SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
METODE DUA FASE UNTUK
VARIABEL BUATAN
Metode dua fase (two-phase method)
adalah metode pemecahan persoalan
proglin atas 2 bagian, yaitu:
1.

Fase pertama (fase I), yaitu: Mengusahakan
agar semua nilai variabel buatan menjadi
nol.

2.

Fase kedua (fase II), yaitu:
memaksimumkan fungsi tujuan Z yang
sesungguhnya dimulai dari suatu
pemecahan dasar yang fisibel baik memuat
vektor buatan dengan nilai variabel pada
tingkat nol atau tidak memuat vektor buatan
sama sekali.
Fase Pertama (fase I)
 Pada

fase pertama, variabel buatan diberi
koefisien harga (price) sebesar -1 bukan –M
seperti sebelumnya.

 Variabel

lainnya diberi kooefisien harga nol,
tanpa memperhatikan nilai koefisien aslinya.
 Dalam hal ini bukan membuat fungsi tujuan asli
Z maksimum akan tetapi membuat fungsi
tujuan Z* menjadi maksimum
 Apabila Z*maks =0, ini berarti kita sudah berhasil
mengusahakan semua nilai variabel buatan =0.
 Apabila Z* < 0, maka kita tidak berhasil
membuat nilai variabel buatan = 0. Jadi
persoalan proglin tidak mempunyai
pemecahan yang fisibel.
 Fase pertama berakhir setelah Z* = 0, maka
dapat dilanjutkan ke Fase dua.
Pada akhir fase pertama ada 3 kemungkinan
hasil:
1. Z*maks < 0, Satu atau lebih vektor buatan
berada dalam basis pada tingkat nilai yang
positif. Persoalan proglin yang asli tidak
mempunyai pemecahan fisibel
2. Z*maks = 0, tidak ada vektor buatan yang
berada dalam basis. Kita telah memperoleh
pemecahan dasar yang fisibel pada
persoalan proglin yang asli.
3. Z*maks > 0, Satu atau lebih vektor buatan
berada dalam basis pada tingkat nilai nol.
Kita telah me,peroleh pemecahan yang
fisibel pada persoalan proglin yang asli.
Fase kedua (Fase II)
 Apabial

fase I memberikan hasil sepert (2)
atau (3)kita lanjutkan ke fase II untuk
memperoleh pemecahan yang optimal.
 Pada Fase II setiap varabel Xj diberi
koefisien harga Cj yang sebenarnya dan nilai
koefisien harga nol pada setiap variabel
buatan yang berada dalam basis pada
tingkat nilai nol.


Pada fase ini fungsi tujuan (objektive
fungtion) yang harus dibuat maksimum ialah
fungsi tujuan asli Z bukan Z*.



Tabel pertama pada fase II adalah
merupakan tabel terakhir dari fase I,
perbedaannya adalah pada baris Zj –Cj;
dirubah untuk memperhitungkan perubahan
koefisien harga (change in the prices).
Baris Zj –Cj yang baru diperoleh dengan
rumus Z= CBXB, Zj –Cj = CBAj –Cj.




Seandainya fase I berakhir dengan hasil
(2), berarti tidak ada variabel buatan
dalam basis. Maka kita dapat memulai
fase II dengan pemecahan dasar fisibel
buat pemecahan proglin asli.
Akan tetapi jika berakhir dengan nhasil
(3), kita hrs memberikan perhatian kepada
variabel-variabel buatan yang berada
dalam basis pada tingkat nilai nol. Kita hrs
yakin bahwa dalam fase kedua variabel
tidak akan menjadi positif lebih besar dari
nol.
Contoh:


Cari x1, x2, x3, x4
srs: Z = -2x1 – x2 – 4x3 – 5x4 ; Minimum
dp : x1 + 3x2 + 2x3 + 5x4 ≤ 20
2x1 + 16x2 + x3 + x4 ≥ 4
3x1 - x2 - 5x3 + 10x4 ≤ -10
x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0


Untuk menyelesaikan persoalan diatas ketidak
samaan ketiga hrs dikalikan dg -1. Maka:
-3x1 + x2 + 5x3 - 10x4 ≥10



Pers. Standar:
Z = -2x1 – x2 – 4x3 – 5x4
dp : x1 + 3x2 + 2x3 + 5x4 + x5 = 20
2x1 + 16x2 + x3 + x4 – x6 = 4
-3x1 + x2 + 5x3 - 10x4 – x7 = 10
xi ≥ 0 ; i = 1,2, 3,…, 7


Pers Matriks:
3 2
 1

 2 16 1
− 3 1 5


2
1
− 10

0

0 −1 0 
0 0 − 1


1

0

x1

x 2
x
 3
x 4
x
 5
x 6

x 7






=






 20 
 
4
 10 
 

Ingat :
Pada fase pertama fungsi tujuan yang dijadikan
maksimum bukan fungsi tujuan asli, tetapi Z *
( Z *maks = −Z min )
Tabel 1 (Fase I)
Cj*

0

0

0

0

0

0

0 -1 -1

CB*

H

A1 A2 A3 A4

A5 A6 A7 q1 q2

0
←
q1

VDB
A5

20

1

3

2

5

1

0

-1

q1

4

2

16 1

1

0

-1 0 1 0

-1

q2

10 -3

5 -10 0

0 -1 0 1

1

Zj*-Cj* -14 1 -17 -6

9

0

1

↑ A2 masuk dalam basis

0 0 0

1 0 0
Tabel 2 (Fase I)
Cj*

0

CB* VDB H

0

0

0

0

0

0

-1

-1

A1 A2 A3

A4 A5 A6 A7 q1

q2

0

19.25

0.63

0

1.83

4.81

1

0.19

0

-0.19

0

0
←
q2

A5
A2

0.25

0.13

1

0.06

0.06

0

0.06

0

0.06

0

-1

q2

9.75

-3.13

0

4.94

0.06

0

0.06

-1

-0.06

1

Zj-Cj

-9.75

3.13

0

-4.94 10.06

0

0.06

1

1.06

0

↑ A3 masuk dalam basis
Tabel 3 (Fase I)
Cj*
CB* VDB

0
H

0 0

0

0

0

0

-1

-1

A1 A2 A3 A4 A5 A6

A7

q1

q2

0

A5

15.67

1.78

0

0

8.51

1

0.17

0.37

-0.17

-0.37

0

A2

0.126

0.17

1

0

0.19

0

-0.06

0.01

0.06

-0.01

0

A3

1.98

-0.63

0

1

-2.04

0

0.01

-0.20 -0.01

0.20

Zj-Cj

0

0

0

0

0

0

0





0

Dari tabel 3 terlihat bahwa variabel buatan
sudah tidak berada dalam basis dan fase I
berakhir Z*maks = 0 untuk xa1=xa2= 0.
Lanjutkan dengan fase II

1

1
Tabel 4 (Fase II)
Cj*

2

CB* VDB H
←
A2 Keluar
dari basis

1 4

5

0

0

0

A1 A2 A3 A4 A5 A6

A7

0

A5

15.67

1.78

0

0

8.51

1

0.17

0.37

1

A2

0.126

0.17

1

0

0.19

0

-0.06

0.01

4

A3

1.98

-0.63

0

1

-2.04

0

0.01

-0.20

Zj-Cj

8.02

-4.37

0

0

-12.96

0

-0.01

-0.80

A4
↑ masuk dalam basis
Tabel 5 (Fase II)
Cj*

←
A5 Keluar
dari basis

CB* VD
B
A5
0
A4
5
A3
4
ZjCj

H

2
A1

1
A2

4 5 0 0
A3 A A5 A6
4

0
A7

10.04 -5.59 -44.72

0

0

1

2.99

-0.20

0.66

0.87

5.26

0

1

0

-0.33

0.07

3.32

1.13

10.71

1

0

0

-0.66

-0.07

16.61

6.85

68.13

0

0

0

-4.33

-0.07

A masuk dalam
↑
6

basis
Tabel 6 (Fase II)
Cj*

←
A4 Keluar
dari basis

CB* VD
B
A6
0
A4
5
A3
4
Zj-Cj

H

2
A1

1 4 5 0 0
A2 A3 A4 A5 A6

0
A7

3.35

-1.89 -14.93

0

0

0.34

1

0.07

1.78

0.24

0.29

0

1

0.11

0

0.04

5.55

-0.11

0.78

1

0

0.22

0

-0.11

31.09 -1.22

3.56

0

0

1.44

0

-0.22

↑masuk dalam basis
A1
Tabel 7 (Fase II)
Cj*

CB* VDB H

2
A1

1 4 5
A2 A3 A4

0 0
A5 A6

0
A7

A6

17.07

0

-12.70

0

7.72

1.19

1

0.27

A1

7.27

1

1.18

0

4.09

0.45

0

0.18

A3

6.36

0

0.91

1

0.45

0.27

0

-0.09

Zj-Cj

0
2
4

39.99

0

5.01

0

5.002

1.99

0

0.0005



Oleh karena Zj-Cj ≥ 0, maka pemecahan sudah optimal



Harga Z*maks = 39.99 dg x1=7.27, x3=6.36 dan

X6=17.07


Jadi nilai Zmin=-Z*maks = -39.99

More Related Content

What's hot

Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelradar radius
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalhidayatulfitri
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
metode simpleks maksimum (Program linear)
 metode simpleks maksimum (Program linear) metode simpleks maksimum (Program linear)
metode simpleks maksimum (Program linear)Resti Amin
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAde Nurlaila
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoYadi Pura
 

What's hot (20)

Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Analisis real
Analisis realAnalisis real
Analisis real
 
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabelMateri 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
Materi 4 penyelesaian spl tiga atau lebih variabel
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Contoh ruang metrik
Contoh ruang metrikContoh ruang metrik
Contoh ruang metrik
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
Relasi Rekurensi
Relasi RekurensiRelasi Rekurensi
Relasi Rekurensi
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Penerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normalPenerapan distribusi normal
Penerapan distribusi normal
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
metode simpleks maksimum (Program linear)
 metode simpleks maksimum (Program linear) metode simpleks maksimum (Program linear)
metode simpleks maksimum (Program linear)
 
Analisis Sensitivitas
Analisis SensitivitasAnalisis Sensitivitas
Analisis Sensitivitas
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 

Viewers also liked

Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuDhifa Tasrif
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleksraaaka12
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)Nia Matus
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
 

Viewers also liked (11)

Makalah Refleksi
Makalah RefleksiMakalah Refleksi
Makalah Refleksi
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Dualitas
DualitasDualitas
Dualitas
 
Program linier
Program linierProgram linier
Program linier
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
Modul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satuModul 1 pd linier orde satu
Modul 1 pd linier orde satu
 
Program Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode SimpleksProgram Linear dan Metode Simpleks
Program Linear dan Metode Simpleks
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 

Similar to 3.metode dua fase

Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdf
Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdfHijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdf
Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdfMUHAMMADDANISHPAMBUD
 
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdfModul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdfwiwinastuti1
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)-Eq Wahyou-
 
Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3THALITAVERONA
 
Metode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptMetode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptslotbandar21
 
DIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxDIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxZoroRoronoa64
 
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4Eko Supriyadi
 

Similar to 3.metode dua fase (11)

Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdf
Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdfHijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdf
Hijau Tanaman Kreatif Cat Air Tugas Kelompok Presentasi_20240222_173623_0000.pdf
 
MPL ITS
MPL ITSMPL ITS
MPL ITS
 
M2 lp-2 met simpleks
M2  lp-2 met simpleks M2  lp-2 met simpleks
M2 lp-2 met simpleks
 
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdfModul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
Modul+OR+-+Simpleks+Minimum.pdf
 
Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)Kalkulus (bab 1)
Kalkulus (bab 1)
 
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptxLP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
LP SIMPLEKS KASUS MINIMISASI.pptx
 
Big M Methode
Big M MethodeBig M Methode
Big M Methode
 
Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3Metode simpleks kelompok 6_10A3
Metode simpleks kelompok 6_10A3
 
Metode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.pptMetode Simpleks.ppt
Metode Simpleks.ppt
 
DIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptxDIPELAJARI YA (1).pptx
DIPELAJARI YA (1).pptx
 
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4
Soal mtk kel. teknologi industri sk 5 kd 3 4
 

3.metode dua fase

  • 1. METODE DUA FASE UNTUK VARIABEL BUATAN Metode dua fase (two-phase method) adalah metode pemecahan persoalan proglin atas 2 bagian, yaitu:
  • 2. 1. Fase pertama (fase I), yaitu: Mengusahakan agar semua nilai variabel buatan menjadi nol. 2. Fase kedua (fase II), yaitu: memaksimumkan fungsi tujuan Z yang sesungguhnya dimulai dari suatu pemecahan dasar yang fisibel baik memuat vektor buatan dengan nilai variabel pada tingkat nol atau tidak memuat vektor buatan sama sekali.
  • 3. Fase Pertama (fase I)  Pada fase pertama, variabel buatan diberi koefisien harga (price) sebesar -1 bukan –M seperti sebelumnya.  Variabel lainnya diberi kooefisien harga nol, tanpa memperhatikan nilai koefisien aslinya.
  • 4.  Dalam hal ini bukan membuat fungsi tujuan asli Z maksimum akan tetapi membuat fungsi tujuan Z* menjadi maksimum  Apabila Z*maks =0, ini berarti kita sudah berhasil mengusahakan semua nilai variabel buatan =0.  Apabila Z* < 0, maka kita tidak berhasil membuat nilai variabel buatan = 0. Jadi persoalan proglin tidak mempunyai pemecahan yang fisibel.  Fase pertama berakhir setelah Z* = 0, maka dapat dilanjutkan ke Fase dua.
  • 5. Pada akhir fase pertama ada 3 kemungkinan hasil: 1. Z*maks < 0, Satu atau lebih vektor buatan berada dalam basis pada tingkat nilai yang positif. Persoalan proglin yang asli tidak mempunyai pemecahan fisibel 2. Z*maks = 0, tidak ada vektor buatan yang berada dalam basis. Kita telah memperoleh pemecahan dasar yang fisibel pada persoalan proglin yang asli. 3. Z*maks > 0, Satu atau lebih vektor buatan berada dalam basis pada tingkat nilai nol. Kita telah me,peroleh pemecahan yang fisibel pada persoalan proglin yang asli.
  • 6. Fase kedua (Fase II)  Apabial fase I memberikan hasil sepert (2) atau (3)kita lanjutkan ke fase II untuk memperoleh pemecahan yang optimal.  Pada Fase II setiap varabel Xj diberi koefisien harga Cj yang sebenarnya dan nilai koefisien harga nol pada setiap variabel buatan yang berada dalam basis pada tingkat nilai nol.
  • 7.  Pada fase ini fungsi tujuan (objektive fungtion) yang harus dibuat maksimum ialah fungsi tujuan asli Z bukan Z*.  Tabel pertama pada fase II adalah merupakan tabel terakhir dari fase I, perbedaannya adalah pada baris Zj –Cj; dirubah untuk memperhitungkan perubahan koefisien harga (change in the prices). Baris Zj –Cj yang baru diperoleh dengan rumus Z= CBXB, Zj –Cj = CBAj –Cj.
  • 8.   Seandainya fase I berakhir dengan hasil (2), berarti tidak ada variabel buatan dalam basis. Maka kita dapat memulai fase II dengan pemecahan dasar fisibel buat pemecahan proglin asli. Akan tetapi jika berakhir dengan nhasil (3), kita hrs memberikan perhatian kepada variabel-variabel buatan yang berada dalam basis pada tingkat nilai nol. Kita hrs yakin bahwa dalam fase kedua variabel tidak akan menjadi positif lebih besar dari nol.
  • 9. Contoh:  Cari x1, x2, x3, x4 srs: Z = -2x1 – x2 – 4x3 – 5x4 ; Minimum dp : x1 + 3x2 + 2x3 + 5x4 ≤ 20 2x1 + 16x2 + x3 + x4 ≥ 4 3x1 - x2 - 5x3 + 10x4 ≤ -10 x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0
  • 10.  Untuk menyelesaikan persoalan diatas ketidak samaan ketiga hrs dikalikan dg -1. Maka: -3x1 + x2 + 5x3 - 10x4 ≥10  Pers. Standar: Z = -2x1 – x2 – 4x3 – 5x4 dp : x1 + 3x2 + 2x3 + 5x4 + x5 = 20 2x1 + 16x2 + x3 + x4 – x6 = 4 -3x1 + x2 + 5x3 - 10x4 – x7 = 10 xi ≥ 0 ; i = 1,2, 3,…, 7
  • 11.  Pers Matriks: 3 2  1   2 16 1 − 3 1 5  2 1 − 10 0  0 −1 0  0 0 − 1  1 0 x1  x 2 x  3 x 4 x  5 x 6  x 7      =       20    4  10    Ingat : Pada fase pertama fungsi tujuan yang dijadikan maksimum bukan fungsi tujuan asli, tetapi Z * ( Z *maks = −Z min )
  • 12. Tabel 1 (Fase I) Cj* 0 0 0 0 0 0 0 -1 -1 CB* H A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 q1 q2 0 ← q1 VDB A5 20 1 3 2 5 1 0 -1 q1 4 2 16 1 1 0 -1 0 1 0 -1 q2 10 -3 5 -10 0 0 -1 0 1 1 Zj*-Cj* -14 1 -17 -6 9 0 1 ↑ A2 masuk dalam basis 0 0 0 1 0 0
  • 13. Tabel 2 (Fase I) Cj* 0 CB* VDB H 0 0 0 0 0 0 -1 -1 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 q1 q2 0 19.25 0.63 0 1.83 4.81 1 0.19 0 -0.19 0 0 ← q2 A5 A2 0.25 0.13 1 0.06 0.06 0 0.06 0 0.06 0 -1 q2 9.75 -3.13 0 4.94 0.06 0 0.06 -1 -0.06 1 Zj-Cj -9.75 3.13 0 -4.94 10.06 0 0.06 1 1.06 0 ↑ A3 masuk dalam basis
  • 14. Tabel 3 (Fase I) Cj* CB* VDB 0 H 0 0 0 0 0 0 -1 -1 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 q1 q2 0 A5 15.67 1.78 0 0 8.51 1 0.17 0.37 -0.17 -0.37 0 A2 0.126 0.17 1 0 0.19 0 -0.06 0.01 0.06 -0.01 0 A3 1.98 -0.63 0 1 -2.04 0 0.01 -0.20 -0.01 0.20 Zj-Cj 0 0 0 0 0 0 0   0 Dari tabel 3 terlihat bahwa variabel buatan sudah tidak berada dalam basis dan fase I berakhir Z*maks = 0 untuk xa1=xa2= 0. Lanjutkan dengan fase II 1 1
  • 15. Tabel 4 (Fase II) Cj* 2 CB* VDB H ← A2 Keluar dari basis 1 4 5 0 0 0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 0 A5 15.67 1.78 0 0 8.51 1 0.17 0.37 1 A2 0.126 0.17 1 0 0.19 0 -0.06 0.01 4 A3 1.98 -0.63 0 1 -2.04 0 0.01 -0.20 Zj-Cj 8.02 -4.37 0 0 -12.96 0 -0.01 -0.80 A4 ↑ masuk dalam basis
  • 16. Tabel 5 (Fase II) Cj* ← A5 Keluar dari basis CB* VD B A5 0 A4 5 A3 4 ZjCj H 2 A1 1 A2 4 5 0 0 A3 A A5 A6 4 0 A7 10.04 -5.59 -44.72 0 0 1 2.99 -0.20 0.66 0.87 5.26 0 1 0 -0.33 0.07 3.32 1.13 10.71 1 0 0 -0.66 -0.07 16.61 6.85 68.13 0 0 0 -4.33 -0.07 A masuk dalam ↑ 6 basis
  • 17. Tabel 6 (Fase II) Cj* ← A4 Keluar dari basis CB* VD B A6 0 A4 5 A3 4 Zj-Cj H 2 A1 1 4 5 0 0 A2 A3 A4 A5 A6 0 A7 3.35 -1.89 -14.93 0 0 0.34 1 0.07 1.78 0.24 0.29 0 1 0.11 0 0.04 5.55 -0.11 0.78 1 0 0.22 0 -0.11 31.09 -1.22 3.56 0 0 1.44 0 -0.22 ↑masuk dalam basis A1
  • 18. Tabel 7 (Fase II) Cj* CB* VDB H 2 A1 1 4 5 A2 A3 A4 0 0 A5 A6 0 A7 A6 17.07 0 -12.70 0 7.72 1.19 1 0.27 A1 7.27 1 1.18 0 4.09 0.45 0 0.18 A3 6.36 0 0.91 1 0.45 0.27 0 -0.09 Zj-Cj 0 2 4 39.99 0 5.01 0 5.002 1.99 0 0.0005  Oleh karena Zj-Cj ≥ 0, maka pemecahan sudah optimal  Harga Z*maks = 39.99 dg x1=7.27, x3=6.36 dan X6=17.07  Jadi nilai Zmin=-Z*maks = -39.99