Beberapa kelemahan utama pembelajaran sejarah adalah subjektivitas data sejarah, representasi sepihak peristiwa, dan metodologi penyampaian berupa cerita verbal. Media pembelajaran dan penggunaan asesmen autentik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pembelajaran sejarah dengan memberikan pandangan lebih luas dan menghubungkan materi ke dunia nyata.
1. Soal
1. Hal-hal apa yang seharusnya dilakukan guru pada waktu “membuka” pelajaran, apa pula
yang seharusnya dilakukan pada waktu “menutup” pelajaran.
2. Apa pemahaman saudara tentang “reinforcement”?, dan bagaimana menggunakannya dalam
pembelajaran sejarah?
3. Dari hasil kajian saudara dalam pembelajaran sejarah selama ini, hal apa yang paling
mendasar sebagai kelemahan pembelajaran sejarah? Apa yang bisa saudara kemukakan
sebagai kontribusi penting saudara untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran sejarah?
4. Apa arti media pembelajaran/ sumber belajar bagi sejarah? Apa yang seharusnya dilakukan
guru degan media yang ada pada waktu pembelajaran?
5. Bagaimana memanfaatkan Assesment Autentuk dalam magemen pembelajaran sejarah yang
berkarakter?
Jawaban
1. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran
• Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar
siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam
itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap
penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk
menyiapkan mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan
usaha-usaha dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang
telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang mentalnya siap
untuk belajar adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui
masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan
belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan
untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa
Nama : Erlambang Aji Candra
Nim / Off : 110731435592 / C
Jurusan : Sejarah
Matakuliah : Managemen Pembelajaran
Sejarah
2. terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan
rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya,
menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan
sebagainya. Siswa yang perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam
melakukan tugas, semangat dan kualitas responnya tinggi, ada pertanyaan-pertanyaan
yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.
• Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk me-ngakhiri
kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui
tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau
menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran
yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup
pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada
akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.
Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak
mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan
yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
2. Reinforcement adalah suatu respon positif dari guru kepada siswa yang telah melakukan
suatu perbuatan yang baik atau berprestasi. Pemberian penguatan (reinforcement) ini
dilakukan oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
belajar mengajar dan mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik itu.
Penggunaan dalam sejarah Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian
terhadap perbuatan yang baik dari siswa merupakan hal sangat diperlukan sehingga siswa
terus berusaha berbuat lebih baik misalnya guru tersenyum atau mengucapkan kata-kata
bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah yang baik akan besar
pengaruhnya terhadap siswa. Siswa tersebut akan merasa puas dan merasa diterima atas
hasil yang dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu.
3. Tidak bisa dipungkiri kalau pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang sangat
subjektif, artinya ini data dan fakta serta kebenarannya itu tergantung dari perspektif
penelitinya sehingga tidak heran jika sejarah bisa menimbulkan bias pengertian dan
kontrapoduktif dengan tujuan pendidikan.
Pembelajaran sejarah yang dikembangkan secara tradisional layaknya warisan normative,
bahkan dianggap sebagai bagian dari “dogma” agama terkadang kurang memperhitungkan
hal tersebut dengan arif.
3. Beberapa kelemahan dalam pembelajaran sejarah, antara lain;
•Pertama berhubungan dengan “problem faktual” yaitu ekpose fakta-fakta sejarah yang
sarat dengan kekerasan secara berlebihan ataupun sarat dengan manipulasi data.
•Kedua, berhubungan dengan “problem representasi”. Kisah dan sejarah hanya dilihat dari
satu sisi tunggal (one single perspective). Biografi tokoh-tokoh teladang disajikan dengan
menampilkan sisi baik saja; sosok manusia tanpa dosa atau manusia, tanpa cela.
•Ketiga, berhubungan dengan masalah “metodologi”. Masalah ini berhubungan dengan dua
hal. Pertama, metode pengajaran (teaching method). Seringkali kisah-kisah sejarah
diajarkan dengan metode cerita verbal dalam bentuk dongeng. Kedua, dalam menyajikan
cerita sebagai “fakta sejarah”. Dalam kenyataannya, fakta sejarah tersebut sebagian besar
telah musnah.
4. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini
cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Guru menggunakan media yang ada pada waktu pembelajaran sebagai alat bantu mengajar
(teaching aids). Berbagai peralatan digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada
siswa melalui penglihatan dan pendengaran dengan maksud menghindari verbalisme yang
masih mungkin terjadi, kalau hanya digunakan alat bantu visual semata
5. Peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan saintifik, memahahi
aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta
mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan
peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa
yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan
bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik
mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan,
dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru.