1. 1. Imanuel Adam
2. Ika Yuliana F
3. Khoiriyah
4. Reza Ali Akbar
5. Rinatun
2.
3. Pengelolaan kegiatan pembelajaran pada
dasarnya tak berbeda dari aktivitas lain
dalam kehidupan sehari-hari, seperti
makan, minum dan melakukan berbagai
jenis pekerjaan. Bagi sebagian orang,
kegiatan-kegiatan keseharian tersebut
dilakukan tanpa dipikirkan, semua
berlangsung begitu saja, tanpa fase-fase
tertentu.
4. Banyak orang melakukan kegiatan seperti
makan secara tergesa-gesa tanpa lebih dahulu
melakukan langkah-langkah persiapan seperti
do’a dan cuci tangan, atau menyiapkan kain
lap. Ketika ada yang kurang, dia harus bolak-
balik ke dapur. Meski pada akhirnya perut
kenyang, tetapi banyak makanan yang tercecer
di mana-mana. Apalagi bila setelah selesai
makan langsung melakukan aktivitas lain,
tanpa lebih dulu merapikan peralatan dan
membersihkan sisa makanan.
5. Belajarpun tak jarang berlangsung
demikian. Tak jarang guru masuk kelas
langsung mengajar, tanpa terlebih dahulu
melakukan langkah-langkah persiapan.
Guru juga tak melakukan apa-apa saat bel
tanda akhir jam pelajaran berbunyi, dan
tak hanya membiarkan siswa langsung
keluar keluar kelas begitu saja.
6. Dapat dipastikan pembelajaran seperti ini tidak
efektif, sebab selama pelajaran tak semua
siswa memperhatikan. Guru bahkan harus
berteriak-teriak untuk menenangkan siswanya.
Sangat boleh jadi kebanyakan siswa tak tahu
apa yang baru saja diajarkan oleh guru karena
fokus perhatian mereka tak sepenuhnya tertuju
pada kegiatan pembelajaran.
Agar pembelajaran berlangsung efektif dan
bermakna ada beberapa langkah dasar yang
harus dilakukan. Langkah-langkah terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
8. Kegiatan ini kadang juga disebut kegiatan pembuka atau pijakan
awal. Setiap memulai kegiatan pembelajaran atau kegiatan
apapun, seharusnya guru melakukan beberapa langkah strategis
yang bertujuan mengkondisikan mental siswa agar siap untuk
belajar.
Kegiatan pendahuluan adalah fase mengalihkan fokus perhatian
siswa dari berbagai aktivitas sebelum pelajaran dimulai, apalagi
yang berpotensi mengganggu kegiatan pembelajaran. Misalnya,
guru harus mengantisipasi ketika anak baru saja bermain, bercanda
atau bahkan masih makan jajanan, agar tidak mengganggu
konsentrasi dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan juga ditujukan untuk mengarahkan mental
anak pada suasana belajar dan materi yang diajarkan. Pelajaran
seyogyanya tidak dimulai ketika anak masih terbawa suasana
bermain atau hal-hal lain yang mereka lakukan sebelum jam
pelajaran dimulai, maupun perhatian anak belum benar-benar
fokus pada kegiatan pembelajaran.
9. Ini merupakan kegiatan pokok dalam proses pembelajaran,
yaitu usaha membuat peserta didik menguasai materi
pelajaran. Setelah siswa benar-benar siap belajar, guru
dapat memulai proses internalisasi materi pelajaran sesuai
dengan pendekatan, strategi, metode, media dan berbagai
instrumen yang telah dipersiapkan.
Pengelolaan kegiatan inti harus disesuaikan dengan materi,
bidang cakupan dan ketersediaan sarana dan prasarana.
Selama kegiatan inti, perhatian dan ektivitas siswa harus
dikondisikan agar sepenuhnya terfokus pada proses
pembelajaran, baik dalam hal memilih metode atau media
yang tepat maupun pemberian selingan (ice breaking) untuk
menyegarkan suasana.
10. Kegiatan ini disebut juga pijakan akhir atau kegiatan akhir.
Dalam kegiatan ini guru harus memastikan seluruh siswa
berhasil menguasai materi pelajaran, baik melalui kuis,
tanya-jawab, refleksi atau evaluasi.
Berdasarkan hasil kegiatan akhir guru dapat mengetahui
apakah proses pembelajarannya saat itu berhasil mencapai
target atau tidak. Dengan begitu, guru dapat mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya,
atau memberikan threatment tambahan terutama bagi siswa
yang belum berhasil. Siswa sendiri diupayakan memahami
apa yang baru saja mereka pelajari, dan menyadari sejauh
mana pemahaman mereka, serta kekurangan mereka dalam
menguasai materi tersebut.
Dengan begitu, proses pembelajaran akan berlangsung
efektif dan bermakna baik bagi siswa maupun guru. Intinya,
sebelum dan setelah melakukan kegiatan siswa dan guru
harus tahu apa yang mereka dapat dan hasilkan dari proses
pembelajaran yang baru saja mereka lakukan.
11. Tiga tahap ini berlaku bukan hanya dalam pembelajaran
di kelas, melainkan juga seluruh kegiatan sekolah baik
yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Kegiatan
upacara, perayaann hari besar, bahkan lomba-lomba
perlu dilakukan dengan memperhatikan ketiga tahap ini
agar seluruh kegiatan berlangsung efektif dan bermakna
bagi siswa.
Bahkan saat rapat, breafing atau persiapan dan
penutupan kegiatan sekolah, guru perlu membiasakan
menggunakan ketiga langkah tersebut agar setiap
aktivitas tidak hanya menjadi ritual, rutinitas tanpa
makna. Pelaksanaan ketiga tahap tersebut akan
memungkinkan aktivitas apapun berlangsung efektif dan
bermakna bagi seluruh peserta.