Wawancara psikiatri bertujuan untuk mengumpulkan informasi diagnosa pasien, perjalanan penyakit, dan merencanakan terapi. Wawancara merupakan bagian penting dalam membangun hubungan antara dokter dan pasien. Tahapannya meliputi pendahuluan, inti wawancara, dan penutup dengan menggunakan pertanyaan terbuka, mendengarkan, memberikan respon, dan menyimpulkan. Observasi gejala nonverbal dan sikap pasien juga pent
2. Wawancara Psikiatri
Tujuan wawancara
• Menggali informasi kriteria diagnosis, perjalanan penyakit,
prognosis, rencana terapi
• Interview merupakan bagian dari proses terapi
membentuk hubungan dokter-pasien (terapis-klien)
02/04/2017 -uci-
“Virtually indispensable for the physician–patient interaction,
the well-constructed interview truly may be regarded as the
most powerful, the most sensitive and the most versatile
instrument available to the physician.”
(George Engel )
3. Principal
• Agreement as to process
• Privacy and Confidentiality
• Respect and Consideration
• Rapport/Empathy
• Patient–Physician Relationship
• Person-Centered and Disorder-Based
• Safety and Comfort
• Time and Number of Sessions02/04/2017 -uci-
4. Tahapan Wawancara Psikiatri
Pendahuluan
• Menjalin
rapport
• Menyampaika
n tujuan
wawancara
• Menyampaika
n kerahasiaan
• Empati
Intiwawancara
• Mulai dengan
keluhan utama
• Probing
(mengajukan
pertanyaan)
• Mendengarkan
aktif
• Responding
• Observasi
komunikasi
non verbal
• Empati
Penutup
• Paraphrase/
summarizing
• Memberi
kesempatan
bertanya
• Perjanjian utk
sesi
selanjutnya
02/04/2017 -uci-
5. Mengajukan Pertanyaan
Pertanyaan Tertutup
• Jawabannya terbatas dan
biasanya pendek
• Pertanyaan tertutup
berguna mendapatkan
detil khusus
• contoh : jumlah anak,
meminta ijin, konfirmasi
dll
• Pertanyaan Ya/Tidak
Pertanyaan Terbuka
• Jawabannya tidak dibatasi
• Memberikan kesempatan
kepada klien untuk
menjelaskan apa yang
ingin disampaikan
• Memberikan informasi
yang luas
• 4W, 1 H
02/04/2017 -uci-
6. Why not Why
Menuntut pertanggungjawaban
(penjelasan logis)
Membuat seseorang cemas
Defensive dan merasa disalahkan
7. Kenapa kamu tidak bilang
saja kalau kamu ingin
berhenti pakaw??
Apa yang menyebabkan
kamu belum bisa berhenti??
Pertanyaan 1 terkesan
menyalahkan
Pertanyaan 2 lebih
mudah dijawab,
mengajak klien
berpikir.
Bedakan...
9. Respon minimal
• Biarkan klien tahu kalau kita memperhatikan
• Membantu menciptakan kondisi yang empatis
• Memberi respon singkat :
Verbal : …”ya.”, …”baik”…, “ehm…”, lalu? Dsb
Nonverbal : sikap badan (SOLER)
10. • Sit, Face your client squarely, smile and nod
at clientS
• Open and non judgemental facial expressionO
• Lean towards clientL
• Eye-contact in a culturally-acceptable
mannerE
• Relaxed and friendly mannerR
Sikap badan
11. 5 Skills to Develop Empathy
1. Watch & Listen : What is the other person Saying and what
is their body language?
2. Remember: When did you feel the same way?
3. Imagine: Imagine how you might feel in that situation.
Validate the wide range of emotions that come up.
4. Ask: Ask how the person is feeling.
5. Show You Care: Let them know that you care through your
words And actions.
– “I” statement
– To walk in his or her shoes
– No apology
12. Empati
• Verbal
saya bisa memahami yang anda rasakan
saya bisa mengerti bila anda marah
saya tahu situasi anda sangat sulit saat ini
• Non verbal
memberi tisu, memegang tangan (tergantung budaya),
hening..
13. Cara Lain Mengekspresikan Empati
Skill Example
Validation
Berusaha memahami
masalah pasien
“Saya sangat memahami kejenuhan
bapak untuk meminum obat selama
6 bulan berturut turut”
Support
Memberikan dukungan
dan pujian terhadap
usaha pasien
“Usaha bapak untuk mulai berhenti
merokok sudah bagus sekali pak.
Terus lanjutkan pak !”
Partnership
Memposisikan diri sebagai
partner pasien
“Saya tahu ini berat, tapi kita akan
bekerjasama sebaik mungkin untuk
menyelesaikan masalah bapak”
Respect
Mengahargai keyakinan
pasien
“Saya memahami keyakinan ibu
untuk diperiksa dokter yang
perempuan juga”
14. Menyimpulkan (Summarising)
Summarising adalah cara yang penting untuk
mendapatkan inti dari semua yang sudah
diutarakan oleh pasien. Dapat disertai semua
refleksi secara bersama-sama.
Ya dok
sepertinya
begitu
Kita tadi mendiskusikan sikap suami ibu
yang tidak setuju jika ibu memakai alat
KB padahal ibu merasa masih belum siap
untuk hamil. Ibu masih ingin
membesarkan anak yang masih kecil. Ibu
juga merasa sikap suami tidak
meyakinkan ibu untuk hamil lagi karena
suami sering cuek dan sibuk sendiri.
Puncaknya, setiap malam ibu sering sulit
tidur dan nyeri di bagian ulu hati. Begitu
ya....
15. Flow in Medical Interview
Van Dalen dalam Llyoid and Borr (2005)
1
2
3
3Pasien Memimpin
Open-ended question
Dokter Memimpin
Close ended question
Negosiasi dan persetujuan
18. Observasi dalam wawancara
1. Reaksi umum dan sikap badan:
2. Ekspresi muka:
kosong, dangkal, tampak sakit, curiga, jengkel, dll.
3. Mata
4. Bicaranya:
spontan, berbisik, tidak dimengerti, berputar-putar,
melantur, dll.
5. Reaksi otot:
lemah, melawan/negativisme, lidah menjulur, dll.
6. Reaksi emosi disertai komponen fisiologik:
sedih : keluar air mata
marah : muka merah, nafas tersengal-sengal
cemas : berkeringat
02/04/2017 -uci-
19. Pasien yang Tidak Kooperatif:
(Mayer-Gross, Slater dan Roth)
1. Reaksi umum dan sikap badan
2. Ekspresi muka
3. Mata
4. Reaksi terhadap apa yang dikatakan atau
diperbuat
5. Reaksi otot
6. Reaksi emosi yang kelihatan
7. Bicara
8. Tulisan
02/04/2017 -uci-
20. Common Problems
1. Not introducing yourself
2. Asking too many closed ended questions
3. Intolerance – of silences
4. Interrogation rather than interviewing
5. Forgetting questions asked
6. Concluding for the patient, too quickly
7. Leading the patient – suggesting
8. Coming in with prejudice
9. Not recognizing heavy words
10. Not recognizing non-verbal cues
11. Not asking if patient has questions for you
02/04/2017 -uci-