SlideShare a Scribd company logo
KERJA PRAKTIK – RG141335
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS
NRP 3512100015
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2015
KERJA PRAKTIK – RG141335
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS
NRP 3512100015
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Oleh :
Muhammad Irsyadi Firdaus (3512 100 015)
Disetujui oleh Pembimbing :
1. I Gede Astawa, A. Ptnh ( )
(KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah)
2. Abdul Wachid, SH ( )
(KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan )
Mengetahui,
KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan
Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang
Miftahul Fahmi, A.Ptnh
NIP. 19670313 198903 1 003
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga
penulisa dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang dengan judul “Studi
Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan
PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang)” ini dengan baik.
Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah
membantu penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan
baik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama
Magang.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik
Geomatika FTSP ITS.
3. Bapak Drs. Tonton Sudiyanto, MH. selaku Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang dan Bapak Miftahul Fahmi,
A. Ptnh. selaku KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan.
4. Bapak Abdul Wachid, SH atas bimbingan dan arahannya
selama magang di BPN Lumajang dan Bapak I Gede Astawa,
A. Ptnh. atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN
Lumajang.
5. Seluruh pegawai dan staf di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang atas semua bantuan selama magang.
6. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika – ITS Angkatan 2012 atas
dukungan dan semangat yang telah diberikan.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan
laporan magang ini. oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan untuk perbaikan laporan ini.
Lumajang, Agustus 2015
Penulis
iv
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN
2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR
PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
Nama Mahasiswa :Muhammad Irsyadi Firdaus
NRP :3512 100 015
Jurusan :Teknik Geomatika FTSP – ITS
Pembimbing :I Gede Astawan, A. Ptnh.
Abstrak
Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah
secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek
Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang
Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam
menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di
bidang Ekonomi.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah
mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan
pemetaan pada kegiatan PRONA di kabupaten lumajang, yang
dilaksanakan Kantor Pertanahan Lumajang. Kemudian
membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi
koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Global Mapper
versi 14.
Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam
program PRONA serta membuat informasi sederhana peta dasar
pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer
identifikasi bangunan ( NIB )
Kesimpulan studi magang ini, dari program PRONA yang
dibagikan Kantor Pertanahan Lumajang kepada masyarakat
peserta PRONA di kabupaten lumajang dengan total peserta
3.950 objek bidang tanah. Pengukuran bidang tanah
menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur
v
sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan
sebagai keperluan pembukuan tanah.
Kata Kunci: PRONA, Pengukuran, Pemetaan, Kadastral.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................i
Halaman Pengesahan ............................................................ii
Kata Pengantar ....................................................................iii
Abstrak ................................................................................iv
Daftar Isi ..............................................................................vi
Daftar Gambar ...................................................................viii
Daftar Tabel .........................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................2
1.3 Manfaat ......................................................................2
BAB II MANEJEMEN PEKERJAAN..................................3
2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan ...............3
2.2 Lingkup Pekerjaan ......................................................5
2.3 Pelaksana Pekerjaan....................................................5
2.4 Tahapan Pengolahan Data...........................................5
2.4.1 Pengumpulan Data................................................ 5
2.4.2 Pengolahan Data ................................................... 6
2.4.3 Penyajian Data ...................................................... 6
2.5 Struktur Organisasi .................................................... 7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................... 9
3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) ............. 9
3.2 Pengukuran Bidang Tanah......................................... 11
3.3 Penggambaran Bidang Tanah .................................... 12
3.4 Pemetaan Hasil Ukuran.............................................. 13
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN............................. 16
4.1 Alat dan Bahan........................................................... 16
4.2 Spesifikasi Alat .......................................................... 16
4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)................................ 16
4.2.2 Perangkat Lunak (Software) ................................. 17
4.3 Metodologi Penelitian................................................ 21
4.4 Jadwal Pekerjaan........................................................ 23
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................... 24
vii
5.1 Tahap Pengolahan Data........................................... 24
5.2 Analisa Hasil ........................................................... 34
BAB VI PENUTUP ............................................................. 38
6.1 Kesimpulan.............................................................. 38
6.2 Saran........................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................... 39
LAMPIRAN......................................................................... 41
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan
Pemetaan...........................................................7
Gambar 4.1 Software Universal Maps Downloader (UMD)17
Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop 2009.........19
Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0 .....................20
Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan ..............21
Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327.................24
Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader ..25
Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327 ...................26
Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD ...........27
Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner....................27
Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327...........................28
Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14 ........................28
Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file......................29
Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang
akan di Crop....................................................29
Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format file....30
Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format...............30
Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options ...............31
Gambar 5.13 Proses Eksport File........................................31
Gambar 5.14 File Output.....................................................32
Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping....................32
Gambar 5.16 Sketsa peta bidang.........................................33
Gambar 5.17 Pemberian Nomor Identifikasi Bidang (NIB)34
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan
Kabupaten Lumajang.............................................3
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras................................16
Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktik di Kantor Pertanahan
Kabupaten Lumajang...........................................23
Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard
Operasional Prosedur)..........................................36
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian
besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Hal yang tidak dapat dipisahkan dari petani adalah tanah yang
digunakan sebagai lahan persawahan. Jadi pada dasarnya,
manusia dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat,
sangat alami dan tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dan
dipahami, karena tanah merupakan tempat tinggal, tempat
pemberi makan, tempat mereka dilahirkan, tempat ia
dimakamkan bahkan tempat leluhurnya.
Pemanfaatan tanah dan penggunaan lahan merupakan suatu
rangkaian aktifitas manusia atas daratan misalnya permukiman,
perdagangan, pertanian. Penguasaan dan kepemilikan tanah yang
resmi merupakan hal yang terpenting, supaya tidak terjadi berbagai
macam masalah mengenai sengketa agrarian dengan pelanggaran
hak – hak asasi manusia.
Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah
secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek
Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk
menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang
Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam
menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di
bidang Ekonomi.
PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) dengan aspek
teknis pengukuran dan pemetaan mempunyai hubungan yang
saling memenuhi. Oleh karena itu, studi dalam laporan magang ini
tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis
mengenai pengukuran dan pemetaan serta mengevaluasinya.
Pekerjaan Magang di BPN Lumajang ini yaitu Studi Tentang
Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA Tahun 2015
Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang).
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Studi Tentang Pengukuran Dan
Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui bagaimana pelaksanaan PRONA di Indonesia
khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui bagaimana aspek teknis pengukuran dan
pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3 Memberikan sistem informasi sederhana pada hasil
penggambaran peta pendaftaran tanah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada
Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut :
1 Mengetahui pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya
di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.
2 Mengetahui aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari
pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3 Mampu memberikan sistem informasi sederhana pada
hasil penggambaran peta pendaftaran tanah.
3
BAB II
MANAJEMEN PEKERJAAN
2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan
Magang ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten
Lumajang, yang berlokasi di Jalan Jendral Panjaitan No. 108,
Lumajang, mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai 21 Agustus 2015.
Dengan volume pekerjaan Magang ini dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan
Kabupaten Lumajang
No. Waktu Pelaksana Pekerjaan
1 27 Juli 2015 Pertemuan awal sekaligus
penerimaan kerja praktik
dengan Instansi BPN
Lumajang oleh KASI Survei
Pengukuran dan Pemetaan
yaitu Pak Miftahul Fahmi,
A.Ptnh. dan penugasan awal
yaitu review tentang
keinginan yang ingin
didapatkan ketika kerja
praktik di Kantor Petanahan
Nasional Kab. Lumajang.
2 28 Juli 2015 Pengarahan kerja praktik di
KanTah Lumajang dan
pengenalan Instansi.
3 29 Juli 2015 Studi literatur tentang
pengambilan citra satelit dan
pengolahan citra satelit
4 30 Juli 2015 Studi literatur dan Install
Software Universal Maps
Downloader
4
5 31 Juli 2015 Pengukuran bidang tanah di
Lapangan.
6 3 Agustus 2015 Studi literatur dan
pengambilan citra satelit.
7 4 Agustus 2015 Pemilihan citra satelit Karena
ada citra yang tidak
ditemukan
8 5 Agustus 2015 Pengukuran bidang tanah di
Lapangan.
9 6 Agustus 2015 Mengcropping Citra Satelit
menggunakan Global Mapper
V.14
10 7 Agustus 2015 Merektifikasi Citra Satelit
dengan menggunakan
software AutoCAD 2009
11 10 Agustus 2015 Pengolahan data pengukuran
12 11 Agustus 2015 Penggambaran bidang tanah
13 12 Agustus 2015 Studi literatur mengenai peta
dasar pendaftaran, peta
pendaftaran dan peta bidang
tanah serta pemberian NIB
(Nomor Induk Bidang)
14 13 Agustus 2015 Mengikuti penyerahan
sertifikat PRONA di desa
selok awar-awar kepada
masyarakat.
15 14 Agustus 2015 Pengambilan sample
pengukuran PRONA,
Blangko pengukuran PRONA
serta pengambilan
dokumentasi.
16 18 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang
17 19 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang
18 20 Agustus 2015 Presentasi laporan magang
19 21 Agustus 2015 Revisi laporan magang
5
2.2 Lingkup Pekerjaan
Adapun lingkup pekerjaan selama Kerja Praktik di Kantor
Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang meliputi:
1 Melakukan proses pengambilan citra satelit melalui UMD
(Universal Maps Downloader) dengan zoom 19 daerah
kabupaten lumajang.
2 Melakukan pengolahan citra satelit dengan menggunakan
global mapper v.14 dan AutoCAD Land Desktop 2009.
3 Melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah di
lapangan dengan menggunakan alat roll meter atau Total
Station.
4 Melakukan pengolahan dan penggambaran hasil
pengukuran di lapangan.
5 Menganalisa aspek pengukuran dan pemetaan dari
pelaksanaan PRONA tersebut.
2.3 Pelaksana Pekerjaan
Pelaksana dalam kerja praktik ini adalah mahasiswa
Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS yang berjumlah satu
orang, yaitu:
1 Nama : Muhammad Irsyadi Firdaus
NRP : 3512 100 015
No. HP : 081237276230
2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
2.4.1 Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam pelaksanaan magang
adalah
1. Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun
2015 berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.
2. Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA
3. Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang
tanah objek PRONA berasal dari Kantor Pertanahan
Lumajang.
6
4. Peta google satelit yang digunakan untuk overlay
dengan peta bidang.
2.4.2 Pengolahan Data
Dalam tahap ini, pengolahan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Mengambil citra satelit untuk area kabupaten
lumajang dengan menggunakan software Universal
Maps Downloader (UMD) dengan zoom 19 dan
mengkombined potongan citra tersebut sehingga
membentuk peta citra satelit kabupaten lumajang.
2. Mentransformasikan peta citra satellite dari proyeksi
UTM ke proyeksi TM 30
dengan menggunakan global
mapper versi 14 sehingga didapatkan peta citra satelit
dengan proyeksi TM 30
.
3. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan
software AutoCAD Land Desktop 2009 sehingga
didapatkan sketsa bidang tanah.
4. Hasil sketsa Bidang tersebut harus ditampalkan
dengan peta citra untuk mengetahui apakah bidang
tersebut sudah sesuai dengan peta citra yang
selanjutnya diberikan legenda sehingga berupa peta
bidang tanah dengan pemberian NIB (Nomor
Identifikasi Bidang).
5. Pembuatan peta pendaftaran tanah, dimana peta
bidang tanah tersebut akan dipindahkan ke peta
pendaftaran tanah.
2.4.3 Penyajian Data
Dalam tahap penyajian data pada Kerja Praktik ini sebagai
berikut :
1. Pembuatan laporan kerja praktik mengenai studi
pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor
Pertanahan kabupaten lumajang.
7
2. Pembuatan power point dari studi pengukuran dan
pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan
kabupaten lumajang.
3. Pembuatan peta pendaftaran tanah dan peta bidang
tanah dari hasil studi pengukuran dan pemetaan
kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten
lumajang.
2.5 Struktur Organisasi Instansi
Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan
Pemetaan
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran
dan Pemetaan
1. KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan
TUGAS : Melakukan survei, pengukuran dan pemetaan
bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar,
pengukuran batas kawasan/ wilayah, pemetaan tematik dan
survei potensi tanah, penyiapanpembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah.
Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Lumajang
KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan
KASUBSI PENGUKURAN
DAN PEMETAAN
KASUBSI TEMATIK
DAN POTENSI TANAH
8
FUNGSI :
a. Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang
tanah, ruang dan perairan;
b. Perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/
wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah,
pembinaan surveyor berlisensi;
c. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas
kawasan/ wilayah;
d. Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang
dan perairan;
e. Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah;
f. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan
pejabat penilai tanah;
g. Pemeliharaan peralatan teknis.
2 TUGAS KASUBSI
a. KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan: Menyiapkan
perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang
tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/
wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan
surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran,
daftar tanah,peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur
dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran.
b. KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah: Menyiapkan
survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan
pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan
peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat
penilai tanah.
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria)
Proyek Operasi Nasional Agraria, salah satu bentuk
kegiatan legalisasi aset dan pada hakekatnya merupakan
proses administrasi pertanahan yang meliputi: adjudikasi,
pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/
tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara
massal. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan kegiatan
pendaftaran tanah pertama kali yang dilaksanakan secara
terpadu dan ditujukan bagi segenap lapisan masyarakat
terutama bagi golongan ekonomi lemah dan menyelesaikan
secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat
strategis.
Di dalam penetapan lokasi PRONA perlu memperhatikan
kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahanan yang tersedia.
1. Kondisi Wilayah.
Lokasi Kegiatan PRONA diarahkan pada wilayah-wilayah
sebagai berikut:
 Desa miskin/tertinggal;
 Daerah pertanian subur atau berkembang;
 Daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah
miskin kota;
 Daerah pengembangan ekonomi rakyat;
 Daerah lokasi bencana alam;
 Daerah permukiman padat penduduk serta mempunyai
potensi cukup besar untuk dikembangkan;
 Daerah diluar sekeliling transmigrasi;
 Daerah penyangga daerah Taman Nasional;
 Daerah permukiman baru yang terkena pengembangan
prasarana umum atau relokasi akibat bencana alam.
10
2. Infrastruktur Pertanahan.
Penetapan lokasi wilayah desa/ kelurahan PRONA,
hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur
pertanahan, antara lain:
 Rencana umum tata ruang wilayah;
 Inventarisasi pengaturan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (IP4T);
 Peta penatagunaan tanah;
 Peta pengukuran dan pendaftaran tanah
(fotogrametis);
 Infrastruktur titik dasar teknik dan peta dasar
pendaftaran;
 Teknologi informasi dan komunikasi;
 Mobil dan peralatan larasita; dan
 Infrastruktur lainnya.
Adapun luas dan jumlah tanah obyek pronah adalah sebagai
berikut:
1. Tanah Negara.
 Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000
m2
(dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 500 m2
(lima ratus meter
persegi); dan
 Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar).
2. Penegasan konversi/pengakuan hak.
 Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 5.000
m2
(lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA
yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan
tipe A sampai dengan luas 1.000 m2
(seribu meter
persegi); dan
 Tanah pertanian dengan luas sampai 5 Ha (lima hektar).
11
3. Jumlah bidang tanah.
Bidang tanah yang dapat didaftarkan atas nama seseorang
atau 1 (satu) peserta dalam kegiatan PRONA paling
banyak 2 (dua) bidang tanah
3.2 Pengukuran Bidang Tanah
Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang
tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan penetapan batas
dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang
dimohon.
Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan
posisi / letak geografis, batas, luas, dan bentuk geometris
bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau
untuk pelayanan DIK PPL bidang pengukuran. Pengukuran
untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan
untuk pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah,
lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama untuk
mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur
pengembalian batas apabila karena sesuatu hal batas-batas
bidang tanah tersebut hilang.
Pengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan
metode :
1. Metode Terrestris
Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk
pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah
pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara
mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang
dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi
(jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan
jarak).
12
2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/ blow up
foto)
Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris
adalah pengukuran dengan menggunakan sarana foto udara.
3. Metode lainnya (metode pengamatan GPS).
Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan
GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4
satelit GPS.
3.3 Penggambaran Bidang Tanah
Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan
pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan pada
gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan
penggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode
pengukuran dan penggunaan alat ukurnya.
1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode offset secara trilaterasi) dengan
menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran
dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket
bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi
dan titik ikat yang digunakan.
2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur
theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran
dituliskan pada DI 103 dan gambar ukur (DI 107) beserta
sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi
lokasi dan titik ikat yang digunakan.
3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode
terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur
total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk
print out & file data, kemudian dijadikan satu dengan
13
gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi
digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik
ikat yang digunakan.
4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan
peta foto/ blow up foto (hasil fotogrametris), maka data
ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow
up foto udara tersebut, yang kemudian dilampirkan pada
gambar ukur dengan cara overlay atau copy.
5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan
GPS, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out
baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan
gambar ukurnya (DI 107).
6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan
ke dalam peta pendaftaran.
7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto
dilaksanakan dengan mengutip batas-batas bidang tanah
yang telah ditetapkan dan memetakannya pada lembaran
peta pendaftaran.
3.4 Pemetaan Hasil Ukuran
Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang
atau bidang-bidang tanah yang batas-batasnya telah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan
pendaftaran tanah. Peta pendaftaran ini menginformasikan
mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor
identifikasi bidang dari setiap bidang tanah.
Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-
hari di Kantor Pertanahan haruslah peta dalam sistem
koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat
tertentu artinya untuk suatu peta pendaftaran hanya
menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30
). Sedangkan
14
format peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan
format nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Proses pemetaan hasil ukuran memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini :
1. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto/ blow up
foto, maka pemetaannya dilaksanakan dengan
memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah
diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan
bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi
dan adjustment posisi relatif antar bidang.
2. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana
hasil ukuran lapangannya telah dikartir pada peta dasar
pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan
dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan
terlebih dahulu mengidentifikasi minimal 2 (dua) titik
sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu
digunakan sebagai dasar untuk mentransformasi/ menyalin
bidang tanah dari peta dasar pendaftaran ke peta
pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang
sama yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun
di lapangan dalam sistem koordinat TM-30
.
3. Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat
kartiran hasil ukuran dari gambar ukur, maka pembuatan
peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan dengan
pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud
berasal dari kartiran hasil ukuran yang tertuang pada
gambar ukurnya.
4. Untuk memastikan seluruh hasil ukuran telah terpetakan
pada peta pendaftaran, maka Petugas Ukur menyerahkan
seluruh berkas pemetaan kepada Kepala Sub Seksi
Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi
15
Pengukuran/ Koordinator Pemetaan berkewajiban untuk
memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan
pada Gambar Ukur dengan bunyi “telah terpetakan”.
5. Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta
pendaftaran.
6. Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran
telah memiliki Nomor Identifikasi Bidang (NIB) tanah
yang unik/ khusus untuk satu desa/kelurahan.
7. Jika sebagian/ sekelompok bidang tanah tidak dapat
dipetakan dalam skala yang sedang dikerjakan atau tidak
dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena
alasan kartografi, maka kelompok bidang tersebut
dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000.
8. Pilihlah metode penyalinan/ pengutipan bidang-bidang
tanah dari peta dasar pendaftaran untuk pembuatan peta
pendaftaran.
9. Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit
dengan salib sumbu (grid) sistem koordinat nasional TM-
30
.
16
BAB IV
METODOLOGI PEKERJAAN
4.1 Alat dan Bahan
Dalam pekerjaan ini alat yang digunakan adalah
sebagai berikut.
1 Perangkat keras (hardware)
- 1 unit Laptop merk ASUS X200MA
2 Perangkat lunak (software)
- Sistem operasi berbasiskan Windows 8.1.
- Sistem aplikasi berupa Microsoft tools 2013
(Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft
Power Point)
- Sistem aplikasi berupa software AutoCAD 2009
- Sistem aplikasi berupa software UMD (Universal
Maps Downloader) v. 7.327
- Sistem aplikasi berupa software Global Mapper 14
3 Bahan yang digunakan adalah
- Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun
2015 yang berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.
- Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA
- Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang
tanah objek PRONA yang berasal dari Kantor
Pertanahan Lumajang.
4.2 Spesifikasi Alat
4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)
Spesifikasi Laptop ASUS X200MA adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Operating system Windows 8.1 64-bit
System Manufacturer ASUSTek Computer
Inc.
System Model X200MA
17
Processor Intel® Celeron®
CPU N2920
@1.86GHz
Memory 4.00 GB (3.87 GB
usable)
4.2.2 Perangkat Lunak (Software)
a. Software Universal Maps Downloader (UMD)
Gambar 4.1 Software Universal Maps
Downloader (UMD)
Perangkat lunak yang dikembangkan oleh
allmapsoft,merupakan suatu progam perangkat
lunak yang digunakan dalam pengambilan citra
satelit. Perangkat ini memiliki 17 jenis citra setelit
diantaranya Google Street Maps, Google Satelite
Maps, Google Terrain Maps, Google Hybrid
Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps, Bing
Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,
OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap
Cycle Map, OpenStreetMap Mapguest Open,
OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan
Yandex Satelite. Namun UMD memiliki
kemampuan lainnya seperti dapat melakukan
18
Combined potongan citra sehingga citra tersebut
utuh sesuai dengan kehendak kita.
Software Universal Maps Downloader
(UMD) adalah desktop perangkat lunak untuk
mengambil citra satelit dengan tingkat pembesaran
yang tinggi.
b. Software Microsoft Office (MS Word, MS Excel,
dan MS Power Point)
Microsoft Office Word adalah perangkat
lunak pengolah kata (word processor) andalan
Microsoft. Pertama kali diterbitkan pada 1983
dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix,
versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk
berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983),
Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan
Microsoft Windows (1989).
Microsoft Office Excel adalah sebuah
program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang
dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft
Corporation untuk sistem operasi Microsoft
Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki
fitur kalkulasi.
19
c. Software AutoCAD Land Desktop 2009
Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop
2009
CAD adalah singkatan dari Computer
Aided Design, yang diterjemahan ke dalam
Bahasa Indonesia sebagai : merancang dengan
bantuan computer. AutoCAD adalah salah satu
software menggambar teknik (drafting) yang
sangat dikenal di dunia teknik. Tingkat
keakuratannya yang sangat tinggi menjadikan
AutoCAD sebagai salah satu alat bantu (tools)
untuk menggambar di kalangan teknik. Tidak
mengherankan apabila beberapa bidang teknik
sangat intensif menggunakan AutoCAD sebagai
alat bantu gambar, di antaranya adalah Teknik
Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan lain-
lain yang sangat erat dengan pembuatan dan
penggunaan gambar teknik.
20
d. Software Global Mapper 14.0
Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0
Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak
yang cukup populer sering digunakan oleh kalangan
praktisi GIS (geographics information system) atau
orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan.
Salah satu keistimewaan program ini adalah
kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file.
Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari
latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang
berbeda-beda..
File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan.
Misalnya, Model Elevasi Digital (DEM), dapat di-
upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk
menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara
digital dapat diletakkan di atas permukaan bersama
dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar
yang menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat
dicetak, atau area kerja dapat diekspor ke citra arsiran
resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau
laporan.
Global Mapper® bukan sekadar perangkat
serbaguna, namun memiliki fungsi built-in untuk
perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan
penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan
garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti
21
rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data
permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data
permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding
data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan
dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built-
in atau konversi batch secara menyeluruh.
4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Alur metodologi pelaksanaan pada magang ini dapat
digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut :
Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Persiapan
Identifikasi
Teknis Pengukuran
Penggambaran
Overlay
Proyeksi
TM 30
Analisa
Peta Pendaftaran Tanah
Informasi / data
mengenai penerimaam
untuk obyek PRONA
Identifikasi
Pemberian NIB
Peta Citra Satelit
Tidak
Ya
22
Keterangan Diagram Alir:
1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam studi ini adalah
persiapan bahan-bahan penelitian antara lain: Data
teknis pengukuran, Peta Bidang hasil kegiatan
pengukuran, dan data mengenai penerima ( Subjek )
tanah atau bidang tanah objek .
2. Identifikasi
Data-data hasil pengukuran dan peta bidang tersebut
di identifikasi sesuai dengan aspek pengukuran dan
pemetaan kadastral.
3. Teknis Pengukuran
Teknis pengukuran meliputi: alat yang digunakan,
spesifikasi alat, metode pengukuran serta teknis
pemasangan patok.
4. Penggambaran
Pada proses penggambaran dilakukan secara
manuskrip dengan skala tertentu kemudian dibuat
secara digital untuk menghasilkan pengukuran peta
objek PRONA secara digital, dan pemberian NIB
(Nomor Identifikasi Bangunan) dilakukan pada
pembuatan manuskrip serta pada peta digital.
Memberi informasi nama penerima (subyek) pada
peta bidang tersebut untuk di umumkan pada
masyarakat yang memiliki tanah atau pihak lain
apabila adanya hak yang dilanggar baik mengenai
luas tanah, status kepemilikan dan bentuk bidang
tanah
5. Overlay
Proses overlay adalah proses penampalan bidang tanah
dengan citra satelit yang sudah di rektifikasi dengan
proyeksi TM 30
. Jika belum terproyeksi di TM 30
atau
tidak sesuai dengan citra satelit maka proses
penggambaran harus diulang
23
6. Analisa
Analisa hasil pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kegiatan PRONA sesuai dengan aspek pengukuran
dan pemetaan kadastral secara keseluruhan dari awal
sampai akhir.
7. Peta Pendaftaran Tanah
Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut adalah peta
pendaftaran tanah. Dimana peta pendaftaran tanah
tersebut merupakan kutipan peta dasar pendaftaran.
4.4 Jadwal Pekerjaan
Magang yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Juli
2015 sampai dengan 21 Agustus 2015, bertempat di
Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang Jalan
Jendral Panjaitan No. 108, Lumajang Jawa Timur 67312.
Dengan rincian jadwal pekerjaan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktek di Kantor Pertanahan
Kabupaten Lumajang
No. Kegiatan Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengenalan Instansi
2 Pelaksanaan Kerja
Praktik
a. Studi Literatur
b. Pengumpulan Data
c. Pengolahan Data
3 Penyusunan Laporan
dan Bimbingan
24
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Tahap Pengolahan Data
1. Download Citra Satelit dengan Menggunakan
software Universal Maps Download (UMD) versi
7.327
UMD (Universal Maps Downloader) adalah software
berbayar yang dikembangkan oleh allmapsoft.com digunakan
untuk mendownload citra satelit dengan resolusi tinggi yang
diambil dari berbagai satelit citra.
a. Download software UMD (Universal Maps Downloader)
di link berikut
http://rsload.net/soft/manager/10157-universal-maps-
downloader.html
b. Install software UMD tersebut setelah selesai maka akan
muncul tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327
c. Tentukan Left Longitude, Right Longitude, Top Latitude,
dan Bottom Latitude sesuai area yang akan diambil.
25
Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader
7.327
Keterangan Gambar:
1. Task Name: Nama folder dan file *umd dimana file
citra di simpan.
2. Maps Type: Jenis citra setelit, pada UMD terdapat 17
jenis citra setelit diantaranya Google Street Maps,
Google Satelite Maps, Google Terrain Maps, Google
Hybrid Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps,
Bing Hybrid Maps, OpenStreetMap Map,
OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap Cycle
Map, OpenStreetMap Mapguest Open,
OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan
Yandex Satelite. Pilihlah sesuai dengan yang kita
kehendaki.
3. Zoom Level: Digunakan untuk memperbesar resolusi
citra. Semakin besar zoom level maka semakin tinggi
resolusinya dan sebaliknya, semakin kecil zoom level
– nya maka semakin kecil resolusinya. Zoom level
maks sebesar 21 sedangkan Zoom level min sebesar
1.
4. Batas koordinat area yang akan kita ambil, kotak
dialog tersebut berisi 4 koordinat yaitu Left Longitude
1
2
3
4
5
6
26
(Bujur Barat), Right Longitude (Bujur Timur), Top
Latitude (Lintang Utara/atas), dan Bottom Latitude
(Lintang Selatan/bawah). Koordinat tersebut
disesuaikan dengan letak area yang akan diambil.
Untuk Lintang selatan koordinatnya bernilai (-) dan
Lintang utara koordinatnya bernilai positif.
5. Path to Save: Letak direktori file yang akan disimpan
didalam memori computer.
6. Total Image: Semakin besar zoom level maka semakin
banyak total image yang di download dan sebaliknya
semakin kecil zoom level nya maka semakin sedikit
total image yang di download.
d. Setelah semua terisi maka klik Icon Start dan jendera log
windows akan berjalan yang menampilkan status citra
yang kita download. Tampilannya akan seperti dibawah
ini. Tunggu beberapa saat untuk mendownload.
Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327
e. Setelah citra satelit terdownload semua maka kotak dialog
pemberitahuan Stop akan ditampilkan dan klik Ok.
Otomatis semua file citra tersimpan di direktori komputer.
Status pada Log Windows adalah
27
Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD 7.327
f. Untuk menggabungkan citra, klik Tools > Map Combiner
Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner
g. Tunggu beberapa saat, setelah itu citra hasil combined
akan disimpan dalam satu direktori yang sama dengan
direktori file citra sebelumnya. Format citra yang sudah
tercombined adalah .*bmp dengan ukuran file yang saat
besar sesuai dengan resolusi citra yang dipilih sebelumnya.
Download citra sudah selesai.
h. Hasil dari download citra ada 8 file dengan berbagai
macam format file.
28
Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327
2. Croping Citra Satelit Menggunakan Global Mapper
Versi 14.0
a Pastikan anda memiliki software Global Mapper
Versi 14.0 atau versi yang lain. Buka Global Mapper
tersebut sehingga tampilannya adalah seperti gambar
dibawah ini.
Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14
b Untuk membuka file citra satelit yang akan di crop
atau dipotong, Pilih File > Open Data File (s) atau
bisa klik Open Your Own Data Files > klik file citra
yang akan ditampilkan.
29
Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file
c Setelah peta citra sudah ditampilkan, selanjutnya
menentukan area yang akan dipotong dengan
mengulangi langkah 2 dengan format file *.dxf atau
*.dwg.
d Langkah selanjutnya setelah citra satelit dan data
vector sudah bertampalan maka blog area yang akan
dicrop dengan cara pilih Edit > Select All Features
With Digitazer Tool. Maka area bounder terasir.
Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang
akan di Crop
e Selanjutnya pilih menu File > Export > Export
Raster/Image Format. Pilih sesuai dengan format
yang dikehendaki.
30
Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format
file.
Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format.
f Selanjutnya kotak dialog ECW Export Options akan
muncul pilih menu Export Bounds > Crop to Selected
Area Feature (s) > Ok.
31
Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options
g Langkah selanjutnya, Tunggu beberapa saat, proses
cropping sedang berjalan. Setelah selesai cek file
cropping tersebut di direktori penyimpanan yang
dipilih sebelumnya.
Gambar 5.13 Proses Eksport File
32
h Hasil akhirnya adalah sebagai berikut
Gambar 5.14 File ouput
Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping
3. Pengukuran Bidang tanah
Pengukuran bidang yang dilaksanakan oleh Kantor
Pertanahan Lumajang dilakukan secara terrestris dan
menggunakan metode yang sederhana. Tahapan –
tahapannya meliputi :
a. Metode Pengukuran Bidang Tanah
Ada beberapa macam metode pengukuran yang dapat
digunakan dalam pengukuran bidang tanah pada
kegiatan PRONA di Kabupaten Lumajang. Dalam
studi ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Lumajang pada saat melakukan pengukuran secara
terrestrial dengan metode polar menggunakan unsur
sudut dan jarak karena metode ini sering dan paling
banyak digunakan dalam pengukuran di lapangan.
33
Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon
utama atau poligon cabang
b. Alat Untuk Pengukuran bidang Tanah
Alat ukur yang digunakan kantor pertanahan
Lumajang untuk pengukuran bidang tanah tersebut
adalah sebagai berikut :
- Total Station dengan bacaan terkecil sudutnya 1”
- Prisma Sudut dan cermin sudut, alat ini hanya
sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk
membentuk sudut 900
- Yalon, alat ini dapat dilakukan sebagai alat
bantu untuk menandai batas.
4. Penggambaran Peta Bidang
Peta bidang yang dihasilkan sudah memiliki proyeksi TM
3 jadi sudah memenuhi ketentuan penggambaran sesuai
standard kantor pertanahan Lumajang.
Gambar 5.16 Sketsa peta bidang
5. Pemberian NIB
Pemberian NIB dilakukan setelah peta bidang tersebut
dilakukan digitasi pada software AutoCad Land Desktop
2009 untuk mendapatkan penomeran NIB secara digital.
Selain memberikan NIB pada bidang tanah tersebut
diberikan data penunjang yaitu berupa nama pemilik
bidang tanah yang telah diukur. NIB merupakan
34
penghubung antara Peta pendaftaran dan daftar lainnya
yang ada dalam proses pendaftaran tanah. Dalam
sistem komputerisasi pendaftaran tanah NIB yang unik
diperlukan sebagai penghubung yang efisien antara
data yang diperlukan dan sebagai akses informasi atas
suatu bidang tanah.
Gambar 5.17 Pemberian nomor identifikasi bidang (NIB)
5.2 Analisa Hasil
1. Analisa Pelaksanaan PRONA
Pada wilayah kabupaten lumajang, tanah yang dijadikan
sebagai peserta PRONA adalah sebagian besar tanah
pertanian dan pemukiman. Dan tanah tersebut ditegaskan
oleh kantor pertanahan Lumajang menjadi tanah obyek
PRONA yang telah diukur menjadi peta bidang dan
diberikan kepada yang berhak yaitu pemohon atau
peserta PRONA yang sudah diatur dalam peraturan agraria
2. Analisa Teknis (Pengukuran)
Pada pembuatan jaring atau kerangka polygon utama
Pada titik awal koordinatnya diperoleh menggunakan
GPS handheld Garmin CSx 60 yang telah diatur pada
sistem proyeksi TM 30
tetapi memiliki ketelitian dan
akurasi yang kurang bagus. Pada titik ikat sebaiknya
tidak menggunakan gps handheld karena itu akan
memberikan hasil yang tidak maksimal dan untuk
35
memperoleh ketelitian titik ikat yang sangat akurat lebih
baik menggunakan GPS geodetic.
Pada peralatan pengukuran yang digunakan pada
pengukuran polygon dan pengukuran bidang tanah
menggunakan Total Station dengan bacaan sudut terkecil
adalah 1’’. Pengukuran jarak dilakukan secara EDM
untuk mendapatkan jarak yang tepat dan akurat.
3. Analisa Kendala Teknis
a. Letak titik dasar teknis yaitu orde 3 dengan wilayah
pengukuran letaknya jauh sehingga titik ikat awal
menggunakan koordinat yang didapatkan dari GPS
handheld Gamin 60 CSx.
b. Alat yang digunakan dalam pengukuran kurang
memiliki standard alat yang memenuhi sehingga
tidak memiliki akurasi yang tinggi.
c. Medan pengukuran cukup sulit karena wilayah
pengukuran adalah permukiman atau pertanian
sehingga jalannya pengukuran membutuhkan waktu
yang lama.
d. Data ukuran lapangan yang kurang lengkap seperti
data bidang tanah yang akan diukur, peta situasi dan
petunjuk lokasi.
e. Terbatasnya data, kemampuan peralatan (software &
hardware) yang dipakai.
4. Analisa Penggambaran (Hasil Pengukuran)
Pada proses penggambaran dilakukan secara digital
dari proses awal sampai proses akhir. Yaitu bidang –
bidang tanah dari hasil pengukuran disajikan dalam
bentuk hardcopy yang dikerjakan secara digital dengan
bantuan software. Hasil peta bidang sudah memiliki
sistem proyeksi TM 30
(sesuai Standard Kantor
Pertanahan). Pada informasi yang diberikan juga cukup
lengkap dalam peta bidang tanah tersebut terdapat
pemilik bidang tanah dan bidang kepemilikan
disekitarnya. Pada penomeran NIB (Nomer Identifikasi
36
Bidang) berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama
merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit
terakhir merupakan nomor bidang tanah.
5. Analisa perbandingan antara teknis kegiatan PRONA
dengan SOP (Standard Operasional Prosedur)
Pengukuran dan pemetaan yang berlaku sekarang
pada Kantor Pertanahan Lumajang.
Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard
Operasional Prosedur)
Prosedur Teknis
Pengukuran
S O P Keterangan
Titik Ikat Diikatkan pada
koordinat yang
didapat dari GPS
Handheld
Diikatkan pada
titik dasar
nasional orde 3
Tidak sesuai
SOP
Pengukuran
Poligon Utama
Poligon utama
Titik awal
diikatkan pada
koordinat yang
dihasilkan dari
GPS handheld
Poligon utama
pada titik awal
diikatkan pada
titik dasar teknis
orde 3
Tidak sesuai
SOP
Alat Ukur
Poligon Utama
Menggunakan
Total Station
ketelitian
terkecil minimal
1’’
Menggunakan
Total Station
ketelitian terkecil
minimal 1’’
Sesuai SOP
Pengukuran
Poligon
Cabang
Diikatkan pada
poligon utama
Diikatkan pada
poligon utama
Sesuai SOP
Alat Ukur
Poligon
Cabang
Menggunakan
alat ukur sudut
dengan ketelitian
bacaan sudut
terkecil minimal
1’’
Menggunakan alat
ukur sudut dengan
ketelitian bacaan
sudut terkecil
minimal 1’’
Sesuai SOP
37
Pengukuran
Jarak pada
Poligon Utama
dan Cabang
Pengukuran
jarak secara
EDM
Pengukuran jarak
secara EDM
Sesuai SOP
Pengukuran
Bidang tanah
Menggunakan
metode
pengukuran
secara
polar dengan
unsur sudut dan
jarak
Menggunakan
Metode
Offset, mengikat,
polar dan
gabungan metode
Sesuai SOP
Alat
Pengukuran
Bidang tanah
Menggunakan
alat Total Station
Ketelitian
terkecil minimal
1’’
Menggunakan alat
Total Station
ketelitian terkecil
minimal 1’’
Sesuai SOP
Metode
Pengukuran
Jarak
Pengukuran
jarak secara
EDM dan
Rollmeter
Pengukuran jarak
secara EDM dan
Rollmeter
Sesuai SOP
Penggambaran
peta bidang
Dilakukan
secara digital dan
Sistem
Proyeksi TM 3
Dilakukan secara
digital dan Sistem
Proyeksi TM 3
Sesuai SOP
38
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap studi
yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah:
1. Dalam teknis pengukuran pada kegiatan PRONA di
Kabupaten Lumajang dari hasil evaluasi banyak yang
sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur
(SOP) pengukuran dan pemetaan karena dari 10 SOP
hanya 2 yang kurang memenuhi standard.
2. Pada studi ini dilakukan pembuatan peta bidang tanah
secara digital dan dilakukan proses transformasi
koordinat untuk mendapatkan peta bidang yang
memiliki sistem koordinat yang benar yaitu dalam TM
30
.
3. Peta bidang tanah objek PRONA terdapat penomoran
pada NIB berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama
merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan
kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit
terakhir merupakan nomor bidang tanah.
6.2.Saran
1. Pengukuran teknis di lapangan sebaiknya juru ukur
atau surveyor melaksanakan sesuai dengan standard
operasional prosedur untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang sesuai dan akurat supaya tidak
terjadi adanya pembuatan sertipikat tumpang tindih.
2. Apabila di wilayah pengukuran tidak terdapat titik
dasar teknis orde 3 atau orde 4 lebih baik membuat
titik ikat diukur menggunakan GPS Geodetic jadi
tidak didapatkan menggunakan GPS Handheld.
39
3. Sebaiknya juru ukur Kantor Pertanahan Lumajang
menggunakan alat Total Station saat pengukuran
poligon dan bidang tanah supaya diperoleh hasil
bidang tanah yang teliti dan tepat.
39
39
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Buku Pegangan Juru Ukur.
https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/0
2/16/buku-pegangan-juru-ukur/. [diakses pada tanggal 11
Agustus 2015].
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2013. Petunjuk
Pelaksanaan Teknis Kegiatan PRONA Tahun Anggaran
2013. Jakarta.
Boss Tambang, 2010. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral,
URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada
tanggal 08 October 2010.
Boss Tambang, 2009. Pengukuran Bidang Tanah,
URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada
tanggal 28 October 2010.
Endratno, Anton, 2007. Pemetaan Bidang Tanah Untuk
Pembuatan Sertipikat Hak Atas Tanah Dengan Sistem
Informasi Geografis ( SIG ). Jurusan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 2007.
Harsono, Boedi, (1999) Hukum Agraria Indonesia : Sejarah
Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta,
Djambatan.
Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional. 2015. Sertipikasi PRONA.
http://www.bpn.go.id/Program/Legalisasi-Aset/Program-
Program/Sertipikasi-PRONA. [diakses pada tanggal 11
Agustus 2015].
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran Tanah. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan. Jakarta.
40
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Program Nasional Agraria (PRONA). Jakarta
Soeprapto, R., ( 1986 ) Undang – undang Pokok Agraria dalam
Praktek, Jakarta, UI Press.
Sumardjono, Maria S.W., ( 2001 ) Kebijakan Pertanahan :
Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Kompas.
Syahyuti. 2004. Analisa terhadap kondisi dan perkembangan
berbagai factor prasyarat pelaksanaan reforma agrarian.
Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor.
Ummah, Muslihatul. 2010. Evaluasi Tentang Pengukuran dan
Pemetaan Dalam Program Reforma Agraria Dikaitkan
Dengan Standarisasi Teknis, Teknik Geomatika FTSP ITS:
Surabaya
Yuwono, dkk. 2010. Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan
Pada Pelaksanaan Landreform Di Indonesia. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
41
LAMPIRAN
42
Gambar 1 Contoh Peta Bidang Tanah
Gambar 2 Contoh Sketsa Bidang Tanah
43
Gambar 3 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak
Depan)
44
Gambar 4 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak
Belakang)
45
Gambar 5 Identifikasi Obyek PRONA
Gambar 6 Sketsa Bidang Tanah
46
Gambar 7 Fasilitas Pelayanan Kantor Pertanahan Lumajang
Gambar 8 Penyerahan Sertifikat PRONA
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)
STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Ahmad Dani
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
summit evolution
summit evolutionsummit evolution
summit evolution
Rizqi Umi Rahmawati
 
Pengenalan ArcMap
Pengenalan ArcMapPengenalan ArcMap
Pengenalan ArcMap
Ilham Hidayatullah
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
fahmi fadilla
 
Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Musnanda Satar
 
Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)
محمد لبيب
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Wachidatin N C
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
lia anggraini
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
Bob Ericson Sagune
 
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Sally Indah N
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Wachidatin N C
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
Rizqi Umi Rahmawati
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
bramantiyo marjuki
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Egi Septiana
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
oriza steva andra
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan IndonesiaKebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
Kebijakan Satu Peta Untuk Pembangunan Indonesia
 
summit evolution
summit evolutionsummit evolution
summit evolution
 
Bab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygonBab iii hitungan polygon
Bab iii hitungan polygon
 
Pengenalan ArcMap
Pengenalan ArcMapPengenalan ArcMap
Pengenalan ArcMap
 
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar petaInformasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
Informasi nomor lembar peta dan menghitung koordinat dari nomor lembar peta
 
Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial Infrastruktur data spatial
Infrastruktur data spatial
 
Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)Ib acc 17 juni 2017 (1)
Ib acc 17 juni 2017 (1)
 
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
Penginderaan Jauh : Koreksi Geometrik Citra Landsat 8
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Laporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kameraLaporan kalibrasi kamera
Laporan kalibrasi kamera
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
LAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
LAPORAN PRAKTIKUM 1_TofanLAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
LAPORAN PRAKTIKUM 1_Tofan
 
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan GajahmungkurLaporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
Laporan Praktikum Pembuatan Peta Dasar Kecamatan Gajahmungkur
 
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak TerseliaPenginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
Penginderaan Jauh : Klasifikasi Tidak Terselia
 
survey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbingsurvey toponimi daerah jurang belimbing
survey toponimi daerah jurang belimbing
 
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
Modul GIS (QGIS) Diklat GPS dan GIS BPSDM Kementerian PUPR, April 2016
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
PENGENALAN ArcMAP dan PENGANTAR ArcCATALOG pada ARCGIS 10.0
 

Viewers also liked

TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
National Cheng Kung University
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Institut Teknologi Medan
 
Laporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaranLaporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaran
Ulan Safitri
 
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
National Cheng Kung University
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
National Cheng Kung University
 
Study Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung UniversityStudy Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung University
National Cheng Kung University
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Fitri Indra Wardhono
 
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
ASB Partnership for the Tropical Forest Margins
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
daldukpapua
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
daldukpapua
 
Tata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata JurnalisTata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata Jurnalis
Arief Budiman
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
National Cheng Kung University
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigEko Artanto
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
National Cheng Kung University
 
007 sequential adjustment
007 sequential adjustment007 sequential adjustment
007 sequential adjustment
leonardo onar
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
leonardo onar
 
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
leonardo onar
 
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaMengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaFitri Indra Wardhono
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
daldukpapua
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laras Kun Rahmanti Putri
 

Viewers also liked (20)

TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3ºTRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
TRANSFORMASI KOORDINAT UTM KE TM3º
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
Laporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaranLaporan realisasi anggaran
Laporan realisasi anggaran
 
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
Susunan Pengurus BEM FTSP 2014 - 2015
 
Laporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGILaporan DGN95 - RSGI
Laporan DGN95 - RSGI
 
Study Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung UniversityStudy Plan National Cheng Kung University
Study Plan National Cheng Kung University
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
 
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
Climate Change Land-Based Mitigation Planning and Implementation in Jayapura ...
 
Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035Proyeksi Papua 2010-2035
Proyeksi Papua 2010-2035
 
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus DemografiKajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
Kajian Pendidikan Menyongsong Bonus Demografi
 
Tata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata JurnalisTata Ruang di Mata Jurnalis
Tata Ruang di Mata Jurnalis
 
Transformasi Datum
Transformasi DatumTransformasi Datum
Transformasi Datum
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
Transformasi Koordinat dari DGN 95 ke SRGI 2013
 
007 sequential adjustment
007 sequential adjustment007 sequential adjustment
007 sequential adjustment
 
006 elips kesalahan
006 elips kesalahan006 elips kesalahan
006 elips kesalahan
 
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
001 konsep hitung_kuadrat_terkecil
 
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi mudaMengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
Mengenal lebih dekat penataan ruang bagi generasi muda
 
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi PapuaBuku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
Buku Saku Data Kependudukan Provinsi Papua
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
 

Similar to STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

Laporan KP
Laporan KPLaporan KP
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdfLAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
AkmalNiam2
 
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
muzaqizavi
 
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...National Cheng Kung University
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
intan mustika
 
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustusAhmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad Fatullah
 
Laporan kerja praktek UNJANI
Laporan kerja praktek UNJANILaporan kerja praktek UNJANI
Laporan kerja praktek UNJANI
iangbey
 
Cover laporan pkl
Cover laporan pklCover laporan pkl
Cover laporan pkl
ltryohandoko
 
Makalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan RayaMakalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan Raya
Ummu Suaiba
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Eko Priyanto
 
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdfLAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
CoryDianaSari
 
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
endahnurfebriyanti
 
Laporan KP.docx
Laporan KP.docxLaporan KP.docx
Laporan KP.docx
FATHIABDULAZIZAZIZI
 
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bisLaporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bisstia_hardi
 
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis copy
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis   copyLaporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis   copy
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis copystia_hardi
 
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
Alexander Krisna
 

Similar to STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) (20)

Laporan KP
Laporan KPLaporan KP
Laporan KP
 
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdfLAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
LAPORAN PRAKTIKUM MEKTANnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.pdf
 
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
Implementasi sistem buku kas sebagai pencatatan pemasukan dan pengeluaran keu...
 
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
Laporan hasil survey perencanaan wilayah kawasan peruntukan industri di kecam...
 
Laporan kartografi digital
Laporan kartografi digitalLaporan kartografi digital
Laporan kartografi digital
 
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
 
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustusAhmad fatullah kp uny juli agustus
Ahmad fatullah kp uny juli agustus
 
Laporan kerja praktek UNJANI
Laporan kerja praktek UNJANILaporan kerja praktek UNJANI
Laporan kerja praktek UNJANI
 
Cover laporan pkl
Cover laporan pklCover laporan pkl
Cover laporan pkl
 
Makalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan RayaMakalah Teknik Jalan Raya
Makalah Teknik Jalan Raya
 
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda PerdanaLaporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
Laporan Kerja Praktek PT Inti Ganda Perdana
 
Laporan geotanah
Laporan geotanahLaporan geotanah
Laporan geotanah
 
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdfLAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
LAPORAN PKL (DITO M F - YUSTISYA M).pdf
 
Proposal TA kid
Proposal TA kidProposal TA kid
Proposal TA kid
 
Proposal ta kid
Proposal ta kidProposal ta kid
Proposal ta kid
 
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK  (KP)
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA PRAKTIK (KP)
 
Laporan KP.docx
Laporan KP.docxLaporan KP.docx
Laporan KP.docx
 
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bisLaporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis
 
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis copy
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis   copyLaporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis   copy
Laporan supiadi tentang sistem starter pada mobil bis copy
 
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
Laporan pkl atmi revisi 14 mei 2019 (1)
 

More from National Cheng Kung University

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
National Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
National Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
National Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
National Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
National Cheng Kung University
 
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
National Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
National Cheng Kung University
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
National Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
National Cheng Kung University
 
EKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolboxEKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolbox
National Cheng Kung University
 
Kalman Filter Basic
Kalman Filter BasicKalman Filter Basic
Kalman Filter Basic
National Cheng Kung University
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
National Cheng Kung University
 
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSPDSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
National Cheng Kung University
 
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within SmartphoneCalibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
National Cheng Kung University
 
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara ManualPengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
National Cheng Kung University
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
National Cheng Kung University
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
National Cheng Kung University
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
National Cheng Kung University
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
National Cheng Kung University
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
National Cheng Kung University
 

More from National Cheng Kung University (20)

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
EKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolboxEKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolbox
 
Kalman Filter Basic
Kalman Filter BasicKalman Filter Basic
Kalman Filter Basic
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
 
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSPDSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
 
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within SmartphoneCalibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
 
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara ManualPengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
 

Recently uploaded

1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 

Recently uploaded (11)

1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG)

  • 1. KERJA PRAKTIK – RG141335 STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS NRP 3512100015 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
  • 2. KERJA PRAKTIK – RG141335 STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) MUHAMMAD IRSYADI FIRDAUS NRP 3512100015 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2015
  • 3. ii LEMBAR PENGESAHAN STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) LAPORAN KERJA PRAKTIK Oleh : Muhammad Irsyadi Firdaus (3512 100 015) Disetujui oleh Pembimbing : 1. I Gede Astawa, A. Ptnh ( ) (KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah) 2. Abdul Wachid, SH ( ) (KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan ) Mengetahui, KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang Miftahul Fahmi, A.Ptnh NIP. 19670313 198903 1 003
  • 4. iii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga penulisa dapat menyelesaikan laporan kerja praktik di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang dengan judul “Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang)” ini dengan baik. Selama pelaksanaan kerja praktik, banyak pihak yang telah membantu penulis sehingga kerja praktik ini dapat berjalan dengan baik. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tua atas doa dan restu serta atas semua dukungan selama Magang. 2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Taufik selaku Ketua Jurusan Teknik Geomatika FTSP ITS. 3. Bapak Drs. Tonton Sudiyanto, MH. selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang dan Bapak Miftahul Fahmi, A. Ptnh. selaku KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan. 4. Bapak Abdul Wachid, SH atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN Lumajang dan Bapak I Gede Astawa, A. Ptnh. atas bimbingan dan arahannya selama magang di BPN Lumajang. 5. Seluruh pegawai dan staf di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang atas semua bantuan selama magang. 6. Sahabat-sahabat Teknik Geomatika – ITS Angkatan 2012 atas dukungan dan semangat yang telah diberikan. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan laporan magang ini. oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan ini. Lumajang, Agustus 2015 Penulis
  • 5. iv STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN KADASTRAL PADA PELAKSANAAN PRONA TAHUN 2015 DI INDONESIA (STUDI KASUS: KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN LUMAJANG) Nama Mahasiswa :Muhammad Irsyadi Firdaus NRP :3512 100 015 Jurusan :Teknik Geomatika FTSP – ITS Pembimbing :I Gede Astawan, A. Ptnh. Abstrak Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di bidang Ekonomi. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah mengidentifikasi dan mengetahui mekanisme pengukuran dan pemetaan pada kegiatan PRONA di kabupaten lumajang, yang dilaksanakan Kantor Pertanahan Lumajang. Kemudian membuat peta bidang digital serta melakukan transformasi koordinat UTM ke TM 3 menggunakan Software Global Mapper versi 14. Hasil studi ini berupa penjelasan pelaksanaan teknis dalam program PRONA serta membuat informasi sederhana peta dasar pendaftaran tanah mengenai pemilik tanah, luas dan nomer identifikasi bangunan ( NIB ) Kesimpulan studi magang ini, dari program PRONA yang dibagikan Kantor Pertanahan Lumajang kepada masyarakat peserta PRONA di kabupaten lumajang dengan total peserta 3.950 objek bidang tanah. Pengukuran bidang tanah menggunakan metode terrestrial secara polar dengan unsur
  • 6. v sudut dan jarak. Serta peta pendaftaran tanah yang dijadikan sebagai keperluan pembukuan tanah. Kata Kunci: PRONA, Pengukuran, Pemetaan, Kadastral.
  • 7. vi DAFTAR ISI Halaman Judul .......................................................................i Halaman Pengesahan ............................................................ii Kata Pengantar ....................................................................iii Abstrak ................................................................................iv Daftar Isi ..............................................................................vi Daftar Gambar ...................................................................viii Daftar Tabel .........................................................................ix BAB I PENDAHULUAN ....................................................1 1.1 Latar Belakang ...........................................................1 1.2 Tujuan ........................................................................2 1.3 Manfaat ......................................................................2 BAB II MANEJEMEN PEKERJAAN..................................3 2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan ...............3 2.2 Lingkup Pekerjaan ......................................................5 2.3 Pelaksana Pekerjaan....................................................5 2.4 Tahapan Pengolahan Data...........................................5 2.4.1 Pengumpulan Data................................................ 5 2.4.2 Pengolahan Data ................................................... 6 2.4.3 Penyajian Data ...................................................... 6 2.5 Struktur Organisasi .................................................... 7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................... 9 3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) ............. 9 3.2 Pengukuran Bidang Tanah......................................... 11 3.3 Penggambaran Bidang Tanah .................................... 12 3.4 Pemetaan Hasil Ukuran.............................................. 13 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN............................. 16 4.1 Alat dan Bahan........................................................... 16 4.2 Spesifikasi Alat .......................................................... 16 4.2.1 Perangkat Keras (Hardware)................................ 16 4.2.2 Perangkat Lunak (Software) ................................. 17 4.3 Metodologi Penelitian................................................ 21 4.4 Jadwal Pekerjaan........................................................ 23 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ........................... 24
  • 8. vii 5.1 Tahap Pengolahan Data........................................... 24 5.2 Analisa Hasil ........................................................... 34 BAB VI PENUTUP ............................................................. 38 6.1 Kesimpulan.............................................................. 38 6.2 Saran........................................................................ 38 DAFTAR PUSTAKA........................................................... 39 LAMPIRAN......................................................................... 41
  • 9. viii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan...........................................................7 Gambar 4.1 Software Universal Maps Downloader (UMD)17 Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop 2009.........19 Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0 .....................20 Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan ..............21 Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327.................24 Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader ..25 Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327 ...................26 Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD ...........27 Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner....................27 Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327...........................28 Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14 ........................28 Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file......................29 Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang akan di Crop....................................................29 Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format file....30 Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format...............30 Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options ...............31 Gambar 5.13 Proses Eksport File........................................31 Gambar 5.14 File Output.....................................................32 Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping....................32 Gambar 5.16 Sketsa peta bidang.........................................33 Gambar 5.17 Pemberian Nomor Identifikasi Bidang (NIB)34
  • 10. ix DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang.............................................3 Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras................................16 Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktik di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang...........................................23 Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard Operasional Prosedur)..........................................36
  • 11. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, dimana sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Hal yang tidak dapat dipisahkan dari petani adalah tanah yang digunakan sebagai lahan persawahan. Jadi pada dasarnya, manusia dan tanah mempunyai hubungan yang sangat erat, sangat alami dan tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dan dipahami, karena tanah merupakan tempat tinggal, tempat pemberi makan, tempat mereka dilahirkan, tempat ia dimakamkan bahkan tempat leluhurnya. Pemanfaatan tanah dan penggunaan lahan merupakan suatu rangkaian aktifitas manusia atas daratan misalnya permukiman, perdagangan, pertanian. Penguasaan dan kepemilikan tanah yang resmi merupakan hal yang terpenting, supaya tidak terjadi berbagai macam masalah mengenai sengketa agrarian dengan pelanggaran hak – hak asasi manusia. Kebijakan pemerintah mengenai pengadaan sertifikat tanah secara kolektif bagi masyarakat adalah program PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria). Tujuan proyek ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat dalam bidang Pertanahan sebagai usaha untuk berpartisipasi dalam menciptakan stabilitas sosial politik serta pembangunan di bidang Ekonomi. PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) dengan aspek teknis pengukuran dan pemetaan mempunyai hubungan yang saling memenuhi. Oleh karena itu, studi dalam laporan magang ini tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme secara teknis mengenai pengukuran dan pemetaan serta mengevaluasinya. Pekerjaan Magang di BPN Lumajang ini yaitu Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA Tahun 2015 Di Indonesia (Studi Kasus: Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang).
  • 12. 2 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui bagaimana pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang. 2 Mengetahui bagaimana aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3 Memberikan sistem informasi sederhana pada hasil penggambaran peta pendaftaran tanah. 1.3 Manfaat Manfaat dari Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan PRONA adalah sebagai berikut : 1 Mengetahui pelaksanaan PRONA di Indonesia khususnya di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang. 2 Mengetahui aspek teknis pengukuran dan pemetaan dari pelaksanaan PRONA sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3 Mampu memberikan sistem informasi sederhana pada hasil penggambaran peta pendaftaran tanah.
  • 13. 3 BAB II MANAJEMEN PEKERJAAN 2.1 Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan Magang ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang, yang berlokasi di Jalan Jendral Panjaitan No. 108, Lumajang, mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai 21 Agustus 2015. Dengan volume pekerjaan Magang ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1 Volume Pekerjaan Magang Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang No. Waktu Pelaksana Pekerjaan 1 27 Juli 2015 Pertemuan awal sekaligus penerimaan kerja praktik dengan Instansi BPN Lumajang oleh KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan yaitu Pak Miftahul Fahmi, A.Ptnh. dan penugasan awal yaitu review tentang keinginan yang ingin didapatkan ketika kerja praktik di Kantor Petanahan Nasional Kab. Lumajang. 2 28 Juli 2015 Pengarahan kerja praktik di KanTah Lumajang dan pengenalan Instansi. 3 29 Juli 2015 Studi literatur tentang pengambilan citra satelit dan pengolahan citra satelit 4 30 Juli 2015 Studi literatur dan Install Software Universal Maps Downloader
  • 14. 4 5 31 Juli 2015 Pengukuran bidang tanah di Lapangan. 6 3 Agustus 2015 Studi literatur dan pengambilan citra satelit. 7 4 Agustus 2015 Pemilihan citra satelit Karena ada citra yang tidak ditemukan 8 5 Agustus 2015 Pengukuran bidang tanah di Lapangan. 9 6 Agustus 2015 Mengcropping Citra Satelit menggunakan Global Mapper V.14 10 7 Agustus 2015 Merektifikasi Citra Satelit dengan menggunakan software AutoCAD 2009 11 10 Agustus 2015 Pengolahan data pengukuran 12 11 Agustus 2015 Penggambaran bidang tanah 13 12 Agustus 2015 Studi literatur mengenai peta dasar pendaftaran, peta pendaftaran dan peta bidang tanah serta pemberian NIB (Nomor Induk Bidang) 14 13 Agustus 2015 Mengikuti penyerahan sertifikat PRONA di desa selok awar-awar kepada masyarakat. 15 14 Agustus 2015 Pengambilan sample pengukuran PRONA, Blangko pengukuran PRONA serta pengambilan dokumentasi. 16 18 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang 17 19 Agustus 2015 Pembuatan laporan magang 18 20 Agustus 2015 Presentasi laporan magang 19 21 Agustus 2015 Revisi laporan magang
  • 15. 5 2.2 Lingkup Pekerjaan Adapun lingkup pekerjaan selama Kerja Praktik di Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang meliputi: 1 Melakukan proses pengambilan citra satelit melalui UMD (Universal Maps Downloader) dengan zoom 19 daerah kabupaten lumajang. 2 Melakukan pengolahan citra satelit dengan menggunakan global mapper v.14 dan AutoCAD Land Desktop 2009. 3 Melakukan pengukuran dan pemetaan bidang tanah di lapangan dengan menggunakan alat roll meter atau Total Station. 4 Melakukan pengolahan dan penggambaran hasil pengukuran di lapangan. 5 Menganalisa aspek pengukuran dan pemetaan dari pelaksanaan PRONA tersebut. 2.3 Pelaksana Pekerjaan Pelaksana dalam kerja praktik ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS yang berjumlah satu orang, yaitu: 1 Nama : Muhammad Irsyadi Firdaus NRP : 3512 100 015 No. HP : 081237276230 2.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan 2.4.1 Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan dalam pelaksanaan magang adalah 1. Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun 2015 berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang. 2. Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA 3. Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang tanah objek PRONA berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang.
  • 16. 6 4. Peta google satelit yang digunakan untuk overlay dengan peta bidang. 2.4.2 Pengolahan Data Dalam tahap ini, pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengambil citra satelit untuk area kabupaten lumajang dengan menggunakan software Universal Maps Downloader (UMD) dengan zoom 19 dan mengkombined potongan citra tersebut sehingga membentuk peta citra satelit kabupaten lumajang. 2. Mentransformasikan peta citra satellite dari proyeksi UTM ke proyeksi TM 30 dengan menggunakan global mapper versi 14 sehingga didapatkan peta citra satelit dengan proyeksi TM 30 . 3. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan software AutoCAD Land Desktop 2009 sehingga didapatkan sketsa bidang tanah. 4. Hasil sketsa Bidang tersebut harus ditampalkan dengan peta citra untuk mengetahui apakah bidang tersebut sudah sesuai dengan peta citra yang selanjutnya diberikan legenda sehingga berupa peta bidang tanah dengan pemberian NIB (Nomor Identifikasi Bidang). 5. Pembuatan peta pendaftaran tanah, dimana peta bidang tanah tersebut akan dipindahkan ke peta pendaftaran tanah. 2.4.3 Penyajian Data Dalam tahap penyajian data pada Kerja Praktik ini sebagai berikut : 1. Pembuatan laporan kerja praktik mengenai studi pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten lumajang.
  • 17. 7 2. Pembuatan power point dari studi pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten lumajang. 3. Pembuatan peta pendaftaran tanah dan peta bidang tanah dari hasil studi pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA di Kantor Pertanahan kabupaten lumajang. 2.5 Struktur Organisasi Instansi Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan Gambar 2.1 Struktur Organisasi Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan 1. KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan TUGAS : Melakukan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/ wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, penyiapanpembinaan surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang KASI Survei Pengukuran dan Pemetaan KASUBSI PENGUKURAN DAN PEMETAAN KASUBSI TEMATIK DAN POTENSI TANAH
  • 18. 8 FUNGSI : a. Pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; b. Perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/ wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi; c. Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan/ wilayah; d. Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan; e. Survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik dan potensi tanah; f. Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah; g. Pemeliharaan peralatan teknis. 2 TUGAS KASUBSI a. KASUBSI Pengukuran dan Pemetaan: Menyiapkan perapatan kerangka dasar orde 4, penetapan batas bidang tanah dan pengukuran bidang tanah, batas kawasan/ wilayah, kerjasama teknis surveyor berlisensi, pembinaan surveyor berlisensi dan memelihara peta pendaftaran, daftar tanah,peta bidang tanah, surat ukur, gambar ukur dan daftar-daftar lainnya di bidang pengukuran. b. KASUBSI Tematik dan Potensi Tanah: Menyiapkan survei, pemetaan, pemeliharaan dan pengembangan pemetaan tematik, survei potensi tanah, pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan pembinaan pejabat penilai tanah.
  • 19. 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria) Proyek Operasi Nasional Agraria, salah satu bentuk kegiatan legalisasi aset dan pada hakekatnya merupakan proses administrasi pertanahan yang meliputi: adjudikasi, pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/ tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara massal. Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali yang dilaksanakan secara terpadu dan ditujukan bagi segenap lapisan masyarakat terutama bagi golongan ekonomi lemah dan menyelesaikan secara tuntas terhadap sengketa-sengketa tanah yang bersifat strategis. Di dalam penetapan lokasi PRONA perlu memperhatikan kondisi wilayah dan infrastruktur pertanahanan yang tersedia. 1. Kondisi Wilayah. Lokasi Kegiatan PRONA diarahkan pada wilayah-wilayah sebagai berikut:  Desa miskin/tertinggal;  Daerah pertanian subur atau berkembang;  Daerah penyangga kota, pinggiran kota atau daerah miskin kota;  Daerah pengembangan ekonomi rakyat;  Daerah lokasi bencana alam;  Daerah permukiman padat penduduk serta mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan;  Daerah diluar sekeliling transmigrasi;  Daerah penyangga daerah Taman Nasional;  Daerah permukiman baru yang terkena pengembangan prasarana umum atau relokasi akibat bencana alam.
  • 20. 10 2. Infrastruktur Pertanahan. Penetapan lokasi wilayah desa/ kelurahan PRONA, hendaknya memperhatikan ketersediaan infrastruktur pertanahan, antara lain:  Rencana umum tata ruang wilayah;  Inventarisasi pengaturan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (IP4T);  Peta penatagunaan tanah;  Peta pengukuran dan pendaftaran tanah (fotogrametis);  Infrastruktur titik dasar teknik dan peta dasar pendaftaran;  Teknologi informasi dan komunikasi;  Mobil dan peralatan larasita; dan  Infrastruktur lainnya. Adapun luas dan jumlah tanah obyek pronah adalah sebagai berikut: 1. Tanah Negara.  Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 2.000 m2 (dua ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan tipe A sampai dengan luas 500 m2 (lima ratus meter persegi); dan  Tanah pertanian dengan luas sampai 2 ha (dua hektar). 2. Penegasan konversi/pengakuan hak.  Tanah non pertanian dengan luas sampai dengan 5.000 m2 (lima ribu meter persegi), kecuali obyek PRONA yang berlokasi wilayah Kab/ Kota Kantor Pertanahan tipe A sampai dengan luas 1.000 m2 (seribu meter persegi); dan  Tanah pertanian dengan luas sampai 5 Ha (lima hektar).
  • 21. 11 3. Jumlah bidang tanah. Bidang tanah yang dapat didaftarkan atas nama seseorang atau 1 (satu) peserta dalam kegiatan PRONA paling banyak 2 (dua) bidang tanah 3.2 Pengukuran Bidang Tanah Untuk keperluan pendaftaran hak, Pengukuran bidang tanah dilaksanakan setelah selesai melakukan penetapan batas dan pemasangan tanda-tanda batas pada bidang yang dimohon. Pengukuran bidang tanah dilaksanakan untuk menentukan posisi / letak geografis, batas, luas, dan bentuk geometris bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah atau untuk pelayanan DIK PPL bidang pengukuran. Pengukuran untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah dilaksanakan untuk pembuatan peta pendaftaran, peta bidang tanah, lampiran sertipikat (berupa surat ukur), dan terutama untuk mendapatkan data ukuran bidang tanah sebagai unsur pengembalian batas apabila karena sesuatu hal batas-batas bidang tanah tersebut hilang. Pengukuran bidang tanah dapat dilaksanakan dengan metode : 1. Metode Terrestris Pengukuran bidang tanah dengan cara terestris untuk pendaftaran tanah sistematik maupun sporadik, adalah pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data berupa ukuran sudut dan/atau jarak, yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi (jarak), triangulasi (sudut) atau triangulaterasi (sudut dan jarak).
  • 22. 12 2. Metode Fotogrametris (menggunakan peta foto/ blow up foto) Pengukuran bidang tanah dengan cara fotogrametris adalah pengukuran dengan menggunakan sarana foto udara. 3. Metode lainnya (metode pengamatan GPS). Pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan GPS adalah pengukuran dengan menggunakan sinyal-sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari minimal 4 satelit GPS. 3.3 Penggambaran Bidang Tanah Hasil pengukuran bidang tanah untuk keperluan pendaftaran hak atas tanah digambarkan atau dipetakan pada gambar ukur dan peta pendaftaran. Penulisan dan penggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya. 1. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode offset secara trilaterasi) dengan menggunakan alat meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan langsung di gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan. 2. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur theodolite dan meetband atau EDM, maka data ukuran dituliskan pada DI 103 dan gambar ukur (DI 107) beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan. 3. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dengan metode terestris (metode polar) dengan menggunakan alat ukur total station, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out & file data, kemudian dijadikan satu dengan
  • 23. 13 gambar ukurnya. Sket bidang tanah dan deskripsi lokasi digambarkan pada gambar ukur tersebut, termasuk titik ikat yang digunakan. 4. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari penggunaan peta foto/ blow up foto (hasil fotogrametris), maka data ukuran berupa hasil kartiran bidang tanah di peta foto/blow up foto udara tersebut, yang kemudian dilampirkan pada gambar ukur dengan cara overlay atau copy. 5. Jika data ukuran bidang tanah dihasilkan dari pengamatan GPS, maka data ukuran disajikan dalam bentuk print out baseline & file data, kemudian dijadikan satu dengan gambar ukurnya (DI 107). 6. Keseluruhan hasil ukur tersebut kemudian harus dipetakan ke dalam peta pendaftaran. 7. Pemetaan bidang tanah untuk hasil kartiran peta foto dilaksanakan dengan mengutip batas-batas bidang tanah yang telah ditetapkan dan memetakannya pada lembaran peta pendaftaran. 3.4 Pemetaan Hasil Ukuran Peta pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah. Peta pendaftaran ini menginformasikan mengenai letak, bentuk, batas, dan luas serta nomor identifikasi bidang dari setiap bidang tanah. Peta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari- hari di Kantor Pertanahan haruslah peta dalam sistem koordinat tertentu dan format peta tertentu. Sistem koordinat tertentu artinya untuk suatu peta pendaftaran hanya menggunakan sistem koordinat nasional (TM-30 ). Sedangkan
  • 24. 14 format peta tertentu artinya peta pendaftaran menggunakan format nasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Proses pemetaan hasil ukuran memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini : 1. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta foto/ blow up foto, maka pemetaannya dilaksanakan dengan memplotkan batas bidang tanah hasil kartiran yang telah diidentifikasi serta telah diukur di lapangan. Pemetaan bidang tanah yang dimaksud harus telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang. 2. Jika peta pendaftaran yang berasal dari peta garis dimana hasil ukuran lapangannya telah dikartir pada peta dasar pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan terlebih dahulu mengidentifikasi minimal 2 (dua) titik sekutu yang digunakan. Garis basis dari 2 titik sekutu digunakan sebagai dasar untuk mentransformasi/ menyalin bidang tanah dari peta dasar pendaftaran ke peta pendaftaran. Titik sekutu yang dimaksud adalah titik yang sama yang diidentifikasi dan diukur baik di peta maupun di lapangan dalam sistem koordinat TM-30 . 3. Jika tidak tersedia peta dasar pendaftaran yang memuat kartiran hasil ukuran dari gambar ukur, maka pembuatan peta pendaftarannya dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran bidang. Peta pendaftaran yang dimaksud berasal dari kartiran hasil ukuran yang tertuang pada gambar ukurnya. 4. Untuk memastikan seluruh hasil ukuran telah terpetakan pada peta pendaftaran, maka Petugas Ukur menyerahkan seluruh berkas pemetaan kepada Kepala Sub Seksi Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi
  • 25. 15 Pengukuran/ Koordinator Pemetaan berkewajiban untuk memeriksanya dan membubuhi paraf serta keterangan pada Gambar Ukur dengan bunyi “telah terpetakan”. 5. Petakan seluruh bidang-bidang tanah terdaftar pada peta pendaftaran. 6. Setiap bidang tanah yang dipetakan pada peta pendaftaran telah memiliki Nomor Identifikasi Bidang (NIB) tanah yang unik/ khusus untuk satu desa/kelurahan. 7. Jika sebagian/ sekelompok bidang tanah tidak dapat dipetakan dalam skala yang sedang dikerjakan atau tidak dapat diplotkan pada peta pendaftaran yang ada karena alasan kartografi, maka kelompok bidang tersebut dipetakan pada skala kecil dari 1 : 1.000. 8. Pilihlah metode penyalinan/ pengutipan bidang-bidang tanah dari peta dasar pendaftaran untuk pembuatan peta pendaftaran. 9. Pembuatan peta pendaftaran harus sama dan berimpit dengan salib sumbu (grid) sistem koordinat nasional TM- 30 .
  • 26. 16 BAB IV METODOLOGI PEKERJAAN 4.1 Alat dan Bahan Dalam pekerjaan ini alat yang digunakan adalah sebagai berikut. 1 Perangkat keras (hardware) - 1 unit Laptop merk ASUS X200MA 2 Perangkat lunak (software) - Sistem operasi berbasiskan Windows 8.1. - Sistem aplikasi berupa Microsoft tools 2013 (Microsoft Word, Microsoft Excel dan Microsoft Power Point) - Sistem aplikasi berupa software AutoCAD 2009 - Sistem aplikasi berupa software UMD (Universal Maps Downloader) v. 7.327 - Sistem aplikasi berupa software Global Mapper 14 3 Bahan yang digunakan adalah - Data teknis pengukuran pada kegiatan PRONA tahun 2015 yang berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang. - Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran PRONA - Data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang tanah objek PRONA yang berasal dari Kantor Pertanahan Lumajang. 4.2 Spesifikasi Alat 4.2.1 Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi Laptop ASUS X200MA adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras Operating system Windows 8.1 64-bit System Manufacturer ASUSTek Computer Inc. System Model X200MA
  • 27. 17 Processor Intel® Celeron® CPU N2920 @1.86GHz Memory 4.00 GB (3.87 GB usable) 4.2.2 Perangkat Lunak (Software) a. Software Universal Maps Downloader (UMD) Gambar 4.1 Software Universal Maps Downloader (UMD) Perangkat lunak yang dikembangkan oleh allmapsoft,merupakan suatu progam perangkat lunak yang digunakan dalam pengambilan citra satelit. Perangkat ini memiliki 17 jenis citra setelit diantaranya Google Street Maps, Google Satelite Maps, Google Terrain Maps, Google Hybrid Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps, Bing Hybrid Maps, OpenStreetMap Map, OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap Cycle Map, OpenStreetMap Mapguest Open, OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan Yandex Satelite. Namun UMD memiliki kemampuan lainnya seperti dapat melakukan
  • 28. 18 Combined potongan citra sehingga citra tersebut utuh sesuai dengan kehendak kita. Software Universal Maps Downloader (UMD) adalah desktop perangkat lunak untuk mengambil citra satelit dengan tingkat pembesaran yang tinggi. b. Software Microsoft Office (MS Word, MS Excel, dan MS Power Point) Microsoft Office Word adalah perangkat lunak pengolah kata (word processor) andalan Microsoft. Pertama kali diterbitkan pada 1983 dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix, versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983), Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan Microsoft Windows (1989). Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi.
  • 29. 19 c. Software AutoCAD Land Desktop 2009 Gambar 4.2 Software AutoCAD Land Desktop 2009 CAD adalah singkatan dari Computer Aided Design, yang diterjemahan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai : merancang dengan bantuan computer. AutoCAD adalah salah satu software menggambar teknik (drafting) yang sangat dikenal di dunia teknik. Tingkat keakuratannya yang sangat tinggi menjadikan AutoCAD sebagai salah satu alat bantu (tools) untuk menggambar di kalangan teknik. Tidak mengherankan apabila beberapa bidang teknik sangat intensif menggunakan AutoCAD sebagai alat bantu gambar, di antaranya adalah Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan lain- lain yang sangat erat dengan pembuatan dan penggunaan gambar teknik.
  • 30. 20 d. Software Global Mapper 14.0 Gambar 4.3 Software Global Mapper v. 14.0 Global Mapper adalah salah satu perangkat lunak yang cukup populer sering digunakan oleh kalangan praktisi GIS (geographics information system) atau orang-orang yang berkecimpung di bidang pemetaan. Salah satu keistimewaan program ini adalah kompatibilitasnya dengan banyak sekali format file. Sehingga dapat digunakan oleh banyak orang dari latar belakang pengetahuan perangkat lunak lain yang berbeda-beda.. File data Anda dapat di-upload sebagai lapisan. Misalnya, Model Elevasi Digital (DEM), dapat di- upload dengan peta topografis yang dipindai, untuk menciptakan tampilan 3D pada peta. Citra udara digital dapat diletakkan di atas permukaan bersama dengan vektor kontur untuk menciptakan gambar yang menakjubkan dan informatif. Hasilnya dapat dicetak, atau area kerja dapat diekspor ke citra arsiran resolusi tinggi untuk digunakan dalam presentasi atau laporan. Global Mapper® bukan sekadar perangkat serbaguna, namun memiliki fungsi built-in untuk perhitungan jarak dan area, pembauran arsir dan penyesuaian kontras, melihat elevasi, dan perhitungan garis pandang, serta kemampuan tingkat lanjut seperti
  • 31. 21 rektifikasi citra, pembuatan kontur dari data permukaan, analisis tampilan arah aliran dari data permukaan, serta triangulasi dan melakukan gridding data titik 3D. Tugas berulang dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi bahasa script yang built- in atau konversi batch secara menyeluruh. 4.3 Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Alur metodologi pelaksanaan pada magang ini dapat digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut : Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan Identifikasi Teknis Pengukuran Penggambaran Overlay Proyeksi TM 30 Analisa Peta Pendaftaran Tanah Informasi / data mengenai penerimaam untuk obyek PRONA Identifikasi Pemberian NIB Peta Citra Satelit Tidak Ya
  • 32. 22 Keterangan Diagram Alir: 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam studi ini adalah persiapan bahan-bahan penelitian antara lain: Data teknis pengukuran, Peta Bidang hasil kegiatan pengukuran, dan data mengenai penerima ( Subjek ) tanah atau bidang tanah objek . 2. Identifikasi Data-data hasil pengukuran dan peta bidang tersebut di identifikasi sesuai dengan aspek pengukuran dan pemetaan kadastral. 3. Teknis Pengukuran Teknis pengukuran meliputi: alat yang digunakan, spesifikasi alat, metode pengukuran serta teknis pemasangan patok. 4. Penggambaran Pada proses penggambaran dilakukan secara manuskrip dengan skala tertentu kemudian dibuat secara digital untuk menghasilkan pengukuran peta objek PRONA secara digital, dan pemberian NIB (Nomor Identifikasi Bangunan) dilakukan pada pembuatan manuskrip serta pada peta digital. Memberi informasi nama penerima (subyek) pada peta bidang tersebut untuk di umumkan pada masyarakat yang memiliki tanah atau pihak lain apabila adanya hak yang dilanggar baik mengenai luas tanah, status kepemilikan dan bentuk bidang tanah 5. Overlay Proses overlay adalah proses penampalan bidang tanah dengan citra satelit yang sudah di rektifikasi dengan proyeksi TM 30 . Jika belum terproyeksi di TM 30 atau tidak sesuai dengan citra satelit maka proses penggambaran harus diulang
  • 33. 23 6. Analisa Analisa hasil pelaksanaan pengukuran dan pemetaan kegiatan PRONA sesuai dengan aspek pengukuran dan pemetaan kadastral secara keseluruhan dari awal sampai akhir. 7. Peta Pendaftaran Tanah Hasil pengukuran dan pemetaan tersebut adalah peta pendaftaran tanah. Dimana peta pendaftaran tanah tersebut merupakan kutipan peta dasar pendaftaran. 4.4 Jadwal Pekerjaan Magang yang dilaksanakan mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai dengan 21 Agustus 2015, bertempat di Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang Jalan Jendral Panjaitan No. 108, Lumajang Jawa Timur 67312. Dengan rincian jadwal pekerjaan sebagai berikut: Tabel 4.2 Jadwal Pekerjaan Kerja Praktek di Kantor Pertanahan Kabupaten Lumajang No. Kegiatan Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengenalan Instansi 2 Pelaksanaan Kerja Praktik a. Studi Literatur b. Pengumpulan Data c. Pengolahan Data 3 Penyusunan Laporan dan Bimbingan
  • 34. 24 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tahap Pengolahan Data 1. Download Citra Satelit dengan Menggunakan software Universal Maps Download (UMD) versi 7.327 UMD (Universal Maps Downloader) adalah software berbayar yang dikembangkan oleh allmapsoft.com digunakan untuk mendownload citra satelit dengan resolusi tinggi yang diambil dari berbagai satelit citra. a. Download software UMD (Universal Maps Downloader) di link berikut http://rsload.net/soft/manager/10157-universal-maps- downloader.html b. Install software UMD tersebut setelah selesai maka akan muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 5.1 Universal Maps Downloader 7.327 c. Tentukan Left Longitude, Right Longitude, Top Latitude, dan Bottom Latitude sesuai area yang akan diambil.
  • 35. 25 Gambar 5.2 Bagian-bagian Universal Maps Downloader 7.327 Keterangan Gambar: 1. Task Name: Nama folder dan file *umd dimana file citra di simpan. 2. Maps Type: Jenis citra setelit, pada UMD terdapat 17 jenis citra setelit diantaranya Google Street Maps, Google Satelite Maps, Google Terrain Maps, Google Hybrid Maps, Bing Street Maps, Bing Satelite Maps, Bing Hybrid Maps, OpenStreetMap Map, OpenStreetMap Transport, , OpenStreetMap Cycle Map, OpenStreetMap Mapguest Open, OpenStreetMap Humanitarian, Yandex Map dan Yandex Satelite. Pilihlah sesuai dengan yang kita kehendaki. 3. Zoom Level: Digunakan untuk memperbesar resolusi citra. Semakin besar zoom level maka semakin tinggi resolusinya dan sebaliknya, semakin kecil zoom level – nya maka semakin kecil resolusinya. Zoom level maks sebesar 21 sedangkan Zoom level min sebesar 1. 4. Batas koordinat area yang akan kita ambil, kotak dialog tersebut berisi 4 koordinat yaitu Left Longitude 1 2 3 4 5 6
  • 36. 26 (Bujur Barat), Right Longitude (Bujur Timur), Top Latitude (Lintang Utara/atas), dan Bottom Latitude (Lintang Selatan/bawah). Koordinat tersebut disesuaikan dengan letak area yang akan diambil. Untuk Lintang selatan koordinatnya bernilai (-) dan Lintang utara koordinatnya bernilai positif. 5. Path to Save: Letak direktori file yang akan disimpan didalam memori computer. 6. Total Image: Semakin besar zoom level maka semakin banyak total image yang di download dan sebaliknya semakin kecil zoom level nya maka semakin sedikit total image yang di download. d. Setelah semua terisi maka klik Icon Start dan jendera log windows akan berjalan yang menampilkan status citra yang kita download. Tampilannya akan seperti dibawah ini. Tunggu beberapa saat untuk mendownload. Gambar 5.3 Status Log Windows UMD 7.327 e. Setelah citra satelit terdownload semua maka kotak dialog pemberitahuan Stop akan ditampilkan dan klik Ok. Otomatis semua file citra tersimpan di direktori komputer. Status pada Log Windows adalah
  • 37. 27 Gambar 5.4 Status selesai pada log windows UMD 7.327 f. Untuk menggabungkan citra, klik Tools > Map Combiner Gambar 5.5 Langkah-langkah Map Combiner g. Tunggu beberapa saat, setelah itu citra hasil combined akan disimpan dalam satu direktori yang sama dengan direktori file citra sebelumnya. Format citra yang sudah tercombined adalah .*bmp dengan ukuran file yang saat besar sesuai dengan resolusi citra yang dipilih sebelumnya. Download citra sudah selesai. h. Hasil dari download citra ada 8 file dengan berbagai macam format file.
  • 38. 28 Gambar 5.6 File output pada UMD 7.327 2. Croping Citra Satelit Menggunakan Global Mapper Versi 14.0 a Pastikan anda memiliki software Global Mapper Versi 14.0 atau versi yang lain. Buka Global Mapper tersebut sehingga tampilannya adalah seperti gambar dibawah ini. Gambar 5.7 Software Global Mapper v. 14 b Untuk membuka file citra satelit yang akan di crop atau dipotong, Pilih File > Open Data File (s) atau bisa klik Open Your Own Data Files > klik file citra yang akan ditampilkan.
  • 39. 29 Gambar 5.8 Langkah-langkah membuka file c Setelah peta citra sudah ditampilkan, selanjutnya menentukan area yang akan dipotong dengan mengulangi langkah 2 dengan format file *.dxf atau *.dwg. d Langkah selanjutnya setelah citra satelit dan data vector sudah bertampalan maka blog area yang akan dicrop dengan cara pilih Edit > Select All Features With Digitazer Tool. Maka area bounder terasir. Gambar 5.9 Langkah-langkah menyeleksi area yang akan di Crop e Selanjutnya pilih menu File > Export > Export Raster/Image Format. Pilih sesuai dengan format yang dikehendaki.
  • 40. 30 Gambar 5.10 Langkah-langkah mengeksport format file. Gambar 5.11 Kotak dialog Select Export Format. f Selanjutnya kotak dialog ECW Export Options akan muncul pilih menu Export Bounds > Crop to Selected Area Feature (s) > Ok.
  • 41. 31 Gambar 5.12 Kotak dialog ECW Export Options g Langkah selanjutnya, Tunggu beberapa saat, proses cropping sedang berjalan. Setelah selesai cek file cropping tersebut di direktori penyimpanan yang dipilih sebelumnya. Gambar 5.13 Proses Eksport File
  • 42. 32 h Hasil akhirnya adalah sebagai berikut Gambar 5.14 File ouput Gambar 5.15 Tampilan area yang di cropping 3. Pengukuran Bidang tanah Pengukuran bidang yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Lumajang dilakukan secara terrestris dan menggunakan metode yang sederhana. Tahapan – tahapannya meliputi : a. Metode Pengukuran Bidang Tanah Ada beberapa macam metode pengukuran yang dapat digunakan dalam pengukuran bidang tanah pada kegiatan PRONA di Kabupaten Lumajang. Dalam studi ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Lumajang pada saat melakukan pengukuran secara terrestrial dengan metode polar menggunakan unsur sudut dan jarak karena metode ini sering dan paling banyak digunakan dalam pengukuran di lapangan.
  • 43. 33 Pengukuran bidang tanah diikatkan pada poligon utama atau poligon cabang b. Alat Untuk Pengukuran bidang Tanah Alat ukur yang digunakan kantor pertanahan Lumajang untuk pengukuran bidang tanah tersebut adalah sebagai berikut : - Total Station dengan bacaan terkecil sudutnya 1” - Prisma Sudut dan cermin sudut, alat ini hanya sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk membentuk sudut 900 - Yalon, alat ini dapat dilakukan sebagai alat bantu untuk menandai batas. 4. Penggambaran Peta Bidang Peta bidang yang dihasilkan sudah memiliki proyeksi TM 3 jadi sudah memenuhi ketentuan penggambaran sesuai standard kantor pertanahan Lumajang. Gambar 5.16 Sketsa peta bidang 5. Pemberian NIB Pemberian NIB dilakukan setelah peta bidang tersebut dilakukan digitasi pada software AutoCad Land Desktop 2009 untuk mendapatkan penomeran NIB secara digital. Selain memberikan NIB pada bidang tanah tersebut diberikan data penunjang yaitu berupa nama pemilik bidang tanah yang telah diukur. NIB merupakan
  • 44. 34 penghubung antara Peta pendaftaran dan daftar lainnya yang ada dalam proses pendaftaran tanah. Dalam sistem komputerisasi pendaftaran tanah NIB yang unik diperlukan sebagai penghubung yang efisien antara data yang diperlukan dan sebagai akses informasi atas suatu bidang tanah. Gambar 5.17 Pemberian nomor identifikasi bidang (NIB) 5.2 Analisa Hasil 1. Analisa Pelaksanaan PRONA Pada wilayah kabupaten lumajang, tanah yang dijadikan sebagai peserta PRONA adalah sebagian besar tanah pertanian dan pemukiman. Dan tanah tersebut ditegaskan oleh kantor pertanahan Lumajang menjadi tanah obyek PRONA yang telah diukur menjadi peta bidang dan diberikan kepada yang berhak yaitu pemohon atau peserta PRONA yang sudah diatur dalam peraturan agraria 2. Analisa Teknis (Pengukuran) Pada pembuatan jaring atau kerangka polygon utama Pada titik awal koordinatnya diperoleh menggunakan GPS handheld Garmin CSx 60 yang telah diatur pada sistem proyeksi TM 30 tetapi memiliki ketelitian dan akurasi yang kurang bagus. Pada titik ikat sebaiknya tidak menggunakan gps handheld karena itu akan memberikan hasil yang tidak maksimal dan untuk
  • 45. 35 memperoleh ketelitian titik ikat yang sangat akurat lebih baik menggunakan GPS geodetic. Pada peralatan pengukuran yang digunakan pada pengukuran polygon dan pengukuran bidang tanah menggunakan Total Station dengan bacaan sudut terkecil adalah 1’’. Pengukuran jarak dilakukan secara EDM untuk mendapatkan jarak yang tepat dan akurat. 3. Analisa Kendala Teknis a. Letak titik dasar teknis yaitu orde 3 dengan wilayah pengukuran letaknya jauh sehingga titik ikat awal menggunakan koordinat yang didapatkan dari GPS handheld Gamin 60 CSx. b. Alat yang digunakan dalam pengukuran kurang memiliki standard alat yang memenuhi sehingga tidak memiliki akurasi yang tinggi. c. Medan pengukuran cukup sulit karena wilayah pengukuran adalah permukiman atau pertanian sehingga jalannya pengukuran membutuhkan waktu yang lama. d. Data ukuran lapangan yang kurang lengkap seperti data bidang tanah yang akan diukur, peta situasi dan petunjuk lokasi. e. Terbatasnya data, kemampuan peralatan (software & hardware) yang dipakai. 4. Analisa Penggambaran (Hasil Pengukuran) Pada proses penggambaran dilakukan secara digital dari proses awal sampai proses akhir. Yaitu bidang – bidang tanah dari hasil pengukuran disajikan dalam bentuk hardcopy yang dikerjakan secara digital dengan bantuan software. Hasil peta bidang sudah memiliki sistem proyeksi TM 30 (sesuai Standard Kantor Pertanahan). Pada informasi yang diberikan juga cukup lengkap dalam peta bidang tanah tersebut terdapat pemilik bidang tanah dan bidang kepemilikan disekitarnya. Pada penomeran NIB (Nomer Identifikasi
  • 46. 36 Bidang) berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit terakhir merupakan nomor bidang tanah. 5. Analisa perbandingan antara teknis kegiatan PRONA dengan SOP (Standard Operasional Prosedur) Pengukuran dan pemetaan yang berlaku sekarang pada Kantor Pertanahan Lumajang. Tabel 5.1 Perbandingan Teknis dengan SOP (Standard Operasional Prosedur) Prosedur Teknis Pengukuran S O P Keterangan Titik Ikat Diikatkan pada koordinat yang didapat dari GPS Handheld Diikatkan pada titik dasar nasional orde 3 Tidak sesuai SOP Pengukuran Poligon Utama Poligon utama Titik awal diikatkan pada koordinat yang dihasilkan dari GPS handheld Poligon utama pada titik awal diikatkan pada titik dasar teknis orde 3 Tidak sesuai SOP Alat Ukur Poligon Utama Menggunakan Total Station ketelitian terkecil minimal 1’’ Menggunakan Total Station ketelitian terkecil minimal 1’’ Sesuai SOP Pengukuran Poligon Cabang Diikatkan pada poligon utama Diikatkan pada poligon utama Sesuai SOP Alat Ukur Poligon Cabang Menggunakan alat ukur sudut dengan ketelitian bacaan sudut terkecil minimal 1’’ Menggunakan alat ukur sudut dengan ketelitian bacaan sudut terkecil minimal 1’’ Sesuai SOP
  • 47. 37 Pengukuran Jarak pada Poligon Utama dan Cabang Pengukuran jarak secara EDM Pengukuran jarak secara EDM Sesuai SOP Pengukuran Bidang tanah Menggunakan metode pengukuran secara polar dengan unsur sudut dan jarak Menggunakan Metode Offset, mengikat, polar dan gabungan metode Sesuai SOP Alat Pengukuran Bidang tanah Menggunakan alat Total Station Ketelitian terkecil minimal 1’’ Menggunakan alat Total Station ketelitian terkecil minimal 1’’ Sesuai SOP Metode Pengukuran Jarak Pengukuran jarak secara EDM dan Rollmeter Pengukuran jarak secara EDM dan Rollmeter Sesuai SOP Penggambaran peta bidang Dilakukan secara digital dan Sistem Proyeksi TM 3 Dilakukan secara digital dan Sistem Proyeksi TM 3 Sesuai SOP
  • 48. 38 BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa terhadap studi yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Dalam teknis pengukuran pada kegiatan PRONA di Kabupaten Lumajang dari hasil evaluasi banyak yang sudah sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP) pengukuran dan pemetaan karena dari 10 SOP hanya 2 yang kurang memenuhi standard. 2. Pada studi ini dilakukan pembuatan peta bidang tanah secara digital dan dilakukan proses transformasi koordinat untuk mendapatkan peta bidang yang memiliki sistem koordinat yang benar yaitu dalam TM 30 . 3. Peta bidang tanah objek PRONA terdapat penomoran pada NIB berjumlah 13 digit, yaitu 8 digit pertama merupakan kode propinsi, kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa tempat bidang tanah terletak, dan 5 digit terakhir merupakan nomor bidang tanah. 6.2.Saran 1. Pengukuran teknis di lapangan sebaiknya juru ukur atau surveyor melaksanakan sesuai dengan standard operasional prosedur untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dan akurat supaya tidak terjadi adanya pembuatan sertipikat tumpang tindih. 2. Apabila di wilayah pengukuran tidak terdapat titik dasar teknis orde 3 atau orde 4 lebih baik membuat titik ikat diukur menggunakan GPS Geodetic jadi tidak didapatkan menggunakan GPS Handheld.
  • 49. 39 3. Sebaiknya juru ukur Kantor Pertanahan Lumajang menggunakan alat Total Station saat pengukuran poligon dan bidang tanah supaya diperoleh hasil bidang tanah yang teliti dan tepat.
  • 50. 39 39 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Buku Pegangan Juru Ukur. https://pengukurandasarbpnsulteng.wordpress.com/2011/0 2/16/buku-pegangan-juru-ukur/. [diakses pada tanggal 11 Agustus 2015]. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Teknis Kegiatan PRONA Tahun Anggaran 2013. Jakarta. Boss Tambang, 2010. Pengukuran dan Pemetaan Kadastral, URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada tanggal 08 October 2010. Boss Tambang, 2009. Pengukuran Bidang Tanah, URL:http://clipart.peirceinternet.com/. Dikunjungi pada tanggal 28 October 2010. Endratno, Anton, 2007. Pemetaan Bidang Tanah Untuk Pembuatan Sertipikat Hak Atas Tanah Dengan Sistem Informasi Geografis ( SIG ). Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 2007. Harsono, Boedi, (1999) Hukum Agraria Indonesia : Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Jakarta, Djambatan. Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. 2015. Sertipikasi PRONA. http://www.bpn.go.id/Program/Legalisasi-Aset/Program- Program/Sertipikasi-PRONA. [diakses pada tanggal 11 Agustus 2015]. Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomer 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Jakarta. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Jakarta.
  • 51. 40 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Program Nasional Agraria (PRONA). Jakarta Soeprapto, R., ( 1986 ) Undang – undang Pokok Agraria dalam Praktek, Jakarta, UI Press. Sumardjono, Maria S.W., ( 2001 ) Kebijakan Pertanahan : Antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Kompas. Syahyuti. 2004. Analisa terhadap kondisi dan perkembangan berbagai factor prasyarat pelaksanaan reforma agrarian. Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor. Ummah, Muslihatul. 2010. Evaluasi Tentang Pengukuran dan Pemetaan Dalam Program Reforma Agraria Dikaitkan Dengan Standarisasi Teknis, Teknik Geomatika FTSP ITS: Surabaya Yuwono, dkk. 2010. Studi Tentang Pengukuran Dan Pemetaan Pada Pelaksanaan Landreform Di Indonesia. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
  • 53. 42 Gambar 1 Contoh Peta Bidang Tanah Gambar 2 Contoh Sketsa Bidang Tanah
  • 54. 43 Gambar 3 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak Depan)
  • 55. 44 Gambar 4 Contoh Blangko Gambar Ukur DI. 107 A (Tampak Belakang)
  • 56. 45 Gambar 5 Identifikasi Obyek PRONA Gambar 6 Sketsa Bidang Tanah
  • 57. 46 Gambar 7 Fasilitas Pelayanan Kantor Pertanahan Lumajang Gambar 8 Penyerahan Sertifikat PRONA