SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
i
KARYA TULIS
“EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”
PENERAPAN SUPERKOL
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI
OLEH
BARIROH, S. Pd
NIP. 19660613 198806 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEDUNGWUNI
SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI
Desa Podo Rt. 04 Rw. 02 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Karya Tulis : PENERAPAN SUPERKOL
UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU
DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI
2. Identitas Kepala Sekolah
a. Nama Lengkap : Bariroh, S. Pd
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP : 19660613 198806 2 001
d. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a
e. Jenis Jabatan : Kepala Sekolah
f. Unit Kerja : SD Negeri 03 Kedungwuni
g. Alamat : Desa Podo RT. 04 RW. 02 Kec. Kedungwuni
h. No. Tlp : 085865523417
Mengetahui :
Koordinator Pengawas SD Pembuat Karya Tulis
ENI ANISAH, S. Pd BARIROH, S. Pd
NIP. 19651126 198608 2 002 NIP. 19660613 198806 2 001
Mengesahkan:
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kecamatan Kedungwuni
iii
WINARYO, S. Pd, M. Pd
NIP. 19660925 198810 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan rahmat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis yang
berjudul Penerapan Superkol untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SDN 03
Kedungwuni Tahun 2015, saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini saya
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kedungwuni Kab.
Pekalongan yang telah mendukung pelaksanaan pembuatan Karya Tulis ini,
2. Ibu Pengawas SD Dabin III UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, yang telah memberi motivasi tiada henti
kepada saya.
3. Teman-teman seperjuangan, guru-guru SD 03 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan
serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih perlu penyempurnaan, maka dari itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan.
Akhir kata semoga kebaikan semua pihak tersebut diatas diterima dan mendapat
rahmat dari Allah SWT serta semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan
sekolah dasar.
Kedungwuni, 25 Maret 2015
Penulis
Bariroh, S. Pd
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................. iii
ABSTRAK............................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 3
D. Manfaat...................................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................................... 5
A. Kajian Supervisi..................................................................................................... 5
B. Kajian Superkol...................................................................................................... 7
C. Kajian Kinerja Guru.............................................................................................. 9
D. Kerangka Berpikir................................................................................................ 12
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 13
A Tempat Penelitian............................................................................................... 13
B. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 13
C. Teknik Analisi Data............................................................................................. 13
BAB IV PENYAJIAN DATA............................................................................................ 14
BAB V PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT....................................................... 17
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah....................................... 17
B. Hasil atau Dampak yang dicapai dari Strategi yang dipilih................. 19
C. Kendala yang dihadapi....................................................................................... 23
D. Faktor Pendukung................................................................................................ 23
E. Tindak Lanjut......................................................................................................... 24
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 25
A. Simpulan................................................................................................................... 25
v
B. Rekomendasi.......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kompetensi Kepala Sekolah menyebutkan, bahwa standar kompetensi kepala sekolah
mencakup standar kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi,
kompetensi sosial, dan Kewirausahaan. Kelima kompetensi tersebut harus dimiliki setiap
kepala sekolah profesional. Dari kelima kompetensi tersebut, berdasarkan fakta yang ada di
lapangan pada kompetensi kepribadian, diperoleh data bahwa guru-guru dalam melaksanakan
tugas masih belum optimal hal ini dibuktikan dengan kurangnya tanggung jawab, kurangnya
disiplin, kurangnya komunikasi antara guru dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
yang menjadi tugas pokoknya.
Supervisi pendidikan merupakan salah satu fungsi pokok administrasi
pendidikan.Berbagai fungsi administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, kepegawaian, pembiayaan dan penilaian.
Seluruh fungsi admnistrasi pendidikan tersebut semestinya harus bejalan dengan baik sesuai
dengan fungsinya. Supervisi sebagai salah satu fungsi yang sangat penting tidak dapat
dipisahkan dengan fungsi yang lainnya. Disebut penting oleh karena setiap pelaksanaan
program pendidikan memerlukan supervisi, maka dalam hubungan ini isu kebijakan mengenai
supervisi pendidikan sangat menarik untuk dikaji, terutama kebijakan supervisi di tingkat
persekolahan. Dalam hubungan dengan ini, supervisi yang dimaksudkan adalah supervisi
pendidikan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah.
Kenyataan yang ada khususnya di SDN 03 Kedungwuni kinerja guru, dan karyawan
SDN 03 Kedungwuni belum optimal memenuhi harapan sebagaimana yang diinginkan, tujuan
sekolah yang diharapkan belum memenuhi target, terutama dibidang akademik dan non
akademiknya. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya capaian hasil lomba baik di tingkat
kecamatan, kota, propinsi hingga nasional. Di samping itu juga ditandainya rendahnya kinerja
guru, tingkat kemalasan guru, dan staf dalam melaksanakan tugas rutin dinas.
Saat penulis menempati tugas baru selama satu bulan penulis amati, kinerja PBM
(Proses Belajar Mengajar) dan kegiatan ekstra kurikuler berjalan seadanya. Program kurang
diperhatikan, bahkan sepertinya kegiatan PBM dan ekstra kurikuler dan potensi peserta didik
1
belum dioptimalkan, dan belum terprogram, pemantauan jarang dilakukan, hasil latihan tidak
pernah ditampilkan. Akibat dari hal tersebut di atas kegiatan ekstra kurikuler tidak berdampak
sama sekali dalam kegiatan sekolah. Guru pasif, kurang disiplin, pembina ekstrakurikuler
belum memiliki tanggung jawab tugasnya.
Komunikasi antara guru dengan kepala sekolah yang terlalu formal juga menjadi
hambatan bagi guru jika akan berkonsultasi dalam memajukan sekolah. Jarak komunikasi
yang terlalu jauh antara kepala sekolah dengan guru-guru terkesan adanya pola kerja antara
atasan dan bawahan, antara bos dan anak buah, antara majikan dan buruh, hal inilah yang
menjadikan hubungan dalam menunjang tugas-tugas rutin untuk mencapai tujuan sekolah
makin jauh dari harapan. Kurangnya komunikasi dari kepala sekolah pada semua guru dan
staf, dan kurangnya transparansi dalam mengelola manajemen sekolah, juga menjadi pemicu
makin kurang harmonisnya hubungan antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan.
Selain itu pemberdayaan guru belum dilaksanakan secara optimal, akibatnya dampak
prestasi akademik maupun non akademik belum diperoleh hasil yang lebih baik. Kegiatan
pembelajaran di kelas masih sangat konvensional. Kegiatan ektra-kurikuler hanya merupakan
tulisan yang tidak pernah dilaksanakan. Kegiatan lomba di tingkat kecamatan hasilnya kurang
memuaskan. Berbagai potensi dan pendukung belum dapat dioptimalkan.
Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa
(Muhamad Nur, 2001: 3). Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan,
khususnya di tingkat sekolah dasar, maka peranan Kepala Sekolah sangat penting. Kepala
Sekolah mempunyai peranan kunci dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Peranan
tersebut tidak hanya menyangkut kedudukannya sebagai leader dalam satuan jenjang
pendidikan, melainkan sebagai peranan yang lain, termasuk tugasnya sebagai guru.
Berangkat dari beberapa peristiwa di atas, maka kami coba kembangkan konsep
pengembangan sekolah melalui Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan
kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni dalam upaya pencapaian visi
dan misi sekolah.
Karya tulis dalam bentuk Best Practice ini menggambarkan keberhasilan “Penerapan
Supervisi dengan pendekatan kolaboratif sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Guru di SD
Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.”
2
B. Rumusan Masalah
Masalah yang mendasar pada makalah ini adalah rendahnya kinerja guru-guru dan
prestasi sekolah SDN 03 Kedungwuni. Masalah yang diduga menjadi penyebab adalah
rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang relatif monoton, kurang
variatif dalam pengelolaan pengajaran oleh guru yang tidak terencana dengan baik, yang pada
akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal
menjalankan tugas” saja. Selain itu juga kurang diberdayakan guru dan lemahnya tanggung
jawab.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk
meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni ?
2. Bagaimana hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan Supervisi dengan
pendekatan kolaboratif?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk
meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni.
2. Mengetahui hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan supervisi dengan
pendekatan kolaboratif.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan
ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci penelitian ini dapat memberi bermanfaat sebagai
beikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan
pengetahuan terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan supervisi dengan
pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja .
b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak–
pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek
sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.
3
2. Manfaat praktis
Kepala sekolah dan guru, agar lebih meningkatkan kinerja, memahami peran dan
fungsinya masing-masing dalam mendukung sekolah.
4
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Supervisi
Istilah supervisi merupakan hasil penterjemahan dari kata Supervision mempunyai
akar kata super berarti greater or more than usual, sedangkan vision berarti ability to see.
Dengan demikian supervisi diartikan sebagai kemampuan untuk melihat yang lebih dari
biasanya (Procteh'1983). Supervisi juga berasal dari bahasa latin supervideo yang berarti
oversee atau mengawasi (Oliva, 1984). Secara terminalogi, Wiles (1967) mendefisikan
supervisi dengan aktivitas pelayanan yang dilakukan uniuk membanlu guru dalam
melaksanakan pekerjaan agar memperoleh hasil yang lebih baik. Pada bagian lain Wiles juga
menyatakan bahwa supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk
meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik. Neagley dan
Evans (1980) mendefinisikan supervisi dengan bantuan yang diberikan kepada guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidikan, dan kurikulum.
Glickman (1981) mendefinisikan supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan
untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya.
Lebih lanjut Glickman mcnjelaskan bahwa bentuk-bentiik bantuan yang diberikan tersebut
disesuaikan dengan tinggi rendahnya komitmen dan kemampuan berfikir abstrak guru.
Sehinggga Harris (dalam Oliva, 1984) merujuk supervisi sebagai aktifitas yang secara
langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.
Mantja (2002) mendefinisikan supervisi dengan semua usaha yang dilakukan untuk
membantu atau melayani guru agar dapat mengembangkan, memperbaiki, dan bahkan
meningkatkan pengajaran, serta dapat menyediakan kondisi belajar yang efektif dan efisien
demi pcrtumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu
pebdidikan. I.ebih lanjut ditegaskan bahwa dengan demikian pertanggung jawaban supervisi
pembelajaran ilu mencakup bcrbagji aspek yang berkaitan dengan kurikulum, dan
pembelajaran (Oliva, 1984).
Berdasarkan istilah supervisi pengajaran di atas, pertama, supervisi merupakan
seluruh usaha yang dirancang oleh petugas sekolah kearah penyediaan kepemimpinan bagi
guru-guru dan pekerja sekolah lainnya, kedua, supervisi mempunyai sasaran pada usaha
5
perbaikan, pertumbuhan jabatan, mengembangkan guru-guru, serta revisi tujuan pcndidikan
dan bahan pengajaran. Melalui penegasan yang dikemukakan oleh Neagly dan Evans (1980)
yang menyebut supervisi sebagai rangkaian kegiatan pembinaan (bukan kegiatan
administratil) yang dilakukan oleh supervisor, dapat menuntun kita untuk menentukan
kesimpulan, bahwa prestasi itu ditujukan untuk memperbaiki pengajaran guru demi
tercapainya prestasi belajar siswa secara optimal. Sementara itu Alfonso dan Firth (1981)
mengemukakan bahwa perilaku supervisi yang dirancang oleh organisasi secara langsung
mempengaruhi perilaku dalam memfasilitasi belajar siswa guna mencapai tujuan organisasi.
Bertitik tolak dari pengertian supervisi diatas, maka terdapat tiga unsusr penting yang
secara implisist terkandung dalam supervisi pendidikan yaitu: (1) unsur proses pengarahan,
bimbingan dan bantuan supervisor kepada guru, (2) unsur guru dan personalia sekolah lainnya
sebagai pihak yang harus dibimbing dan ditolong demi peningkatan kapasitasnya, (3) unsur
proses belajar mengajar sebagai obyek yang harus diperbaiki demi tercapainya tujuan
pendidikan dan pengajaran.
Menurut Sergiovanni dan Starrat (1982) mengemukakan pengertian dalam batasan
yang lebih luas supervisi pendidikan mencakup semua fungsi dan masalah relevansinya
dengan peningkutan prestasi kerja di lembaga kependidikan, khususnya di sekolah. Lebih jauh
lagi bahwa pandangan, keterampilan, dan dedikasi mereka bertanggung jawab dalam menilai
dan membantu para guru agar dapat bekerja secara efektif dengan murid-murid di bawah
tanggung jawabnya, kesemuanya menentukan kualitas program sekolah. la juga
mengemukakan sebagai aktivitas yang dilakukan personil sekolah yang ada hubungannya
dengan orang dewasa dan benda-benda untuk memelihara atau mengubah cara kerja sekolah
yang berpengaruh langsung terhadap proses pembelajaran, dan digunakan untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Supervisi sesungguhnya sangat berkaitan dengan aspek
pengajaran, tetapi tidak berorientasi langsung pada siswa (not highly people oriented).
Supervisi merupakan salah satu fungsi pokok sekolah, bukan tugas atau pekerjaan spesifik,
dan bukan pula sebagai perangkat teknik-teknik. Supervisi pengajaran atau akademik
diarahkan untuk memelihara dan mengembangkan proses belajar mengajar di sekolah.
Menurut Wiles (1985) supervisi pendidikan adalr.h segenap bantuan yang diberikan
oleh seseorang dalam mengembangkan situasi belajar mengajar di sekolah ke arah yang lebih
baik. Supervisi meliputi segenap aktivitas yang dirancang untuk mengembangkan pengajaran
dan atau peinbelajaran pada semua tingkatan organisasi.
6
Walaupun definisi di atas menekankan pada bagaimana membantu guru dalam proses
balujar menyajar, namun kenyataan kcberhasilan program pengajaran sendiri banyak
tergantung pada berbagai aspek. Pengajaran terjadi dalam situasi dimana terjadi interaksi
antara guru dan murid dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
ditetapkan. Supervisi, disamping memusatkan perhatian pada segi pengajaran, harus
memperhatikan faktor lainnya terutama siswa sebagai subyek didik di sekolah. Bahkan
apabila memandang situasi belajar mengajar secara multi dimensional, akan terbukti bahwa di
dalamnya terdapat banyak variabel yang turut menentukan efisiensi dan efektivitas proses
belajar mengajar.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi pendidikan sebenarnya, adalah bantuan
dalam mengembangkan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik, dengan jalan
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru-guru. Secara khusus atau lebih kongkrit
lagi supervisi memiliki sejumlah tujuan, yang sekaligus merupakan tugas-tugas khusus
seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran.
Ada bermacam–macam konsep supervisi. Ngalim Purwanto (1997: 76) bahwa
supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada
perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai
tujuan–tujuan pendidikan. Supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan dalam
usaha dan pelaksanaan pembaharuan–pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran,
pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara
penilaian yang sistematis terhadap frase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.
Menurut Good Cartel dalam Sahertian (2000: 17) memberi pengertian bahwa supervisi
adalah usaha dan petugas–petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan.
Supervisi merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan kepada guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Kajian Superkol
Pendekatan Supervisi ada pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung
(non-direktif) dan pendekatan kolaboratif. Pendekatan direktif adalah cara pendekatan
7
terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah
tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Supervisor dapat menggunakan penguatan
(reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan
perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh,
menetapkan tolak ukur, dan menguatkan.
Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap
permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk
mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-
direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan
memecahkan masalah.
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan
direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor
maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini
didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil
panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nantui berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi
berhubungan pada dua arah. Dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor
adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan
negosiasi. (Sahertian, 2000: 44-52).
Yang dimaksud dengan SUPERKOL adalah kependekan dari supervisi dengan
pendekatan kolaboratif. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan
supervisi yang menggunakan pendekatan baik supervisor maupun guru bersama-sama,
bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam mleksanakan proses,
berhubungan pada dua arah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Menurut Yaslis Ilyas (2001) mengatakan kinerja adalah penampilan hasil karya
personel, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Dengan demikian kinerja
adalah perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan sesuatu yang
diperoleh dengan mendayagunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki
kepala sekolah sebagai guru yang mendapat tugas tambahan memiliki multi-peran, antara lain
8
sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan
entrepreneur. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian, untuk mengemban tugas dan
tanggung jawabnya, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi, komitmen, dan kreativitas
yang tinggi
C. Kajian Kinerja guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa
diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri
seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan
seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja
seseorang. (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000:67). Prestasi bukan berarti banyaknya
kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari
suatu proses belajar- mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha
mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga manfaatkan serta
ciptakan situasi yang ada dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus bahasa
Indonesia. Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja.
(Daryanto 2005:10). Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya
dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan
yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus
menilai dan mengatur kembali
Jadi, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak
didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah
faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision) (Mangkunegara A.A Anwar
Prabu, 2004 :67).
a. Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar
9
belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai
kinerja yang diharapkan.
Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya aka dapat
membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran.
b. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu berpendapat bahwa ada hubungan
yang fositif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Guru sebagai pendidik
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia hars
mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan
tidak asal-asalan, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan
oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi.
Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik dari guru yang memiliki motif
berprestasi tinggi Yaitu:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi
2. B erani mengambil resiko
3. Memiliki tujuan yang realistis
4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
5. Meanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan
Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan faktor-faktor
pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran secara
baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar.
Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu
dengan yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk meningkatkan kinerja,
para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya (kepsek).
10
Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya guru dalam proses
belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor
dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru).
3. Evaluasi Kinerja Guru
Menurut Agus Sunyato dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan
bahwa sasaran sasaran dan evaluasi kinerja guru sebagai berikut:
a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
periodik, baik kinerja guru maupun kinerja staf
b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para guru melalui audit keterampilan
dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung
jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat
oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai.
Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan mendasarkan hasil
diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal lainnya,
seperti imbalan.
Jadi, evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak
melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Banyak organisasi berusaha mencapai
sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat
tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para guru agar mereka mencapai sasaran
yang telah ditetapkan oleh sekolah dasarnya.
4. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja
Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan tujuh langkah yang
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan
baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri
d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum f. Mulai dari
awal, apabila perlu.
Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya
mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu harus sangat berguna bagi para karyawan.
(Mangkunegara A.A. Anwar Prabu 2006:11-12).
11
Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru, maka yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang
menghasilkan hasil yang memuaskan guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam
suatu unit kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan 4
indikator, yaitu kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru
dalam disiplin tugas.
D. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam pengembangan sekolah dengan penerapan Superkol ini dapat
digambarkan dalam skema berikut
12
Kinerja Guru Rendah
Pemberdayaan guru blm
optimal
Pembelajaran monoton
Prestasi rendah
Kepala Sekolah Belum
Menrapkan
“SUPERKOL”
Kondisi
Awal
Team Work yang Solid
Semangat dan
Komitmen Tinggi
Kinerja Meningkat
Prestasi Meningkat
Penerapan
SUPERKOLAktivitas
Hasil /
Dampak
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat
Tempat kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tugas sebagai kepala sekolah yaitu di SD
Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penulisan best practice ini
adalah:
1. Observasi langsung, dalam konteks ini, penulis (Kepala Sekolah) benar-benar mengalami
langsung dalam setiap tahapan dan mencatat setiap langkah-langkah yang direncanakan
dan dilaksanakan.
2. Studi dokumen, semua dokumen terkait yang ada di sekolah menjadi bahan bacaan dalam
menganalisis perkembangan peningkatan mutu di SDN 03 Kedungwuni. Dokumen yang
dimaksud adalah dokumen evaluasi diri sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dokumen kurikulum sekolah, dan profil
sekolah.
3. Wawancara, dalam konteks ini yang dimaksud wawancara adalah bincang-bincang non
formal dengan warga sekolah
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam best practice ini adalah teknik analisis
deskriptif yang menggambarkan hasil tahapan-tahapan yang telah dilakukan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan di SDN 03 Kedungwuni melalui SUPERKOL. Analisis yang
dimaksud adalah mendiskripsikan hasil penerapan SUPERKOL dilihat dari: (1) terbentuknya
team work yang solid; (2) meningkatnya Kinerja Guru (3); Meningkatnya Prestasi Sekolah.
13
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Penyajian data terbagi dalam 3 kelompok, yakni :
1. Terbentuknya team work yang solid
No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan
1
BARIROH, S.Pd.
NIP. 19660613 198806 2 001
IV/A Kepala Sekolah team work
2
JASRIYAH, S.Pd.I.
NIP. 196012011982012009
IV/A Guru Agama team work
3
NURHAYATI, A.Ma.Pd.
NIP. 196011221982022005
IV/A Guru Kelas I team work
4
WAHMAT, S.Pd.
NIP. 196304111984051003
IV/A Guru Kelas II team work
5
TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd.
NIP. 195512281977012002
IV/A Guru Kelas III team work
6
TRI SEPTI SETYANINGRUM,
S.Pd. - Guru Kelas IV team work
7
FITRI
HARIWAHYUNI,.S.PD
- Guru Kelas V team work
8
SITI SUBARDINI, S.Pd.
NIP. 196708121994012001
III/D Guru Kelas VI team work
9
ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.OR
NIP. -
-
GWB
Gr O.R.
team work
10
NUR ARIFAH, S.Pd.I
NIP. -
-
Admistrasi &
operator
team work
11
RINJARWO
NIP. 19600908 1988702 1 004
II/C Penjaga
team work
2. Pemberdayaan Guru, melalui KKG, Pembagian Tugas, melanjutkan studi
No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan
1
NURHAYATI, A.Ma.Pd.
NIP. 196011221982022005
IV/A Guru Kelas
KKG
2
JASRIYAH, S.Pd.I.
NIP. 196012011982012009
IV/A Guru Agama
KKG
3
ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.OR
NIP. -
-
GWB
Gr O.R.
KKG
4
TRI SEPTI SETYANINGRUM,
S.Pd.
NIP. -
- Guru Kelas IV
Melanjutkan
studi
5 NUR ARIFAH, S.Pd.I
NIP. -
- Admistrasi &
operator
Melanjutkan
14
studi
6
RINJARWO
NIP. 19600908 1988702 1 004
II/C Penjaga
KKG
7
FITRI
HARIWAHYUNI,.S.PD
- Guru Kelas V
Melanjutkan
studi
3. Meningkatnya Kinerja Guru, semakin disiplin dalam bekerja, PAKEM, semangat dalam
mengajar dan aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler
No Nama & NIP disiplin
Memakai
metode belajar
Aktif dan
semangat
mengajar
1
BARIROH, S.Pd.
NIP. 19660613 198806 2 001
  
2
NURHAYATI, A.Ma.Pd.
NIP. 196011221982022005
  
3
JASRIYAH, S.Pd.I.
NIP. 196012011982012009
  
4
TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd.
NIP. 195512281977012002   
5
SITI SUBARDINI, S.Pd.
NIP. 196708121994012001
  
6
WAHMAT, S.Pd.
NIP. 196304111984051003
  
7
TRI SEPTI SETYANINGRUM,
S.Pd.   
8
FITRI
HARIWAHYUNI,.S.PD
  
9
ARIF WAHYUDI,A.Ma.OR
NIP. -
  
10
NUR ARIFAH, S.Pd.I
NIP. -
  
11
RINJARWO
NIP. 19600908 1988702 1 004
  
12
AGUS PURWANTO,
A.Ma.Pust.
  
4. Meningkatnya Prestasi Sekolah, prestasi dalam hal ini tidak hanya dalam memperoleh
kejuaraan, tetapi adanya semangat untuk selalu mengikuti kegiatan lomba dan aktif dalam
kegiatan ekstra kurikuler dan pembinaan lainnya.
1. Prestasi sebagai kepala sekolah
1) JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun 2015
15
2) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014
2. Prestasi Pengembangan profesi dengan judul :
1) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi
belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015
tentang tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
melalui model pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni.
3. Prestasi Dalam bidang bimbingan siswa
1) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putra 2013
2) POPDA SENI SD juara I Cabang Kid Atletik (Lempar Turbo) putri 2013
3) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putri 2013
4) POPDA SENI SD juara I catur putri 2013
5) Invitasi Teakwondo Tingkat SD Se-Kab. Pekalongan Juara I tahun 2013
6) POPDA SD juara III Bulu tangkis putra 2014
7) POPDA SD juara III Bola Volly putra 2015
4. Prestasi Dalam Keluarga dan masyarakat
1) Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun
prestasi nonakademik.
2) Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan
jaman.
3) Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
5. Pengabdian di Dunia Pendidikan
1) Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni
2) Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni.
6. Pengabdian di Masyarakat
1) Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni.
2) Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan.
3) Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan.
4) Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan.
16
5) Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan.
6) Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan.
BAB V
PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT
A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dikelas menjadi salah satu
kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu diperlukan strategi
tertentu dalam rangka menumbuhkan motivasi guru dan pengembangan profesionalisme.
Dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni, kami menggunakan
strategi Superkol. Strategi ini kami laksanakan dengan prinsip praktis, sistematis, obyektif,
realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, berkesinambungan dan
terpadu. Strategi Supervisi dengan pendekatan Kolaboratif yang kami gunakan adalah
serangkaian kegiatan dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan ini
difokuskan pada peningkatan kinerja guru khususnya kualitas pembelajarannya.
Strategi ini kami gunakan dengan beberapa alasan dan pertimbangan sebagai berikut :
1. Dalam Supervisi dengan pendekatan kolaboratif bantuan yang diberikan oleh supervisor
bukan bersifat instruksi atau perintah, tetapi terciptanya hubungan yang manusiawi,
sehingga guru-guru memiliki rasa aman, dengan rasa aman diharapkan adanya kesediaan
untuk menerima perbaikan .
2. Adanya kesepakatan bersama dalam merencanakan pembelajaran, karena RPP disusun
oleh guru, kemudian dimusyawarahkan bersama dengan supervisor untuk dibahas dan
diperbaiki bersama.
3. Suasana dalam kegiatan supervisi adalah suasana kehangatan kedekatan dan keterbukaan
4. Umpan balik diberikan secapat mungkin dan sifatnya obyektif
5. Pada akhir kegiatan diadakan refleksi, untuk diadakan tindak lanjut dan perbaikan pada
kegiatan pendampingan berikutnya, sekaligus sebagai koreksi dan langkah langkah
perbaikan.
6. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan atas dasar harapan dan
dorongan dari guru sendiri karena memang membutuhkan bantuan.
17
7. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Untuk meningkatkan kinerja guru-guru SDN 03 Kedungwuni diperlukan sebuah
strategi khusus. Diharapkan dengan strategi ini kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dapat
meningkat yang imbasnya dapat meningkatkan prestasi di sekolah. Strategi penerapan
Superkol diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya kinerja guru dan rendahnya prestasi
SDN 03 Kedungwuni .
Agar penerapan Superkol dapat berjalan dengan efektif diperlukan adanya tahapan
operasioanal pelaksanaan sebagai berikut:
1. Membentuk team work yang solid. Pada langkah ini kepala sekolah melakukan penataan
dengan mengkondisikan semua warga sekolah menjadi team work yang solid dan
menciptakan suasana akrab dengan guru. Keterbukaan Kepala Sekolah menjadi kunci
kesuksesan langkah ini.
2. Membangun semangat dan komitmen. Pada langkah ini yang dilakukan kepala sekolah
adalah membangun semangat dan komitmen guru melalui sambung rasa dan curah
pendapat yang diteruskan guru untuk membangun semangat dan komitmen siswa. Semua
dilakukan dalam menyiapkan diri agar berprestasi.
3. Persiapan dengan menciptakan suasana yang akrab dengan guru, membahas persiapan
yang dibuat guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus
pengamatan, menyepakati intrumen yang akan digunakan serta menentukan waktu
pelaksanaan supervisi sesuai program yng telah di buat kepala sekolah.
4. Pelaksanaan program. Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati
menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Mencatat perilaku guru dan siswa. Pada
tahapan ini Kepala Sekolah dan guru memiliki peran sentral untuk memberikan
pelayanan yang prima utamanya kepada peserta didik dan masyarakat. Komite sekolah,
orangtua siswa, dan masyarakat akan berperan selaku pemantau meskipun tidak menutup
kemungkinan ada pelibatan terhadap mereka dalam pelaksanaan.
5. Pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi dengan memberikan umpan balik sehingga guru
dapat memahami temuan mengubah perilaku yang terindifikasi dan mempraktekan
panduan yang diberikan.
18
6. Pemberian reward kepada yang berprestasi. Pada tahap ini seluruh warga sekolah berhak
menerima penghargaan atas aktivitas dan kreativitasnya sehingga berprestasi dan
mendapat pengakuan serta layak diberikan reward.
B. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih
1. Team Work Sekolah yang Solid
Sebelum diterapkannya Superkol, komite sekolah hanya sebagai simbol. Kinerja guru
rendah, masing-masing guru hanya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, pengajaran masih
monoton dan Kepedulian terhadap perkembangan peserta didik hanya sebatas keluhan.
Penanganan permasalahan-permasalahan di kelas maupun di sekolah tidak terpecahkan secara
tuntas. Setelah penerapan Superkol keterbukaan antar teman sejawat, antara kepala sekolah
dengan guru, antara guru dengan siswa mulai kelihatan dan lama kelamaan menjadi sebuah
budaya. Semangat dan kinerja guru meningkat dalam bekerja, PAKEM sudah terlaksana,
kedisiplinan guru baik. kebiasaan saling membantu, saling memberi, berdiskusi, dan dalam
mengerjakan/melaksanakan tugas.
Manajemen sekolah dengan konsep pemberdayaan dan membangun jejaring sosial
yang kuat akan sangat efektif dalam rangka memperlancar tugas dinas keseharian. Aktifitas
dan jejaring sosial sangat diperlukan dalam membangun ketahanan sekolah khususnya di
SDN 03 Kedungwuni. Untuk membangun ketahanan sekolah tersebut diperlukan proses dan
berbagai indikator strategi dalam membangun ketahanan dan kebersamaan. Kegiatan untuk
memperkokoh ketahanan sekolah sebagai team work yang solid diantaranya, melalui kegiatan
pembiasaan doa bersama di awal sebelum memulai pelajaran di kelas, kunjungan teman yang
sakit, silaturahmi idul fitri, anjangsana mantan kepala sekolah, dan kegiatan lain yang
memperkokoh pilar-pilar ketahanan sekolah. Sehingga ketahanan sekolah dan kebersamaan
dapat terjaga dengan baik, imbasnya tentu akan makin meningkatnya kinerja seluruh guru dan
karyawan di sekolah
Di samping itu kegiatan eksternal yang dilakukan dalam upaya memperkokoh
ketahanan sekolah, dilakukan koordinasi dengan komite, pihak desa, puskesmas, dan tokoh
masyarakat/agama di sekitar lingkungan sekolah.
Hubungan dengan pihak luar sangat penting sekali, karena untuk mengembangkan
hubungan antar lembaga dan lebih mengenalkan sekolah dengan pihak dunia luar dan
masyarakat yang ada
19
2. Pemberdayaan Guru
Jika para guru dan semua komponen yang ada dalam satuan pendidikan tersebut secara
bersama-sama dan bersinergi dalam mendukung program-program sekolah, maka harapan visi
dan misi sekolah yang kita dambakan insya Allah dapat tercapai.
Dampak dari pemberdayaan para guru melalui KKG, pembagian tugas dan
pendampingan sangat luar biasa. Kompetensi personal makin meningkat, hal ini dibuktikan
adanya pengembangan kompetensi diri dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi, berhasilnya prestasi yang diraih oleh guru-guru dalam even lomba, baik lomba yang
diselenggarakan dinas maupun non dinas. Pada Tahun 2014 Guru dan kepala SDN 03
Kedungwuni mewakili mengikuti lomba guru dan Kepala Sekolah berprestasi tingkat
kecamatan. Prestasi yang diraih oleh para guru diharapkan dapat memacu bagi teman-teman
lain untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang.
3. Kinerja Guru Meningkat
Setelah kegiatan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif (Superkol) dilaksanakan,
terdapat peningkatan kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dalam mengelola pembelajaran dan
kegiatan ektrakurikuler, dengan kriteria peningkatan sebagai berikut:
a. Kedisiplinan Guru meningkat. Guru sudah jarang yang terlambat datang dan masuk ke
kelas
b. Pembelajaran sudah PAKEM yang menyebabkan siswa mulai memiliki keberanian untuk
bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan tekanan
dari guru.
c. Siswa mulai memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dengan adanya sanjungan,
penghargaan dan motivasi dari guru dalam pembelajaran.
d. Semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran cukup tinggi karena pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
e. Guru memiliki kemauan dan kemampuan menggunakan alat peraga, sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
f. Pembina ekstrakurikuler semangat dan antusias dalam kegiatan.
4. Prestasi Sekolah Meningkat
20
Pemberian kepercayaan pada guru dalam pendelegasian tugas-tugas dan memberikan
pujian atas kinerja yang dilakukan, mampu meningkatkan semangat dan gairah dalam bekerja.
Kebersamaan dan tanggung jawab terhadap bidang tugasnya mampu memberikan sumbangsih
yang sangat besar pengaruhnya dalam hal meraih prestasi sekolah. Beberapa prestasi sekolah
yang diraih berkat team work yang solid diantaranya:
A. Prestasi yang layak Menjadikan saya sebagai Kepala Sekolah
a. Prestasi yang telah diraih
1) Prerstasi sebagai kepsek
a) 1). JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun
2015
b) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014
B. Pengalaman Kerja Sebagai Guru
Masa kerja saya sekarang sudah 26 tahun 10 bulan terhitung sejak diangkat
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Saya diangkat menjadi CPNS berdasarkan
Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Jawa Tengah No: 813.2/12200/88 tanggal
31 Mei 1988. Pengangkatan itu Terhitung Mulai Tanggal 1 Juni 1988 dengan pangkat
II/a, NIP 131728443 dan ditugaskan sebagai guru SD Negeri Batursari 03 Kecamatan
Talun Kab. Pekalongan. Kemudian mutasi berdasarkan keputusan gubernur Jawa Tengah
No. 822.2/116/1992 di SD Negeri Kedungwuni 03.
C. Pengalaman Kerja sebagai Kepala Sekolah
Saya diangkat sebagai kepala sekolah sejak tanggal 30 Desember 2008 berdasarkan
keputusan Bupati Pekalongan Nomor : 821.2/140b/2008 tanggal 30 Desember 2008 di
SD Negeri Proto Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Kemudian mutasi
berdasarkan Keputusan Bupati Nomor: 821.2/133/2010 tanggal 13 Juli 2010 di SD
Negeri 03 Kedungwuni sampai sekarang.
D. Prestasi Dalam Pengembangan Profesi
Selama menjadi guru saya telah menulis beberapa karya pengembangan profesi, yaitu :
21
a) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi
belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan.
b) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 tentang
tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model
pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni.
E. Prestasi dalam bidang Bimbingan Siswa
1. POPDA juara I Tenis Lapangan tahun 2015
F. Prestasi Dalam Keluarga dan Masyarakat
Saya sudah berkeluarga sejak bulan Februari 1991. Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd menjadi
suami pilihan Allah untuk saya,
1. Suami Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd bekerja sebagai Penilik PLS mengabdi sejak tanggal
1 Juni 1988.
2. Anak
1) Sartika Fauziah masih kuliah
2) Moh. Dzikri Faza duduk di kelas I SMK
3. Pengabdian di Masyarakat
1) Menjadi Kertua Penyelenggara PAUD Adz Dzikri (KB dan TPA) di Desa Podo
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
2) Menjadi ketua penyelenggara TK Muslimat NU Podo Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan.
3) Menjadi Ketua Muslimat Ranting Podo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan
HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DATANG
A. Pengabdian sebagai Kepala Sekolah:
22
a. Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi
nonakademik.
b. Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan jaman.
c. Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
B. Pengabdian di dunia pendidikan:
a. Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni
b. Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni.
C. Pengabdian di masyarakat
a. Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni.
b. Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan.
c. Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan.
d. Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan.
e. Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan.
f. Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan.
Masih banyak prestasi lainnya yang diberikan pada SDN 03 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni dalam bidang akdemik maupun non akademik, termasuk baik tingkat
kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan upaya memanusiakan manusia
dengan pendekatan humanis andragogis dengan memberdayakan dan menghormati hak-
haknya ternyata mampu memberikan hasil nyata yang lebih efektif dan optimal.
C. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih
Dari dampak nyata yang kami alami dan diuraikan di atas, bukan berarti strategi yang
kami laksanakan ini tanpa kendala, karena dari berbagai segi dan berbagai sisi ternyata
banyak kendala yang kami hadapi yaitu:
23
1. Kemauan dan kesadaran guru untuk berubah dalam pembelajaran masih sangat rendah
sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan motivasi yang terus menerus.
2. Guru yang selama ini sudah merasa nyaman dengan kebiasaan pembelajaran
konversional, merasa terusik dengan adanya inovasi baru pembelajaran yaitu PAKEM.
3. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar kurang mendukung anak dalam
kegiatan belajar, karena sebagian besar masih acuh terhadap pendidikan anak.
4. Dukungan Sarana dan Prasarana dari pemerintah yang masih kurang.
D. Faktor faktor pendukung
Kendala yang ada ternyata tidak mudah untuk dapat di atasi, namun faktor pendukung
yang dimiliki sekolah menjadi modal berharga dalam mengatasi masalah.
Hal-hal yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan SUPERKOL di SDN 03
Kedungwuni, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan memiliki
semangat dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan SDN 03 Kedungwuni sebagai pusat
pendidikan yang berkualitas; (2) komite sekolah memberikan dukungan yang tinggi dalam
setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan
sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas sangat mengapresiasi dan
memberikan semangat sehingga memotivasi guru dan Kepala Sekolah untuk terus berkreasi,
(4) masyarakat merespon kemajuan SDN 03 Kedungwuni secara positif dan banyak yang
memilih SDN 03 Kedungwuni sebagai tempat sekolah bagi putra-putrinya, dan (5)
terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai lembaga lain dalam pengembangan sekolah
E. Tindak Lanjut
Melihat hasil yang cukup signifikan dari pelaksanaan supervisi dengan pendekatan
kolaboratif, maka diperlukan adanya alternatif pengembangan dalam rangka meningkatkan
kinerja dan hasil pembelajaran di sekolah. Beberapa alternatif pengembangan yang penting
untuk dilakukan adalah:
1. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap
semua guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan.
2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan secara terprogram dan
terencana, terhadap semua guru kelas dan seluruh bidang studi yang ada di Sekolah Dasar
24
3. Perlu dikembangkan adanya pendampingan yang dilakukan oleh guru senior (mentor)
terhadap guru yunior atau guru baru, dalam rangka berbagi pengalaman dalam
pembelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Pengalaman dalam pengelolaan sekolah sebagaimana diuraikan di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengembangan sekolah melalui penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni, dilakukan
dengan enam tahap kegiatan, yakni: (1) membentuk team work yang solid, (2)
membangun semangat dan komitmen, (3) Penyusunan program Supervisi (4) pelaksanaan
program, dan (5) pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi (6) Pemberian reward kepada
yang berprestasi.
2. Dampak positif dari penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni adalah: (1)
terbentuknya team work yang solid yang melibatkan seluruh stakeholders SDN 03
Kedungwuni yang saling bahu membahu serta memiliki keberanian dan keterbukaan
dalam memberikan saran untuk kemajuan sekolah, (2) terwujudnya semangat kerja yang
tinggi dan komitmen dalam menjalakan pengabdian dan tugas, (3) munculnya perasaan
bangga terhadap SDN 03 Kedungwuni dari seluruh stakeholders dengan diraihnya
berbagai prestasi baik oleh siswa, guru, Kepala Sekolah, maupun sekolah sebagai
25
lembaga, serta (4) munculnya apresiasi dari kalangan dunia pendidikan terhadap SDN 03
Kedungwuni dengan hadirnya beberapa KKKS dari berbagai kecamatan lain.
B. Rekomendasi
Dari hasil tersebut di atas selanjutnya penulis merekomendasikan hal-hal sebagai
berikut.
1. Sekolah perlu menkondisikan agar terbentuk team work yang solid dengan keterbukaan
dan menjalin kerja sama,
2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan
evaluasi hasil belajar, tindak lanjut dan kegiatan ektrakurikuler.
3. Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan media dan sumber
belajar dengan baik, sehingga mudah untuk melaksanakan proses pembelajaran dan daya
serap siswa menjadi lebih tinggi.
4. Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan media dan sumber belajar perlu didukung
oleh sekolah dalam hal pendanaan sehingga media dan sumber belajar yang dipersiapkan
dapat lebih optimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, Jakarta, Dirjen PMPTK
Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta,
Dirjen PMPTK
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas
Negeri Surabaya.
Nuryanah, Sri. Supervisi Akademik meningkatkan Kinerja Guru.Bandung: PT.Rinai Jaya.
Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka
Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: PT Apollo.
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema,
Cet. Ke-10, 2006
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Manajemen sumber data perusahaan, Bandung:PT
Refika Aditema 2004
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,
Jakarta CV. Eko Jaya, 2005
27
Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT.
Rosdakarya, 2000
28

More Related Content

What's hot

Pembinaan pengawas
Pembinaan pengawasPembinaan pengawas
Pembinaan pengawas
Royadi Nusa
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
Amirudin Taufik
 
Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.
Dhony S
 
Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014
PASEBAN01
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Yasir Rifai
 
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learningLaporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Haki Haki
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
arif widyatma
 
Program tahunan ka sd 2014
Program tahunan ka sd 2014Program tahunan ka sd 2014
Program tahunan ka sd 2014
Etty Rahmayanti
 

What's hot (17)

Pembinaan pengawas
Pembinaan pengawasPembinaan pengawas
Pembinaan pengawas
 
Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)Laporan on the job learning (2)
Laporan on the job learning (2)
 
Program kerja kurikulum smk bina cendekia 2017 2018
Program kerja kurikulum smk bina cendekia 2017 2018Program kerja kurikulum smk bina cendekia 2017 2018
Program kerja kurikulum smk bina cendekia 2017 2018
 
program kerja sekolah SMP Pemuda
program kerja sekolah SMP Pemudaprogram kerja sekolah SMP Pemuda
program kerja sekolah SMP Pemuda
 
Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.Contoh program kerja tahunan ks.
Contoh program kerja tahunan ks.
 
Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014
 
Program kerja 2 bulan kepala sekolah sd pembina
Program kerja 2 bulan kepala sekolah sd pembinaProgram kerja 2 bulan kepala sekolah sd pembina
Program kerja 2 bulan kepala sekolah sd pembina
 
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan edsUndangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
Undangan, daftar hadir, notula penyusunan eds
 
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learningLaporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
Laporan pelaksanaan kegiatan on the job learning
 
Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014Program tahunan sekolah 2013 2014
Program tahunan sekolah 2013 2014
 
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1Laporan pelaksanaan ojl bab 1
Laporan pelaksanaan ojl bab 1
 
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktifLaporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
Laporan kegiatan narsum workshop pkg smk produktif
 
Program wali kelas
Program wali kelasProgram wali kelas
Program wali kelas
 
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala SekolahLaporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
Laporan On the Job Learning Diklat Calon Kepala Sekolah
 
Pedoman pengawas PAI pada sekolah
Pedoman pengawas PAI pada sekolahPedoman pengawas PAI pada sekolah
Pedoman pengawas PAI pada sekolah
 
Program bidang kurikulum dan salam
Program bidang kurikulum dan salamProgram bidang kurikulum dan salam
Program bidang kurikulum dan salam
 
Program tahunan ka sd 2014
Program tahunan ka sd 2014Program tahunan ka sd 2014
Program tahunan ka sd 2014
 

Similar to SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
nasrun gayo
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Jerry Makawimbang
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Slamet Suprihanto
 
Sidang proposaltesis
Sidang proposaltesisSidang proposaltesis
Sidang proposaltesis
nda_fauziah
 

Similar to SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN” (20)

Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
 
pts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdfpts-sumarso.pdf
pts-sumarso.pdf
 
Tugas uas mbs
Tugas uas mbsTugas uas mbs
Tugas uas mbs
 
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
Laporan mgmp mat gugus iii sumbawa thn. 2013
 
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikanPelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
Pelaksanaan supervisi dalam rangka efisien dan efektivitas pendidikan
 
makalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahmakalah observasi sekolah
makalah observasi sekolah
 
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd,  sma 15 meranginpengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd,  sma 15 merangin
pengembangan profesi guru Dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
 
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd,  sma 15 meranginPengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd,  sma 15 merangin
Pengembangan profeis guru dewil vi indra, s.pd, sma 15 merangin
 
Monev
MonevMonev
Monev
 
Monev
MonevMonev
Monev
 
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFJURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
 
Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
Manajemen berbasis sekolah_paper[1]Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
Manajemen berbasis sekolah_paper[1]
 
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghariLaporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
Laporan pkb febridawati asmi - sma1 batanghari
 
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJAMENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA
 
Refleksi siap
Refleksi siapRefleksi siap
Refleksi siap
 
Tugas TIK
Tugas TIKTugas TIK
Tugas TIK
 
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
Tesisbabis d-vdanlampiran1s-d-121113005251-phpapp02
 
Sidang proposaltesis
Sidang proposaltesisSidang proposaltesis
Sidang proposaltesis
 
MAKALAH KEWAJIBAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK).docx
MAKALAH KEWAJIBAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK).docxMAKALAH KEWAJIBAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK).docx
MAKALAH KEWAJIBAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK).docx
 
Laporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolahLaporan penelitian tindakan_sekolah
Laporan penelitian tindakan_sekolah
 

More from Sujud Marwoto

More from Sujud Marwoto (15)

Analisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian UmumAnalisis Jabatan Pengadministrasian Umum
Analisis Jabatan Pengadministrasian Umum
 
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan PrasaranaAnalisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
Analisis Jabatan Pengadministrasian Sarana dan Prasarana
 
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip TerpaduPROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
PROPOSAL PROYEK PERUBAHAN. Penataan Arsip Terpadu
 
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURUProposal  Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
Proposal Proyek Perubahan. PENINGKATAN DISIPLIN GURU
 
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
PRSENTASI LAPORAN AKHIR PROYEK PERUBAHAN
 
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA...
 
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang EfektifKALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
KALENDER KEAKSARAAN. Media Pembelajaran Untuk Tutor Yang Efektif
 
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAANBUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
BUKU SAKU PENDIDIKAN KEAKSARAAN
 
Belajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUDBelajar calistung pada PAUD
Belajar calistung pada PAUD
 
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASIAPRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI
 
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKALPENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
 
Standar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraanStandar kompetensi keaksaraan
Standar kompetensi keaksaraan
 
Pengkajian program
Pengkajian programPengkajian program
Pengkajian program
 
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IVLaporan proyek perubahan Diklat PIM IV
Laporan proyek perubahan Diklat PIM IV
 
Juknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paudJuknis pendirian satuan paud
Juknis pendirian satuan paud
 

Recently uploaded

Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
cupulin
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

SKRIPSI “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN”

  • 1. i
  • 2. KARYA TULIS “EVALUASI DIRI MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG KOMPETEN” PENERAPAN SUPERKOL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI OLEH BARIROH, S. Pd NIP. 19660613 198806 2 001 PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UPT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEDUNGWUNI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI Desa Podo Rt. 04 Rw. 02 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan ii
  • 3. HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Karya Tulis : PENERAPAN SUPERKOL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI 03 KEDUNGWUNI 2. Identitas Kepala Sekolah a. Nama Lengkap : Bariroh, S. Pd b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIP : 19660613 198806 2 001 d. Pangkat / Golongan : Pembina, IV/a e. Jenis Jabatan : Kepala Sekolah f. Unit Kerja : SD Negeri 03 Kedungwuni g. Alamat : Desa Podo RT. 04 RW. 02 Kec. Kedungwuni h. No. Tlp : 085865523417 Mengetahui : Koordinator Pengawas SD Pembuat Karya Tulis ENI ANISAH, S. Pd BARIROH, S. Pd NIP. 19651126 198608 2 002 NIP. 19660613 198806 2 001 Mengesahkan: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kedungwuni iii
  • 4. WINARYO, S. Pd, M. Pd NIP. 19660925 198810 1 002 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul Penerapan Superkol untuk Meningkatkan Kinerja Guru di SDN 03 Kedungwuni Tahun 2015, saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kedungwuni Kab. Pekalongan yang telah mendukung pelaksanaan pembuatan Karya Tulis ini, 2. Ibu Pengawas SD Dabin III UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, yang telah memberi motivasi tiada henti kepada saya. 3. Teman-teman seperjuangan, guru-guru SD 03 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih perlu penyempurnaan, maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan. Akhir kata semoga kebaikan semua pihak tersebut diatas diterima dan mendapat rahmat dari Allah SWT serta semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kemajuan sekolah dasar. Kedungwuni, 25 Maret 2015 Penulis Bariroh, S. Pd iv
  • 5. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR............................................................................................................. iii ABSTRAK............................................................................................................................... iv DAFTAR ISI............................................................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................. 3 C. Tujuan Penulisan.................................................................................................. 3 D. Manfaat...................................................................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................................... 5 A. Kajian Supervisi..................................................................................................... 5 B. Kajian Superkol...................................................................................................... 7 C. Kajian Kinerja Guru.............................................................................................. 9 D. Kerangka Berpikir................................................................................................ 12 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................... 13 A Tempat Penelitian............................................................................................... 13 B. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 13 C. Teknik Analisi Data............................................................................................. 13 BAB IV PENYAJIAN DATA............................................................................................ 14 BAB V PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT....................................................... 17 A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah....................................... 17 B. Hasil atau Dampak yang dicapai dari Strategi yang dipilih................. 19 C. Kendala yang dihadapi....................................................................................... 23 D. Faktor Pendukung................................................................................................ 23 E. Tindak Lanjut......................................................................................................... 24 BAB III PENUTUP........................................................................................................... 25 A. Simpulan................................................................................................................... 25 v
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah menyebutkan, bahwa standar kompetensi kepala sekolah mencakup standar kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi sosial, dan Kewirausahaan. Kelima kompetensi tersebut harus dimiliki setiap kepala sekolah profesional. Dari kelima kompetensi tersebut, berdasarkan fakta yang ada di lapangan pada kompetensi kepribadian, diperoleh data bahwa guru-guru dalam melaksanakan tugas masih belum optimal hal ini dibuktikan dengan kurangnya tanggung jawab, kurangnya disiplin, kurangnya komunikasi antara guru dengan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas yang menjadi tugas pokoknya. Supervisi pendidikan merupakan salah satu fungsi pokok administrasi pendidikan.Berbagai fungsi administrasi pendidikan yang dimaksudkan adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, kepegawaian, pembiayaan dan penilaian. Seluruh fungsi admnistrasi pendidikan tersebut semestinya harus bejalan dengan baik sesuai dengan fungsinya. Supervisi sebagai salah satu fungsi yang sangat penting tidak dapat dipisahkan dengan fungsi yang lainnya. Disebut penting oleh karena setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan supervisi, maka dalam hubungan ini isu kebijakan mengenai supervisi pendidikan sangat menarik untuk dikaji, terutama kebijakan supervisi di tingkat persekolahan. Dalam hubungan dengan ini, supervisi yang dimaksudkan adalah supervisi pendidikan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Kenyataan yang ada khususnya di SDN 03 Kedungwuni kinerja guru, dan karyawan SDN 03 Kedungwuni belum optimal memenuhi harapan sebagaimana yang diinginkan, tujuan sekolah yang diharapkan belum memenuhi target, terutama dibidang akademik dan non akademiknya. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya capaian hasil lomba baik di tingkat kecamatan, kota, propinsi hingga nasional. Di samping itu juga ditandainya rendahnya kinerja guru, tingkat kemalasan guru, dan staf dalam melaksanakan tugas rutin dinas. Saat penulis menempati tugas baru selama satu bulan penulis amati, kinerja PBM (Proses Belajar Mengajar) dan kegiatan ekstra kurikuler berjalan seadanya. Program kurang diperhatikan, bahkan sepertinya kegiatan PBM dan ekstra kurikuler dan potensi peserta didik 1
  • 8. belum dioptimalkan, dan belum terprogram, pemantauan jarang dilakukan, hasil latihan tidak pernah ditampilkan. Akibat dari hal tersebut di atas kegiatan ekstra kurikuler tidak berdampak sama sekali dalam kegiatan sekolah. Guru pasif, kurang disiplin, pembina ekstrakurikuler belum memiliki tanggung jawab tugasnya. Komunikasi antara guru dengan kepala sekolah yang terlalu formal juga menjadi hambatan bagi guru jika akan berkonsultasi dalam memajukan sekolah. Jarak komunikasi yang terlalu jauh antara kepala sekolah dengan guru-guru terkesan adanya pola kerja antara atasan dan bawahan, antara bos dan anak buah, antara majikan dan buruh, hal inilah yang menjadikan hubungan dalam menunjang tugas-tugas rutin untuk mencapai tujuan sekolah makin jauh dari harapan. Kurangnya komunikasi dari kepala sekolah pada semua guru dan staf, dan kurangnya transparansi dalam mengelola manajemen sekolah, juga menjadi pemicu makin kurang harmonisnya hubungan antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan. Selain itu pemberdayaan guru belum dilaksanakan secara optimal, akibatnya dampak prestasi akademik maupun non akademik belum diperoleh hasil yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran di kelas masih sangat konvensional. Kegiatan ektra-kurikuler hanya merupakan tulisan yang tidak pernah dilaksanakan. Kegiatan lomba di tingkat kecamatan hasilnya kurang memuaskan. Berbagai potensi dan pendukung belum dapat dioptimalkan. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Muhamad Nur, 2001: 3). Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah dasar, maka peranan Kepala Sekolah sangat penting. Kepala Sekolah mempunyai peranan kunci dan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Peranan tersebut tidak hanya menyangkut kedudukannya sebagai leader dalam satuan jenjang pendidikan, melainkan sebagai peranan yang lain, termasuk tugasnya sebagai guru. Berangkat dari beberapa peristiwa di atas, maka kami coba kembangkan konsep pengembangan sekolah melalui Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni dalam upaya pencapaian visi dan misi sekolah. Karya tulis dalam bentuk Best Practice ini menggambarkan keberhasilan “Penerapan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Guru di SD Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.” 2
  • 9. B. Rumusan Masalah Masalah yang mendasar pada makalah ini adalah rendahnya kinerja guru-guru dan prestasi sekolah SDN 03 Kedungwuni. Masalah yang diduga menjadi penyebab adalah rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang relatif monoton, kurang variatif dalam pengelolaan pengajaran oleh guru yang tidak terencana dengan baik, yang pada akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan guru hanya “asal menjalankan tugas” saja. Selain itu juga kurang diberdayakan guru dan lemahnya tanggung jawab. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni ? 2. Bagaimana hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengetahui proses pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja bagi guru-guru SDN 03 Kedungwuni. 2. Mengetahui hasil peningkatan kinerja guru setelah dilakukan supervisi dengan pendekatan kolaboratif. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak peneliti maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan. Secara lebih rinci penelitian ini dapat memberi bermanfaat sebagai beikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan kinerja . b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak– pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 3
  • 10. 2. Manfaat praktis Kepala sekolah dan guru, agar lebih meningkatkan kinerja, memahami peran dan fungsinya masing-masing dalam mendukung sekolah. 4
  • 11. BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Supervisi Istilah supervisi merupakan hasil penterjemahan dari kata Supervision mempunyai akar kata super berarti greater or more than usual, sedangkan vision berarti ability to see. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai kemampuan untuk melihat yang lebih dari biasanya (Procteh'1983). Supervisi juga berasal dari bahasa latin supervideo yang berarti oversee atau mengawasi (Oliva, 1984). Secara terminalogi, Wiles (1967) mendefisikan supervisi dengan aktivitas pelayanan yang dilakukan uniuk membanlu guru dalam melaksanakan pekerjaan agar memperoleh hasil yang lebih baik. Pada bagian lain Wiles juga menyatakan bahwa supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik. Neagley dan Evans (1980) mendefinisikan supervisi dengan bantuan yang diberikan kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, pendidikan, dan kurikulum. Glickman (1981) mendefinisikan supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Lebih lanjut Glickman mcnjelaskan bahwa bentuk-bentiik bantuan yang diberikan tersebut disesuaikan dengan tinggi rendahnya komitmen dan kemampuan berfikir abstrak guru. Sehinggga Harris (dalam Oliva, 1984) merujuk supervisi sebagai aktifitas yang secara langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Mantja (2002) mendefinisikan supervisi dengan semua usaha yang dilakukan untuk membantu atau melayani guru agar dapat mengembangkan, memperbaiki, dan bahkan meningkatkan pengajaran, serta dapat menyediakan kondisi belajar yang efektif dan efisien demi pcrtumbuhan jabatannya untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan mutu pebdidikan. I.ebih lanjut ditegaskan bahwa dengan demikian pertanggung jawaban supervisi pembelajaran ilu mencakup bcrbagji aspek yang berkaitan dengan kurikulum, dan pembelajaran (Oliva, 1984). Berdasarkan istilah supervisi pengajaran di atas, pertama, supervisi merupakan seluruh usaha yang dirancang oleh petugas sekolah kearah penyediaan kepemimpinan bagi guru-guru dan pekerja sekolah lainnya, kedua, supervisi mempunyai sasaran pada usaha 5
  • 12. perbaikan, pertumbuhan jabatan, mengembangkan guru-guru, serta revisi tujuan pcndidikan dan bahan pengajaran. Melalui penegasan yang dikemukakan oleh Neagly dan Evans (1980) yang menyebut supervisi sebagai rangkaian kegiatan pembinaan (bukan kegiatan administratil) yang dilakukan oleh supervisor, dapat menuntun kita untuk menentukan kesimpulan, bahwa prestasi itu ditujukan untuk memperbaiki pengajaran guru demi tercapainya prestasi belajar siswa secara optimal. Sementara itu Alfonso dan Firth (1981) mengemukakan bahwa perilaku supervisi yang dirancang oleh organisasi secara langsung mempengaruhi perilaku dalam memfasilitasi belajar siswa guna mencapai tujuan organisasi. Bertitik tolak dari pengertian supervisi diatas, maka terdapat tiga unsusr penting yang secara implisist terkandung dalam supervisi pendidikan yaitu: (1) unsur proses pengarahan, bimbingan dan bantuan supervisor kepada guru, (2) unsur guru dan personalia sekolah lainnya sebagai pihak yang harus dibimbing dan ditolong demi peningkatan kapasitasnya, (3) unsur proses belajar mengajar sebagai obyek yang harus diperbaiki demi tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. Menurut Sergiovanni dan Starrat (1982) mengemukakan pengertian dalam batasan yang lebih luas supervisi pendidikan mencakup semua fungsi dan masalah relevansinya dengan peningkutan prestasi kerja di lembaga kependidikan, khususnya di sekolah. Lebih jauh lagi bahwa pandangan, keterampilan, dan dedikasi mereka bertanggung jawab dalam menilai dan membantu para guru agar dapat bekerja secara efektif dengan murid-murid di bawah tanggung jawabnya, kesemuanya menentukan kualitas program sekolah. la juga mengemukakan sebagai aktivitas yang dilakukan personil sekolah yang ada hubungannya dengan orang dewasa dan benda-benda untuk memelihara atau mengubah cara kerja sekolah yang berpengaruh langsung terhadap proses pembelajaran, dan digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Supervisi sesungguhnya sangat berkaitan dengan aspek pengajaran, tetapi tidak berorientasi langsung pada siswa (not highly people oriented). Supervisi merupakan salah satu fungsi pokok sekolah, bukan tugas atau pekerjaan spesifik, dan bukan pula sebagai perangkat teknik-teknik. Supervisi pengajaran atau akademik diarahkan untuk memelihara dan mengembangkan proses belajar mengajar di sekolah. Menurut Wiles (1985) supervisi pendidikan adalr.h segenap bantuan yang diberikan oleh seseorang dalam mengembangkan situasi belajar mengajar di sekolah ke arah yang lebih baik. Supervisi meliputi segenap aktivitas yang dirancang untuk mengembangkan pengajaran dan atau peinbelajaran pada semua tingkatan organisasi. 6
  • 13. Walaupun definisi di atas menekankan pada bagaimana membantu guru dalam proses balujar menyajar, namun kenyataan kcberhasilan program pengajaran sendiri banyak tergantung pada berbagai aspek. Pengajaran terjadi dalam situasi dimana terjadi interaksi antara guru dan murid dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan. Supervisi, disamping memusatkan perhatian pada segi pengajaran, harus memperhatikan faktor lainnya terutama siswa sebagai subyek didik di sekolah. Bahkan apabila memandang situasi belajar mengajar secara multi dimensional, akan terbukti bahwa di dalamnya terdapat banyak variabel yang turut menentukan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi pendidikan sebenarnya, adalah bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik, dengan jalan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru-guru. Secara khusus atau lebih kongkrit lagi supervisi memiliki sejumlah tujuan, yang sekaligus merupakan tugas-tugas khusus seorang supervisor di bidang pendidikan dan pengajaran. Ada bermacam–macam konsep supervisi. Ngalim Purwanto (1997: 76) bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan–tujuan pendidikan. Supervisi berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan–pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran dan metode-metode mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap frase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Menurut Good Cartel dalam Sahertian (2000: 17) memberi pengertian bahwa supervisi adalah usaha dan petugas–petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi merupakan kegiatan pembinaan dengan memberi bantuan kepada guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. B. Kajian Superkol Pendekatan Supervisi ada pendekatan langsung (direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif) dan pendekatan kolaboratif. Pendekatan direktif adalah cara pendekatan 7
  • 14. terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor adalah: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan, memberi contoh, menetapkan tolak ukur, dan menguatkan. Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Perilaku supervisor dalam pendekatan non- direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah. Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan pada gilirannya nantui berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi. (Sahertian, 2000: 44-52). Yang dimaksud dengan SUPERKOL adalah kependekan dari supervisi dengan pendekatan kolaboratif. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan pendekatan supervisi yang menggunakan pendekatan baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam mleksanakan proses, berhubungan pada dua arah yaitu dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Menurut Yaslis Ilyas (2001) mengatakan kinerja adalah penampilan hasil karya personel, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Dengan demikian kinerja adalah perilaku individu sebagai ungkapan kemajuan dalam menghasilkan sesuatu yang diperoleh dengan mendayagunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki kepala sekolah sebagai guru yang mendapat tugas tambahan memiliki multi-peran, antara lain 8
  • 15. sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, dan entrepreneur. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Dengan demikian, untuk mengemban tugas dan tanggung jawabnya, kepala sekolah perlu memiliki kompetensi, komitmen, dan kreativitas yang tinggi C. Kajian Kinerja guru 1. Pengertian Kinerja Guru Istilah kinerja guru berasal dari kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. (A.A. Anwar Prabu Mangkunegara 2000:67). Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar- mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada dilingkungan sekolah sesuai dengan aturan yang berlaku. Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Dalam kamus bahasa Indonesia. Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. (Daryanto 2005:10). Yaitu pekerjaan seorang guru untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin di atas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka guru harus menilai dan mengatur kembali Jadi, kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak didik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision) (Mangkunegara A.A Anwar Prabu, 2004 :67). a. Faktor kemampuan Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang memiliki latar 9
  • 16. belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya aka dapat membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran. b. Faktor Motivasi Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu berpendapat bahwa ada hubungan yang fositif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia hars mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh, bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi. Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi Yaitu: 1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi 2. B erani mengambil resiko 3. Memiliki tujuan yang realistis 4. Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. 5. Meanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan Membicarakan kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan faktor-faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya pembelajaran secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. Semua pekerjaan itu harus dikerjakan bersama-sama antara guru yang satu dengan yang lainnya yaitu dengan cara bermusyawarah. Untuk meningkatkan kinerja, para guru harus melihat pada keadaan pemimpinnya (kepsek). 10
  • 17. Jadi, dapat disimpulkan bahwa baik dan buruknya guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah supervisor dalam melaksanakan pengawasan atau supervisi terhadap kemampuan (kinerja guru). 3. Evaluasi Kinerja Guru Menurut Agus Sunyato dalam bukunya Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa sasaran sasaran dan evaluasi kinerja guru sebagai berikut: a. Membuat analisa kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja guru maupun kinerja staf b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para guru melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal lainnya, seperti imbalan. Jadi, evaluasi kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi. Banyak organisasi berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari para pelaksanaannya, yaitu para guru agar mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh sekolah dasarnya. 4. Langkah-langkah Peningkatan Kinerja Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut: a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan. c. Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum f. Mulai dari awal, apabila perlu. Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu harus sangat berguna bagi para karyawan. (Mangkunegara A.A. Anwar Prabu 2006:11-12). 11
  • 18. Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru, maka yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan 4 indikator, yaitu kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi pembelajaran, serta kinerja guru dalam disiplin tugas. D. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir dalam pengembangan sekolah dengan penerapan Superkol ini dapat digambarkan dalam skema berikut 12 Kinerja Guru Rendah Pemberdayaan guru blm optimal Pembelajaran monoton Prestasi rendah Kepala Sekolah Belum Menrapkan “SUPERKOL” Kondisi Awal Team Work yang Solid Semangat dan Komitmen Tinggi Kinerja Meningkat Prestasi Meningkat Penerapan SUPERKOLAktivitas Hasil / Dampak
  • 19. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Tempat kegiatan ini dilakukan sesuai dengan tugas sebagai kepala sekolah yaitu di SD Negeri 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. B. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penulisan best practice ini adalah: 1. Observasi langsung, dalam konteks ini, penulis (Kepala Sekolah) benar-benar mengalami langsung dalam setiap tahapan dan mencatat setiap langkah-langkah yang direncanakan dan dilaksanakan. 2. Studi dokumen, semua dokumen terkait yang ada di sekolah menjadi bahan bacaan dalam menganalisis perkembangan peningkatan mutu di SDN 03 Kedungwuni. Dokumen yang dimaksud adalah dokumen evaluasi diri sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dokumen kurikulum sekolah, dan profil sekolah. 3. Wawancara, dalam konteks ini yang dimaksud wawancara adalah bincang-bincang non formal dengan warga sekolah C. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam best practice ini adalah teknik analisis deskriptif yang menggambarkan hasil tahapan-tahapan yang telah dilakukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di SDN 03 Kedungwuni melalui SUPERKOL. Analisis yang dimaksud adalah mendiskripsikan hasil penerapan SUPERKOL dilihat dari: (1) terbentuknya team work yang solid; (2) meningkatnya Kinerja Guru (3); Meningkatnya Prestasi Sekolah. 13
  • 20. BAB IV PENYAJIAN DATA Penyajian data terbagi dalam 3 kelompok, yakni : 1. Terbentuknya team work yang solid No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan 1 BARIROH, S.Pd. NIP. 19660613 198806 2 001 IV/A Kepala Sekolah team work 2 JASRIYAH, S.Pd.I. NIP. 196012011982012009 IV/A Guru Agama team work 3 NURHAYATI, A.Ma.Pd. NIP. 196011221982022005 IV/A Guru Kelas I team work 4 WAHMAT, S.Pd. NIP. 196304111984051003 IV/A Guru Kelas II team work 5 TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd. NIP. 195512281977012002 IV/A Guru Kelas III team work 6 TRI SEPTI SETYANINGRUM, S.Pd. - Guru Kelas IV team work 7 FITRI HARIWAHYUNI,.S.PD - Guru Kelas V team work 8 SITI SUBARDINI, S.Pd. NIP. 196708121994012001 III/D Guru Kelas VI team work 9 ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.OR NIP. - - GWB Gr O.R. team work 10 NUR ARIFAH, S.Pd.I NIP. - - Admistrasi & operator team work 11 RINJARWO NIP. 19600908 1988702 1 004 II/C Penjaga team work 2. Pemberdayaan Guru, melalui KKG, Pembagian Tugas, melanjutkan studi No Nama & NIP Gol Ruang Jabatan Keterangan 1 NURHAYATI, A.Ma.Pd. NIP. 196011221982022005 IV/A Guru Kelas KKG 2 JASRIYAH, S.Pd.I. NIP. 196012011982012009 IV/A Guru Agama KKG 3 ARIF WAHYUDI,A.Ma.Pd.OR NIP. - - GWB Gr O.R. KKG 4 TRI SEPTI SETYANINGRUM, S.Pd. NIP. - - Guru Kelas IV Melanjutkan studi 5 NUR ARIFAH, S.Pd.I NIP. - - Admistrasi & operator Melanjutkan 14
  • 21. studi 6 RINJARWO NIP. 19600908 1988702 1 004 II/C Penjaga KKG 7 FITRI HARIWAHYUNI,.S.PD - Guru Kelas V Melanjutkan studi 3. Meningkatnya Kinerja Guru, semakin disiplin dalam bekerja, PAKEM, semangat dalam mengajar dan aktif dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler No Nama & NIP disiplin Memakai metode belajar Aktif dan semangat mengajar 1 BARIROH, S.Pd. NIP. 19660613 198806 2 001    2 NURHAYATI, A.Ma.Pd. NIP. 196011221982022005    3 JASRIYAH, S.Pd.I. NIP. 196012011982012009    4 TATIK SUNARTI, A.Ma.Pd. NIP. 195512281977012002    5 SITI SUBARDINI, S.Pd. NIP. 196708121994012001    6 WAHMAT, S.Pd. NIP. 196304111984051003    7 TRI SEPTI SETYANINGRUM, S.Pd.    8 FITRI HARIWAHYUNI,.S.PD    9 ARIF WAHYUDI,A.Ma.OR NIP. -    10 NUR ARIFAH, S.Pd.I NIP. -    11 RINJARWO NIP. 19600908 1988702 1 004    12 AGUS PURWANTO, A.Ma.Pust.    4. Meningkatnya Prestasi Sekolah, prestasi dalam hal ini tidak hanya dalam memperoleh kejuaraan, tetapi adanya semangat untuk selalu mengikuti kegiatan lomba dan aktif dalam kegiatan ekstra kurikuler dan pembinaan lainnya. 1. Prestasi sebagai kepala sekolah 1) JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun 2015 15
  • 22. 2) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014 2. Prestasi Pengembangan profesi dengan judul : 1) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 2) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 tentang tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni. 3. Prestasi Dalam bidang bimbingan siswa 1) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putra 2013 2) POPDA SENI SD juara I Cabang Kid Atletik (Lempar Turbo) putri 2013 3) POPDA SENI SD juara I Bulu tangkis putri 2013 4) POPDA SENI SD juara I catur putri 2013 5) Invitasi Teakwondo Tingkat SD Se-Kab. Pekalongan Juara I tahun 2013 6) POPDA SD juara III Bulu tangkis putra 2014 7) POPDA SD juara III Bola Volly putra 2015 4. Prestasi Dalam Keluarga dan masyarakat 1) Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi nonakademik. 2) Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan jaman. 3) Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 5. Pengabdian di Dunia Pendidikan 1) Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni 2) Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni. 6. Pengabdian di Masyarakat 1) Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni. 2) Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan. 3) Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan. 4) Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan. 16
  • 23. 5) Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan. 6) Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan. BAB V PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran dikelas menjadi salah satu kunci keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu diperlukan strategi tertentu dalam rangka menumbuhkan motivasi guru dan pengembangan profesionalisme. Dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SDN 03 Kedungwuni, kami menggunakan strategi Superkol. Strategi ini kami laksanakan dengan prinsip praktis, sistematis, obyektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, berkesinambungan dan terpadu. Strategi Supervisi dengan pendekatan Kolaboratif yang kami gunakan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan ini difokuskan pada peningkatan kinerja guru khususnya kualitas pembelajarannya. Strategi ini kami gunakan dengan beberapa alasan dan pertimbangan sebagai berikut : 1. Dalam Supervisi dengan pendekatan kolaboratif bantuan yang diberikan oleh supervisor bukan bersifat instruksi atau perintah, tetapi terciptanya hubungan yang manusiawi, sehingga guru-guru memiliki rasa aman, dengan rasa aman diharapkan adanya kesediaan untuk menerima perbaikan . 2. Adanya kesepakatan bersama dalam merencanakan pembelajaran, karena RPP disusun oleh guru, kemudian dimusyawarahkan bersama dengan supervisor untuk dibahas dan diperbaiki bersama. 3. Suasana dalam kegiatan supervisi adalah suasana kehangatan kedekatan dan keterbukaan 4. Umpan balik diberikan secapat mungkin dan sifatnya obyektif 5. Pada akhir kegiatan diadakan refleksi, untuk diadakan tindak lanjut dan perbaikan pada kegiatan pendampingan berikutnya, sekaligus sebagai koreksi dan langkah langkah perbaikan. 6. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan atas dasar harapan dan dorongan dari guru sendiri karena memang membutuhkan bantuan. 17
  • 24. 7. Kegiatan supervisi dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan secara berkesinambungan. Untuk meningkatkan kinerja guru-guru SDN 03 Kedungwuni diperlukan sebuah strategi khusus. Diharapkan dengan strategi ini kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dapat meningkat yang imbasnya dapat meningkatkan prestasi di sekolah. Strategi penerapan Superkol diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya kinerja guru dan rendahnya prestasi SDN 03 Kedungwuni . Agar penerapan Superkol dapat berjalan dengan efektif diperlukan adanya tahapan operasioanal pelaksanaan sebagai berikut: 1. Membentuk team work yang solid. Pada langkah ini kepala sekolah melakukan penataan dengan mengkondisikan semua warga sekolah menjadi team work yang solid dan menciptakan suasana akrab dengan guru. Keterbukaan Kepala Sekolah menjadi kunci kesuksesan langkah ini. 2. Membangun semangat dan komitmen. Pada langkah ini yang dilakukan kepala sekolah adalah membangun semangat dan komitmen guru melalui sambung rasa dan curah pendapat yang diteruskan guru untuk membangun semangat dan komitmen siswa. Semua dilakukan dalam menyiapkan diri agar berprestasi. 3. Persiapan dengan menciptakan suasana yang akrab dengan guru, membahas persiapan yang dibuat guru dan membuat kesepakatan mengenai aspek yang menjadi fokus pengamatan, menyepakati intrumen yang akan digunakan serta menentukan waktu pelaksanaan supervisi sesuai program yng telah di buat kepala sekolah. 4. Pelaksanaan program. Pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Mencatat perilaku guru dan siswa. Pada tahapan ini Kepala Sekolah dan guru memiliki peran sentral untuk memberikan pelayanan yang prima utamanya kepada peserta didik dan masyarakat. Komite sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat akan berperan selaku pemantau meskipun tidak menutup kemungkinan ada pelibatan terhadap mereka dalam pelaksanaan. 5. Pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi dengan memberikan umpan balik sehingga guru dapat memahami temuan mengubah perilaku yang terindifikasi dan mempraktekan panduan yang diberikan. 18
  • 25. 6. Pemberian reward kepada yang berprestasi. Pada tahap ini seluruh warga sekolah berhak menerima penghargaan atas aktivitas dan kreativitasnya sehingga berprestasi dan mendapat pengakuan serta layak diberikan reward. B. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih 1. Team Work Sekolah yang Solid Sebelum diterapkannya Superkol, komite sekolah hanya sebagai simbol. Kinerja guru rendah, masing-masing guru hanya sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, pengajaran masih monoton dan Kepedulian terhadap perkembangan peserta didik hanya sebatas keluhan. Penanganan permasalahan-permasalahan di kelas maupun di sekolah tidak terpecahkan secara tuntas. Setelah penerapan Superkol keterbukaan antar teman sejawat, antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan siswa mulai kelihatan dan lama kelamaan menjadi sebuah budaya. Semangat dan kinerja guru meningkat dalam bekerja, PAKEM sudah terlaksana, kedisiplinan guru baik. kebiasaan saling membantu, saling memberi, berdiskusi, dan dalam mengerjakan/melaksanakan tugas. Manajemen sekolah dengan konsep pemberdayaan dan membangun jejaring sosial yang kuat akan sangat efektif dalam rangka memperlancar tugas dinas keseharian. Aktifitas dan jejaring sosial sangat diperlukan dalam membangun ketahanan sekolah khususnya di SDN 03 Kedungwuni. Untuk membangun ketahanan sekolah tersebut diperlukan proses dan berbagai indikator strategi dalam membangun ketahanan dan kebersamaan. Kegiatan untuk memperkokoh ketahanan sekolah sebagai team work yang solid diantaranya, melalui kegiatan pembiasaan doa bersama di awal sebelum memulai pelajaran di kelas, kunjungan teman yang sakit, silaturahmi idul fitri, anjangsana mantan kepala sekolah, dan kegiatan lain yang memperkokoh pilar-pilar ketahanan sekolah. Sehingga ketahanan sekolah dan kebersamaan dapat terjaga dengan baik, imbasnya tentu akan makin meningkatnya kinerja seluruh guru dan karyawan di sekolah Di samping itu kegiatan eksternal yang dilakukan dalam upaya memperkokoh ketahanan sekolah, dilakukan koordinasi dengan komite, pihak desa, puskesmas, dan tokoh masyarakat/agama di sekitar lingkungan sekolah. Hubungan dengan pihak luar sangat penting sekali, karena untuk mengembangkan hubungan antar lembaga dan lebih mengenalkan sekolah dengan pihak dunia luar dan masyarakat yang ada 19
  • 26. 2. Pemberdayaan Guru Jika para guru dan semua komponen yang ada dalam satuan pendidikan tersebut secara bersama-sama dan bersinergi dalam mendukung program-program sekolah, maka harapan visi dan misi sekolah yang kita dambakan insya Allah dapat tercapai. Dampak dari pemberdayaan para guru melalui KKG, pembagian tugas dan pendampingan sangat luar biasa. Kompetensi personal makin meningkat, hal ini dibuktikan adanya pengembangan kompetensi diri dengan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, berhasilnya prestasi yang diraih oleh guru-guru dalam even lomba, baik lomba yang diselenggarakan dinas maupun non dinas. Pada Tahun 2014 Guru dan kepala SDN 03 Kedungwuni mewakili mengikuti lomba guru dan Kepala Sekolah berprestasi tingkat kecamatan. Prestasi yang diraih oleh para guru diharapkan dapat memacu bagi teman-teman lain untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang. 3. Kinerja Guru Meningkat Setelah kegiatan Supervisi dengan pendekatan kolaboratif (Superkol) dilaksanakan, terdapat peningkatan kinerja guru SDN 03 Kedungwuni dalam mengelola pembelajaran dan kegiatan ektrakurikuler, dengan kriteria peningkatan sebagai berikut: a. Kedisiplinan Guru meningkat. Guru sudah jarang yang terlambat datang dan masuk ke kelas b. Pembelajaran sudah PAKEM yang menyebabkan siswa mulai memiliki keberanian untuk bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan dari guru tanpa rasa takut dan tekanan dari guru. c. Siswa mulai memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dengan adanya sanjungan, penghargaan dan motivasi dari guru dalam pembelajaran. d. Semangat dan antusiasme siswa dalam pembelajaran cukup tinggi karena pembelajaran berlangsung menyenangkan. e. Guru memiliki kemauan dan kemampuan menggunakan alat peraga, sehingga pembelajaran lebih bermakna. f. Pembina ekstrakurikuler semangat dan antusias dalam kegiatan. 4. Prestasi Sekolah Meningkat 20
  • 27. Pemberian kepercayaan pada guru dalam pendelegasian tugas-tugas dan memberikan pujian atas kinerja yang dilakukan, mampu meningkatkan semangat dan gairah dalam bekerja. Kebersamaan dan tanggung jawab terhadap bidang tugasnya mampu memberikan sumbangsih yang sangat besar pengaruhnya dalam hal meraih prestasi sekolah. Beberapa prestasi sekolah yang diraih berkat team work yang solid diantaranya: A. Prestasi yang layak Menjadikan saya sebagai Kepala Sekolah a. Prestasi yang telah diraih 1) Prerstasi sebagai kepsek a) 1). JUARA1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Kecamatan Tahun 2015 b) Juara 3 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi tahun 2014 B. Pengalaman Kerja Sebagai Guru Masa kerja saya sekarang sudah 26 tahun 10 bulan terhitung sejak diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Saya diangkat menjadi CPNS berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Jawa Tengah No: 813.2/12200/88 tanggal 31 Mei 1988. Pengangkatan itu Terhitung Mulai Tanggal 1 Juni 1988 dengan pangkat II/a, NIP 131728443 dan ditugaskan sebagai guru SD Negeri Batursari 03 Kecamatan Talun Kab. Pekalongan. Kemudian mutasi berdasarkan keputusan gubernur Jawa Tengah No. 822.2/116/1992 di SD Negeri Kedungwuni 03. C. Pengalaman Kerja sebagai Kepala Sekolah Saya diangkat sebagai kepala sekolah sejak tanggal 30 Desember 2008 berdasarkan keputusan Bupati Pekalongan Nomor : 821.2/140b/2008 tanggal 30 Desember 2008 di SD Negeri Proto Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Kemudian mutasi berdasarkan Keputusan Bupati Nomor: 821.2/133/2010 tanggal 13 Juli 2010 di SD Negeri 03 Kedungwuni sampai sekarang. D. Prestasi Dalam Pengembangan Profesi Selama menjadi guru saya telah menulis beberapa karya pengembangan profesi, yaitu : 21
  • 28. a) Sumbangan keberhasilan belajar mata pelajaran yang di UASkan terhadap motivasi belajar studi lanjut pada siswa kelas VI SDN 03 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. b) Peningkatan prestasi belajar siswa kelas 2 semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 tentang tugas ku dalam kehidupan social pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran inquiry SDN 03 Kedungwuni. E. Prestasi dalam bidang Bimbingan Siswa 1. POPDA juara I Tenis Lapangan tahun 2015 F. Prestasi Dalam Keluarga dan Masyarakat Saya sudah berkeluarga sejak bulan Februari 1991. Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd menjadi suami pilihan Allah untuk saya, 1. Suami Abdul Aziz, S. Pd, M. Pd bekerja sebagai Penilik PLS mengabdi sejak tanggal 1 Juni 1988. 2. Anak 1) Sartika Fauziah masih kuliah 2) Moh. Dzikri Faza duduk di kelas I SMK 3. Pengabdian di Masyarakat 1) Menjadi Kertua Penyelenggara PAUD Adz Dzikri (KB dan TPA) di Desa Podo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 2) Menjadi ketua penyelenggara TK Muslimat NU Podo Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. 3) Menjadi Ketua Muslimat Ranting Podo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan HARAPAN DAN RENCANA KEGIATAN MASA DATANG A. Pengabdian sebagai Kepala Sekolah: 22
  • 29. a. Meningkatkan prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun prestasi nonakademik. b. Mencetak lulusan yang mandiri dan mampu mengikuti perkembangan jaman. c. Menjadikan anak-anak didik di SDN 03 Kedungwuni menjadi anak-anak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. B. Pengabdian di dunia pendidikan: a. Menjadi pengurus Dharma Wanita UPT Dindikbud Kedungwuni b. Menjadi pengurus PK2S UPT Dindikbud Kedungwuni. C. Pengabdian di masyarakat a. Menjadi pengurus Muslimat anak cabang Kedungwuni. b. Menjadi pengurus Muslimat Kabupaten Pekalongan. c. Menjadi pengurus di Yayasa Pendidikan Muslimat Kabupaten Pekalongan. d. Menjadi pengurus majelis taklim perempuan Kabupaten Pekalongan. e. Menjadi pengurus GOPTKI Kabupaten Pekalongan. f. Menjadi pengurus Ikatan Haji Muslimat Kabupaten Pekalongan. Masih banyak prestasi lainnya yang diberikan pada SDN 03 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni dalam bidang akdemik maupun non akademik, termasuk baik tingkat kecamatan, kabupaten maupun provinsi. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif merupakan upaya memanusiakan manusia dengan pendekatan humanis andragogis dengan memberdayakan dan menghormati hak- haknya ternyata mampu memberikan hasil nyata yang lebih efektif dan optimal. C. Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih Dari dampak nyata yang kami alami dan diuraikan di atas, bukan berarti strategi yang kami laksanakan ini tanpa kendala, karena dari berbagai segi dan berbagai sisi ternyata banyak kendala yang kami hadapi yaitu: 23
  • 30. 1. Kemauan dan kesadaran guru untuk berubah dalam pembelajaran masih sangat rendah sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dan motivasi yang terus menerus. 2. Guru yang selama ini sudah merasa nyaman dengan kebiasaan pembelajaran konversional, merasa terusik dengan adanya inovasi baru pembelajaran yaitu PAKEM. 3. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar kurang mendukung anak dalam kegiatan belajar, karena sebagian besar masih acuh terhadap pendidikan anak. 4. Dukungan Sarana dan Prasarana dari pemerintah yang masih kurang. D. Faktor faktor pendukung Kendala yang ada ternyata tidak mudah untuk dapat di atasi, namun faktor pendukung yang dimiliki sekolah menjadi modal berharga dalam mengatasi masalah. Hal-hal yang menjadi faktor pendukung dalam penerapan SUPERKOL di SDN 03 Kedungwuni, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidikan memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkan SDN 03 Kedungwuni sebagai pusat pendidikan yang berkualitas; (2) komite sekolah memberikan dukungan yang tinggi dalam setiap program yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas sangat mengapresiasi dan memberikan semangat sehingga memotivasi guru dan Kepala Sekolah untuk terus berkreasi, (4) masyarakat merespon kemajuan SDN 03 Kedungwuni secara positif dan banyak yang memilih SDN 03 Kedungwuni sebagai tempat sekolah bagi putra-putrinya, dan (5) terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai lembaga lain dalam pengembangan sekolah E. Tindak Lanjut Melihat hasil yang cukup signifikan dari pelaksanaan supervisi dengan pendekatan kolaboratif, maka diperlukan adanya alternatif pengembangan dalam rangka meningkatkan kinerja dan hasil pembelajaran di sekolah. Beberapa alternatif pengembangan yang penting untuk dilakukan adalah: 1. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap semua guru dalam rangka meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan. 2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif perlu dilakukan secara terprogram dan terencana, terhadap semua guru kelas dan seluruh bidang studi yang ada di Sekolah Dasar 24
  • 31. 3. Perlu dikembangkan adanya pendampingan yang dilakukan oleh guru senior (mentor) terhadap guru yunior atau guru baru, dalam rangka berbagi pengalaman dalam pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Pengalaman dalam pengelolaan sekolah sebagaimana diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan sekolah melalui penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni, dilakukan dengan enam tahap kegiatan, yakni: (1) membentuk team work yang solid, (2) membangun semangat dan komitmen, (3) Penyusunan program Supervisi (4) pelaksanaan program, dan (5) pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi (6) Pemberian reward kepada yang berprestasi. 2. Dampak positif dari penerapan Superkol di SDN 03 Kedungwuni adalah: (1) terbentuknya team work yang solid yang melibatkan seluruh stakeholders SDN 03 Kedungwuni yang saling bahu membahu serta memiliki keberanian dan keterbukaan dalam memberikan saran untuk kemajuan sekolah, (2) terwujudnya semangat kerja yang tinggi dan komitmen dalam menjalakan pengabdian dan tugas, (3) munculnya perasaan bangga terhadap SDN 03 Kedungwuni dari seluruh stakeholders dengan diraihnya berbagai prestasi baik oleh siswa, guru, Kepala Sekolah, maupun sekolah sebagai 25
  • 32. lembaga, serta (4) munculnya apresiasi dari kalangan dunia pendidikan terhadap SDN 03 Kedungwuni dengan hadirnya beberapa KKKS dari berbagai kecamatan lain. B. Rekomendasi Dari hasil tersebut di atas selanjutnya penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut. 1. Sekolah perlu menkondisikan agar terbentuk team work yang solid dengan keterbukaan dan menjalin kerja sama, 2. Supervisi dengan pendekatan kolaboratif dapat dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi hasil belajar, tindak lanjut dan kegiatan ektrakurikuler. 3. Dalam pembelajaran guru perlu diarahkan untuk mempersiapkan media dan sumber belajar dengan baik, sehingga mudah untuk melaksanakan proses pembelajaran dan daya serap siswa menjadi lebih tinggi. 4. Kesulitan-kesulitan guru dalam mempersiapkan media dan sumber belajar perlu didukung oleh sekolah dalam hal pendanaan sehingga media dan sumber belajar yang dipersiapkan dapat lebih optimal. 26
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah, Jakarta, Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Jakarta, Dirjen PMPTK Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya. Nuryanah, Sri. Supervisi Akademik meningkatkan Kinerja Guru.Bandung: PT.Rinai Jaya. Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: PT Apollo. Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema, Cet. Ke-10, 2006 Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Manajemen sumber data perusahaan, Bandung:PT Refika Aditema 2004 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta CV. Eko Jaya, 2005 27
  • 34. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Prabu, A.A Mangkunegara Anwar, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: PT. Rosdakarya, 2000 28