8. 8
● Teori Kehilangan Objek
Mengarah pada peristiwa traumatik perpisahan dengan orang yang
dianggap berarti
● Teori Pengorganisasian Kepribadian
1. Dominasi orang lain
2. Mempercayai bahwa keinginannya tidak akan pernah tercapai
Hadi I, Wijayati F, Devianty R. Gangguan depresi mayor (mayor depressive disorder) mini review.
9. ● Model Perilaku
Rendahnya penguatan positif dari lingkungan merupakan awal dari perilaku
depresif
● Model Biologis : Faktor Genetik
- Penelitian pada kembar monozigot : 50% kembar monozigot dari pasien
depresi akan menderita depresi
- Pada kembar dizigotik : 25% kembar dizigot dari pasien depresi akan
menderita depresi
9
Hadi I, Wijayati F, Devianty R. Gangguan depresi mayor (mayor depressive disorder) mini review. Health Information : Jurnal
10. ● Model Kognitif
Depresi merupakan gambaran adanya gangguan kognitif yang ditandai
dengan munculnya perasaan tidak berarti terhadap diri sendiri, lingkungan
ataupun masa depan (Townsend, 2009)
● Model Keputusasaan-ketidakberdayaan
Teori ini menunjukkan keyakinan bahwa seseorang tidak memiliki kontrol
atas hal-hal penting dalam hidup dan karenanya menahan diri terhadap
respon adaptif sebagai pencetus depresi.
10
Hadi I, Wijayati F, Devianty R. Gangguan depresi mayor (mayor depressive disorder) mini review.
11. Model biologis : Faktor Biokimia dan Abnormalitas Otak dalam Depresi
1. Hipotesis neurotropik
- Penurunan kadar BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor)
- Perubahan struktural hipokampus dan korteks frontalis
1. Hipotesis monoamine dan neurotransmitter
- Defisiensi serotonin, norepinefrin dan dopamine
1. Hipotesis neuroendokrin
- Peningkatan kadar kortisol
11
12. ● Implikasi Perkembangan
1. Masa kanak-kanak
2. Masa remaja
3. Masa tua
4. Post partum
● Perubahan Fisiologis → penyakit fisik dan obat-obatan
● Penilaian terhadap Stressor
Tidak mampu berpikir cepat, kurang mampu berkonsentrasi, memori terbatas dan
tidak mampu mengambil keputusan.
12
Hadi I, Wijayati F, Devianty R. Gangguan depresi mayor (mayor depressive disorder) mini review. Health Information :
14. 14
Berdasarkan Urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa
berdasarkan PPDGJ-III :
F30-F39 : Gangguan Suasana Perasaan [Mood/Afektif]
Ciri khas : gejala gangguan afek (dengan/tanpa gejala psikotik)
Kelainan dari kelompok ini mengarah ke
1. Depresi
2. Elasi
Biasanya disertai perubahan tingkat aktivitas
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
15. 15
Gangguan afektif dibedakan menurut :
1. Episode
a. Tunggal
b. Multiple
2. Tingkat keparahan gejala
a. Mania/Hypomania dengan/tanpa gejala psikotik
b. Depresi (ringan, sedang berat) dengan/tanpa gejala sedikit
c. Bipolar
3. Dengan/tanpa gejala somatik
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
16. 16
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
17. Episode Depresif
17
Gejala Utama F32
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya
aktivitas
Gejala lainnya
1. Konsenstrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3. rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pesimistis
5. Gagasan/Perbuatan yang membahayakan diri/bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
18. Episode Depresif
18
1. Episode Depresif Ringan F32.0
a. 2 dari 3 gejala utama
b. 2 gejala lainnya
c. Berlangsung sekurangkurangnya 2 minggu
d. Kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial hanya bersifat ringan
2. Episode Depresif Sedang F32.1
a. 2 dari 3 gejala utama
b. 3-4 gejala lainnya
c. >2 minggu
d. Kesulitan nyata dalam kegiatan sosial,
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
19. Episode Depresif
19
1. Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik F32.2
a. Semua gejala utama
b. >4 gejala lainnya
c. >2 minggu
d. Sangat tidak memungkinakan dalam melakukan kegiatan
2. Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik F32.3
a. Memenuhi kriteria depresi berat
b. Disertai waham
c. Halusinasi Auditorik atau Olfaktorik
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
20. Episode Depresif
20
1. Gangguan Depresif Berulang F33
a. Episode berulang dari ggn depresif ringan-sedang-berat
b. Episode masing masing rata rata selama 6 bulan
c. Tanpa adanya episode manik
d. Pemulihan sempurna diantara episode
2. Gangguan depresif berulang, Episode Kini Ringan F33.0
a. Kriteria ggn depresif berulang terpenuhi
b. Episode sekarang memenuhi episode kini ringan
c. 2 episode sudah berlangsung masing masing >2 minggu
3. Gangguan depresif berulang, Episode kini Sedang F33.1
4. Gangguan depresif berulang, Episode kini Berat Tanpa Gejala Psikotik F33.2
5. Gangguan depresif berulang, Episode kini Berat Dengan Gejala Psikotik F33.3
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaua. 2019
21. Episode Depresif
21
1. Gangguan Depresif Berulang, Kini dalam Remisi F33.4
a. Kriteria gangguan depresif berulang (F33.-) pernah terpenuhi dengan keadaan
sekarang tidak memenuhi kriteria depresif derajat apapun
Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11. Atma Jaya. 2019
24. 24
Marije aan het Rot, Sanjay J. Mathew, Dennis S. Charney. Neurobiological mechanisms in major depressive disorder. CMAJ Feb, 180 (3) 305-313; DOI: 10.1503/cmaj.080697
28. Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan Umum
2. Berat / TB
3. Kesadaran
4. TTV
5. Pemeriksaan head to toe
Pemeriksaan Penunjang :
1. Tes darah lengkap
2. Tes kadar obat di darah
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
28
35. Aksis I : F32.2 Episode Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : Suami selingkuh
Aksis V : GAF : 20
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
35
37. Tujuan Pengobatan
● Mengakhiri episode depresi saat ini dan mencegah timbulnya
episode penyakit di masa yang akan datang
● Dibagi menjadi 3 fase :
a. Terapi fase akut
b. Terapi fase lanjutan
c. Terapi fase rumatan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN JIWA. 2015
38. Terapi Farmakologi
A. Terapi fase akut
a. Dimulai dari keputusan untuk terapi dan berakhir dengan remisi,
b. Target pengobatan pada fase akut → tercapainya respon atau remisi
(lebih baik). Lama terapi pada fase akut 2-6 minggu
B. Terapi fase lanjutan
a. Tujuan pengobatan pada fase ini adalah tercapainya remisi dan mencegah
relaps
b. Dosis obat sama dengan fase akut
C. Terapi fase rumatan
a. Tujuan untuk mencegah rekurensi,
b. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah risiko rekuren, biaya dan
keuntungan perpanjangan terapi.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN JIWA. 2015.
42. 1. Perubahan Pola Hidup
a. Berolahraga
b. Mengatur pola makan
c. Berdoa
d. Mencoba untuk mendiskusikan perasaan dan menyalurkan stress dengan benar
e. Bersikap yang terbuka dan positif terhadap depresi
f. Secara aktif mencari bantuan untuk memecahkan masalah
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
42
43. 2. Terapi Psikologi
● Terapi Interpersonal → dilakukan oleh psikolog dalam jangka pendek
berfokus kepada hubungan orang-orang dengan perkembangan symptom
gangguan kejiwaan.
● Konseling kelompok dan dukungan sosial → Mengunjungi tempat layanan
bimbingan konseling.
● Terapi humor → Profesional medis yang membantu pasien untuk
mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa
● Terapi Kognitif (CBT) → Pendekatan ini akan berupaya membantu klien
mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negatif dan keyakinan-
keyakinan pasien yang tidak rasional.
43
45. Ibrani 12:3 → Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan
kamu menjadi lemah dan putus asa.
Ulangan 31:8 → Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri
akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau;janganlah takut dan janganlah patah hati."
45
46. Mazmur 34:18 → Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN
mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya.
Mazmur 3:4 → Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku,
Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku.
46
47. 1. Hadi I, Wijayati F, Devianty R. Gangguan depresi mayor (mayor depressive disorder)
mini review. Health Information : Jurnal Penelitian. Volume 9 no 1 Juni, 2017.
2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. TENTANG PEDOMAN
NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN JIWA. 2015.
3. PPT dr. Abraham Simatupang. Anisolitik dan Antidepresan. 2023.
4. Dirgayunita A. Depresi: Ciri, Penyebab dan Penangannya.Journal An-nafs: Kajian dan
Penelitian Psikologi. Vol. 1 No. 1 Juni 2016.
5. Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III, DSM-5, ICD 11.
Atma Jaya. 2019
6. Marije aan het Rot, Sanjay J. Mathew, Dennis S. Charney. Neurobiological mechanisms
in major depressive disorder. CMAJ Feb, 180 (3) 305-313; DOI: 10.1503/cmaj.080697
DAFTAR PUSTAKA
47
Editor's Notes
Afek depresif : Gejala depresi pada Afek dapat ditandai dengan sedih, hilangnya minat, iritabilitas, apatis, anhedonia, tak bertenaga, tak bersemangat, isolasi social, dan aniestas
Untuk ketiga tingkat depresi yaitu ringan sedang berat diperlukan waktu sekurang kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis. Terkecuali bila tingkat gejala yang ditunjukan sudah luar biasa berat dan berlangsung cepat