SlideShare a Scribd company logo
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
PATOLOGI 2
Suyanto
MODUL
KEGIATAN BELAJAR I
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI KELAIANAN
STRUKTUR & FUNGSI TUBUH MANUSIA
Tahap Kematian Jaringan dan Nekrosis Sel, Kelainan Kongenital
dan Keturunan Kelainan Sirkulasi, Cairan Tubuh dan Asam Basa
SEMESTER 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah dan karuniNyalah penyusun
dapat menyelesaikan Modul Mata
Kuliah Patologi 2.
Buku ini disusun sebagai referensi
dan bahan belajar untuk mahasiswa
program Pendidikan Jarak Jauh Program
D.III Keperawatan yang diselenggarakan
oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Penyusun mengucapkan terima
kasih atas berbagai bantuan baik materiil
maupun imateriil dari berbagai pihak
atas keberhasilan penyusunan modul
ini.
Mudah-mudahan Modul ini dapat
digunakan secara efektif dan dapat
menjadimediayangdapatmeningkatkan
pemahaman dan kemampuan
memberikan asuhan keperawatan jiwa
bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh
Program D.III Keperawatan.
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Daftar Istilah
Bagian Distal	 : Bagian yang lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh: 	
				 Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
Diferensiasi sel	 : Proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus. 	
			 	 berubah dari sel sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis
				 sel yang rumit.
	
Drainage		 : Pengaliran cairan keluar tubuh, seperti cairan eksudat atau nanah
Mongoloid		 : Kelainan kromosom ditandai tubuh pendek, mental terbelakang,
				 mata sipit, lidah tebal.
Permeabilitas 	 : Sifat atau kemampuan dari membrane untuk dapatdilewati oleh
				 suatu zat.
Skizofrenia 	 : Gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya perasaan afektif
				 atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi.
Sitotoksik 	 	 : Senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk
				 menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan 	
			 sel tumor yang ada di dalam tubuh.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Pendahuluan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan
jarak jauh...
Gambar : cairan
A. Rasional dan Deskripsi singkat
Berikut ini kita akan mempelajari materi yang sama penting dan menariknya dibanding
materi yang telah lalu. Kita akan membahas tentang tahap kematian jaringan dan nekrosis
sel. Akan kita bahas bagaimana sebuah jaringan atau sel tubuh manusia menjadi mati dan
kemudian rusak.
Jika Saudara perhatikan beberapa pasien yang mendapat pelayanan kesehatan,sering
dijumpai memilikikelainan kongenital dan penyakit keturunan. Kelainan kongenital yang
diperoleh sejak dalam kandungan dan penyakit yang diperoleh karena faktor herediter
begitu banyak jenisnya. Oleh karena itu Saudara harus mempelajari dan memahaminya
dengan baik.
Kemudian dalam modul ini juga dibahas tentang kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa. Materi ini juga begitu komplek dan dilapangan banyak dialami oleh pasien seperti
pengerasan pembuliuh darah, edema, dehidrasi dan kejadian peningkatan keasaman tubuh
(acidosis).
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Relevansi
Baiklah para mahasiswa yang budiman
Untuk memudahkan Saudara dalam mempelajari modul ini, maka alokasikan untuk waktu yang
disediakan yaitu minggu ke 5 s.d minggu ke 8 semester II yang dikemas dalam 3 kegiatan
belajar sebagai berikut:
Kegiatan belajar 1: Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kegiatan belajar 2: Kelainan kongenital dan keturunan
Kegaitan belajar 3: Kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
Saudara para mahasiswa...
Kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini sangat diperlukan bagi Saudara agar
dapat memberikan perawatan pada pasien dengan sebaik baiknya.Begitu banyak kejadi
kematian jaringan dan nekrosis sel yang dialami pasien kita jumpai sehari. Begitu juga
kelainan kongenital dan penyakit keturunan serta kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam
basa.
Ilmu dan kompeten yang akan Saudara peroleh dari modul ini merupakan salah satu modal
dasar bagi seorang perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Sebab pelayanan
keperawatan berupa asuhan keperawatan pada kasus kelainan kelainan tersebut pasti
menggunakan dasar dasar ilmu patologi agar tindakan yang diberikan pada pasien
dipertanggung jawabkan.
Hal penting lainnya yaitu, selain Saudara akan mampumerawat pasien dengan dasar
ilmu yang kuat, Saudara juga akan mampu melakukan tindakan kolaboratif dengan tim
kesehatan lain seperti dokter dan petugas laboartorium.
Gambar : merawat pasien
Setelah mempelajari modul ini saudara akan dapat:
1.	 Memahami proses kematian jaringan dan nekrosisi sel
2.	 Membedakan kelainan kogenital dan penyakit keturunan
3.	 Mengenal kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Selamat belajar, semoga berhasil
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Petunjuk belajar
Saudara sekarang sudah mengetahui hal hal penting yang akan diperoleh dari modul ini. Maka
agar dapat menghasilkan pembelajaran yang maksimal perhatikanlah petunjuk belajarnya.
Saat mempelajari modul ini diharapkan Saudara memperhatikan langkah langkah belajar
berikut ini:
1.	 Kenali dan fahami berbagai istilah yangdigunakan
2.	 carilah contoh kejadian atau penyakit yang ada disekitar Saudara
3.	 Jika ada kegiatan praktikum ikuti dengan baik.
4.	 Kerjakan latihan dan praktikum secara mandiri atau berkelompok
5.	 Hubungi dosen yang mengajar mata kuliah Patologi ketika menemukan kesulitan.
Semoga saudara diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini dansemoga modul ini dapat
difahami dengan baik untuk bekal menjadi perawat yang professional, Amin...
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1
Saudara diharapkan mampu:
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kegiatan
Belajar 1
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan belajar 1 yang Saudara pelajari ini akan mengulas pokok pokok materi tentang
a.	 Pengertian kematian jaringan
b.	 Patofisiologi nekrosis dan apoptosis
c.	 Jenis nekrosis
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 Saudara diharapkan mampu:
a.	 Memahami pengertian kematian jaringan
b.	 Menguraikan patofisiologi kematian jaringan : nekrosis& apoptosis
c.	 Membedakan berbagai jenis nekrosis
Gambar : Necrosis dan apoptosis
Pokok-pokok Materi
TAHAP KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS SEL
Saudara para mahasiswa yang budiman,...
Saudara para mahasiswa yang saya banggakan,...
Sebelum kita mulai membahas kegiatan belajar 1 ini sebaiknya Saudara baca dulu tujuannya
agar apa saja dan bagaimanakah kita mempelajari materi perkuliahan ini dapat Saudara
fahami.
Mari kita mulai membahas materi kegiatan perkuliahan ini...
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
1. Nekrosis
a. Pengertian
Nekrosis adalah keadaan terjadinya perubahan biokimia dan morfologik (tampilan) sel
akibat cidera yang fatal pada sel tersebut sehingga tidak dapat pulih kembali (Ireversible).
Nekrosis juga disebut kematian sel (celluler death) yang dapat terjadi pada seluruh tubuh
(somatic death) atau terbatas mengenai suatu jaringan hanya pada sel-sel tertentu saja.
b. Etilogi
Nekrosis disebabkan oleh
Ishkemi yaitu suplai oksigen dan makanan untuk sel atau jaringan terputus. Sebagai
contoh decubitus yang terjadi akibat terhambatnya aliran darah karena adanya tekanan
dari tubuh pasien terhadap pembuluh darah saat berbaring lam (bed rest). Jika tekanan
tersebut berlangsung selama 2 jam maka aliran darah didaerah tersebut tidak lancar
sehingga daerah tidak dapat disuplai. Akibatnya muncul tanda tanda iskemia.
Perhatikan perkembangan kulit yang mengalami iskemia (tanda panah hijau) dan
akhirnya nekrosis (tanda panah kuning) pada gambar berikut ini
Uraian
Materi
Pengertian kematian jaringan atau nekrosis
adalah: Kematian sekelompok sel atau
jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh.
Kematian sel terjadi karena adanya jejas,
cidera atau kejadian yang bersifat patologis.
Selain itu kematian sel dapat dilakukan oleh
dirinya sendiri, seperti pada sel yang telah
mencapai masa hidup tertentu akan mati
dengan cara menghancurkan dirinya sendiri
(bunuh diri/suicide). Kematian sel seperti ini
disebut apoptosis
A.	 Kematian Jaringan
Gambar : kematian jaringan
Para mahasiswa...
Kita sekarang kita uraikan apa dan bagaimana kematian jaringan terjadi
1.
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Gambar : komunikasi
Agens biologik. Nekrosis dapat terjadi akibat toksin bakteri yang membuat kerusakan
dinding pembuluh darah dan thrombosis.
Agens Kimia. Kejadian diawali dengan adanya gangguan osmotik sel yang akhirnya
berakibat nekrosis. Agen kimia bersumber dari luar/ eksogen dan dari dalam/ endogen.
Sebagai contoh agen kimia endogen yaitu pada wanita hamil yang mengalami keracunan
kehamilan (toxemia gravidarum). Contoh lain pasien gagal ginjal dapat mengami
keracunan ureum yang disebut uremi. Sedangkan untuk agen eksogen contohnya gas
chloroform, jika dihirup tidak merusak paru-paru tetapi setelah diserap tubuh dapat
merusak hati. Contoh lain premium jika terkena kulit tidak akan merusaknya, tapi jika
diserap oleh kulit akan mengganggu sel darah merah yang berakibat anemia.
Agen fisik:  Kerusakan sel terjadi karena  protoplasma mengalami kerusaakan, sehingga
timbul kekacauan tata kimia sel. Jenis agen fisik antara lain:  Trauma, suhu  ekstrim baik
panas atau dingin, listrik, cahaya matahari dan radiasi.
Kerentanan (Hypersensitif) : Reaksi imunologik yang terjadi pada tubuh akan
menimbulkan kerentanan jaringan akibatnya akan mengalami kematian jaringan atau
sel.
2.
3.
4.
5.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
1.	 Berikan contoh agen kimia endogen dan eksogen penyebab nekrosis selain yang ada
dimodul ini.
2.	 Sebutkan 3 etiologi nekrosis serta contohnya
Tugas
Mandiri 1
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c.  Patofisiologi nekrosis
Lisososm sel yang mengalami cidera akan hancur dan menghasilkan enzim katalitik yang
akan mencerna sel itu sendiri yang disebut autolisis. Sel yang matidapat juga dicerna oleh
enzim yang berasal dari lisosom sel leukosit yang datang kedaerah dan disebut heterolisis.
Selain itu nekrosis juga dapat terjadi akibat denaturasi protein(perubahan protein) dalam
sel sehingga sel mati.
d. Jenis nekrosis
Morfologi / tampilan nekrosis tergantung dari proses yang berperan. Jika denaturasi
protein lebih berperan, terjadilah nekrosis koagulativa. Sebaliknya, jika enzim katalitik lebih
berperan maka terjadi nekrosis liquefaktif atau nekrosis koliquativa.
Kita lanjutkan uraian tentang nekrosis
Virus herpes Herpes pada kulit
Berikut ini diuraikan beberapa jenis nekrosis:
a. Nekrosis Koagulativa
Bentuk sel normal dan susunan jaringan masih jelas sedikit lunak. Sebagai contoh Gumma
yang terbentuk pada sipilis stadium III.
b. Nekrosis liquefaktif:
Pada nekrosis ini terlihat jaringan mencair seperti pada nekrosis otak atau nekrosis kista.
Ciri- Ciri/ Tanda-Tanda Nekrosis Liquefaktif.
1.	 Piknosis (pyknosis) : Inti sel menyusut hingga mengkerut dan berwarna gelap.
2.	 Karioreksis(karyorrhexis)Membrannukleusrobek,intiselhancursehinggamembentuk
	 fragmen-fragmen yang tersebar dalam sel.
3.	 Kariolisis (karyolisis) : Inti sel tercerna sehingga hilang.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
2.	Apoptosis
c.	 Nekrosis Lemak
yaitu nekrosis yang terjadi akibat trauma pada jaringan lemak
d.	 Nekrosis Gangrenosa
Gangren  adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit.  Jaringan
pada nekrosis  menjadi busuk akibat kuman saprofit tersebut. Kuman saprofit Clostridium
perfringenshanya tumbuh baik pada jaringan yang mati, maka gangren hanya dapat
terjadi pada bagian nekrotik. Gangren  dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu
: Gangren kering, Gangren basah, Gangren gas dan . Gangren diabetik
Gangren kering dimulai pada bagian distal ekstremitas yang mengalami iskemia. Lokasi
yang sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia karena arteriosklerosis.Ganggren
kering terjadi bila pada jaringan hanya terdapat sedikit cairan,jugadi tempat-tempat yang
mudah terjadi penguapan atau tempat dengan drainage yang baik.Bagian yang terkena
kering, menyusut dan gelap hitam.Warna gelap itu adalah karena pembebasan hemogloblin
sel darah merah.Coba Saudara perhatikan perbedaan antara gangren basah dan gangren
kering pada gambar di bawah ini
Sakit kepala sebagai gejala penyakit
e.	 Nekrosis Kaseosa:
Paling sering ditemukan pada infeksi tuberculosis. Istilah kaseosa berasal dari gambaran
makroskopik yaituwarna putih, seperti keju di daerah nekrotik. Sel-sel nekrotik akanhancur
tetapi pecahan-pecahan sel nya tetap ada selama betahun-tahun.
Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu: Apoptosis adalah kematian sel per sel,
sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang melibatkan sekelompok sel. Pada apoptosis
sel akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan
beberapa makrofag, sedangkan pada nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
a.	 Penyebab Fisiologik seperti yang terjadi pada kematian sel jaringan endometrium 	
	 dan prostat pasien usia lanjut.
b.	 Penyebab Patologik misalnya radiasi atau obat sitotoksik yang menyebabkan sel 	
	 membunuh dirinya sendiri melalui apoptosis dan dapat mengakibatkan malformasi 	
	 berupa keganasan ( maligna).
Berikut ini adalah gambaran terjadinya nekrosis dan apoptosis.
Gambar : Proses apoptosis
Nah, ...Agar lebih jelas lagi, berikut ini dijabarkan lebih detail perbedaannya
Apoptosis
Kematian diprogram oleh sel
Sel tetap ukurannya
Pembersihan berlangsung cepat
Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada
sinyal dari sel
Non-lisis
Sel tetangga tetap hidup normal
Baiklah Saudara para mahasiswa,.. Berikut ini tugas mandiri yang harus saudara kerjakan agar
dapat memahami materi ini lebih baik lagi.
Nekrosis
Kematian oleh faktor luar sel
Sel membengkak
Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem
imun sulit
Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun
sistem imun
Lisis sel
Merusak sel tetangga (inflamasi)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Berbagai jenis nekrosis dapat dijumpai. Tugas Saudara adalah carilah pasien kemudian
amati nekrosis yang ditemukan, catat tanda tandanya dan tentukan jenis nekrosisnya.
Tugas
Mandiri 2
Pasien Tanda tanda Jenis nekrosis
1.
2.
3.
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
c.	 Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian dan mencapai
puncaknya setelah 6 hingga 10 jam.Lebam mayat akan mudah terlihat pada tubuh bagian
bawah sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar : Livor Mortis (Lebam Mayat)
Setelahmengalamikematian,makakematianbukanlahakhirdariprosesdalamtubuh.Tubuh
akan terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh :Suhu lingkungan sekitar,suhu
tubuh saat terjadi kematian dan ada tidaknya infeksi umum.
Berikut ini adalah perubahan sel yang terjadi setelah kematian
a.	 Autolisis yaitu sebuah proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim 	
	 dari lisosom. Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau 	
	pendinginan.
b.	 Rigor Mortis (kaku mayat). Terjadi 2 sampai 4 jam setelah kematian dan mencapai 	
	 puncak setelah 48 jam selanjutnya menghilang selama 3 sampai 4 hari. Gambar berikut
	 ini memperlihatkan sesosok mayat yang mengalami rigor mortis.
3. Postmortal
Gambar : Rigor mortis (kaku mayat)
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
d.	 Algor Mortis: Terjadi 24 sampai 48 jam setelah kematian dimana suhu tubuh menjadi
dingin sesuai suhu lingkungan akibat proses metabolisme terhenti. Di lingkungan yang
dingin maka akan lebih cepat dingin, tetapi dilingkungan yang panas akan lebih lambat.
e.	 Pembusukan : Terjadi 1 sampai 2 minggu setelah kematian. Ditandai kulit kehijauan
dan jaringan tubuh hancur karena invasi bakteri.
Para mahasiswa yang budiman,..
Untuk mengakhiri uraian materi kegiatan belajar 1 ini, kerjakanlah tugas mandiri berikut agar
Saudara menjadi lebih faham.
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
1.	 Jelaskan tanda tanda postmortal algor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
2.	 Jelaskan tanda tanda postmortal livor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
3.	 Jelaskan tanda tanda postmortal rigor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh.
Tugas
Mandiri 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Pengertian kematian jaringan atau nekrosis adalah: Kematian sekelompok sel atau jaringan
pada lokasi tertentu dalam tubuh. Adapun jenis nekrosis terdiri dari: Nekrosis koagulativa,
nekrosis liquefaktif , nekrosis lemak , nekrosis gangrenosa, nekrosis Kaseosa:
Nekrosis dan apoptosis berbeda. Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu:
Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis adalah kematian yang melibatkan
sekelompok sel.
Tahapan posmortal yaitu:Autolisis, Rigor Mortis (kaku mayat); Terjadi 2 s/d 4 jam setelah
kematian, Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian , Algor Mortis yaitu
kondisi suhu mayat menjadi dingin setelah 24 s.d 48 jam setelah kematian, Pembusukan yang
terjadi setelah 1 s.d 2 minggu setelah kematian.
Rangkuman
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Setelah mempelajari tugas belajar 2, kerjakanlah soal di bawah ini secara mandiri agar
diketahui penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari.
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal 10 jam yang lalu karena pada tubuhnya ditemukan tanda
postmortal:
a.	 Livor mortis
b.	 Rigor mortis
c.	Autolisis
d.	 Algor mortis
e.	Pembusukan
Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia.
Diperkirakan telah meninggal antara 24 jam yang lalu karena pada tubunya ditemukan
tanda postmortal:
a.	 Livor mortis
b.	 Rigor mortis
c.	Autolisis
d.	 Algor mortis
e.	Pembusukan
ematian sel terjadi satu persat. Kemudian sel yang telah mati akan dimakan oleh sel
yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag
adalah definisi dari:
a.	Apoptosis
b.	Nekrosis
c.	Postmortal
d.	Gangren
e.	Piknosis
Piknosis, Karioreksis dan Kariolisis adalah tanda tanda nekrosis:
a.	Kaseosa
b.	Lemak
c.	Gangrenosa
d.	Koagulativa
e.	Liquefaktif
Proses morfologi nekrosis tergantung dari proses yang berperan, jika denaturasi
protein lebih berperan, terjadilah proses nekrosis yang disebut nekrosis koagulativa.
Sebaliknya, jika pencernaan oleh enzim katalitik lebih berperan maka yang terjadi
adalah nekrosis
a.	Kaseosa
b.	Lemak
c.	Gangrenosa
d.	Koagulativa
e.	Liquefaktif
Test
Formatif
1.
2.
3.
4.
5.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir., 1995, Dasar Dasar Patologi – seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku
Kedokteran, Jakarta
Gibson, J.M., 1996, Mikrobiologi dan Patologi Modern – untuk perawat , EGC, Penerbit
Buku Kedokteran, Jakarta
Himawan sutisna.1996. Kumpulan Ku liah Patologi. Bagian Patologi Anatomik FKUI Jakar-
ta
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Pen-
yakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
TES FORMATIF MODUL 2
KEGIATAN BELAJAR 1
1. A
2. D
3. A
4. E
5. E
Kunci Jawaban
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
Daftar
Gambar
http://farm4.static.flickr.com/3153/2331528304_e8b023abe9.jpg
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/09/Pleksus-Meissner-S-100.png
http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/05/nekrosis-lemak-dengan-
ghost-cell.jpg
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi%20Go-
fur/Water.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-ZyZPlWEq29U/UqSI3KYhdKI/AAAAAAAAAB4/8e9ElLuSb-
gw/s1600/3709313.jpg
http://i.ytimg.com/vi/4wPlw_Bdz7Q/maxresdefault.jpg
http://2.bp.blogspot.com/_F1w6HVvyob4/S0_hHD1sp0I/AAAAAAAAABE/cWTE-_
fq1h8/s1600-h/mutation.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dd/Bone_marrow_embolus.jpg
http://i.ytimg.com/vi/W1EepJM8MkM/maxresdefault.jpg
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015

More Related Content

What's hot

Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
Viliansyah Viliansyah
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
anisya nana
 
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaKP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaCarlo Prawira
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
Wahyu Ofera Harling Harnowo
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanYandrawati S.KM
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
pjj_kemenkes
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
pjj_kemenkes
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitViodeta Viodeta
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Warnet Raha
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
Kampus-Sakinah
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Aulia Amani
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
Viliansyah Viliansyah
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
Warnet Raha
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
Warnet Raha
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 

What's hot (20)

Makalah hematologi
Makalah hematologiMakalah hematologi
Makalah hematologi
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetikaKP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
KP 1.1.3.3 Kaidah dasar-bioetika
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem PerkemihanAnatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolitKeseimbangan cairan dan elektrolit
Keseimbangan cairan dan elektrolit
 
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologiAnatomi fisiologi dalam sistem hematologi
Anatomi fisiologi dalam sistem hematologi
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
PPT Hematologi
PPT Hematologi PPT Hematologi
PPT Hematologi
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Proses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Proses terjadinya infeksi
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 

Viewers also liked

Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
pjj_kemenkes
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelFebry Salsinha
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
pjj_kemenkes
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
pjj_kemenkes
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
pjj_kemenkes
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
pjj_kemenkes
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
pjj_kemenkes
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
pjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
pjj_kemenkes
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
pjj_kemenkes
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhFaris Andrianto
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
pjj_kemenkes
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
pjj_kemenkes
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
pjj_kemenkes
 
Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunan
pjj_kemenkes
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
pjj_kemenkes
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
pjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 

Viewers also liked (20)

Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis selKb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Kb 1 tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
 
Patologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan SelPatologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan Sel
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
 
Modul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktekModul 4 patologi praktek
Modul 4 patologi praktek
 
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsiKb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
Kb 1 patogenesis&patofisiologikelainanstruktur&fungsi
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi sel
 
Proses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan lukaProses Penyembuhan luka
Proses Penyembuhan luka
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
 
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Kelainan retrogresif
Kelainan retrogresifKelainan retrogresif
Kelainan retrogresif
 
Kelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunanKelainan kongenital & keturunan
Kelainan kongenital & keturunan
 
Proses Penuaan
Proses PenuaanProses Penuaan
Proses Penuaan
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 

Similar to Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel

Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
pjj_kemenkes
 
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanKb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
pjj_kemenkes
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
pjj_kemenkes
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
pjj_kemenkes
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)
pjj_kemenkes
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
pjj_kemenkes
 
Interaksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkunganInteraksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkungan
pjj_kemenkes
 
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkunganKb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
pjj_kemenkes
 
Kb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasmaKb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasma
pjj_kemenkes
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
pjj_kemenkes
 
Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
pjj_kemenkes
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
pjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
pjj_kemenkes
 
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan SelLaporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
elfanidamayanti1
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
pjj_kemenkes
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
pjj_kemenkes
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi PerawatBiokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
pjj_kemenkes
 
Memahami konsep penuaan
Memahami konsep penuaanMemahami konsep penuaan
Memahami konsep penuaan
Warung Bidan
 
MAKALAH.docx
MAKALAH.docxMAKALAH.docx
MAKALAH.docx
SelviaRaniPutri
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdf
SaepulFadilah
 

Similar to Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel (20)

Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuhKb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
Kb 3 kelaianan sirkulasi, cairan tubuh
 
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunanKb 2 kelainan kongenital & keturunan
Kb 2 kelainan kongenital & keturunan
 
Kb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresifKb 4 kelainan retrogresif
Kb 4 kelainan retrogresif
 
Kb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasiselKb 2 adaptasisel
Kb 2 adaptasisel
 
Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)Kb 4 proses penuaan (aging)
Kb 4 proses penuaan (aging)
 
Kb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan lukaKb 2 proses penyembuhan luka
Kb 2 proses penyembuhan luka
 
Interaksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkunganInteraksi genetika dan lingkungan
Interaksi genetika dan lingkungan
 
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkunganKb 3 interaksi genetika dan lingkungan
Kb 3 interaksi genetika dan lingkungan
 
Kb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasmaKb 3 neoplasma
Kb 3 neoplasma
 
Neoplasma
NeoplasmaNeoplasma
Neoplasma
 
Praktek patologi
Praktek patologiPraktek patologi
Praktek patologi
 
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksiKb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
Kb 1 radang dan mekanisme proses infeksi
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan SelLaporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
Laporan Hasil DKK Kel. 3 B7M1 Pensinyalan Sel
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
 
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
Proses Pencernaan dan Metabolisme Lipin
 
Biokimia bagi Perawat
Biokimia bagi PerawatBiokimia bagi Perawat
Biokimia bagi Perawat
 
Memahami konsep penuaan
Memahami konsep penuaanMemahami konsep penuaan
Memahami konsep penuaan
 
MAKALAH.docx
MAKALAH.docxMAKALAH.docx
MAKALAH.docx
 
Buku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdfBuku Anatomi Versi Link.pdf
Buku Anatomi Versi Link.pdf
 

More from pjj_kemenkes

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
pjj_kemenkes
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
pjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
pjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 

Recently uploaded (20)

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 

Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel

  • 1. Australia Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening (AIPHSS) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 PATOLOGI 2 Suyanto MODUL KEGIATAN BELAJAR I PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI KELAIANAN STRUKTUR & FUNGSI TUBUH MANUSIA Tahap Kematian Jaringan dan Nekrosis Sel, Kelainan Kongenital dan Keturunan Kelainan Sirkulasi, Cairan Tubuh dan Asam Basa SEMESTER 3
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah dan karuniNyalah penyusun dapat menyelesaikan Modul Mata Kuliah Patologi 2. Buku ini disusun sebagai referensi dan bahan belajar untuk mahasiswa program Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyusun mengucapkan terima kasih atas berbagai bantuan baik materiil maupun imateriil dari berbagai pihak atas keberhasilan penyusunan modul ini. Mudah-mudahan Modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadimediayangdapatmeningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan asuhan keperawatan jiwa bagi mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh Program D.III Keperawatan. Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
  • 3. 1 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Daftar Istilah Bagian Distal : Bagian yang lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku. Diferensiasi sel : Proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus. berubah dari sel sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang rumit. Drainage : Pengaliran cairan keluar tubuh, seperti cairan eksudat atau nanah Mongoloid : Kelainan kromosom ditandai tubuh pendek, mental terbelakang, mata sipit, lidah tebal. Permeabilitas : Sifat atau kemampuan dari membrane untuk dapatdilewati oleh suatu zat. Skizofrenia : Gangguan jiwa psikotik dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi. Sitotoksik : Senyawa yang dapat bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh.
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Saudara para mahasiswa yang berbahagia, tentu sudah siap untuk melanjutkan perkuliahan jarak jauh... Gambar : cairan A. Rasional dan Deskripsi singkat Berikut ini kita akan mempelajari materi yang sama penting dan menariknya dibanding materi yang telah lalu. Kita akan membahas tentang tahap kematian jaringan dan nekrosis sel. Akan kita bahas bagaimana sebuah jaringan atau sel tubuh manusia menjadi mati dan kemudian rusak. Jika Saudara perhatikan beberapa pasien yang mendapat pelayanan kesehatan,sering dijumpai memilikikelainan kongenital dan penyakit keturunan. Kelainan kongenital yang diperoleh sejak dalam kandungan dan penyakit yang diperoleh karena faktor herediter begitu banyak jenisnya. Oleh karena itu Saudara harus mempelajari dan memahaminya dengan baik. Kemudian dalam modul ini juga dibahas tentang kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa. Materi ini juga begitu komplek dan dilapangan banyak dialami oleh pasien seperti pengerasan pembuliuh darah, edema, dehidrasi dan kejadian peningkatan keasaman tubuh (acidosis).
  • 5. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Relevansi Baiklah para mahasiswa yang budiman Untuk memudahkan Saudara dalam mempelajari modul ini, maka alokasikan untuk waktu yang disediakan yaitu minggu ke 5 s.d minggu ke 8 semester II yang dikemas dalam 3 kegiatan belajar sebagai berikut: Kegiatan belajar 1: Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel Kegiatan belajar 2: Kelainan kongenital dan keturunan Kegaitan belajar 3: Kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa Saudara para mahasiswa... Kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini sangat diperlukan bagi Saudara agar dapat memberikan perawatan pada pasien dengan sebaik baiknya.Begitu banyak kejadi kematian jaringan dan nekrosis sel yang dialami pasien kita jumpai sehari. Begitu juga kelainan kongenital dan penyakit keturunan serta kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa. Ilmu dan kompeten yang akan Saudara peroleh dari modul ini merupakan salah satu modal dasar bagi seorang perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien. Sebab pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan pada kasus kelainan kelainan tersebut pasti menggunakan dasar dasar ilmu patologi agar tindakan yang diberikan pada pasien dipertanggung jawabkan. Hal penting lainnya yaitu, selain Saudara akan mampumerawat pasien dengan dasar ilmu yang kuat, Saudara juga akan mampu melakukan tindakan kolaboratif dengan tim kesehatan lain seperti dokter dan petugas laboartorium. Gambar : merawat pasien Setelah mempelajari modul ini saudara akan dapat: 1. Memahami proses kematian jaringan dan nekrosisi sel 2. Membedakan kelainan kogenital dan penyakit keturunan 3. Mengenal kelainan sirkulasi, cairan tubuh dan asam basa
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selamat belajar, semoga berhasil . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Petunjuk belajar Saudara sekarang sudah mengetahui hal hal penting yang akan diperoleh dari modul ini. Maka agar dapat menghasilkan pembelajaran yang maksimal perhatikanlah petunjuk belajarnya. Saat mempelajari modul ini diharapkan Saudara memperhatikan langkah langkah belajar berikut ini: 1. Kenali dan fahami berbagai istilah yangdigunakan 2. carilah contoh kejadian atau penyakit yang ada disekitar Saudara 3. Jika ada kegiatan praktikum ikuti dengan baik. 4. Kerjakan latihan dan praktikum secara mandiri atau berkelompok 5. Hubungi dosen yang mengajar mata kuliah Patologi ketika menemukan kesulitan. Semoga saudara diberi kemudahan dalam mempelajari modul ini dansemoga modul ini dapat difahami dengan baik untuk bekal menjadi perawat yang professional, Amin...
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 Saudara diharapkan mampu: Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan belajar 1 yang Saudara pelajari ini akan mengulas pokok pokok materi tentang a. Pengertian kematian jaringan b. Patofisiologi nekrosis dan apoptosis c. Jenis nekrosis Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 Saudara diharapkan mampu: a. Memahami pengertian kematian jaringan b. Menguraikan patofisiologi kematian jaringan : nekrosis& apoptosis c. Membedakan berbagai jenis nekrosis Gambar : Necrosis dan apoptosis Pokok-pokok Materi TAHAP KEMATIAN JARINGAN DAN NEKROSIS SEL Saudara para mahasiswa yang budiman,... Saudara para mahasiswa yang saya banggakan,... Sebelum kita mulai membahas kegiatan belajar 1 ini sebaiknya Saudara baca dulu tujuannya agar apa saja dan bagaimanakah kita mempelajari materi perkuliahan ini dapat Saudara fahami. Mari kita mulai membahas materi kegiatan perkuliahan ini...
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 1. Nekrosis a. Pengertian Nekrosis adalah keadaan terjadinya perubahan biokimia dan morfologik (tampilan) sel akibat cidera yang fatal pada sel tersebut sehingga tidak dapat pulih kembali (Ireversible). Nekrosis juga disebut kematian sel (celluler death) yang dapat terjadi pada seluruh tubuh (somatic death) atau terbatas mengenai suatu jaringan hanya pada sel-sel tertentu saja. b. Etilogi Nekrosis disebabkan oleh Ishkemi yaitu suplai oksigen dan makanan untuk sel atau jaringan terputus. Sebagai contoh decubitus yang terjadi akibat terhambatnya aliran darah karena adanya tekanan dari tubuh pasien terhadap pembuluh darah saat berbaring lam (bed rest). Jika tekanan tersebut berlangsung selama 2 jam maka aliran darah didaerah tersebut tidak lancar sehingga daerah tidak dapat disuplai. Akibatnya muncul tanda tanda iskemia. Perhatikan perkembangan kulit yang mengalami iskemia (tanda panah hijau) dan akhirnya nekrosis (tanda panah kuning) pada gambar berikut ini Uraian Materi Pengertian kematian jaringan atau nekrosis adalah: Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh. Kematian sel terjadi karena adanya jejas, cidera atau kejadian yang bersifat patologis. Selain itu kematian sel dapat dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti pada sel yang telah mencapai masa hidup tertentu akan mati dengan cara menghancurkan dirinya sendiri (bunuh diri/suicide). Kematian sel seperti ini disebut apoptosis A. Kematian Jaringan Gambar : kematian jaringan Para mahasiswa... Kita sekarang kita uraikan apa dan bagaimana kematian jaringan terjadi 1.
  • 9. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Gambar : komunikasi Agens biologik. Nekrosis dapat terjadi akibat toksin bakteri yang membuat kerusakan dinding pembuluh darah dan thrombosis. Agens Kimia. Kejadian diawali dengan adanya gangguan osmotik sel yang akhirnya berakibat nekrosis. Agen kimia bersumber dari luar/ eksogen dan dari dalam/ endogen. Sebagai contoh agen kimia endogen yaitu pada wanita hamil yang mengalami keracunan kehamilan (toxemia gravidarum). Contoh lain pasien gagal ginjal dapat mengami keracunan ureum yang disebut uremi. Sedangkan untuk agen eksogen contohnya gas chloroform, jika dihirup tidak merusak paru-paru tetapi setelah diserap tubuh dapat merusak hati. Contoh lain premium jika terkena kulit tidak akan merusaknya, tapi jika diserap oleh kulit akan mengganggu sel darah merah yang berakibat anemia. Agen fisik: Kerusakan sel terjadi karena protoplasma mengalami kerusaakan, sehingga timbul kekacauan tata kimia sel. Jenis agen fisik antara lain: Trauma, suhu ekstrim baik panas atau dingin, listrik, cahaya matahari dan radiasi. Kerentanan (Hypersensitif) : Reaksi imunologik yang terjadi pada tubuh akan menimbulkan kerentanan jaringan akibatnya akan mengalami kematian jaringan atau sel. 2. 3. 4. 5.
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 1. Berikan contoh agen kimia endogen dan eksogen penyebab nekrosis selain yang ada dimodul ini. 2. Sebutkan 3 etiologi nekrosis serta contohnya Tugas Mandiri 1
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan c. Patofisiologi nekrosis Lisososm sel yang mengalami cidera akan hancur dan menghasilkan enzim katalitik yang akan mencerna sel itu sendiri yang disebut autolisis. Sel yang matidapat juga dicerna oleh enzim yang berasal dari lisosom sel leukosit yang datang kedaerah dan disebut heterolisis. Selain itu nekrosis juga dapat terjadi akibat denaturasi protein(perubahan protein) dalam sel sehingga sel mati. d. Jenis nekrosis Morfologi / tampilan nekrosis tergantung dari proses yang berperan. Jika denaturasi protein lebih berperan, terjadilah nekrosis koagulativa. Sebaliknya, jika enzim katalitik lebih berperan maka terjadi nekrosis liquefaktif atau nekrosis koliquativa. Kita lanjutkan uraian tentang nekrosis Virus herpes Herpes pada kulit Berikut ini diuraikan beberapa jenis nekrosis: a. Nekrosis Koagulativa Bentuk sel normal dan susunan jaringan masih jelas sedikit lunak. Sebagai contoh Gumma yang terbentuk pada sipilis stadium III. b. Nekrosis liquefaktif: Pada nekrosis ini terlihat jaringan mencair seperti pada nekrosis otak atau nekrosis kista. Ciri- Ciri/ Tanda-Tanda Nekrosis Liquefaktif. 1. Piknosis (pyknosis) : Inti sel menyusut hingga mengkerut dan berwarna gelap. 2. Karioreksis(karyorrhexis)Membrannukleusrobek,intiselhancursehinggamembentuk fragmen-fragmen yang tersebar dalam sel. 3. Kariolisis (karyolisis) : Inti sel tercerna sehingga hilang.
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 2. Apoptosis c. Nekrosis Lemak yaitu nekrosis yang terjadi akibat trauma pada jaringan lemak d. Nekrosis Gangrenosa Gangren adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasi kuman saprofit. Jaringan pada nekrosis menjadi busuk akibat kuman saprofit tersebut. Kuman saprofit Clostridium perfringenshanya tumbuh baik pada jaringan yang mati, maka gangren hanya dapat terjadi pada bagian nekrotik. Gangren dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu : Gangren kering, Gangren basah, Gangren gas dan . Gangren diabetik Gangren kering dimulai pada bagian distal ekstremitas yang mengalami iskemia. Lokasi yang sering terjadi pada jari kaki dan kaki pasien lansia karena arteriosklerosis.Ganggren kering terjadi bila pada jaringan hanya terdapat sedikit cairan,jugadi tempat-tempat yang mudah terjadi penguapan atau tempat dengan drainage yang baik.Bagian yang terkena kering, menyusut dan gelap hitam.Warna gelap itu adalah karena pembebasan hemogloblin sel darah merah.Coba Saudara perhatikan perbedaan antara gangren basah dan gangren kering pada gambar di bawah ini Sakit kepala sebagai gejala penyakit e. Nekrosis Kaseosa: Paling sering ditemukan pada infeksi tuberculosis. Istilah kaseosa berasal dari gambaran makroskopik yaituwarna putih, seperti keju di daerah nekrotik. Sel-sel nekrotik akanhancur tetapi pecahan-pecahan sel nya tetap ada selama betahun-tahun. Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu: Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis adalah kematian sel yang melibatkan sekelompok sel. Pada apoptosis sel akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag, sedangkan pada nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan a. Penyebab Fisiologik seperti yang terjadi pada kematian sel jaringan endometrium dan prostat pasien usia lanjut. b. Penyebab Patologik misalnya radiasi atau obat sitotoksik yang menyebabkan sel membunuh dirinya sendiri melalui apoptosis dan dapat mengakibatkan malformasi berupa keganasan ( maligna). Berikut ini adalah gambaran terjadinya nekrosis dan apoptosis. Gambar : Proses apoptosis Nah, ...Agar lebih jelas lagi, berikut ini dijabarkan lebih detail perbedaannya Apoptosis Kematian diprogram oleh sel Sel tetap ukurannya Pembersihan berlangsung cepat Sel sekarat akan ditelan fagosit karena ada sinyal dari sel Non-lisis Sel tetangga tetap hidup normal Baiklah Saudara para mahasiswa,.. Berikut ini tugas mandiri yang harus saudara kerjakan agar dapat memahami materi ini lebih baik lagi. Nekrosis Kematian oleh faktor luar sel Sel membengkak Pembersihan debris oleh fagosit dan sistem imun sulit Sel sekarat tidak dihancurkan fagosit maupun sistem imun Lisis sel Merusak sel tetangga (inflamasi)
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 Berbagai jenis nekrosis dapat dijumpai. Tugas Saudara adalah carilah pasien kemudian amati nekrosis yang ditemukan, catat tanda tandanya dan tentukan jenis nekrosisnya. Tugas Mandiri 2 Pasien Tanda tanda Jenis nekrosis 1. 2. 3.
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan c. Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian dan mencapai puncaknya setelah 6 hingga 10 jam.Lebam mayat akan mudah terlihat pada tubuh bagian bawah sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah ini. Gambar : Livor Mortis (Lebam Mayat) Setelahmengalamikematian,makakematianbukanlahakhirdariprosesdalamtubuh.Tubuh akan terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh :Suhu lingkungan sekitar,suhu tubuh saat terjadi kematian dan ada tidaknya infeksi umum. Berikut ini adalah perubahan sel yang terjadi setelah kematian a. Autolisis yaitu sebuah proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim dari lisosom. Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau pendinginan. b. Rigor Mortis (kaku mayat). Terjadi 2 sampai 4 jam setelah kematian dan mencapai puncak setelah 48 jam selanjutnya menghilang selama 3 sampai 4 hari. Gambar berikut ini memperlihatkan sesosok mayat yang mengalami rigor mortis. 3. Postmortal Gambar : Rigor mortis (kaku mayat)
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 d. Algor Mortis: Terjadi 24 sampai 48 jam setelah kematian dimana suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu lingkungan akibat proses metabolisme terhenti. Di lingkungan yang dingin maka akan lebih cepat dingin, tetapi dilingkungan yang panas akan lebih lambat. e. Pembusukan : Terjadi 1 sampai 2 minggu setelah kematian. Ditandai kulit kehijauan dan jaringan tubuh hancur karena invasi bakteri. Para mahasiswa yang budiman,.. Untuk mengakhiri uraian materi kegiatan belajar 1 ini, kerjakanlah tugas mandiri berikut agar Saudara menjadi lebih faham.
  • 17. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan 1. Jelaskan tanda tanda postmortal algor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh. 2. Jelaskan tanda tanda postmortal livor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh. 3. Jelaskan tanda tanda postmortal rigor mortis yang dapat dijumpai pada tubuh. Tugas Mandiri 3
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 Pengertian kematian jaringan atau nekrosis adalah: Kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh. Adapun jenis nekrosis terdiri dari: Nekrosis koagulativa, nekrosis liquefaktif , nekrosis lemak , nekrosis gangrenosa, nekrosis Kaseosa: Nekrosis dan apoptosis berbeda. Perbedaan antara apoptosis dengan nekrosis yaitu: Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis adalah kematian yang melibatkan sekelompok sel. Tahapan posmortal yaitu:Autolisis, Rigor Mortis (kaku mayat); Terjadi 2 s/d 4 jam setelah kematian, Livor Mortis (lebam mayat) : Terjadi 30 menit setelah kematian , Algor Mortis yaitu kondisi suhu mayat menjadi dingin setelah 24 s.d 48 jam setelah kematian, Pembusukan yang terjadi setelah 1 s.d 2 minggu setelah kematian. Rangkuman
  • 19. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Setelah mempelajari tugas belajar 2, kerjakanlah soal di bawah ini secara mandiri agar diketahui penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari. Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia. Diperkirakan telah meninggal 10 jam yang lalu karena pada tubuhnya ditemukan tanda postmortal: a. Livor mortis b. Rigor mortis c. Autolisis d. Algor mortis e. Pembusukan Seorang pendaki gunung yang tersesat diketemukan telah meninggal dunia. Diperkirakan telah meninggal antara 24 jam yang lalu karena pada tubunya ditemukan tanda postmortal: a. Livor mortis b. Rigor mortis c. Autolisis d. Algor mortis e. Pembusukan ematian sel terjadi satu persat. Kemudian sel yang telah mati akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau yang berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag adalah definisi dari: a. Apoptosis b. Nekrosis c. Postmortal d. Gangren e. Piknosis Piknosis, Karioreksis dan Kariolisis adalah tanda tanda nekrosis: a. Kaseosa b. Lemak c. Gangrenosa d. Koagulativa e. Liquefaktif Proses morfologi nekrosis tergantung dari proses yang berperan, jika denaturasi protein lebih berperan, terjadilah proses nekrosis yang disebut nekrosis koagulativa. Sebaliknya, jika pencernaan oleh enzim katalitik lebih berperan maka yang terjadi adalah nekrosis a. Kaseosa b. Lemak c. Gangrenosa d. Koagulativa e. Liquefaktif Test Formatif 1. 2. 3. 4. 5.
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 DAFTAR PUSTAKA Adam, Syamsunir., 1995, Dasar Dasar Patologi – seri keperawatan, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Gibson, J.M., 1996, Mikrobiologi dan Patologi Modern – untuk perawat , EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta Himawan sutisna.1996. Kumpulan Ku liah Patologi. Bagian Patologi Anatomik FKUI Jakar- ta Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta: EGC. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Pen- yakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC
  • 21. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan TES FORMATIF MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 1 1. A 2. D 3. A 4. E 5. E Kunci Jawaban
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 Daftar Gambar http://farm4.static.flickr.com/3153/2331528304_e8b023abe9.jpg http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/09/Pleksus-Meissner-S-100.png http://hanggoro_rinonce.blog.ugm.ac.id/files/2014/05/nekrosis-lemak-dengan- ghost-cell.jpg http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi%20Go- fur/Water.jpg http://3.bp.blogspot.com/-ZyZPlWEq29U/UqSI3KYhdKI/AAAAAAAAAB4/8e9ElLuSb- gw/s1600/3709313.jpg http://i.ytimg.com/vi/4wPlw_Bdz7Q/maxresdefault.jpg http://2.bp.blogspot.com/_F1w6HVvyob4/S0_hHD1sp0I/AAAAAAAAABE/cWTE-_ fq1h8/s1600-h/mutation.jpg http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dd/Bone_marrow_embolus.jpg http://i.ytimg.com/vi/W1EepJM8MkM/maxresdefault.jpg
  • 23. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS) 2015