tepat dan sesuai dengan sistem pendidikan yang dipakai dan diterapkan. Karena, ketidakmampuan guru untuk memahami individu dengan benar akan mengkerdilkan kelebihan yang lainnya yang seharusnya muncul menjadi kekuatan anak didik bila dikelola dengan benar. Memahami perbedaan individu tidak hanya dari tingkat kognitifnya saja namun hendaknya dari segala aspek yang mencakup perkembangan, gaya belajar, karakter (sifat), dan linkungan sosial tempat seorang anak didik tumbuh.
  • 3. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 88 Sejatinya tujuan belajar harus sama dengan tujuan hidup, sebab pendidikan hanyalah alat yang dimanfaatkan manusia untuk memelihara kelanjutan hidup, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Setiap lembaga pendidikan baik formal maupun tidak, mempunyai cita cita tersendiri tentang bagaimana individu yang dicita citakan. Artinya, tidak semua tujuan yang di sepakati bersama dalam kurikulum nasional disetujui sepenuhnya oleh semua lembaga apalagi individu yang sangat kompleks dan beragam. Sehingga akan muncullah keunikan yang ada pada masing masing lembaga bahkan individu itu sendiri. Memunculkan keunikan bukan berarti menolak pengalaman atau tujuan pendidikan orang lain dan menafikan persamaan yang mungkin ada, namun hal ini akan membuat dunia lebih berwarna karena setiap orang akan berperan sesuai dengan kemampuannya. Sehingga peran guru amat sangat akan bermakna dalam menentukan dan mengendalikan arah dan warna siswa dikemudian hari. Artikel ini akan mendiskusikan beberapa perbedaan individu yang hendaknya menjadi pertimbangan guru ketika mengelola kelas agara mampu memunculkan keunikan dan melejitkan kelebihan masing masing siswa yang unik itu. Memahami keunikan setiap disini adalah berupaya menciptakan pembelajaran invidu atau individual instruction. Metode penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif analisis dari sejumlah literatur baik dari buku maupun dokumen lainnya. Banyak penelitian yang telah memaparkan tentang ragam dalam perbedaan individu dan upaya untuk menangani ataupun mensikapi perbedaan individu, maupun efek atau konsekuensi dari perbedaan itu. Salah satunya adalah penelitian Lin Aprilia, Sutaryadi, Tutik Susilowati, yang berjudul “Penanganan Perbedaan Individual Dalam Proses Pembelajaran Stenografi”. Melalui metodologi penelitian kualitatif pendekatan studi kasus (case study) peneliti menjelaskan bahwa dengan mengingat adanya perbedaan-perbedaan yang terdapat pada diri masing-masing individual, maka menyamaratakan semua siswa ketika guru mengajar pada dasarnya kurang sesuai dengan prinsip individualitas. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual dalam proses pembelajaran stenografi meliputi : Perbedaan latar belakang keluarga siswa, Perbedaan tingkat kecerdasan, Perbedaan kesiapan belajar, Perbedaan persepsi dan minat siswa pada mata pelajaran stenografi. Untuk mengatasi perbedaan individu yang terjadi didalam kelas, guru melakukan metode penanggulangan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah: memberikan bimbingan konseling kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mencari tau permasalahan yang mungkin akan mampu diselesaikan demi kelancaran dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, guru memodifikasi berbagai jenis metode mengajar. Memvariasikan metode belajar memungkinkan siswa yang berbeda gaya belajarnya dapat memperoleh tujuan pembelajaran sesuai dengan yang ditentukan.
  • 4. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 89 Selain itu, kelompok belajar dalam jumlah yang kecil juga diupayakan didalam kelas. Sehingga lebih mudah untuk mengontrol perkembangan dan kemajuan siswa. Guru juga hendaknya peduli dengan kompetensi siswa yang berbeda satu sama lain. Memberikan system pembelajaran modul dengan memberikan apersepsi sebelum pembelajaran stenography dimulai. Sehingga ketika kelas dimulai siswa telah memiliki persiapan yang matang atau paling tidak sudah memiliki gambaran tentang hal yang akan dipelajari. Dalam menjalankan upaya penanggulan ada beberapa tantangan yang dihadapi. Di antaranya yaitu: proses belajar mengajar di setting dalam kelas klasik pada umumnya, sehingga bimbingan yang sesuai dan maksimal tidak dapat dilakukan. Kemudian, sulitnya menentukan metode belajar yang sesuai untuk mengkonter semau kebutuhan siswa. Kelas yang diseting dalam skala besar juga menyulitkan guru untuk memperhatikan perbedaan kompetensi siswa. Tidak semua mampu memahami modul yang diberikan dan bahkan tidak menyelesaikna tugas yang diberikan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, dengan judul “Pengaruh Perbedaan Individu Terhadap Keputusan Menggunakan Sistem Operasi Linux”. Peneliti menggunakan pendekatan manajemen pemasaran dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun. Perkembangan system operasi dan era digital adalah dua aspek yang berhubungan dan terintegrasi. System operasi linux adalah yang sedang berkembang saat ini. Namun, perkembangan linux tidak sebanding dengan usianya yang telah lama sejak 1991. Hal ini ditandai dengan rendahnya pengguna system operasi linux ini. Untuk menganalisis rendahnya pengguna linux maka dilakukanlah analisis perbedaan individu. Tujuannya untuk mengetahui gambaran perbedaan individu, keputusan menggunakan, dan pengaruh perbedaan individu dalam menggunakan system operasi tersebut. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa perbedaan individu mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan menggunakan dengan tingkat korelasi sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bervariasi perbedaan individu, maka akan semakin tinggi pula keputusan menggunakannya. Dengan pengetahuan tentang konsep tersebut maka sumber manusia yang dihasilkan oleh pendidikan manajemen bisnis selain ahli dalam bidang keuangan dan kewirausahaan, juga ahli dalam bidang pemasaran. Penelitian lainnya adalah dari Raymond flores dengan judul ‘The Impact of Adapting Content for Students with Individual Differences’. Dalam penelitian ini dia mengkombinasikan metode hypermedia yang bisa di adaptasi dengan strategi dari media pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk mendesain dan mengembangkan tutorial yang dapat diadaptasi bagi semua siswa. Kemudian diukur apakah pembelajaran individu (individualized instruction) sesuai dengan motivasi dan pengetahuan terdahulu yang dimiliki seorang siswa atau tidak. Selain itu juga untuk mengidentifikasi masalah berkaitan dengan kegunaaan tutorial pembelajaran
  • 5. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 90 individu agar fungsinya dapat ditingkatkan. Ada sekitar 186 siswa dilibatkan dalam 2 tahapan dipenelitian ini. Data diperoleh melaui interview, kuesionaire, survey, dan fokus grup diskusi. Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa senang dengan pengalamannya dan sebagian dari mereka juga memperoleh manfaat yang lebih. 2. Metode Metode penelitian ini menggunakan studi kepustakaan untuk menelaah melalui tulisan dari buku mengenai perbedaan individu, keragaman, dan kaitannya dengan kurikulum. 3. Hasil dan Pembahasan a. Perbedaan Individual Perbedaan individu (individual differences) adalah suatu perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu baik fisik maupun non fisik yang menjadikan seseorang memiliki karakter/ ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan individu merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan individualized instruction. Beberapa perbedaan yang sangat penting diperhatikan dalam proses pengajaran adalah perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak. Setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan, dan akan mengalami perubahan karena pengalaman, karena kebutuhan anak dan kemampuan dasar bawaannya berbeda maka minat anak dalam belajar akan berbeda juga. Masalah individu mendapat perhatian yang besar dalam kajian psikologi, sehingga melahirkan suatu cabang psikologi yang dikenal dengan indivual psychology, atau differential psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan antar individu. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada dua orang yang persis sama. Sedangkan dalam tinjauan psikologi Islam, perbedaan individual tersebut dipandang sebagai realitas kehidupan manusia yang sengaja diciptakan Allah untuk dijadikan bukti kebesaran dan kesempurnaan ciptaan-Nya. Pengembangan pengajaran individual (individualized instruction) bukanlah pengajaran harus berdasar atas jalannya satu orang guru dengan satu orang murid, akan tetapi pengajaran dengan guru memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan perbedaan- perbedaan individu itu. Individualized instruction merupakan usaha melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid. Pengajaran individual merupakan suatu upaya untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri. Karena belajar merupakan potensi dasar manusia yang perlu dirawat, dikuatkan, disadarkan dan dikelola dengan benar agar hasilnya maksimal dan menjadi peran inovatif bagi peradaban. Sejalan seperti kata Charlotte Mason, “kita tidak bisa memastikan buku yang mana yang akan menggetarkan jiwa seorang anak, lukisan atau
  • 6. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 91 komposisi mana yang akan memantik apresiasi seninya, kunjungan ketempat historis mana yang akan membangkitkan kesadaran sejarahnya. Setiap anak akan member respon secara berbeda sesuai keunikan minat dan kepribadiannya. Yang bisa dilakukan dan di upayakan guru maupun orang tua adalah membuka akses selebar lebarnya untuk mereka pada seberagam mungkin ide yang berharga. b. Aspek-Aspek Perbedaan Individual Berikut ini beberapa aspek perbedaan individual peserta didik: Pertama, perbedaan fisik-motorik. Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh panca indra, seperti : bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Aspek fisik lain dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tetap, sesuai antara rangsangan dan responnya. Dalam hal ini, akan ditemui ada anak yang cekatan dan terampil, tetapi ada pula anak yang lamban mereaksi sesuatu. Kedua, Perbedaan Intelegensi. Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Para ahli mendefinisikan dan merumuskan istilah intelegensi secara beragam, namun sebagian besarnya sepakat bahwa definisi dan rumusan istilah intelegensi memiliki sejumlah kualitas tertentu sebagi berikut : a) Bersifat adaptif, artinya dapat digunakan secara fleksibel untuk merespon berbagai situasi dan masalah yang dihadapi. b) Berkaitan dengan kemampuan belajar, orang yang inteligen dibidang tertentu dapat mempelajari informasi-informasi dan perilaku-perilaku baru dalam bidang tersebut secara lebih mudah dibandingkan orang yang kurang inteligen. c) Istilah intelegensi juga merujuk pada penggunaan pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki untuk menganalisis dan memahami situasi- situasi baru secara efektif. d) Istilah intelegensi melibatkan interaksi dan koordinasi yang kompleks dari berbagai proses mental. e) Istilah intelegensi terkait dengan budaya tertentu (culture specific). Perilaku yang dianggap inteligen dalam suatu budaya tertentu tidak selalu dianggap perilaku yang inteligen dalam budaya lain. Ketiga, Perbedaan Kecakapan Bahasa. Perbedaan individual dalam perkembangan dan kecakapan bahasa anak ini telah menjadi wilayah pengkajian dan penelitian yang menarik bagi sejumlah psikolog dan
  • 7. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 92 pendidik. Banyak penelitian eksperimen telah dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan bahasa anak. Dari sejumlah hasil penelitian tersebut diketahui bahwa faktor nature dan nuture individu itu bervariasi, maka pengaruhnya terhadap perkembangan bahasa juga bervariasi. Oleh sebab itu, antara individu yang satu dan individu lainnya berbeda dalam kecakapan bahasanya. Perbedaan kecakapan berbahasa anak ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan, fisik, terutama organ bicara dan sebagainya. Keempat, Perbedaan Psikologis. Perbedaan individual peserta didik juga terlihat dari aspek psikologinya. Ada anak yang mudah tersenyum, ada anak yang mudah marah, ada yang berjiwa sosial, ada yang sangat egoistis, ada yang cengeng, ada yang pemalas, ada yang rajin, ada yang pemurung dan sebagainya. Persoalan psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami secara tepat, sebab menyangkut apa yang ada di dalam jiwa dan perasaan peserta didik. Guru dituntut untuk mampu memahami fenomena- fenomena psikologis peserta didik yang rumit tersebut. Salah satu cara yang mungkin dilakukan dalam menyelami aspek psikologis peserta didik ini adalah dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik secara pribadi. Guru harus menjalin hubungan yang akrab dengan pesert didik, sehingga mereka mau mengungkapkan isi hatinya secara terbuka. Guru dapat mengenal siapa sebenarnya peserta didik sebagai individu, apa keinginan- keinginannya, kebutuhan-kebutuhannya, apa yang ingin dicapainya, masalah- masalah apa yang telah dihadapinya, dan sebagainya. Guru mendekati dan mengenal peserta didik secara mendalam, dan mencari cara-cara yang tepat untuk memberikan bimbingan dan membangkitkan motivasi belajar mereka.
  • 8. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 93 c. Pengaturan atau Pelayanan yang dapat di Kembangkan menuju Individualized Instruction Beberapa pengaturan dan pelayanan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dan guru-guru dalam kelas untuk pengembangan Individualized Instruction tanpa melupakan peranan yang seharusnya dilakukan oleh pembuat kebijaksanaan tingkat lokal atau pusat. Ini dimaksudkan agar kepala sekolah atau guru-guru dalam kelas terdorong untuk lebih berusaha dalam batas kewenangannya mengadakan pelayanan kepada peserta didik sesuai dengan perbedaan individualnya, di antaranya: Pertama, pengaturan atau pelayanan sekolah. Menurut Sodiq A. Kuntoro dalam Suryobroto pelayanan sekolah ini meliputi penyediaan perpustakaan, program khusus dan alat pengajaran yang memadai. Untuk mengembangkan pengaturan atau pelayanan sebagai berikut: a) Perpustakaan yang memadai untuk studi individual. Untuk mengembangkan Individualized Instruction maka perlu sekali tersedianya fasilitas perpustakaan yang cukup, yang memberi kemungkinan setiap anak dapat belajar secara individual. Dalam program belajar mandiri (Independent Study) atau aktivitas program pengayaan bagi anak cepat. Perpustakaan merupakan tempat dan fasilitas penting, tanpa ada perpustakaan yang memadai maka sangat sulit untuk dapat melaksanakan program Independent Study atau pengayaan itu. b) Penyediaan alat pengajaran dan program pelayanan yang memberi fasilitas Individualized Instruction, meliputi; Laboratorium atau workshop yang memadai. Jadwal pelajaran yang fleksibel, yang memungkinkan beberapa murid tingkat II misalnya mengikuti pelajaran tingkat III dalam mata pelajaran tertentu. Pengembangan program Independent Study. Pengembangan program penyuluhan dan bimbingan. Pengembangan team-teaching. Kedua, Pengaturan atau pelayanan dalam kelas. Kebijakan ini dapat dilakukan oleh guru. Menurut Sodiq A. Kuntoro (1978) yang dikutib dalam Suryobroto (2009) beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru dalam kelas adalah meliputi : program perbaikan (Remidial), program pengayaan (Enrichment), program percepatan (Acceleration), Achievement Grouping, Independent Study, dan mengembangkan program individual. Dari sekian banyak bentuk program pendidikan yang dapat dipilih, terdapat tiga jenis program yang terbanyak dilaksanakan, yaitu program Remidial, program pengayaan (Enrichment), dan program percepatan (Acceleration). 1) Bagi anak lambat, program yang dapat dikembangkan adalah program Remidial (perbaikan). Program Remidial adalah pemberian layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau hambatan dengan memberikan pelajaran atau tugas tambahan secara individual sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal dan menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan serta mencapai hasil belajar secara optimal.
  • 9. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 94 2) Bagi anak sedang, program yang dapat dikembangkan, yaitu Enrichment (Pengayaan). Program pengayaan ialah pemberian program tambahan bagi anak sedang untuk pedalaman, perluasan bahan yang telah dikuasai atau lebih jauh untuk pengembangan kemampuan analisis, pemecahan masalah atau penerapan ilmu yang telah mereka kuasai. Ini berarti bahwa tujuan program pengayaan tidak hanya bersifat penambahan bahan pelajaran saja, akan tetapi lebih jauh mengembangkan kemampuan anak untuk melakukan analisis, pemecahan masalah, atau menggunakan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk program pengayaan bermacam-macam seperti mempelajari bahan diatasnya, diselenggarakan kelas khusus untuk pengayaan, penambahan pelajaran melalui mencari bahan di surat kabar, artikel-artikel, melakukan percobaan, penelitian, dan lain-lain. 3) Bagi anak cepat, program yang dikembangkan yaitu acceleration (percepatan). Program percepatan adalah pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakal istimewa yang dimiliki siswa, dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya. 4) Pengelompokan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping). Ada dua macam pengelompokan, yaitu homogen (pengelompokan menjadi satu anak-anak yang sama prestasi belajarnya), dan pengelompokan heterogen (setiap kelompok justru dari anak-anak yang berbeda prestasi belajarnya). 5) Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar mandiri (Independent Study). Guru dalam kelas seharusnya memberi kesempatan dan melatih anak untuk dapat belajar sendiri. Belajar di perpustakaan atau dilaboratorium merupakan aktivitas penting untuk Independent Study. 6) Mengembangkan Program pembelajaran Individu. Guru dalam kelas dapat mencoba mengembangkan program paket untuk program mini seperti menyediakan modul modul tertentu yang bermanfaat bagi pengembangan individu. Pembelajaran individu berorientasi pada individu dan pengembangan diri. Fokusnya adalah pada proses dimana individu membangun dan mengorganisasikan dirinya secara realitas yang bersifat unik satu sama lainnya. Hal ini memungkinkan setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan pelajaran secara penuh atau disebut juga dengan “mastery learning “ atau belajar tuntas. Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas, sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara individual.
  • 10. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 95 Berdasarkan penjelasan di atas maka guru-guru dalam kelas dan kepala sekolah dalam batas kewenangannya seharusnya menyelenggarakan program pelayanan atau pengaturan yang mendukung terciptanya Individualized Instruction dengan menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai. 4. KESIMPULAN Perbedaan individual (individualized differences) merupakan pengajaran yang memperhatikan atau berorientasi pada perbedaan- perbedaan individual anak. Pembelajaran individual (individualized instruction) bukanlah pengajaran harus berdasar atas jalannya satu orang guru dengan satu orang murid, akan tetapi pengajaran dengan guru memberikan pelayanan yang berbeda pada setiap anak sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual itu. Individualized instruction merupakan usaha melengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap individu murid. Aspek-aspek perbedaan individual meliputi perbedaan fisik-motorik, perbedaan intelegensi, perbedaan kecakapan bahasa, dan perbedaan psikologis. Terdapat tiga jenis program yang terbanyak dilaksanakan, yaitu; bagi anak lambat, program yang dapat dikembangkan adalah program Remidial (perbaikan). Bagi anak sedang, program yang dapat dikembangkan, yaitu Enrichment (Pengayaan). Bagi anak cepat, program yang dikembangkan yaitu acceleration (percepatan). Pengelompokan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping). Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bebas (Independent Study). Mengembangkan program individual. DAFTAR PUSTAKA Aprilia, L. (2013). Penanganan Perbedaan Individual Dalam Proses Pembelajaran Stenografi. Jurnal Pendidikan administrasi perkantoran . Arifin, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi aksara. ARY, D., JACOBS, L. C., & SORENSEN, C. (2010). Introduction to Research in Education. Canada: Wadsworth. Bordens, K. S., & Abbott, B. B. (2008). RESEARCH DESIGN AND METHODS. New YorkMcGraw-Hill. Borg, W. R., & Gall, M. D. (1989). Educational Research: An Introduction. New York: Longman. Buckingham, M., & Clifton, D. (2001). Now, discover your strengths: How to develop your talents and those of the people you manage. London: Simon & Schuster. Creswell, J. W. (2012). Educational Research. Boston: Pearson. Dewi Citra Sari. (2017). Magang Yuk! Merancang Aktivitas magang ala AB Home. Depok: Penerbit Tosca.
  • 11. At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan Volume 11 Nomor 2 Tahun 2019 e-ISSN: 2086-9754/p-ISSN: 2086-9754 96 Flores, R. (2012). The Impact of Adapting Content for Students with Individual Differences. Educational Technology & Society. Langgulung, H. (2004). Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alhusna Baru. Langgulung, H. (1985). Pendidikan dan Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka Alhusna. Milan, J. H. (2008). Educational Research. Boston: Pearson Education. Moh. Nazir, P. D. (2011). Metode Penelitian. Ciawi- Bogor: Ghalia Indonesia. Muhaimin, P. D. (2006). Nuansa Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rich, D., & Mattox, B. (2009). Metode Mega skillls. Jakarta: Mizan publika. Royani, A. R., & Aji, E. P. (2017). Talents Dynamics. Depok: PT. Tosca Jaya. Santosa, H. (2018). Fitrah Based Education. Depok: Yayasan Cahaya Mutiara Timur. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Asdi Mahasatya. Solichin, M. M. (2007). fitrah; konsep dan pengembangannya dalam pendidikan islam. Tadrish, 236. Suparman, M. A. (2012). Desain Instruksional modern. Jakarta: Erlangga. Uher, J. (2018, Februari 26). Taxonomic models of individual differences: a guide to transdisciplinary approaches. Retrieved September 2, 2019, from Royalsocietypublishing.org: https://royalsocietypublishing.org/doi/full/10.1098/rstb.2017.0171 Yuliana. (2016). Pengaruh Perbedaan Individu terhadap Keputusan Menggunakan Sistem Operasi Linux. Journal of business management education.