Program e-SPT diperkenalkan untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT Masa PPN. Penelitian ini menganalisis perbedaan kepatuhan sebelum dan sesudah program e-SPT di KPP Pratama Kota Serang dengan melihat jumlah SPT yang dilaporkan. Data dikumpulkan dari KPP terkait untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan kepatuhan Wajib Pajak.
1. Analisis Kepatuhan Wajib Pajak Sebelum dan
Sesudah Penerapan Program e-SPT Dalam
Melaporkan SPT Masa PPN pada KPP
Pratama Kota Serang
NAMA : ISMATULLAH
NIM : 12160028
KELAS : 6H-AK
2. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara disamping penerimaan dari
sumber migas dan non migas. Dengan posisi yang demikian itu, pajak merupakan
sumber penerimaan strategis yang harus dikelola dengan baik agar keuangan
negara dapat berjalan dengan lancar dan baik.Dalam struktur keuangan negara,
tugas dan fungsi penerimaan pajak dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak
dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia. Jenis-jenis pajak yang
dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan
Barang Mewah (PPnBM).
Dari tahun ketahun telah dilakukan berbagai langkah dan kebijakan untuk
meningkatkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara. Kebijakan
tersebut dapat dilakukan melalui penyempurnaan perundang-undangan,
penerbitan peraturan-peraturan baru dibidang perpajakan, meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak maupun menggali sumber-sumber pajak lainnya
3. IDENTIFIKASI MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia masih rendah meskipun terjadi
peningkatan penerimaan pajak pada setiap periodenya.
2. Adanya upaya fiskus memodernisaisi administrasi perpajakan, yaitu salah
satunya dengan menerapankan program Surat Pemberitahuan secara
elektronik (e-SPT).
3. Program e-SPT merupakan mordernisasi administrasi perpajakan untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT).
4. Dengan meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT), fiskus beranggapan dapat mengoptimalkan
penerimaan pajak.
4. RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
1. Apakah terdapat perbedaan
kepatuhan Wajib Pajak
sebelum dan sesudah
penerapan program e-SPT
dalam melaporkan SPT masa
PPN pada tahun pajak 2010
sampai dengan 2019?
2. Berapakah besar perbedaan
kepatuhan Wajib Pajak dalam
melaporkan SPT masa PPN
setelah penerapan program e-
SPT pada tahun pajak 2010
sampai dengan 2019?
1. Mengetahui perbedaan
kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaporkan SPT
masa PPN sebelum dan
sesudah penerapan program
e-SPT.
2. Mengetahui berapakah besar
perbedaan kepatuhan Wajib
Pajak dalam melaporkan
SPT Masa PPN setelah
penerapan progam e-SPT.
5. Menurut Undang Undang No. 16
Tahun 2000 (Direktorat Jenderal
Pajak, 2015), pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Menurut Soemarso (2003 : 296)
dalam buku Akuntansi Suatu Pegantar
mengatakan bahwa “Pajak
Pertambahan Nilai merupakan pajak
yang dikenakan pada waktu
perusahaan melakukan pembelian atas
BKP/JKP yang dikenakan dari Dasar
Penganaan Pajak (DPP).”.
LANDASAN TEORI
6. • Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK 03/2007 sebagimana
telah diubah terakhir dengan Nomor 152/PMK.03/2009, yang dimaksud dengan
e-SPT adalah data Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk program aplikasi
yang merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak
yang digunakan untuk merekam Surat Pemberitahuan (SPT) beserta
lampirannya, memelihara data Surat Pemberitahuan (SPT) beserta lampirannya,
generate data Surat Pemberitahuan (SPT) digital serta mencetak Surat
Pemberitahuan (SPT) dan dapat dilaporkan melalui media elektronik ke Kantor
Pelayanan Pajak.
E-SPT
• Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) tertera dalam Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pada pasal 1 ayat (11) bahwa Surat Pemberitahuan (SPT)
adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/atau harta kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
SPT
8. JENIS PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan penulis adalah
bersifat survey terhadap seluruh populasi
Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak yang
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga, yaitu
dengan menganalisis jumlah SPT Masa PPN
yang disampaikan oleh Wajib Pajak pada
saat sebelum dan sesudah diterapkannya
program e-SPT untuk menguji kepatuhan
Wajib Pajak dalam melaporkan SPT.
9. Populasi
dan sample
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah data sekunder, yaitu data yang
sudah tersedia dan diperoleh langsung di
KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru
Tiga baik yang dipublikasikan maupun
tidak dipublikasikan.Data yang diperoleh
mencakup, sejarah singkat Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Kebayoran Baru Tiga,visi dan misi,
struktur organisasi, kedudukan dan tugas
pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jakarta Kebayoran Baru Tiga. Serta
jumlah SPT Masa PPN yang dilaporkan
oleh Wajib Pajak selama 5 (lima) tahun
sebelum dan 5 (lima) tahun sesudah
diterapkannya program e-SPT dan jumlah
Wajib Pajak Pengusaha Kena Pajak yang
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Kota Serang.
.
10. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Studi Lapangan
Dalam teknik pengumpulan data ini penulis melakukan pengamatan
(Observasi).Dengan cara mengumpulkan bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip (data dokumen) yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan oleh KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga.
Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca, dan
mememahami buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, data dari internet, serta
ketentuan dalam undang-undang perpajakan yang relevan dengan permasalahan.
Editor's Notes
PPENGARUH PENAGIHAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK