SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
STBM DAN STUNTING
STUNTING DI INDONESIA
1
ANALISIS FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEJADIAN STUNTING
2
PERAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PENURUNAN MASALAH
STUNTING
3
HARAPAN
4
KERANGKA PENYAJIAN
STANTING
Masalah kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu yang cukup
lama akibat pemberian makanan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi
- Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting
nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010
(35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak
maksimal diderita oleh sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu
dari tiga anak Indonesia.
- Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara-
negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam
(23%), dan Thailand (16%).
- Indonesia menduduki peringkat ke-5 dunia utk anak dgn
kondisi stanting
STUNTING DI INDONESIA
Proporsi balita menurut Status Gizi
(TB/U & BB/TB) Thn 2007-2013
Kecenderungan Provinsi: 2007-2013
Proporsi Balita Stunting
mengapa ???
Sumber : Riskesdas, 2013
STUNTING BISA DICEGAH !
1. Pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup bagi ibu
hamil.
2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur
6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI)
yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu
merupakan upaya yang sangat strategis untuk
mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas
sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.
Meningkatkan akses terhadap air bersih dan
fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan
lingkungan.
Penelitian lain menunjukkan potensi stunting berkurang
jika ada intervensi yang terfokus pada perubahan
perilaku dalam sanitasi dan kebersihan. Intervensi
sanitasi dan kebersihan dengan jangkauan 99%
dilaporkan berdampak pada berkurangnya diare
sebesar 30%, yang kemudian menurunkan prevalensi
stunting sebesar 2,4%.
ANALISIS FAKTOR
KESEHATAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEJADIAN
STUNTING
Faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pula
untuk kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena
anak usia di bawah dua tahun rentan terhadap berbagai infeksi
dan penyakit.
2 ANALISIS FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN
TERHADAP KEJADIAN STUNTING
Paparan terus menerus terhadap kotoran manusia dan
binatang dapat menyebabkan infeksi bakteri kronis. Infeksi
tersebut, disebabkan oleh praktik sanitasi dan kebersihan
yang kurang baik, membuat gizi sulit diserap oleh tubuh.
Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan memicu
gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk
pertumbuhan teralihkan kpd perlawanan tubuh menghadapi
infeksi.
Sebuah riset menemukan bahwa semakin sering seorang
anak menderita diare, maka semakin besar pula
ancaman stunting untuknya.
Selain itu, saat anak sakit, lazimnya selera makan
mereka pun berkurang, sehingga asupan gizi makin
rendah. Maka, pertumbuhan sel otak yang seharusnya
sangat pesat dalam dua tahun pertama seorang anak
menjadi terhambat.
Dampaknya, anak tersebut terancam menderita stunting,
yang mengakibatkan pertumbuhan mental dan fisiknya
terganggu, sehingga potensinya tak dapat berkembang
dengan maksimal.
STUNTING
bukan hanya
karena
kurang makan
STUNTING
Anak-anak di Bangladesh yang terakses
air minum bersih, jamban, serta fasilitas
CTPS pertumbuhan tinggi badannya 50%
bertambah lebih tinggi dibanding anak
yang tidak mendapat akses tersebut
(Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspectives ; vol 122)
Hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan
gangguan inflamasi usus kecil yang mengurangi
penyerapan zat gizi & meningkatkan permeabilitas usus
yang disebut juga Environmental Enteropathy (EE)
dimana terjadi pengalihan energi, yang seharusnya
digunakan untuk pertumbuhan tetapi akhirnya
digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh. (EHP vol.122)
Antara 17 - 27% risiko stunting berkurang dengan
adanya perbaikan air minum dan sanitasi
• Hubungan positif antara penyediaan air minum, perbaikan sanitasi,
dan/atau hygiene berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik telah
dilaporkan oleh beberapa penelitian bukan melalui percobaan.
• Keluarga mempunyai akses jamban dikaitkan dengan keluarga yang
melakukan BABS mengurangi kemungkinan stunting sebesar 23-44%
pada anak-anak usia 6-23 bulan
Perbaikan kondisi sanitasi menghemat pengeluaran
Rp 40 trilyun
• Pengurangan belanja rumah tangga Rp 1.35 juta per KK/tahun
• Pengurangan angka diare
• Peningkatan produktifitas
Kondisi dengan sanitasi yang baik
Desentralisasi; kesenjangan antar wilayah cukup tinggi
Monitoring dan evaluasi terpadu terhadap pelaksanaan program
terkait mutlak diperlukan
TANTANGAN PENANGGULANGAN STUNTING
Koordinasi seluruh stakeholder terkait di semua level dari pusat
hingga kabupaten sangat menentukan keberhasilan menjawab
tantangan
 Upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara
langsung.
 Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan.
 Kegiatannya antara lain berupa
imunisasi, PMT ibu hamil dan
balita, monitoring pertumbuhan
balita di Posyandu.
 Sasaran : kelompok khusus (Ibu
Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak
0-23 bulan).
 Kontribusi: 30%
 Upaya-upaya utk mencegah dan
mengurangi gangguan secara
tidak langsung.
 Berbagai keg. pembangunan
pada umumnya non-kesehatan.
 Kegiatannya a.l: penyediaan
air bersih, perbaikan sanitasi,
keg. penanggulangan
kemiskinan, dan kesetaraan
gender.
 Sasaran: masyarakat umum.
 Kontribusi: 70%
INTERVENSI SENSITIF
INTERVENSI SPESIFIK
17
INTERVENSI penanggulangan STUNTING
Maharashtra
Extraordinary things can happen
Economic
Growth
Poverty
reduction
Nutrition and
Health Missions
Improved Program
Performance
Frontline
nutrition staff
recruited
Nutrition
spending
stunting fell from 37% to 24% in 7 years
www.globalnutritionreport.org
Bagaimana Peran Kesehatan
Lingkungan dalam Penurunan
Masalah Stunting?
3
“pendekatan untuk merubah perilaku higiene
dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan”
Stop Buang Air Besar Sembarangan
Cuci Tangan Pakai Sabun
Pengelolaan Air Minum dn Makanan Rumah Tangga
Pengamanan Sampah Rumah Tangga
Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Arah Kebijakan
 STBM merupakan alat untuk memadukan kegiatan teknis dan
non teknis agar perubahan perilaku higienis dan saniter dapat
terjadi secara berkesinambungan
Apapun Programnya, STBM pendekatannya baik di perkotaan
maupun di Pedesaan
STBM adalah pendekatan untuk merubah
perilaku higienis dan saniter melalui
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan
Tanpa
Subsidi (utk
sarana
individual),
Masyarakat
sebagai
pemimpin,
Tidak menggurui/
memaksa
Totalitas
seluruh
komponen
Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang STBM
Strategi STBM
Peningkatan
Kebutuhan
• Pemicuan Perubahan
perilaku
Peningkatan akses
sanitasi
• Pemasaran sanitasi
Menciptakan
Lingkungan yang
kondusif
• Regulasi
• NSPK
• Advokasi
• Fasilitasi
5 Pilar STBM
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci tangan Pakai sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT)
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLRT)
Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang STBM
Memutus mata rantai penularan penyakit dan keracunan
Komponen Perubahan Perilaku
Perubahan
Perilaku
Persepsi
Resiko
Sarana/Prasaran
a/Layanan
sanitasi
Dukungan dari
keluarga,
masyarakat,
lingkungan,
Hukum
Efektivitas
Penyelesaian
Masalah
Kemampuan
dan Keyakinan
Diri
• Non Teknis
• Teknis
Demand
creation
Supply
Enabling
Environment
HARAPAN
PROYEK KESEHATAN DAN GIZI
BERBASIS MASYARAKAT (PKGBM)
untuk menurunkan prevalensi stunting
di 11 provinsi (64 kabupaten)
DILAKUKAN PENDEKATAN MELALUI
KOLABORASI GIZI DAN SANITASI
Sanitasi dalam
Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM)
•Pendekatan yang dipilih: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
•Wilayah Proyek: 11 Provinsi, 64 Kabupaten, 499 kecamatan dan 704 Puskesmas
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS)
dengan air bersih
yang mengalir
Menggunakan
jamban sehat
Menggunakan
air bersih
Siapa yang
bertanggung
jawab terhadap
akses air bersih??
Siapa yang bertanggung
jawab terhadap
penyediaan akses
terhadap jamban sehat
di masyarakat??
STBM dan STUNTING.ppt

More Related Content

What's hot

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANZakiah dr
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganShoetiaone
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.dockeslingkembangan
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smdMhd ansyari
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
 
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadis
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadisKebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadis
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadisOca Malawat
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportZakiah dr
 
Usaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahUsaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahKagawa Mayumi
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)sehatnegeriku
 
PEMICUAN STBM.pptx
PEMICUAN STBM.pptxPEMICUAN STBM.pptx
PEMICUAN STBM.pptxDewiPutri72
 
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.ppt
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.pptPEMBERDAYAAN DAN POS UKK.ppt
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.pptariefbudiyono7
 

What's hot (20)

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
PHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASARPHBS DI SEKOLAH DASAR
PHBS DI SEKOLAH DASAR
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd12. contoh kuesioner smd
12. contoh kuesioner smd
 
KAK Jambore Kader.docx
KAK Jambore Kader.docxKAK Jambore Kader.docx
KAK Jambore Kader.docx
 
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
 
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadis
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadisKebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadis
Kebijakan kemenkes 5 pilar stbm kadis
 
Lembar Balik.pdf
Lembar Balik.pdfLembar Balik.pdf
Lembar Balik.pdf
 
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockportpengukuran kebugaran jasmani metode rockport
pengukuran kebugaran jasmani metode rockport
 
Usaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolahUsaha kesehatan sekolah
Usaha kesehatan sekolah
 
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Jamban
JambanJamban
Jamban
 
Kota sehat
Kota sehatKota sehat
Kota sehat
 
Sekolah sehat
Sekolah sehatSekolah sehat
Sekolah sehat
 
PEMICUAN STBM.pptx
PEMICUAN STBM.pptxPEMICUAN STBM.pptx
PEMICUAN STBM.pptx
 
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.ppt
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.pptPEMBERDAYAAN DAN POS UKK.ppt
PEMBERDAYAAN DAN POS UKK.ppt
 
mmd
mmdmmd
mmd
 

Similar to STBM dan STUNTING.ppt

PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfthamuzfellani
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxAnisEkaSukmadadari1
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxRahmatBuludawa2
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
12. naskah publikasi
12. naskah publikasi12. naskah publikasi
12. naskah publikasiAdi Pusaka
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxRudiNardoyo
 
STUNTING DAN INTERVENSI.pptx
STUNTING DAN INTERVENSI.pptxSTUNTING DAN INTERVENSI.pptx
STUNTING DAN INTERVENSI.pptxmursal sigli
 
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tangan
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci TanganIKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tangan
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tanganannisakusumawardani23131129
 
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptxMATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptxssuser5bd833
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptx
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptxSTBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptx
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptxekohartono20
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...Adil Athilshipate
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxEkaOrizaShafita
 

Similar to STBM dan STUNTING.ppt (20)

PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdfPPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
PPT-Bid4-3-Juli-2018.pdf
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptxMateri stunting kelurahan pakistaji.pptx
Materi stunting kelurahan pakistaji.pptx
 
KONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptxKONVERGENSI STUNTING.pptx
KONVERGENSI STUNTING.pptx
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Materi Stunting.pptx
Materi Stunting.pptxMateri Stunting.pptx
Materi Stunting.pptx
 
12. naskah publikasi
12. naskah publikasi12. naskah publikasi
12. naskah publikasi
 
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptxPPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
PPT Referat Stunting LXI-AB.pptx
 
stunting.pptx
stunting.pptxstunting.pptx
stunting.pptx
 
STUNTING DAN INTERVENSI.pptx
STUNTING DAN INTERVENSI.pptxSTUNTING DAN INTERVENSI.pptx
STUNTING DAN INTERVENSI.pptx
 
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tangan
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci TanganIKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tangan
IKM Promosi Kesehatan – Pencegahan Penyakit Diare dengan Mencuci Tangan
 
Phbs sekolah
Phbs sekolahPhbs sekolah
Phbs sekolah
 
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptxMATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
MATERI Layak Nikah, ANC, Stunting edit.pptx
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
PPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptxPPT STUNTING.pptx
PPT STUNTING.pptx
 
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptx
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptxSTBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptx
STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) PP.pptx
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
 
Ppt stunting niken
Ppt stunting nikenPpt stunting niken
Ppt stunting niken
 
pptstunting.pdf
pptstunting.pdfpptstunting.pdf
pptstunting.pdf
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

STBM dan STUNTING.ppt

  • 2. STUNTING DI INDONESIA 1 ANALISIS FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING 2 PERAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PENURUNAN MASALAH STUNTING 3 HARAPAN 4 KERANGKA PENYAJIAN
  • 3. STANTING Masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
  • 4. - Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi stunting nasional mencapai 37,2 persen, meningkat dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Artinya, pertumbuhan tak maksimal diderita oleh sekitar 8 juta anak Indonesia, atau satu dari tiga anak Indonesia. - Prevalensi stunting di Indonesia lebih tinggi daripada negara- negara lain di Asia Tenggara, seperti Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%). - Indonesia menduduki peringkat ke-5 dunia utk anak dgn kondisi stanting STUNTING DI INDONESIA
  • 5. Proporsi balita menurut Status Gizi (TB/U & BB/TB) Thn 2007-2013 Kecenderungan Provinsi: 2007-2013 Proporsi Balita Stunting mengapa ??? Sumber : Riskesdas, 2013
  • 6. STUNTING BISA DICEGAH ! 1. Pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup bagi ibu hamil. 2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. 3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan. 4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.
  • 7. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Penelitian lain menunjukkan potensi stunting berkurang jika ada intervensi yang terfokus pada perubahan perilaku dalam sanitasi dan kebersihan. Intervensi sanitasi dan kebersihan dengan jangkauan 99% dilaporkan berdampak pada berkurangnya diare sebesar 30%, yang kemudian menurunkan prevalensi stunting sebesar 2,4%.
  • 9. Faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pula untuk kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena anak usia di bawah dua tahun rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. 2 ANALISIS FAKTOR KESEHATAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING Paparan terus menerus terhadap kotoran manusia dan binatang dapat menyebabkan infeksi bakteri kronis. Infeksi tersebut, disebabkan oleh praktik sanitasi dan kebersihan yang kurang baik, membuat gizi sulit diserap oleh tubuh. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kpd perlawanan tubuh menghadapi infeksi.
  • 10. Sebuah riset menemukan bahwa semakin sering seorang anak menderita diare, maka semakin besar pula ancaman stunting untuknya. Selain itu, saat anak sakit, lazimnya selera makan mereka pun berkurang, sehingga asupan gizi makin rendah. Maka, pertumbuhan sel otak yang seharusnya sangat pesat dalam dua tahun pertama seorang anak menjadi terhambat. Dampaknya, anak tersebut terancam menderita stunting, yang mengakibatkan pertumbuhan mental dan fisiknya terganggu, sehingga potensinya tak dapat berkembang dengan maksimal.
  • 12.
  • 13. STUNTING Anak-anak di Bangladesh yang terakses air minum bersih, jamban, serta fasilitas CTPS pertumbuhan tinggi badannya 50% bertambah lebih tinggi dibanding anak yang tidak mendapat akses tersebut (Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspectives ; vol 122) Hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan gangguan inflamasi usus kecil yang mengurangi penyerapan zat gizi & meningkatkan permeabilitas usus yang disebut juga Environmental Enteropathy (EE) dimana terjadi pengalihan energi, yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan tetapi akhirnya digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh. (EHP vol.122)
  • 14.
  • 15. Antara 17 - 27% risiko stunting berkurang dengan adanya perbaikan air minum dan sanitasi • Hubungan positif antara penyediaan air minum, perbaikan sanitasi, dan/atau hygiene berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik telah dilaporkan oleh beberapa penelitian bukan melalui percobaan. • Keluarga mempunyai akses jamban dikaitkan dengan keluarga yang melakukan BABS mengurangi kemungkinan stunting sebesar 23-44% pada anak-anak usia 6-23 bulan Perbaikan kondisi sanitasi menghemat pengeluaran Rp 40 trilyun • Pengurangan belanja rumah tangga Rp 1.35 juta per KK/tahun • Pengurangan angka diare • Peningkatan produktifitas Kondisi dengan sanitasi yang baik
  • 16. Desentralisasi; kesenjangan antar wilayah cukup tinggi Monitoring dan evaluasi terpadu terhadap pelaksanaan program terkait mutlak diperlukan TANTANGAN PENANGGULANGAN STUNTING Koordinasi seluruh stakeholder terkait di semua level dari pusat hingga kabupaten sangat menentukan keberhasilan menjawab tantangan
  • 17.  Upaya-upaya untuk mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung.  Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan.  Kegiatannya antara lain berupa imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu.  Sasaran : kelompok khusus (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan).  Kontribusi: 30%  Upaya-upaya utk mencegah dan mengurangi gangguan secara tidak langsung.  Berbagai keg. pembangunan pada umumnya non-kesehatan.  Kegiatannya a.l: penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, keg. penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender.  Sasaran: masyarakat umum.  Kontribusi: 70% INTERVENSI SENSITIF INTERVENSI SPESIFIK 17 INTERVENSI penanggulangan STUNTING
  • 18. Maharashtra Extraordinary things can happen Economic Growth Poverty reduction Nutrition and Health Missions Improved Program Performance Frontline nutrition staff recruited Nutrition spending stunting fell from 37% to 24% in 7 years www.globalnutritionreport.org
  • 19. Bagaimana Peran Kesehatan Lingkungan dalam Penurunan Masalah Stunting? 3
  • 20. “pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan” Stop Buang Air Besar Sembarangan Cuci Tangan Pakai Sabun Pengelolaan Air Minum dn Makanan Rumah Tangga Pengamanan Sampah Rumah Tangga Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
  • 21. Arah Kebijakan  STBM merupakan alat untuk memadukan kegiatan teknis dan non teknis agar perubahan perilaku higienis dan saniter dapat terjadi secara berkesinambungan Apapun Programnya, STBM pendekatannya baik di perkotaan maupun di Pedesaan STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan Tanpa Subsidi (utk sarana individual), Masyarakat sebagai pemimpin, Tidak menggurui/ memaksa Totalitas seluruh komponen Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang STBM
  • 22. Strategi STBM Peningkatan Kebutuhan • Pemicuan Perubahan perilaku Peningkatan akses sanitasi • Pemasaran sanitasi Menciptakan Lingkungan yang kondusif • Regulasi • NSPK • Advokasi • Fasilitasi 5 Pilar STBM 1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 2. Cuci tangan Pakai sabun (CTPS) 3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) 4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT) 5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLRT) Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang STBM Memutus mata rantai penularan penyakit dan keracunan
  • 23. Komponen Perubahan Perilaku Perubahan Perilaku Persepsi Resiko Sarana/Prasaran a/Layanan sanitasi Dukungan dari keluarga, masyarakat, lingkungan, Hukum Efektivitas Penyelesaian Masalah Kemampuan dan Keyakinan Diri • Non Teknis • Teknis Demand creation Supply Enabling Environment
  • 25. PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT (PKGBM) untuk menurunkan prevalensi stunting di 11 provinsi (64 kabupaten) DILAKUKAN PENDEKATAN MELALUI KOLABORASI GIZI DAN SANITASI
  • 26. Sanitasi dalam Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM) •Pendekatan yang dipilih: Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) •Wilayah Proyek: 11 Provinsi, 64 Kabupaten, 499 kecamatan dan 704 Puskesmas
  • 27. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air bersih yang mengalir Menggunakan jamban sehat Menggunakan air bersih Siapa yang bertanggung jawab terhadap akses air bersih?? Siapa yang bertanggung jawab terhadap penyediaan akses terhadap jamban sehat di masyarakat??

Editor's Notes

  1. Pada kesempatan yang berbahagia ini Saya sampaikan apresiasi kepada Gugus Tugas Tingkat Nasional - Gerakanan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi atas inisiatif dan kontribusinya dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan Sumber Daya Manusia termasuk didalamnya pembangunan kesehatan dan gizi di Indonesia. Saya berharap agar peran ini dapat semakin ditingkatkan di masa mendatang demi terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai bagian dari kesejahteraan masyarakat yang kita cita-citakan. Pada kesempatan yang baik ini, Saya akan menyampaikan Keynote berjudul: Peran Gizi dalam Pembangunan Kualitas Hidup Manusia Indonesia.
  2. Environmental enteropathy, also known as tropical enteropathy, is a condition (subclinical disorder) believed to be due to frequent intestinal infections.[1] There are often minimal acute symptoms.[1] There may be chronic problems with absorbing nutrients which may result in malnutrition and growth stunting in children.[1] It may be the chronic form of tropical sprue which is usually brief and presents with diarrhea.[1] Environmental enteropathy results in a number of changes in the intestines including: smaller villi, larger crypts (aclled crypt hyperplasia), increased permeability, and inflammatory cell build-up within the intestines. These changes result in poor absorption of food, vitamins and minerals - or "modest malabsorption".[2]
  3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 3 tahun 2014 menyebutkan bahwa STBM adalah Pendekatan untuk merubah perilaku higienes dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara “pemicuan”. Pemicuan merupakan cara untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan saniter individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Setelah pemicuan perlu dilakukan pendampingan pasca pemicuan. Pendampingan dilakukan mulai tahap pra kosntruksi, konstruksi dan pasca konstruksi. Sehubungan dengan hal tersebut STBM merupakan pendekatan yang dapat dipergunakan untuk mendukung terjadinya perubahan perilaku mengacu kepada perilaku 5 pilar STBM (SBS, CTPS, PMMRT, PSRT, PLRT) pada semua program sanitasi baik skala individual, komunal, kawasan maupun skala kota. Pengalaman membuktikan bahwa pembangunan sarana/prasarana/layanan sanitasi saja tanpa didukung pendekatan STBM menyebabkan banyak sarana/prasarana/layanan sanitasi skala komunal yang dibangun tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya oleh masyarakat. Apabila pendekatan STBM dilakukan dengan benar dapat meningkatkan akses layanan sanitasi baik individual, komunal, kawasan maupun skala kota secara berkelanjutan.
  4. Untuk Merubah perilaku terdapat 5 komponen perubahan perilaku yang harus ada antara lain: Persepsi Resiko Kemampuan dan keyakinan diri Efektivitas Penyelesaian masalah Sarana/Prasarana/Layanan Sanitasi Dukungan dari keluarga, masyarakat, lingkungan, hukum Apabila semua komponen sudah terpenuhi akan terjadi perubahan perilaku yang diharapkan.