SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
SURVEILANS GIZI – (Draft)
(Direktorat Gizi Masyarakat)
1. Upaya perbaikan gizi dengan ruang lingkup nasional dimulai pada tahun
1980. Diawali dengan berbagai survei dasar, disusun strategi dan kebijakan
yang pada umumnya melibatkan berbagai sektor terkait. Keberhasilan
program perbaikan gizi dinilai berdasarkan laporan rutin dan juga survei
berkala melalui survei khusus maupun diintegrasikan pada survei nasional
seperti Susenas, Survei Kesehatan Rumah Tangga dan lain-lain.
2. Kecenderungan status gizi kurang dipantau melalui Susenas 1989 sampai
dengan 2000. Pada tahun 1989, gizi kurang diderita oleh 37,5% anak balita.
Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang adalah 24,6%. Yang menjadi
masalah adalah penderita gizi buruk, yang terlihat tidak terjadi penurunan
prevalensi. Prevalensi gizi buruk pada anak balita terlihat meningkat dari
6.3% pada tahun 1989, menjadi 11,5% pada tahun 1995, kemudian turun
menjadi 7,5% pada tahun 2000. Terlepas dari kejadian krisis ekonomi tahun
1997, memasuki tahun 2000, masalah gizi kurang masih ditemui pada
sebagian besar penduduk. Masih ditemukan 20 kabupaten dengan prevalensi
gizi kurang pada anak balita diatas 40%, 60 kabupaten dengan prevalensi
antara 30-40%, dan 141 kabupaten dengan perevalensi antara 20-30%.
3. Masalah tingginya prevalensi gizi kurang pada anak balita berhubungan
dengan masih tingginya bayi lahir dengan berat badan rendah. Pevalensi
BBLR ini masih berkisar antara 2 sampai 17% pada periode 1990-2000.
Akibat dari BBLR dan gizi kurang pada balita berkelanjutan pada masalah
pertumbuhan anak usia masuk sekolah. Berdasarkan hasil pemantauan
Tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS), diketahui bahwa prevalensi
anak pendek tahun 1994 adalah 39,8%. Prevalensi ini turun menjadi 36,1%
pada tahun 1999.
Surveilans Gizi (draft) 1
4. Masalah gizi kurang pada anak berkelanjutan pada wanita usia subur,
yang akan melahirkan anak dengan risiko BBLR, disertai dengan masalah
anemia dan gizi mikro lainnya, seperti kurang yodium, selenium, kalsium, dan
seng.
5. Faktor penyebab langsung dari masalah gizi kurang ini berkaitan dengan
konsumsi gizi. Pada periode 1995-2000, masih dijumpai hampir 50% rumah
tangga mengkonsumsi makanan kurang dari 70% terhadap angka kecukupan
gizi yang dianjurkan (2200 Kkal/kapita/hari; 48 gram protein/kapita/hari).
6. Akar permasalahan adalah kemiskinan dan situasi sosial politik yang tidak
menentu. Tahun 1999, kajian Susenas memperkirakan 47,9 juta penduduk
hidup dibawah garis kemiskinan.
7. Analisis situasi yang terus menerus, baik dalam bentuk besarnya masalah
maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah tersebut, perlu
dilakukan mulai dari tingkat administrasi terendah di tingkat desa sampai
dengan tingkat nasional.
8. Dengan demikian Surveilans gizi diperlukan dengan berlandaskan pada
kerangka konsep yang diperkenalkan UNICEF (Bagan 1) agar sasaran
(target) penduduk yang berisiko rawan gizi (Bagan 2) dapat diketahui untuk
kepentingan intervensi.
9. Bagan 1. Penyebab Kurang Gizi
Surveilans Gizi (draft) 2
KURANG GIZI
Makan
Tidak Seimbang
Penyakit Infeksi
Tidak Cukup
Persediaan Pangan
Pola Asuh Anak
Tidak Memadai
Sanitasi dan Air
Bersih/Pelayanan
Kesehatan Dasar
Tidak Memadai
Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan
Kurang pemberdayaan wanita
dan keluarga, kurang pemanfaatan
sumberdaya masyarakat
Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan
Krisis Ekonomi, Politik,
dan Sosial
Dampak
Penyebab
langsung
Penyebab
Tidak langsung
Pokok Masalah
di Masyarakat
Akar Masalah
(nasional)
Surveilans Gizi (draft) 3
10. Bagan 2. Target intervensi pada kelompok penduduk
11. Pada halaman berikut ini dilampirkan beberapa indikator penting berkaitan
dengan surveilans gizi. Ringkasan indikator dicantumkan pada tabel 1.
12. Indikator surveilans gizi ini masih menerima kritik dan saran, dan akan
terus diperbarui.
Surveilans Gizi (draft) 4
WUS KEKWUS KEK
BUMI L KEKBUMI L KEK
(KENAI KAN(KENAI KAN BBBB
RENDAH)RENDAH)
BBLRBBLR
BALI TA KEPBALI TA KEP
REMAJA &REMAJA &
USI A SEKOLAHUSI A SEKOLAH
GANGGUANGANGGUAN
PERTUMBUHANPERTUMBUHAN
USI A LANJUTUSI A LANJUT
KURANG GI ZIKURANG GI ZI
IMR, perkembangan
mental terhambat,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa
Proses
Pertumbuhan
lambat, ASI
ekslusif kurang,
MP-ASI tidak benar
Kurang makan,
sering terkena
infeksi, pelayanan
kesehatan kurang,
pola asuh tidak
memadai
Konsumsi
gizi tidak cukup,
pola asuh kurang
Tumbuh
kembang
terhambat
Produktivitas
fisik berkurang/rendah
Pelayanan
kesehatan tidak
memadai
MMR
Konsumsi Kurang
Pelayanan
Kesehatan kurang
memadai
Konsumsi tidak
seimbang
Gizi janin
tidak baik
WUS KEKWUS KEK
BUMI L KEKBUMI L KEK
(KENAI KAN(KENAI KAN BBBB
RENDAH)RENDAH)
BBLRBBLR
BALI TA KEPBALI TA KEP
REMAJA &REMAJA &
USI A SEKOLAHUSI A SEKOLAH
GANGGUANGANGGUAN
PERTUMBUHANPERTUMBUHAN
USI A LANJUTUSI A LANJUT
KURANG GI ZIKURANG GI ZI
IMR, perkembangan
mental terhambat,
risiko penyakit kronis
pada usia dewasa
Proses
Pertumbuhan
lambat, ASI
ekslusif kurang,
MP-ASI tidak benar
Kurang makan,
sering terkena
infeksi, pelayanan
kesehatan kurang,
pola asuh tidak
memadai
Konsumsi
gizi tidak cukup,
pola asuh kurang
Tumbuh
kembang
terhambat
Produktivitas
fisik berkurang/rendah
Pelayanan
kesehatan tidak
memadai
MMR
Konsumsi Kurang
Pelayanan
Kesehatan kurang
memadai
Konsumsi tidak
seimbang
Gizi janin
tidak baik
INDIKATOR SURVEILANS GIZI
1. BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Definisi: yang dimaksud dengan berat badan lahir rendah adalah berat
badan bayi lahir hidup di bawah 2500 gram yang ditimbang pada
saat lahir.
Kegunaan:
A. Untuk screening (penapisan) individu
a). Indikator: Berat Badan Lahir (BBL)
b). Cut-off: BBL < 2500 gram
c). Sumber data: Bidan desa atau dukun terlatih
(Laporan kohor bayi)
d). Frekuensi: Setiap ada bayi lahir
e). Tujuan: penapisan bayi untuk diberikan perawatan
f). Pengguna: Puskesmas
B. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak
tingkat kecamatan
a). Indikator: Prevalensi bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari
jumlah bayi lahir hidup
b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15%
c). Sumber data: Puskesmas
(Kompilasi laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1
tahun dari Puskesmas-2 di kecamatan bersangkutan)
d). Frekuensi: Sekali setahun (dihitung pada tengah tahun)
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat, terutama ibu dan anak
f). Pengguna: Kecamatan
Surveilans Gizi (draft) 5
C. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak
antar kecamatan dalam kabupaten
a). Indikator: Prevalensi bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari
jumlah bayi lahir hidup
b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15%
c). Sumber data: Kecamatan
(Kompilasi laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1
tahun dari Kecamatan-kecamatan di kabupaten
bersangkutan)
d). Frekuensi: Sekali setahun (dihitung pada tengah tahun)
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat, terutama ibu dan anak
f). Pengguna: Kabupaten --- dan --- Propinsi
D. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak
tingkat nasional
a). Indikator: Prevalensi BBLR dalam periode tertentu
b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15%
c). Sumber data: Tim Surkesnas (Badan Litbangkes + BPS)
(Survei Kesehatan Nasional)
d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan
masyarakat, terutama ibu dan anak secara nasional
f). Pengguna: Primer: Pusat
2. MASALAH GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA
Definisi: Gangguan pertumbuhan: bila BGM atau tiga kali penimbangan
bulanan tidak naik berat badan (BB)
Kegunaan:
Surveilans Gizi (draft) 6
A. Screening individu balita untuk rujukan/perawatan/treatmen
a). Indikator: Pertumbuhan berat badan (SKDN)
b). Cut-off: 1. BGM (BB/U < -3SD)
2. 3T (3 kali penimbangan tidak naik BB)
c). Sumber data: Posyandu
(Penimbangan bulanan)
d). Frekuensi: sekali sebulan
e). Tujuan: Screening balita yang memerlukan tindakan rujukan
atau intervensi khusus (pengobatan dan atau PMT
pemulihan)
f). Pengguna: Puskesmas
B. Gambaran keadaan pertumbuhan balita tingkat kecamatan
a). Indikator: 1. % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila
D/S belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan.
2. % BGM/D
b). Trigger level: 1. % N/(D-O-B) < 60%
2. % BGM > 1%
c). Sumber data: Puskesmas
(Kompilasi laporan SKDN dari Puskesmas-2 yang ada
di wilayah kecamatan bersangkutan)
d). Frekuensi: sekali sebulan
e). Tujuan: Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk tindakan
preventif terhadap memburuknya keadaan gizi
f). Pengguna: Kecamatan
C. Gambaran keadaan pertumbuhan balita antar kecamatan dalam
kabupaten
a). Indikator: 1. % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila
D/S belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan.
Surveilans Gizi (draft) 7
2. % BGM/D
b). Trigger level: 1. % N/(D-O-B) < 60%, dan
2. % BGM > 1%
c). Sumber data: Kecamatan
(Kompilasi laporan SKDN dari Kecamatan-2 yang ada
di wilayah kabupaten bersangkutan)
d). Frekuensi: sekali sebulan
e). Tujuan: Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk tindakan
preventif terhadap memburuknya keadaan gizi
f). Pengguna: Kabupaten --- dan --- propinsi
3. MASALAH KEP BALITA
Definisi: Gizi kurang bila BB/U < -2 SD dan Gizi buruk bila BB/U < -3 SD
Kegunaan:
A. Screening individu balita untuk rujukan/perawatan/treatment
a). Indikator: BB/U
b). Cut-off: BB/U <-2 SD (gizi kurang) dan BB/U < -3 SD
(gizi buruk), kwasiorkor dan marasmus
c). Sumber data: Puskesmas
(Pelacakan gizi buruk, kunjungan pasien, dan
opsional kegiatan bulan penimbangan)
d). Frekuensi: setiap ditemukan kasus (setiap saat)
e). Tujuan: Rujukan atau memberikan treatment khusus bagi
penderita sesuai dengan “grade” kurang gizinya.
f). Pengguna: Puskesmas
B. Memberikan gambaran perkembangan keadaan gizi balita di kecamatan-2
dalam kabupaten
a). Indikator: Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
b). Trigger level: 1. Prevalensi gizi kurang > 20%, atau
2. Prevalensi gizi buruk > 1%
Surveilans Gizi (draft) 8
c). Sumber data: Pemantauan Status Gizi (PSG)
d). Frekuensi: Sekali setahun
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi balita untuk
perencanaan program dan perumusan kebijakan
g). Pengguna: Kabupaten, Propinsi --- dan --- Pusat
C. Memberikan gambaran perkembangan keadaan gizi balita tingkat
Propinsi dan nasional
a). Indikator: Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk
b). Trigger level: 1. Prevalensi gizi kurang > 20%, atau
2. Prevalensi gizi buruk > 1%
c). Sumber data: BPS (Susenas)
d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi balita untuk
perencanaan program dan perumusan kebijakan
di tingkat nasional
f). Pengguna: Pusat
4. MASALAH GANGGUAN PERTUMBUHAN ANAK USIA MASUK
SEKOLAH
Definisi: Gangguan pertumbuhan anak usia masuk sekolah adalah pencapa-
ian tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS)
Kegunaan
(a) refleksi keadaan gizi masyarakat, (b) gambaran keadaan sosial
ekonomi masyarakat, dan (c) gambaran efektivitas upaya
perbaikan gizi masa balita
a). Indikator: Prevalensi pendek (TB/U<-2 SD)
b). Trigger level: Prevalensi pendek >20%
c). Sumber data: Pemantauan TBABS --- DepKes Kesos
d). Frekuensi: Sekali dalam 5 tahun
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi masyarakat,
Surveilans Gizi (draft) 9
keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan efektivitas
upaya perbaikan keadaan gizi masa balita
f). Pengguna: Kabupaten, Propinsi --- dan --- pusat
5. MASALAH KEK DAN RESIKO KEK WANITA USIA SUBUR (WUS)
USIA 15 – 45 TAHUN DAN IBU HAMIL
Definisi: 1. KEK Ibu hamil: LILA< 23,5 cm
2. KEK WUS: IMT < 18,5
3. Resiko KEK WUS: LILA < 23,5 cm
Kegunaan:
A. Screening Ibu hamil yang memiliki resiko BBLR untuk diberikan treatmen
(penyuluhan)
a). Indikator : Lingkar Lengan Atas (LILA)
b). Cut-off : LILA < 23,5 cm
c). Sumber data : Kohor Ibu Hamil – bidan desa --- Puskesmas
d). Frekuensi : Setiap ditemukan ibu hamil (setiap saat)
e). Tujuan : Screening ibu hamil KEK untuk diberikan penyu-
luhan dan intervensi (PMT ibu hamil)
g). Pengguna : Puskesmas
B. Memberikan gambaran perkembangan status gizi WUS
a). Indikator: 1. KEK: Indeks massa tubuh (IMT)
2. Resiko KEK: Lingkar Lengan Atas (LILA)
b). Cut-off: 1. KEK: IMT < 18,5
2. Resiko KEK: LILA< 23,5 cm
c). Sumber data: Survei cepat dan Surkesnas (KEK WUS) dan
Susenas (Resiko KEK)
d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun
e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi kelompok
wanita usia subur
Surveilans Gizi (draft) 10
f). Pengguna: Resiko KEK : Propinsi --- dan --- Pusat
KEK WUS : Pusat
6. MASALAH GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
Definisi: GAKY: Defisiensi yodium
Kegunaan: Memberikan gambaran besar dan sebaran masalah GAKY
a). Indikator: 1. Prevalensi GAKY (Total Goiter Rate=TGR) anak
sekolah
2. Eksresi Yodium Urin (EYU) pada anak sekolah
3. Konsumsi garam beryodium rumahtangga
b). Trigger level: 1. TGR > 5%
2. EYU 100 mcg/dl > 50%
3. Konsumsi garam beryodium (>=30 ppm) < 80%
rumahtangga
c). Sumber data: 1. TGR dan EYU : Survei nasional pemetaan GAKY
2. Konsumsi garam beryodium: Susenas dan
monitoring garam beryodium oleh Kabupaten
d). Frekuensi: TGR dan EYU : Sekali 5 tahun,
Konsumsi garam beryodium: Sekali 3 tahun (Susenas)
dan sekali setahun (monitoring oleh Kabupaten)
e). Tujuan: Memberikan gambaran tentang masalah GAKY untuk
manajemen program perbaikan GAKY (distribusi
kapsul dan garam beryodium)
g). Pengguna: Kabupaten --- Propinsi --- Pusat
7. MASALAH KVA
Definisi : defisiensi vitamin A
Surveilans Gizi (draft) 11
Kegunaan :
Screening kasus Xerophtalmia untuk perawatan.
a. Indikator : kasus Xerophtalmia
b. Trigger level : Setiap ada kasus
c. Sumber data : Laporan kasus Puskesmas dan RS setempat
d. Frekuensi : Setiap ada kasus (setiap saat)
e. Tujuan : Tindakan cepat penanganan masalah Xerophtalmia
f. Pengguna : kabupaten---Propinsi---Pusat.
Untuk memberikan gambaran perkembangan masalah KVA
a. Indikator : Prevalensi X1B dan Prev.Serum Retinol <20mcg/dl
b. Trigger level : 1. Prev X1B > 0,5%
2. Prev Serum Retinol (<20 mcg/dl) > 0,5%
c. Sumber data : Survei Vitamin A (SUVITA) -Depkes Kesos
d. Frekuensi : Sekali dalam 10 tahun
e. Pengguna : Propinsi---dan---Pusat
8. MASALAH KONSUMSI GIZI
Definisi : Masalah defisiensi Intake Makro dan Mikro nutrient di masyarakat.
Kegunaan :
Memberikan gambaran perkembangan konsumsi makro dan mikronutrien
serta pola konsumsi masyarakat.
a. Indikator : Prevalensi defisit energi dan protein serta zat gizi mikro
(Vit.A, zat Besi, Kalsium dan Vit. B1)
b. Trigger level : 1. Prev.rumah tangga dengan konsumsi energi
(<70% RDA) >30%
2. Prev.rumah tangga dengan konsumsi protein
(<70% RDA) >30%
3. Lainnya dengan melihat besaran & perkembangan
dari waktu ke waktu.
Surveilans Gizi (draft) 12
c. Sumber data : Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Depkes Kesos.
d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun
e. Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah dan untuk analisa
faktor-faktor yang berkaitan, dan juga memberikan
masukan bagi instansi yang berkaitan dengan
ketersediaan pangan.
f. Pengguna : Kabupaten---Propinsi---Pusat.
9. MASALAH ANEMIA GIZI
Definisi : Defisiensi zat besi yang diindikasikan dengan kadar Hb darah <11mg%
(wanita hamil), atau <12 mg% pada wanita tidak hamil
Kegunaan :
Memberikan gambaran perkembangan masalah anemia dan besarannya.
a. Indikator : 1) Prevalensi anemia pada bayi
2) Prevalensi anemia balita
3) Prevalensi anemia pada ibu hamil/bufas
4) Prevalensi anemia pada WUS
5) Prevalensi anemia pada Lansia
6) Prevalensi anemia pada Nakerwan
b. Trigger level : belum ada ketentuan
c. Sumber data : Badan Litbang Kes (+ BPS), Surkesnas
d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun
e. Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah anemia gizi untuk perencanaan
program, perumusan kebijakan penanganannya.
f. Pengguna : Pusat.
10. GIZI DARURAT
Definisi : Keadaan darurat yang dimaksud adalah situasi yang terjadi
akibatkonflik politik, bencana alam atau konflik lainnya yang
Surveilans Gizi (draft) 13
mengakibatkan banyak penduduk keluar dari daerah tempat tinggalnya
dan tinggal pada lokasi baru (tempat pengungsian)
Kegunaan :
Memberikan masukan dalam kaitannya dengan penanganan pangan dan gizi dalam
keadaan darurat.
a. Indikator : Prevalensi wasting (BB/TB)
b. Trigger level : Prevalensi BB/TB (<-2SD) >15%, atau antara 10-15% dengan
angka kematian kasar 1/10000, atau angka kematian gizi buruk
>1%.
c. Sumber data : Survei cepat dan monitoring keadaan gizi di lokasi darurat oleh
propins dan pusat (international agency).
d. Frekuensi : 1. Survei Cepat, sekali saat terjadi pengungsian.
2. Monitoring, tergantung kebutuhan (sekali dalam 3 bulan atau
sekali dalam 6 bulan).
e. Tujuan : Manajemen penanganan masalah gizi pada situasi darurat
f. Pengguna : Kabupaten---Propinsi---Pusat---International Agencies---LSM
11. MASALAH GIZI LEBIH ORANG DEWASA
Definisi : Yang dimaksud dengan gizi lebih adalah mulai dari overweight sampai
dengan obese.
Kegunaan :
Memberikan gambaran kecenderungan masalah gizi lebih terutama di daerah
perkotaan.
a. Indikator : Prevalensi IMT>25
b. Trigger level : Prevalensi IMT (IMT>25) >10%
c. Sumber data : Survei cepat IMT Depkes & Kesos
d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun
e. Tujuan : Manajemen penanganan masalah gizi lebih pada orang dewasa.
Surveilans Gizi (draft) 14
f. Pengguna : Propinsi---Pusat.
12. MASALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI
Definisi : 1. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan.
2. MP-ASI adalah makanan tambahan dalam bentuk lunak maupun bentuk
makanan dewasa selain ASI sampai anak usia 24 bulan.
Kegunaan :
A. Memberikan gambaran tentang perkembangan praktek pemberian ASI eksklusif.
a. Indikator : Proporsi ibu memiliki bayi usia 4 bulan yang hanya
memberikan ASI (ASI-Eksklusif).
b. Trigger level : Proporsi ASI Eksklusif tidak menurun.
c. Sumber : Badan Litbangkes (+BPS) --- Surkesnas
d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun.
e. Tujuan : Manajemen penyuluhan dalam rangka peningkatan
praktek pemberian ASI-Eksklusif.
f. Pengguna : Propinsi---Pusat
B. Penyuluhan individu ibu yang memiliki anak usia 4 bulan ke bawah agar
memberikan ASI-Eksklusif.
a. Indikator : Ibu yang memiliki anak usia 4 bulan ke bawah
b. Trigger level : Tidak memberikan ASI-Eksklusif
c. Sumber data : Kohort bayi--- Bidan desa/Kader Posyandu
d. Frekuensi : Setiap ada ibu yang memiliki bayi 4 bulan ke bawah.
e. Tujuan : Tindakan penyuluhan agar memberikan ASI-Eksklusif.
f. Pengguna : Puskesmas
Surveilans Gizi (draft) 15
Surveilans Gizi (draft) 16
Tabel 1. (Ringkasan Indikator Surveilans Gizi)
Indikator dan sumber data masalah gizi di Kecamatan, kabupaten/kota, Propinsi dan Pu
Masalah gizi Kecamatan Kabupaten/Kota Propinsi
1. BBLR Indikator Penapisan kasus BBLR Jumlah kasus Prevalensi BBLR
BBLR/Kec
Sumber data Register kohort ibu dan Laporan SP2TP SURKESNAS
bayi
2. Balita kurang Indikator 1.Jml balita BGM dan TN 1.Prevalensi kurang 1.Prevalensi kurang
gizi 2.kasus gizi buruk gizi/kec gizi /kab
2. Kasus gizi buruk
Sumber data 1.Rujukan posyandu 1.PSG balita 1.PSG Balita
2.Validasi kasus 2.Lap.KLB
3.Gangguan Indikator 1.Jml balita N/D di 1.Prevalensi gizi 1.Prevalensi gizi
pertumbuhan di posyandu kurang/kec kurang/kab
2.Kasus gizi kurang 2.Kasus gizi kurang 2.Prevalensi gizi
anak usia sekolah anak usia sekolah/ kurang anak usia
kecamatan sekolah/kab-kota
Sumber data 1.Rekapitulasi posyandu 1.Rekapitulasi kec 1.Rekapitulasi Kab/
SKDN, (F3 gizi) kec
2.Survei TBABS 2.Hasil.survei TBABS 2.Hasil suvei TBABS
4.KEK(WUS) Indikator 1.Jml WUS dgn IMT <18.5 Prevalensi KEK(WUS) Prevalensi KEK(WUS)
2.Jml WUS dgn LILA <23.5 /kec /Kec,Kab
Sumber data Penemuan/validasi kasus Hsl survei cepat kec Hsl survei cepat Kec,
Kab
5.KEK (BUMIL) Indikator Jml Bumil dgn Lila <23.5 Prevalensi KEK(BUMIL) Prevalensi KEK(BUMIL)
/kec /kab
Sumber data validasi kasus - SUSENAS
6.GAKY Indikator 1.Jml TGR anak sekolah 1.Prevalensi Gondok (TGR) 1.Prevalensi Gondok
2.Jml UIE anak sekolah 2.Sebaran Kecamatan dgn 2.Sebaran Kec,Kab
gondok endemik dgn gondok endemik
Konsumsi grm 3.Jml rumah tangga mengkon- 3.Presentase rumah 3. Presentase rumah
beryodium sumsi grm beryodium tangga mengkonsumsi grm tangga mengkonsum-
beryodium kec si grm beryodium kec,
kab
Sumber data 1.Hsl survei GAKY 1.Hsl survei GAKY
2.Survei konsumsi grm 2.Hsl survei konsumsi
beryodium kec grm beryodium kec,
kab
7.KVA Indikator 1.Jml anak dgn buta senja 1.Prevalensi KVA kec Prevalensi KVA kec,
2.validasi kasus xerophthalmia 2.Laporan kasus kab
Sumber data Hasil Survei Vitamin A Hasil Survei Vit. A
8.Konsumsi gizi Indikator Jml rumah tangga defisit Prev. rumah tangga defisit Prev. rumah tangga
energi/protein energi/protein kec defisit energi/protein
Surveilans Gizi (draft) 17
kec,kab
Sumber data Hasil survei konsumsi gizi Hasil survei konsumsi
gizi
9.Anemia gizi Indikator Prevalensi anemia gizi Prevalensi anemia gizi
Sumber data
10.Gizi darurat Indikator Jml balita gizi buruk di Prev.balita gizi buruk di Prev.Balita gizi buruk
tempat pengungsian tempat pengungsian di tempat pengungsian
Sumber data Survei cepat Hasil survei cepat kec Hasil survei cepat kec,
kab
11.Gizi lebih pd Indikator Jumlah penduduk dgn Prevalensi IMT > 25 kec Prevalensi IMT >25
org dewasa IMT >25 kec,kab
Sumber data Survei cepat Hasil survei cepat kec Hasil survei cepat kec,
kab
12.ASI Eksklusif/ Indikator Jumlah anak 0-4 bl yg diberi Presentase anak 0-4 bl yg Presentase anak 0-4 bl
MP-ASI ASI saja diberi ASI saja yang diberi ASI saja
Sumber data Laporan kohort bayi di pus Hasil laporan SURKESNAS
kesmas
Surveilans Gizi (draft) 18

More Related Content

What's hot

33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rsSega Prirahmadan
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesRatna Arditya
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibuFionna Pohan
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Yesir Hasan
 
Konsep gizi
 Konsep gizi Konsep gizi
Konsep gizifadzan
 
Gizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaGizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaAgnescia Sera
 
Evaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesEvaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesFirda Amalia
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Dokter Tekno
 
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 21000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2sitifaizah7
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiNajMah Usman
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilR-ny Simbolon
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanom_wiez
 
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyanduKuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyanduRatna Arditya
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malariaJoni Iswanto
 

What's hot (20)

33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs33121043 makalah-pembiayaan-rs
33121043 makalah-pembiayaan-rs
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Konsep gizi
 Konsep gizi Konsep gizi
Konsep gizi
 
Gizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remajaGizi pada anak sekolah & remaja
Gizi pada anak sekolah & remaja
 
Evaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicatesEvaluation of growth indicates
Evaluation of growth indicates
 
Leaflet bumil
Leaflet bumilLeaflet bumil
Leaflet bumil
 
Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)Buku bumil kek (1 52)
Buku bumil kek (1 52)
 
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 21000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2
1000 hari-pertama-kehidupan-ppt 2
 
Bab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologiBab vi studi desain epidemiologi
Bab vi studi desain epidemiologi
 
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamilPenyuluhan gizi pd ibu hamil
Penyuluhan gizi pd ibu hamil
 
Pengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatanPengantar promosi kesehatan
Pengantar promosi kesehatan
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyanduKuesioner pengetahuan kader posyandu
Kuesioner pengetahuan kader posyandu
 
5.surveilans malaria
5.surveilans malaria5.surveilans malaria
5.surveilans malaria
 
Anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamilAnemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil
 

Viewers also liked

Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans gizitirolyn
 
Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019dentalid
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm downloadSiti Gz
 
Presentasi cbms karawang kulon
Presentasi cbms karawang kulonPresentasi cbms karawang kulon
Presentasi cbms karawang kulonDokter Tekno
 
Sedação e cp
Sedação e cpSedação e cp
Sedação e cpKakauBH
 
NO HORSE PLAY
NO HORSE PLAYNO HORSE PLAY
NO HORSE PLAYEEWPRRK8
 
Tads junior doctors induction dec 2013
Tads junior doctors induction dec 2013Tads junior doctors induction dec 2013
Tads junior doctors induction dec 2013Yasir Hameed
 
Presentatie Ruilklassen Weerijs
Presentatie Ruilklassen WeerijsPresentatie Ruilklassen Weerijs
Presentatie Ruilklassen Weerijsthijsseng
 
When athletes retire problems leaving the sports arena
When athletes retire problems leaving the sports arenaWhen athletes retire problems leaving the sports arena
When athletes retire problems leaving the sports arenaYasir Hameed
 
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'Rowin Petersma
 
Media Evaluation
Media EvaluationMedia Evaluation
Media EvaluationJennm1
 
Infusing social justice principles in the research process
Infusing social justice principles in the research processInfusing social justice principles in the research process
Infusing social justice principles in the research processruthcwhite
 
The Reproductive System
The Reproductive SystemThe Reproductive System
The Reproductive Systembsullivan4
 
Nagiosql和centreon比较
Nagiosql和centreon比较Nagiosql和centreon比较
Nagiosql和centreon比较GGclub
 

Viewers also liked (20)

Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans gizi
 
Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019Renstra Kemenkes 2015 2019
Renstra Kemenkes 2015 2019
 
Gizi pkm download
Gizi pkm downloadGizi pkm download
Gizi pkm download
 
Sap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamilSap gizi ibu hamil
Sap gizi ibu hamil
 
Presentasi cbms karawang kulon
Presentasi cbms karawang kulonPresentasi cbms karawang kulon
Presentasi cbms karawang kulon
 
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
Renstra Kementerian Kesehatan RI Thn 2010-2014
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
 
Sedação e cp
Sedação e cpSedação e cp
Sedação e cp
 
NO HORSE PLAY
NO HORSE PLAYNO HORSE PLAY
NO HORSE PLAY
 
Tads junior doctors induction dec 2013
Tads junior doctors induction dec 2013Tads junior doctors induction dec 2013
Tads junior doctors induction dec 2013
 
Presentatie Ruilklassen Weerijs
Presentatie Ruilklassen WeerijsPresentatie Ruilklassen Weerijs
Presentatie Ruilklassen Weerijs
 
When athletes retire problems leaving the sports arena
When athletes retire problems leaving the sports arenaWhen athletes retire problems leaving the sports arena
When athletes retire problems leaving the sports arena
 
Langzame Stad
Langzame StadLangzame Stad
Langzame Stad
 
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'
Rowin Petersma \'Projects 2011-2\'
 
Media Evaluation
Media EvaluationMedia Evaluation
Media Evaluation
 
Infusing social justice principles in the research process
Infusing social justice principles in the research processInfusing social justice principles in the research process
Infusing social justice principles in the research process
 
The Eye
The EyeThe Eye
The Eye
 
The Reproductive System
The Reproductive SystemThe Reproductive System
The Reproductive System
 
Nagiosql和centreon比较
Nagiosql和centreon比较Nagiosql和centreon比较
Nagiosql和centreon比较
 
LessonPlanning2
LessonPlanning2LessonPlanning2
LessonPlanning2
 

Similar to SURGZN

Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Hrdnt
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionSafira Sahida
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...InkaEndaFebiolaBrKar
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdfAhmadSyaifudin54
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdfAhmadSyaifudin54
 
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.pptFerdianSubhan1
 
Makalah ph sebagian
Makalah ph sebagianMakalah ph sebagian
Makalah ph sebagianfajri ijrian
 
Status Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziStatus Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziDewi MuLya
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsCut Ampon Lambiheue
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxRahmatBuludawa2
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxsukraini
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptxOktoviaKaka
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Sii AQyuu
 

Similar to SURGZN (20)

Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
Analisis Problem Statement Manajemen Kesehatan Tingkat Daerah
 
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutritionKAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
KAJIAN STRATEGIS KESEHATAN MASYARAKAT GLOBAL_Current issues in undernutrition
 
Kelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran IntervensiKelompok Sasaran Intervensi
Kelompok Sasaran Intervensi
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...3 MATERI PEPPGBM  PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
3 MATERI PEPPGBM PERTEMUAN 9 TGL 6-4-2022 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PANG...
 
Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013Materi dasar rev-15 feb-2013
Materi dasar rev-15 feb-2013
 
Sumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam IntervensiSumberdaya dalam Intervensi
Sumberdaya dalam Intervensi
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
 
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
357837265-Kerangka-Acuan-Tata-Laksana-Gizi-Buruk.pdf
 
Strategi mtbs new
Strategi mtbs newStrategi mtbs new
Strategi mtbs new
 
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt2. MTBS untuk TB Anak.ppt
2. MTBS untuk TB Anak.ppt
 
Makalah ph sebagian
Makalah ph sebagianMakalah ph sebagian
Makalah ph sebagian
 
Status Kesehatan Gizi
Status Kesehatan GiziStatus Kesehatan Gizi
Status Kesehatan Gizi
 
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGsPeran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
Peran Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian MDGs
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptx
 
STBM dan STUNTING.ppt
STBM dan STUNTING.pptSTBM dan STUNTING.ppt
STBM dan STUNTING.ppt
 
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docxpdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
pdf-tor-pmt-lokal_compress.docx
 
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
1. Masalah Gizi di Indonesia.pptx
 
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
Analisis Pengaruh Perilaku Keluarga Sadar Gizi Terhadap Stunting Di Propinsi ...
 

Recently uploaded

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 

Recently uploaded (12)

Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 

SURGZN

  • 1. SURVEILANS GIZI – (Draft) (Direktorat Gizi Masyarakat) 1. Upaya perbaikan gizi dengan ruang lingkup nasional dimulai pada tahun 1980. Diawali dengan berbagai survei dasar, disusun strategi dan kebijakan yang pada umumnya melibatkan berbagai sektor terkait. Keberhasilan program perbaikan gizi dinilai berdasarkan laporan rutin dan juga survei berkala melalui survei khusus maupun diintegrasikan pada survei nasional seperti Susenas, Survei Kesehatan Rumah Tangga dan lain-lain. 2. Kecenderungan status gizi kurang dipantau melalui Susenas 1989 sampai dengan 2000. Pada tahun 1989, gizi kurang diderita oleh 37,5% anak balita. Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang adalah 24,6%. Yang menjadi masalah adalah penderita gizi buruk, yang terlihat tidak terjadi penurunan prevalensi. Prevalensi gizi buruk pada anak balita terlihat meningkat dari 6.3% pada tahun 1989, menjadi 11,5% pada tahun 1995, kemudian turun menjadi 7,5% pada tahun 2000. Terlepas dari kejadian krisis ekonomi tahun 1997, memasuki tahun 2000, masalah gizi kurang masih ditemui pada sebagian besar penduduk. Masih ditemukan 20 kabupaten dengan prevalensi gizi kurang pada anak balita diatas 40%, 60 kabupaten dengan prevalensi antara 30-40%, dan 141 kabupaten dengan perevalensi antara 20-30%. 3. Masalah tingginya prevalensi gizi kurang pada anak balita berhubungan dengan masih tingginya bayi lahir dengan berat badan rendah. Pevalensi BBLR ini masih berkisar antara 2 sampai 17% pada periode 1990-2000. Akibat dari BBLR dan gizi kurang pada balita berkelanjutan pada masalah pertumbuhan anak usia masuk sekolah. Berdasarkan hasil pemantauan Tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS), diketahui bahwa prevalensi anak pendek tahun 1994 adalah 39,8%. Prevalensi ini turun menjadi 36,1% pada tahun 1999. Surveilans Gizi (draft) 1
  • 2. 4. Masalah gizi kurang pada anak berkelanjutan pada wanita usia subur, yang akan melahirkan anak dengan risiko BBLR, disertai dengan masalah anemia dan gizi mikro lainnya, seperti kurang yodium, selenium, kalsium, dan seng. 5. Faktor penyebab langsung dari masalah gizi kurang ini berkaitan dengan konsumsi gizi. Pada periode 1995-2000, masih dijumpai hampir 50% rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari 70% terhadap angka kecukupan gizi yang dianjurkan (2200 Kkal/kapita/hari; 48 gram protein/kapita/hari). 6. Akar permasalahan adalah kemiskinan dan situasi sosial politik yang tidak menentu. Tahun 1999, kajian Susenas memperkirakan 47,9 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan. 7. Analisis situasi yang terus menerus, baik dalam bentuk besarnya masalah maupun faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah tersebut, perlu dilakukan mulai dari tingkat administrasi terendah di tingkat desa sampai dengan tingkat nasional. 8. Dengan demikian Surveilans gizi diperlukan dengan berlandaskan pada kerangka konsep yang diperkenalkan UNICEF (Bagan 1) agar sasaran (target) penduduk yang berisiko rawan gizi (Bagan 2) dapat diketahui untuk kepentingan intervensi. 9. Bagan 1. Penyebab Kurang Gizi Surveilans Gizi (draft) 2
  • 3. KURANG GIZI Makan Tidak Seimbang Penyakit Infeksi Tidak Cukup Persediaan Pangan Pola Asuh Anak Tidak Memadai Sanitasi dan Air Bersih/Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak Memadai Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial Dampak Penyebab langsung Penyebab Tidak langsung Pokok Masalah di Masyarakat Akar Masalah (nasional) Surveilans Gizi (draft) 3
  • 4. 10. Bagan 2. Target intervensi pada kelompok penduduk 11. Pada halaman berikut ini dilampirkan beberapa indikator penting berkaitan dengan surveilans gizi. Ringkasan indikator dicantumkan pada tabel 1. 12. Indikator surveilans gizi ini masih menerima kritik dan saran, dan akan terus diperbarui. Surveilans Gizi (draft) 4 WUS KEKWUS KEK BUMI L KEKBUMI L KEK (KENAI KAN(KENAI KAN BBBB RENDAH)RENDAH) BBLRBBLR BALI TA KEPBALI TA KEP REMAJA &REMAJA & USI A SEKOLAHUSI A SEKOLAH GANGGUANGANGGUAN PERTUMBUHANPERTUMBUHAN USI A LANJUTUSI A LANJUT KURANG GI ZIKURANG GI ZI IMR, perkembangan mental terhambat, risiko penyakit kronis pada usia dewasa Proses Pertumbuhan lambat, ASI ekslusif kurang, MP-ASI tidak benar Kurang makan, sering terkena infeksi, pelayanan kesehatan kurang, pola asuh tidak memadai Konsumsi gizi tidak cukup, pola asuh kurang Tumbuh kembang terhambat Produktivitas fisik berkurang/rendah Pelayanan kesehatan tidak memadai MMR Konsumsi Kurang Pelayanan Kesehatan kurang memadai Konsumsi tidak seimbang Gizi janin tidak baik WUS KEKWUS KEK BUMI L KEKBUMI L KEK (KENAI KAN(KENAI KAN BBBB RENDAH)RENDAH) BBLRBBLR BALI TA KEPBALI TA KEP REMAJA &REMAJA & USI A SEKOLAHUSI A SEKOLAH GANGGUANGANGGUAN PERTUMBUHANPERTUMBUHAN USI A LANJUTUSI A LANJUT KURANG GI ZIKURANG GI ZI IMR, perkembangan mental terhambat, risiko penyakit kronis pada usia dewasa Proses Pertumbuhan lambat, ASI ekslusif kurang, MP-ASI tidak benar Kurang makan, sering terkena infeksi, pelayanan kesehatan kurang, pola asuh tidak memadai Konsumsi gizi tidak cukup, pola asuh kurang Tumbuh kembang terhambat Produktivitas fisik berkurang/rendah Pelayanan kesehatan tidak memadai MMR Konsumsi Kurang Pelayanan Kesehatan kurang memadai Konsumsi tidak seimbang Gizi janin tidak baik
  • 5. INDIKATOR SURVEILANS GIZI 1. BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Definisi: yang dimaksud dengan berat badan lahir rendah adalah berat badan bayi lahir hidup di bawah 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir. Kegunaan: A. Untuk screening (penapisan) individu a). Indikator: Berat Badan Lahir (BBL) b). Cut-off: BBL < 2500 gram c). Sumber data: Bidan desa atau dukun terlatih (Laporan kohor bayi) d). Frekuensi: Setiap ada bayi lahir e). Tujuan: penapisan bayi untuk diberikan perawatan f). Pengguna: Puskesmas B. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak tingkat kecamatan a). Indikator: Prevalensi bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari jumlah bayi lahir hidup b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15% c). Sumber data: Puskesmas (Kompilasi laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari Puskesmas-2 di kecamatan bersangkutan) d). Frekuensi: Sekali setahun (dihitung pada tengah tahun) e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak f). Pengguna: Kecamatan Surveilans Gizi (draft) 5
  • 6. C. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak antar kecamatan dalam kabupaten a). Indikator: Prevalensi bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari jumlah bayi lahir hidup b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15% c). Sumber data: Kecamatan (Kompilasi laporan kohor bayi BBLR dalam periode 1 tahun dari Kecamatan-kecamatan di kabupaten bersangkutan) d). Frekuensi: Sekali setahun (dihitung pada tengah tahun) e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak f). Pengguna: Kabupaten --- dan --- Propinsi D. Untuk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak tingkat nasional a). Indikator: Prevalensi BBLR dalam periode tertentu b). Trigger level: Prevalensi BBLR > 15% c). Sumber data: Tim Surkesnas (Badan Litbangkes + BPS) (Survei Kesehatan Nasional) d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi dan kesehatan masyarakat, terutama ibu dan anak secara nasional f). Pengguna: Primer: Pusat 2. MASALAH GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA Definisi: Gangguan pertumbuhan: bila BGM atau tiga kali penimbangan bulanan tidak naik berat badan (BB) Kegunaan: Surveilans Gizi (draft) 6
  • 7. A. Screening individu balita untuk rujukan/perawatan/treatmen a). Indikator: Pertumbuhan berat badan (SKDN) b). Cut-off: 1. BGM (BB/U < -3SD) 2. 3T (3 kali penimbangan tidak naik BB) c). Sumber data: Posyandu (Penimbangan bulanan) d). Frekuensi: sekali sebulan e). Tujuan: Screening balita yang memerlukan tindakan rujukan atau intervensi khusus (pengobatan dan atau PMT pemulihan) f). Pengguna: Puskesmas B. Gambaran keadaan pertumbuhan balita tingkat kecamatan a). Indikator: 1. % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila D/S belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan. 2. % BGM/D b). Trigger level: 1. % N/(D-O-B) < 60% 2. % BGM > 1% c). Sumber data: Puskesmas (Kompilasi laporan SKDN dari Puskesmas-2 yang ada di wilayah kecamatan bersangkutan) d). Frekuensi: sekali sebulan e). Tujuan: Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk tindakan preventif terhadap memburuknya keadaan gizi f). Pengguna: Kecamatan C. Gambaran keadaan pertumbuhan balita antar kecamatan dalam kabupaten a). Indikator: 1. % N/(D-O-B) dengan kondisi (D/S >= 80%). Bila D/S belum >=80% upayakan untuk ditingkatkan. Surveilans Gizi (draft) 7
  • 8. 2. % BGM/D b). Trigger level: 1. % N/(D-O-B) < 60%, dan 2. % BGM > 1% c). Sumber data: Kecamatan (Kompilasi laporan SKDN dari Kecamatan-2 yang ada di wilayah kabupaten bersangkutan) d). Frekuensi: sekali sebulan e). Tujuan: Evaluasi keadaaan pertumbuhan balita untuk tindakan preventif terhadap memburuknya keadaan gizi f). Pengguna: Kabupaten --- dan --- propinsi 3. MASALAH KEP BALITA Definisi: Gizi kurang bila BB/U < -2 SD dan Gizi buruk bila BB/U < -3 SD Kegunaan: A. Screening individu balita untuk rujukan/perawatan/treatment a). Indikator: BB/U b). Cut-off: BB/U <-2 SD (gizi kurang) dan BB/U < -3 SD (gizi buruk), kwasiorkor dan marasmus c). Sumber data: Puskesmas (Pelacakan gizi buruk, kunjungan pasien, dan opsional kegiatan bulan penimbangan) d). Frekuensi: setiap ditemukan kasus (setiap saat) e). Tujuan: Rujukan atau memberikan treatment khusus bagi penderita sesuai dengan “grade” kurang gizinya. f). Pengguna: Puskesmas B. Memberikan gambaran perkembangan keadaan gizi balita di kecamatan-2 dalam kabupaten a). Indikator: Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk b). Trigger level: 1. Prevalensi gizi kurang > 20%, atau 2. Prevalensi gizi buruk > 1% Surveilans Gizi (draft) 8
  • 9. c). Sumber data: Pemantauan Status Gizi (PSG) d). Frekuensi: Sekali setahun e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi balita untuk perencanaan program dan perumusan kebijakan g). Pengguna: Kabupaten, Propinsi --- dan --- Pusat C. Memberikan gambaran perkembangan keadaan gizi balita tingkat Propinsi dan nasional a). Indikator: Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk b). Trigger level: 1. Prevalensi gizi kurang > 20%, atau 2. Prevalensi gizi buruk > 1% c). Sumber data: BPS (Susenas) d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi balita untuk perencanaan program dan perumusan kebijakan di tingkat nasional f). Pengguna: Pusat 4. MASALAH GANGGUAN PERTUMBUHAN ANAK USIA MASUK SEKOLAH Definisi: Gangguan pertumbuhan anak usia masuk sekolah adalah pencapa- ian tinggi badan anak baru masuk sekolah (TBABS) Kegunaan (a) refleksi keadaan gizi masyarakat, (b) gambaran keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan (c) gambaran efektivitas upaya perbaikan gizi masa balita a). Indikator: Prevalensi pendek (TB/U<-2 SD) b). Trigger level: Prevalensi pendek >20% c). Sumber data: Pemantauan TBABS --- DepKes Kesos d). Frekuensi: Sekali dalam 5 tahun e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi masyarakat, Surveilans Gizi (draft) 9
  • 10. keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan efektivitas upaya perbaikan keadaan gizi masa balita f). Pengguna: Kabupaten, Propinsi --- dan --- pusat 5. MASALAH KEK DAN RESIKO KEK WANITA USIA SUBUR (WUS) USIA 15 – 45 TAHUN DAN IBU HAMIL Definisi: 1. KEK Ibu hamil: LILA< 23,5 cm 2. KEK WUS: IMT < 18,5 3. Resiko KEK WUS: LILA < 23,5 cm Kegunaan: A. Screening Ibu hamil yang memiliki resiko BBLR untuk diberikan treatmen (penyuluhan) a). Indikator : Lingkar Lengan Atas (LILA) b). Cut-off : LILA < 23,5 cm c). Sumber data : Kohor Ibu Hamil – bidan desa --- Puskesmas d). Frekuensi : Setiap ditemukan ibu hamil (setiap saat) e). Tujuan : Screening ibu hamil KEK untuk diberikan penyu- luhan dan intervensi (PMT ibu hamil) g). Pengguna : Puskesmas B. Memberikan gambaran perkembangan status gizi WUS a). Indikator: 1. KEK: Indeks massa tubuh (IMT) 2. Resiko KEK: Lingkar Lengan Atas (LILA) b). Cut-off: 1. KEK: IMT < 18,5 2. Resiko KEK: LILA< 23,5 cm c). Sumber data: Survei cepat dan Surkesnas (KEK WUS) dan Susenas (Resiko KEK) d). Frekuensi: Sekali dalam 3 tahun e). Tujuan: Evaluasi perkembangan keadaan gizi kelompok wanita usia subur Surveilans Gizi (draft) 10
  • 11. f). Pengguna: Resiko KEK : Propinsi --- dan --- Pusat KEK WUS : Pusat 6. MASALAH GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) Definisi: GAKY: Defisiensi yodium Kegunaan: Memberikan gambaran besar dan sebaran masalah GAKY a). Indikator: 1. Prevalensi GAKY (Total Goiter Rate=TGR) anak sekolah 2. Eksresi Yodium Urin (EYU) pada anak sekolah 3. Konsumsi garam beryodium rumahtangga b). Trigger level: 1. TGR > 5% 2. EYU 100 mcg/dl > 50% 3. Konsumsi garam beryodium (>=30 ppm) < 80% rumahtangga c). Sumber data: 1. TGR dan EYU : Survei nasional pemetaan GAKY 2. Konsumsi garam beryodium: Susenas dan monitoring garam beryodium oleh Kabupaten d). Frekuensi: TGR dan EYU : Sekali 5 tahun, Konsumsi garam beryodium: Sekali 3 tahun (Susenas) dan sekali setahun (monitoring oleh Kabupaten) e). Tujuan: Memberikan gambaran tentang masalah GAKY untuk manajemen program perbaikan GAKY (distribusi kapsul dan garam beryodium) g). Pengguna: Kabupaten --- Propinsi --- Pusat 7. MASALAH KVA Definisi : defisiensi vitamin A Surveilans Gizi (draft) 11
  • 12. Kegunaan : Screening kasus Xerophtalmia untuk perawatan. a. Indikator : kasus Xerophtalmia b. Trigger level : Setiap ada kasus c. Sumber data : Laporan kasus Puskesmas dan RS setempat d. Frekuensi : Setiap ada kasus (setiap saat) e. Tujuan : Tindakan cepat penanganan masalah Xerophtalmia f. Pengguna : kabupaten---Propinsi---Pusat. Untuk memberikan gambaran perkembangan masalah KVA a. Indikator : Prevalensi X1B dan Prev.Serum Retinol <20mcg/dl b. Trigger level : 1. Prev X1B > 0,5% 2. Prev Serum Retinol (<20 mcg/dl) > 0,5% c. Sumber data : Survei Vitamin A (SUVITA) -Depkes Kesos d. Frekuensi : Sekali dalam 10 tahun e. Pengguna : Propinsi---dan---Pusat 8. MASALAH KONSUMSI GIZI Definisi : Masalah defisiensi Intake Makro dan Mikro nutrient di masyarakat. Kegunaan : Memberikan gambaran perkembangan konsumsi makro dan mikronutrien serta pola konsumsi masyarakat. a. Indikator : Prevalensi defisit energi dan protein serta zat gizi mikro (Vit.A, zat Besi, Kalsium dan Vit. B1) b. Trigger level : 1. Prev.rumah tangga dengan konsumsi energi (<70% RDA) >30% 2. Prev.rumah tangga dengan konsumsi protein (<70% RDA) >30% 3. Lainnya dengan melihat besaran & perkembangan dari waktu ke waktu. Surveilans Gizi (draft) 12
  • 13. c. Sumber data : Pemantauan Konsumsi Gizi (PKG) Depkes Kesos. d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun e. Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah dan untuk analisa faktor-faktor yang berkaitan, dan juga memberikan masukan bagi instansi yang berkaitan dengan ketersediaan pangan. f. Pengguna : Kabupaten---Propinsi---Pusat. 9. MASALAH ANEMIA GIZI Definisi : Defisiensi zat besi yang diindikasikan dengan kadar Hb darah <11mg% (wanita hamil), atau <12 mg% pada wanita tidak hamil Kegunaan : Memberikan gambaran perkembangan masalah anemia dan besarannya. a. Indikator : 1) Prevalensi anemia pada bayi 2) Prevalensi anemia balita 3) Prevalensi anemia pada ibu hamil/bufas 4) Prevalensi anemia pada WUS 5) Prevalensi anemia pada Lansia 6) Prevalensi anemia pada Nakerwan b. Trigger level : belum ada ketentuan c. Sumber data : Badan Litbang Kes (+ BPS), Surkesnas d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun e. Tujuan : Evaluasi perkembangan masalah anemia gizi untuk perencanaan program, perumusan kebijakan penanganannya. f. Pengguna : Pusat. 10. GIZI DARURAT Definisi : Keadaan darurat yang dimaksud adalah situasi yang terjadi akibatkonflik politik, bencana alam atau konflik lainnya yang Surveilans Gizi (draft) 13
  • 14. mengakibatkan banyak penduduk keluar dari daerah tempat tinggalnya dan tinggal pada lokasi baru (tempat pengungsian) Kegunaan : Memberikan masukan dalam kaitannya dengan penanganan pangan dan gizi dalam keadaan darurat. a. Indikator : Prevalensi wasting (BB/TB) b. Trigger level : Prevalensi BB/TB (<-2SD) >15%, atau antara 10-15% dengan angka kematian kasar 1/10000, atau angka kematian gizi buruk >1%. c. Sumber data : Survei cepat dan monitoring keadaan gizi di lokasi darurat oleh propins dan pusat (international agency). d. Frekuensi : 1. Survei Cepat, sekali saat terjadi pengungsian. 2. Monitoring, tergantung kebutuhan (sekali dalam 3 bulan atau sekali dalam 6 bulan). e. Tujuan : Manajemen penanganan masalah gizi pada situasi darurat f. Pengguna : Kabupaten---Propinsi---Pusat---International Agencies---LSM 11. MASALAH GIZI LEBIH ORANG DEWASA Definisi : Yang dimaksud dengan gizi lebih adalah mulai dari overweight sampai dengan obese. Kegunaan : Memberikan gambaran kecenderungan masalah gizi lebih terutama di daerah perkotaan. a. Indikator : Prevalensi IMT>25 b. Trigger level : Prevalensi IMT (IMT>25) >10% c. Sumber data : Survei cepat IMT Depkes & Kesos d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun e. Tujuan : Manajemen penanganan masalah gizi lebih pada orang dewasa. Surveilans Gizi (draft) 14
  • 15. f. Pengguna : Propinsi---Pusat. 12. MASALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN MP-ASI Definisi : 1. ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 4 bulan. 2. MP-ASI adalah makanan tambahan dalam bentuk lunak maupun bentuk makanan dewasa selain ASI sampai anak usia 24 bulan. Kegunaan : A. Memberikan gambaran tentang perkembangan praktek pemberian ASI eksklusif. a. Indikator : Proporsi ibu memiliki bayi usia 4 bulan yang hanya memberikan ASI (ASI-Eksklusif). b. Trigger level : Proporsi ASI Eksklusif tidak menurun. c. Sumber : Badan Litbangkes (+BPS) --- Surkesnas d. Frekuensi : Sekali dalam 3 tahun. e. Tujuan : Manajemen penyuluhan dalam rangka peningkatan praktek pemberian ASI-Eksklusif. f. Pengguna : Propinsi---Pusat B. Penyuluhan individu ibu yang memiliki anak usia 4 bulan ke bawah agar memberikan ASI-Eksklusif. a. Indikator : Ibu yang memiliki anak usia 4 bulan ke bawah b. Trigger level : Tidak memberikan ASI-Eksklusif c. Sumber data : Kohort bayi--- Bidan desa/Kader Posyandu d. Frekuensi : Setiap ada ibu yang memiliki bayi 4 bulan ke bawah. e. Tujuan : Tindakan penyuluhan agar memberikan ASI-Eksklusif. f. Pengguna : Puskesmas Surveilans Gizi (draft) 15
  • 17. Tabel 1. (Ringkasan Indikator Surveilans Gizi) Indikator dan sumber data masalah gizi di Kecamatan, kabupaten/kota, Propinsi dan Pu Masalah gizi Kecamatan Kabupaten/Kota Propinsi 1. BBLR Indikator Penapisan kasus BBLR Jumlah kasus Prevalensi BBLR BBLR/Kec Sumber data Register kohort ibu dan Laporan SP2TP SURKESNAS bayi 2. Balita kurang Indikator 1.Jml balita BGM dan TN 1.Prevalensi kurang 1.Prevalensi kurang gizi 2.kasus gizi buruk gizi/kec gizi /kab 2. Kasus gizi buruk Sumber data 1.Rujukan posyandu 1.PSG balita 1.PSG Balita 2.Validasi kasus 2.Lap.KLB 3.Gangguan Indikator 1.Jml balita N/D di 1.Prevalensi gizi 1.Prevalensi gizi pertumbuhan di posyandu kurang/kec kurang/kab 2.Kasus gizi kurang 2.Kasus gizi kurang 2.Prevalensi gizi anak usia sekolah anak usia sekolah/ kurang anak usia kecamatan sekolah/kab-kota Sumber data 1.Rekapitulasi posyandu 1.Rekapitulasi kec 1.Rekapitulasi Kab/ SKDN, (F3 gizi) kec 2.Survei TBABS 2.Hasil.survei TBABS 2.Hasil suvei TBABS 4.KEK(WUS) Indikator 1.Jml WUS dgn IMT <18.5 Prevalensi KEK(WUS) Prevalensi KEK(WUS) 2.Jml WUS dgn LILA <23.5 /kec /Kec,Kab Sumber data Penemuan/validasi kasus Hsl survei cepat kec Hsl survei cepat Kec, Kab 5.KEK (BUMIL) Indikator Jml Bumil dgn Lila <23.5 Prevalensi KEK(BUMIL) Prevalensi KEK(BUMIL) /kec /kab Sumber data validasi kasus - SUSENAS 6.GAKY Indikator 1.Jml TGR anak sekolah 1.Prevalensi Gondok (TGR) 1.Prevalensi Gondok 2.Jml UIE anak sekolah 2.Sebaran Kecamatan dgn 2.Sebaran Kec,Kab gondok endemik dgn gondok endemik Konsumsi grm 3.Jml rumah tangga mengkon- 3.Presentase rumah 3. Presentase rumah beryodium sumsi grm beryodium tangga mengkonsumsi grm tangga mengkonsum- beryodium kec si grm beryodium kec, kab Sumber data 1.Hsl survei GAKY 1.Hsl survei GAKY 2.Survei konsumsi grm 2.Hsl survei konsumsi beryodium kec grm beryodium kec, kab 7.KVA Indikator 1.Jml anak dgn buta senja 1.Prevalensi KVA kec Prevalensi KVA kec, 2.validasi kasus xerophthalmia 2.Laporan kasus kab Sumber data Hasil Survei Vitamin A Hasil Survei Vit. A 8.Konsumsi gizi Indikator Jml rumah tangga defisit Prev. rumah tangga defisit Prev. rumah tangga energi/protein energi/protein kec defisit energi/protein Surveilans Gizi (draft) 17
  • 18. kec,kab Sumber data Hasil survei konsumsi gizi Hasil survei konsumsi gizi 9.Anemia gizi Indikator Prevalensi anemia gizi Prevalensi anemia gizi Sumber data 10.Gizi darurat Indikator Jml balita gizi buruk di Prev.balita gizi buruk di Prev.Balita gizi buruk tempat pengungsian tempat pengungsian di tempat pengungsian Sumber data Survei cepat Hasil survei cepat kec Hasil survei cepat kec, kab 11.Gizi lebih pd Indikator Jumlah penduduk dgn Prevalensi IMT > 25 kec Prevalensi IMT >25 org dewasa IMT >25 kec,kab Sumber data Survei cepat Hasil survei cepat kec Hasil survei cepat kec, kab 12.ASI Eksklusif/ Indikator Jumlah anak 0-4 bl yg diberi Presentase anak 0-4 bl yg Presentase anak 0-4 bl MP-ASI ASI saja diberi ASI saja yang diberi ASI saja Sumber data Laporan kohort bayi di pus Hasil laporan SURKESNAS kesmas Surveilans Gizi (draft) 18