SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Manfaat Upaya Berhenti Merokok
1. Kesehatan
 Risiko Kematian akan menurun
 Memberikan Usia Harapan Hidup Panjang
MANFAAT BERHENTI MEROKOK
MULAI
BERHENTI
MEROKOK
MANFAAT
20 Menit
12 Jam
24 – 48 Jam
5 Hari
2 Minggu -
3 Bulan
Tekanan darah, Denyut Jantung dan Aliran Darah Tepi Membaik.
Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme Tingkat CO di
dalam darah kembali normal.
Nikotin mulai tereliminasi dari sistem, indra pengecap dan penciuman
mulai membaik Sistem kardiovaskular meningkat baik.
Sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang Fungsi
perasa/pengecap dan pembau jauh lebih membaik.Sistem kardiovaskular
terus meningkat baik.
Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna.
Fungsi silia mulai recovery dan fungsi paru membaikNafas pendek dan
batuk-batuk berkurang.
MANFAAT BERHENTI MEROKOK
MULAI BERHENTI
MEROKOK
MANFAAT
1 Tahun
5 Tahun
10 Tahhun –
15 Tahun
Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah
1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok.
Resiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang tidak
pernah merokok.
Risiko kanker paru kurang dari setengahnya. Semua penyebab
mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level
yang sama seperti orang tidak pernah merokok.
Sumber : PDPI
2. Mento-Sosial
Hasil penelitian di luar negeri (USA dan Inggris)
bahwa, mantan perokok lebih dihormati
dibandingkan perokok.
 Di Indonesia dengan pemberian
penghargaan berupaSertifikat, PIN dan
Plakat ( Sumatera Barat, Walikota Padang
Panjang)
3. Ekonomi
Di Indonesia pengeluaran untuk rokok menjadi
pengeluaran nomor dua setelah padi-padian
yang besarnya rata-rata 10,4% atau 4 kali lipat
lebih besar daripada pengeluaran untuk
membeli daging, telur dan susu.
Pengeluaran untuk rokok 3 kali lebih tinggi
dari biaya pendidikan (3,2%), dan hampir 4
kali lebih besar daripada biaya kesehatan
(2,7%).
Upaya Berhenti Merokok
1. Identifikasi awal
2. Evaluasi dan support motivasi
3. Terapi berhenti merokok
4. Follow up
a. Identifikasi profil perokok
b. Identifikasi ketergantungan nikotin
c. Identifikasi tingkat motivasi
1. IDENTIFIKASI AWAL
Identifikasi Status Klien
IDENTIFIKASI TIPE KLIEN STRATEGI
Klien yang mau berhenti
merokok
Klien yang belum ingin
berhenti merokok
Klien yang baru berhenti
merokok
Klien yang tidak pernah
merokok
Bantu dengan langkah 4T
(Modifikasi 5A’s dan ABC)
Tingkatkan motivasi klien
(Contoh: dengan wawancara /
konseling motivasional)
Lanjutkan kegiatan berhenti
Merokok
Berikan “selamat”
Jaga pola hidup bebas dari
rokok
c. Test untuk Ketergantungan Nikotin
Item Pilihan Respon Point
1. Berapa lama setelah bangun tidur anda merokok?  dalam 5 menit
 6-30 menit
 30-60 menit
 setelah 60 menit
3
2
1
0
2. Apakah anda mengalami kesulitan untuk
menahan diri dari merokok ditempat-tempat yang
dilarang?
 ya
 tidak
1
0
3. Waktu Rokok pada saat kapan yang paling susah
ditinggalkan?
 pagi hari
 waktu lain
1
0
4. Berapa jumlah batang rokok yang dihisap setiap
hari?
 ≤10
 11-20
 21-30
 ≥31
0
1
2
3
5. Apakah merokok lebih banyak selama beberapa
jami setelah bangun tidur dibanding waktu lain?
 ya
 tidak
1
0
6. Apakah tetap merokok apabila tidak sehat dan
pada saat bed rest?
 ya
 tidak
1
0
0-5 ketergantungan rendah
6-10 ketergantungan sedang
11-15 ketergantungan berat
Menilai tingkat motivasi
• Simpel :
Pasien ditanyakan mengenai berapa besar motivasi
untuk berhenti merokok dengan skala angka “0 “
sampai “10”
0 = Tidak ada motivasi sama sekali
10 = Sangat termotivasi/motivasi sangat tinggi
• Semua tahapan terdapat proses pembicaraan
penting yaitu menelaah sejauh mana pasien
termotivasi untuk tetap berhenti merokok.
• Apabila tingkat motivasi seseorang yang
rendah/kurang maka diperlukan dukungan
motivasi.
• Dukungan motivasi juga diperlukan dari
anggota keluarga atau orang terdekat
Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008
Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
1. Ungkapkan Empati
– Gunakan pertanyaan open ended untuk menggali informasi
– Dengarkan pasien untuk memahami
2. Bangun ketidaksukaan/ ketidaksesuaian
– Tekankan kepada pasien mengenai ketidaksesuaian kebiasaan pasien merokok
dengan suatu nilai, tujuan, harapan dari program
– Tekankan pada kalimat yang mengundang komitmen dari pasien
– Bangun dan perdalam komitmen yang sudah dibuat.
3. Menghadapi penolakan
– Potong pembicaraan dan alihkan perhatian jika terdapat tanda-tanda
penolakan dari pasien
– Nyatakan empati.
– Tanyakan kepada pasien untuk memberikan informasi penunjang lain.
4. Dukungan motivasi saat follow up
– Jika perokok berhasil melakukan pantangan
– Jika perokok melakukan penyimpangan dari program
– Jika perokok merokok kembali setelah 2-3 minggu program
Terapi nonfarmakologi Terapi farmakologi
1. Self help
2. Brief advice
3. konseling
a. Individu
b. Kelompok
c. Konseling melalui telepon
4. Terapi perilaku
5. 5. Terapi pelengkap
a. Hipnoterapi
b. Akupuntur
c. Akupresure
1. Terapi pengganti nikotin
(Nicotine Replacement
Therapy/ NRT)
2. Bupropion SR
3. Varenicline tartrate
Kombinasi terapi baik terapi
nonfarmakologi dan farmakologi
telah terbukti bermakna memberikan
tingkat keberhasilan yang lebih baik
dibandingkan terapi tunggal.
Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008
Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
CARA BERHENTI MEROKOK
Cara 1:
BERHENTI SEKETIKA
• Hari ini anda masih merokok, besok anda
berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan
orang, cara ini yang paling berhasil. Untuk
perokok berat, mungkin dibutuhkan bantuan
medis untuk mengatasi efek ketagihan
Cara 2: PENUNDAAN
• Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari
sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya
kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00 pagi, berhenti
merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok pertama ditunda
waktunya, yaitu :
Hari 1 : jam 09.00
Hari 2 : jam 11.00
Hari 3 : jam 13.00
Hari 4 : jam 15.00
Hari 5 : jam 17.00
Hari 6 : jam 19.00
Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
Cara 3 : PENGURANGAN
• Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur
dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan.
Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok per hari. Berhenti
merokok direncanakan dalam 7 hari.
Hari 1 : 24 batang
Hari 2 : 20 batang
Hari 3 : 16 batang
Hari 4 : 12 batang
Hari 5 : 8 batang
Hari 6 : 4 batang
Hari 7 : 0 batang
LANGKAH DAN TEKNIK KONSELING BERHENTI MEROKOK SATU -
TUJU
SA Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan
berikan perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik).
T Tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan,
perasaan dan kebutuhan klien terkait dengan bahaya merokok
bagi kesehatan.
U Uraikan informasi yang sesuai dengan masalah klien
TU Bantu klien untuk memahami keadaan dirinya serta
permasalahannya dan menetapkan alternatif pemecahan
masalah.
J Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap
alternatif pemecahan masalah.
U Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien
harus melakukan kunjungan ulang atau rujuk ke tempat
pelayanan lain bila diperlukan.
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
Remaja - Perspektif jangka pendek
- Merasa merokok bukan
adiksi
- Alasan: Sosialisasi dan
Penampilan
- Hindari nasehat menakut-nakuti
(penyakit)
- Fokus pada dampak langsung
rokok (nafas bau, gigi/jari kuning)
- Tegaskan akibat nikotin & CO pada
prestasi olahraga
- Jelaskan iklan rokok yang tidak
jujur
2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
20–30
thn
- Banyak baru
berumahtangga
- Mulai sadar dampak
buruk rokok
- Ingin berhenti, tapi
ketagihan
- Ingin berhenti
karena akan/sudah
hamil
- Dukung quitter untuk cepat berhenti
→ efek buruk dari merokok bersifat
kumulatif
- Jelaskan dampak buruk rokok pada
perokok pasif
- Jelaskan bahaya rokok pada janin
2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php
1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
Umur Karakter Pendekatan
31–40
thn
- Responsif terhadap
bantuan berhenti
- Risau akan efek gejala
putus nikotin
- Sudah pernah mencoba
berhenti → gagal
- Tekankan pentingnya kualitas
hidup yang baik
- Jelaskan :
a) Gejala putus nikotin →
sementara & dapat diatasi
b) Sakit → kronis
- Kegagalan adalah sukses yang
tertunda → perlu terus mencoba
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Umur Karakter Pendekatan
> 40
thn
- Berpendapat tak
masalah, karena sudah
lama merokok
- Sudah sering mencoba
→ gagal terus
- Simpatik terhadap logika mereka
- Tegaskan manfaat berhenti
merokok pada umur berapapun
- Jelaskan bahwa relaps adalah
umum → usaha terus mencoba
adalah penting
1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000.
2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107.
Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
Wawancara Motivasional
• Untuk memahami tahapan perubahan
perilaku pada klien
• Prinsip:
Ekspresikan Empati
Menghindari argumentasi
Dukungan keyakinan diri
1. Tahap prokontemplasi
( Belum berpikir sama sekali)
 Mendidik klien mengenai efek adiksi, perilaku dan bahayanya
2. Tahap Kontemplasi
(Mulai berpikir bahwa merokok menimbulkan masalah)
Beri dukungan, umpan balik (konfrontasi dengan ramah ,
humor)
3. Tahap Preparation/persiapan
(Mau dan siap berhenti merokok)
 Membantu upaya berhenti merokok, identifikasi hambatan,
rencanakan berhenti merokok.
Tahapan Perubahan Perilaku
4. Tahap Aksi
(Sudah berhenti merokok)
 Penguatan komitmen klien
5. Tahap pemeliharaan /Maintenance
(Tetap tidak merokok)
 Mengenali ketidaknyamanan yang dialami klien
selama melakukan upaya berhenti merokok
6. Kekambuhan (Relaps)
(gagal)
- membantu menghadapi ambivalensi, mengevaluasi
komitmen dan hambatan yang ada.
1. Menilai apakah sudah berhasil berhenti merokok atau seberapa
besar sudah dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi.
2. Menilai kendala utama apabila belum berhasil.
3. Menilai motivasi dan memberikan dukungan motivasi.
4. Menilai withdrawal effect yang timbul dan cara mengatasinya.
5. Mengevaluasi efek samping obat (bila mendapatkan obat).
6. Memberikan terapi tambahan jika diperlukan sesuai hasil evaluasi
penyebab belum berhasil berhenti merokok misalnya terapi perilaku,
hipnoterapi dan lain-lain.
7. Mengecek beberapa parameter (seperti berat badan, kadar CO udara
ekspirasi, tekanan darah dan lain-lain)
Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008
Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008
Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
• Penanganan withdrawal
effect seringkali
membutuhkan konsultasi
dengan spesialis
Susanto AD.. Medicinal 2010; 2(IX):26-31.
Nicotine withdrawal symptoms. http://www.helpwithsmoking.com/nicotine-withdrawal.php
LANGKAH-LANGKAH BERHENTI MEROKOK
Dalam berbagai pedoman umumnya mengenal
istilah pendekatan 5A’s yaitu Ask, Advice, Assess,
Assist dan Arrange untuk membantu seseorang
berhenti merokok.
 Meskipun begitu ada beberapa pedoman lain
yang memperkenalkan pendekatan ABC yaitu
Ask, Brief advice dan Cessation support. Pada
prinsipnya kedua pendekatan tersebut sama
dalam upaya membantu berhenti merokok.
Modifikasi dari kedua pendekatan tersebut di
Indonesia diperkenalkan istilah pendekatan 4T
yaitu Tanyakan, Telaah, Tolong dan nasihati
serta Tindak Lanjut dalam membantu kegiatan
berhenti merokok.
Garis besar langkah pendekatan 4 t
Tanyakan
Apakah klien merupakan seorang perokok
atau bukan?
 Tanyakan tipe klien, profil perokok,
tingkat adiksi/ ketergantungan nikotin
dan tingkat motivasi untuk berhenti
merokok.
 Identifikasi dan dokumentasi setiap
perkembangan upaya berhenti
merokok setiap pertemuan.
Telaah
Nilai keinginan klien untuk berhenti
merokok
 Perlu dipastikan klien memiliki
keinginan untuk berhenti merokok atau
tidak, bila tidak maka diperlukan suatu
konseling motivasi.
 Nilai sampai manakah tahap keinginan
klien ntuk berhenti merokok apakah
pada tahap prekontemplasi,
LANJUTAN 4 t
Tolong dan nasehati
Anjurkan klien untuk berhenti merokok
 Gunakan pendekatan secara personal,
kuat, jelas untuk menganjurkan klien
berhenti merokok.
 Untuk klien yang berniat berhenti
merokok, berikan konseling agar klien
dapat berhenti merokok
 Susun waktu kapan berhenti
merokok akan di mulai, target
minimum adalah 2 minggu
 Berikan informasi cara/metode
untuk berhenti merokok seperti
berhenti langsung, atau bertahap.
 Beritahu keluarga dan orang
sekitar bahwa kita akan berhenti
merokok dan mintalah dukungan
dan pengertian mereka
LANJUTAN 4 t
Tolong dan nasehati
Anjurkan klien untuk berhenti merokok
 Antisipasi hambatan yang akan
muncul. Biasanya hambatan paling
besar akan terjadi pada minggu
pertama yakni gejala putus nikotin
(withdrawal effect)
 Untuk klien yang belum berniat untuk
berhenti merokok, tingkatkan
motivasi dan upayakan intervensi
lanjut sehingga klien di masa yang
akan datang akan berhenti merokok
 Wawancara / konseling
motivasional
Tindak lanjut
Menyusun rencana untuk menindak
lanjuti terapi yang sudah dilakukan
 Untuk klien yang berusaha untuk
berhenti merokok, maka susunlah
jadwal untuk konsultasi rutin/berkala
misalnya satu minggu atau 2 minggu
LANJUTAN 4 t
Tindak lanjut
Menyusun rencana untuk menindak
lanjuti terapi yang sudah dilakukan
 Pada pertemuan berikutnya lakukan
penilaian antar lain :
 Tingkat keberhasilan berhenti
merokok
 Tingkat motivasi
 Kendala yang timbul
 Gejala withdrawal effect dan
penanganannya
 Penilaian parameter klinis (seperti
berat badan, kadar CO udara
ekspirasi, tekanan darah dll).
 Untuk klien yang tidak ingin berhenti
merokok untuk saat ini, perkenalkan
mengenai ketidaktergantungan rokok dan
dan tingkatkan motivasi klien untuk
berhenti merokok pada kunjungan klien
berikutnya
LANJUTAN 4 t
Tindak lanjut
Pertimbangan tambahan terapi
jika ada, atau merujuk ke fasilitas
kesehatan lanjutan jika 3 bulan
belum berhasil berhenti merokok
• Jika diperlukan rencanakan
terapi tambahan untuk berhenti
merokok dengan merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan
lanjut.
BERHENTI MEROKOK

More Related Content

What's hot

Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasJoni Iswanto
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Dewi Ratna Sari,SKep.Ns.M
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAZakiah dr
 
Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018AdeliaCynthia
 
KTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokKTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokHealth
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Promosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisPromosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisDasuki Suke
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aidsajibk
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksualNajMah Usman
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi pjj_kemenkes
 
Pentingnya cuci tangan pakai sabun
Pentingnya cuci tangan pakai sabunPentingnya cuci tangan pakai sabun
Pentingnya cuci tangan pakai sabunBella Nur Andani
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatfikri asyura
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 

What's hot (20)

Penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmasPenilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja puskesmas
 
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
Komunikasi efektif SBAR_Dewi Ratna Sari_2013
 
KESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJAKESEHATAN ANAK REMAJA
KESEHATAN ANAK REMAJA
 
Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018
 
Health belief model
Health belief modelHealth belief model
Health belief model
 
KTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa RokokKTR Kawasan Tanpa Rokok
KTR Kawasan Tanpa Rokok
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Promosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamisPromosi kesehatan kuliah kamis
Promosi kesehatan kuliah kamis
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aids
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 
Posyandu
PosyanduPosyandu
Posyandu
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
 
Materi Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptxMateri Stunting 2023.pptx
Materi Stunting 2023.pptx
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
Sejarah dan Konsep Kesehatan Reproduksi
 
Pentingnya cuci tangan pakai sabun
Pentingnya cuci tangan pakai sabunPentingnya cuci tangan pakai sabun
Pentingnya cuci tangan pakai sabun
 
Kesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakatKesehatan jiwa masyarakat
Kesehatan jiwa masyarakat
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 

Similar to BERHENTI MEROKOK

Konseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokokKonseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokokriyan atmoko
 
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptxUpaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptxKhairul Ummi
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaFahri Anwari
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaNa Na
 
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptbahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptindraerlangga4
 
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2Lee Oi Wah
 
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdf
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdfkonseling berhenti merokok pdui 2014.pdf
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdfssuser21d8b82
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Septian Muna Barakati
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Septian Muna Barakati
 
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptx
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptxFFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptx
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptxfitriwahyuni100
 
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptx
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptxMI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptx
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptxEvaaCahyaa
 
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokokTahap 2 Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokokAviLa Marzuki
 
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokokTahap 2: Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokokAviLa Marzuki
 

Similar to BERHENTI MEROKOK (20)

Konseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokokKonseling berhenti merokok
Konseling berhenti merokok
 
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptxUpaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
Upaya Berhenti Merokok Ummi.pptx
 
Upaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokokUpaya berhenti merokok
Upaya berhenti merokok
 
UBM {Ngawi}.pptx
UBM {Ngawi}.pptxUBM {Ngawi}.pptx
UBM {Ngawi}.pptx
 
Klinik berhenti merokok
Klinik berhenti merokokKlinik berhenti merokok
Klinik berhenti merokok
 
Tinjut UBM {Ngawi}.pptx
Tinjut UBM {Ngawi}.pptxTinjut UBM {Ngawi}.pptx
Tinjut UBM {Ngawi}.pptx
 
Merokok
MerokokMerokok
Merokok
 
Rokok dan ketagihan
Rokok dan ketagihanRokok dan ketagihan
Rokok dan ketagihan
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
Bahayamerokokpadaremaja
 
Bahayamerokokpadaremaja
BahayamerokokpadaremajaBahayamerokokpadaremaja
Bahayamerokokpadaremaja
 
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.pptbahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
bahaya-merokok-bagi-remaja.ppt
 
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2
Kehidupan bermakna tanpa asap rokok 2
 
Berhenti merokok
Berhenti merokokBerhenti merokok
Berhenti merokok
 
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdf
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdfkonseling berhenti merokok pdui 2014.pdf
konseling berhenti merokok pdui 2014.pdf
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
 
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
Metode ilmiah tentang rokok presentation transcript‮
 
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptx
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptxFFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptx
FFT Dampak bahaya rokok pada remaja dan pengendaliannya.pptx
 
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptx
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptxMI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptx
MI 6 - Pendampingan Pasien TB.pptx
 
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokokTahap 2 Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2 Penerapan aplikasi stop merokok
 
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokokTahap 2: Penerapan aplikasi stop merokok
Tahap 2: Penerapan aplikasi stop merokok
 

Recently uploaded

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

BERHENTI MEROKOK

  • 1.
  • 2. Manfaat Upaya Berhenti Merokok 1. Kesehatan  Risiko Kematian akan menurun  Memberikan Usia Harapan Hidup Panjang
  • 3. MANFAAT BERHENTI MEROKOK MULAI BERHENTI MEROKOK MANFAAT 20 Menit 12 Jam 24 – 48 Jam 5 Hari 2 Minggu - 3 Bulan Tekanan darah, Denyut Jantung dan Aliran Darah Tepi Membaik. Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme Tingkat CO di dalam darah kembali normal. Nikotin mulai tereliminasi dari sistem, indra pengecap dan penciuman mulai membaik Sistem kardiovaskular meningkat baik. Sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang Fungsi perasa/pengecap dan pembau jauh lebih membaik.Sistem kardiovaskular terus meningkat baik. Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna. Fungsi silia mulai recovery dan fungsi paru membaikNafas pendek dan batuk-batuk berkurang.
  • 4. MANFAAT BERHENTI MEROKOK MULAI BERHENTI MEROKOK MANFAAT 1 Tahun 5 Tahun 10 Tahhun – 15 Tahun Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah 1 tahun berhenti dibandingkan tetap merokok. Resiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah merokok. Risiko kanker paru kurang dari setengahnya. Semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah merokok. Sumber : PDPI
  • 5. 2. Mento-Sosial Hasil penelitian di luar negeri (USA dan Inggris) bahwa, mantan perokok lebih dihormati dibandingkan perokok.  Di Indonesia dengan pemberian penghargaan berupaSertifikat, PIN dan Plakat ( Sumatera Barat, Walikota Padang Panjang)
  • 6. 3. Ekonomi Di Indonesia pengeluaran untuk rokok menjadi pengeluaran nomor dua setelah padi-padian yang besarnya rata-rata 10,4% atau 4 kali lipat lebih besar daripada pengeluaran untuk membeli daging, telur dan susu. Pengeluaran untuk rokok 3 kali lebih tinggi dari biaya pendidikan (3,2%), dan hampir 4 kali lebih besar daripada biaya kesehatan (2,7%).
  • 7. Upaya Berhenti Merokok 1. Identifikasi awal 2. Evaluasi dan support motivasi 3. Terapi berhenti merokok 4. Follow up
  • 8. a. Identifikasi profil perokok b. Identifikasi ketergantungan nikotin c. Identifikasi tingkat motivasi 1. IDENTIFIKASI AWAL
  • 9. Identifikasi Status Klien IDENTIFIKASI TIPE KLIEN STRATEGI Klien yang mau berhenti merokok Klien yang belum ingin berhenti merokok Klien yang baru berhenti merokok Klien yang tidak pernah merokok Bantu dengan langkah 4T (Modifikasi 5A’s dan ABC) Tingkatkan motivasi klien (Contoh: dengan wawancara / konseling motivasional) Lanjutkan kegiatan berhenti Merokok Berikan “selamat” Jaga pola hidup bebas dari rokok
  • 10. c. Test untuk Ketergantungan Nikotin Item Pilihan Respon Point 1. Berapa lama setelah bangun tidur anda merokok?  dalam 5 menit  6-30 menit  30-60 menit  setelah 60 menit 3 2 1 0 2. Apakah anda mengalami kesulitan untuk menahan diri dari merokok ditempat-tempat yang dilarang?  ya  tidak 1 0 3. Waktu Rokok pada saat kapan yang paling susah ditinggalkan?  pagi hari  waktu lain 1 0 4. Berapa jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari?  ≤10  11-20  21-30  ≥31 0 1 2 3 5. Apakah merokok lebih banyak selama beberapa jami setelah bangun tidur dibanding waktu lain?  ya  tidak 1 0 6. Apakah tetap merokok apabila tidak sehat dan pada saat bed rest?  ya  tidak 1 0 0-5 ketergantungan rendah 6-10 ketergantungan sedang 11-15 ketergantungan berat
  • 11. Menilai tingkat motivasi • Simpel : Pasien ditanyakan mengenai berapa besar motivasi untuk berhenti merokok dengan skala angka “0 “ sampai “10” 0 = Tidak ada motivasi sama sekali 10 = Sangat termotivasi/motivasi sangat tinggi
  • 12. • Semua tahapan terdapat proses pembicaraan penting yaitu menelaah sejauh mana pasien termotivasi untuk tetap berhenti merokok. • Apabila tingkat motivasi seseorang yang rendah/kurang maka diperlukan dukungan motivasi. • Dukungan motivasi juga diperlukan dari anggota keluarga atau orang terdekat Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008 Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008 Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
  • 13. 1. Ungkapkan Empati – Gunakan pertanyaan open ended untuk menggali informasi – Dengarkan pasien untuk memahami 2. Bangun ketidaksukaan/ ketidaksesuaian – Tekankan kepada pasien mengenai ketidaksesuaian kebiasaan pasien merokok dengan suatu nilai, tujuan, harapan dari program – Tekankan pada kalimat yang mengundang komitmen dari pasien – Bangun dan perdalam komitmen yang sudah dibuat. 3. Menghadapi penolakan – Potong pembicaraan dan alihkan perhatian jika terdapat tanda-tanda penolakan dari pasien – Nyatakan empati. – Tanyakan kepada pasien untuk memberikan informasi penunjang lain. 4. Dukungan motivasi saat follow up – Jika perokok berhasil melakukan pantangan – Jika perokok melakukan penyimpangan dari program – Jika perokok merokok kembali setelah 2-3 minggu program
  • 14. Terapi nonfarmakologi Terapi farmakologi 1. Self help 2. Brief advice 3. konseling a. Individu b. Kelompok c. Konseling melalui telepon 4. Terapi perilaku 5. 5. Terapi pelengkap a. Hipnoterapi b. Akupuntur c. Akupresure 1. Terapi pengganti nikotin (Nicotine Replacement Therapy/ NRT) 2. Bupropion SR 3. Varenicline tartrate Kombinasi terapi baik terapi nonfarmakologi dan farmakologi telah terbukti bermakna memberikan tingkat keberhasilan yang lebih baik dibandingkan terapi tunggal. Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008 Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008 Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
  • 15. CARA BERHENTI MEROKOK Cara 1: BERHENTI SEKETIKA • Hari ini anda masih merokok, besok anda berhenti sama sekali. Untuk kebanyakan orang, cara ini yang paling berhasil. Untuk perokok berat, mungkin dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek ketagihan
  • 16. Cara 2: PENUNDAAN • Menunda saat mengisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata 07.00 pagi, berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok pertama ditunda waktunya, yaitu : Hari 1 : jam 09.00 Hari 2 : jam 11.00 Hari 3 : jam 13.00 Hari 4 : jam 15.00 Hari 5 : jam 17.00 Hari 6 : jam 19.00 Hari 7 : jam 21.00 – terakhir
  • 17. Cara 3 : PENGURANGAN • Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang pada hari yang ditetapkan. Misalnya rata-rata menghisap 28 batang rokok per hari. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Hari 1 : 24 batang Hari 2 : 20 batang Hari 3 : 16 batang Hari 4 : 12 batang Hari 5 : 8 batang Hari 6 : 4 batang Hari 7 : 0 batang
  • 18. LANGKAH DAN TEKNIK KONSELING BERHENTI MEROKOK SATU - TUJU SA Sambut kedatangan klien dengan memberi salam dan berikan perhatian (mulai menciptakan hubungan yang baik). T Tanyakan kepada klien untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien terkait dengan bahaya merokok bagi kesehatan. U Uraikan informasi yang sesuai dengan masalah klien TU Bantu klien untuk memahami keadaan dirinya serta permasalahannya dan menetapkan alternatif pemecahan masalah. J Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari setiap alternatif pemecahan masalah. U Ulangi beberapa informasi penting dan ingatkan bila klien harus melakukan kunjungan ulang atau rujuk ke tempat pelayanan lain bila diperlukan.
  • 19. Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur Umur Karakter Pendekatan Remaja - Perspektif jangka pendek - Merasa merokok bukan adiksi - Alasan: Sosialisasi dan Penampilan - Hindari nasehat menakut-nakuti (penyakit) - Fokus pada dampak langsung rokok (nafas bau, gigi/jari kuning) - Tegaskan akibat nikotin & CO pada prestasi olahraga - Jelaskan iklan rokok yang tidak jujur 2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php 1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
  • 20. Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur Umur Karakter Pendekatan 20–30 thn - Banyak baru berumahtangga - Mulai sadar dampak buruk rokok - Ingin berhenti, tapi ketagihan - Ingin berhenti karena akan/sudah hamil - Dukung quitter untuk cepat berhenti → efek buruk dari merokok bersifat kumulatif - Jelaskan dampak buruk rokok pada perokok pasif - Jelaskan bahaya rokok pada janin 2. http://thescooponsmoking.org/xhtml/faq.php 1. http://www.stop-smoking-tips.com/dangers-smoking-passive-smokers.html
  • 21. Umur Karakter Pendekatan 31–40 thn - Responsif terhadap bantuan berhenti - Risau akan efek gejala putus nikotin - Sudah pernah mencoba berhenti → gagal - Tekankan pentingnya kualitas hidup yang baik - Jelaskan : a) Gejala putus nikotin → sementara & dapat diatasi b) Sakit → kronis - Kegagalan adalah sukses yang tertunda → perlu terus mencoba 1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000. 2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107. Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
  • 22. Umur Karakter Pendekatan > 40 thn - Berpendapat tak masalah, karena sudah lama merokok - Sudah sering mencoba → gagal terus - Simpatik terhadap logika mereka - Tegaskan manfaat berhenti merokok pada umur berapapun - Jelaskan bahwa relaps adalah umum → usaha terus mencoba adalah penting 1. Fiore MC, et al. US Department of Health and Human Services. Public Health Service. June 2000. 2. Foulds J, et al. Expert Opin Emerg Drugs. 2004;9:39–53. 3. Grandes G, et al. Br J Gen Pract. 2003;53:101–107. Cth Pendekatan Konseling sesuai Kelompok Umur
  • 23. Wawancara Motivasional • Untuk memahami tahapan perubahan perilaku pada klien • Prinsip: Ekspresikan Empati Menghindari argumentasi Dukungan keyakinan diri
  • 24. 1. Tahap prokontemplasi ( Belum berpikir sama sekali)  Mendidik klien mengenai efek adiksi, perilaku dan bahayanya 2. Tahap Kontemplasi (Mulai berpikir bahwa merokok menimbulkan masalah) Beri dukungan, umpan balik (konfrontasi dengan ramah , humor) 3. Tahap Preparation/persiapan (Mau dan siap berhenti merokok)  Membantu upaya berhenti merokok, identifikasi hambatan, rencanakan berhenti merokok. Tahapan Perubahan Perilaku
  • 25. 4. Tahap Aksi (Sudah berhenti merokok)  Penguatan komitmen klien 5. Tahap pemeliharaan /Maintenance (Tetap tidak merokok)  Mengenali ketidaknyamanan yang dialami klien selama melakukan upaya berhenti merokok 6. Kekambuhan (Relaps) (gagal) - membantu menghadapi ambivalensi, mengevaluasi komitmen dan hambatan yang ada.
  • 26. 1. Menilai apakah sudah berhasil berhenti merokok atau seberapa besar sudah dapat mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi. 2. Menilai kendala utama apabila belum berhasil. 3. Menilai motivasi dan memberikan dukungan motivasi. 4. Menilai withdrawal effect yang timbul dan cara mengatasinya. 5. Mengevaluasi efek samping obat (bila mendapatkan obat). 6. Memberikan terapi tambahan jika diperlukan sesuai hasil evaluasi penyebab belum berhasil berhenti merokok misalnya terapi perilaku, hipnoterapi dan lain-lain. 7. Mengecek beberapa parameter (seperti berat badan, kadar CO udara ekspirasi, tekanan darah dan lain-lain) Nardini S, European Respiratory Monograph 42, 2008 Fiore MC, Treating tobacco use and dependence, 2008 Haora MoHM. Guidelines for smoking cessation, New Zealand: 2002.
  • 27. • Penanganan withdrawal effect seringkali membutuhkan konsultasi dengan spesialis Susanto AD.. Medicinal 2010; 2(IX):26-31. Nicotine withdrawal symptoms. http://www.helpwithsmoking.com/nicotine-withdrawal.php
  • 28. LANGKAH-LANGKAH BERHENTI MEROKOK Dalam berbagai pedoman umumnya mengenal istilah pendekatan 5A’s yaitu Ask, Advice, Assess, Assist dan Arrange untuk membantu seseorang berhenti merokok.  Meskipun begitu ada beberapa pedoman lain yang memperkenalkan pendekatan ABC yaitu Ask, Brief advice dan Cessation support. Pada prinsipnya kedua pendekatan tersebut sama dalam upaya membantu berhenti merokok. Modifikasi dari kedua pendekatan tersebut di Indonesia diperkenalkan istilah pendekatan 4T yaitu Tanyakan, Telaah, Tolong dan nasihati serta Tindak Lanjut dalam membantu kegiatan berhenti merokok.
  • 29. Garis besar langkah pendekatan 4 t Tanyakan Apakah klien merupakan seorang perokok atau bukan?  Tanyakan tipe klien, profil perokok, tingkat adiksi/ ketergantungan nikotin dan tingkat motivasi untuk berhenti merokok.  Identifikasi dan dokumentasi setiap perkembangan upaya berhenti merokok setiap pertemuan. Telaah Nilai keinginan klien untuk berhenti merokok  Perlu dipastikan klien memiliki keinginan untuk berhenti merokok atau tidak, bila tidak maka diperlukan suatu konseling motivasi.  Nilai sampai manakah tahap keinginan klien ntuk berhenti merokok apakah pada tahap prekontemplasi,
  • 30. LANJUTAN 4 t Tolong dan nasehati Anjurkan klien untuk berhenti merokok  Gunakan pendekatan secara personal, kuat, jelas untuk menganjurkan klien berhenti merokok.  Untuk klien yang berniat berhenti merokok, berikan konseling agar klien dapat berhenti merokok  Susun waktu kapan berhenti merokok akan di mulai, target minimum adalah 2 minggu  Berikan informasi cara/metode untuk berhenti merokok seperti berhenti langsung, atau bertahap.  Beritahu keluarga dan orang sekitar bahwa kita akan berhenti merokok dan mintalah dukungan dan pengertian mereka
  • 31. LANJUTAN 4 t Tolong dan nasehati Anjurkan klien untuk berhenti merokok  Antisipasi hambatan yang akan muncul. Biasanya hambatan paling besar akan terjadi pada minggu pertama yakni gejala putus nikotin (withdrawal effect)  Untuk klien yang belum berniat untuk berhenti merokok, tingkatkan motivasi dan upayakan intervensi lanjut sehingga klien di masa yang akan datang akan berhenti merokok  Wawancara / konseling motivasional Tindak lanjut Menyusun rencana untuk menindak lanjuti terapi yang sudah dilakukan  Untuk klien yang berusaha untuk berhenti merokok, maka susunlah jadwal untuk konsultasi rutin/berkala misalnya satu minggu atau 2 minggu
  • 32. LANJUTAN 4 t Tindak lanjut Menyusun rencana untuk menindak lanjuti terapi yang sudah dilakukan  Pada pertemuan berikutnya lakukan penilaian antar lain :  Tingkat keberhasilan berhenti merokok  Tingkat motivasi  Kendala yang timbul  Gejala withdrawal effect dan penanganannya  Penilaian parameter klinis (seperti berat badan, kadar CO udara ekspirasi, tekanan darah dll).  Untuk klien yang tidak ingin berhenti merokok untuk saat ini, perkenalkan mengenai ketidaktergantungan rokok dan dan tingkatkan motivasi klien untuk berhenti merokok pada kunjungan klien berikutnya
  • 33. LANJUTAN 4 t Tindak lanjut Pertimbangan tambahan terapi jika ada, atau merujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan jika 3 bulan belum berhasil berhenti merokok • Jika diperlukan rencanakan terapi tambahan untuk berhenti merokok dengan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan lanjut.