SlideShare a Scribd company logo
Oleh :
Dr Muhammad Marlin
Pendahuluan
Jejas berasal dari kata injury yang artinya
rangsangan terhadap sel hingga terjadi
perubahan fungsi dan bentuk sel.
Cedera menyebabkan hilangnya
pengaturan volume pada bagianbagian sel.
Cedera sel
Sel normal

Sel terjejas
reversibel

Sel beradaptasi

Sel terjejas
irreversibel
Macam cedera sel
 Hipoksia dan anoksia
 Agent fisik
 Agent kimia

 Mikrobiologis
 Reaksi imunologis
 Kerusakan genetika

 Ketidakseimbangan makanan
 Penuaan/ degeneratif
Mekanisme cedera sel
Hanya beberapa agen penyebab cedera sel yang telah
diketahui mekanisme kerjanya antara lain :
1. Toxin : menyerang mitokondria sel dengan cara
mengganggu proses glikolisis, siklus asam sitrat, dan
oksidasi fosforilasi
2.

Cianida : menyerang lisosom dengan cara
menginaktifkan enzym sitokrom oksidase

3.

Clostridium perfringens : menyerang membran sel
dengan cara menghasilkan fosfolipase yang menrusak
fosfolipid
Anoksia
Anoksia dapat menimbulkan efek –efek yaitu :
1.

Pembentukan ATP berhenti

2.

Pemanfaatan energi dari glikolisis anaerob meningkat
sehingga asam laktat menumpuk. Suasana asam dapat
menyebabkan coiling dan clumping DNA sehingga inti
menjadi piknotik

3.

Sintesa protein terganggu

4. Akhirnya sel mengalami kematian
Hipoksia (pengurangan oksigen oksigen) terjadi sebagai
akibat
a. iskemia (kehilangan pasokan darah),
b. oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, kegagaln
jantung paru), atau
c. hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah
(misalnya, anemia, keracunan karbon monoksida).
Ketidakseimbangan makanan

Hiperlipidemia dapat menimbulkan jejas pada sel
berupa perlemakan sampai nekrosis
Ketidakseimbangan hormonal
 Rangsangan hormon parathyroid yang berlebihan

dapat menyebabkan kalsifikasi pada endotel
pembuluh darah dan usus halus
 Defisiensi insulin dapat menimbulkan ketoasidosis

yang merusak neuron
Jejas neural dan neurotransmitter
 Denervasi otot rangka sebagai akibat dari operasi atau

infeksi virus menyebabkan massa serat fiber menurun
 Rangsangan katekolamin yang berlebihan

menyebabkan nekrosis otot jantung dan otot
pembuluh darah
Jenis – jenis Jejas
1.

Jejas istemik dan Hipoksik
a. Jejas Reversibel
Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya
fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP
oleh
mitikondria. Penurunan ATP (dan
peningkatan AMP
secara bersamaan)
merangsang fruktokinase dan
fosforilasi,
menyebabkan glikosis aerobic. Glikogen
cepat menyusut, dan asam laktat dan fosfat
anorganik terbentuk, sehingga menurunkan
pH
intrasel. Pada saat ini, terjadi penggumpalan kromatin
inti.
b. Jejas Ireversibel
Jejas ini ditandai oleh vakuolisasi
keras
mitokondria, kerusakan
membrane plasma yang
luas,
pembengkakan lisosom, dan terlihatnya
densitas mitokondria yang besar dan amorf. Jejas
membrane lisosm disusul
oleh bocornya enzim ke
dalam
sitoplasma, dank arena aktivitasnya
terjadi pencernaan enzimatik komponen
sel
dan inti.
2. Jejas Sel Akibat Radikal Bebas
Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan
tidak stabil yang berinteraksi dengan protein, lemak,
dan karbihidrat dan terlibat dalam jejas sel yang
disebabkan oleh bermacam-macam kimiawi dan
biologic.
Terjadinya radika bebas dimulai dari:
• Absorpsi energi sinar (cahaya UV, sinar X)
• Reaksi oksidatif metabolic
• Konversi enzimatik zat kimia eksogen atau obat (CCl4

menjadi CCl3).
• Radikal yang berasal dari oksigen adalah jenis toksik

yang paling penting.
• Siperoksid terbentuk clangsung selama auto-oksidasi

dalam mitokondria, atau secara ensimatik oleh
oksidase.
3. Jejas Kimiawi
Zat kimiawi menyebabkan jejas sel melalui 2
mekanisme:
• Secara langsung, misalnya, Hg dari merkuri klorida
terikat pada grup SH protein membrane sel,
menyebabkan peningkatan permeabilitas dan inhibasi
transport yang bergantung, kepada ATPase.
• Melalui konversi ke metabolic toksis reaktif.

Sebaliknya metabolic toksik menyebabkan jejas sel
baik memlaui ikatan kovalen langsung kepada protein
membrane dan lemak, atau lebih umum melalui
pembentukan radikal bebas reaktif, seperti yang
diuraikan sebelumnya.
Bentuk adaptasi sel
 Atrofi
 Hipertrofi
 Hiperplasia
 Metaplasia
 Kalsifikasi
 Perubahan hialin
Atrofi
 Respon penurunan atau pengkerutan ukuran sel dengan

pengurangan substansi sel (RE, mikrofilamen dll)
 Sering mengenai otot rangka otot jantung dan otak (HIV)
 Penyebab :
1. Penurunan beban
2. Persediaan darah yang kurang
3. Nutrisi yang tidak memadai
4. Penurunan rangsang hormonal dan syaraf
5. Proses penuaan
Hipertrofi
 Peningkatan ukuran sel
 Tidak memerlukan pembelahan sel

 Tidak ada sel baru yang terbentuk
 Sering mengenai otot jantung dan sel ginjal

 Berkaitan dengan penimbunan protein intra sel,

bukan peningkatan jumlah cairan intra sel
Hiperplasia
 Peningkatan jumlah sel
 Terjadi pada sel sel yang mampu meningkatkan sintesis

DNA

 Sering terjadi bersama dengan hipertrofi
 Dapat terjadi karena untuk keperluan regenerasi atau awal

dari neoplasia

 Dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hiperplasia fisiologis
2. Hiperplasia patologis
Hiperplasia fisiologis
 Hiperplasia kompensata

 Hiperplasia hormonal
Hiperplasia kompensata
 Terjadi sebagai bentuk adaptasi kompensasi dari sel

melalui regenerasi agar fungsi organ ttetap homeostatis
 Contoh : pengambilan 70 % jaringan hati akan terjadi

regenerasi lengkap 2 minggu karena pada hati terdapat
HGF (Hepatosit Growth Factor)
 Sel permanen (sel syaraf,otot jantung) tidak dapat

melakukan regenerasi
Hiperplasia hormonal
 Terutama terjadi pada organ estrogen-dependent
 Contoh : proliferasi epitel kelenjar payudara saat

pubertas dan hamil
Hiperplasia patologis
 Terjadi karena proliferasi yang abnormal
 Disebabkan oleh rangsangan hormonal atau faktor

pertumbuhan yang berlebihan
 Contoh : hiperplasia patologis dari endometrium pada

penyakit endometriosis
Kalsifikasi
1. Kalsifikasi distrofik
 Terutama terjadi pada daerah nekrosis koagulatif,
kaseosa dan liqu0efektif
 Kadar kalsium darah normal
2. Kalsifikasi metastastik
 Terjadi pada sel normal dengan hiperkalsemia seperti
pada hiperthyroid, keracunan vitamin D, sarkoidosis
sistemik dan sindroma susu alkali
Perubahan hialin
 Pengendapan hialin dalam sel, di antara sel dan dalam

jaringan
Struktur sel yang diserang
Ada 4 fungsi intra seluler yang peka terhadap cedera/ jejas :
1. Pemeliharaan integritas membran sel
2. Respirasi aerobik yang terkait produksi ATP
3. Sintesis protein enzimatik dan struktural
4. Perserverasi integritas genetik sel
System-sistem ini terkait erat satu dengan lain sehingga jejas
pada satu lokus membawa efek sekunder yang luas.
Konsekuensi jejas sel bergantung kepada jenis, lcama,
dan kerasnya gen penyebab dan juga kepada jenis,
status, dan kemampuan adapatasi sel yang terkena.
Perubahan morfologi jejas sel menjadi nyata setelah
beberapa system biokimia yang penting terganggu.
Sel yang Cedera
 Efek pertama sel yang cedera adalah: lesi biokimia →

yaitu perubahan reaksi kimia / metabolik didalam sel
 Kerusakan biokimia dapat menyebabkan gangguan
fungsi sel (fisiologi)
 Kelainan biokimia dan fungsional dapat menyebabkan
perubahan morfologik (anatomi)
 Serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan

gangguan fungsi, umumnya ada mekanisme adaptasi
seluler terhadap stimulus
 Misal otot yang mendapat tekanan → adaptasinya
hipertropi (misal pada hipertensi → pembesaran
jantung)
 Perubahan pada sel yang mengalami cedera awalnya
biokimia → fungsional (fisiologi) → morfologik (lesi)
Perubahan Morfologik Sel Cedera Subletal
 Jika sel diserang tetapi tidak mati (sub letal) → sering

terjadi perubahan morfologik yang reversibel
 Jika stimulus hilang sel dapat kembali sehat, jika
stimulus tidak hilang sel akan mati
 Perubahan subletal pada sel secara alami disebut:
degeneratif
Cedera sel
 Cedera sel sub letal
 Cedera sel letal (kematian sel)
Cedera sub letal
Biasanya mengenai sel- sel yang secara metabolik aktif
sperti sel hati, ginjal dan jantung
Gambaran morfologi cedera sub letal paling sering berupa :
1.

Penimbunan air intra seluler (swelling)

2.

Penimbunan lipid intra sel

Sedangkan penimbunan zat lain dalam sel jarang terjadi
Penimbunan air intra sel (swelling)
 Disebut juga perubahan hidrofik
 Hal ini disebabkan karena gagalnya sel untuk

memompa natrium ke luar sel, akibatnya kadar
natrium intra sel meningkat, selanjutnya akan
menarik air ke dalam sel hingga terjadi penimbunan
 Tampak struktur sel membengkak, sitoplasma sel

terlihat granuler dan organel intra sel ikut
membengkak
Penimbunan lipid intra sel
 Paling sering mengenai hati karena aktivitas

metabolik lipid di hati tinggi
 Disebut juga perubahan berlemak/ steatosis
 Sering terlihat pada alkoholisme

 Pada jaringan hati tampak garis- agris kekuningan

(perlemakan)
Penumpukan lemak dalam sel hati
Penumpukan lemak dalam sel hati dapat disebabkan
oleh beberapa hal yaitu :
1. Pemasukan asam lemak bebas yang meningkat
2. Sintesis asam lemak dari asetat yang meningkat
3. Oksidasi asam lemak yang menurun
4. Esterifikasi asam lemak menjadi trigliserida yang
meningkat (pada pasien alkoholisme)
5. Sintesis apoprotein yang menurun (pada pasien
malnutrisi)
6. Sekresi lipoprotein dari hati yang menurun.
Perubahan sub sel jejas reversibel
 Membran sel

Gangguan transport ion, pembengkakan sel, gelembung
sitoplasma, penumupukan distorsi jonjot mikro, gambaran
hialin dan gangguan perleketan antar sel. Bila irreversibel dapat
menyebabkan robeknya membran.
 Mitokondria
mitokondria menjadi lebih padat diikuti pembengkakan. Bila
irreversibel dapat terjadi kalsifikasi
 Retikulum endoplasma
terjadi pembengkakan RE, pelepasan ribosom. Bila irreversibel
terjadi fragmentasi RE disertai dengan gambaran hialin
 Lisosom
terjadi pembengkakan lisosom yang bila irreversibel dapat
terjadi pelepasan enzim ke sitoplasma dan terjadi autolisis
2. mekanisme adaptasi sel

More Related Content

What's hot

Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
Lestari Moerdijat
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiYabniel Lit Jingga
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
anisya nana
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
Abulkhair Abdullah
 
Kuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas SelKuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas Sel
Robby Candra Purnama
 
Radang
RadangRadang
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
Andika August
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
Bryce Maria Brigitha
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
Jumatil Fajar
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
Ariyanto Harsono
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
Nida Chofiya
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
Dokter Tekno
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
DenisFarida
 
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis selTahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
pjj_kemenkes
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeKANDA IZUL
 
Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
Eva Apriliyana Rizki
 

What's hot (20)

Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologisKonsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
Konsep dasar fisiologi, patologi, dan patofisiologis
 
Hipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe IHipersensitivitas Tipe I
Hipersensitivitas Tipe I
 
Kuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas SelKuliah 2 Jejas Sel
Kuliah 2 Jejas Sel
 
Radang
RadangRadang
Radang
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
ppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi selppt Adaptasi sel
ppt Adaptasi sel
 
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 
Ppt infark miokad
Ppt infark miokadPpt infark miokad
Ppt infark miokad
 
Cedera dan kematian sel
Cedera dan kematian selCedera dan kematian sel
Cedera dan kematian sel
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
 
Sistem urinaria
Sistem urinariaSistem urinaria
Sistem urinaria
 
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan selIdk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
Idk 2 tm2 adaptasi jejas & penuaan sel
 
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis selTahap kematian jaringan dan nekrosis sel
Tahap kematian jaringan dan nekrosis sel
 
Makalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidismeMakalah hipertiroidisme
Makalah hipertiroidisme
 
Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
 

Viewers also liked

Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
pjj_kemenkes
 
Patologi ppt
Patologi pptPatologi ppt
Patologi ppt
Andry Natanel
 
PATOLOGI UMUM
PATOLOGI UMUMPATOLOGI UMUM
PATOLOGI UMUM
dewisetiyana52
 
Kuliah 1 Patologi
Kuliah 1 PatologiKuliah 1 Patologi
Kuliah 1 Patologi
Robby Candra Purnama
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
fujimg
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
pjj_kemenkes
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
pjj_kemenkes
 
Pengantar Patologi
Pengantar Patologi Pengantar Patologi
Pengantar Patologi
Prastuti Waraharini
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelFebry Salsinha
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhFaris Andrianto
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
pjj_kemenkes
 
Bahan kulih patologi umum
Bahan kulih patologi umumBahan kulih patologi umum
Bahan kulih patologi umumsambadrus
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
Kampus-Sakinah
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi Anatomi
Syscha Lumempouw
 
Kul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas selKul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas sel
Robby Candra Purnama
 
Nukleus dan sitoplasma
Nukleus dan sitoplasmaNukleus dan sitoplasma
Nukleus dan sitoplasma
Putri Aisyah
 
Mitokondria
MitokondriaMitokondria
Mitokondria
BetaYuliandari
 
NUKLEUS
NUKLEUSNUKLEUS
Ii oksidasi biologi
Ii   oksidasi biologiIi   oksidasi biologi
Ii oksidasi biologi
Diah Astika W.
 

Viewers also liked (20)

Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Patologi ppt
Patologi pptPatologi ppt
Patologi ppt
 
PATOLOGI UMUM
PATOLOGI UMUMPATOLOGI UMUM
PATOLOGI UMUM
 
Kuliah 1 Patologi
Kuliah 1 PatologiKuliah 1 Patologi
Kuliah 1 Patologi
 
Adaptasi seluler
Adaptasi selulerAdaptasi seluler
Adaptasi seluler
 
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkgAdaptasi sel __jejas_sel__fkg
Adaptasi sel __jejas_sel__fkg
 
Adaptasi Sel
Adaptasi SelAdaptasi Sel
Adaptasi Sel
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Pengantar Patologi
Pengantar Patologi Pengantar Patologi
Pengantar Patologi
 
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian SelMekanisme dan Ciri Kematian Sel
Mekanisme dan Ciri Kematian Sel
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
 
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsiPatogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
Patogenesis dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
 
Bahan kulih patologi umum
Bahan kulih patologi umumBahan kulih patologi umum
Bahan kulih patologi umum
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Praktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi AnatomiPraktikum Patologi Anatomi
Praktikum Patologi Anatomi
 
Kul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas selKul 3. Morfologi jejas sel
Kul 3. Morfologi jejas sel
 
Nukleus dan sitoplasma
Nukleus dan sitoplasmaNukleus dan sitoplasma
Nukleus dan sitoplasma
 
Mitokondria
MitokondriaMitokondria
Mitokondria
 
NUKLEUS
NUKLEUSNUKLEUS
NUKLEUS
 
Ii oksidasi biologi
Ii   oksidasi biologiIi   oksidasi biologi
Ii oksidasi biologi
 

Similar to 2. mekanisme adaptasi sel

42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
DrYurizal
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
ProdiD3Keperawatan
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
anangkuniawan
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
DhevGianfranco
 
ADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptxADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptx
Septi Purnamasari
 
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
Universitas YPIB Majalengka
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
NikmaAlfiRosida
 
Kematian Pada Sel
Kematian Pada SelKematian Pada Sel
Kematian Pada Sel
nadhiraadelina safitri
 
Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufal
Naufal Putra
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisYaner Yeverson
 
adaptasisel.pdf
adaptasisel.pdfadaptasisel.pdf
adaptasisel.pdf
bennyxt4n
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
Warnet Raha
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
HaslianiBaharuddin
 
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptxMekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
MethaKemala
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Abdul Rivai Saleh Dunggio
 
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptxAdaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
MethaKemala
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
DrYurizal
 

Similar to 2. mekanisme adaptasi sel (20)

42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
42056914-Cedera-Dan-Kematian-Sel.ppt
 
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
1. Mekanisme Adaptasi Sel OK.ppt
 
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmjejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
jejas sel.pptx mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
 
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
31_respon sel dari stres dan toksik.pptx
 
ADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptxADAPTASI SEL1.pptx
ADAPTASI SEL1.pptx
 
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
3. Mekanisme Adaptasi Sel.pptx
 
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdfMekanisme Adaptasi Sel.pdf
Mekanisme Adaptasi Sel.pdf
 
Kematian Pada Sel
Kematian Pada SelKematian Pada Sel
Kematian Pada Sel
 
Organisasi sel naufal
Organisasi sel   naufalOrganisasi sel   naufal
Organisasi sel naufal
 
Degenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan NekrosisDegenerasi dan Nekrosis
Degenerasi dan Nekrosis
 
adaptasisel.pdf
adaptasisel.pdfadaptasisel.pdf
adaptasisel.pdf
 
1 pengetian patologi
1 pengetian patologi1 pengetian patologi
1 pengetian patologi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptxMekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
Mekanisme_Adaptasi_Sel.pptx
 
Patologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan SelPatologi. Penuaan Sel
Patologi. Penuaan Sel
 
3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel
 
3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel3. degenerasi dan kematian sel
3. degenerasi dan kematian sel
 
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera FisikMekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
Mekanisme Adaptasi Sel & Cedera Fisik
 
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptxAdaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
Adaptasi sel, jejas, penuaan sel.pptx
 
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 PATOFISIOLOGI.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

2. mekanisme adaptasi sel

  • 2. Pendahuluan Jejas berasal dari kata injury yang artinya rangsangan terhadap sel hingga terjadi perubahan fungsi dan bentuk sel. Cedera menyebabkan hilangnya pengaturan volume pada bagianbagian sel.
  • 3. Cedera sel Sel normal Sel terjejas reversibel Sel beradaptasi Sel terjejas irreversibel
  • 4. Macam cedera sel  Hipoksia dan anoksia  Agent fisik  Agent kimia  Mikrobiologis  Reaksi imunologis  Kerusakan genetika  Ketidakseimbangan makanan  Penuaan/ degeneratif
  • 5. Mekanisme cedera sel Hanya beberapa agen penyebab cedera sel yang telah diketahui mekanisme kerjanya antara lain : 1. Toxin : menyerang mitokondria sel dengan cara mengganggu proses glikolisis, siklus asam sitrat, dan oksidasi fosforilasi 2. Cianida : menyerang lisosom dengan cara menginaktifkan enzym sitokrom oksidase 3. Clostridium perfringens : menyerang membran sel dengan cara menghasilkan fosfolipase yang menrusak fosfolipid
  • 6. Anoksia Anoksia dapat menimbulkan efek –efek yaitu : 1. Pembentukan ATP berhenti 2. Pemanfaatan energi dari glikolisis anaerob meningkat sehingga asam laktat menumpuk. Suasana asam dapat menyebabkan coiling dan clumping DNA sehingga inti menjadi piknotik 3. Sintesa protein terganggu 4. Akhirnya sel mengalami kematian
  • 7. Hipoksia (pengurangan oksigen oksigen) terjadi sebagai akibat a. iskemia (kehilangan pasokan darah), b. oksigenisasi tidak mencukupi (misalnya, kegagaln jantung paru), atau c. hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah (misalnya, anemia, keracunan karbon monoksida).
  • 8. Ketidakseimbangan makanan Hiperlipidemia dapat menimbulkan jejas pada sel berupa perlemakan sampai nekrosis
  • 9. Ketidakseimbangan hormonal  Rangsangan hormon parathyroid yang berlebihan dapat menyebabkan kalsifikasi pada endotel pembuluh darah dan usus halus  Defisiensi insulin dapat menimbulkan ketoasidosis yang merusak neuron
  • 10. Jejas neural dan neurotransmitter  Denervasi otot rangka sebagai akibat dari operasi atau infeksi virus menyebabkan massa serat fiber menurun  Rangsangan katekolamin yang berlebihan menyebabkan nekrosis otot jantung dan otot pembuluh darah
  • 11. Jenis – jenis Jejas 1. Jejas istemik dan Hipoksik a. Jejas Reversibel Mula-mula hipoksia menyebabkan hilangnya fosforilasi oksidatif dan pembentukan ATP oleh mitikondria. Penurunan ATP (dan peningkatan AMP secara bersamaan) merangsang fruktokinase dan fosforilasi, menyebabkan glikosis aerobic. Glikogen cepat menyusut, dan asam laktat dan fosfat anorganik terbentuk, sehingga menurunkan pH intrasel. Pada saat ini, terjadi penggumpalan kromatin inti.
  • 12. b. Jejas Ireversibel Jejas ini ditandai oleh vakuolisasi keras mitokondria, kerusakan membrane plasma yang luas, pembengkakan lisosom, dan terlihatnya densitas mitokondria yang besar dan amorf. Jejas membrane lisosm disusul oleh bocornya enzim ke dalam sitoplasma, dank arena aktivitasnya terjadi pencernaan enzimatik komponen sel dan inti.
  • 13. 2. Jejas Sel Akibat Radikal Bebas Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak stabil yang berinteraksi dengan protein, lemak, dan karbihidrat dan terlibat dalam jejas sel yang disebabkan oleh bermacam-macam kimiawi dan biologic. Terjadinya radika bebas dimulai dari: • Absorpsi energi sinar (cahaya UV, sinar X) • Reaksi oksidatif metabolic
  • 14. • Konversi enzimatik zat kimia eksogen atau obat (CCl4 menjadi CCl3). • Radikal yang berasal dari oksigen adalah jenis toksik yang paling penting. • Siperoksid terbentuk clangsung selama auto-oksidasi dalam mitokondria, atau secara ensimatik oleh oksidase.
  • 15. 3. Jejas Kimiawi Zat kimiawi menyebabkan jejas sel melalui 2 mekanisme: • Secara langsung, misalnya, Hg dari merkuri klorida terikat pada grup SH protein membrane sel, menyebabkan peningkatan permeabilitas dan inhibasi transport yang bergantung, kepada ATPase.
  • 16. • Melalui konversi ke metabolic toksis reaktif. Sebaliknya metabolic toksik menyebabkan jejas sel baik memlaui ikatan kovalen langsung kepada protein membrane dan lemak, atau lebih umum melalui pembentukan radikal bebas reaktif, seperti yang diuraikan sebelumnya.
  • 17. Bentuk adaptasi sel  Atrofi  Hipertrofi  Hiperplasia  Metaplasia  Kalsifikasi  Perubahan hialin
  • 18. Atrofi  Respon penurunan atau pengkerutan ukuran sel dengan pengurangan substansi sel (RE, mikrofilamen dll)  Sering mengenai otot rangka otot jantung dan otak (HIV)  Penyebab : 1. Penurunan beban 2. Persediaan darah yang kurang 3. Nutrisi yang tidak memadai 4. Penurunan rangsang hormonal dan syaraf 5. Proses penuaan
  • 19. Hipertrofi  Peningkatan ukuran sel  Tidak memerlukan pembelahan sel  Tidak ada sel baru yang terbentuk  Sering mengenai otot jantung dan sel ginjal  Berkaitan dengan penimbunan protein intra sel, bukan peningkatan jumlah cairan intra sel
  • 20. Hiperplasia  Peningkatan jumlah sel  Terjadi pada sel sel yang mampu meningkatkan sintesis DNA  Sering terjadi bersama dengan hipertrofi  Dapat terjadi karena untuk keperluan regenerasi atau awal dari neoplasia  Dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Hiperplasia fisiologis 2. Hiperplasia patologis
  • 21. Hiperplasia fisiologis  Hiperplasia kompensata  Hiperplasia hormonal
  • 22. Hiperplasia kompensata  Terjadi sebagai bentuk adaptasi kompensasi dari sel melalui regenerasi agar fungsi organ ttetap homeostatis  Contoh : pengambilan 70 % jaringan hati akan terjadi regenerasi lengkap 2 minggu karena pada hati terdapat HGF (Hepatosit Growth Factor)  Sel permanen (sel syaraf,otot jantung) tidak dapat melakukan regenerasi
  • 23. Hiperplasia hormonal  Terutama terjadi pada organ estrogen-dependent  Contoh : proliferasi epitel kelenjar payudara saat pubertas dan hamil
  • 24. Hiperplasia patologis  Terjadi karena proliferasi yang abnormal  Disebabkan oleh rangsangan hormonal atau faktor pertumbuhan yang berlebihan  Contoh : hiperplasia patologis dari endometrium pada penyakit endometriosis
  • 25. Kalsifikasi 1. Kalsifikasi distrofik  Terutama terjadi pada daerah nekrosis koagulatif, kaseosa dan liqu0efektif  Kadar kalsium darah normal 2. Kalsifikasi metastastik  Terjadi pada sel normal dengan hiperkalsemia seperti pada hiperthyroid, keracunan vitamin D, sarkoidosis sistemik dan sindroma susu alkali
  • 26. Perubahan hialin  Pengendapan hialin dalam sel, di antara sel dan dalam jaringan
  • 27. Struktur sel yang diserang Ada 4 fungsi intra seluler yang peka terhadap cedera/ jejas : 1. Pemeliharaan integritas membran sel 2. Respirasi aerobik yang terkait produksi ATP 3. Sintesis protein enzimatik dan struktural 4. Perserverasi integritas genetik sel System-sistem ini terkait erat satu dengan lain sehingga jejas pada satu lokus membawa efek sekunder yang luas. Konsekuensi jejas sel bergantung kepada jenis, lcama, dan kerasnya gen penyebab dan juga kepada jenis, status, dan kemampuan adapatasi sel yang terkena. Perubahan morfologi jejas sel menjadi nyata setelah beberapa system biokimia yang penting terganggu.
  • 28. Sel yang Cedera  Efek pertama sel yang cedera adalah: lesi biokimia → yaitu perubahan reaksi kimia / metabolik didalam sel  Kerusakan biokimia dapat menyebabkan gangguan fungsi sel (fisiologi)  Kelainan biokimia dan fungsional dapat menyebabkan perubahan morfologik (anatomi)
  • 29.  Serangan pada sel tidak selalu mengakibatkan gangguan fungsi, umumnya ada mekanisme adaptasi seluler terhadap stimulus  Misal otot yang mendapat tekanan → adaptasinya hipertropi (misal pada hipertensi → pembesaran jantung)  Perubahan pada sel yang mengalami cedera awalnya biokimia → fungsional (fisiologi) → morfologik (lesi)
  • 30. Perubahan Morfologik Sel Cedera Subletal  Jika sel diserang tetapi tidak mati (sub letal) → sering terjadi perubahan morfologik yang reversibel  Jika stimulus hilang sel dapat kembali sehat, jika stimulus tidak hilang sel akan mati  Perubahan subletal pada sel secara alami disebut: degeneratif
  • 31. Cedera sel  Cedera sel sub letal  Cedera sel letal (kematian sel)
  • 32. Cedera sub letal Biasanya mengenai sel- sel yang secara metabolik aktif sperti sel hati, ginjal dan jantung Gambaran morfologi cedera sub letal paling sering berupa : 1. Penimbunan air intra seluler (swelling) 2. Penimbunan lipid intra sel Sedangkan penimbunan zat lain dalam sel jarang terjadi
  • 33. Penimbunan air intra sel (swelling)  Disebut juga perubahan hidrofik  Hal ini disebabkan karena gagalnya sel untuk memompa natrium ke luar sel, akibatnya kadar natrium intra sel meningkat, selanjutnya akan menarik air ke dalam sel hingga terjadi penimbunan  Tampak struktur sel membengkak, sitoplasma sel terlihat granuler dan organel intra sel ikut membengkak
  • 34. Penimbunan lipid intra sel  Paling sering mengenai hati karena aktivitas metabolik lipid di hati tinggi  Disebut juga perubahan berlemak/ steatosis  Sering terlihat pada alkoholisme  Pada jaringan hati tampak garis- agris kekuningan (perlemakan)
  • 35. Penumpukan lemak dalam sel hati Penumpukan lemak dalam sel hati dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu : 1. Pemasukan asam lemak bebas yang meningkat 2. Sintesis asam lemak dari asetat yang meningkat 3. Oksidasi asam lemak yang menurun 4. Esterifikasi asam lemak menjadi trigliserida yang meningkat (pada pasien alkoholisme) 5. Sintesis apoprotein yang menurun (pada pasien malnutrisi) 6. Sekresi lipoprotein dari hati yang menurun.
  • 36. Perubahan sub sel jejas reversibel  Membran sel Gangguan transport ion, pembengkakan sel, gelembung sitoplasma, penumupukan distorsi jonjot mikro, gambaran hialin dan gangguan perleketan antar sel. Bila irreversibel dapat menyebabkan robeknya membran.  Mitokondria mitokondria menjadi lebih padat diikuti pembengkakan. Bila irreversibel dapat terjadi kalsifikasi  Retikulum endoplasma terjadi pembengkakan RE, pelepasan ribosom. Bila irreversibel terjadi fragmentasi RE disertai dengan gambaran hialin  Lisosom terjadi pembengkakan lisosom yang bila irreversibel dapat terjadi pelepasan enzim ke sitoplasma dan terjadi autolisis