Studi ini membahas berbagai desain studi epidemiologi seperti studi potong lintang, kasus kontrol, kohort, dan eksperimental. Studi potong lintang digunakan untuk mengukur prevalensi sementara studi kasus kontrol digunakan untuk meneliti satu outcome saja seperti penyakit jarang. Studi kohort dapat menilai hubungan sebab akibat dengan mengontrol faktor pengganggu. Studi eksperimental dapat menguji efek intervens
4. Cross sectional – Potong Lintang
Defined
Population +Exposure
+Disease
+Exposure -
Disease
-Exposure
+Disease
-Exposure -
Disease
Gather data on
exposure and
disease
(simultaneosly)
5. Kelebihan VS Kekurangan
Cross Sectional
Fenomena ayam dan telur
(chicken and egg)
Kekurangan
Bukan untuk penyakit
yang jarang terjadi
Prevalensi tidak mewakili,
jika respons rate rendah
Kelebihan
Dapat mengukur prevalensi Sampel dapat mewakili populasi
dengan teknik sampling
Metode distandardisasi,
reliable dan single blind
Hemat
Respons rate tinggi
6. Case Control – Kasus Kontrol
6
Defined
Population
Cases
(+disease)
Control
(-disease)
Exposed
Non-Exposed
Exposed
Non-Exposed (Source: Webb et al, 2005)
6
7. Kelebihan VS Kekurangan
Case Control
Menginvestigasi satu
outcome saja
Kekurangan
Tidak bisa menghitung
insiden
Bias seleksi
Kelebihan
Tepat untuk kasus yang
jarang terjadi
Bisa dilakukan pada sampel
yang terbatas
OR mendekati RR
Bias informasi
8. Cohort Study – Studi Kohort
Defined
Population
Cases
(+disease)
Control
(-disease)
Exposed
Non-Exposed
Exposed
Non-Exposed
TIME
DIRECTION OF INQUIRY
9. Kelebihan VS Kekurangan
Case Control
Jumlah sampel cukup
besar
Kekurangan
Biaya besar
Waktu lama
Kelebihan
Dapat menilai
kausalitas
Meminimalisir bias informasi
Faktor perancu
dapat dikontrol
Sulit mencari
responden
Menghasilkan
beberapa outcome
13. Attenntion, please !!
1. Saat ini Methadone banyak
digunakanorang dalam
pengobatan ketergantungan
opioid.
2. Antagonis opioid telah dibuat
untuk mengobati overdosis
opioid dan ketergantungan
opioid dan penularan
HIV/AIDS dari penggunaan
napza suntik
14. Langkah-langkah dalam menentukan tipe desain
studi observasional dalam epidemiologi[1, 2]
• Program Terapi Rumatan Metadon
(PTRM)Independen
• Kesakitan/Kematian Akibat HIV
dan penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Dependen
15. DISCUSS FOR 10 MINUTES,
YOUR GROUP CHOICE, AT
LEAST 2 CHOICE OF
EPIDEMIOLOGICY
STUDYDESIGN...Why?
16. Cross Sectional
(Source: Webb et al, 2005)
16
PTRM+ sakit/mati Akibat HIV dan penyakit yang
ditularkan melalui darah & Overdosis
PTRM+ negatif dari HIV dan penyakit yang
ditularkan melalui darah & Overdosis
Tidak akses PTRM+ sakit/mati akibat dari HIV
dan penyakit yang ditularkan melalui darah &
Overdosis
Tidak akses PTRM+ negatif dari HIV dan
penyakit yang ditularkan melalui darah &
Overdosis
Penasun
(Pengguna
Narkoba Suntik)
18. Cohort
Waktu
Akses PTRM
Penasun
(Pengguna
Narkoba
Suntik)
Tidak Akses
PTRM
Arah Pertanyaan
Sakit/mati Akibat HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Negatif dari HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah &
Overdosis
Sakit/mati Akibat HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Negatif dari HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
19. Randomised Control
Trial/Experimental Study
Waktu
Akses PTRM
Penasun
(Pengguna
Narkoba
Suntik)
Tidak Akses
PTRM
Arah Pertanyaan
Sakit/mati Akibat HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Negatif dari HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah &
Overdosis
Sakit/mati Akibat HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Negatif dari HIV dan
penyakit yang ditularkan
melalui darah & Overdosis
Allocation
Random
20. QUESTION ASKED
Intervention trials
What is the effect of this
intervention?
Cohort study
What are the effects of
this exposure?
Case Control
What were the causes of
this event?
Survey
How common is this
condition?
Are conditions and
exposure associated
20
21. Tugas Kreatif Individu
▪ Satu Jurnal satu studi desain (potong lintang, kasus
kontrol, kohort)
▪ Buatlah kesimpulan studi anda
▪ Buatlah mind mapping tentang kelebihan dan kekurangan
studi anda
▪ Buatlah mind mapping tentang alur studi penelitianny
▪ Buat di kertas A4, 4-5 halaman, soft copy dshare di
mailing list
▪ Deadline sabtu, 19 Oktober, soft and hard copy
▪ Dicopy 5 rangkap untuk bahan diskusi(hasil mind
mapping+abstrak penelitian)
Dalam pertemuan e-learning hari ini, kita akan mempelajari tentang Studi design dalam epidemiologi. Studi disain epidemiologi yang akan kita pelajari yaitu Eksperimental studi yaitu studi intervensi kemudian observasional studi yaitu studi disain kohort, kasus kontrol dan crossectional studi.
Secara garis besar, desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu penelitian eksperimental dan penelitian observasi.Tujuan dari penelitian eksperimen/ uji klinis adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Sedangkan penelitian observasional tidak melakukan intervensi apapun, peneliti hanya mengobservasi kejadian atau fenomena yang terjadi di suatu masyarakat untuk menjawab pertanyaan penelitian.Misalnya, peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi anak terhadap status gizi anak. Peneliti tidak melakukan intervensi berupa penyuluhan atau pelatihan seputar gizi anak kepada target penelitian terlebih dahulu. Peneliti hanya menyelidiki apakah salah satu yang mempengaruhi status gizi anak itu adalah pengetahuan ibu yang telah mereka miliki sebelumnya tentang gizi anak, mungkin dari media atau penyuluhan rutin oleh tenaga kesehatan di lokasi setempat.
Secara garis besar, studi desain observasional ada 3 jenis: Potong Lintang (Cross sectional), Kohort (Cohort), dan Kasus Kontrol (Case-control). Perbedaan secara umum terletak pada faktor paparan (exposure factors) dan kejadian penyakit (disease). Studi desain potong lintang, faktor paparan dan kejadian penyakit terjadi pada masa sekarang secara bersamaan (in the present); studi desain kasus-kontrol, faktor paparan terjadi dimasa lalu dan kejadian penyakit terjadi pada masa sekarang; sedangkan desain kohort, faktor paparan terjadi dimasa sekarang, lalu diselidiki hingga kejadian penyakit apakah akan terjadi di masa depan.
Desain Potong lintang (Cross Sectional)
Bila kita memiliki keterbatasan dana, waktu dan tenaga, alternatif desain yang sederhana adalah desain potong lintang. Desain potong lintang dikenal juga dengan istilah survey. Kunci utama dalam desain potong lintang adalah sampel dalam suatu survey direkrut tidak berdasarkan status paparan atau suatu penyakit/ kondisi kesehatan lainnya, tetapi individu yang dipilih menjadi subjek dalam penelitian adalah mereka yang diasumsikan sesuai dengan studi yang akan kita teliti dan mewakili populasi yang akan diteliti secara potong lintang sehingga hasil studi bisa digeneralisasikan ke populasi. Oleh karena itu, faktor paparan dan kejadian penyakit/kondisi kesehatan diteliti dalam satu waktu
Kelemahan studi desain potong lintang, antara lain:
Pertama, Keterbatasan dimensi dari interpretasi sebab akibat, yang kita kenal dengan istilah fenomena ayam dan telur (chicken and egg), kita kurang mengetahui apakah sebab atau akibat duluan dari suatu kondisi kesehatan atau penyakit.
Kedua, Desain ini tidak efisien untuk faktor paparan atau penyakit (outcome) yang jarang terjadi. Untuk pengolahan data analitik, kita membutuhkan faktor paparan dan penyakit dengan jumlah yang cukup sehingga peneliti bisa melakukan analisa asosiasi lebih lanjut.
Kemudian, Kasus prevalensi kemungkinan tidak mewakili semua populasi jika angka rata –rata respons (response rate) yang bersedia mengikuti survey tidak mencapai target yang ditentukan.
Sedangkan kelebihannya adalah
Dapat Mengukur angka prevalensi, bukan angka insidens
Sampel dalam studi dapat mewakili populasi dengan teknik sampling
Metode dan desain serta definisi penelitian bisa distandardisasi, reliable dan single blind sehingga survey berulang dapat dilakukan untuk mengetahui trend penyakit atau kondisi kesehatan dan kebutuhan pelayanan kesehatan suatu negara dalam kurun waktu tertentu.
Sumber daya dan dana yang efisien karena pengukuran dilakukan dalam satu waktu
Kerjasama penelitian (response rate) dengan desain ini umumnya tinggi.
Desain Kasus Kontrol
Ketika kita bisa membedakan status responden sebagai kelompok yang menderita suatu penyakit atau suatu kondisi kesehatan dan status responden yang sehat atau memiliki penyakit lainnya, maka kita bisa melakukan penelitian dengan kasus kontrol atau case control. Ada dua kelompok partisipan yang akan direkrut dalam penelitian dengan studi ini, kelompok kasus dan kelompok kontrol. Partisipan di kelompok kasus pada sumber populasi didefinisikan sebagai semua orang yang akan datang ke pusat layanan kesehatan, baik Klinik, Puskesmas maupun Rumah Sakit dan datanya akan disimpan dalam rekam medis jika mereka menderita penyakit yang akan diteliti. Permasalahan yang sering muncul, pusat layanan kesehatan umumnya melayani masyarakat yang berbeda penyakitnya sehingga pola rujukan dan reputasi pusat layanan kesehatan sangat menentukan perekrutan kelompok kasus yang optimal
Kelemahan penelitian dengan studi desain kasus kontrol adalah, [5],
Hanya bisa menginvestigasi satu outcome atau satu kondisi kesehatan/penyakit, karena kita mulai dari satu kondisi kesehatan dan kita kilas balik ke belakang banyak paparan yang mungkin telah terjadi.
Tidak bisa menghitung angka insiden atau ukuran asosiasi absolut lainnya. Kasus dipilih dari populasi sumber yang memiliki outcome, sedangkan kelompok kontrol merupakan estimasi distribusi faktor paparan dari populasi sumber, sehingga hasil perhitungan yang kita dapatkan adalah Odds Rasio (OR). Walaupun asosiasi bisa ditegakkan dengan perhitungan Odds rasio, tetapi tidak bisa menghitung resiko absolut (abosulute risk) karena angka insidens tidak diketahui
Bias seleksi. Tidak mudah untuk memilih responden pada kelompok kontrol, karena responden sebisa mungkin tidak terpapar dari faktor resiko yang merupakan penyebab dari penyakit pada kelompok kasus, karena kemungkinan kelompok kontrol bisa menderita sakit yang sama seperti kelompok kasus, tetapi masih tahap tanpa gejala (asymptomatic group) dengan faktor resiko tersebut. Sehingga kemungkinan terjadinya bias seleksi sangat besar. Misal, untuk mengetahui hubungan antara kasus kanker paru-paru dan merokok. Untuk pemilihan kasus kontrol, peneliti harus semaksimal mungkin untuk memilih kelompok ini pada pasien penyakit selain kasus kanker, yang tidak terpapar dengan rokok, misal penyakit mag, pasien katarak yang bukan perokok dsb.
Bias Informasi. Seperti kita pahami, bahwa informasi yang kita akan dapatkan tergantung daya ingat responden. Rekam medis dapat meminimalisir bias informasi, tetapi tidak semua faktor resiko/paparan terdokumentasi pada rekam medis. Oleh karena itu, kemungkinan bias pada informasi tinggi, terutama untuk kelompok kontrol. Kelompok kasus akan cenderung lebih mengingat faktor resiko yang dia alami daripada kelompok kontrol. Seperti contoh diatas, ibu dengan anak BBLR, umumnya daya ingat akan faktor paparan yang dia alami, memorinya akan lebih tinggi daripada ibu yang melahirkan bayi normal, misalnya status merokok, status gizi, periksa kehamilan dan sebagainya.
Untuk kelebihanya, tentu saja desain ini sangat tepat sekali pada kasus yang jarang terjadi di masyarakat, seperti kasus kanker, HIV/AIDS, sehingga kita bisa mengetahui faktor risiko suatu kondisi kesehatan dengan metode retrospektif dengan cepat, responden ditanya tentang faktor paparan yang telah terjadi pada periode tertentu di masa lampau hingga terjadinya penyakit.
Kemudian, desain ini bisa dilakukan pada jumlah sampel terbatas dan bisa mengeksplorasi banyak faktor paparan dimasa lampau pada satu outcome. Odds rasio nilainya mendekati risk rasio (risk ratio), terutama pada kasus yang jarang terjadi. Nilai odds rasio merupakan rata-rata, karena kelompok kasus dan kontrol seharusnya mewakili populasi dengan memperhatikan paparan [5].
Ketika peneliti mempunyai waktu, tenaga dan pendanaan yang cukup dan telah banyak penelitian sebelumnya melakukan penelitian dengan desain potong lintang dan kasus-kontrol, maka pilihan selanjutnya adalah desain kohort.
Kelebihan studi kohort adalah kita bisa menilai kausalitas karena faktor paparan terjadi sebelum responden sakit, sehingga adanya tingkat alur jelas antara faktor paparan kemudian baru terjadi sakit.
Oleh karena itu, tingkat bias bisa diminimalisir terutama bias informasi, karena responden diikuti oleh peneliti ke depan (prospektif). Kemudian faktor perancu bisa dikontrol dan memungkinkan beberapa outcome hasil penelitian dapat dihasilkan dalam penelitian ini.
Studi ini juga sangat baik untuk faktor paparan yang jarang terjadi dan memungkinkan peneliti menghitung angka insiden (incidence rates).
Kelemahan studi dengan desain kohort adalah memerlukan waktu yang panjang terutama untuk mengetahui efek dari beberapa faktor paparan karena desain ini umumnya untuk menginvestigasi penyakit kronik.
Desain ini juga membutuhkan jumlah sampel penelitian dalam cukup besar yang bisa bermanfaat jika adanya banyak sampel yang hilang sepanjang penelitian berlangsung dalam periode tertentu (loss of follow up). Biaya yang dibutuhkan juga tidak murah pada desain ini. Kelemahan lainnya, jika penyakit yang diteliti jarang terjadi baik di group yang terpapar dan group tidak terpapar, sangat sulit sekali mencari responden dalam jumlah yang sangat banyak.
Membahas penelitian eksperimental atau intervensi (intervention trial). Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil tertentu yang diprediksi sebelumnya.Desain ini merupakan metode utama untuk menginvestigasi terapi baru.Misal, efek dari obat X dan obat Y terhadap kesembuhan penyakit Z atau efektivitas suatu program kesehatan terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Beberapa contoh penelitian dengan desain eksperimental, seperti;1) mengukur efektivitas penggunaan antibiotik terhadap perawatan wanita dengan gejala infeksi saluran urin dengan hasil tes urin negatif /negative urine dipstict testing
Mari kita lakukan studi kasus terhadap Layanan Pemberian Metadon kepada Pengguna Napza Suntik
Studi disain mana yang cocok untuk dilakukan?
Perlu diketahui bahwa Saat ini Methadone banyak digunakanorang dalam pengobatan ketergantungan opioid. Selain itu, Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan ketergantungan opioid dan penularan HIV/AIDS dari penggunaan napza suntik
Tahap pertama: tentukan variabel dependen dan variabel independennya. Dalam studi ini, dapat kita pelajari bahwa variabel independennya adalah Program Terapi Rumatan Metadon sedangkan variabel dependennya adalah angka kesakitan atau kematian akibat HIV/AIDS dan penyakit yang ditularkan melalui darah lainnya dan overdosis narkoba
Tahap kedua: tentukan studi desain yang tepat untuk mengetahui efektivitas PTRM
Silahkan diskusikan selama 10 menit studi disain apa yang kalian pilih. minimal 2 disain epidemiologi dan jelaskan kenapa kalian memilih studi disain tersebut.
Dalam studi kasus 1, kita mengamati pengguna narkoba suntik tanpa membedakan mereka akses atau tidak akses PTRM atau status mereka dari HIV/AIDS atau overdosis narkoba.Sampel kita semua pengguna narkoba lalu kita telusuri apakah mereka akses PTRM dan pernah overdosis atau sebaliknya.Perhitungan yang bisa dihitung angka prevalensi dan rasio prevalensi. Kita mengumpulkan data dalam satu waktu dengan target sampel adalah pengguna narkoba suntik di suatu daerah atau Provinsi.
Mari kita aplikasikan studi kasus 1 dengan studi desain kasus kontrol, penulis telah membuat alur penelitian dengan desain kasus kontrol
kita mengamati pengguna narkoba suntik dengan membedakan / mengelompokkan mereka akses atau tidak akses PTRM dengan status mereka positif atau negatif dari HIV/AIDS atau overdosis narkoba. Sampel kita semua pengguna narkoba dimana sampel yang Sakit/mati Akibat HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah & Overdosis kita jadikan (Kelompok Kasus) dan sample dengan satus Negatif dari HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah& Overdosis kita jadikan (Kelompok Kontol)
lalu kita telusuri apakah mereka akses PTRM atau tidak.
Untuk studi kasus 1, PTRM dan kejadian kematian akibat overdosis atau kesakitan akibat HIV/AIDS
Kita mengambil sampel pengguna napza suntik kemudian dibagi menjadi dua kelompok dimana kelompok pertama adalah Penasu yang mengakses PTRM dan kelompok kedua adalah Penasun yang tidak mengakses PTRM. Dari dua kelompok sample ini kemudian diikuti perkembangan kasusnya sampai beberapa waktu kedepan untuk diketahui dari kedua kelompok berapa sample yang akses PTRM sakit/mati akibat HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah dan berapa yang negativ dari HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah serta berapa orang sample yang tidak akses PTRM yang sakit/mati akibat HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah dan berapa yang negativ dari HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah . Untuk diketahui seberapa efektifkah PTRM dalam mengurangi penularan HIV dan penyakit yang ditularkan melalui darah .
Untuk studi kasus 1, PTRM dan kejadian kematian akibat overdosis atau kesakitan akibat HIV/AIDS dengan disain epidemiologi eksperimental sekilas seolah sama denagn Disain study kohort . namun tentu saja berbeda, pada disain study eksperimental ada yang namanya Intervensi dimana kelompok sampel penasun yang sudah terpilih akan dirandom atau diacak untuk dipilih mana kelompok yang akan diberikan intervensi dalam kasus ini adalah Akses PTRM dan mana kelompok yang tidak diberikan intervensi yang kemudian akan diikuti perkembangannya.
Pertanyaan Penelitiannya adalah
Studi Intervensii/ekperimental adalah : apa dampak/ akibat dari suatu intervensi
Kohort : apa efek atau dampak dari paparan
Kasus kontrol : apa penyebab dari suatu permasalahan
Survey :seberapa sering suatu kondisi terjadi, kemudian apakah kondisi tersebut dalam hal ini mungkin penyakit berhubungan dengan paparan yang terrjadi.
Untuk mendalami materi mengenai desain study epidemiologi silakan buat tugas individu berikut ini.
Silahkan kunjungi website kita di www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Referensi Materi ini
Najmah, 2014, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat