SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
1
PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN
IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters)
Effect of Temperature on Reproduction and Sex Ratio of Guppy (Poecilia reticulata Peters)
H. Arfah, S. Mariam dan Alimuddin
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
Water temperature could affect the reproduction of broodstock and sex ratio of progeny. In this study,
broodstock of guppy (Poecilia reticulata Peters) was reared in different temperature to determine its effect on
reproduction of broodstock and sex ratio of their progeny. The result of study show that broodstock reared at
27°C produced more fry (16 males mean) than that of 30°C (10 males), while broodstock reared at 33°C
produced no progeny. Percentage of male fish produced by broodstock reared at 30°C is higher than that of
27°C. Incubation time of embryo before birth is sorter in broodstock reared at 30°C (4-12 days) compared
with 27°C (18-22 days). However, several progeny of broodstock reared at 30°C had abnormal vertebrae.
Keywords: guppy, Poecilia reticulata, sex reversal, reproduction, monosex
ABSTRAK
Suhu air inkubasi diduga dapat mempengaruhi reproduksi induk ikan dan nisbah kelamin keturunannya.
Pada penelitian ini, induk ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) dipelihara pada suhu 27°C, 30°C dan suhu
33°C untuk mengetahui pengaruhnya terhadap reproduksi dan rasio kelamin keturunannya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa induk ikan gapi yang dipelihara pada suhu 27°C menghasilkan anak lebih banyak (rata-
rata 16 ekor) daripada di suhu 30°C (10 ekor), sementara induk gagal melahirkan pada suhu pemeliharaan
33°C. Proporsi anak jantan yang dihasilkan oleh induk yang dipelihara pada suhu 30°C lebih banyak
dibandingkan pada suhu 27°C. Waktu inkubasi embrio sebelum dilahirkan oleh induk yang dipelihara pada
suhu 30°C lebih singkat, yaitu 4-12 hari, dibandingkan pada suhu 27°C, 18-22 hari. Namun demikian
beberapa anak ikan yang lahir dari induk yang dipelihara pada suhu suhu 30°C mengalami abnormalitas pada
bagian tulang belakangnya.
Kata kunci: ikan gapi, Poecilia reticulata, sex reversal, reproduksi, monoseks
PENDAHULUAN
Ikan gapi (Poecilia reticulata Peters)
jantan memiliki harga jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang betina karena
memiliki corak warna tubuh dan sirip yang
cemerlang. Salah satu strategi budidaya yang
dapat dikembangkan dalam rangka efisiensi
produksi, khususnya untuk jenis ikan hias
yang nilai jual jantannya lebih tinggi
daripada betina adalah dengan
mengupayakan pengembangan teknologi
produksi jantan monoseks secara masal.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
menggunakan teknik pengarahan jenis
kelamin atau sex reversal.
Proses pengarahan jenis kelamin dapat
dilakukan dengan manipulasi suhu
lingkungan. Suhu merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan reaksi-reaksi
kimia dalam tubuh seperti laju metabolisme
(Webb, 1978). Proporsi jantan pada ikan gapi
dan medaka (Oryzias latipes) lebih tinggi
daripada betina pada bulan-bulan musim
panas di daerah temperate. Pada penelitian
ini diamati pengaruh suhu pemeliharaan
induk terhadap reproduksi dan nisbah
kelamin keturunannya.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
2
BAHAN & METODE
Induk ikan gapi yang berumur 2,5 bulan
dikawinkan secara massal dan kemudian
dipisahkan pada akuarium berukuran
30×30×30 cm. Ikan diberi pakan berupa
cacing sutera (Tubifex) secara ad libitum
dengan frekuensi pemberian pakan satu
kali/hari pada pagi hari. Anak yang
dihasilkan dipelihara secara terpisah dan
diberi pakan berupa pelet. Setelah 3 minggu,
anak ikan tersebut dipisahkan antara jantan
dan betina yang akan diuji dan dipijahkan
setelah mencapai umur 2,5 bulan.
Setelah berumur 2,5 bulan ikan gapi hasil
peranakan sebelumnya dikawinkan selama 4
hari dan dipisahkan kembali antara induk
jantan dan betinanya. Pada hari ke-10 masa
kehamilan, induk ikan gapi diinkubasi pada
suhu media pemeliharaan masing-masing
27°C, 30°C dan 33°C. Setelah lahir, anak
ikan dipisahkan dari induknya untuk
dipelihara sampai dapat diidentifikasi jenis
kelaminnya.
Parameter yang diamati adalah jumlah
anak, waktu melahirkan, jenis kelamin dan
abnormalitas. Pengamatan jenis kelamin
dilakukan secara morfologis dengan melihat
bentuk tubuh dan adanya gonopodium pada
ikan. Ikan jantan bisa dikenali dengan adanya
modifikasi sirip anal menjadi organ
reproduksi (gonopodium) dan bentuk tubuh
yang ramping.
HASIL & PEMBAHASAN
Kecenderungan dari induk yang
dipelihara pada suhu yang tinggi adalah
menghasilkan jumlah anak yang lebih
sedikit. Jumlah anak yang dihasilkan dari 3
induk ikan uji pada suhu inkubasi 27°C
bervariasi, yaitu 6, 20 dan 22 ekor, dan lebih
banyak dibandingkan dengan induk yang
dipelihara pada suhu 30°C, jumlahnya 7, 10
atau 12 ekor. Namun demikian, proporsi
jantan lebih tinggi pada induk yang
diinkubasi pada suhu 30o
C daripada yang
27o
C (Tabel 1). Peningkatan jumlah ikan
jantan diduga karena adanya peningkatan
hormon jantan testosteron dan
ketotestosteron sejalan dengan meningkatnya
suhu inkubasi. Menurut Scott et al. dalam
Hoar et al. (1969), hormon testosteron dan
ketotestosteron pada ikan rainbow trout
terbukti meningkat perlahan-lahan dan
menjadi lebih cepat pada musim panas.
Selain itu, faktor lain yang mungkin
mempengaruhi adalah kemampuan sperma Y
dalam membuahi telur lebih tinggi daripada
yang X, atau kelangsungan hidup ikan jantan
lebih tinggi daripada ikan betina.
Energi yang tersedia untuk pemeliharaan
sel, pertumbuhan, gerak dan reproduksi
ditentukan oleh jumlah pakan yang
dikonsumsi (Tytler dan Calow, 1985).
Hubungan antara pakan dan ikan dipengaruhi
oleh beberapa factor, salah satunya adalah
nafsu makan (Fange dan Grov dalam Tytler
dan Calow, 1985). Nafsu makan akan
bertambah seiring dengan meningkatnya
suhu, namun pada kisaran di atas suhu
optimumnya nafsu makan akan
menurun kembali (Zooneveld, 1991). Pada
suhu 30°C, induk ikan berada pada suhu
relatif tinggi yang mengakibatkan
menurunnya nafsu makan dan tingkat
konsumsi pakan sehingga energi yang
diperoleh tidak optimum untuk proses
perkembangan gonadnya. Pada suhu 33°C
nafsu makan ikan berkurang, sedangkan
metabolisme relatif meningkat, sehingga
untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut
induk ikan akan mengabsorbsi nutrien dari
jaringan tubuh termasuk gonad yang terlihat
tersekat-sekat dan mengalami penipisan
dindingnya (Tytler dan Calow, 1985).
Dengan demikian bakal anak
yang terdapat pada induk tersebut diduga
telah tereduksi sehingga tidak terjadi
kelahiran.
Waktu kelahiran anak ikan gapi
cenderung semakin singkat dengan
meningkatnya suhu pemeliharaan induk
(Tabel 2). Induk yang dipelihara pada suhu
27°C melahirkan pada hari ke-18 sampai 22,
sedangkan suhu 30°C hanya memerlukan 4-
12 hari untuk melahirkan anaknya. Dengan
meningkatnya suhu, daya kerja enzim
penetasan dan senyawa-senyawa kimia
lainnya akan terpacu untuk melunakkan
khorion (Blaxter, 1969). Enzim tersebut
dihasilkan oleh kelenjar khusus di dalam
tubuh embrio dan bersifat peka terhadap
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)
3
kondisi di luar tubuh terutama suhu (Gray
dan Hayes dalam Smith, 1957). Pembelahan
sel telur yang lebih cepat akan
mengakibatkan induk lebih cepat melahirkan.
Waktu kelahiran dapat juga terjadi secara
bertahap apabila perkembangan telur yang
tidak seragam dari satu kali pembuahan. Hal
ini terjadi pada salah satu ikan uji yang
dipelihara dengan suhu 30°C yaitu pada hari
ke-7 dan 12.
Abnormalitas terjadi pada induk yang
dipelihara pada suhu 33°C yang berupa
perubahan bentuk pada bagian vertebrae.
Suhu tersebut diduga merupakan kondisi
subletal untuk ikan gapi sehingga terjadi
kerusakan organ berupa pembengkokan pada
tubuhnya. Suhu yang tinggi dapat
menyebabkan keabnormalan bahkan
kematian ikan (Vladimirov, 1975). Studi
tentang perkembangan ikan salmon oleh
Hayes dalam Smith (1957) menunjukkan
bahwa dalam batas-batas untuk hidup, suhu
lingkungan yang ekstrim dapat menyebabkan
perubahan-perubahan penting pada
penampilan ciri-ciri anatomi ikan seperti
perkembangan pigmen lebih cepat terbentuk
pada suhu tinggi.
Tabel 1. Jumlah anak dan rasio kelamin ikan gapi (Poecilia reticulata Peters)
Suhu Ulangan
Σ
Anak jantan
Σ
Anak betina
%
Jantan
Σ
Total
27°C
1 14 8 63,6 22
2 6 14 30,3 20
3 4 2 66,6 6
Total 24 24 48
Rata-rata 8 ± 5,29 8 ± 6 53,4 16 ± 8,7
30°C
1 4 3 57,1 7
2 7 3 70,0 10
3 6 6 50,0 12
Total 17 12 29
Rata-rata 5,6 ± 1,53 4 ± 1,73 59,03 10 ± 2,5
33°C
1 NA NA NA NA
2 NA NA NA NA
3 NA NA NA NA
Total NA NA NA
Rata-rata NA NA NA NA
Ket : NA= tidak ada anak
Tabel 2. Waktu kelahiran anak ikan gapi (Poecilia reticulataPeters)
Suhu Ulangan
Waktu kelahiran
(hari)
Σ Anak (ekor)
27°C
1 18 22
2 22 20
3 22 6
Rataan 20,7 16
30°C
1 4 7
2 7; 12 7; 3
3 6 12
Rataan 5,7; 7,3 8,7; 7,3
33°C
1 - -
2 - -
3 - -
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)
4
KESIMPULAN
Jumlah anak yang dihasilkan oleh
induk yang dipelihara pada suhu 27°C lebih
banyak dibandingkan dengan suhu inkubasi
30°C. Persentase kelamin jantan keturunan
induk ikan gapi yang dipelihara pada suhu
30°C lebih banyak daripada yang 27°C.
Induk yang dipelihara pada suhu 30°C (4-12
hari) melahirkan lebih cepat dibandingkan
yang 27°C (18-22 hari), sementara induk
yang dipelihara pada suhu 33°C tidak ada
yang melahirkan anak. Sebagian kecil anak
dari induk yang dipelihara pada suhu 30°C
adalah tidak normal.
DAFTAR PUSTAKA
Blaxter, J. H. S. 1969. Development: Eggs
and Larvae. P: 187-197. In: W. S. Hoar
and D. J. Randall (Eds.). Fish Physiology.
Volume 3. Reproduction and Growth.
Academic Press, New York.
Hoar, W. S., D. J. Randall and E. M.
Donaldson. 1969. Fish Physiology. P: 5-
7. Reproduction. Vol IX. Part B.
Academic Press, New York.
Smith, S. 1957. Early Development and
Hatching. P: 323-355. In: Brown, M. E.
(Ed.). The Physiology of Fishes. Volume
1. Metabolism. Academic Press Inc.
Publishers, New York.
Tytler, P. and P. Calow. 1985. Fish
Energetics: New Perspetives. Croom
Helm Ltd, Sydney, Australia. 394 p
Vladimirov, V. I. 1975. Critical periods in
development of fishes. Journal of
Ichtyology, 15(6): 851-963.
Webb, P. W. 1978. Partitioning of Energy
into Metabolism and Growth. P: 184-214.
In : S. D. Gerking (Ed.). Ecology of
Freshwater Fish Production. Blackwell
Scientific Publications, Oxford.
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)

More Related Content

Similar to SEX REVERSAL

pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt
pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtpptpembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt
pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt01APandunusa
 
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)igamawarniayulestari
 
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptxRinaPuspitaDewi2
 
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonWiwinUMRAH
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021DediKusmana2
 
Presentasi jurnal fina
Presentasi jurnal finaPresentasi jurnal fina
Presentasi jurnal finafitrawijaya
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...Repository Ipb
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarAsfar Syafar
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...Syawalina Soerbakti
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur piscesMirda Rinii
 
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxBenih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxssuser217dab
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...Repository Ipb
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisaulidya nurul habibah
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisaulidya nurul habibah
 

Similar to SEX REVERSAL (20)

pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt
pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtpptpembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt
pembenihan-ikan-lele-dumbo bfrghgrhhgtppt
 
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
Manajemen pembenihan ikan mas koki (carrasius auratus)
 
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx
.PPT PROPOSAL PROJECT.pptx
 
Rekayasa genetika
Rekayasa genetikaRekayasa genetika
Rekayasa genetika
 
Rekayasa genetika
Rekayasa genetikaRekayasa genetika
Rekayasa genetika
 
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
 
Presentasi jurnal fina
Presentasi jurnal finaPresentasi jurnal fina
Presentasi jurnal fina
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
 
Makalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasiMakalh thermoregulasi
Makalh thermoregulasi
 
jumlah telur pisces
jumlah telur piscesjumlah telur pisces
jumlah telur pisces
 
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxBenih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
 
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP GELONDONGAN IKAN KANCRA (Labeobarbus douro...
 
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdfUAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
UAS FISREP AVERTEBRATA AIR.pdf
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
 
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropisLaporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
Laporan praktikum bioteknologi reproduksi hewan tropis
 
Ppt kecambah fiks
Ppt kecambah fiksPpt kecambah fiks
Ppt kecambah fiks
 
kajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur waletkajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur walet
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

SEX REVERSAL

  • 1. 1 PENGARUH SUHU TERHADAP REPRODUKSI DAN NISBAH KELAMIN IKAN GAPI (Poecilia reticulata Peters) Effect of Temperature on Reproduction and Sex Ratio of Guppy (Poecilia reticulata Peters) H. Arfah, S. Mariam dan Alimuddin Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680 ABSTRACT Water temperature could affect the reproduction of broodstock and sex ratio of progeny. In this study, broodstock of guppy (Poecilia reticulata Peters) was reared in different temperature to determine its effect on reproduction of broodstock and sex ratio of their progeny. The result of study show that broodstock reared at 27°C produced more fry (16 males mean) than that of 30°C (10 males), while broodstock reared at 33°C produced no progeny. Percentage of male fish produced by broodstock reared at 30°C is higher than that of 27°C. Incubation time of embryo before birth is sorter in broodstock reared at 30°C (4-12 days) compared with 27°C (18-22 days). However, several progeny of broodstock reared at 30°C had abnormal vertebrae. Keywords: guppy, Poecilia reticulata, sex reversal, reproduction, monosex ABSTRAK Suhu air inkubasi diduga dapat mempengaruhi reproduksi induk ikan dan nisbah kelamin keturunannya. Pada penelitian ini, induk ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) dipelihara pada suhu 27°C, 30°C dan suhu 33°C untuk mengetahui pengaruhnya terhadap reproduksi dan rasio kelamin keturunannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk ikan gapi yang dipelihara pada suhu 27°C menghasilkan anak lebih banyak (rata- rata 16 ekor) daripada di suhu 30°C (10 ekor), sementara induk gagal melahirkan pada suhu pemeliharaan 33°C. Proporsi anak jantan yang dihasilkan oleh induk yang dipelihara pada suhu 30°C lebih banyak dibandingkan pada suhu 27°C. Waktu inkubasi embrio sebelum dilahirkan oleh induk yang dipelihara pada suhu 30°C lebih singkat, yaitu 4-12 hari, dibandingkan pada suhu 27°C, 18-22 hari. Namun demikian beberapa anak ikan yang lahir dari induk yang dipelihara pada suhu suhu 30°C mengalami abnormalitas pada bagian tulang belakangnya. Kata kunci: ikan gapi, Poecilia reticulata, sex reversal, reproduksi, monoseks PENDAHULUAN Ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) jantan memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang betina karena memiliki corak warna tubuh dan sirip yang cemerlang. Salah satu strategi budidaya yang dapat dikembangkan dalam rangka efisiensi produksi, khususnya untuk jenis ikan hias yang nilai jual jantannya lebih tinggi daripada betina adalah dengan mengupayakan pengembangan teknologi produksi jantan monoseks secara masal. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan menggunakan teknik pengarahan jenis kelamin atau sex reversal. Proses pengarahan jenis kelamin dapat dilakukan dengan manipulasi suhu lingkungan. Suhu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi-reaksi kimia dalam tubuh seperti laju metabolisme (Webb, 1978). Proporsi jantan pada ikan gapi dan medaka (Oryzias latipes) lebih tinggi daripada betina pada bulan-bulan musim panas di daerah temperate. Pada penelitian ini diamati pengaruh suhu pemeliharaan induk terhadap reproduksi dan nisbah kelamin keturunannya. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
  • 2. 2 BAHAN & METODE Induk ikan gapi yang berumur 2,5 bulan dikawinkan secara massal dan kemudian dipisahkan pada akuarium berukuran 30×30×30 cm. Ikan diberi pakan berupa cacing sutera (Tubifex) secara ad libitum dengan frekuensi pemberian pakan satu kali/hari pada pagi hari. Anak yang dihasilkan dipelihara secara terpisah dan diberi pakan berupa pelet. Setelah 3 minggu, anak ikan tersebut dipisahkan antara jantan dan betina yang akan diuji dan dipijahkan setelah mencapai umur 2,5 bulan. Setelah berumur 2,5 bulan ikan gapi hasil peranakan sebelumnya dikawinkan selama 4 hari dan dipisahkan kembali antara induk jantan dan betinanya. Pada hari ke-10 masa kehamilan, induk ikan gapi diinkubasi pada suhu media pemeliharaan masing-masing 27°C, 30°C dan 33°C. Setelah lahir, anak ikan dipisahkan dari induknya untuk dipelihara sampai dapat diidentifikasi jenis kelaminnya. Parameter yang diamati adalah jumlah anak, waktu melahirkan, jenis kelamin dan abnormalitas. Pengamatan jenis kelamin dilakukan secara morfologis dengan melihat bentuk tubuh dan adanya gonopodium pada ikan. Ikan jantan bisa dikenali dengan adanya modifikasi sirip anal menjadi organ reproduksi (gonopodium) dan bentuk tubuh yang ramping. HASIL & PEMBAHASAN Kecenderungan dari induk yang dipelihara pada suhu yang tinggi adalah menghasilkan jumlah anak yang lebih sedikit. Jumlah anak yang dihasilkan dari 3 induk ikan uji pada suhu inkubasi 27°C bervariasi, yaitu 6, 20 dan 22 ekor, dan lebih banyak dibandingkan dengan induk yang dipelihara pada suhu 30°C, jumlahnya 7, 10 atau 12 ekor. Namun demikian, proporsi jantan lebih tinggi pada induk yang diinkubasi pada suhu 30o C daripada yang 27o C (Tabel 1). Peningkatan jumlah ikan jantan diduga karena adanya peningkatan hormon jantan testosteron dan ketotestosteron sejalan dengan meningkatnya suhu inkubasi. Menurut Scott et al. dalam Hoar et al. (1969), hormon testosteron dan ketotestosteron pada ikan rainbow trout terbukti meningkat perlahan-lahan dan menjadi lebih cepat pada musim panas. Selain itu, faktor lain yang mungkin mempengaruhi adalah kemampuan sperma Y dalam membuahi telur lebih tinggi daripada yang X, atau kelangsungan hidup ikan jantan lebih tinggi daripada ikan betina. Energi yang tersedia untuk pemeliharaan sel, pertumbuhan, gerak dan reproduksi ditentukan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi (Tytler dan Calow, 1985). Hubungan antara pakan dan ikan dipengaruhi oleh beberapa factor, salah satunya adalah nafsu makan (Fange dan Grov dalam Tytler dan Calow, 1985). Nafsu makan akan bertambah seiring dengan meningkatnya suhu, namun pada kisaran di atas suhu optimumnya nafsu makan akan menurun kembali (Zooneveld, 1991). Pada suhu 30°C, induk ikan berada pada suhu relatif tinggi yang mengakibatkan menurunnya nafsu makan dan tingkat konsumsi pakan sehingga energi yang diperoleh tidak optimum untuk proses perkembangan gonadnya. Pada suhu 33°C nafsu makan ikan berkurang, sedangkan metabolisme relatif meningkat, sehingga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut induk ikan akan mengabsorbsi nutrien dari jaringan tubuh termasuk gonad yang terlihat tersekat-sekat dan mengalami penipisan dindingnya (Tytler dan Calow, 1985). Dengan demikian bakal anak yang terdapat pada induk tersebut diduga telah tereduksi sehingga tidak terjadi kelahiran. Waktu kelahiran anak ikan gapi cenderung semakin singkat dengan meningkatnya suhu pemeliharaan induk (Tabel 2). Induk yang dipelihara pada suhu 27°C melahirkan pada hari ke-18 sampai 22, sedangkan suhu 30°C hanya memerlukan 4- 12 hari untuk melahirkan anaknya. Dengan meningkatnya suhu, daya kerja enzim penetasan dan senyawa-senyawa kimia lainnya akan terpacu untuk melunakkan khorion (Blaxter, 1969). Enzim tersebut dihasilkan oleh kelenjar khusus di dalam tubuh embrio dan bersifat peka terhadap Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)
  • 3. 3 kondisi di luar tubuh terutama suhu (Gray dan Hayes dalam Smith, 1957). Pembelahan sel telur yang lebih cepat akan mengakibatkan induk lebih cepat melahirkan. Waktu kelahiran dapat juga terjadi secara bertahap apabila perkembangan telur yang tidak seragam dari satu kali pembuahan. Hal ini terjadi pada salah satu ikan uji yang dipelihara dengan suhu 30°C yaitu pada hari ke-7 dan 12. Abnormalitas terjadi pada induk yang dipelihara pada suhu 33°C yang berupa perubahan bentuk pada bagian vertebrae. Suhu tersebut diduga merupakan kondisi subletal untuk ikan gapi sehingga terjadi kerusakan organ berupa pembengkokan pada tubuhnya. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan keabnormalan bahkan kematian ikan (Vladimirov, 1975). Studi tentang perkembangan ikan salmon oleh Hayes dalam Smith (1957) menunjukkan bahwa dalam batas-batas untuk hidup, suhu lingkungan yang ekstrim dapat menyebabkan perubahan-perubahan penting pada penampilan ciri-ciri anatomi ikan seperti perkembangan pigmen lebih cepat terbentuk pada suhu tinggi. Tabel 1. Jumlah anak dan rasio kelamin ikan gapi (Poecilia reticulata Peters) Suhu Ulangan Σ Anak jantan Σ Anak betina % Jantan Σ Total 27°C 1 14 8 63,6 22 2 6 14 30,3 20 3 4 2 66,6 6 Total 24 24 48 Rata-rata 8 ± 5,29 8 ± 6 53,4 16 ± 8,7 30°C 1 4 3 57,1 7 2 7 3 70,0 10 3 6 6 50,0 12 Total 17 12 29 Rata-rata 5,6 ± 1,53 4 ± 1,73 59,03 10 ± 2,5 33°C 1 NA NA NA NA 2 NA NA NA NA 3 NA NA NA NA Total NA NA NA Rata-rata NA NA NA NA Ket : NA= tidak ada anak Tabel 2. Waktu kelahiran anak ikan gapi (Poecilia reticulataPeters) Suhu Ulangan Waktu kelahiran (hari) Σ Anak (ekor) 27°C 1 18 22 2 22 20 3 22 6 Rataan 20,7 16 30°C 1 4 7 2 7; 12 7; 3 3 6 12 Rataan 5,7; 7,3 8,7; 7,3 33°C 1 - - 2 - - 3 - - Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)
  • 4. 4 KESIMPULAN Jumlah anak yang dihasilkan oleh induk yang dipelihara pada suhu 27°C lebih banyak dibandingkan dengan suhu inkubasi 30°C. Persentase kelamin jantan keturunan induk ikan gapi yang dipelihara pada suhu 30°C lebih banyak daripada yang 27°C. Induk yang dipelihara pada suhu 30°C (4-12 hari) melahirkan lebih cepat dibandingkan yang 27°C (18-22 hari), sementara induk yang dipelihara pada suhu 33°C tidak ada yang melahirkan anak. Sebagian kecil anak dari induk yang dipelihara pada suhu 30°C adalah tidak normal. DAFTAR PUSTAKA Blaxter, J. H. S. 1969. Development: Eggs and Larvae. P: 187-197. In: W. S. Hoar and D. J. Randall (Eds.). Fish Physiology. Volume 3. Reproduction and Growth. Academic Press, New York. Hoar, W. S., D. J. Randall and E. M. Donaldson. 1969. Fish Physiology. P: 5- 7. Reproduction. Vol IX. Part B. Academic Press, New York. Smith, S. 1957. Early Development and Hatching. P: 323-355. In: Brown, M. E. (Ed.). The Physiology of Fishes. Volume 1. Metabolism. Academic Press Inc. Publishers, New York. Tytler, P. and P. Calow. 1985. Fish Energetics: New Perspetives. Croom Helm Ltd, Sydney, Australia. 394 p Vladimirov, V. I. 1975. Critical periods in development of fishes. Journal of Ichtyology, 15(6): 851-963. Webb, P. W. 1978. Partitioning of Energy into Metabolism and Growth. P: 184-214. In : S. D. Gerking (Ed.). Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific Publications, Oxford. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)