Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
DBD Demam Berdarah Dengue
1. Clinical Science Session
"Demam Berdarah Dengue”
Bunga Vanadia (130112160522)
Dina Sofiana (130112160510)
Ita Anggraini (130112160672)
Preseptor:
Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., SpA(K),MM.
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
2018
2. “ Infeksi virus dengue
(tipe 1,2,3,atau 4) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes (Aedes aegypti atau Aedes
albopticus)
22
3. EPIDEMIOLOGI
▰ 50-100 juta kasus demam dengue dan 250-500 ribu kasus demam
berdarah dengue terjadi tiap tahunnya (WHO,2012)
▰ Jumlah kasus DBD yang dilaporkan meningkat dari 2,2 juta (2012)
menjadi 3,2 juta (2015)
▰ DBD banyak ditemukan pada anak usia 2 hingga 15 tahun
▰ Prevalensi di seluruh Indonesia adalah 0,6% (Riskesdas 2007)
3
6. ▰ Virus dengue adalah golongan arthropod borne virus grup
B, yang termasuk kelas flavivirus, famili flaviviridae
▰ Virus dengue memiliki 4 serotipe, DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4.
▰ Virus dengue memiliki struktur protein : core (C), membran-
associated (M), envelope (E), dan nonstructural protein.
▰ Transmisi virus melalui vektor,ditularkan oleh gigitan
spesies nyamuk aedes, diantaranya Aedes aegypti, Aedes
albopictus, Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris complex
▰ Masa inkubasi: 4-10 hari, multiplikasi di kelenjar saliva
ETIOLOGI
6
12. FAKTOR RISIKO
• Urbanisasi
• Musim Hujan
• Daerah yang padat
• Daerah musim tropikal
• Riwayat perjalanan ke daerah endemik
13. FASE FEBRIL (2-3 hari)
▰ Gejala spesifik demam yang mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri
otot seluruh badan, nyeri sendi, kemerahan pada wajah (flushing) dan
eritema kulit.
▰ Gejala nonspesifik anoreksia, nausea dan muntah.
▰ Hasil Laboratorium leukopenia, trombosit dan Hct normal.
14. FASE KRITIS (Pada hari ke-4 hingga 6)
▰ Gejala Suhu tubuh mulai menurun sampai mendekati batas normal,
akan tetapi permeabilitas kapiler meningkat yang ditandai hematokrit
meningkat disertai trombosit turun.
▰ Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan permeabilitas kapiler
akan menunjukan perbaikan klinis menuju kesembuhan.
15. FASE PEMULIHAN (48-72 jam)
▰ Keadaan umum membaik, nafsu makan pulih, hemodinamik stabil dan
diuresis cukup. Nilai laboratorium hematokrit akan turun hingga normal
dan trombosit akan meningkat menuju normal.
17. DENGUE FEVER
• Probable
Jika demam akut dengan 2 atau lebih dari :
1. nyeri kepala
2. nyeri retro-obital
3. mialgia
4. atralgia
5. ruam
6. manifestasi perdarahan
7. leukopenia (leukosit ≤5.000/mm3)
8. trombositopenia (trombosit
<150.000/mm3)
9. hematokrit meningkat (5-10%)
18
Dan setidaknya satu dari :
1. Serologi + (titer ≥1.280) atau Tes IgM antidengue +
2. Kejadian lain pada lokasi dan waktu yang sama untuk demam dengue
18. DENGUE FEVER
19
▰ Confirmed
Kasus probable ditambah setidaknya satu dari:
1. Isolasi virus dengue dari darah, LCS atau sampel autopsi
2. Titer IgG serum meningkat lebih sama dengan 4x lipat atau IgM
antidengue spesifik meningkat
3. Deteksi virus atau antigen di jaringan, serum atau LCS melalui ELISA,
imunofluoresens.
4. Terdeksinya virus bagian genomik melalui RT-PCR
19. DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER
20
Semua dari berikut ini:
1. Demam akut durasi 2-7 hari
2. Manifestasi perdarahan: torniquet test +, petekie, ekimosis, purpura,
pendarahan mukosa, atau tempat lain
3. Trombosit <100.000/mm3
4. Terdapat kebocoran plasma akibat permeabilitas vaskular meningkat:
- Meningkat hematokrit >20%, kebocoran plasma seperti efusi
pleura,asites,hipoproteinemia/ hipoalbuminemia
20. DENGUE SHOCK SYNDROME
21
Kriteria DHF dengan tanda syok:
1. Takikardia, akral dingin, CRT memanjang, nadi lemah, letargi, gelisah.
2. Tekanan nadi ≤20 mmHg, dengan diastol meningkat, misal 100/80 mmHg
3. Hipotensi menurut usia, didefinisikan dengan sistol <80 mmHg untuk usia <5
tahun atau 80-90 mmHg untuk anak yang lebih besar dan dewasa
24. DIAGNOSTIC ANTIGEN
25
Jenis tes Hari Keberapa
Deteksi Antigen
(NS1 Rapid Test)
Terdeteksi pada hari ke 1-8
Deteksi IgM Terdeteksi mulai hari ke3-5,
meningkat sampai minggu
ke-3, menghilang setelah 90
hari
IgG Terdeteksi pada hari ke-14
(PRIMER) dan hari ke-2
(SEKUNDER)
25.
26. KOMPLIKASI
27
Gangguan pada SSP seperti kejang, spastisitas, penurunan kesadaran dan
parese sementara.
Terapi cairan yang berlebih dapat menybabkan efusi, asites, dll.
Kerusakan hati pada pasien DBD. Hal ini mungkin terjadi karena
kegagalan sirkulasi yang berat.
Pada pasien dengan keadaan G6PD dan hemoglobinopati dapat
menyebabkan gagal ginjal akut dan sindroma hemolitik uremia.
27. Penanganan Penderita Tersangka Dengue
atau Deman Dengue
28
Keadaan umum masih baik, tidak ada warning sign dapat dirawat di rumah
(Rawat Jalan )
Istirahat yang cukup
Cukup asupan cairan susu, jus buah, cairan isotonik, cairan rehidrasi oral.
Hindari kelebihan cairan pada bayi dan balita
Jaga temperatur tetap di bawah 39 derajat.
Pemberian parasetamol 10-15 mg/kgbb/dosis setiap 6 jam
Jangan diberikan NSAID dan aspirin
Kompres hangat
28. Penanganan Penderita Tersangka Dengue
atau Deman Dengue
29
Dianjurkan ke rumah sakit jika terdapat tanda bahaya :
- Terjadi perburukan gejala klinis
- Muntah persisten
- Nyeri perut hebat
- Letargis atau gelisah
-Terdapat tanda perdarahan epistaksis, feses/kotoran berwarna merah kehitaman,
muntah darah, urin berwarna kehitaman
- Tampaik pucat, tangan dan kaki terasa dingin
- Produksi urin menurun atau tidak ada dalam 4-6 jam terakhir
- Hasil lab Hct tinggi, dengan atau tanpa penurunan nilai trombosit
29. Tatalaksana Pasien DF/DHF di Rumah Sakit
30
- Monitoring pasien dengan DF/DHF selama masa kritis
- Kondisi umum, nafsu makan, muntah, perdarahan.
- Tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam pada pasien tanpa shock dan setiap 1 – 2 jam
pada pasien dengan shock.
- Pemeriksaan Hct setiap 4-6 jam pada pasien stabil. Pada pasien dengan shock
pemeriksaan Hct dilakukan lebih sering lagi. Pemeriksan Hct harus dilakukan
sebelum pemberian resusitasi cairan.
- Monitor urine output setiap 8 – 12 jam pada uncomplicated cases dan setiap
satu jam pada pasien dengan prolonged shock. Target 0,5 ml/kg/jam
30. Penanganan Penderita DBD Derajat 1 dan 2
31
- Jenis cairan kristaloid isotonik, hindari hipotonik
- Jumlah cairan yang diberikan Maintenance ( untuk satu hari ) + 5 % deficit dalam
48 jam.
- Lama pemberian tidak boleh lebih dari 60 – 72 jam.
- Jumlah cairan yang diberikan untuk 1 hari harus diberikan dengan perhitungan atau
kecepatan dalam setiap 1 jam dan disesuaikan dengan kondisi klinis serta hasil
pemeriksaan nilai Hct.
- Pemberian transfusi suspensi trombosit diberikan jika ada perdarahan yang nyata
atau jika jumlah trombosit ‹10.000/mm
35. Penanganan Penderita DBD Derajat 4
36
- Resusitasi cairan harus lebih cepat untuk meningkatkan tekanan darah
- Evaluasi hasil laboratorium harus dilakukan dengan cepat untuk menentukan ABCS
dan juga gangguan pada organ.
- 10 ml/kg diberikan secara bolus dalam 10-15 menit. Ketika tekanan darah
meningkat, pemberikan cairan IV mengikuti algoritma penanganan DBD derajat 3.
- Jika shock belum teratasi, maka berikan lagi 10 ml/kg secara bolus.
- Jika masih belum teratasi, diberkan transfusi
- Pemberian inotropik dapat membantu meningkatkan tekanan darah jika
penggantian cairan sudah adekuat namun terdapat kontaktilitas jantung yang lemah
dan kardiomegaly.
36.
37.
38. Sign of Recovery
39
Stable pulse, blood pressure and breathing rate.
Normal temperature.
No evidence of external or internal bleeding.
Return of appetite.
No vomiting, no abdominal pain.
Good urinary output.
Stable haematocrit at baseline level.
Convalescent confluent petechiae rash or itching, especially on the extremities.
39. Kriteria untuk pulang
40
Bebas demam sekurangnya 24 jam tanpa pemberian antipiretik
Pada pasien SSD min 2-3 hari sesudah syok teratasi
Nafsu makan kembali pulih
Secara klinis tampak perbaikan
Tidak terdapat distress pernafasan akibat efusi pleura atau kelebihan cairan dan
tidak terdapat asites
Jumlah trombosit naik minimal 50000/mm3
40. PENCEGAHAN
41
•Upaya pemberantasan vektor pada saat epidemi –
Penyemprotan udara
•Upaya pemberantasan vektor pada periode di antara epidemi –
3 M
•Upaya pemberantasan larva vektor penyakit DBD