Penyakit autoimun terjadi ketika respon autoimun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Penyakit autoimun terjadi ketika respon autoimun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkan kerusakan jaringan atau gangguan fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Pengantar kuliah patologi untuk mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Semester 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
UU Tenaga Kesehatan adalah pelaksanaan dari ketentuan Pasal 21 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan disahkan oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014. UU 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, dan Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067 oleh Menkumham Amir Syamsudin di Jakarta dan mulai diberlakukan pada tanggal 17 Oktober 2014.
Potensiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari pengukuran potensial dari elektroda. Pengukuran potensial dari elektroda banyak dipergunakan dalam ilmu kefarmasian terutama untuk pengukuran pH larutan dan titrasi potensiometrik. Besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion-ion tertentu dalam larutan .
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksan fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator antara dua elektroda yang dicelupkan ke dalam campuran reaksi selama berlangsungnya titrasi
Kelebihan metode potensiometri biasanya mencakup senyawa yang sederhana, voltmeter dan elektrodanya jauh lebih murah daripada instrument-instrument saintifik lainnya yang lebih modern. Potensiometri pada dasarnya bersifat non-destruktif terhadap sampel, dalam pengertian bahwa penyisipan elektroda tidak megubah komposisi larutan uji (kecuali untuk sedikit kebocoran elektrolit dari elektroda acuan).
Cahaya merupakan gelombang tranversal yang arah getarnya tegak lurus dengan arah rambatnya. Setiap gelombang yang bergetar pada bidang tertentu dapat dipisahkan ke dalam komponen vertikal maupun horizontal. Apabila berkas cahaya melalui suatu bidang polarisator maka hanya salah satu dari komponen tersebut yang akan dilewatkan dan hal ini disebut terpolarisasi bidang. Cahaya terpolarisasi bidang adalah cahaya yang getar gelombangnya telah tersaring semua.
Rotasi optik merupakan suatu perputaran cahaya terpolarisasi bidang. Kecepatan cahaya yang dipolarisasikan bisa menjadi lebih lambat atau lebih cepat apabila melewati suatu zat. Senyawa yang termasuk golongan ini adalah apabila cahaya terpolarisasi bidang dilewatkan pada suatu cairan maka cahaya tersebut akan mengalami putaran ke kiri maupun ke kanan. Apabila zat tersebut mengalami perputaran cahaya ke kanan, maka akan menghasilkan sudut putar α dengan tanda positif
Rheologi berasal dari bahasa Yunani yaitu rheo dan logos. Rheo berarti mengalir, dan logos berarti ilmu. Sehingga rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas.
Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Tekanan shear adalah tekanan atau tegangan geser dari fluida yang bergerak. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Tegangan geser atau shear strain yaitu sudut yang dibentuk karena adanya tegangan atau shear stress, sedangkan shear stress yaitu tegangan yang disebabkan oleh gaya tangensial atau tegangan gesek.
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan dalam simbol (η). Salah satu instrument pengukur viskositas adalah Viskometer Oswald.
Pemasaran Sosial adalah prinsip-prinsip marketing yang digunakan untuk menjual produk ke konsumen bisa digunakan pula untuk “menjual” ide, sikap dan perilaku. (Philip Kotler and Gerald Zaltman)
Komersial produk cenderung menawarkan hasil yang cepat, sementara manfaat perilaku sehat butuh waktu lama. Sedangkan social marketing yang berusaha mengubah perilaku untuk lebih sehat, sering dirasakan butuh biaya mahal dan kurang menyenangkan.
Commersial marketing umumnya menjangkau kelompok yang sudah positif terhadap produk mereka, sementara social marketing sering kali ditujukan kepada kelompok yang sulit terjangkau, perilaku berisiko yang kerap kali menolak untuk perubahan. Dan mendefinisikan dan mengkomunikasikan “produk” lebih sulit di social marketing, terlebih lagi jika para ahli mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap subyek tersebut
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Prinsip kerja termometer, yaitu bekerja berdasarkan pemuaian zat cair.
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis/berat jenis/relatif density/ spesific gravity atau densitas dari fluida. Prinsip kerja alat piknometer adalah dengan mengetahui berapa massa sampel yang akan di tentukan berat jenisnya dalam volume piknometer yang terisi penuh, biasanya volume piknometer yang banyak digunakan 10 ml dan 25 ml dan nilai vomule ini valid pada temperatur ruangan yang tertera pada piknometer tersebut.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI PELAYANAN KEFARMASIAN (Narkotika Psikotropika)Robby Candra Purnama
Narkotika yang berada dalam penguasaan industri farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib disimpan secara khusus.
Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek, rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter, dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Narkotika yang berada dalam penguasaannya.
Rumah sakit, apotek, pusat kesehatan masyarakat, dan balai pengobatan hanya dapat menyerahkan Narkotika kepada pasien berdasarkan resep dokter.
Hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan asas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing. Tujuannya adalah untuk meningkatkan percepatan, efektivitas, dan efisiensi upaya kesehatan untuk mencapai tujuan.
Adapun prasyarat dalam kemitraan adalah Kesamaan perhatian dan kepentingan, saling mempercayai dan menghormati, tujuan yang jelas, kesediaan untuk berkorban baik waktu, tenaga, dan sumber daya yang lain.
Regulasi mengenai distribusi obat yang baik telah diatur dalam beberapa ketentuan. Antara lain yang menjadi pokok regulasi distribusi obat adalah Kepmenkes No 1192 Tahun 2002 tentang Tata Cara Izin Pedagang Besar Farmasi, dan juga Permenkes Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pedagang Besar Farmasi .
Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kasus-kasus yang menyalahi aturan tentang pendistribusian obat di Indonesia. Kasus-kasus yang terjadi antara lain adanya obat palsu, peredaran obat psikotropika tanpa izin edar, pengadaan & distribusi obat tanpa keahlian dan kewenangan, apotek tanpa apoteker, dan juga obat stelan.
Yang di maksud dengan zat/materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan dapat menempati sebuah ruang. Materi dapat berwujud :
· Gas, misalnya; udara, gas oksigen, gas karbondioksida, dan lain-lain.
· Cair, misalnya; air, minyak, bensin, alkohol, dan lain-lain.
· Padat, misalnya; batu, kayu, besi, dan lain-lain
Materi mempunyai dua sifat, yaitu:
· Sifat Fisika, adalah sifat meteri yang tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru.
· Sifat Kimia, adalah sifat materi yang berhubungan dengan pembentukan zat baru. Misalnya; kereaktifan , keterbakaran, kestabilan, dan lain-lain.
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Sedangkan satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Macam besaran antara lain :
Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Analisa Fisika adalah suatu metode yang mengkaji tentang gejala alam tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Analisa fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam. Analisa fisika memiliki ruang lingkup mulai dari materi partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Hukum fisika merupakan generalisasi ilmiah berdasarkan pada observasi empiris. Hukum fisika merupakan kesimpulan yang diambil dari, atau hipotesis yang ditegaskan oleh eksperimen ilmiah
Menurut Per KBPOM No 4 Tahun 2014 tentang BTP PEMANIS, pemanis adalah “bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada produk pangan”
Didalam Per KBPOM No 4 Tahun 2014 tentang BTP PEMANIS, pemanis terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pemanis Alami (Natural sweetener)
2. Pemanis Buatan (Artificial sweetener)
Pemanis alami (Natural sweetener) adalah pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik ataupun fermentasi.
Pemanis buatan (Artificial sweetener) adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam
Bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk Pangan. Pengertian ini tertuang dalam Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan.
Didalam Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Bahan Tambahan Pangan telah diatur semua regulasi dan batasan bahan tambahan pangan yang diperbolehkan. Salah satunya adalah penggunaan bahan pewarna dalam makanan atau minuman
Obat tradisional merupakan salah satu komiditi bidang farmasi yang saat ini menjadi alternatif yang dibutuhkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat. Asumsi bahwa obat tradisional yang beredar di masyarakat adalah khasiat dan terutama keamanan (efek sampingnya yang rendah).
Untuk menjamin khasiat dan keamanan dari obat tradisional, maka pemerintah membuat bentuk peraturan tentang izin edar dari obat tradisional. Untuk mendapatkan izin edar, maka obat tradisional harus memenuhi berbagai persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah melalui berbagai pengujian/analisis.
SUPPOSITORIA adalah sedian padat yang digunakan melalui dubur, berbentuk torpedo dapat melunak atau meleleh pada suhu tubuh.
Menurut FI ( IV ) SUPPOSITORIA adalah sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina, atau uretra, umumnya meleleh melunak atau larut pada suhu tubuh.
Adapun tujuan penggunaan dari sediaan suppositoria ada 2 yaitu :
Lokal (untuk memudahkan defekasi (gliserin suppositoria, bisakodil suppo), mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid (antibakteri basilla bentuk uretral), antihaemoroid, mengandung anestesi lokal, vasokontriktor adstringen, analgesik, emolien).
Sistemik (Aminofilin dan Teofilin untuk obat asma, Chlorpromazin untuk antimuntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk anagetik antipiretik)
Skrinning fitokimia merupakan langkah awal dalam penelitian mengenai tumbuhan obat. Sebagain besar skrinning fitokimia berfokus kepada metabolit sekunder pada tumbuhan. Meliputi pemeriksaan golongan alkaloid, flavonoid, saponin, kuinon, tanin dan steroid/triterpenoid.
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media pesan-pesan disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif..
MEDIA PROMKES adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator baik itu melalui media cetak, media elektronik (tv, radio, komputer dll), media luar ruang sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan.
Menurut Farmakope Indonesia Ed. III, salep (unguentum) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya larut dan terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Ed. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal dengan komposisi bahan padat lebih dari 50%.
Menurut Farmakope Indonesia Ed. IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim berupa emulsi kental mengandung tidak kurang 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok lipida. Ciri dan sifat khasnya adalah daya larutnya dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, benzena.
Minyak dan lemak keduanya sama-sama mengandung komponen utama berupa trigliserida, yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam lemak. Walaupun isinya sama-sama trigliserida, ternyata bentuknya pada suhu kamar bisa berbeda.
Minyak berbentuk cair karena memiliki titik leleh yang lebih rendah dari suhu kamar, sedangkan lemak berbentuk padat karena titik lelehnya lebih tinggi dari suhu kamar. Perbedaan antara keduanya secara keseluruhan ditentukan oleh perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung minyak/lemak tersebut.
Secara umum, titik leleh yang rendah dimiliki oleh asam-asam lemak yang berantai lebih pendek dan bersifat lebih tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh (ALTJ) adalah asam lemak yang memiliki 1 atau lebih ikatan rangkap, sedangkan asam lemak jenuh (ALJ) adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap. Ketidakjenuhan asam lemak ini patut dipertimbangkan, karena asupan jenis asam lemak dalam tubuh terkait dengan aspek kesehatan.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat atau protein. 1 gram minyak/lemak setara dg 9 Kkal energi, sedang karbohidrat atau protein hanya 4 Kkal energi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. MEKANISME ADAPTASI, KERUSAKAN DAN
KEMATIAN SEL
Sel melakukan adaptasi terhadap stressor dari luar
diantaranya dengan melakukan respon:
- Hypertrophy
- Hyperplasia
- atrophy dan
- Metaplasia
Jika usaha adaptasi tersebut tidak berhasil maka dapat
menyebabkan kerusakan sel
4. • Bagi sel yang kerusakannya reversibel, maka sel itu dapat
kembali berfungsi seperti sedia kala,namun bagi sel yang
mengalami kerusakan secara irreversibel, maka sel itu
akan mengalami kematian sel
• Kematian sel dapat disebabkan oleh beberapa kejadian,
diantaranya ischemia, infeksi, toksin dan reaksi imun
• Kematian sel juga merupakan salah satu proses yang
normal terjadi pada fase embriogenesis, perkembangan
organ dan pengaturan homeostasis.
5. HIPERTROPI
• Peningkatan besar sel yang mengakibatkan
perbesaran organ.
• Tidak terdapat sel baru, hanya mengalami
perbesaransel, perbesaran terjadi karena peningkatan
jumlah struktur protein dan organel sel.
• Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis, bisa
juga terjadi karena stimulus dari peningkatan hormon
tertentu.
• Ex: perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen
sehingga terjadi hiperplasi dan hipertropi.
7. HIPERPLASI
proses adaptasi dengan melakukan replikasi sel, sehingga
penambahan jumlah sel membuat organ membesar.
Hiperplasi bisa secara fisiologis dan patologis (ex: cancer).
Hipertropi secara fisiologis dibagi menjadi 2:
o Hormonal hyperplasia.
Ex: selama masa kebuntingan dan pubertas
o Compensatory hyperplasia.
Ex: kematian jaringan hati
8. ATROPI
• Pengecilan ukuran dari sel yang disebabkan oleh karena sel
kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan
berkurangnya ukuran organ.
• Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya fungsi sel,
namun bukan merupakan kematian sel.
• Atropi terjadi akibat penurunan dari sintesis protein dan
peningkatan degenersi protein di dalam sel.
• Penyebab atropi diantaranya bisa karena kehilangan
inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan nutrisi,
kehilangan stimulasi endokrin, dan aging.
10. METAPLASIA
• Perubahan reversibel dari fenotip sel yang digantikan oleh
tipe sel yang lain
• Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis.
• Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan
oleh tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor.
• Terjadi akibat genetik "reprogramming"
11.
12. KERUSAKAN SEL YANG REVERSIBEL
• Pada stadium awal terjadinya kerusakan atau pada
kerusakan ringan, kerusakan fungsi dan morfologi akan
dapat kembali normal jika penyebab dari kerusakan
tersebut dihilangkan.
• Pada stadium ini meskipun terjadi kerusakan sel secara
signifikan, namun tidak terjadi kerusakan baik pada
membran sel maupun pada pada inti.
13. KEMATIAN SEL
• Pada kerusakan yang terjadi secara terus menerus, maka
kerusakan tersebut menjadi irreversibel dan akhirnya sel
tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki kerusakan
sehingga menyebabkan sel mati.
• Ada 2 macam kematian sel, yang dibedakan dari morfologi,
mekanisme dan perubahan fisiologis dan penyakit, yaitu
apoptosis dan nekrosis.
14.
15. APOPTOSIS
• Kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan oleh
growth factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan
dengan maksud perbaikan.
• Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami
pemadatan dan tidak terjadi kerusakan membran sel.
• Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan
merupakan suatu proses yang memerlukan energi
• Secara morfologis, proses ini ditandai oleh pemadatan
kromatin di sepanjang membran inti
16. APOPTOSIS SEL HATI OLEH VIRUS HEPATITIS
Sel mengalami pengurangan ukuran dan
sitoplasmanya berwarna eosinophilic terang serta
nukleusnya mengalami kondensasi
17. NEKROSIS
terjadi kerusakan membran, lisososm mengeluarkan enzim
ke sitoplasma dan menghancurkan sel, isi sel keluar
dikarenakan kerusakan membran plasma dan
mengakibatkan reaksi inflamatori.
Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada
kematian sel yang diakibatkan oleh:
- Ischemia
- Keracunan
- infeksi dan
- trauma
20. GAMBARAN MIKROSKOPIK :
A. Nukleus
Piknosis : nukleus terlihat lebih bundar, ukuran lebih kecil
dan gelap
Karioreksis : nukleus mengalami fragmentasi menjadi kecil
dan tersebar
Kariolisis : nukleus lisis, tidak terlihat sehingga rongga
kosong dibatasi membran nukleus disebut ghost.
B. Sitoplasma : berwarna asidofilik, struktur tidak jelas, jika
melanjut :
1. Tidak terlihat garis besar struktur histologi sel
2. Tidak terlihat adanya pewarnaan
21. TIPE-TIPE MORFOLOGIK
NEKROSIS JARINGAN
Secara makroskopik dan dengan pemeriksaan mikroskop dapat
dikenali beberapa bentuk nekrosis.
Bentuk-bentuk tersebut:
- Nekrosis koagulasi
- Nekrosis liquefaktif (mencair)
- Nekrosis lemak
- Nekrosis kaseosa (perkejuan)
22. NEKROSIS KOAGULASI
Tidak hanya terjadi denaturasi protein, namun juga
berkaitan dengan hambatan enzim-enzim litik.
Sel tidak mengalami lisis, dengan demikian kerangka
luar sel relatif utuh.
Inti menghilang dan sitoplasma yang mengalami
asidifikasi menjadi eosinofilik
24. Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur sel dan jaringan masih jelas, inti sel mengalami piknotik
(menghilang), sitoplasma lebih acidophilic
25. NEKROSIS LIQUEFAKTIF
• Ditandai oleh larutnya jaringan akibat lisis enzimatik sel-sel
yang mati.
• Proses ini biasanya terjadi di otak sewaktu terjadi
pelepasan enzim-enzim otokatalitik dari sel-sel yang mati.
• Nekrosis likuefaktif juga terjadi pada peradangan purulen
akibat efek heterolitik leukosit polimorfonuklear pada pus.
• Jaringan yang mengalami likuefaksi menjadi lunak, mudah
mencair, dan tersusun oleh sel-sel yang mengalami
disintegrasi dan cairan.
27. Gambaran makroskopik :
adanya benjolan berisi cairan dikelilingi kapsula tipis dan
ireguler.
Gambaran mikroskopik :
tampak ruang kosong dengan sisa kapsula yang ireguler,
terlihat fibrin dan neutrophil disekitarnya.
28. NEKROSIS LEMAK
Terjadi akibat kerja enzim-enzim lipolitik pada jaringan
lemak.
Proses ini biasanya terjadi pada nekrosis pankreatik
akut dan merupakan konsekuensi pelepasan lipase
pankreas ke jaringan peripankreas.
Lipolisis ditandai oleh hilangnya kontur sel-sel lemak.
Asam-asam lemak yang dibebaskan dari sel lemak
mengalami saponifikasi dengan mengikat natrium,
kalium dan kalsium.
30. NEKROSIS KASEOSA (PERKEJUAN)
• Memiliki baik gambaran nekrosis koagulasi maupun
likuefaktif.
• Biasanya nekrosis ini terjadi di bagian tengah granuloma
tuberkolusa, yang mengandung bahan seperti keju yang
putih atau kekuningandan merupakan asal nama nekrosis
tipe ini.
• Secara histologis, rangka luar sel tidak lagi utuh, tetapi
sebaliknya jaringan juga belum mencair.
• Sisa-sisa sel tampak sebagai bahan amorf bergranula halus.
32. Gambaran makroskopik :
terlihat berwarna putih, keabu-abuan atau kekuning-kuningan dan
sedikit berlemak, padat
Gambaran mikroskopik :
struktur histologi sudah tidak terlihat lagi membentuk masa
bergranulasi.
Dengan pengecatan HE berwarna keabu-abuan, dikelilingi oleh
epiteloid dan limfosit.