SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Dosen Pengasuh:
H.M. TAJUS SUBQI, M.M.
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA)
GULUK-GULUK SUMENEP
A. TEORI BARIS DAN DERET
Baris adalah bilangan yang tersusun secara teratur dengan
suatu pola perubahan tertentu dari satu suku ke suku
berikutnya.
Penggolongan baris dapat didasarkan pada :
 Jumlah suku yang membentuknya
1. Baris berhingga
2. Baris tak berhingga
 Pola perubahannya, sehingga dibedakan menjadi
1. Baris Hitung
2. Baris Ukur
3. Baris Harmoni
1. Baris Hitung
yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu suku ke
suku berikutnya besarnya tetap dan pola perubahan tersebut
dapat diperoleh dari selisih antara satu suku ke suku sebelumnya.
Contoh :
2, 4, 6, 8, 10, 12 ......................Sn
S1 (suku pertama) = 2 S1 = a = 2
S2 (suku kedua) = 4 S2 = a + b = 2 + 2 = 4
S3 (suku ketiga) = 6 S3 = a + 2b = 2 + (2)2 = 6
S4 (suku keempat) = 8 S4 = a + 3b = 2 + (3)2 = 8
Sn (suku ke n)
Maka untuk suku ke n di peroleh rumus : Sn = a + ( n – 1 ) b
Dimana a = suku pertama, b = pembeda dan n = suku ke n
Contoh soal :
Diberikan suku ke
tiga dan suku ke
tujuh masing-
masing sebesar
150 dan 170.
Carilah suku ke
sepuluhnya dari
baris hitung
tersebut.
3. Deret Hitung
Deret hitung yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan
aturan dimana suku pertamanya sama dengan suku pertama
baris hitungnya, suku keduanya merupakan penjumlahan dua
suku pertama baris hitungnya, suku ketiganya merupakan
penjumlahan tiga suku pertama baris hitungnya, dan seterusnya.
Contoh : (dari contoh baris hitung di atas)
Baris hitung : 2, 4, 6, 8, 10, 12 .....
Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42, ...
D1 = 2, D2 = 2 + 4 = 6,
D3 = 2 + 4 + 6 = 12 D4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20 Dst
dimana Dn = n/2 ( a + Sn ) atau Dn = n/2 { 2a + ( n – 1 ) b}
Contoh Soal :
Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama yang
bernilai 140. Beda antar suku 5. Hitunglah suku ke-
10nya ? Berapakah Jumlah lima suku pertamanya ?.
a = 140, b = 5
S10 = 140 + ( 10 – 1 ) 5
= 140 + 45 = 185
D5 = 5/2 ( 2 x 140 + ( 5 – 1 ) 5 )
= 5/2 ( 280 + 20 )
= 5/2 ( 300 ) = 750
4. Baris Ukur
yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu
suku ke suku berikutnya besarnya tetap dan pola
perubahan tersebut dapat diperoleh dari perbandingan
antara satu suku sengan suku sebelumnya.
Contoh :
2, 6, 18, 54, 162, ................ Sn
S1 (suku pertama) = 2 S2 (suku kedua) = 6
S3 (suku ketiga) = 18 S4 (suku keempat) = 54
S5 (suku kelima) = 162 Sn (suku ke n) = dst.
Pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya dilambangkan
dengan r (rasio) dan perbesarannya adalah perbandingan atara dua
suku yang berurutan dengan suku berikutnya,
sehingga : r = 6/2 = 18/6 = 54/18 = 162/54. maka r = 3.
S1 (suku pertama) = a = 2
S2 (suku kedua) = ar = 2.3 = 6
S3 (suku ketiga) = ar2 = 2.32 = 2.9 = 18
S4 (suku keempat) = ar3 = 2.33 = 2.27 = 54
S5 (suku kelima) = ar4 = 2.34 = 2.8 = 162
Sn (suku ke n)
Untuk menentukan suku ke n diperoleh rumus Sn = ar n-1
5. Deret Ukur
yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan di mana
suku pertamanya sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku
keduanya merupakan penjumlahan dua suku pertama baris
ukurnya, suku ketiganya merupakan penjumlahan tiga suku
pertama baris ukurnya, dan seterusnya.
Contoh : (dari contoh baris ukur di atas)
Baris Ukur : 2, 6, 18, 54, 162, ....... atau
maka Deret Ukur : 2, 8, 26, 80, 242, .....
D1 = 2 D2 = 2 + 6 = 8 D3 = 2 + 6 + 18 = 26 Dst.
Dn dapat dirumuskan :
atau
Contoh Soal :
Sebuah baris ukur mempunyai suku pertama yang
bernilai 20. Ratio antar sukunya 2. Hitunglah suku ke-
6nya ! Berapa jumlah Enam suku pertamanya. 
a = 20, r = 2
S6 = arn-1 = 20. 26-1 = 20. 25 = 20. 32 = 640
 
B. PENERAPAN TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI
1. Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha yang dimaksud adalah sejauh usaha-usaha yang
pertumbuhannya konstan dari waktu ke waktu mengikuti perubahan
baris hitung.
Contoh Soal
1. Perusahaan keramik menghasilkan 5.000 buah keramik pada bulan
pertama produksinya. Dengan adanya penambahan tenaga
kerja, maka jumlah produk yang dihasilkan juga ditingkatkan.
Akibatnya, perusahaan tersebut mampu menambah produksinya
sebanyak 300 buah setiap bulannya. Jika perkembangan
produksinya konstan setiap bulan, berapa jumlah keramik yang
dihasilkannya pada bulan ke 12 ?. Berapa buah jumlah keramik yang
dihasilkannya selama tahun pertama produksinya ?
Contoh Soal :
Seorang nasabah merencanakan mendepositokan uangnya
di Bank sebanyak Rp. 10 juta dalam jangka waktu 5 tahun.
Pembungaan depositonya setahun sekali dengan tingkat
bunga yang diasumsikan konstan sebesar 11% per-tahun.
Bantulah nasabah itu untuk menghitung berapa jumlah
uang yang akan diterima pada akhir tahun ke-5 ?
3. Pertumbuhan Penduduk
Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang
ekonomi adalah dalam hal perhitungan pertumbuhan
penduduk, sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus,
penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur. Yang
drumuskan :
Contoh soal :
Penduduk suatu kota berjumlah 100.000 jiwa pada tahun
1995, tingkat pertumbuhannya 4 persen per tahun.
Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun
2005. Periode waktu : 2005 -1995 = 10 tahun
Latihan Soal
1. Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama bernilai 210.
Beda antar suku 15.
a. Hitunglah suku ke 10 nya !
b. Berapakah jumlah lima suku pertamanya ?
2. Jika diketahui suku kedua besarnya 275 dan suku keenam
besarnya 375.
a. Berapa suku pertama baris hitung tersebut ?
b. Berapakah nilai suku kesepuluhnya ?
c. Berapa jumlah sepuluh suku pertamanya.
3. Seorang nasabah merencanakan mendepositokan uangnya di
Bank sebanyak Rp. 10 juta dalam jangka waktu 5 tahun.
Pembungaan depositonya dengan tingkat bunga yang
diasumsikan konstan sebesar 11% per-tahun
a. Berapa jumlah uang yang diterimanya pada akhir tahun
kelima jika didepositokan dengan pembungaan tiap 6 bulan
sekali ?
b. dan Berapa jumlah uang yang diterimanya jika
didepositokan dengan pembungaan tiap tiga bulan.
4. Penduduk suatu kota metropolitan tercatat 3,25 juta jiwa
pada tahun 2008, diperkirakan menjadi 4,5 jiwa pada
tahun 2013. Jika tahun 2008 dianggap tahun dasar,
a. Berapa persen pertumbuhannya ?
b. Berapa Jumlah penduduknya pada tahun 2015 ?

More Related Content

What's hot

Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikRumah Belajar
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearHelvyEffendi
 
Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)jayamartha
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018FarizK
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktekAdhitya Akbar
 
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN3 LIMIT DAN KEKONTINUAN
3 LIMIT DAN KEKONTINUANArsy Al hafizh
 
Matematika - Transformasi : Dilatasi
Matematika - Transformasi : DilatasiMatematika - Transformasi : Dilatasi
Matematika - Transformasi : DilatasiMardeliaNF
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Kelinci Coklat
 
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)eli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Akt 3-anuitas-tentu
Akt 3-anuitas-tentuAkt 3-anuitas-tentu
Akt 3-anuitas-tentu
 
Metode cakram
Metode cakramMetode cakram
Metode cakram
 
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian ElektrikModel Matematis untuk Rangkaian Elektrik
Model Matematis untuk Rangkaian Elektrik
 
Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10Barisan dan deret kelas 10
Barisan dan deret kelas 10
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program Linear
 
Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Akt 4-anuitas-hidup
Akt 4-anuitas-hidupAkt 4-anuitas-hidup
Akt 4-anuitas-hidup
 
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018Soal dan Pembahasan A10 November 2018
Soal dan Pembahasan A10 November 2018
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktek
 
5 perulangan
5 perulangan5 perulangan
5 perulangan
 
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN3 LIMIT DAN KEKONTINUAN
3 LIMIT DAN KEKONTINUAN
 
Aktuaria
AktuariaAktuaria
Aktuaria
 
Medan Magnet Konstan
Medan Magnet KonstanMedan Magnet Konstan
Medan Magnet Konstan
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
3.metode dua fase
3.metode dua fase3.metode dua fase
3.metode dua fase
 
Matematika - Transformasi : Dilatasi
Matematika - Transformasi : DilatasiMatematika - Transformasi : Dilatasi
Matematika - Transformasi : Dilatasi
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
Rpp matematika sma xii bab 2 (bunga, pertumbuhan, dan peluruhan)
 

Similar to TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI

Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptMateri Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptsandihermawan12
 
Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)arahab
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptAriPrastyo5
 
Lks media 2
Lks media 2Lks media 2
Lks media 2merylagi
 
Instrumen tugas terstruktur matematika 8
Instrumen tugas terstruktur matematika 8Instrumen tugas terstruktur matematika 8
Instrumen tugas terstruktur matematika 8kreasi_cerdik
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxtiara503340
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretaditin
 
Barisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatikaBarisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatikaDayu Kimday
 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)muhammadmuiz2511
 

Similar to TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI (20)

Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.pptMateri Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
Materi Kuliah CALCULUS -- Barisan dan Deret ARITMATIKA dan GEOMETRI.ppt
 
Barisan aritmetika
Barisan aritmetikaBarisan aritmetika
Barisan aritmetika
 
Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)Statistika i (4 sept 2012)
Statistika i (4 sept 2012)
 
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.pptPower Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
Power Point PR Matematika 8A Ed. 2019 Jos.ppt
 
Lks media 2
Lks media 2Lks media 2
Lks media 2
 
Lks media 2
Lks media 2Lks media 2
Lks media 2
 
Lks media 2
Lks media 2Lks media 2
Lks media 2
 
Barisa nderettakhingga
Barisa nderettakhinggaBarisa nderettakhingga
Barisa nderettakhingga
 
Pertemuan 2-Deret Ukur.pptx
Pertemuan 2-Deret Ukur.pptxPertemuan 2-Deret Ukur.pptx
Pertemuan 2-Deret Ukur.pptx
 
Instrumen tugas terstruktur matematika 8
Instrumen tugas terstruktur matematika 8Instrumen tugas terstruktur matematika 8
Instrumen tugas terstruktur matematika 8
 
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptxMatematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
Matematika Kelas 8 BAB 1 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Makalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deretMakalah barisan dan deret
Makalah barisan dan deret
 
Barisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatikaBarisan dan deret aritmatika
Barisan dan deret aritmatika
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
12 ipa
12 ipa12 ipa
12 ipa
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Barisan dan-deret
Barisan dan-deretBarisan dan-deret
Barisan dan-deret
 
Barisan dan-deret
Barisan dan-deretBarisan dan-deret
Barisan dan-deret
 
Barisan dan Deret
Barisan dan DeretBarisan dan Deret
Barisan dan Deret
 
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
Bab i pola bilangan (pertemuan ke 2)
 

More from Tajus Yamani

Bab vvi perhitungan pembagian hasil usaha
Bab vvi perhitungan pembagian hasil usahaBab vvi perhitungan pembagian hasil usaha
Bab vvi perhitungan pembagian hasil usahaTajus Yamani
 
Bab vv akuntansi ijarah
Bab vv akuntansi ijarahBab vv akuntansi ijarah
Bab vv akuntansi ijarahTajus Yamani
 
Bab viiii akuntansi musyarakah
Bab viiii akuntansi musyarakahBab viiii akuntansi musyarakah
Bab viiii akuntansi musyarakahTajus Yamani
 
Bab viii akuntansi mudharabah
Bab viii akuntansi mudharabahBab viii akuntansi mudharabah
Bab viii akuntansi mudharabahTajus Yamani
 
Bab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaBab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaTajus Yamani
 
Bab vi akuntansi salam
Bab vi akuntansi salamBab vi akuntansi salam
Bab vi akuntansi salamTajus Yamani
 
Bab v akuntansi murabahah
Bab v akuntansi murabahahBab v akuntansi murabahah
Bab v akuntansi murabahahTajus Yamani
 
Bab iv akuntansi penghimpun dana
Bab iv akuntansi penghimpun danaBab iv akuntansi penghimpun dana
Bab iv akuntansi penghimpun danaTajus Yamani
 
Bab iii laporan keuangan syari'ah
Bab iii laporan keuangan syari'ahBab iii laporan keuangan syari'ah
Bab iii laporan keuangan syari'ahTajus Yamani
 
Bab ii pengantar akuntansi syariah
Bab ii pengantar akuntansi syariahBab ii pengantar akuntansi syariah
Bab ii pengantar akuntansi syariahTajus Yamani
 
Bab i sekilas lembaga keuangan syariah
Bab i sekilas lembaga keuangan syariahBab i sekilas lembaga keuangan syariah
Bab i sekilas lembaga keuangan syariahTajus Yamani
 
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015Tajus Yamani
 
Bab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuBab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuTajus Yamani
 
Bab viii integral tak tentu
Bab viii  integral tak tentuBab viii  integral tak tentu
Bab viii integral tak tentuTajus Yamani
 
Bab vii diferensial lanjutan
Bab vii   diferensial lanjutanBab vii   diferensial lanjutan
Bab vii diferensial lanjutanTajus Yamani
 
Bab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuBab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuTajus Yamani
 
Bab viii integral tak tentu
Bab viii  integral tak tentuBab viii  integral tak tentu
Bab viii integral tak tentuTajus Yamani
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensialTajus Yamani
 

More from Tajus Yamani (20)

Bab vvi perhitungan pembagian hasil usaha
Bab vvi perhitungan pembagian hasil usahaBab vvi perhitungan pembagian hasil usaha
Bab vvi perhitungan pembagian hasil usaha
 
Bab vv akuntansi ijarah
Bab vv akuntansi ijarahBab vv akuntansi ijarah
Bab vv akuntansi ijarah
 
Bab viiii akuntansi musyarakah
Bab viiii akuntansi musyarakahBab viiii akuntansi musyarakah
Bab viiii akuntansi musyarakah
 
Bab viii akuntansi mudharabah
Bab viii akuntansi mudharabahBab viii akuntansi mudharabah
Bab viii akuntansi mudharabah
 
Bab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisnaBab vii akuntansi istisna
Bab vii akuntansi istisna
 
Bab vi akuntansi salam
Bab vi akuntansi salamBab vi akuntansi salam
Bab vi akuntansi salam
 
Bab v akuntansi murabahah
Bab v akuntansi murabahahBab v akuntansi murabahah
Bab v akuntansi murabahah
 
Bab iv akuntansi penghimpun dana
Bab iv akuntansi penghimpun danaBab iv akuntansi penghimpun dana
Bab iv akuntansi penghimpun dana
 
Bab iii laporan keuangan syari'ah
Bab iii laporan keuangan syari'ahBab iii laporan keuangan syari'ah
Bab iii laporan keuangan syari'ah
 
Bab ii pengantar akuntansi syariah
Bab ii pengantar akuntansi syariahBab ii pengantar akuntansi syariah
Bab ii pengantar akuntansi syariah
 
Bab i sekilas lembaga keuangan syariah
Bab i sekilas lembaga keuangan syariahBab i sekilas lembaga keuangan syariah
Bab i sekilas lembaga keuangan syariah
 
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015
Daftar Nilai KHS INSTIKA Semester III Kelas A, B, C, dan D 2014 - 2015
 
Bab vv matrix
Bab vv matrixBab vv matrix
Bab vv matrix
 
Bab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuBab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentu
 
Bab viii integral tak tentu
Bab viii  integral tak tentuBab viii  integral tak tentu
Bab viii integral tak tentu
 
Bab vii diferensial lanjutan
Bab vii   diferensial lanjutanBab vii   diferensial lanjutan
Bab vii diferensial lanjutan
 
Bab vv matrix
Bab vv matrixBab vv matrix
Bab vv matrix
 
Bab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentuBab viiii integral tentu
Bab viiii integral tentu
 
Bab viii integral tak tentu
Bab viii  integral tak tentuBab viii  integral tak tentu
Bab viii integral tak tentu
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 

Recently uploaded

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI

  • 1. Dosen Pengasuh: H.M. TAJUS SUBQI, M.M. JURUSAN EKONOMI SYARIAH INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH (INSTIKA) GULUK-GULUK SUMENEP
  • 2. A. TEORI BARIS DAN DERET Baris adalah bilangan yang tersusun secara teratur dengan suatu pola perubahan tertentu dari satu suku ke suku berikutnya. Penggolongan baris dapat didasarkan pada :  Jumlah suku yang membentuknya 1. Baris berhingga 2. Baris tak berhingga  Pola perubahannya, sehingga dibedakan menjadi 1. Baris Hitung 2. Baris Ukur 3. Baris Harmoni
  • 3. 1. Baris Hitung yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya besarnya tetap dan pola perubahan tersebut dapat diperoleh dari selisih antara satu suku ke suku sebelumnya. Contoh : 2, 4, 6, 8, 10, 12 ......................Sn S1 (suku pertama) = 2 S1 = a = 2 S2 (suku kedua) = 4 S2 = a + b = 2 + 2 = 4 S3 (suku ketiga) = 6 S3 = a + 2b = 2 + (2)2 = 6 S4 (suku keempat) = 8 S4 = a + 3b = 2 + (3)2 = 8 Sn (suku ke n) Maka untuk suku ke n di peroleh rumus : Sn = a + ( n – 1 ) b Dimana a = suku pertama, b = pembeda dan n = suku ke n
  • 4. Contoh soal : Diberikan suku ke tiga dan suku ke tujuh masing- masing sebesar 150 dan 170. Carilah suku ke sepuluhnya dari baris hitung tersebut.
  • 5. 3. Deret Hitung Deret hitung yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan dimana suku pertamanya sama dengan suku pertama baris hitungnya, suku keduanya merupakan penjumlahan dua suku pertama baris hitungnya, suku ketiganya merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris hitungnya, dan seterusnya. Contoh : (dari contoh baris hitung di atas) Baris hitung : 2, 4, 6, 8, 10, 12 ..... Deret hitung : 2, 6, 12, 20, 30, 42, ... D1 = 2, D2 = 2 + 4 = 6, D3 = 2 + 4 + 6 = 12 D4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20 Dst dimana Dn = n/2 ( a + Sn ) atau Dn = n/2 { 2a + ( n – 1 ) b}
  • 6. Contoh Soal : Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama yang bernilai 140. Beda antar suku 5. Hitunglah suku ke- 10nya ? Berapakah Jumlah lima suku pertamanya ?. a = 140, b = 5 S10 = 140 + ( 10 – 1 ) 5 = 140 + 45 = 185 D5 = 5/2 ( 2 x 140 + ( 5 – 1 ) 5 ) = 5/2 ( 280 + 20 ) = 5/2 ( 300 ) = 750
  • 7. 4. Baris Ukur yaitu baris bilangan di mana pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya besarnya tetap dan pola perubahan tersebut dapat diperoleh dari perbandingan antara satu suku sengan suku sebelumnya. Contoh : 2, 6, 18, 54, 162, ................ Sn S1 (suku pertama) = 2 S2 (suku kedua) = 6 S3 (suku ketiga) = 18 S4 (suku keempat) = 54 S5 (suku kelima) = 162 Sn (suku ke n) = dst.
  • 8. Pola perubahan dari satu suku ke suku berikutnya dilambangkan dengan r (rasio) dan perbesarannya adalah perbandingan atara dua suku yang berurutan dengan suku berikutnya, sehingga : r = 6/2 = 18/6 = 54/18 = 162/54. maka r = 3. S1 (suku pertama) = a = 2 S2 (suku kedua) = ar = 2.3 = 6 S3 (suku ketiga) = ar2 = 2.32 = 2.9 = 18 S4 (suku keempat) = ar3 = 2.33 = 2.27 = 54 S5 (suku kelima) = ar4 = 2.34 = 2.8 = 162 Sn (suku ke n) Untuk menentukan suku ke n diperoleh rumus Sn = ar n-1
  • 9. 5. Deret Ukur yaitu deretan bilangan yang tersusun dengan aturan di mana suku pertamanya sama dengan suku pertama baris ukurnya, suku keduanya merupakan penjumlahan dua suku pertama baris ukurnya, suku ketiganya merupakan penjumlahan tiga suku pertama baris ukurnya, dan seterusnya. Contoh : (dari contoh baris ukur di atas) Baris Ukur : 2, 6, 18, 54, 162, ....... atau maka Deret Ukur : 2, 8, 26, 80, 242, ..... D1 = 2 D2 = 2 + 6 = 8 D3 = 2 + 6 + 18 = 26 Dst. Dn dapat dirumuskan : atau
  • 10. Contoh Soal : Sebuah baris ukur mempunyai suku pertama yang bernilai 20. Ratio antar sukunya 2. Hitunglah suku ke- 6nya ! Berapa jumlah Enam suku pertamanya.  a = 20, r = 2 S6 = arn-1 = 20. 26-1 = 20. 25 = 20. 32 = 640  
  • 11. B. PENERAPAN TEORI BARIS DAN DERET DALAM EKONOMI 1. Perkembangan Usaha Perkembangan usaha yang dimaksud adalah sejauh usaha-usaha yang pertumbuhannya konstan dari waktu ke waktu mengikuti perubahan baris hitung. Contoh Soal 1. Perusahaan keramik menghasilkan 5.000 buah keramik pada bulan pertama produksinya. Dengan adanya penambahan tenaga kerja, maka jumlah produk yang dihasilkan juga ditingkatkan. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu menambah produksinya sebanyak 300 buah setiap bulannya. Jika perkembangan produksinya konstan setiap bulan, berapa jumlah keramik yang dihasilkannya pada bulan ke 12 ?. Berapa buah jumlah keramik yang dihasilkannya selama tahun pertama produksinya ?
  • 12.
  • 13.
  • 14. Contoh Soal : Seorang nasabah merencanakan mendepositokan uangnya di Bank sebanyak Rp. 10 juta dalam jangka waktu 5 tahun. Pembungaan depositonya setahun sekali dengan tingkat bunga yang diasumsikan konstan sebesar 11% per-tahun. Bantulah nasabah itu untuk menghitung berapa jumlah uang yang akan diterima pada akhir tahun ke-5 ?
  • 15. 3. Pertumbuhan Penduduk Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal perhitungan pertumbuhan penduduk, sebagaimana pernah dinyatakan oleh Malthus, penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur. Yang drumuskan :
  • 16. Contoh soal : Penduduk suatu kota berjumlah 100.000 jiwa pada tahun 1995, tingkat pertumbuhannya 4 persen per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2005. Periode waktu : 2005 -1995 = 10 tahun
  • 17. Latihan Soal 1. Sebuah baris hitung mempunyai suku pertama bernilai 210. Beda antar suku 15. a. Hitunglah suku ke 10 nya ! b. Berapakah jumlah lima suku pertamanya ? 2. Jika diketahui suku kedua besarnya 275 dan suku keenam besarnya 375. a. Berapa suku pertama baris hitung tersebut ? b. Berapakah nilai suku kesepuluhnya ? c. Berapa jumlah sepuluh suku pertamanya.
  • 18. 3. Seorang nasabah merencanakan mendepositokan uangnya di Bank sebanyak Rp. 10 juta dalam jangka waktu 5 tahun. Pembungaan depositonya dengan tingkat bunga yang diasumsikan konstan sebesar 11% per-tahun a. Berapa jumlah uang yang diterimanya pada akhir tahun kelima jika didepositokan dengan pembungaan tiap 6 bulan sekali ? b. dan Berapa jumlah uang yang diterimanya jika didepositokan dengan pembungaan tiap tiga bulan.
  • 19. 4. Penduduk suatu kota metropolitan tercatat 3,25 juta jiwa pada tahun 2008, diperkirakan menjadi 4,5 jiwa pada tahun 2013. Jika tahun 2008 dianggap tahun dasar, a. Berapa persen pertumbuhannya ? b. Berapa Jumlah penduduknya pada tahun 2015 ?