SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Laporan Praktikum 7 Mei 2017
MK Genetika Ikan, Budidaya Perairan Universitas Lampung
TRIPLOIDISASI
Ignatius Sandra Setyabudi
Abstrak
Pengelolaan budidaya perlu memperhatikan efisiensi dan produktivitas usaha serta kualitas ikan. Triploidisasi dilakukan
untuk memperoleh ikan dengan pertumbuhan yang cepat dengan menghambat berkembangnya organ reproduksi. Tujuan
dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh suhu dan lama kejutan panas pada telur yang tepat untuk menghasilkan
ikan lele triploid. Praktikum triploidisasi dilakukan pada Minggu 7 Mei 2017 pukul 06.00-08.00 WIB di Laboratorium
Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Praktikum ini dilakukan
dengan induk betina di suntik dengan ovaprim dengan dosis 0.5 ml/kg pada Pukul 22.00 WIB. Kemudian pada pagi hari
induk betina siap untuk di stripping sementara induk jantan di bedah untuk di ambil spremanya. Selanjutnya sperma
ditambahkan dengan larutan fisiologis, masukkan telur ke dalam cawan petri kemudian di tambahkan sprema dan di aduk
dengan bulu ayam. Selanjutnya dilakukan kejutan suhu dengan memasukkan telur ke dalam saringan yang diletakkan
pada waterbath dengan suhu yang 38o
C dan 40o
C dibiarkan selama beberapa menit (waktu yang telah ditentukan). Setelah
itu masukkan telur dipindahkan ke dalam akuarium yang telah di beri aerasi. Hasil yang diperoleh yaitu pada suhu 38o
C
dan lama penyinaran 4.5 menit memiliki tingkat kelangsungan hidup paling tinggi yaitu 78%.
Kata Kunci: Telur, sperma, kejutan panas, kelangsungan hidup
Pendahuluan
.
Pengelolaan budidaya perlu memperhatikan efisiensi
dan produktivitas usaha serta kualitas ikan. Hal ini harus
diimbangi dengan upaya perbaikan dan peningkatan
kualitas induk maupun benih ikan lele. Salah satu cara
penanggulangannnya dengan cara penerapan teknologi
pemijahan buatan yang memanfaatkan prinsip
bioteknologi yaitu rekayasa genetika. Salah satu teknik
rekayasa genetika adalah triploidisasi. Triploidisasi
merupakan salah satu teknik pemuliaan ikan melalui
manipulasi kromosom. Triplodisasi dapat menghasilkan
sebagian atau sepenuhnya ikan steril yaitu ikan yang
memiliki tiga set kromosom.
Perkembangan gonad ikan dapat menghambat atau
menjadi saingan dari pertumbuhan somatik karena
sebagian dari nutrien atau energi dipakai untuk
pematangan kelamin, Karena itu sterilisasi pada ikan
dapat mengatasi pengaruh dari pematangan gonad dan
dialihkan untuk pertumbuhan ikan. Sterilasi pada ikan
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
rangsangan hormon dari luar atau dapat juga dilakukan
dengan induksi triploidisasi. Ikan triploid secara
komersil diproduksi dengan memberikan kejutan suhu
(termal) ke dalam telur dan sperma jantan yang telah
dicampurkan.
Waktu yang tepat dari pemisahan meiotik kedua adalah
merupakan indikasi dari beragamnya perlakuan yang
dapat dilakukan untuk menginduksi triploid pada ikan,
bergantung jenis ikan dan suhu air. Penggunaan kejutan
suhu merupakan cara yang termudah dan termurah
dalam induksi triploid pada ikan, sehingga banyak
dilakukan oleh petani ikan. Suhu panas atau suhu dingin
dapat dilakukan tergantung pada jenis ikan dan
kesukaan dan pembudidaya. Oleh karena itu dilakukan
praktikum ginogenesis dilakukan untuk mengetahui
waktu yang sesuai setelah sel telur dan sel sperma
bercampur untuk mengadapatkan ikan triploid.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
suhu dan lama kejutan panas pada telur yang tepat
terhadap tingkat kelulushidupan ikan lele triploid.
Metode
Praktikum triploidisasi dilaksanakan pada hari Minggu
7 Mei 2017 pukul 06.00-08.00 WIB di Laboratorium
Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bahan yang
digunakan antara lain indukan lele jantan dan betina,
larutan fisiologis, dan methylane blue, ovaprim.
Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini
antara lain akuarium, aerasi, cawan petri, water bath,
baskom, saringan, suntikan, bulu ayam, stopwatch, alat
bedah dan alat tulis.
praktikum triploidisasi dilakukan dengan induk betina
yang akan dipijahkan terlebih dahulu di suntik dengan
ovaprim dengan dosis 0.5 ml/kg pada pukul 22.00 WIB.
Kemudian pada pukul 06.00 WIB induk betina
distripping dan induk jantan di bedah untuk diambil
spremanya. Kemudian sperma ditambahkan dengan
larutan fisiologis, masukkan telur ke dalam cawan petri
kemudian ditambahkan sprema dan diaduk dengan bulu
ayam. Selanjutnya dilakukan kejutan suhu dengan
memasukkan telur ke dalam saringan yang diletakkan
pada waterbath dengan suhu yang 38o
C dan 40o
C
dibiarkan selama beberapa menit. Setelah itu masukkan
telur di pindahkan ke dalam akuarium yang telah di beri
aerasi dan methylane blue.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Pengamatan Triploidisasi
Kel Suhu
Waktu
Perendaman
(Menit)
Jumlah
Telur
Menetas
SR
Larva
4 38o
C 1.5 35 70%
5 40o
C 3 28 56%
6 38o
C 4.5 39 78%
Triploidisasi adalah salah satu teknik pemuliaan ikan
melalui manipulasi kromosom. Teknik ini dilakukan
untuk menghasilkan sebagian atau sepenuhnya ikan
steril yaitu ikan yang memiliki tiga set kromosom.
Sterilisasi pada ikan ini dapat mengatasi pengaruh
energi untuk pematangan gonad dan dialihkan untuk
pertumbuhan ikan yang lebih cepat. Ikan triploid secara
komersil diproduksi dengan memberikan kejutan suhu
setelah air ditambahkan ke dalam telur dan sperma
jantan dicampurkan. Penggunaan kejutan suhu
merupakan cara yang termudah dalam induksi triploid.
Suhu yang diberikan bergantung dai jenis ikan yang
diujikan (Alawi et al., 2009).
Pada proses triploidisasi dipengaruhi oleh tiga indikator
keberhasilan antara lain angka keberhasilan induksi
triploid, angka penetasan, dan angka kelulushidupan
larva sampai tahap penyerapan kuning telur dan 30 hari
pemeliharaan (Uzunova,2002). Angka pembuahan
dihitung dari perbandingan jumlah telur yang terbuahi
dengan jumlah telur yang diinkubasi. Angka kelulus
hidupan dihitung dari perbandingan dari jumlah larva
yang hidup pada umur 5 hari dan 30 hari dengan jumlah
telur menetas. Sedangkan angka penetasan dihitung dari
perbandingan jumlah telur yang menetas pada umur
larva dua hari dengan jumlah telur dibuahi.
Berdasarkan data praktikum dari tabel pengamatan
triploidisasi yang telah dilakukan diperoleh hasil yang
berbeda pada perlakuan kejut suhu panas 38o
C dan
40o
C. Namun kedua suhu tersebut dinyaakan telah
berhasil meginduksi triploid pada ikan lele karena
dihasilkan tingkat kelulushidupan larva ikan mencapai
lebih dari 50%. Hasil tersebut menunjukkan semakin
banyak jumlah telur yang menetas maka semakin tinggi
tingkat kelulushidupan ikan. Tingkat kelulusan tertinggi
yaitu pada perlakuan suhu 38o
C dibandingkan dengan
perlakuan menggunakan suhu 40o
C. Menurut
Emilda,(2003) Suhu yang biasa digunakan pada proses
triploid adalah 32o
C-40o
C dengan tingkat
kelulushidupan larva ikan yang lebih dari 50%
Kejut suhu dilakukan untuk mencegah terjadinya
pelepasan polar body II tanpa mengakibatkan kematian
total pada zigot yang dihasilkan. Sukarti et al. (2006)
menyebutkan bahwa peningkatan lama kejutan suhu
yang dilakukan akan meningkatkan induksi triploid.
Namun umumnya perlakuan lama kejutan suhu akan
memberikan efek terhadap angka penetasan dan
kelulushidupan dari larva ikan. Semakin lama kejutan
suhu yang diberikan maka akan semakin besar
kemungkinan ikan yang cacat. Perlakuan suhu pada
proses triploidisai mudah dalam pemakaiannya dan
dapat dipraktekkan. Keberhasilan pembetukan individu
triploid ditentukan oleh beberapa hal yaitu umur
zigotpada waktu kejutan dimulai, suhu kejutan, dan
lama waktu atau durasi kejutan yang diberikan. Ketiga
hal ini sangat spesifik untuk masing-masing spesies.
(Emilda,2003).
Individu triploid memiliki kemampuan di dalam
pembelahan sel yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan ikan normal diploid sehingga ikan triploid akan
memiliki jumlah sel yang lebih banyak jika
dibandingkan sengan ikan normal diploid. Individu
triploid merupakan individu yang steril dan mempunyai
laju pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan
dengan individu diploid (Mukti, 2001). Dalam proses
triploid pada ikan dimungkinkan dapat terjadi
kegagalan. Kegagalan triploid tersebut dikarenakan
tidak sesuainya kejutan suhu yang diberikan. Namun
setelah dilakukan praktikum triploidisasi maka
didapatkan waktu dan tinggi suhu yang tepat untuk
mendapatkan hasil triploidisasi yang baik. Faktor lain
juga dapat disebabkan oleh adanya persaingan antar
individu larva ikan untuk mengkonsumsi oksigen
terlarut dalam air media pemeliharaan sehingga
menyebabkan terbatasnya ketersediaan oksigen terlarut.
Kesimpulan
Simpulan dari praktikum triploidisasi yaitu triploidisasi
yang baik yaitu pada suhu 38o
Cdan lama penyinaran 4.5
menit memiliki tingkat kelangsungan hidup paling
tinggi yaitu 78%.
Daftar Pustaka
Alawi, et al. 2009. Induksi Triploid Ikan Selais
(Kryptopterus lympok) Menggunakan Kejutan
Panas. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 14:37-47.
Emilda. 2003. Tingkat Keberhasilan Triploidisasi Pada
Ikan Baung dengan Pemberian Kejutan Suhu Pada
Suhu yang Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Mukti, A. T. et al. 2001. Poliploidisasi Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.). Jurnal Biosain. Vol. 1. No.
1.
Sukarti, et al. 2006. Pengaruh Lama Kejutan Panas
Terhadap Keberhasilan Triploidisasi Ikan Lele
(Clarias batrachus). Jurnal Sains dan Teknologi.
6(3):135-142.
Uzunova, E. 2002. Erythrocyte Measurements as a
Possible Approach for Disringushing Diploid and
Triploid Brook Trout (Salvelinus Fontinalis,
Mitchill, 1814). Acta Zool. Bulg. 54(1):79-86.
LAMPIRAN

More Related Content

What's hot

Fitoplankton (spirulina sp.)
Fitoplankton (spirulina sp.)Fitoplankton (spirulina sp.)
Fitoplankton (spirulina sp.)Siswanto Dayakx
 
perhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxperhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxARIFSPi
 
Power point-crustacea
Power point-crustaceaPower point-crustacea
Power point-crustaceanhecha
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)fentyagustin1
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak LengkapIr. Zakaria, M.M
 
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatifEmi Suhaemi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahagronomy
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnafahmiganteng
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Heri Abrianto
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikKuiin Susanti
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaRamaiyulis Ramai
 

What's hot (20)

Fitoplankton (spirulina sp.)
Fitoplankton (spirulina sp.)Fitoplankton (spirulina sp.)
Fitoplankton (spirulina sp.)
 
perhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptxperhitungan sampling.pptx
perhitungan sampling.pptx
 
Burung Laut
Burung LautBurung Laut
Burung Laut
 
Power point-crustacea
Power point-crustaceaPower point-crustacea
Power point-crustacea
 
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
Taksonomi Tumbuhan I DIVISI SCHIZOPHYTA ( Monera)
 
04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap04. Rancangan Acak Lengkap
04. Rancangan Acak Lengkap
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Praktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dnaPraktikum isolasi dna
Praktikum isolasi dna
 
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif5. sifat kuantitatif dan kualitatif
5. sifat kuantitatif dan kualitatif
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
88000176 laporan-biologi-perikanan-hipofisasi
 
Makalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikanMakalah sisik dan sirip ikan
Makalah sisik dan sirip ikan
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dnaLaporan praktikum bioteknologi isolasi dna
Laporan praktikum bioteknologi isolasi dna
 
Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18Laporan praktikum 2 kelompok 18
Laporan praktikum 2 kelompok 18
 
Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1Evolusi Vertebrata 1
Evolusi Vertebrata 1
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknik
 
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansiaTeknik analisa daya cerna pada ruminansia
Teknik analisa daya cerna pada ruminansia
 
Dasar dasar-pewarisan-mendel
Dasar dasar-pewarisan-mendelDasar dasar-pewarisan-mendel
Dasar dasar-pewarisan-mendel
 

Similar to Triploidisasi

poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxRusdiMachrizal1
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisaulidya nurul habibah
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisaulidya nurul habibah
 
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...Repository Ipb
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...Repository Ipb
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021DediKusmana2
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiEuis Nurilaini
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budifernandasyahputra1
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...Syawalina Soerbakti
 
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...lisa ruliaty 631971
 
Kegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan TelurKegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan TelurSIlfani Sabila
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...Repository Ipb
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeJo Sugiharto
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanWarta Wirausaha
 
Mamat presentation srikandi
Mamat presentation srikandiMamat presentation srikandi
Mamat presentation srikandiSamuel Daganzha
 
Simao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasiSimao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasisimao belo
 

Similar to Triploidisasi (20)

poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptx
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
 
kajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur waletkajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur walet
 
Hasil benih tiram
Hasil benih tiramHasil benih tiram
Hasil benih tiram
 
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reti...
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
EFEK MANIPULASI HORMON 17α-METILTESTOSTERON PADA BERBAGAI VARIASI TEMPERATUR ...
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
 
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...MASKULINISASI  BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN  HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
MASKULINISASI BENIH RAJUNGAN DENGAN PERENDAMAN HORMON 17 α- METILTESTOSTERO...
 
Kegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan TelurKegiatan Penetasan Telur
Kegiatan Penetasan Telur
 
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
PENGARUH BIOAKUMULASI ENDOSULFAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carp...
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Kontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganismeKontrol mikroorganisme
Kontrol mikroorganisme
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
Mamat presentation srikandi
Mamat presentation srikandiMamat presentation srikandi
Mamat presentation srikandi
 
Simao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasiSimao penurunan viabilatas publikasi
Simao penurunan viabilatas publikasi
 

Recently uploaded

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Triploidisasi

  • 1. Laporan Praktikum 7 Mei 2017 MK Genetika Ikan, Budidaya Perairan Universitas Lampung TRIPLOIDISASI Ignatius Sandra Setyabudi Abstrak Pengelolaan budidaya perlu memperhatikan efisiensi dan produktivitas usaha serta kualitas ikan. Triploidisasi dilakukan untuk memperoleh ikan dengan pertumbuhan yang cepat dengan menghambat berkembangnya organ reproduksi. Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui pengaruh suhu dan lama kejutan panas pada telur yang tepat untuk menghasilkan ikan lele triploid. Praktikum triploidisasi dilakukan pada Minggu 7 Mei 2017 pukul 06.00-08.00 WIB di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Praktikum ini dilakukan dengan induk betina di suntik dengan ovaprim dengan dosis 0.5 ml/kg pada Pukul 22.00 WIB. Kemudian pada pagi hari induk betina siap untuk di stripping sementara induk jantan di bedah untuk di ambil spremanya. Selanjutnya sperma ditambahkan dengan larutan fisiologis, masukkan telur ke dalam cawan petri kemudian di tambahkan sprema dan di aduk dengan bulu ayam. Selanjutnya dilakukan kejutan suhu dengan memasukkan telur ke dalam saringan yang diletakkan pada waterbath dengan suhu yang 38o C dan 40o C dibiarkan selama beberapa menit (waktu yang telah ditentukan). Setelah itu masukkan telur dipindahkan ke dalam akuarium yang telah di beri aerasi. Hasil yang diperoleh yaitu pada suhu 38o C dan lama penyinaran 4.5 menit memiliki tingkat kelangsungan hidup paling tinggi yaitu 78%. Kata Kunci: Telur, sperma, kejutan panas, kelangsungan hidup Pendahuluan . Pengelolaan budidaya perlu memperhatikan efisiensi dan produktivitas usaha serta kualitas ikan. Hal ini harus diimbangi dengan upaya perbaikan dan peningkatan kualitas induk maupun benih ikan lele. Salah satu cara penanggulangannnya dengan cara penerapan teknologi pemijahan buatan yang memanfaatkan prinsip bioteknologi yaitu rekayasa genetika. Salah satu teknik rekayasa genetika adalah triploidisasi. Triploidisasi merupakan salah satu teknik pemuliaan ikan melalui manipulasi kromosom. Triplodisasi dapat menghasilkan sebagian atau sepenuhnya ikan steril yaitu ikan yang memiliki tiga set kromosom. Perkembangan gonad ikan dapat menghambat atau menjadi saingan dari pertumbuhan somatik karena sebagian dari nutrien atau energi dipakai untuk pematangan kelamin, Karena itu sterilisasi pada ikan dapat mengatasi pengaruh dari pematangan gonad dan dialihkan untuk pertumbuhan ikan. Sterilasi pada ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan rangsangan hormon dari luar atau dapat juga dilakukan dengan induksi triploidisasi. Ikan triploid secara komersil diproduksi dengan memberikan kejutan suhu (termal) ke dalam telur dan sperma jantan yang telah dicampurkan. Waktu yang tepat dari pemisahan meiotik kedua adalah merupakan indikasi dari beragamnya perlakuan yang dapat dilakukan untuk menginduksi triploid pada ikan, bergantung jenis ikan dan suhu air. Penggunaan kejutan suhu merupakan cara yang termudah dan termurah dalam induksi triploid pada ikan, sehingga banyak dilakukan oleh petani ikan. Suhu panas atau suhu dingin dapat dilakukan tergantung pada jenis ikan dan kesukaan dan pembudidaya. Oleh karena itu dilakukan praktikum ginogenesis dilakukan untuk mengetahui waktu yang sesuai setelah sel telur dan sel sperma bercampur untuk mengadapatkan ikan triploid. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui suhu dan lama kejutan panas pada telur yang tepat terhadap tingkat kelulushidupan ikan lele triploid. Metode Praktikum triploidisasi dilaksanakan pada hari Minggu 7 Mei 2017 pukul 06.00-08.00 WIB di Laboratorium Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Bahan yang digunakan antara lain indukan lele jantan dan betina, larutan fisiologis, dan methylane blue, ovaprim. Sedangkan alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain akuarium, aerasi, cawan petri, water bath, baskom, saringan, suntikan, bulu ayam, stopwatch, alat bedah dan alat tulis. praktikum triploidisasi dilakukan dengan induk betina yang akan dipijahkan terlebih dahulu di suntik dengan ovaprim dengan dosis 0.5 ml/kg pada pukul 22.00 WIB. Kemudian pada pukul 06.00 WIB induk betina distripping dan induk jantan di bedah untuk diambil spremanya. Kemudian sperma ditambahkan dengan larutan fisiologis, masukkan telur ke dalam cawan petri kemudian ditambahkan sprema dan diaduk dengan bulu ayam. Selanjutnya dilakukan kejutan suhu dengan memasukkan telur ke dalam saringan yang diletakkan pada waterbath dengan suhu yang 38o C dan 40o C dibiarkan selama beberapa menit. Setelah itu masukkan telur di pindahkan ke dalam akuarium yang telah di beri aerasi dan methylane blue.
  • 2. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Pengamatan Triploidisasi Kel Suhu Waktu Perendaman (Menit) Jumlah Telur Menetas SR Larva 4 38o C 1.5 35 70% 5 40o C 3 28 56% 6 38o C 4.5 39 78% Triploidisasi adalah salah satu teknik pemuliaan ikan melalui manipulasi kromosom. Teknik ini dilakukan untuk menghasilkan sebagian atau sepenuhnya ikan steril yaitu ikan yang memiliki tiga set kromosom. Sterilisasi pada ikan ini dapat mengatasi pengaruh energi untuk pematangan gonad dan dialihkan untuk pertumbuhan ikan yang lebih cepat. Ikan triploid secara komersil diproduksi dengan memberikan kejutan suhu setelah air ditambahkan ke dalam telur dan sperma jantan dicampurkan. Penggunaan kejutan suhu merupakan cara yang termudah dalam induksi triploid. Suhu yang diberikan bergantung dai jenis ikan yang diujikan (Alawi et al., 2009). Pada proses triploidisasi dipengaruhi oleh tiga indikator keberhasilan antara lain angka keberhasilan induksi triploid, angka penetasan, dan angka kelulushidupan larva sampai tahap penyerapan kuning telur dan 30 hari pemeliharaan (Uzunova,2002). Angka pembuahan dihitung dari perbandingan jumlah telur yang terbuahi dengan jumlah telur yang diinkubasi. Angka kelulus hidupan dihitung dari perbandingan dari jumlah larva yang hidup pada umur 5 hari dan 30 hari dengan jumlah telur menetas. Sedangkan angka penetasan dihitung dari perbandingan jumlah telur yang menetas pada umur larva dua hari dengan jumlah telur dibuahi. Berdasarkan data praktikum dari tabel pengamatan triploidisasi yang telah dilakukan diperoleh hasil yang berbeda pada perlakuan kejut suhu panas 38o C dan 40o C. Namun kedua suhu tersebut dinyaakan telah berhasil meginduksi triploid pada ikan lele karena dihasilkan tingkat kelulushidupan larva ikan mencapai lebih dari 50%. Hasil tersebut menunjukkan semakin banyak jumlah telur yang menetas maka semakin tinggi tingkat kelulushidupan ikan. Tingkat kelulusan tertinggi yaitu pada perlakuan suhu 38o C dibandingkan dengan perlakuan menggunakan suhu 40o C. Menurut Emilda,(2003) Suhu yang biasa digunakan pada proses triploid adalah 32o C-40o C dengan tingkat kelulushidupan larva ikan yang lebih dari 50% Kejut suhu dilakukan untuk mencegah terjadinya pelepasan polar body II tanpa mengakibatkan kematian total pada zigot yang dihasilkan. Sukarti et al. (2006) menyebutkan bahwa peningkatan lama kejutan suhu yang dilakukan akan meningkatkan induksi triploid. Namun umumnya perlakuan lama kejutan suhu akan memberikan efek terhadap angka penetasan dan kelulushidupan dari larva ikan. Semakin lama kejutan suhu yang diberikan maka akan semakin besar kemungkinan ikan yang cacat. Perlakuan suhu pada proses triploidisai mudah dalam pemakaiannya dan dapat dipraktekkan. Keberhasilan pembetukan individu triploid ditentukan oleh beberapa hal yaitu umur zigotpada waktu kejutan dimulai, suhu kejutan, dan lama waktu atau durasi kejutan yang diberikan. Ketiga hal ini sangat spesifik untuk masing-masing spesies. (Emilda,2003). Individu triploid memiliki kemampuan di dalam pembelahan sel yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan normal diploid sehingga ikan triploid akan memiliki jumlah sel yang lebih banyak jika dibandingkan sengan ikan normal diploid. Individu triploid merupakan individu yang steril dan mempunyai laju pertumbuhan yang lebih baik bila dibandingkan dengan individu diploid (Mukti, 2001). Dalam proses triploid pada ikan dimungkinkan dapat terjadi kegagalan. Kegagalan triploid tersebut dikarenakan tidak sesuainya kejutan suhu yang diberikan. Namun setelah dilakukan praktikum triploidisasi maka didapatkan waktu dan tinggi suhu yang tepat untuk mendapatkan hasil triploidisasi yang baik. Faktor lain juga dapat disebabkan oleh adanya persaingan antar individu larva ikan untuk mengkonsumsi oksigen terlarut dalam air media pemeliharaan sehingga menyebabkan terbatasnya ketersediaan oksigen terlarut. Kesimpulan Simpulan dari praktikum triploidisasi yaitu triploidisasi yang baik yaitu pada suhu 38o Cdan lama penyinaran 4.5 menit memiliki tingkat kelangsungan hidup paling tinggi yaitu 78%. Daftar Pustaka Alawi, et al. 2009. Induksi Triploid Ikan Selais (Kryptopterus lympok) Menggunakan Kejutan Panas. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 14:37-47. Emilda. 2003. Tingkat Keberhasilan Triploidisasi Pada Ikan Baung dengan Pemberian Kejutan Suhu Pada Suhu yang Berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mukti, A. T. et al. 2001. Poliploidisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Jurnal Biosain. Vol. 1. No. 1. Sukarti, et al. 2006. Pengaruh Lama Kejutan Panas Terhadap Keberhasilan Triploidisasi Ikan Lele (Clarias batrachus). Jurnal Sains dan Teknologi. 6(3):135-142. Uzunova, E. 2002. Erythrocyte Measurements as a Possible Approach for Disringushing Diploid and Triploid Brook Trout (Salvelinus Fontinalis, Mitchill, 1814). Acta Zool. Bulg. 54(1):79-86.