SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Bob EricsonSagune (125534262) 1
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Ukur Tanah (Geodesi) bertujuan untuk mengukur bagian-bagian
dari permukaan bumi, yaitu kalau panjang bagian tidak melebihi 50 km, maka
pekerjaan tersebut disebut Geodesi Rendah. Pada geodesi rendah yang
dipentingkan adalah penentuan titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik
itu dapat dibayangkan dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta.
Praktek Ilmu Ukur Tanah kali ini mahasiswa dituntun untuk dapat
mengetahui lebih mendetail tentang pengukuran tanah dan juga penentuan
poligon yang ideal sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Dari tujuan
inilah pentingnya diadakan suatu praktek Ilmu Ukur Tanah. Komponen hasil
dari praktek ini, yaitu :
1. Jarak
Dapat diukur dengan menggunakan meteran, alat optis (water pass dan
theodolite).
2. Ketinggian
Dapat diukur dengan menggunakan pesawat water pass maupun
theodolite.
3. Sudut
Dapat diukur dengan menggunakan pesawat theodolite.
Prinsip dasar yang harus dilakukan pada praktek pengukuran, yaitu :
 Perlu adanya pengecekkan terhadap data hasil praktek setelah selesai
melakukan praktek agar diketahui benar tidaknya hasil tersebut.
 Tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Mengingat praktek
pengukuran ini dilakukan pertama kali, maka jika terjadi kesalahan yang
melebihi batas toleransi diperbolehkan untuk melakukan koreksi dan
penyebaran kesalahan sehingga hasilnya sesuai dan benar.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan praktek Ilmu Ukur Tanah II adalah :
1. Membuat profil pada suatu poligon untuk menentukan beda tinggi pada
permukaan tanah.
Bob EricsonSagune (125534262) 2
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2. Dapat membuat peta situasi (site plant) dengan cara menentukan sudut
bangunan yang nampak dan dibuat dalam bentuk data dan bentuk
gambar.
Bob EricsonSagune (125534262) 3
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB II
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
A. THEODOLITE
 Cara Penggunaan Theodolit Digital :
1. Cara Seting Optis :
a. Pesawat theodolite diletakkan di atas statif, kemudian menentukan
center point dengan cara mengepaskannya pada paku paying yang
ada di bawah statif.
b. Gelembung nivo diatur berada tepat di tengah lingkaran.
c. Mengatur salah nivo tabung yang lain.
2. Cara Penggunaan Alat :
a. Memasukkan baterai ke dalam tempatnya, kemudian melakukan
centering optis ke atas.
b. Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.
c. Untuk membaca sudut horizontal, arahkan teropong ke titik yang
dikehendaki kemudian baca pada display.
d. Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan
kemudian baca pada display.
1
3
4
7
9
1
6
5
2
8
10
Keterangan :
1. Handle/pegangan
2. Nivo kotak
3. Lensa okuler
4. Klem pengatur focus
benang
5. Tempat baterai
6. Pengatur halus sudut
vertical
7. Display
8. Pengatur halus sudut
horizontal
9. Tombol power
10. Klem pengatur nivo
tabung
Gambar 1. Theodolit
Bob EricsonSagune (125534262) 4
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
B. STATIF
Statif digunakan untuk menempatkan pesawat theodolit saat
melakukan praktek pembacaan sudut. Statif ini umumnya berkaki tiga dan
terbuat dari bahan yang ringan seperti alumunium.
C. BAK UKUR
Bak ukur digunakan untuk menandai titik saat pembacaan, yaitu
jikalau jarak terlampau jauh dan terhalang. Bak ukur ini memiliki panjang yang
bervariasi dengan panjang maksimum 5 meter.
Gambar 2. Statif
Gambar 3. Bak Ukur
Bob EricsonSagune (125534262) 5
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
D. ROLL METER
Roll meter ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga
untuk mengukur tinggi alat. Roll meter yang dipergunakan memiliki panjang
50 meter.
E. PAYUNG
Payung digunakan untuk melindungi pesawat theodolit dari sinar
matahari dan hujan, agar pada saat pembacaan sudut tidak mengalami
kesalahan akibat silau dari sinar matahari.
F. PALU
Palu digunakan untuk menandai titik tetap dari bacaan sudut pada
saat pelaksanaan praktek. Karena jika tidak menggunakan palu, maka resiko
kehilangan titik akan sangat besar.
Gambar 4. Roll Meter
Gambar 5. Payung
Gambar 6. Palu
Bob EricsonSagune (125534262) 6
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB III
PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUTH
A. LATAR BELAKANG
Dalam menetukan letak kedudukan titik B dari titik A, dimana
kedudukan titik A telah diketahui koordinatnya (Xa, Ya), maka yang perlu
diketahui terlebih dahulu adalah arah dari titik A ke titik B (αab) dan jarak
antara titik A ke titik B (dab), maka kedudukan titik B dapat ditentukan. Jadi
dalam menentukan kedudukan suatu titik dari titik lainnya diperlukan :
 Arah
 Jarak
Suatu arah ditentukan dengan sudut jurusan atau dengan azimuth.
Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara geografis, kemudian
diputar searah jarum jam dan diakhiri dengan arah geodetis dari titik yang
bersangkutan. Sedangkan azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara
kutub, kemudian diputar searah jarum jam dan diakhiri dengan arah geodetis
dari titik yang bersangkutan. Khusus untuk perhitungan Ilmu Ukur Tanah dan
perhitungan daerah sempit, dalam menentukan arah digunakan azimuth.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
menetukan azimuth ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang penentuan
azimuth.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui arah antara dua titik
berdasarkan arah utara geografis, yaitu azimuth.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Siapkan peralatan praktek yang diperlukan.
Bob EricsonSagune (125534262) 7
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2. Tentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat praktek sekaligus dua
titik yang diperlukan untuk mendapatkan data azimuth.
3. Dirikan pesawat theodolitedi atas titik yang telah ditentukan, dan lakukan
penyetelan alat sampai didapatkan kedataran seperti langkah-langkah
kerja penggunaan pesawat theodolite.
4. Untuk mendapatkan sudut azimuth, ambil kompas dan pasang pada
pesawat theodolite, arahkan ke utara, nolkan sudut horizontal. Kemudian
arahkan pesawat theodolite ke titik B searah jarum jam, lalu baca sudut
horizontalnya.
5. Baca secara bergantian, kemudian catat hasilnya.
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Bob EricsonSagune (125534262) 8
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
F. PERHITUNGAN
Nama : Bob Ericson Sagune
NIM : 125534262
 Penyelesaian :
αab = TG B – TG U
= 89° 52’ 50” - 0° 0’ 0”
= 89° 52’ 50”
Jadi, azimuth (αab) adalah 89° 52’ 50”
TP TG
Bacaan Sudut Azimuth (  )
[..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."]
U 0 0 0
A 89 52 50
B 89 52 50
BA
αab = 89° 52’ 50”
Bob EricsonSagune (125534262) 9
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB IV
PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUT DARI AZIMUTH AWAL
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode
pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh
koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah
salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu
dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan
jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan
bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya
telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk
menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik
lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui
pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat
tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai
dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mqahasiswa tentang
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus
yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip
kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari
gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar
untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
Bob EricsonSagune (125534262) 10
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
D. LANGKAH PENGUKURAN
1) Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket lokasi
areal yang akan diukur.
2) Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3) Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
4) Mengrahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horizontal
dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
5) Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2,
membaca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut
azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6) Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum
jam, kemudian memutar teropong 180º arah vertikal dan arahkan
teropong ke titik P2.
7) Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8) Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan melakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
9) Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya
hingga kembali lagi ke titik P1.
10) Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11) Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12) Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan. Mencatat semua hasil
bacaan dan menghitung sudut azimuth.
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Bob EricsonSagune (125534262) 11
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
F. PERHITUNGAN MENENTUKAN AZIMUTH DARI AZIMUTH AWAL
Penyelesaian :
 αab = bacaan sudut B – bacaan sudut titik U
αab = 38˚ 24’ 10”- 0˚ 0’ 0”
= 38˚ 24’ 10”
 αab1 = bacaan sudut B1 – bacaan sudut titik U
αab1
’
= 38˚ 24’ 10” - 0˚ 0’ 0”
= 38˚ 24’ 10”
 αbc = bacaan sudut titik C – bacaan sudut titik U
αbc = 70˚ 20’ 35” - 0˚ 0’ 0”
= 70˚ 20’ 35”
 βb1 = bacaan sudut titik A – bacaan sudut titik C
βb1 = 218 ˚ 32’ 20” - 70˚ 20’ 35”
= 148˚ 11’ 45”
 αba = αbc + βb1
= 70˚ 20’ 35” + 148˚ 11’ 45”
TP TG
BACAAN SUDUT SUDUT UKUR (β) AZIMUTH (α)
[...˚] [...'] [...''] [...˚] [...'] [...''] [...˚] [...'] [...'']
U 0 0 0
A 38 24 10
B 38 24 10
U 0 0 0
B 38 24 10
B1 38 24 10
U 0 0 0
B 70 20 35
C 70 20 35
C 70 20 35
B 148 11 45 218 32 70
A 218 32 20
A 218 32 20
B 211 48 15 70 20 35
C 70 20 35
Bob EricsonSagune (125534262) 12
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 218˚ 32’ 20”
 βb2 = bacaan sudut titik C - bacaan sudut titik A + 360˚
βb2 = 70˚ 20’ 35” - 218˚ 32’ 20” + 360˚
= 211˚ 48’ 15”
 αbc = αba + βb2
= 218˚ 32’ 20” + 211˚ 48’ 15”- 360°
= 70˚ 20’ 35”
U
U
C
B1
B
A
β1= 148˚ 11’ 45”
β2 = 211˚ 48’ 15”
Bob EricsonSagune (125534262) 13
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB V
PRAKTEK MENENTUKAN PENGUKURAN SUDUT UKUR
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode
pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh
koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah
salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu
dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan
jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan
bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya
telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk
menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik
lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui
pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat
tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai
dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran
poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus
yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip
kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari
gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka
dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
Bob EricsonSagune (125534262) 14
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal
yang akan diukur.
2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2, baca
dan catat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180º searah
jarum jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan
teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memutar teropong pesawat dan mengarahkan di titik P akhir dan
melakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa.
Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik poligon berikutnya
hingga kembali lagi ke titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Bob EricsonSagune (125534262) 15
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
F. PERHITUNGAN PENGUKURAN SUDUT UKUR
TP TG
Bacaan Sudut Besar Sudut
Koreksi
[.."]
Azimuth
Biasa Luar Biasa Jarak Biasa Luar Biasa Rata-rata
[..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."]
U 0 0 0 0 0 0
2 190 1 0 10 1 5 22.80
1 55 27 55 55 27 45 55 27 50 17.00 190 1 0
3 245 28 55 65 28 50 21.80
3 158 31 10 338 31 15 20.85
2 59 43 30 59 43 30 59 43 30 16.00 310 17 14
1 218 14 40 38 14 45 22.80
1 192 12 0 12 12 5 21.80
3 64 47 55 64 47 45 64 47 50 17.00 65 29 7
2 256 59 55 76 59 50 20.85
179 59 10
(n - 2) x 180 = 180 0 0
Kesalahan = 0 0 50
T = 1,5’√n 0 2 36
Bob EricsonSagune (125534262) 16
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
d12 = 22,80 m
d23 = 20,85 m
d31 = 21,80 m +
Ʃd = 65,45 m
 Diketahui : - Sudut Azimuth : α12 = 190° 01’ 00”
- Sudut Ukur : β1 = 55° 27’ 50”
β2 = 59° 43’ 30”
β3 = 64° 47’ 50”
 Penyelesaian :
β1 = 55° 27’ 50”
β2 = 59° 43’ 30”
β3 = 64° 47’ 50” +
Ʃβ = 179° 59’ 10”
1. Menghitung Salah Penutup Sudut
fβ = Ʃβ – (n-2) x 180°
= 179° 59’ 10” – (3 – 2) x 180°
= -0° 0’ 50”
2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut
fβ ≤ 1,5’ √n
0’ 50” ≤ 1,5’ √3
0’ 50” ≤ 2’ 36” Ok !
3. Menghitung Harga Koreksi Setiap Sudut
Kβ = -
fβ
n
= −
−50”
3
= 16” sisa 2”
4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut
β1 = β1 + Kβ = 55° 27’ 50” + 17” = 55° 28’ 07”
β2 = β2 + Kβ = 59° 43’ 30” + 16” = 59° 43’ 46”
β3 = β3 + Kβ = 64° 47’ 50” + 17” = 64° 48’ 07”
5. Menghitung Azimuth Sisi Poligon
α12 = 190° 01’ 00”
α23 = α12 - β2 + 180°
= 190° 01’ 00” - 59° 43’ 46” + 180°
= 310° 17’ 14”
α34 = α23 – β3 + 180°
= 310° 17’ 14” - 64° 48’ 07” + 180°
= 65° 29’ 07”
Bob EricsonSagune (125534262) 17
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
6. Menghitung Harga Selisih Absis. (ΔX)
ΔX12 = d12 x sin α12 = 22,80 x sin 190° 01’ 00” = -3,97 m
ΔX23 = d23 x sin α23 = 20,85 x sin 310° 17’ 14” = -15,90 m
ΔX31 = d31 x sin α31 = 21,80 x sin 65° 29’ 07” = 19,83 m +
ƩΔX = -0,04 m
7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX)
fX = ƩΔX = -0,04 m
8. Menghitung garga selisih Ordinat. (ΔY)
ΔY12 = d12 x cos α12 = 22,80 x cos 190° 01’ 00” = -22,45 m
ΔY23 = d23 x cos α23 = 20,85 x cos 310° 17’ 14” = 13,48 m
ΔY31 = d31 x cos α31 = 21,80 x cos 65° 29’ 07” = 9,04 m +
ƩΔY = 0,07 m
9. Menghitung Salah Penutup Ordinat. (fy)
fy = ƩΔX = 0,07 m
10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd)
fd = √𝑓𝑋
2
+ 𝑓𝑌
2
= √−0,042 + 0,072
= 0,06 m
11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak
fd ≤ 0,01 √Ʃ𝑑
0,06 ≤ 0,01 √65,45
0,06 ≤ 0,08 Ok !
12.Menghitung Koreksi Absis (K ΔX)
K ΔX12 = −
22,80
65,45
𝑥 − 0,04 = 0,01 m
K ΔX23 = −
20,85
65,45
𝑥 − 0,04 = 0,01 m
K ΔX31 = −
21,80
65,45
𝑥 − 0,04 = 0,01 m + 0,01 m = 0,02 m
Bob EricsonSagune (125534262) 18
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
13.Menghitung Koreksi Ordinat (K ΔY)
K ΔY12 = −
22,80
65,45
𝑥 0,07 = -0,02 m
K ΔY23 = −
20,85
65,45
𝑥 0,07 = -0,02 m
K ΔY31 = −
21,80
65,45
𝑥 0,07 = -0,02 m + 0,01 m = -0,01 m
14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X)
Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -3,97 + 0,01 = -3,96 m
Δ X23 = Δ X23 + K ΔX23 = -15,90 + 0,01 = -15,89 m
Δ X31 = Δ X31 + K ΔX31 = 19,83 + 0,02 = 19,85 m
15.Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY)
Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -22,45 – 0,02 = -22,47 m
Δ Y23 = Δ Y23 + K ΔY23 = 13,48 – 0,02 = 13,46 m
Δ Y31 = Δ Y31 + K ΔY31 = 9,04 – 0,01 = 9,01 m
16.Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon
X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 3,96 = 196,04
X3 = X2 + Δ X23 = 196,04 – 15,89 = 180,15
X1 = X3 + Δ X31 = 180,15 – 19,85 = 200,00
Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 22,47 = 177,53
Y3 = Y2 + Δ Y23 = 177,53 + 13,46 = 190,99
Y1 = Y3 + Δ Y31 = 190,99 + 9,01 = 200,00
17.Koordinat Titik-titik Poligon Tertutup Adalah :
Titik 1 = (200,00 ; 200,00)
Titik 2 = (196,04 ; 177,53)
Titik 3 = (180,15 ; 190,99)

Bob EricsonSagune (125534262) 19
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
2
Gambar Sudut Ukur :
U
α12 = 190° 01’ 00”
β2
3
1
β3
β1
Bob EricsonSagune (125534262) 20
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB VI
PRAKTEK POLIGON TERTUTUP
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode
pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh
koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah
salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu
dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan
jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan
bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya
telah ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk
menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik
lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui
pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat
tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai
dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran
poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus
yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip
kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari
gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka
dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
Bob EricsonSagune (125534262) 21
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
4. Payung 8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket lokasi
areal yang akan diukur.
2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut
horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah.
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2,mem
baca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut
azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180º searah
jarum jam, kemudian meutar teropong 180º arah vertikal dan arahkan
teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya
hingga kembali lagi ke titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Mengaambar hasil pengukuran dan perhitungan.
E. Keselamatan Kerja
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Bob EricsonSagune (125534262) 22
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
 Penyelesaian :
β1 = 84˚ 14’ 00”
β2 = 211˚ 04’ 10”
β3 = 65˚ 22’ 40”
β4 = 136˚ 08’ 40”
β5 = 122˚ 03’ 25”
β6 = 101˚ 05’ 45” +
Ʃβ = 719˚ 58’ 40”
1. Menghitung Salah Penutup Sudut
fβ = Ʃβ – (n-2) x 180˚
= 719˚ 58’ 40” - 720˚
= -0˚ 01’ 20” = -80”
2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut
fβ ≤ i √n
-1’ 20” ≤ 1,5’ √6
-1’ 20” ≤ 3’ 40” Ok !
3. Menghitung Harga Koreksi setiap Sudut
Kβ = −
fβ
n
= −
−80"
6
= 13” sisa 2”
4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut
β1 = β1 + Kβ = 84˚ 14’ 00” + 13” = 84˚ 14’ 13”
β2 = β2 + Kβ = 211˚ 04’ 10” + 13” = 211˚ 04’ 23”
β3 = β3 + Kβ = 65˚ 22’ 40” + 14” = 65˚ 22’ 54”
β4 = β4 + Kβ = 136˚ 08’ 40” + 14” = 136˚ 08’ 54”
β5 = β5 + Kβ = 122˚ 03’ 25” + 13” = 122˚ 03’ 38”
β6 = β6 + Kβ = 101˚ 05’ 45” + 13” = 101˚ 05’ 58”
5. Menghitung Azimuth Sisi-Sisi Poligon
α12 = 205˚ 08’ 05”
α23 = α12 - β2 + 180˚ = 205˚ 08’ 05” - 211˚ 04’ 23” + 180˚ = 174˚ 03’ 42”
α34 = α23 - β3 + 180˚ = 174˚ 03’ 42” - 65˚ 22’ 54” + 180˚ = 288˚ 40’ 48”
α45 = α34 - β4 + 180˚ = 288˚ 40’ 48” - 136˚ 08’ 54” + 180˚ = 332˚ 31’ 54”
α56 = α45 –β5 + 180˚ = 332˚ 31’ 54” - 122˚ 03’ 38” + 180˚ = 30˚ 28’ 16”
α56 = α56 - β6 + 180˚ = 30˚ 28’ 16” - 101˚ 05’ 58” + 180˚ = 109˚ 22’ 18”
d12 = 40 m
d23 = 21,6 m
d34 = 31 m
d45 = 30 m
d56 = 40 m
d61 = 40 m +
Ʃd = 202,6 m
Bob EricsonSagune (125534262) 23
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
6. Menghitung Harga Selisih Absis (ΔX)
ΔX12 = d12 x sin α12 = 40 x sin 205˚ 08’ 05” = -16,99 m
ΔX23 = d23 x sin α23 = 21,6 x sin 174˚ 03’ 42” = 2,23 m
ΔX34 = d34 x sin α34 = 31 x sin 288˚ 40’ 48” = -29,37 m
ΔX45 = d45 x sin α45 = 30 x sin 332˚ 31’ 54” = -13,84 m
ΔX56 = d56 x sin α56 = 40 x sin 30˚ 28’ 16” = 20,28 m
ΔX61 = d61 x sin α61 = 40 x sin 109˚ 22’ 18” = 37,74 m +
ƩΔX = 0,05 m
7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX)
fX = ƩΔX = 0,05 m
8. Mengitung Harga Selisih Ordinat (ΔY)
ΔY12 = d12 x cos α12 = 40 x cos 205˚ 08’ 05” = -36,21 m
ΔY23 = d23 x cos α23 = 21,6 x cos 174˚ 03’ 42” = -21,48 m
ΔY34 = d34 x cos α34 = 31 x cos 288˚ 40’ 48” = 9,93 m
ΔY45 = d45 x cos α45 = 30 x cos 332˚ 31’ 54” = 26,62 m
ΔY56 = d56 x cos α56 = 40 x cos 30˚ 28’ 16” = 34,48 m
ΔY61 = d61 x cos α61 = 40 x cos 109˚ 22’ 18” = -13,27 m +
ƩΔY = 0,07 m
9. Menghitung Salah Penutup Ordinat (fY)
fY = ƩΔY = 0,07 m
10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd)
fd = √fx
2
+ fy
2
= √(0,052 + 0,072) = 0,086 m
11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak
fd ≤ 0,01 √Ʃd
0,086 ≤ 0,01 √202,6
0,086 ≤ 0,14 Ok !
12.Menghitung Koreksi Selisih Absis (K ΔX)
K ΔX12 = −
d12
Ʃd
x fx = −
40
202,6
x 0,05 = 0,01
K ΔX23 = −
d23
Ʃd
x fx = −
21,6
202,6
x 0,05 = 0,00
Bob EricsonSagune (125534262) 24
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
K ΔX34 = −
d34
Ʃd
x fx = −
31
202,6
x 0,05 = 0,01
K ΔX45 = −
d45
Ʃd
x fx = −
30
202,6
x 0,05 = 0,01
K ΔX56 = −
d56
Ʃd
x fx = −
40
202,6
x 0,05 = 0,01
K ΔX61 = −
d61
Ʃd
x fx = −
40
202,6
x 0,05 = 0,01
13.Menghitung Koreksi Selisih Ordinat (K ΔY)
K ΔY12 = −
d12
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
K ΔY23 = −
d23
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
K ΔY34 = −
d34
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
K ΔY45 = −
d45
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
K ΔY56 = −
d56
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,02
K ΔY61 = −
d61
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X)
Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -16,99 – 0,01 = -17,00 m
Δ X23 = Δ X23 + K ΔX23 = 2,23 – 0,00 = 2,23 m
Δ X34 = Δ X34 + K ΔX34 = -29,37 – 0,01 = -29,38 m
Δ X45 = Δ X45 + K ΔX45 = -13,84 – 0,01 = -13,85 m
Δ X56 = Δ X56 + K ΔX56 = 20,28 – 0,01 = 20,27 m
Δ X61 = Δ X61 + K ΔX61 = 37,74 – 0,01 = 37,73 m
15.Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY)
Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -36,21 – 0,01 = -36,22 m
Δ Y23 = Δ Y23 + K ΔY23 = -21,48 – 0,01 = -21,49 m
Bob EricsonSagune (125534262) 25
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Δ Y34 = Δ Y34 + K ΔY34 = 9,93 – 0,01 = 9,92 m
Δ Y45 = Δ Y45 + K ΔY45 = 26,62 – 0,01 = 26,61 m
Δ Y56 = Δ Y56 + K ΔY56 = 34,48 – 0,02 = 34,46 m
Δ Y61 = Δ Y61 + K ΔY61 = -13,27 – 0,01 = -13,28 m
16.Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon
X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 17,00 = 183,00
X3 = X2 + Δ X23 = 183,00 + 2,23 = 185,23
X4 = X3 + Δ X34 = 185,23 – 29,38 = 155,85
X5 = X4 + Δ X45 = 155,85 – 13,85 = 142,00
X6 = X5 + Δ X56 = 142,00 + 20,27 = 162,27
X1 = X6 + Δ X61 = 162,27 + 37,73 = 200,00
Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 36,62 = 163,78
Y3 = Y2 + Δ Y23 = 163,78 - 21,49 = 142,29
Y4 = Y3 + Δ Y34 = 142,29 + 9,92 = 152,21
Y5 = Y4 + Δ Y45 = 152,21 + 26,61 = 178,82
Y6 = Y5 + Δ Y56 = 178,82 + 34,46 = 213,28
Y1 = Y6 + Δ Y61 = 213,28 – 13,28 = 200,00
17.Koordinat Titik-titik Poligon Tertutup Adalah :
Titik 1 = (200,00 ; 200,00)
Titik 2 = (183,00 ; 163,78)
Titik 3 = (185,23 ; 142,29)
Titik 4 = (155,85 ; 152,21)
Titik 5 = (142,00 ; 178,82)
Titik 6 = (162,27 ; 213,28)
Bob EricsonSagune (125534262) 26
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Tim Ukur Jumlah Titik titik
Hari, Tgl St. Kes. Sudut detik
Analis St. Kes. Linear m
-80 detik Benar
0.086 m Benar
Koreksi ∆x Koreksi ∆y Koreksi X Y
[..°] [..'] [.."] [.."] [..°] [..'] [.."] [m] [..°] [..'] [.."] [m] [m] [m] [m] [m] [m]
P1 84 14 0 13 84 14 13 200 200
40 205 8 5 -16.99 -0.01 -36.21 -0.01
P2 211 4 10 13 211 4 23 183.00 163.78
21.6 174 3 42 2.23 0.00 -21.48 -0.01
P3 65 22 40 14 65 22 54 185.23 142.29
31 288 40 48 -29.37 -0.01 9.93 -0.01
P4 136 8 40 14 136 8 54 155.85 152.21
30 332 31 54 -13.84 -0.01 26.62 -0.01
P5 122 3 25 13 122 3 38 142.00 178.82
40 30 28 16 20.28 -0.01 34.48 -0.02
P6 101 5 45 13 101 5 58 162.27 213.28
40 109 22 18 37.74 -0.01 -13.27 -0.01
P1 200.00 200.00
∑ 719 58 40 80 720 0 0 202.6 0.05 -0.05 0.07 -0.07
(n-2).180 = 720 0 0 0.05 0.07 0.00 0.00
Kesalahan 0 1 20
Koordinat
Data Terkoreksi
S.Cos (α)
Kes. Sudut
Kes. Linear
No. Titik
Besar Sudut Pengambilan
Jarak (S) Azimuth (α)
S.Sin (α)
TABEL PERHITUNGAN POLIGON TERTUTUP
LOKASI 6
KAMPUS UNESA KETINTANG 220
PETA SITUASI 0.142
Teodolit Acr. POLIGON TERTUTUP
Bob EricsonSagune (125534262) 27
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Gambar Poligon Tertutup :
100
150
200
250
100 150 200 250
Bob EricsonSagune (125534262) 28
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB VII
PRAKTEK POLIGON TERBUKA
A. LATAR BELAKANG
Poligon terbuka adalah poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada
dua titik tetap, yaitu titik awal dan titik akhir dari rangkaian poligon tersebut
serta diketahui azimuth awal dan azimuth akhirnya. Data-data pengukuran
poligon terbuka dapat dikontrol dan diketahui kesalahan pengukurannya
melalui proses hitungan perataan.
B. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
C. LANGKAH PENGUKURAN
1. Menyiapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang
akan diukur.
2. Menentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai
didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut
horisontal dan mengunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2,
membaca dan mencatat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut
azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, memuutar pesawat 180
searah jarum jam, kemudian putar teropong 180 arah vertikal dan
arahkan teropong ke titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horisontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8. Memindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
9. Mengarahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya
(bacaan biasa untuk bacaan muka).
10. Melakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
Bob EricsonSagune (125534262) 29
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
11. Memutar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titik P1.
Membaca dan mencatat sudut horisontalnya, baik bacaan biasa maupun
luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
12. Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik polygon berikutnya
sampai P akhir.
13. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
14. Melakukan perhitungan sudut pengambilan , sudut azimuth dan
koordinat masing-masing titik.
15. Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan
D. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
E. PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
 Diketahui :
- Koordinat titik 5 = (142,00 ; 178,82)
- Koordinat titik 6 = (162,27 ; 213,28)
- Koordinat titik 2 = (183,00 ; 163,78)
- Koordinat titik 1 = (200,00 ; 200,00)
 Sudut Azimuth Awal : α56 = arc tan
X6−X5
Y6−Y5
= arc tan
162,27−142,00
213,28−178,82
= arc tan
20,27
34,46
Kuadran I
= 30˚ 27’ 53”
 Sudut Azimuth Akhir : α12 = arc tan
X2−X1
Y2−Y1
= arc tan
183,00−200,00
163,78−200,00
= arc tan
−17
−36,22
Kuadran III
= 25˚ 08’ 36” + 180˚ = 205˚ 08’ 36”
Bob EricsonSagune (125534262) 30
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- Jarak :
d56 = 40 m
d67 = 40 m
d78 = 24 m
d89 = 34,2 m
d910 = 26,7 m
d101 = 25,9 m
d12 = 40 m
- Sudut Ukur :
β6 = 158˚ 37’ 00”
β7 = 226˚ 27’ 10”
β8 = 224˚ 55’ 22”
β9 = 267˚ 56’ 05”
β10 = 163˚ 11’ 17”
β1 = 193˚ 30’ 35”
 Diminta : Koordinat dari titik 7, 8, 9 dan 10
 Penyelesaian :
β6 = 158˚ 37’ 00”
β7 = 226˚ 27’ 10”
β8 = 224˚ 55’ 22”
β9 = 267˚ 56’ 05”
β10 = 163˚ 11’ 17”
β1 = 193˚ 30’ 35” +
Ʃβ =1254˚ 37’ 29”
1. Menghitung Salah Penutup Sudut
fβ = Ʃβ – (α12 – α56) - n x 180˚
= 1254˚ 37’ 29” – (205˚ 08’ 36” - 30˚ 27’ 53”) – 6 x 180˚
= -0˚ 03’ 14” = -194”
2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut
fβ ≤ i √n
-03’ 14” ≤ 1,5’ √6
-03’ 14” ≤ 3’ 40” Ok !
3. Menghitung Harga Koreksi setiap Sudut
Kβ = −
fβ
n
= −
−194"
6
= 32” sisa 2”
4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut
Β6 = β6 + Kβ = 158˚ 37’ 00” + 32” = 158˚ 37’ 32”
β7 = β7 + Kβ = 226˚ 27’ 10” + 32” = 226˚ 27’ 42”
β8 = β8 + Kβ = 224˚ 55’ 22” + 33” = 224˚ 55’ 55”
β9 = β9 + Kβ = 267˚ 56’ 05” + 33” = 267˚ 56’ 38”
d56 = 40 m
d67 = 40 m
d78 = 24 m
d89 = 34,3 m
d910 = 26,7 m
d101 = 25,9 m
d12 = 40 m +
Ʃd = 230,9 m
Bob EricsonSagune (125534262) 31
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
β10 = β10 + Kβ = 163˚ 11’ 17” + 32” = 163˚ 11’ 49”
β1 = β1 + Kβ = 193˚ 30’ 35” + 32 = 193˚ 31’ 07”
5. Menghitung Azimuth Sisi-Sisi Poligon
α56 = 30˚ 27’ 53”
α67 = α56 + β6 - 180° = 30° 27’ 53” + 158° 37’ 32” - 180° = 09˚ 05’ 25”
α78 = α67 + β7 - 180° = 09° 05’ 25” + 226° 27’ 42” - 180° = 55˚ 33’ 07”
α89 = α78 + β8 - 180° = 55° 33’ 07” + 224° 55’ 55” - 180° = 120˚ 29’ 02”
α910 = α89 + β9 - 180° = 120° 29’ 02” + 267° 56’ 38” - 180°= 208˚ 25’ 40”
α101 = α910 + β10 -180° = 208° 25’ 40” + 163° 11’ 49” - 180°= 191˚ 37’ 29”
α12 = α101 + β1 - 180° = 191° 37’ 29” + 193° 31’ 07” - 180°= 205˚ 08’ 36”
6. Menghitung Harga Selisih Absis (ΔX)
ΔX56 = d56 x sin α56 = 40 x sin 30° 27’ 53” = 20,28 m
ΔX67 = d67 x sin α67 = 40 x sin 09° 05’ 25” = 6,32 m
ΔX78 = d78 x sin α78 = 24 x sin 55° 33’ 07” = 19,79 m
ΔX89 = d89 x sin α89 = 34,3 x sin 120° 29’ 02” = 29,56 m
ΔX910 = d910 x sin α910 = 26,7 x sin 208° 25’ 40” = -12,71 m
ΔX101 = d101 x sin α101 = 25,9 x sin 191° 37’ 29” = -5,22 m
ΔX12 = d12 x sin α12 = 40 x sin 205° 08’ 36” = -16,99 m +
ƩΔX = 41,03 m
7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX)
fX = ƩΔX – (X2 – X5)
= 41,03 – (183,00 – 142,00)
= 0,03 m
8. Mengitung Harga Selisih Ordinat (ΔY)
ΔY56 = d56 x cos α56 = 40 x cos 30° 27’ 53” = -36,21 m
ΔY67 = d67 x cos α67 = 40 x cos 09° 05’ 25” = -21,48 m
ΔY78 = d78 x cos α78 = 24 x cos 55° 33’ 07” = 9,93 m
ΔY89 = d89 x cos α89 = 34,3 x cos 120° 29’ 02” = 26,62 m
ΔY910 = d910 x cos α910 = 26,7 x cos 208° 25’ 40” = 34,48 m
ΔY101 = d101 x cos α101 = 25,9 x cos 191° 37’ 29” = -13,27 m
ΔY12 = d12 x cos α12 = 40 x cos 205° 08’ 36” = -13,27 m +
ƩΔY = -14,9 m
Bob EricsonSagune (125534262) 32
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
9. Menghitung Salah Penutup Ordinat (fY)
fY = ƩΔY - (X2 – X5)
= -14,9 – (163,78 – 178,82)
= 0,14 m
10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd)
fd = √fx
2
+ fy
2
= √(0,032 + 0,142) = 0,14 m
11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak
fd ≤ 0,01 √Ʃd
0,14 ≤ 0,01 √230,9
0,14 ≤ 0,15 Ok !
12.Menghitung Koreksi Selisih Absis (K ΔX)
K ΔX56 = −
d56
Ʃd
x fx = −
40
230,9
x 0,03 = -0,01
K ΔX67 = −
d67
Ʃd
x fx = −
40
230,9
x 0,03 = -0,01
K ΔX78 = −
d78
Ʃd
x fx = −
24
230,9
x 0,03 = -0,00
K ΔX89 = −
d89
Ʃd
x fx = −
34,3
230,9
x 0,03 = -0,00
K ΔX910 = −
d910
Ʃd
x fx = −
26,7
230,9
x 0,03 = -0,00
K ΔX101 = −
d101
Ʃd
x fx = −
25,9
230,9
x 0,03 = -0,00
K ΔX12 = −
d12
Ʃd
x fx = −
40
230,9
x 0,03 = -0,01
13.Menghitung Koreksi Selisih Ordinat (K ΔY)
K ΔY56 = −
d56
Ʃd
x fy = −
40
230,9
x 0,14 = -0,02
K ΔY67 = −
d67
Ʃd
x fy = −
40
230,9
x 0,14 = -0,02 – 0,01 = -0,03
K ΔY78 = −
d78
Ʃd
x fy = −
24
230,9
x 0,14 = -0,01
Bob EricsonSagune (125534262) 33
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
K ΔY89 = −
d89
Ʃd
x fy = −
34,3
230,9
x 0,14 = -0,02
K ΔY910 = −
d910
Ʃd
x fy= −
26,7
230,9
x 0,14 = -0,02
K ΔY101 = −
d1
Ʃd
x fy = −
40
202,6
x 0,07 = -0,01
K ΔY101 = −
d101
Ʃd
x fy= −
25,9
230,9
x 0,14 = -0,02 – 0,01 = -0,03
K ΔY12 = −
d12
Ʃd
x fy = −
40
230,9
x 0,14 = -0,02 + 0,01 = -0,01
14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X)
Δ X56 = Δ X56 + K ΔX56 = 20,28 – 0,01 = 20,27 m
Δ X67 = Δ X67 + K ΔX67 = 6,32 – 0,01 = 6,31 m
Δ X78 = Δ X78 + K ΔX78 = 19,79 – 0,00 = 19,79 m
Δ X89 = Δ X89 + K ΔX89 = 29,56 – 0,00 = 29,56 m
Δ X910 = Δ X910+ K ΔX910 = -12,71 – 0,00 = -12,71 m
Δ X101 = Δ X101 + K ΔX101 = -5,22 – 0,00 = -5,22 m
Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -16,99 – 0,01 = -17,00 m
15. Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY)
Δ Y56 = Δ Y56 + K ΔY56 = 34,48 – 0,02 = 34,46 m
Δ Y67 = Δ Y67 + K ΔY67 = 39,50 – 0,03 = 39,47 m
Δ Y78 = Δ Y78 + K ΔY78 = 13,58 – 0,01 = 13,57 m
Δ Y89 = Δ Y89 + K ΔY89 = -17,40 – 0,02 = -17,42 m
Δ Y910 = Δ Y910+ K ΔY910 = -23,48 – 0,02 = -23,50 m
Δ Y101 = Δ Y101+ K ΔY101 = -25,37 – 0,03 = -25,40 m
Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -36,21 – 0,01 = -36,22 m
Bob EricsonSagune (125534262) 34
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
16. Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon
X6 = X5 + Δ X56 = 142,00 + 20,27 = 162,27
X7 = X6 + Δ X67 = 162,27 + 6,31 = 168,58
X8 = X7 + Δ X78 = 168,58 + 19,79 = 188,37
X9 = X8 + Δ X89 = 188,37 + 29,56 = 217,93
X10 = X9 + Δ X910 = 217,93 - 12,71 = 205,22
X1 = X10 + Δ X101 = 205,22 – 5,22 = 200,00
X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 17,00 = 183,00
Y6 = Y5 + Δ Y56 = 178,82 + 34,46 = 213,28
Y7 = Y6 + Δ Y67 = 213,28 + 39,47 = 252,75
Y8 = Y7 + Δ Y78 = 252,75 + 13,57 = 266,32
Y9 = Y8 + Δ Y89 = 266,32 – 17,42 = 248,90
Y10 = Y9 + Δ Y910 = 248,90 – 23,50 = 225,40
Y1 = Y6 + Δ Y61 = 225,40 – 25,40 = 200,00
Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 36,22 = 163,78
17. Koordinat Titik-titik Poligon Terbuka Adalah :
Titik 6 = (162,27 ; 213,28)
Titik 7 = (168,58 ; 252,75)
Titik 8 = (188,37 ; 262,32)
Titik 9 = (217,93 ; 248,90)
Titik 10= (205,22 ; 225,40)
Titik 1 = (200,00 ; 200,00)
Bob EricsonSagune (125534262) 35
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Hari, Tgl St. Kes. Sudut detik
Analis St. Kes. Linear m
Kes. Sudut -194 detik Benar
0.143 m Benar
Koreksi ∆x Koreksi ∆y Koreksi X Y
[..°] [..'] [.."] [.."] [..°] [..'] [.."] [m] [..°] [..'] [.."] [m] [m] [m] [m] [m] [m]
P5 142.00 178.82
40 30 27 53 20.28 -0.01 34.48 -0.02
P6 158 37 0 32 158 37 32 162.27 213.28
40 9 5 25 6.32 -0.01 39.50 -0.03
P7 226 27 10 32 226 27 42 168.58 252.75
24 55 33 7 19.79 0.00 13.58 -0.01
P8 244 55 22 33 244 55 55 188.37 266.32
34.3 120 29 2 29.56 0.00 -17.40 -0.02
P9 267 56 5 33 267 56 38 217.93 248.90
26.7 208 25 40 -12.71 0.00 -23.48 -0.02
P10 163 11 17 32 163 11 49 205.22 225.40
25.9 191 37 29 -5.22 0.00 -25.37 -0.03
P1 193 30 35 32 193 31 7 200.00 200.00
40 205 8 36 -16.99 -0.01 -36.21 -0.01
P2 183.00 163.78
∑ 1254 37 29 194 1254 40 43 230.9 41.03 -0.03 -14.90 -0.14 0.00 0.00
(αakhir-αawal)+n.180= 174 40 43 41.00 -15.04
Kesalahan -194 0.03 0.14Kesalahan
Koordinat
Data Terkoreksi
S.Cos (α)
No. Titik
Besar Sudut Pengambilan
Jarak (S) Azimuth (α)
S.Sin (α)
Teodolit Acr. POLIGON TERBUKA
KAMPUS UNESA KETINTANG 6
PETA SITUASI 220.454
Kes. Linear
TABEL PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
Bob EricsonSagune (125534262) 36
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Gambar Poligon Terbuka :
100
150
200
250
300
100 150 200 250 300
Bob EricsonSagune (125534262) 37
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB VIII
PRAKTEK PENGIKATAN KEMUKA
A. LATAR BELAKANG
Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua
buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di
lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang
akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut.Garis antara kedua titik yang
diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk
absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa
diperoleh dari lapangan.
Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran
sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari
sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah
satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan
besar segitiganya.
Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik
triangulasi dan konstruksi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran
pengikatan ke muka itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
3. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan letak / posisi suatu titik di
permukaan bumi yang selanjutnya titik tersebut digunakan sebagai titik
pengikat pada pengukuran yang lain. Misal pemetaan situasi.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
Bob EricsonSagune (125534262) 38
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Dirikan alat di titik A, target di titik B dan P, atur sehingga siap pakai.
2. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik P (sebagai target kiri),
baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
3. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik B (sebagai
target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
4. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
5. Arahkan teropong alat ke titik B (sebagai target kanan), baca dan catat
bacaan skala lingkaran horizontalnya.
6. Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik P (sebagai
target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
7. Pindahkan alat ke titik B dan target di B dan A dan atur sehingga siap
pakai.
8. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik A (sebagai target kiri),
baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
9. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik P (sebagai
target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
10. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
11. Arahkan teropong alat ke titik P (sebagai target kanan), baca dan catat
bacaan skala lingkaran horizontalnya.
12. Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik A (sebagai
target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya.
13. Data yang diambil / diukur di lapangan adalah data ukuran sudut α
(alpha) dan β (beta).
E. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung.
Bob EricsonSagune (125534262) 39
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
TABEL DATA PENGUKURAN MENGIKAT KEMUKA
Nama / Kel : Bob Ericson Sagune Pelaksanaan :
NIM : 125534262 Asistensi :
Bacaan Sudut Besar Sudut (  ) Koordinat
TP TG Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa Rata-rata X Y
[..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [m] [m]
P14 75 20 10 255 20 25
P8 21 21 5 21 21 0 21 21 3 188.37 266.32
P7 96 41 15 276 41 25
P8 267 18 35 87 18 30
P7 246 22 20 246 22 10 246 22 15 168.58 252.75
P14 153 40 55 333 40 40
P14 272 16 42
Bob EricsonSagune (125534262) 40
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
F. PERHITUNGAN PENGIKATAN KEMUKA
 Diketahui :
- Koordinat titik 8 = (188,37 ; 266,32)
- Koordinat titik 9 = (168,58 ; 252,75)
- Sudut ukur, β8 = 21° 21’ 03”
- Sudut ukur, β7 = 246° 22’ 15”
 Ditanya : Koordinat titik P14, dihitung dari titik 8 dan titik 7
 Penyelesaian :
1. Menghitung Harga-harga : βP14, d87, α87 dan α78
- ΒP14 = 180° - β8 – β7
= 180° - 21° 21’ 03” - 246° 22’ 15”
= 272° 6’ 42”
- d87 = √(X7 − X8)2 + (Y7 − Y8)2
= √(168,58 − 188,37)2 + (252,75 − 266,32)2
= 24 m
- α87 = arc tan
X7−X8
Y7−Y8
= arc tan
168,58−188,37
252,75−266,32
= arc tan
−19,79
−13,57
Kuadran III
= 55° 33’ 42” + 180° = 235° 33’ 42”
- α78 = α87 + 180°
= 235° 33’ 42” + 180° = 55° 33’ 42”
2. Menghitung Harga-harga : d8P14, d7P14, α87 dan α78
- d8P14 =
24
sin272° 16′42”
x sin 246° 22’ 15” = 22,00 m
- d7P14 =
24
sin272° 16′42”
x sin 21° 21’ 03” = -8,74 m
- α8P14 = α87 – β8
= 235° 33’ 42” - 21° 21’ 03”
= 214° 12’ 39”
Bob EricsonSagune (125534262) 41
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- α7P14 = α78 + β7
= 55° 33’ 42” + 246° 22’ 15”
= 301° 55’ 57”
3. Menghitung Koordinat Titik P14 Dari Titik 8 dan Titik 7
- Dari titik 8 : - XP14 (1) = X8 + d8P14 x sin α8P14
= 188,37 + 22 x sin 214° 12’ 39”
= 176,00
- YP14 (1) = Y8 + d8P14 x cos α8P14
= 266,32 + 22 x cos 214° 12’ 39”
= 248,13
- Dari titik 7 : - XP14 (2) = X7 + d7P14 x sin α7P14
= 168,58 – 8,74 x sin 301° 55’ 57”
= 176,00
- YP14 (2) = Y7 + d7P14 x cos α7P14
= 252,75 – 8,74 x cos 301° 55’ 57”
= 248,13
 Jadi koordinat titik P14 (176,00 ; 248,13)
Gambar Mengikat Ke Muka :
168.58, 252.75
176.00, 248.13
188.37, 266.32
200
220
240
260
280
100 120 140 160 180 200
Bob EricsonSagune (125534262) 42
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB IX
PRAKTEK PENGIKATAN KE BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Pengikatan ke belakang adalah suatu metode pengukuran data dari
tiga buah titik di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/yalon) untuk
memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri alat yang akan
diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara ketiga titik yang
diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk
antar absis terhadap target di titik A, B, dan C dinamakan sudut alpha (α) dan
beta (β). Sudut alpha dan beta diperoleh dari lapangan.
Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran
sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Cara
Pengikatan ke belakang dilakukan pada saat kondisi lapangan tidak
memungkinkan menggunakan pengukuran pengikatan ke muka, dikarenakan
alat theodolite tidak mudah untuk berpindah-pindah posisi, dan kondisi
lapangan yang terdapat rintangan. Terdapat dua macam cara yang dapat
dipakai dalam menentukan titik koordinat dengan cara pengikatan ke
belakang, yaitu cara pengikatan ke belakang metode Collins dan cara
pengikatan ke belakang metode Cassini.
Cara pengikatan ke belakang metode Collins merupakan cara
perhitungan dengan menggunakan logaritma, karena pada saat munculnya
teori ini belum terdapat mesin hitung atau kalkulator tetapi pada saat ini pada
proses perhitungannya dapat pula dihitung dengan bantuan kalkulator.
Metode ini di temukan oleh Mr.Collins tahun 1671.
Cara pengikatan ke belakang metode Cassini muncul pada tahun
1979, pada saat itu teknologi mesin hitung sudah mulai berkembang,
sehingga dalam proses perhitungannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek
pengukuran pengikatan ke belakang ini antara lain adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran
pengikatan ke belakang itu sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit
sesuai dengan prosedur.
Bob EricsonSagune (125534262) 43
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
3. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan letak/posisi suatu titik di
permukaan bumi yang selanjutnya titik tersebut digunakan sebagai titik
pengikat pada pengukuran yang lain. Misal pemetaan situasi.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Dirikan pesawat theodolit di titik P, atur sehingga siap pakai.
2. Tempatkan target di titik A, B, dan C.
3. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan teropong pesawat ke titik A
(sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
4. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik B
(sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
5. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik C
(sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
6. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB).
7. Arahkan teropong pesawat ke titik C (sebagai target kanan), baca dan
catat skala lingkaran horizontalnya.
8. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik B
(sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
9. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik C
(sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya.
10. Data yang diambil/diukur di lapangan adalah data ukuran sudut alpha (α)
dan beta (β).
E. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
Bob EricsonSagune (125534262) 44
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
F. PERHITUNGAN PENGIKATAN KE BELAKANG
 CARA COLLINS
 Diketahui :
- Koordinat titik : 2 = (183,00 ; 163,78)
- Koordinat titik : 3 = (185,23 ; 142,29)
- Koordinat titik : 4 = (155,85 ; 152,21)
- Sudut ukur : βP1 = 32° 28’ 40”
βP2 = 32° 14’ 20”
 Ditanyakan : Koordinat titik P18
 Penyelesaian :
1. Menghitung Harga-harga : d23 ; α23 ; α32 dan λ
- d23 = √(X3 − X2)2 + (Y3 − Y2)2
= √(185,23 − 183)2 + (142,29 − 163,78)2
= 21,60 m
- α23 = arc tan
X3−X2
Y3−Y2
= arc tan
185,23−183,00
142,29−163,78
= arc tan
2,23
−21,49
Kuadran II
= -5° 55’ 28” + 180° = 174° 04’ 32”
: Bob Ericson Sagu n e Pelaksanaan :
: Asistensi :
TP TG X Y
[..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [..o
] [..'] [.."] [m] [m]
P2 180 50 15 0 50 10 183.00 163.78
32 28 40 32 28 40 32 28 40
P3 213 18 55 33 18 50 185.23 142.29
32 14 20 32 14 20 32 14 20
P4 245 33 15 65 33 10 155.85 152.21
P18
Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa Rata-rata
Nama / Kel
NIM
Bacaan Sudut Besar Sudut (  ) Koordinat
125534262
TABEL DATA PENGUKURAN MENGIKAT KEBELAKANG
Bob EricsonSagune (125534262) 45
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- α32 = α23 + 180°
= 174° 04’ 32” + 180˚ = 354° 04’ 32”
- λ = 180° - βP1 – βP2
= 180° - 32˚ 28’ 40” - 32° 14’ 20”
= 115° 17’ 00”
2. Menghitung Harga-harga : d2h, d3h, α2h dan α3h
- d2h =
21,60
sin32° 28′40”
xsin 115° 17′ 00" = 36,37 m
- d3h =
21,60
sin32° 28′40”
xsin 32° 14′ 20" = 21,46 m
- α2h = α23 + βP2
= 174° 04’ 32” + 32° 14′ 20"
= 206° 18’ 52”
- α3h = α32 – λ
= 354° 04’ 32” - 115° 17’ 00”
= 238° 47’ 32”
3. Menghitung koordinat titik H Dari titik 2 dan Titik 3
- Dari titik 2 : - Xh (1) = X2 + d2h x sin α2h
= 183,00 + 36,37 x sin 206° 18’ 52”
= 166,88
- Yh (1) = Y2 + d2h x cos α2h
= 163,78 + 36,37 x cos 206° 18’ 52”
= 131,17
- Dari titik 3 : - Xh (2) = X3 + d3h x sin α3h
= 185,23 + 21,46 x sin 238° 47’ 32”
= 166,88
- Yh (2) = Y3 + d3h x cos α3h
= 142,29 + 21,46 x cos 238° 47’ 32”
= 131,17
4. Menghitung Harga-harga : αh4 ; αh2 ; 𝛅 dan γ
- αh4 = arc tan
X4−Xh
Y4−Yh
= arc tan
155,85−166,88
152,21−131,17
Bob EricsonSagune (125534262) 46
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= arc tan
−11,03
21,04
Kuadran IV
= -27° 39’ 55” + 360° = 332° 20’ 05”
- αh2 = arc tan
X2−Xh
Y2−Yh
= arc tan
183,00 166,88
163,78−131,17
= arc tan
16,12
32,61
Kuadran I
= 26° 18’ 16”
- δ = αh2 - 180° - αh4
= 26° 18’ 16” - 180° - 332° 20’ 05”
= 233° 58’ 11”
- γ = 180° - βP1 – δ
= 180° - 32° 28’ 40” - 233° 58’ 11”
= 273° 33’ 09”
5. Menghitung Harga-harga : d2P18, d3P18, α2P14 dan α3P18
- d2P18 =
21,60
sin32° 28′40”
x sin 233° 58′11"
= -32,53 m
- d3P18 =
21,60
sin32° 28′40”
x sin 273° 33′ 09"
= -40,15 m
- α2P18 = α23 + γ
= 174° 04’ 32” + 273° 33’ 09”
= 87° 37’ 41”
- α3P18 = α32 – δ
= 354° 04’ 32” - 233° 58′11"
= 120° 06’ 21”
6. Menghitung Koordinat Titik P18 Dari Titik 2 dan Titik 3
- Dari titik 2 : - XP18 (1) = X2 + d2P18 x sin α2P18
= 183,00 + (-32,53) x sin 87° 37’ 41”
= 150,50
Bob EricsonSagune (125534262) 47
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- YP18 (1) = Y2 + d2P18 x cos α2P18
= 163,78 + (-32,53) x cos 87° 37’ 41”
= 162,43
- Dari titik 3 : - XP18 (2) = X3 + d3P18 x sin α3P18
= 185,23 + (-40,15) x sin 120° 06’ 21”
= 150,50
- YP18 (2) = Y3 + d3P18 x cos α3P18
= 142,29 + (-40,15) x cos 120° 06’ 21”
= 162,43
 Jadi koordinat titik P14 adalah (150,50 ; 162,43)
Gambar Mengikat Ke Belakang (Cara Collins) :
0
50
100
150
200
0 50 100 150 200
Bob EricsonSagune (125534262) 48
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
 CARA CASSINI
 Diketahui : - Koordinat titik : 2 = (183,00 ; 163,78)
3 = (185,23 ; 142,29)
4 = (155,85 ; 152,21)
- Sudut ukur : βP1 = 32° 28’ 40”
ΒP2 = 32° 14’ 20”
 Ditanya : Koordinat titik P18
 Penyelesaian :
1. Menghitung Koordinat Titik E
- Menghitung harga Xe
Xe = X2 + (Y3 – Y2) x Cotan βP1
= 183,00 + (142,29 – 163,78) x Cotan 32° 28’ 40”
= 149,24 m
- Menghitung harga Ye
Ye = Y2 – (X3 – X2) x Cotan βP1
= 163,78 – (185,23 – 183,00) x Cotan 32° 28’ 40”
= 160,28 m
2. Menghitung Koordinat Titik D
- Menghitung harga Xd
Xd = X4 – (Y3 – Y4) x Cotan βP2
= 155,85 – (142,29 – 152,21) x Cotan 32° 14’ 20”
= 171,58 m
Yd = Y4 + (X3 – X4) x Cotan βP2
= 152,21 + (185,23 – 155,85) x Cotan 32° 14’ 20”
= 198,79 m
3. Menghitung Koordinat Titik P18
- n =
Xd− Xe
Yd− Ye
=
171,58−149,24
198,79−160,28
= 0,58011
-
1
n
=
Yd− Ye
Xd− Xe
=
198,79−160,28
171,58−149,24
= 1,72381
Bob EricsonSagune (125534262) 49
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- Menghitung harga XP18
 XP18 =
n X3 +
1
n
Xe + Y3− Ye
n +
1
n
=
0,58011 .185,23+1,72381 .149,24+142,29−160,28
0,58011+1,72381
= 150,49 m
 YP18 =
1
n
Y3 + n Ye + X3− Xe
n +
1
n
=
1,72381 .142,29+0,58011 .160,28+185,23−149,24
0,58011+1,72381
= 162,44 m
Bob EricsonSagune (125534262) 50
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
BAB X
PRAKTEK DETAIL SITUASI
A. LATAR BELAKANG
Pemetaan situasi adalah pekerjaan pengukuran dan penggambaran
sebagian permukaan bumi (suatu daerah) dengan lebih rinci, yang pada
umumnya digambarkan dalam skala besar pada kertas gambar yang disebut
peta.
Pemetaan situasi adalah salah satu aplikasi secara komprehensif dari
dasar-dasar pengukuran teritris (Ilmu Ukur Tanah) yang sangat diperlukan
untuk perencanaan dan pekerjaan teknik sipil atau keperluan rekayasa lainnya
yang menggunakan peta sebagai acuannya.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan pemetaan situasi adalah membuat gambaran sebagian
permukaan bumi (suatu daerah), yang memuat informasi unsur-unsur buatan
manusia, yang dinyatakan (digambarkan) dengan simbol-simbol tertentu di
atas bidang datar melalui sistem proyeksi dan skala tertentu.
C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur
2. Statif 6. Alat tulis
3. Yalon 7. Alat hitung
4. Payung 8. Roll meter
D. LANGKAH PENGUKURAN
1. Siapkan semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam praktek
pemetaan situasi.
2. Dirikan pesawat di atas titik P2 dan stel pesawat theodolite tepat di atas
titik tersebut sampai datar.
3. Arahkan pesawat theodolite ke titik P3 kemudian nolkan sudut horizontal,
kemudian kunci sudut horizontal pesawat theodolite.
4. Tentukan titik-titik situasi yang akan dibidik.
5. Putar pesawat theodolite searah jarum jam pada titik-titik yang sudah
ditentukan tersebut secara satu per satu.
6. Catat hasil pengukuran situasi tersebut.
Bob EricsonSagune (125534262) 51
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
E. KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya
2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai
3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya
4. Jangan bergurau saat bertugas
5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit
6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
F. PERHITUNGANPEMETAAN SITUASI
 Diketahui :
- Titik pesawat P2 (183,00 ; 163,78)
- Target P2 P3 = 0° 0’ 0” ; P3 = (185,23 ; 142,29)
- Titik 21 = 163° 37’ 25” ; jarak = 6,76 m
- Titik 22 = 178° 04’ 45” ; jarak = 7,62 m
- Titik 23 = 198° 42’ 25” ; jarak = 8,51 m
- Titik 24 = 206° 10’ 50” ; jarak = 8,94 m
- Titik 25 = 220° 28’ 05” ; jarak = 18,05 m
- Titik 26 = 238° 59’ 40” ; jarak = 8,34 m
1. Menentukan Azimuth Dari Titik Pesawat P23
- α23 = arc tan
X3− X2
Y3− Y2
= arc tan
185,23−183,00
142,29−163,78
= arc tan
2,23
−21,49
Kuadran IV
= -5° 55’ 28” + 180° = 174° 04’ 32”
- α221 = α23 + (Bacaan 21 – Bacaan P3)
= 174° 04’ 32” + (163° 37’ 25” - 0° 0’ 0”)
= 337° 41’ 57”
- α222 = α221 + (Bacaan 22 – Bacaan 21)
= 337° 41’ 57” + (178° 04’ 45” - 163° 37’ 25”)
= 352° 09’ 17”
- α223 = α222 + (Bacaan 23 – Bacaan 22)
= 352° 09’ 17” + (198° 42’ 25” - 178° 04’ 45”)
Bob EricsonSagune (125534262) 52
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
= 12° 46’ 57”
- α224 = α223 + (Bacaan 24 – Bacaan 23)
= 12° 46’ 57” + (206° 10’ 50” - 198° 42’ 25”)
= 20° 15’ 22”
- α225 = α224 + (Bacaan 25 – Bacaan 24)
= 20° 15’ 22” + (220° 28’ 05” - 206° 10’ 50”)
= 34° 32’ 37”
- α226 = α225 + (Bacaan 26 – Bacaan 25)
= 34° 32’ 37” + (238° 59’ 40” - 220° 28’ 05”)
= 53° 04’ 12”
2. Menghitung Koordinat
- X21 = XP2 + d221 x sin α221
= 183,00 + 6,76 x sin 337° 41’ 57”
= 180,43 m
- X22 = XP2 + d222 x sin α222
= 183,00 + 7,62 x sin 352° 09’ 17”
= 181,96 m
- X23 = XP2 + d223 x sin α223
= 183,00 + 8,51 x sin 12° 46’ 57”
= 184,88 m
- X24 = XP2 + d224 x sin α224
= 183,00 + 8,94 x sin 20° 15’ 22”
= 186,10 m
- X25 = XP2 + d225 x sin α225
= 183,00 + 18,05 x sin 34° 32’ 37”
= 193,23 m
- X26 = XP2 + d226 x sin α226
= 183,00 + 8,34 x sin 53° 04’ 12”
= 189,67 m
- Y21 = YP2 + d221 x cos α221
= 163,78 + 6,76 x cos 337° 41’ 57”
= 170,03 m
Bob EricsonSagune (125534262) 53
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
- Y22 = YP2 + d222 x cos α222
= 163,78 + 7,62 x cos 352° 09’ 17”
= 171,33 m
- Y23 = YP2 + d223 x cos α223
= 163,78 + 8,51 x cos 12° 46’ 57”
= 172,08 m
- Y24 = YP2 + d224 x cos α224
= 163,78 + 8,94 x cos 20° 15’ 22”
= 172,17 m
- Y25 = YP2 + d225 x cos α225
= 163,78 + 18,05 x cos 34° 32’ 37”
= 178,65 m
- Y26 = YP2 + d226 x cos α226
= 163,78 + 8,34 x cos 53° 04’ 12”
= 168, m
3. Titik-titik Koordinat :
Titik 21 = (180,43 ; 170,03)
Titik 22 = (181,96 ; 171,33)
Titik 23 = (184,88 ; 172,08)
Titik 24 = (186,10 ; 172,17)
Titik 25 = (193,23 ; 178,65)
Titik 26 = (189,67 ; 168,79)
Tabel Data Detail Situasi :
Tp Target
Bac. Sudut Azimut Jarak X Y
(…o
) (…') (…") (…o
) (…') (…") (m) (m) (m)
P3 0 0 0 174 4 32 185.23 142.29
P2 183.00 163.78
21 163 37 25 337 41 57 6.76 180.43 170.03
22 178 4 45 352 9 17 7.62 181.96 171.33
23 198 42 25 12 46 57 8.51 184.88 172.08
24 206 10 50 20 15 22 8.94 186.10 172.17
25 220 28 5 34 32 37 18.05 193.23 178.65
26 238 59 40 53 4 12 8.34 189.67 168.79
Bob EricsonSagune (125534262) 54
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Bob EricsonSagune (125534262) 55
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
Gambar Detail Situasi :
100
150
200
150 200
Detail Situasi : Bob EricsonSagune
Bob EricsonSagune (125534262) 56
Laporan Praktikhum
Ilmu Ukur Tanah II
GAMBAR PEMETAAN SITUASI KELOMPOK I
100
150
200
250
300
50 100 150 200 250

More Related Content

What's hot

Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangTutus Kusuma
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupAmilia Tiara
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetrilia anggraini
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDmuhamad ulul azmi
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Rusdianto
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisRendi Fahreza
 

What's hot (20)

Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Pengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakangPengikatan ke muka & belakang
Pengikatan ke muka & belakang
 
Pengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutupPengukuran poligon tertutup
Pengukuran poligon tertutup
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
Laporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan ThachymetriLaporan Polygon dan Thachymetri
Laporan Polygon dan Thachymetri
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
Merubah Satuan Ukur Google Earth Menjadi Meter, Kilometer Dengan Perlihatkan ...
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah MekanisTugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
Tugas Besar Pemindahan Tanah Mekanis
 

Similar to Poligon Azimuth

Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingBremaFirdaus
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorWahyuHafid
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahfarlisazahra
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqqAgus Supriyanto
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmalAkmal_sidiq
 
Prosedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitProsedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitIzam Lukman
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahyonolino
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianahmadahmad237
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutupArif Anwar
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxGutit
 

Similar to Poligon Azimuth (20)

Laporan edit
Laporan editLaporan edit
Laporan edit
 
Laporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi DasarLaporan Kartografi Dasar
Laporan Kartografi Dasar
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus ginting
 
ilmu ukur tambang
ilmu ukur tambangilmu ukur tambang
ilmu ukur tambang
 
Ilmu ukur tambang
Ilmu ukur tambangIlmu ukur tambang
Ilmu ukur tambang
 
Fitri
FitriFitri
Fitri
 
Laporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyorLaporan technician surveying/surveyor
Laporan technician surveying/surveyor
 
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAANTOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
TOPOGRAFI, SURVEY DAN PEMETAAN
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
 
62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq62265668 laporan-iu tqqq
62265668 laporan-iu tqqq
 
Laporan kdv akmal
Laporan kdv akmalLaporan kdv akmal
Laporan kdv akmal
 
geologi struktur
geologi strukturgeologi struktur
geologi struktur
 
Prosedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap TeodolitProsedur Mendirisiap Teodolit
Prosedur Mendirisiap Teodolit
 
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanahBab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
Bab i pengenalan_ilmu_ukur_tanah
 
Bab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitianBab iii metodologi penelitian
Bab iii metodologi penelitian
 
Polygon tertutup
Polygon tertutupPolygon tertutup
Polygon tertutup
 
Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1Ilmu ukur-tanah1
Ilmu ukur-tanah1
 
Teodolit
TeodolitTeodolit
Teodolit
 
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docxPeralatan dasar-geologi-lapangan-docx
Peralatan dasar-geologi-lapangan-docx
 

Poligon Azimuth

  • 1. Bob EricsonSagune (125534262) 1 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu Ukur Tanah (Geodesi) bertujuan untuk mengukur bagian-bagian dari permukaan bumi, yaitu kalau panjang bagian tidak melebihi 50 km, maka pekerjaan tersebut disebut Geodesi Rendah. Pada geodesi rendah yang dipentingkan adalah penentuan titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta. Praktek Ilmu Ukur Tanah kali ini mahasiswa dituntun untuk dapat mengetahui lebih mendetail tentang pengukuran tanah dan juga penentuan poligon yang ideal sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Dari tujuan inilah pentingnya diadakan suatu praktek Ilmu Ukur Tanah. Komponen hasil dari praktek ini, yaitu : 1. Jarak Dapat diukur dengan menggunakan meteran, alat optis (water pass dan theodolite). 2. Ketinggian Dapat diukur dengan menggunakan pesawat water pass maupun theodolite. 3. Sudut Dapat diukur dengan menggunakan pesawat theodolite. Prinsip dasar yang harus dilakukan pada praktek pengukuran, yaitu :  Perlu adanya pengecekkan terhadap data hasil praktek setelah selesai melakukan praktek agar diketahui benar tidaknya hasil tersebut.  Tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. Mengingat praktek pengukuran ini dilakukan pertama kali, maka jika terjadi kesalahan yang melebihi batas toleransi diperbolehkan untuk melakukan koreksi dan penyebaran kesalahan sehingga hasilnya sesuai dan benar. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan praktek Ilmu Ukur Tanah II adalah : 1. Membuat profil pada suatu poligon untuk menentukan beda tinggi pada permukaan tanah.
  • 2. Bob EricsonSagune (125534262) 2 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 2. Dapat membuat peta situasi (site plant) dengan cara menentukan sudut bangunan yang nampak dan dibuat dalam bentuk data dan bentuk gambar.
  • 3. Bob EricsonSagune (125534262) 3 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB II PERALATAN DAN PERLENGKAPAN A. THEODOLITE  Cara Penggunaan Theodolit Digital : 1. Cara Seting Optis : a. Pesawat theodolite diletakkan di atas statif, kemudian menentukan center point dengan cara mengepaskannya pada paku paying yang ada di bawah statif. b. Gelembung nivo diatur berada tepat di tengah lingkaran. c. Mengatur salah nivo tabung yang lain. 2. Cara Penggunaan Alat : a. Memasukkan baterai ke dalam tempatnya, kemudian melakukan centering optis ke atas. b. Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan. c. Untuk membaca sudut horizontal, arahkan teropong ke titik yang dikehendaki kemudian baca pada display. d. Untuk membaca sudut vertical, teropong diarahkan secara vertical dan kemudian baca pada display. 1 3 4 7 9 1 6 5 2 8 10 Keterangan : 1. Handle/pegangan 2. Nivo kotak 3. Lensa okuler 4. Klem pengatur focus benang 5. Tempat baterai 6. Pengatur halus sudut vertical 7. Display 8. Pengatur halus sudut horizontal 9. Tombol power 10. Klem pengatur nivo tabung Gambar 1. Theodolit
  • 4. Bob EricsonSagune (125534262) 4 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II B. STATIF Statif digunakan untuk menempatkan pesawat theodolit saat melakukan praktek pembacaan sudut. Statif ini umumnya berkaki tiga dan terbuat dari bahan yang ringan seperti alumunium. C. BAK UKUR Bak ukur digunakan untuk menandai titik saat pembacaan, yaitu jikalau jarak terlampau jauh dan terhalang. Bak ukur ini memiliki panjang yang bervariasi dengan panjang maksimum 5 meter. Gambar 2. Statif Gambar 3. Bak Ukur
  • 5. Bob EricsonSagune (125534262) 5 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II D. ROLL METER Roll meter ini digunakan untuk mengukur jarak antar titik dan juga untuk mengukur tinggi alat. Roll meter yang dipergunakan memiliki panjang 50 meter. E. PAYUNG Payung digunakan untuk melindungi pesawat theodolit dari sinar matahari dan hujan, agar pada saat pembacaan sudut tidak mengalami kesalahan akibat silau dari sinar matahari. F. PALU Palu digunakan untuk menandai titik tetap dari bacaan sudut pada saat pelaksanaan praktek. Karena jika tidak menggunakan palu, maka resiko kehilangan titik akan sangat besar. Gambar 4. Roll Meter Gambar 5. Payung Gambar 6. Palu
  • 6. Bob EricsonSagune (125534262) 6 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB III PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUTH A. LATAR BELAKANG Dalam menetukan letak kedudukan titik B dari titik A, dimana kedudukan titik A telah diketahui koordinatnya (Xa, Ya), maka yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah arah dari titik A ke titik B (αab) dan jarak antara titik A ke titik B (dab), maka kedudukan titik B dapat ditentukan. Jadi dalam menentukan kedudukan suatu titik dari titik lainnya diperlukan :  Arah  Jarak Suatu arah ditentukan dengan sudut jurusan atau dengan azimuth. Sudut jurusan adalah sudut yang dimulai dari arah utara geografis, kemudian diputar searah jarum jam dan diakhiri dengan arah geodetis dari titik yang bersangkutan. Sedangkan azimuth adalah sudut yang dimulai dari arah utara kutub, kemudian diputar searah jarum jam dan diakhiri dengan arah geodetis dari titik yang bersangkutan. Khusus untuk perhitungan Ilmu Ukur Tanah dan perhitungan daerah sempit, dalam menentukan arah digunakan azimuth. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek menetukan azimuth ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang penentuan azimuth. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur. 3. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui arah antara dua titik berdasarkan arah utara geografis, yaitu azimuth. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Siapkan peralatan praktek yang diperlukan.
  • 7. Bob EricsonSagune (125534262) 7 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 2. Tentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat praktek sekaligus dua titik yang diperlukan untuk mendapatkan data azimuth. 3. Dirikan pesawat theodolitedi atas titik yang telah ditentukan, dan lakukan penyetelan alat sampai didapatkan kedataran seperti langkah-langkah kerja penggunaan pesawat theodolite. 4. Untuk mendapatkan sudut azimuth, ambil kompas dan pasang pada pesawat theodolite, arahkan ke utara, nolkan sudut horizontal. Kemudian arahkan pesawat theodolite ke titik B searah jarum jam, lalu baca sudut horizontalnya. 5. Baca secara bergantian, kemudian catat hasilnya. E. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
  • 8. Bob EricsonSagune (125534262) 8 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II F. PERHITUNGAN Nama : Bob Ericson Sagune NIM : 125534262  Penyelesaian : αab = TG B – TG U = 89° 52’ 50” - 0° 0’ 0” = 89° 52’ 50” Jadi, azimuth (αab) adalah 89° 52’ 50” TP TG Bacaan Sudut Azimuth (  ) [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] U 0 0 0 A 89 52 50 B 89 52 50 BA αab = 89° 52’ 50”
  • 9. Bob EricsonSagune (125534262) 9 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB IV PRAKTEK MENENTUKAN AZIMUT DARI AZIMUTH AWAL A. LATAR BELAKANG Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mqahasiswa tentang pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur. 3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter
  • 10. Bob EricsonSagune (125534262) 10 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II D. LANGKAH PENGUKURAN 1) Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur. 2) Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik. 3) Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4) Mengrahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah. 5) Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2, membaca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6) Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian memutar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7) Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8) Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan melakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 9) Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1. 10) Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 11) Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 12) Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan. Mencatat semua hasil bacaan dan menghitung sudut azimuth. E. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
  • 11. Bob EricsonSagune (125534262) 11 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II F. PERHITUNGAN MENENTUKAN AZIMUTH DARI AZIMUTH AWAL Penyelesaian :  αab = bacaan sudut B – bacaan sudut titik U αab = 38˚ 24’ 10”- 0˚ 0’ 0” = 38˚ 24’ 10”  αab1 = bacaan sudut B1 – bacaan sudut titik U αab1 ’ = 38˚ 24’ 10” - 0˚ 0’ 0” = 38˚ 24’ 10”  αbc = bacaan sudut titik C – bacaan sudut titik U αbc = 70˚ 20’ 35” - 0˚ 0’ 0” = 70˚ 20’ 35”  βb1 = bacaan sudut titik A – bacaan sudut titik C βb1 = 218 ˚ 32’ 20” - 70˚ 20’ 35” = 148˚ 11’ 45”  αba = αbc + βb1 = 70˚ 20’ 35” + 148˚ 11’ 45” TP TG BACAAN SUDUT SUDUT UKUR (β) AZIMUTH (α) [...˚] [...'] [...''] [...˚] [...'] [...''] [...˚] [...'] [...''] U 0 0 0 A 38 24 10 B 38 24 10 U 0 0 0 B 38 24 10 B1 38 24 10 U 0 0 0 B 70 20 35 C 70 20 35 C 70 20 35 B 148 11 45 218 32 70 A 218 32 20 A 218 32 20 B 211 48 15 70 20 35 C 70 20 35
  • 12. Bob EricsonSagune (125534262) 12 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II = 218˚ 32’ 20”  βb2 = bacaan sudut titik C - bacaan sudut titik A + 360˚ βb2 = 70˚ 20’ 35” - 218˚ 32’ 20” + 360˚ = 211˚ 48’ 15”  αbc = αba + βb2 = 218˚ 32’ 20” + 211˚ 48’ 15”- 360° = 70˚ 20’ 35” U U C B1 B A β1= 148˚ 11’ 45” β2 = 211˚ 48’ 15”
  • 13. Bob EricsonSagune (125534262) 13 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB V PRAKTEK MENENTUKAN PENGUKURAN SUDUT UKUR A. LATAR BELAKANG Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur. 3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter
  • 14. Bob EricsonSagune (125534262) 14 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik. 3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah. 5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8. Memutar teropong pesawat dan mengarahkan di titik P akhir dan melakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 9. Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1. 10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan. E. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
  • 15. Bob EricsonSagune (125534262) 15 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II F. PERHITUNGAN PENGUKURAN SUDUT UKUR TP TG Bacaan Sudut Besar Sudut Koreksi [.."] Azimuth Biasa Luar Biasa Jarak Biasa Luar Biasa Rata-rata [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] U 0 0 0 0 0 0 2 190 1 0 10 1 5 22.80 1 55 27 55 55 27 45 55 27 50 17.00 190 1 0 3 245 28 55 65 28 50 21.80 3 158 31 10 338 31 15 20.85 2 59 43 30 59 43 30 59 43 30 16.00 310 17 14 1 218 14 40 38 14 45 22.80 1 192 12 0 12 12 5 21.80 3 64 47 55 64 47 45 64 47 50 17.00 65 29 7 2 256 59 55 76 59 50 20.85 179 59 10 (n - 2) x 180 = 180 0 0 Kesalahan = 0 0 50 T = 1,5’√n 0 2 36
  • 16. Bob EricsonSagune (125534262) 16 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II d12 = 22,80 m d23 = 20,85 m d31 = 21,80 m + Ʃd = 65,45 m  Diketahui : - Sudut Azimuth : α12 = 190° 01’ 00” - Sudut Ukur : β1 = 55° 27’ 50” β2 = 59° 43’ 30” β3 = 64° 47’ 50”  Penyelesaian : β1 = 55° 27’ 50” β2 = 59° 43’ 30” β3 = 64° 47’ 50” + Ʃβ = 179° 59’ 10” 1. Menghitung Salah Penutup Sudut fβ = Ʃβ – (n-2) x 180° = 179° 59’ 10” – (3 – 2) x 180° = -0° 0’ 50” 2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut fβ ≤ 1,5’ √n 0’ 50” ≤ 1,5’ √3 0’ 50” ≤ 2’ 36” Ok ! 3. Menghitung Harga Koreksi Setiap Sudut Kβ = - fβ n = − −50” 3 = 16” sisa 2” 4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut β1 = β1 + Kβ = 55° 27’ 50” + 17” = 55° 28’ 07” β2 = β2 + Kβ = 59° 43’ 30” + 16” = 59° 43’ 46” β3 = β3 + Kβ = 64° 47’ 50” + 17” = 64° 48’ 07” 5. Menghitung Azimuth Sisi Poligon α12 = 190° 01’ 00” α23 = α12 - β2 + 180° = 190° 01’ 00” - 59° 43’ 46” + 180° = 310° 17’ 14” α34 = α23 – β3 + 180° = 310° 17’ 14” - 64° 48’ 07” + 180° = 65° 29’ 07”
  • 17. Bob EricsonSagune (125534262) 17 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 6. Menghitung Harga Selisih Absis. (ΔX) ΔX12 = d12 x sin α12 = 22,80 x sin 190° 01’ 00” = -3,97 m ΔX23 = d23 x sin α23 = 20,85 x sin 310° 17’ 14” = -15,90 m ΔX31 = d31 x sin α31 = 21,80 x sin 65° 29’ 07” = 19,83 m + ƩΔX = -0,04 m 7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX) fX = ƩΔX = -0,04 m 8. Menghitung garga selisih Ordinat. (ΔY) ΔY12 = d12 x cos α12 = 22,80 x cos 190° 01’ 00” = -22,45 m ΔY23 = d23 x cos α23 = 20,85 x cos 310° 17’ 14” = 13,48 m ΔY31 = d31 x cos α31 = 21,80 x cos 65° 29’ 07” = 9,04 m + ƩΔY = 0,07 m 9. Menghitung Salah Penutup Ordinat. (fy) fy = ƩΔX = 0,07 m 10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd) fd = √𝑓𝑋 2 + 𝑓𝑌 2 = √−0,042 + 0,072 = 0,06 m 11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak fd ≤ 0,01 √Ʃ𝑑 0,06 ≤ 0,01 √65,45 0,06 ≤ 0,08 Ok ! 12.Menghitung Koreksi Absis (K ΔX) K ΔX12 = − 22,80 65,45 𝑥 − 0,04 = 0,01 m K ΔX23 = − 20,85 65,45 𝑥 − 0,04 = 0,01 m K ΔX31 = − 21,80 65,45 𝑥 − 0,04 = 0,01 m + 0,01 m = 0,02 m
  • 18. Bob EricsonSagune (125534262) 18 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 13.Menghitung Koreksi Ordinat (K ΔY) K ΔY12 = − 22,80 65,45 𝑥 0,07 = -0,02 m K ΔY23 = − 20,85 65,45 𝑥 0,07 = -0,02 m K ΔY31 = − 21,80 65,45 𝑥 0,07 = -0,02 m + 0,01 m = -0,01 m 14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X) Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -3,97 + 0,01 = -3,96 m Δ X23 = Δ X23 + K ΔX23 = -15,90 + 0,01 = -15,89 m Δ X31 = Δ X31 + K ΔX31 = 19,83 + 0,02 = 19,85 m 15.Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY) Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -22,45 – 0,02 = -22,47 m Δ Y23 = Δ Y23 + K ΔY23 = 13,48 – 0,02 = 13,46 m Δ Y31 = Δ Y31 + K ΔY31 = 9,04 – 0,01 = 9,01 m 16.Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 3,96 = 196,04 X3 = X2 + Δ X23 = 196,04 – 15,89 = 180,15 X1 = X3 + Δ X31 = 180,15 – 19,85 = 200,00 Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 22,47 = 177,53 Y3 = Y2 + Δ Y23 = 177,53 + 13,46 = 190,99 Y1 = Y3 + Δ Y31 = 190,99 + 9,01 = 200,00 17.Koordinat Titik-titik Poligon Tertutup Adalah : Titik 1 = (200,00 ; 200,00) Titik 2 = (196,04 ; 177,53) Titik 3 = (180,15 ; 190,99) 
  • 19. Bob EricsonSagune (125534262) 19 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 2 Gambar Sudut Ukur : U α12 = 190° 01’ 00” β2 3 1 β3 β1
  • 20. Bob EricsonSagune (125534262) 20 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB VI PRAKTEK POLIGON TERTUTUP A. LATAR BELAKANG Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan kerangka dasar horizontal untuk memperoleh koordinat planimetris (X, Y) titik-titik ikat pengukuran. Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Dapat disimpulkan bahwa poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Pengukuran poligon sendiri mempunyai maksud dan tujuan untuk menentukan letak titik di atas permukaan bumi serta posisi relatif dari titik lainnya terhadap suatu sistem koordinat tertentu yang dilakukan melalui pengukuran sudut dan jarak dan dihitung terhadap referensi koordinat tertentu. Selanjutnya posisi horizontal/koordinat tersebut digunakan sebagai dasar untuk pemetaan situasi topografi asuatu daerah tertentu. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran poligon tertutup terikat koordinat ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran poligon tertutup terikat koordinat itu sendiri. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalammenggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur. 3. Agar mahasiswa mengetahui cara poligon dimana serangkaian garis lurus yang menghubungkan titik-titik yang terletak di permukaan bumi. Prinsip kerja pengukuran poligon yaitu mencari sudut jurusan dan jarak dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk kerangka dasar untuk keperluan pemetaan suatu daerah tertentu. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung
  • 21. Bob EricsonSagune (125534262) 21 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 4. Payung 8. Roll meter D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Menyiapkan catatan, mendaftar pengukuran dan membuat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik. 3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut horizontal dan kunci kembali dengan memutar sekrup piringan bawah. 5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2,mem baca dan mencatat sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, memutar pesawat 180º searah jarum jam, kemudian meutar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8. Memutar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik poligon berikutnya hingga kembali lagi ke titik P1. 10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 12. Mengaambar hasil pengukuran dan perhitungan. E. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
  • 22. Bob EricsonSagune (125534262) 22 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II  Penyelesaian : β1 = 84˚ 14’ 00” β2 = 211˚ 04’ 10” β3 = 65˚ 22’ 40” β4 = 136˚ 08’ 40” β5 = 122˚ 03’ 25” β6 = 101˚ 05’ 45” + Ʃβ = 719˚ 58’ 40” 1. Menghitung Salah Penutup Sudut fβ = Ʃβ – (n-2) x 180˚ = 719˚ 58’ 40” - 720˚ = -0˚ 01’ 20” = -80” 2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut fβ ≤ i √n -1’ 20” ≤ 1,5’ √6 -1’ 20” ≤ 3’ 40” Ok ! 3. Menghitung Harga Koreksi setiap Sudut Kβ = − fβ n = − −80" 6 = 13” sisa 2” 4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut β1 = β1 + Kβ = 84˚ 14’ 00” + 13” = 84˚ 14’ 13” β2 = β2 + Kβ = 211˚ 04’ 10” + 13” = 211˚ 04’ 23” β3 = β3 + Kβ = 65˚ 22’ 40” + 14” = 65˚ 22’ 54” β4 = β4 + Kβ = 136˚ 08’ 40” + 14” = 136˚ 08’ 54” β5 = β5 + Kβ = 122˚ 03’ 25” + 13” = 122˚ 03’ 38” β6 = β6 + Kβ = 101˚ 05’ 45” + 13” = 101˚ 05’ 58” 5. Menghitung Azimuth Sisi-Sisi Poligon α12 = 205˚ 08’ 05” α23 = α12 - β2 + 180˚ = 205˚ 08’ 05” - 211˚ 04’ 23” + 180˚ = 174˚ 03’ 42” α34 = α23 - β3 + 180˚ = 174˚ 03’ 42” - 65˚ 22’ 54” + 180˚ = 288˚ 40’ 48” α45 = α34 - β4 + 180˚ = 288˚ 40’ 48” - 136˚ 08’ 54” + 180˚ = 332˚ 31’ 54” α56 = α45 –β5 + 180˚ = 332˚ 31’ 54” - 122˚ 03’ 38” + 180˚ = 30˚ 28’ 16” α56 = α56 - β6 + 180˚ = 30˚ 28’ 16” - 101˚ 05’ 58” + 180˚ = 109˚ 22’ 18” d12 = 40 m d23 = 21,6 m d34 = 31 m d45 = 30 m d56 = 40 m d61 = 40 m + Ʃd = 202,6 m
  • 23. Bob EricsonSagune (125534262) 23 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 6. Menghitung Harga Selisih Absis (ΔX) ΔX12 = d12 x sin α12 = 40 x sin 205˚ 08’ 05” = -16,99 m ΔX23 = d23 x sin α23 = 21,6 x sin 174˚ 03’ 42” = 2,23 m ΔX34 = d34 x sin α34 = 31 x sin 288˚ 40’ 48” = -29,37 m ΔX45 = d45 x sin α45 = 30 x sin 332˚ 31’ 54” = -13,84 m ΔX56 = d56 x sin α56 = 40 x sin 30˚ 28’ 16” = 20,28 m ΔX61 = d61 x sin α61 = 40 x sin 109˚ 22’ 18” = 37,74 m + ƩΔX = 0,05 m 7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX) fX = ƩΔX = 0,05 m 8. Mengitung Harga Selisih Ordinat (ΔY) ΔY12 = d12 x cos α12 = 40 x cos 205˚ 08’ 05” = -36,21 m ΔY23 = d23 x cos α23 = 21,6 x cos 174˚ 03’ 42” = -21,48 m ΔY34 = d34 x cos α34 = 31 x cos 288˚ 40’ 48” = 9,93 m ΔY45 = d45 x cos α45 = 30 x cos 332˚ 31’ 54” = 26,62 m ΔY56 = d56 x cos α56 = 40 x cos 30˚ 28’ 16” = 34,48 m ΔY61 = d61 x cos α61 = 40 x cos 109˚ 22’ 18” = -13,27 m + ƩΔY = 0,07 m 9. Menghitung Salah Penutup Ordinat (fY) fY = ƩΔY = 0,07 m 10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd) fd = √fx 2 + fy 2 = √(0,052 + 0,072) = 0,086 m 11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak fd ≤ 0,01 √Ʃd 0,086 ≤ 0,01 √202,6 0,086 ≤ 0,14 Ok ! 12.Menghitung Koreksi Selisih Absis (K ΔX) K ΔX12 = − d12 Ʃd x fx = − 40 202,6 x 0,05 = 0,01 K ΔX23 = − d23 Ʃd x fx = − 21,6 202,6 x 0,05 = 0,00
  • 24. Bob EricsonSagune (125534262) 24 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II K ΔX34 = − d34 Ʃd x fx = − 31 202,6 x 0,05 = 0,01 K ΔX45 = − d45 Ʃd x fx = − 30 202,6 x 0,05 = 0,01 K ΔX56 = − d56 Ʃd x fx = − 40 202,6 x 0,05 = 0,01 K ΔX61 = − d61 Ʃd x fx = − 40 202,6 x 0,05 = 0,01 13.Menghitung Koreksi Selisih Ordinat (K ΔY) K ΔY12 = − d12 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 K ΔY23 = − d23 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 K ΔY34 = − d34 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 K ΔY45 = − d45 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 K ΔY56 = − d56 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,02 K ΔY61 = − d61 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X) Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -16,99 – 0,01 = -17,00 m Δ X23 = Δ X23 + K ΔX23 = 2,23 – 0,00 = 2,23 m Δ X34 = Δ X34 + K ΔX34 = -29,37 – 0,01 = -29,38 m Δ X45 = Δ X45 + K ΔX45 = -13,84 – 0,01 = -13,85 m Δ X56 = Δ X56 + K ΔX56 = 20,28 – 0,01 = 20,27 m Δ X61 = Δ X61 + K ΔX61 = 37,74 – 0,01 = 37,73 m 15.Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY) Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -36,21 – 0,01 = -36,22 m Δ Y23 = Δ Y23 + K ΔY23 = -21,48 – 0,01 = -21,49 m
  • 25. Bob EricsonSagune (125534262) 25 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Δ Y34 = Δ Y34 + K ΔY34 = 9,93 – 0,01 = 9,92 m Δ Y45 = Δ Y45 + K ΔY45 = 26,62 – 0,01 = 26,61 m Δ Y56 = Δ Y56 + K ΔY56 = 34,48 – 0,02 = 34,46 m Δ Y61 = Δ Y61 + K ΔY61 = -13,27 – 0,01 = -13,28 m 16.Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 17,00 = 183,00 X3 = X2 + Δ X23 = 183,00 + 2,23 = 185,23 X4 = X3 + Δ X34 = 185,23 – 29,38 = 155,85 X5 = X4 + Δ X45 = 155,85 – 13,85 = 142,00 X6 = X5 + Δ X56 = 142,00 + 20,27 = 162,27 X1 = X6 + Δ X61 = 162,27 + 37,73 = 200,00 Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 36,62 = 163,78 Y3 = Y2 + Δ Y23 = 163,78 - 21,49 = 142,29 Y4 = Y3 + Δ Y34 = 142,29 + 9,92 = 152,21 Y5 = Y4 + Δ Y45 = 152,21 + 26,61 = 178,82 Y6 = Y5 + Δ Y56 = 178,82 + 34,46 = 213,28 Y1 = Y6 + Δ Y61 = 213,28 – 13,28 = 200,00 17.Koordinat Titik-titik Poligon Tertutup Adalah : Titik 1 = (200,00 ; 200,00) Titik 2 = (183,00 ; 163,78) Titik 3 = (185,23 ; 142,29) Titik 4 = (155,85 ; 152,21) Titik 5 = (142,00 ; 178,82) Titik 6 = (162,27 ; 213,28)
  • 26. Bob EricsonSagune (125534262) 26 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Tim Ukur Jumlah Titik titik Hari, Tgl St. Kes. Sudut detik Analis St. Kes. Linear m -80 detik Benar 0.086 m Benar Koreksi ∆x Koreksi ∆y Koreksi X Y [..°] [..'] [.."] [.."] [..°] [..'] [.."] [m] [..°] [..'] [.."] [m] [m] [m] [m] [m] [m] P1 84 14 0 13 84 14 13 200 200 40 205 8 5 -16.99 -0.01 -36.21 -0.01 P2 211 4 10 13 211 4 23 183.00 163.78 21.6 174 3 42 2.23 0.00 -21.48 -0.01 P3 65 22 40 14 65 22 54 185.23 142.29 31 288 40 48 -29.37 -0.01 9.93 -0.01 P4 136 8 40 14 136 8 54 155.85 152.21 30 332 31 54 -13.84 -0.01 26.62 -0.01 P5 122 3 25 13 122 3 38 142.00 178.82 40 30 28 16 20.28 -0.01 34.48 -0.02 P6 101 5 45 13 101 5 58 162.27 213.28 40 109 22 18 37.74 -0.01 -13.27 -0.01 P1 200.00 200.00 ∑ 719 58 40 80 720 0 0 202.6 0.05 -0.05 0.07 -0.07 (n-2).180 = 720 0 0 0.05 0.07 0.00 0.00 Kesalahan 0 1 20 Koordinat Data Terkoreksi S.Cos (α) Kes. Sudut Kes. Linear No. Titik Besar Sudut Pengambilan Jarak (S) Azimuth (α) S.Sin (α) TABEL PERHITUNGAN POLIGON TERTUTUP LOKASI 6 KAMPUS UNESA KETINTANG 220 PETA SITUASI 0.142 Teodolit Acr. POLIGON TERTUTUP
  • 27. Bob EricsonSagune (125534262) 27 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Gambar Poligon Tertutup : 100 150 200 250 100 150 200 250
  • 28. Bob EricsonSagune (125534262) 28 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB VII PRAKTEK POLIGON TERBUKA A. LATAR BELAKANG Poligon terbuka adalah poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada dua titik tetap, yaitu titik awal dan titik akhir dari rangkaian poligon tersebut serta diketahui azimuth awal dan azimuth akhirnya. Data-data pengukuran poligon terbuka dapat dikontrol dan diketahui kesalahan pengukurannya melalui proses hitungan perataan. B. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter C. LANGKAH PENGUKURAN 1. Menyiapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur. 2. Menentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik. 3. Mendirikan pesawat di atas titik P1 dan melakukan penyetelan alat sampai didapat kedataran. 4. Mengarahkan pesawat ke arah utara dan mengenolkan piringan sudut horisontal dan mengunci kembali dengan memutar skrup piringan bawah. 5. Memutar teropong dan mengarahkan teropong pesawat ke titik P2, membaca dan mencatat sudut horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka. 6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, memuutar pesawat 180 searah jarum jam, kemudian putar teropong 180 arah vertikal dan arahkan teropong ke titik P2. 7. Melakukan pembacaan sudut horisontal. Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka. 8. Memindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat. 9. Mengarahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa untuk bacaan muka). 10. Melakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
  • 29. Bob EricsonSagune (125534262) 29 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 11. Memutar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titik P1. Membaca dan mencatat sudut horisontalnya, baik bacaan biasa maupun luar biasa. Bacaan ini merupakan bacaan belakang. 12. Dengan cara yang sama, melakukan pada titik-titik polygon berikutnya sampai P akhir. 13. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran. 14. Melakukan perhitungan sudut pengambilan , sudut azimuth dan koordinat masing-masing titik. 15. Mengambar hasil pengukuran dan perhitungan D. KESELAMATAN KERJA 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung E. PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA  Diketahui : - Koordinat titik 5 = (142,00 ; 178,82) - Koordinat titik 6 = (162,27 ; 213,28) - Koordinat titik 2 = (183,00 ; 163,78) - Koordinat titik 1 = (200,00 ; 200,00)  Sudut Azimuth Awal : α56 = arc tan X6−X5 Y6−Y5 = arc tan 162,27−142,00 213,28−178,82 = arc tan 20,27 34,46 Kuadran I = 30˚ 27’ 53”  Sudut Azimuth Akhir : α12 = arc tan X2−X1 Y2−Y1 = arc tan 183,00−200,00 163,78−200,00 = arc tan −17 −36,22 Kuadran III = 25˚ 08’ 36” + 180˚ = 205˚ 08’ 36”
  • 30. Bob EricsonSagune (125534262) 30 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - Jarak : d56 = 40 m d67 = 40 m d78 = 24 m d89 = 34,2 m d910 = 26,7 m d101 = 25,9 m d12 = 40 m - Sudut Ukur : β6 = 158˚ 37’ 00” β7 = 226˚ 27’ 10” β8 = 224˚ 55’ 22” β9 = 267˚ 56’ 05” β10 = 163˚ 11’ 17” β1 = 193˚ 30’ 35”  Diminta : Koordinat dari titik 7, 8, 9 dan 10  Penyelesaian : β6 = 158˚ 37’ 00” β7 = 226˚ 27’ 10” β8 = 224˚ 55’ 22” β9 = 267˚ 56’ 05” β10 = 163˚ 11’ 17” β1 = 193˚ 30’ 35” + Ʃβ =1254˚ 37’ 29” 1. Menghitung Salah Penutup Sudut fβ = Ʃβ – (α12 – α56) - n x 180˚ = 1254˚ 37’ 29” – (205˚ 08’ 36” - 30˚ 27’ 53”) – 6 x 180˚ = -0˚ 03’ 14” = -194” 2. Menghitung Toleransi Kesalahan Penutup Sudut fβ ≤ i √n -03’ 14” ≤ 1,5’ √6 -03’ 14” ≤ 3’ 40” Ok ! 3. Menghitung Harga Koreksi setiap Sudut Kβ = − fβ n = − −194" 6 = 32” sisa 2” 4. Menghitung Harga Definitif Setiap Sudut Β6 = β6 + Kβ = 158˚ 37’ 00” + 32” = 158˚ 37’ 32” β7 = β7 + Kβ = 226˚ 27’ 10” + 32” = 226˚ 27’ 42” β8 = β8 + Kβ = 224˚ 55’ 22” + 33” = 224˚ 55’ 55” β9 = β9 + Kβ = 267˚ 56’ 05” + 33” = 267˚ 56’ 38” d56 = 40 m d67 = 40 m d78 = 24 m d89 = 34,3 m d910 = 26,7 m d101 = 25,9 m d12 = 40 m + Ʃd = 230,9 m
  • 31. Bob EricsonSagune (125534262) 31 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II β10 = β10 + Kβ = 163˚ 11’ 17” + 32” = 163˚ 11’ 49” β1 = β1 + Kβ = 193˚ 30’ 35” + 32 = 193˚ 31’ 07” 5. Menghitung Azimuth Sisi-Sisi Poligon α56 = 30˚ 27’ 53” α67 = α56 + β6 - 180° = 30° 27’ 53” + 158° 37’ 32” - 180° = 09˚ 05’ 25” α78 = α67 + β7 - 180° = 09° 05’ 25” + 226° 27’ 42” - 180° = 55˚ 33’ 07” α89 = α78 + β8 - 180° = 55° 33’ 07” + 224° 55’ 55” - 180° = 120˚ 29’ 02” α910 = α89 + β9 - 180° = 120° 29’ 02” + 267° 56’ 38” - 180°= 208˚ 25’ 40” α101 = α910 + β10 -180° = 208° 25’ 40” + 163° 11’ 49” - 180°= 191˚ 37’ 29” α12 = α101 + β1 - 180° = 191° 37’ 29” + 193° 31’ 07” - 180°= 205˚ 08’ 36” 6. Menghitung Harga Selisih Absis (ΔX) ΔX56 = d56 x sin α56 = 40 x sin 30° 27’ 53” = 20,28 m ΔX67 = d67 x sin α67 = 40 x sin 09° 05’ 25” = 6,32 m ΔX78 = d78 x sin α78 = 24 x sin 55° 33’ 07” = 19,79 m ΔX89 = d89 x sin α89 = 34,3 x sin 120° 29’ 02” = 29,56 m ΔX910 = d910 x sin α910 = 26,7 x sin 208° 25’ 40” = -12,71 m ΔX101 = d101 x sin α101 = 25,9 x sin 191° 37’ 29” = -5,22 m ΔX12 = d12 x sin α12 = 40 x sin 205° 08’ 36” = -16,99 m + ƩΔX = 41,03 m 7. Menghitung Salah Penutup Absis (fX) fX = ƩΔX – (X2 – X5) = 41,03 – (183,00 – 142,00) = 0,03 m 8. Mengitung Harga Selisih Ordinat (ΔY) ΔY56 = d56 x cos α56 = 40 x cos 30° 27’ 53” = -36,21 m ΔY67 = d67 x cos α67 = 40 x cos 09° 05’ 25” = -21,48 m ΔY78 = d78 x cos α78 = 24 x cos 55° 33’ 07” = 9,93 m ΔY89 = d89 x cos α89 = 34,3 x cos 120° 29’ 02” = 26,62 m ΔY910 = d910 x cos α910 = 26,7 x cos 208° 25’ 40” = 34,48 m ΔY101 = d101 x cos α101 = 25,9 x cos 191° 37’ 29” = -13,27 m ΔY12 = d12 x cos α12 = 40 x cos 205° 08’ 36” = -13,27 m + ƩΔY = -14,9 m
  • 32. Bob EricsonSagune (125534262) 32 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 9. Menghitung Salah Penutup Ordinat (fY) fY = ƩΔY - (X2 – X5) = -14,9 – (163,78 – 178,82) = 0,14 m 10.Menghitung Salah Penutup Jarak (fd) fd = √fx 2 + fy 2 = √(0,032 + 0,142) = 0,14 m 11.Menghitung Batas Toleransi Kesalahan Jarak fd ≤ 0,01 √Ʃd 0,14 ≤ 0,01 √230,9 0,14 ≤ 0,15 Ok ! 12.Menghitung Koreksi Selisih Absis (K ΔX) K ΔX56 = − d56 Ʃd x fx = − 40 230,9 x 0,03 = -0,01 K ΔX67 = − d67 Ʃd x fx = − 40 230,9 x 0,03 = -0,01 K ΔX78 = − d78 Ʃd x fx = − 24 230,9 x 0,03 = -0,00 K ΔX89 = − d89 Ʃd x fx = − 34,3 230,9 x 0,03 = -0,00 K ΔX910 = − d910 Ʃd x fx = − 26,7 230,9 x 0,03 = -0,00 K ΔX101 = − d101 Ʃd x fx = − 25,9 230,9 x 0,03 = -0,00 K ΔX12 = − d12 Ʃd x fx = − 40 230,9 x 0,03 = -0,01 13.Menghitung Koreksi Selisih Ordinat (K ΔY) K ΔY56 = − d56 Ʃd x fy = − 40 230,9 x 0,14 = -0,02 K ΔY67 = − d67 Ʃd x fy = − 40 230,9 x 0,14 = -0,02 – 0,01 = -0,03 K ΔY78 = − d78 Ʃd x fy = − 24 230,9 x 0,14 = -0,01
  • 33. Bob EricsonSagune (125534262) 33 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II K ΔY89 = − d89 Ʃd x fy = − 34,3 230,9 x 0,14 = -0,02 K ΔY910 = − d910 Ʃd x fy= − 26,7 230,9 x 0,14 = -0,02 K ΔY101 = − d1 Ʃd x fy = − 40 202,6 x 0,07 = -0,01 K ΔY101 = − d101 Ʃd x fy= − 25,9 230,9 x 0,14 = -0,02 – 0,01 = -0,03 K ΔY12 = − d12 Ʃd x fy = − 40 230,9 x 0,14 = -0,02 + 0,01 = -0,01 14.Menghitung Selisih Absis Definitif (Δ X) Δ X56 = Δ X56 + K ΔX56 = 20,28 – 0,01 = 20,27 m Δ X67 = Δ X67 + K ΔX67 = 6,32 – 0,01 = 6,31 m Δ X78 = Δ X78 + K ΔX78 = 19,79 – 0,00 = 19,79 m Δ X89 = Δ X89 + K ΔX89 = 29,56 – 0,00 = 29,56 m Δ X910 = Δ X910+ K ΔX910 = -12,71 – 0,00 = -12,71 m Δ X101 = Δ X101 + K ΔX101 = -5,22 – 0,00 = -5,22 m Δ X12 = Δ X12 + K ΔX12 = -16,99 – 0,01 = -17,00 m 15. Menghitung Selisih Ordinat Definitif (ΔY) Δ Y56 = Δ Y56 + K ΔY56 = 34,48 – 0,02 = 34,46 m Δ Y67 = Δ Y67 + K ΔY67 = 39,50 – 0,03 = 39,47 m Δ Y78 = Δ Y78 + K ΔY78 = 13,58 – 0,01 = 13,57 m Δ Y89 = Δ Y89 + K ΔY89 = -17,40 – 0,02 = -17,42 m Δ Y910 = Δ Y910+ K ΔY910 = -23,48 – 0,02 = -23,50 m Δ Y101 = Δ Y101+ K ΔY101 = -25,37 – 0,03 = -25,40 m Δ Y12 = Δ Y12 + K ΔY12 = -36,21 – 0,01 = -36,22 m
  • 34. Bob EricsonSagune (125534262) 34 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 16. Menghitung Harga Absis dan Ordinat Titik-titik Poligon X6 = X5 + Δ X56 = 142,00 + 20,27 = 162,27 X7 = X6 + Δ X67 = 162,27 + 6,31 = 168,58 X8 = X7 + Δ X78 = 168,58 + 19,79 = 188,37 X9 = X8 + Δ X89 = 188,37 + 29,56 = 217,93 X10 = X9 + Δ X910 = 217,93 - 12,71 = 205,22 X1 = X10 + Δ X101 = 205,22 – 5,22 = 200,00 X2 = X1 + Δ X12 = 200,00 – 17,00 = 183,00 Y6 = Y5 + Δ Y56 = 178,82 + 34,46 = 213,28 Y7 = Y6 + Δ Y67 = 213,28 + 39,47 = 252,75 Y8 = Y7 + Δ Y78 = 252,75 + 13,57 = 266,32 Y9 = Y8 + Δ Y89 = 266,32 – 17,42 = 248,90 Y10 = Y9 + Δ Y910 = 248,90 – 23,50 = 225,40 Y1 = Y6 + Δ Y61 = 225,40 – 25,40 = 200,00 Y2 = Y1 + Δ Y12 = 200,00 – 36,22 = 163,78 17. Koordinat Titik-titik Poligon Terbuka Adalah : Titik 6 = (162,27 ; 213,28) Titik 7 = (168,58 ; 252,75) Titik 8 = (188,37 ; 262,32) Titik 9 = (217,93 ; 248,90) Titik 10= (205,22 ; 225,40) Titik 1 = (200,00 ; 200,00)
  • 35. Bob EricsonSagune (125534262) 35 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Hari, Tgl St. Kes. Sudut detik Analis St. Kes. Linear m Kes. Sudut -194 detik Benar 0.143 m Benar Koreksi ∆x Koreksi ∆y Koreksi X Y [..°] [..'] [.."] [.."] [..°] [..'] [.."] [m] [..°] [..'] [.."] [m] [m] [m] [m] [m] [m] P5 142.00 178.82 40 30 27 53 20.28 -0.01 34.48 -0.02 P6 158 37 0 32 158 37 32 162.27 213.28 40 9 5 25 6.32 -0.01 39.50 -0.03 P7 226 27 10 32 226 27 42 168.58 252.75 24 55 33 7 19.79 0.00 13.58 -0.01 P8 244 55 22 33 244 55 55 188.37 266.32 34.3 120 29 2 29.56 0.00 -17.40 -0.02 P9 267 56 5 33 267 56 38 217.93 248.90 26.7 208 25 40 -12.71 0.00 -23.48 -0.02 P10 163 11 17 32 163 11 49 205.22 225.40 25.9 191 37 29 -5.22 0.00 -25.37 -0.03 P1 193 30 35 32 193 31 7 200.00 200.00 40 205 8 36 -16.99 -0.01 -36.21 -0.01 P2 183.00 163.78 ∑ 1254 37 29 194 1254 40 43 230.9 41.03 -0.03 -14.90 -0.14 0.00 0.00 (αakhir-αawal)+n.180= 174 40 43 41.00 -15.04 Kesalahan -194 0.03 0.14Kesalahan Koordinat Data Terkoreksi S.Cos (α) No. Titik Besar Sudut Pengambilan Jarak (S) Azimuth (α) S.Sin (α) Teodolit Acr. POLIGON TERBUKA KAMPUS UNESA KETINTANG 6 PETA SITUASI 220.454 Kes. Linear TABEL PERHITUNGAN POLIGON TERBUKA
  • 36. Bob EricsonSagune (125534262) 36 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Gambar Poligon Terbuka : 100 150 200 250 300 100 150 200 250 300
  • 37. Bob EricsonSagune (125534262) 37 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB VIII PRAKTEK PENGIKATAN KEMUKA A. LATAR BELAKANG Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut.Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik triangulasi dan konstruksi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran pengikatan ke muka itu sendiri. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur. 3. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan letak / posisi suatu titik di permukaan bumi yang selanjutnya titik tersebut digunakan sebagai titik pengikat pada pengukuran yang lain. Misal pemetaan situasi. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter
  • 38. Bob EricsonSagune (125534262) 38 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Dirikan alat di titik A, target di titik B dan P, atur sehingga siap pakai. 2. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik P (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 3. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik B (sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 4. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB). 5. Arahkan teropong alat ke titik B (sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 6. Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik P (sebagai target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 7. Pindahkan alat ke titik B dan target di B dan A dan atur sehingga siap pakai. 8. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan alat ke titik A (sebagai target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 9. Putar teropong alat searah putaran jarum jam. Arahkan ke titik P (sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 10. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB). 11. Arahkan teropong alat ke titik P (sebagai target kanan), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 12. Putar teropong searah putaran jarum jam, arahkan ke titik A (sebagai target kiri), baca dan catat bacaan skala lingkaran horizontalnya. 13. Data yang diambil / diukur di lapangan adalah data ukuran sudut α (alpha) dan β (beta). E. KESELAMATAN KERJA 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung.
  • 39. Bob EricsonSagune (125534262) 39 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II TABEL DATA PENGUKURAN MENGIKAT KEMUKA Nama / Kel : Bob Ericson Sagune Pelaksanaan : NIM : 125534262 Asistensi : Bacaan Sudut Besar Sudut (  ) Koordinat TP TG Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa Rata-rata X Y [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [..o] [..'] [.."] [m] [m] P14 75 20 10 255 20 25 P8 21 21 5 21 21 0 21 21 3 188.37 266.32 P7 96 41 15 276 41 25 P8 267 18 35 87 18 30 P7 246 22 20 246 22 10 246 22 15 168.58 252.75 P14 153 40 55 333 40 40 P14 272 16 42
  • 40. Bob EricsonSagune (125534262) 40 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II F. PERHITUNGAN PENGIKATAN KEMUKA  Diketahui : - Koordinat titik 8 = (188,37 ; 266,32) - Koordinat titik 9 = (168,58 ; 252,75) - Sudut ukur, β8 = 21° 21’ 03” - Sudut ukur, β7 = 246° 22’ 15”  Ditanya : Koordinat titik P14, dihitung dari titik 8 dan titik 7  Penyelesaian : 1. Menghitung Harga-harga : βP14, d87, α87 dan α78 - ΒP14 = 180° - β8 – β7 = 180° - 21° 21’ 03” - 246° 22’ 15” = 272° 6’ 42” - d87 = √(X7 − X8)2 + (Y7 − Y8)2 = √(168,58 − 188,37)2 + (252,75 − 266,32)2 = 24 m - α87 = arc tan X7−X8 Y7−Y8 = arc tan 168,58−188,37 252,75−266,32 = arc tan −19,79 −13,57 Kuadran III = 55° 33’ 42” + 180° = 235° 33’ 42” - α78 = α87 + 180° = 235° 33’ 42” + 180° = 55° 33’ 42” 2. Menghitung Harga-harga : d8P14, d7P14, α87 dan α78 - d8P14 = 24 sin272° 16′42” x sin 246° 22’ 15” = 22,00 m - d7P14 = 24 sin272° 16′42” x sin 21° 21’ 03” = -8,74 m - α8P14 = α87 – β8 = 235° 33’ 42” - 21° 21’ 03” = 214° 12’ 39”
  • 41. Bob EricsonSagune (125534262) 41 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - α7P14 = α78 + β7 = 55° 33’ 42” + 246° 22’ 15” = 301° 55’ 57” 3. Menghitung Koordinat Titik P14 Dari Titik 8 dan Titik 7 - Dari titik 8 : - XP14 (1) = X8 + d8P14 x sin α8P14 = 188,37 + 22 x sin 214° 12’ 39” = 176,00 - YP14 (1) = Y8 + d8P14 x cos α8P14 = 266,32 + 22 x cos 214° 12’ 39” = 248,13 - Dari titik 7 : - XP14 (2) = X7 + d7P14 x sin α7P14 = 168,58 – 8,74 x sin 301° 55’ 57” = 176,00 - YP14 (2) = Y7 + d7P14 x cos α7P14 = 252,75 – 8,74 x cos 301° 55’ 57” = 248,13  Jadi koordinat titik P14 (176,00 ; 248,13) Gambar Mengikat Ke Muka : 168.58, 252.75 176.00, 248.13 188.37, 266.32 200 220 240 260 280 100 120 140 160 180 200
  • 42. Bob EricsonSagune (125534262) 42 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB IX PRAKTEK PENGIKATAN KE BELAKANG A. LATAR BELAKANG Pengikatan ke belakang adalah suatu metode pengukuran data dari tiga buah titik di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/yalon) untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri alat yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara ketiga titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk antar absis terhadap target di titik A, B, dan C dinamakan sudut alpha (α) dan beta (β). Sudut alpha dan beta diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Cara Pengikatan ke belakang dilakukan pada saat kondisi lapangan tidak memungkinkan menggunakan pengukuran pengikatan ke muka, dikarenakan alat theodolite tidak mudah untuk berpindah-pindah posisi, dan kondisi lapangan yang terdapat rintangan. Terdapat dua macam cara yang dapat dipakai dalam menentukan titik koordinat dengan cara pengikatan ke belakang, yaitu cara pengikatan ke belakang metode Collins dan cara pengikatan ke belakang metode Cassini. Cara pengikatan ke belakang metode Collins merupakan cara perhitungan dengan menggunakan logaritma, karena pada saat munculnya teori ini belum terdapat mesin hitung atau kalkulator tetapi pada saat ini pada proses perhitungannya dapat pula dihitung dengan bantuan kalkulator. Metode ini di temukan oleh Mr.Collins tahun 1671. Cara pengikatan ke belakang metode Cassini muncul pada tahun 1979, pada saat itu teknologi mesin hitung sudah mulai berkembang, sehingga dalam proses perhitungannya. B. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke belakang ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pemahaman terhadap mahasiswa tentang pengukuran pengikatan ke belakang itu sendiri. 2. Agar mahasiswa mampu dan terampil dalam menggunakan alat Theodolit sesuai dengan prosedur.
  • 43. Bob EricsonSagune (125534262) 43 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II 3. Agar mahasiswa mengetahui cara menentukan letak/posisi suatu titik di permukaan bumi yang selanjutnya titik tersebut digunakan sebagai titik pengikat pada pengukuran yang lain. Misal pemetaan situasi. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Dirikan pesawat theodolit di titik P, atur sehingga siap pakai. 2. Tempatkan target di titik A, B, dan C. 3. Pada posisi teropong biasa (B) arahkan teropong pesawat ke titik A (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 4. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik B (sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 5. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik C (sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 6. Putar teropong pada posisi luar biasa (LB). 7. Arahkan teropong pesawat ke titik C (sebagai target kanan), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 8. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik B (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 9. Putar teropong pesawat searah putaran jarum jam, arahkan ke titik C (sebagai target kiri), baca dan catat skala lingkaran horizontalnya. 10. Data yang diambil/diukur di lapangan adalah data ukuran sudut alpha (α) dan beta (β). E. KESELAMATAN KERJA 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung
  • 44. Bob EricsonSagune (125534262) 44 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II F. PERHITUNGAN PENGIKATAN KE BELAKANG  CARA COLLINS  Diketahui : - Koordinat titik : 2 = (183,00 ; 163,78) - Koordinat titik : 3 = (185,23 ; 142,29) - Koordinat titik : 4 = (155,85 ; 152,21) - Sudut ukur : βP1 = 32° 28’ 40” βP2 = 32° 14’ 20”  Ditanyakan : Koordinat titik P18  Penyelesaian : 1. Menghitung Harga-harga : d23 ; α23 ; α32 dan λ - d23 = √(X3 − X2)2 + (Y3 − Y2)2 = √(185,23 − 183)2 + (142,29 − 163,78)2 = 21,60 m - α23 = arc tan X3−X2 Y3−Y2 = arc tan 185,23−183,00 142,29−163,78 = arc tan 2,23 −21,49 Kuadran II = -5° 55’ 28” + 180° = 174° 04’ 32” : Bob Ericson Sagu n e Pelaksanaan : : Asistensi : TP TG X Y [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [..o ] [..'] [.."] [m] [m] P2 180 50 15 0 50 10 183.00 163.78 32 28 40 32 28 40 32 28 40 P3 213 18 55 33 18 50 185.23 142.29 32 14 20 32 14 20 32 14 20 P4 245 33 15 65 33 10 155.85 152.21 P18 Biasa Luar Biasa Biasa Luar Biasa Rata-rata Nama / Kel NIM Bacaan Sudut Besar Sudut (  ) Koordinat 125534262 TABEL DATA PENGUKURAN MENGIKAT KEBELAKANG
  • 45. Bob EricsonSagune (125534262) 45 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - α32 = α23 + 180° = 174° 04’ 32” + 180˚ = 354° 04’ 32” - λ = 180° - βP1 – βP2 = 180° - 32˚ 28’ 40” - 32° 14’ 20” = 115° 17’ 00” 2. Menghitung Harga-harga : d2h, d3h, α2h dan α3h - d2h = 21,60 sin32° 28′40” xsin 115° 17′ 00" = 36,37 m - d3h = 21,60 sin32° 28′40” xsin 32° 14′ 20" = 21,46 m - α2h = α23 + βP2 = 174° 04’ 32” + 32° 14′ 20" = 206° 18’ 52” - α3h = α32 – λ = 354° 04’ 32” - 115° 17’ 00” = 238° 47’ 32” 3. Menghitung koordinat titik H Dari titik 2 dan Titik 3 - Dari titik 2 : - Xh (1) = X2 + d2h x sin α2h = 183,00 + 36,37 x sin 206° 18’ 52” = 166,88 - Yh (1) = Y2 + d2h x cos α2h = 163,78 + 36,37 x cos 206° 18’ 52” = 131,17 - Dari titik 3 : - Xh (2) = X3 + d3h x sin α3h = 185,23 + 21,46 x sin 238° 47’ 32” = 166,88 - Yh (2) = Y3 + d3h x cos α3h = 142,29 + 21,46 x cos 238° 47’ 32” = 131,17 4. Menghitung Harga-harga : αh4 ; αh2 ; 𝛅 dan γ - αh4 = arc tan X4−Xh Y4−Yh = arc tan 155,85−166,88 152,21−131,17
  • 46. Bob EricsonSagune (125534262) 46 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II = arc tan −11,03 21,04 Kuadran IV = -27° 39’ 55” + 360° = 332° 20’ 05” - αh2 = arc tan X2−Xh Y2−Yh = arc tan 183,00 166,88 163,78−131,17 = arc tan 16,12 32,61 Kuadran I = 26° 18’ 16” - δ = αh2 - 180° - αh4 = 26° 18’ 16” - 180° - 332° 20’ 05” = 233° 58’ 11” - γ = 180° - βP1 – δ = 180° - 32° 28’ 40” - 233° 58’ 11” = 273° 33’ 09” 5. Menghitung Harga-harga : d2P18, d3P18, α2P14 dan α3P18 - d2P18 = 21,60 sin32° 28′40” x sin 233° 58′11" = -32,53 m - d3P18 = 21,60 sin32° 28′40” x sin 273° 33′ 09" = -40,15 m - α2P18 = α23 + γ = 174° 04’ 32” + 273° 33’ 09” = 87° 37’ 41” - α3P18 = α32 – δ = 354° 04’ 32” - 233° 58′11" = 120° 06’ 21” 6. Menghitung Koordinat Titik P18 Dari Titik 2 dan Titik 3 - Dari titik 2 : - XP18 (1) = X2 + d2P18 x sin α2P18 = 183,00 + (-32,53) x sin 87° 37’ 41” = 150,50
  • 47. Bob EricsonSagune (125534262) 47 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - YP18 (1) = Y2 + d2P18 x cos α2P18 = 163,78 + (-32,53) x cos 87° 37’ 41” = 162,43 - Dari titik 3 : - XP18 (2) = X3 + d3P18 x sin α3P18 = 185,23 + (-40,15) x sin 120° 06’ 21” = 150,50 - YP18 (2) = Y3 + d3P18 x cos α3P18 = 142,29 + (-40,15) x cos 120° 06’ 21” = 162,43  Jadi koordinat titik P14 adalah (150,50 ; 162,43) Gambar Mengikat Ke Belakang (Cara Collins) : 0 50 100 150 200 0 50 100 150 200
  • 48. Bob EricsonSagune (125534262) 48 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II  CARA CASSINI  Diketahui : - Koordinat titik : 2 = (183,00 ; 163,78) 3 = (185,23 ; 142,29) 4 = (155,85 ; 152,21) - Sudut ukur : βP1 = 32° 28’ 40” ΒP2 = 32° 14’ 20”  Ditanya : Koordinat titik P18  Penyelesaian : 1. Menghitung Koordinat Titik E - Menghitung harga Xe Xe = X2 + (Y3 – Y2) x Cotan βP1 = 183,00 + (142,29 – 163,78) x Cotan 32° 28’ 40” = 149,24 m - Menghitung harga Ye Ye = Y2 – (X3 – X2) x Cotan βP1 = 163,78 – (185,23 – 183,00) x Cotan 32° 28’ 40” = 160,28 m 2. Menghitung Koordinat Titik D - Menghitung harga Xd Xd = X4 – (Y3 – Y4) x Cotan βP2 = 155,85 – (142,29 – 152,21) x Cotan 32° 14’ 20” = 171,58 m Yd = Y4 + (X3 – X4) x Cotan βP2 = 152,21 + (185,23 – 155,85) x Cotan 32° 14’ 20” = 198,79 m 3. Menghitung Koordinat Titik P18 - n = Xd− Xe Yd− Ye = 171,58−149,24 198,79−160,28 = 0,58011 - 1 n = Yd− Ye Xd− Xe = 198,79−160,28 171,58−149,24 = 1,72381
  • 49. Bob EricsonSagune (125534262) 49 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - Menghitung harga XP18  XP18 = n X3 + 1 n Xe + Y3− Ye n + 1 n = 0,58011 .185,23+1,72381 .149,24+142,29−160,28 0,58011+1,72381 = 150,49 m  YP18 = 1 n Y3 + n Ye + X3− Xe n + 1 n = 1,72381 .142,29+0,58011 .160,28+185,23−149,24 0,58011+1,72381 = 162,44 m
  • 50. Bob EricsonSagune (125534262) 50 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II BAB X PRAKTEK DETAIL SITUASI A. LATAR BELAKANG Pemetaan situasi adalah pekerjaan pengukuran dan penggambaran sebagian permukaan bumi (suatu daerah) dengan lebih rinci, yang pada umumnya digambarkan dalam skala besar pada kertas gambar yang disebut peta. Pemetaan situasi adalah salah satu aplikasi secara komprehensif dari dasar-dasar pengukuran teritris (Ilmu Ukur Tanah) yang sangat diperlukan untuk perencanaan dan pekerjaan teknik sipil atau keperluan rekayasa lainnya yang menggunakan peta sebagai acuannya. B. MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan pemetaan situasi adalah membuat gambaran sebagian permukaan bumi (suatu daerah), yang memuat informasi unsur-unsur buatan manusia, yang dinyatakan (digambarkan) dengan simbol-simbol tertentu di atas bidang datar melalui sistem proyeksi dan skala tertentu. C. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN 1. Pesawat Theodolit 5. Pen Ukur 2. Statif 6. Alat tulis 3. Yalon 7. Alat hitung 4. Payung 8. Roll meter D. LANGKAH PENGUKURAN 1. Siapkan semua peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dalam praktek pemetaan situasi. 2. Dirikan pesawat di atas titik P2 dan stel pesawat theodolite tepat di atas titik tersebut sampai datar. 3. Arahkan pesawat theodolite ke titik P3 kemudian nolkan sudut horizontal, kemudian kunci sudut horizontal pesawat theodolite. 4. Tentukan titik-titik situasi yang akan dibidik. 5. Putar pesawat theodolite searah jarum jam pada titik-titik yang sudah ditentukan tersebut secara satu per satu. 6. Catat hasil pengukuran situasi tersebut.
  • 51. Bob EricsonSagune (125534262) 51 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II E. KESELAMATAN KERJA 1. Gunakan alat sebagaimana fungsinya 2. Bersihkan alat bila kotor setelah dipakai 3. Tempatkan alat sesuai posisi dan tempatnya 4. Jangan bergurau saat bertugas 5. Hati-hati saat menggunakan pesawat theodolit 6. Lindungi pesawat dari sinar matahari langsung F. PERHITUNGANPEMETAAN SITUASI  Diketahui : - Titik pesawat P2 (183,00 ; 163,78) - Target P2 P3 = 0° 0’ 0” ; P3 = (185,23 ; 142,29) - Titik 21 = 163° 37’ 25” ; jarak = 6,76 m - Titik 22 = 178° 04’ 45” ; jarak = 7,62 m - Titik 23 = 198° 42’ 25” ; jarak = 8,51 m - Titik 24 = 206° 10’ 50” ; jarak = 8,94 m - Titik 25 = 220° 28’ 05” ; jarak = 18,05 m - Titik 26 = 238° 59’ 40” ; jarak = 8,34 m 1. Menentukan Azimuth Dari Titik Pesawat P23 - α23 = arc tan X3− X2 Y3− Y2 = arc tan 185,23−183,00 142,29−163,78 = arc tan 2,23 −21,49 Kuadran IV = -5° 55’ 28” + 180° = 174° 04’ 32” - α221 = α23 + (Bacaan 21 – Bacaan P3) = 174° 04’ 32” + (163° 37’ 25” - 0° 0’ 0”) = 337° 41’ 57” - α222 = α221 + (Bacaan 22 – Bacaan 21) = 337° 41’ 57” + (178° 04’ 45” - 163° 37’ 25”) = 352° 09’ 17” - α223 = α222 + (Bacaan 23 – Bacaan 22) = 352° 09’ 17” + (198° 42’ 25” - 178° 04’ 45”)
  • 52. Bob EricsonSagune (125534262) 52 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II = 12° 46’ 57” - α224 = α223 + (Bacaan 24 – Bacaan 23) = 12° 46’ 57” + (206° 10’ 50” - 198° 42’ 25”) = 20° 15’ 22” - α225 = α224 + (Bacaan 25 – Bacaan 24) = 20° 15’ 22” + (220° 28’ 05” - 206° 10’ 50”) = 34° 32’ 37” - α226 = α225 + (Bacaan 26 – Bacaan 25) = 34° 32’ 37” + (238° 59’ 40” - 220° 28’ 05”) = 53° 04’ 12” 2. Menghitung Koordinat - X21 = XP2 + d221 x sin α221 = 183,00 + 6,76 x sin 337° 41’ 57” = 180,43 m - X22 = XP2 + d222 x sin α222 = 183,00 + 7,62 x sin 352° 09’ 17” = 181,96 m - X23 = XP2 + d223 x sin α223 = 183,00 + 8,51 x sin 12° 46’ 57” = 184,88 m - X24 = XP2 + d224 x sin α224 = 183,00 + 8,94 x sin 20° 15’ 22” = 186,10 m - X25 = XP2 + d225 x sin α225 = 183,00 + 18,05 x sin 34° 32’ 37” = 193,23 m - X26 = XP2 + d226 x sin α226 = 183,00 + 8,34 x sin 53° 04’ 12” = 189,67 m - Y21 = YP2 + d221 x cos α221 = 163,78 + 6,76 x cos 337° 41’ 57” = 170,03 m
  • 53. Bob EricsonSagune (125534262) 53 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II - Y22 = YP2 + d222 x cos α222 = 163,78 + 7,62 x cos 352° 09’ 17” = 171,33 m - Y23 = YP2 + d223 x cos α223 = 163,78 + 8,51 x cos 12° 46’ 57” = 172,08 m - Y24 = YP2 + d224 x cos α224 = 163,78 + 8,94 x cos 20° 15’ 22” = 172,17 m - Y25 = YP2 + d225 x cos α225 = 163,78 + 18,05 x cos 34° 32’ 37” = 178,65 m - Y26 = YP2 + d226 x cos α226 = 163,78 + 8,34 x cos 53° 04’ 12” = 168, m 3. Titik-titik Koordinat : Titik 21 = (180,43 ; 170,03) Titik 22 = (181,96 ; 171,33) Titik 23 = (184,88 ; 172,08) Titik 24 = (186,10 ; 172,17) Titik 25 = (193,23 ; 178,65) Titik 26 = (189,67 ; 168,79) Tabel Data Detail Situasi : Tp Target Bac. Sudut Azimut Jarak X Y (…o ) (…') (…") (…o ) (…') (…") (m) (m) (m) P3 0 0 0 174 4 32 185.23 142.29 P2 183.00 163.78 21 163 37 25 337 41 57 6.76 180.43 170.03 22 178 4 45 352 9 17 7.62 181.96 171.33 23 198 42 25 12 46 57 8.51 184.88 172.08 24 206 10 50 20 15 22 8.94 186.10 172.17 25 220 28 5 34 32 37 18.05 193.23 178.65 26 238 59 40 53 4 12 8.34 189.67 168.79
  • 54. Bob EricsonSagune (125534262) 54 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II
  • 55. Bob EricsonSagune (125534262) 55 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II Gambar Detail Situasi : 100 150 200 150 200 Detail Situasi : Bob EricsonSagune
  • 56. Bob EricsonSagune (125534262) 56 Laporan Praktikhum Ilmu Ukur Tanah II GAMBAR PEMETAAN SITUASI KELOMPOK I 100 150 200 250 300 50 100 150 200 250