Dokumen ini membahas tentang proses penetasan telur ayam di mesin penetas. Proses ini meliputi pengaturan suhu, kelembaban, ventilasi, dan pembalikan telur secara teratur untuk mendapatkan telur ayam yang berkualitas dan memiliki daya tetas tinggi. Suhu, kelembaban, dan ventilasi harus diatur dengan tepat agar dapat mendukung pertumbuhan embrio di dalam telur.
3. Kegiatan penetasan (hatching) adalah salah satu cara yang digunakan
manusia untuk dapat memaksimalkan dan mengembangkan usaha
budidaya ternak, khususnya hewan yang berkembang biak dengan cara
bertelur. Cara ini dirasakan lebih menghematwaktu dan enaga karena
dibanding dengan harus menggunakan induk ayam untuk penetasan
apalagi dalam skala besar, tentu akan repot. Sebaliknya dengan
menggunakan mesin yang berfungsi sebagai pengganti induk ayam, kita
dapat mendapatkan DOC yang telurnya memiliki daya tetas tinggi dalam
jumlah banyak sekaligus, tanpa harus menggunakan induk ayam.
4.
5. Sebelum telur dimasukkan, suhu dalam mesin tetas harus
disesuaikan terlebih dahulu agar mencapai suhu yang stabil dan merata.
Mesin tetas dipanaskan terlebih dahulu sekitar 24 jam sebelum telur
dimasukkan. Thermometer harus disimpan agar dapat mengetahui suhu.
Suhu harus dikontrol setiap hari karena sangat berpengaruh
terhadap daya tetas, misalnya jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman
listrik. Jika pemdaman listrik sebentar, tidak akan terlalu berpengaruh
karena induk ayam pun terkadang slalu meninggalkan telurnya disaat
akan mencari makan. Maka dari itu apapun yang terjadi mengenai
perubahan suhu, sebaiknya dicatat.
Hari Suhu (0F) Suhu (0C)
0-3 101 38,34
4-7 102 38,89
8-12 103 39,4
13-17 104 40
18-21 105 40,56
6. Kelembaban ideal pada mesin tetas yaitu 70%. Harus
terdapat bak air yang selalu terisi dalam mesin tetas yang
diletakkan dibawah agar kelembaban merata. Dapat pula
diletakkan hygrometer sebagai pengukur kelembaban.
Salah satu fungsi dari kelembaban adalah supaya telur
tidak kering dan suhu tetap terjaga tidak terlalu tinggi.
7. Ventilasi dalam mesin tetas sangat diperlukan karena selain untuk suplai
oksigen bagi embrio, Adanya karbondioksida pada mesin tetas akan
berpengaruh pada suhu ruangan. Ventilasi baru dibuka pada saat hari ke-4.
Hari ke Pengaturan Ventilasi
1 Ditutup semua
4 Dibuka ¼ bagian
5 Dibuka ½ bagian
6 Dibuka ¾ bagian
7 Dibuka seluruhnya sampai akhir
8. Pembalikan telur bertujuan untuk menyeragamkan suhu
permukaan telur, mencegah peleketan embrio pada kulit
embrio/kerabang, dan mencega melekatnya yolk dan
allantis pada akhir penetasan. Pembalikan dilakukan 3 kali
sehari yaitu pukul 07.00, 12.00, dan 19.00. pembalikan
telur harus dengan posisi 90o misalnya jika pada pukul
07.00-12.00 telur berada dalam posisi “A”, maka nanti pada
pukul 12.00-19.00 telur berada dalam posisi “B” dan
seterusnya. Pembalikan telur dimulai setelah telur berada di
dalam mesin tetas selama 48 jam atau pada hari ke 3, sampai
dengan hari ke 18. Pada masa kritis (3 hari di awal dan 3 hari
di akhir/ hari ke 19-21) telur tidak boleh diganggu karena
ada pembentukan blastoderm dan persiapan menetas. Pada
saat pemutaran,telur tetas dikeluarkan terlebih dahulu dari
mesin tetas sekaligus supaya mengalami pendinginan.