1. KERANGKA ACUAN
TATA LAKSANA GIZI BURUK
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan Gizi merupakan faktor penting , yang secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya manuasia yang sehat dan berkualitas
merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.
Program perbaikan Gizi merupakan bagian integral dari program kesehatan yang
mempunyai peranan penting dalam menciptakan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.Untuk mencapai tujuan tersebut, program perbaikan gizi harus dilakukan secara
sitematis dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan melalui suatu rangkaian upaya terus menerus
mulai dari perumusan masalah, penetapan tujuan yang jelas, penentuan strategi intervensi yang
tepat sasaran, identifikasi yang tepat serta kejelasan tugas pokok dan fungsi institusi yang
berperan di berbagai tingkat administrasi.
Kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini ditandai dengan
masih tingginya prevalensi balita gizi kurang yaitu sebesar 28 % (Susenas, 2005). Dibanyak
negara 15-20% dari jumlah bayi secara keseluruhan merupakan BBLR, sedangkan di Indonesia
diperkirakan sekitar 14-17% (Depkes, 2007).Bayi dengan BBLR akan berpotensi mengalami
gizi buruk.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang
Kesehatan 2015-2019 telah ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang akan
dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 17% dan
menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi-tingginya 28%.
Beberapa dekade hingga saat ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi melalui intervensi
yang mencakup penyuluhan gizi di posyandu, pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen
gizi (melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dan tablet besi), fortifikasi garam
beryodium, pemberian makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemantauan dan penanganan gizi
buruk. Intervensi terhadap masalah gizi dapat dilakukan dengan tepat oleh para
pengelola/pelaksana program, bila tersedia data/informasi yang akurat dan berkesinambungan.
Data tersebut dipantau secara terus menerus melalui Instrumen Pemantauan Wilayah Setempat-
Gizi (PWS-Gizi).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Memperoleh informasi kasus gizi buruk secara cepat dan akurat, teratur dan
berkelanjutan.
b. Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk dan penanggulangannya secara
cepat.
2. Tujuan Khusus
a. Terindentifikasinya faktor resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan
informasi bagi sektor terkait dalam penentuan intervensi
b. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara konferhensif.
2. c. Memberikan rekomendasi untuk penyusunan Kebijakan perencanaan Puskesmas yang
efektif dan efisien
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Uraian Kegiatan
Rangkaian kegiatan Penyelidikan atau investigasi terhadap faktor resiko terjadinya
gizi buruk dan penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di wilayah kerjaUPTD
Puskesmas Terara
2. Batasan Kegiatan
a. Mempelajari laporan balita gizi buruk
b. Menyiapkan Instrumen Pelacakan (Form Pelacakan Gizi buruk).
c. Melaksanakan surveilan gizi buruk bersama dengan petugas surveilans dan dokter
Puskesmas melakukan penyelidikan kasus balita gizi buruk sesuai dengan form pelacakan
kasus gizi buruk (Menimbang BB, Mengukur TB dan memeriksa balita Gizi Buruk)
d. Identifikasi masalah dan tantangan dalam pelaksanaan kegiatan surveilan gizi buruk serta
rencana tindak lanjut.
D. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan bulan Desember 2016.