Laporan ini membahas pelaksanaan proyek pembangunan hotel dan apartemen Hadiningrat Terrace di Yogyakarta. Proyek ini terdiri dari pembangunan struktur bawah tanah berupa fondasi raft dan struktur atas berupa kolom, pelat lantai, dan dinding. Laporan ini juga membahas perencanaan proyek, manajemen konstruksi, peralatan dan bahan konstruksi, serta pelaksanaan pekerjaan struktur.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, Lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Sebuah tulisan mengenai cara menghitung pembesian pada bore pile atau strauss pile terutama untuk bentuk sengkang / begel yang berbentuk spiral
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, Lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Sebuah tulisan mengenai cara menghitung pembesian pada bore pile atau strauss pile terutama untuk bentuk sengkang / begel yang berbentuk spiral
Praktikum tentang pembuatan aspal dengan baik berdasarkan spesifikasi AC. Praktikum yang dilakukan sebagai berikut, Abrasi/keausan, Berat Jenis Agregat, Analisa Saringan, Comb. Agregat dan JMF ( Joint Mix Formula), Berat Jenis Aspal, Daktilitas, Ekstraksi, Titik Nyala, Titik Leleh, Penetrasi, Uji Marshall, Kehilangan Berat.
Praktikum tentang pembuatan aspal dengan baik berdasarkan spesifikasi AC. Praktikum yang dilakukan sebagai berikut, Abrasi/keausan, Berat Jenis Agregat, Analisa Saringan, Comb. Agregat dan JMF ( Joint Mix Formula), Berat Jenis Aspal, Daktilitas, Ekstraksi, Titik Nyala, Titik Leleh, Penetrasi, Uji Marshall, Kehilangan Berat.
Laporan akhir MODUL 4 PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394 KALAU DOWNLOAD ADA YANG SALAH TOLONG BERI TAHU SAYA SMS 082281199396
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT TERRACE YOGYAKARTA
1. LAPORAN KERJA PRAKTEK
PADA
PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN
HADININGRAT TERRACE YOGYAKARTA
Diajukan guna melengkapi salah satu persyaratan untuk
mencapai derajat sarjana (S-1) pada
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tidar
Disusun Oleh:
INTAN MUSTIKA GUNAWAN
NPM: 1410503078
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2018
2. ii
PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PADA
PELAKSANAAN PEKERJAAN STUKTURAL PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL DAN APARTEMEN
HADININGRAT TERRACE YOGYAKARTA
Disusun Oleh:
INTAN MUSTIKA GUNAWAN
NPM 1410503078
Telah Disetujui dan Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan Teknik Sipil
(Muhammad Amin, S.T., M.T.)
NIDN. 06160227802
Dosen Pembimbing
(Ir. Dwi Sat Agus Yuwana, M.T.)
NIDN. 0602086601
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Proyek
Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta.
Kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan teori-teori
yang telah diperoleh selama perkuliahan di kelas dan untuk mengetahui praktek dari
teori tersebut dalam rekayasa teknik sipil di lapangan. Kerja praktek ini diharapkan
dapat menjadikan mahasiswa menjadi insinyur yang kompeten, dan memberikan
wawasan mengenai keadaan nyata dari lingkungan kerja nantinya.
Dengan surat pengantar dari Dekan Fakultas Teknik, Universitas Tidar dan
persetujuan dari pihak kontraktor PT. Yasa Patria Perkasa maka penyusun dapat
melakasanakan kerja praktek pada pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta selama 2 (dua) bulan, terhitung mulai tanggal 24 Agustus 2017
sampai dengan tanggal 24 Oktober 2017.
Terima kasih penyusun ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian kerja praktek dan penulisan laporan ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Cahyo Yusuf, M. Pd., selaku Rektor Universitas Tidar.
2. Ir. Kun Suharno, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Tidar.
3. Muhammad Amin, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Tidar.
4. Ir. Dwi Sat Agus Yuwono, M.T., selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak, Ibu, Adik dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan serta
do’a tulus yang tiada henti.
6. Bapak Enggar selaku engineer yang telah menjadi pembimbing dan
memberikan ilmunya kepada penulis selama kerja praktek berlangsung.
7. Bapak Andrean Adventito sebagai site manager, Bapak Arif H sebagai drafter,
Bapak Hardi sebagai pelaksana, dan Bapak Bagus sebagai surveyor yang telah
memberikan informasi, pengetahuan dan nasihat mengenai pelaksanaan proyek
8. Semua pihak di lokasi proyek atas semua bimbingan dan ilmunya selama di
lapangan dan atas keramahannya.
4. iv
9. Rekan-rekan kerja praktek selama di Proyek Pembangunan Hotel dan
Apartemen Hadiningrat Terrrace Yogyakarta: Dyah, Anis, dan Farah
(Mahasiswa UGM), Hana dan Iren (Mahasiswa Universitas Atmadjaya), Maya
dan Arim (Mahasiswa UNY), serta Putri, Icha, dan Tya (Mahasiswa STTNAS).
10. Keluarga dekat dan teman-teman tercinta, yang tidak dapat disebut satu-
persatu, selalu bertukar pikiran, mendukung dan membantu terselesaikannya
laporan ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini
sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Magelang, Februari 2018
Penyusun
5. v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Uraian Umum ......................................................................................1
1.2 Latar Belakang.....................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan .............................................................................4
1.4 Lokasi Proyek......................................................................................4
1.5 Data Proyek .........................................................................................5
BAB II MANAJEMEN PROYEK......................................................................6
2.1 Uraian Umum ......................................................................................6
2.2 Unsur-unsur Organisasi Proyek...........................................................8
2.3 Hubungan Kerja dalam Proyek Konstruksi .........................................18
2.4 Tahapan Proyek Konstruksi.................................................................23
2.5 Pengendalian Proyek ...........................................................................29
BAB III PERENCANAAN PROYEK................................................................50
3.1 Uraian Umum ......................................................................................50
3.2 Tinjauan Perencanaan Proyek..............................................................52
3.3 Perencanaan Arsitektur........................................................................53
3.4 Perencanaan Pembebanan....................................................................53
3.5 Perencanaan Struktur...........................................................................54
3.6 Perencanaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing...............................65
BAB IV PERALATAN DAN BAHAN..............................................................67
4.1 Uraian Umum ......................................................................................67
4.2 Peralatan Konstruksi............................................................................68
6. vi
4.3 Bahan Konstruksi.................................................................................80
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN ..........................................................96
5.1 Uraian Umum ......................................................................................96
5.2 Pekerjaan Struktur Bawah (Fondasi Raft) ...........................................97
5.3 Pekerjaan Struktur Atas.......................................................................106
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................129
6.1 Kesimpulan..........................................................................................129
6.2 Saran ....................................................................................................130
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................132
7. vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Denah Lokasi Proyek ......................................................................4
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas PT. Pola Dwipa.............11
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Yasa Patria Perkasa................18
Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek .....................................22
Gambar 2.4 Proses Tender Proyek Konstruksi ...................................................27
Gambar 2.5 Tahap-tahap Proyek Konstruksi......................................................28
Gambar 2.6 Slump Test .......................................................................................31
Gambar 2.7 Sample Uji Tekan Beton ................................................................32
Gambar 2.8 Tukang Besi.....................................................................................41
Gambar 2.9 Ketentuan Masuk Area Proyek .......................................................45
Gambar 2.10 Pelindung Diri Team Surveyor......................................................46
Gambar 2.11 Peringatan Penggunaan Alat Pelindung Diri.................................46
Gambar 2.12 Peralatan Pengaman ......................................................................47
Gambar 2.13 Penggunaan Jaring Pelindung dan Yellow Line.............................47
Gambar 2.14 Rute Jalue Evakuasi pada Basement 1 ..........................................48
Gambar 2.15 Penunjukan Jalur Evakuasi............................................................48
Gambar 2.16 Kotak P3K.....................................................................................48
Gambar 2.17 Tabung Pemadam Kebakaran........................................................49
Gambar 2.18 Peringatan Pesan K3L...................................................................49
Gambar 3.1 Bagan Alir Perencanaan..................................................................52
Gambar 3.2 Denah Fondasi Basement ................................................................58
Gambar 3.3 Detaul Soldire Pile dan Detail Fondasi Raft...................................58
Gambar 3.4 Denah Penulangan Pelat Ekstra Basement 1...................................49
Gambar 3.5 Tipe Kolom K–7..............................................................................62
Gambar 3.6 Detail Penulangan Balok Tipe B–1.................................................63
Gambar 3.7 Detail Penulangan Pelat Lantai.......................................................64
Gambar 3.8 Detail Tulangan Tangga..................................................................64
Gambar 3.9 Denah Instalasi Plumbing Lantai Basementi 2................................65
Gambar 4.1 Theodolit..........................................................................................68
8. viii
Gambar 4.2 Concrete Mixer Truck .....................................................................69
Gambar 4.3 Concrete Bucket ..............................................................................70
Gambar 4.4 Pipa Tremie .....................................................................................70
Gambar 4.5 Concrete Vibrator ...........................................................................71
Gambar 4.6 Scaffolding.......................................................................................72
Gambar 4.7 Air Compressor ...............................................................................73
Gambar 4.8 Serok Beton.....................................................................................73
Gambar 4.9 Concrete Trowel Machine...............................................................74
Gambar 4.10 Bar Cutter......................................................................................75
Gambar 4.11 Bar Bender ....................................................................................75
Gambar 4.12 Tower Crane..................................................................................76
Gambar 4.13 Dump Truck...................................................................................77
Gambar 4.14 Backhoe.........................................................................................78
Gambar 4.15 Las Listrik .....................................................................................78
Gambar 4.16 Genset............................................................................................79
Gambar 4.17 Lighting .........................................................................................79
Gambar 4.18 Alat Pengaman ..............................................................................80
Gambar 4.19 Beton Ready Mix...........................................................................81
Gambar 4.20 Semen Portland.............................................................................82
Gambar 4.21 Agregat Halus................................................................................83
Gambar 4.22 Agregat Kasar................................................................................84
Gambar 4.23 Air..................................................................................................85
Gambar 4.24 Baja Tulangan Ulir........................................................................87
Gambar 4.25 Baja Tulangan Polos .....................................................................88
Gambar 4.26 Kawat Bendrat...............................................................................88
Gambar 4.27 Plywood untuk Pelat Lantai dan Balok .........................................90
Gambar 4.28 Penggunaan Kayu pada Bekesting Pelat Lantai............................90
Gambar 4.29 Rangka Bekisting Dinding ............................................................91
Gambar 4.30 Rangka Bekisting Kolom ..............................................................91
Gambar 4.31 Waterstop ......................................................................................93
Gambar 4.32 Kawat Ayam..................................................................................93
9. ix
Gambar 4.33 Epoxy sebagai Chemical Setting ...................................................94
Gambar 4.34 Penggunaan Chemical Setting.......................................................94
Gambar 4.35 Intrafloor.......................................................................................95
Gambar 4.36 Beton Decking ...............................................................................95
Gambar 5.1 Soldire Pile......................................................................................98
Gambar 5.2 Penggalian Tanah ............................................................................99
Gambar 5.3 Penentuan As Pile Cap....................................................................100
Gambar 5.4 Pembuatan Lantai Kerja..................................................................101
Gambar 5.5 Pemasangan Bekisting Bagian Pit Lift............................................102
Gambar 5.6 Detali Penulangan Fondasi Raft......................................................102
Gambar 5.7 Pembesian Fondasi Raft ..................................................................103
Gambar 5.8 Pemasangan Waterstop ...................................................................103
Gambar 5.9 Stop Cor dengan JAring Ayam........................................................104
Gambar 5.10 Uji Slump.......................................................................................104
Gambar 5.11 Sample Uji Tekan..........................................................................105
Gambar 5.12 Pembersihan Lahan Pengecoran....................................................105
Gambar 5.13 Pengecoran Fondasi Raft...............................................................106
Gambar 5.14 Pabrikasi Baja Tulangan Kolom ...................................................108
Gambar 5.15 Pabrikasi Bekisting Kolom............................................................108
Gambar 5.16 Marking Pekerjaan Kolom ............................................................109
Gambar 5.17 Pemasangan Tulangan Kolom.......................................................110
Gambar 5.18 Pemasangan Beton Decking..........................................................111
Gambar 5.19 Pemasangan Bekisting Kolom ......................................................111
Gambar 5.20 Beton Dituangkan di Concrete Bucket..........................................112
Gambar 5.21 Pengecoran Kolom........................................................................113
Gambar 5.22 Pembongkaran Bekisting Kolom ..................................................114
Gambar 5.23 Keropos pada Kolom.....................................................................115
Gambar 5.24 Marking Kode Elevasi pada Kolom..............................................116
Gambar 5.25 Pemasangan Scaffolding................................................................117
Gambar 5.26 Pemasangan Bekisting...................................................................118
Gambar 5.27 Pemasangan Tulangan Pelat Lantai dan Balok .............................119
10. x
Gambar 5.28 Pemasangan Tulangan atau Kursi-kursi........................................119
Gambar 5.29 Pemasangan Beton Decking..........................................................119
Gambar 5.30 Pemasangan Stop Cor....................................................................120
Gambar 5.31 Pengujian Slump sebelum Pengecoran..........................................121
Gambar 5.32 Pengecoan Balok dan Pelat Lantai Menggunakan Bucket ............121
Gambar 5.33 Pengecekan Elevasi.......................................................................122
Gambar 5.34 Pembongkaran Bekisting...............................................................123
Gambar 5.35 Pemasangan Scaffolding Tangga...................................................124
Gambar 5.36 Pemasangan Bekisting Tangga......................................................125
Gambar 5.37 Pemasangan Tulangan Tangga......................................................125
Gambar 5.38 Pengecekan Elevasi Tangga..........................................................126
Gambar 5.39 Pengecoran Tangga .......................................................................127
Gambar 5.40 Pembongkaran Bekisting Tangga..................................................127
11. xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Kekuatan Tekan Beton pada Berbagai Umur ..............32
Tabel 2.2 Perbandingan Kekuatan Beton pada Berbagai Benda Uji ..................32
Tabel 3.1 Perbandingan antara Fondasi Raft dan Fondasi Tiang Pancang .........57
Tabel 4.1 Diameter Tulangan Polos (SNI 2052 – 2014).....................................86
Tabel 4.2 Diameter Tulangan Ulir (SNI 2052 – 2014).......................................87
Tabel 5.1 Jumlah dan Dimensi Tangga pada setiap Lantai.................................123
12. xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Kerja Praktek
Lampiran 2 Surat Balasan Kerja Praktek
Lampiran 3 Lembar Kehadiran Kerja Praktek
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek
Lampiran 5 Spesifikasi Teknis Struktur Proyek
Lampiran 6 Penyelidikan Tanah
Lampiran 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Lampiran 8 Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja
Lampiran 9 Mill Certificate (Tes Mutu Baja)
Lampiran 10 Report Concrete Trial Mix
Lampiran 11 Pemeriksaan Kadar Lumpur
Lampiran 12 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas PT. Pola Dwipa
Lampiran 13 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Yasa Patria Perkasa
Lampiran 14 Rekapitulasi Harga
Lampiran 15 Kurva S
Lampiran 16 Laporan Harian
Lampiran 17 Laporan Minggun
Lampiran 18 Laporan Bulanan
Lampiran 19 Gambar Rencana Bangunan
Lampiran 20 Dokumentasi Proyek
13. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Uraian Umum
Bangunan gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan konstruksi yang
menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian (tempat tinggal), kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. (Pasal 1 angka
1 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan gedung).
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencangkup
pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan atau bentuk
fisik lain. (Pasal 1 angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).
Setiap bangunan gedung memiliki fungsinya yang berbeda-beda. Suatu
bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi atau kombinasi fungsi
dalam bangunan gedung. (Bab III Pasal 5 UU Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan gedung).
Agar pemenuhan persyaratan teknis setiap fungsi bangunan gedung lebih
efektif dan efisien, fungsi bangunan gedung tersebut diklasifikasikan berdasarkan
tingkat kompleksitas, tingkat permanensi, tingkat resiko kebakaran, zonasi gempa,
lokasi, ketinggian, dan kepemilikan. Pengklasifikasian bangunan gedung ini diatur
dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung.
Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota,
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RDTRKP), dan/atau Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung
diusulkan oleh pemilik bangunan dalam pengajuan permohonan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB).
Perencanaan gedung bertingkat harus dipikirkan dengan matang karena
menyangkut investasi dana yang jumlahnya tidak sedikit. Berbagai hal perlu
14. 2
ditinjau yang meliputi beberapa kriteria, yaitu 3S: strength, stiffness, dan
serviceability. Analisis struktur gedung bertingkat dapat dilakukan dengan
computer berbasis elemen hingga (finite element) dengan sofware yang telah umum
digunakan oleh para perencana, misalnya: SAP (Structure Analysis Program) atau
ETABS (Extended 3D Analysis Building Systems).
Konsep perancangan konstruksi didasarkan pada analisis kekuatan batas
(ultimate-strength) yang mempunyai daktilitas cukup untuk menyerap energi
gempa sesuai peraturan yang berlaku. Berbagai macam kombinasi pembebanan
yang meliputi beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa dihitung
dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame).
1.2 Latar Belakang
Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata terbesar di Indonesia.
Yogyakarta memiliki berbagai macam obyek wisata yang selalu menjadi daya tarik
wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan adanya berbagai macam obyek
wisata tentunya wisatawan tidak hanya menghabiskan waktunya di Yogyakarta
dalam waktu satu hari. Hal ini mengharuskan para wisatawan untuk menginap di
hotel ataupun apartemen untuk beristirahat dirangkaian liburannya. Selain terkenal
sebagai kota wisata, sebutan kota pelajar menyebabkan Yogyakarta sebagai pusat
mahasiswa dan orang-orang yang ingin belajar. Tentunya hunian apartemen bahkan
hotel masih menjadi incaran untuk beberapa kalangan mahasiswa. Dengan
fenomena tersebut Yogyakarta setiap tahunnya mengalami peningkatan kepadatan
penduduk.
Sejalan dengan kasus di atas berbagai macam tren hunian hotel dan
apartemen mencoba menyajikan hunian yang nyaman, modern, dan berkualitas.
Akan tetapi dengan adanya fakta bahwa lahan semakin terbatas dan pembangunan
yang terus berjalan hal ini menjadikan tren pembangunan yang dulunya horizontal
kini menjadi vertikal.
Bisnis properti dianggap masih menjanjikan di Yogyakarta. Setelah
menyelesaikan Awana Condotel dan Awana Town Housem, PT. Graha Multi Insani
(GMI) kembali mengembangkan bisnis properti di kota pelajar ini, dengan
membangun Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta. Lokasi Hotel
15. 3
dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta sangat strategis karena berada di
Jl. Dr. Sardjito dan berada di lingkungan UGM. Hunian ini ditujukan kepada
kalangan mahasiswa, eksekutif muda, professional, kalangan pebisnis, civitas
akademika, dan juga kepada investor.
Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta ini direncanakan
memiliki luas bangunan total 23300 m2 dan luas lahan total 2400 m2 (lahan kosong)
dengan dana investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 142.000.000.000,- dengan jenis
kontrak Fix Price Concract merupakan kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana diterapkan
dalam kontrak, dengan ketentuan jumlah harga pasti dan tetap serta tidak
dimungkinkan penyesuaian harga, semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh
penyedia barang/jasa, pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak, sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran
(output based), total harga penawaran bersifat mengikat, dan tidak diperbolehkan
adanya pekerjaan tambah/kurang.
Bangunan Hotel dan Apartemen Hadinignrat Terrace Yogyakarta terdiri
dari 12 lantai sudah termaksud dengan 2 basement. Urutan dari lantai-lantai tersebut
dari yang paling bawah adalah lantai basement 2, lantai basement 1, lantai dasar,
lantai 2 sampai dengan lantai 10. Lantai besement 2 terdiri dari: ruang ground water
tank (GWT), toilet, ruang pompa, ruang engineering, dua unit BOH apartemen,
BOH space, tempat genset, daily tank, enam unit lift, Sewage Tretment Plant (STP),
dan ruang fan. Lantai basement 1 terdiri dari: ruang pompa, ruang pembuangan
sampah, gardu PLN, ruang gas, loading dock, dua unit BOH hotel, ruang fan, ruang
security, balancing tank, ruang tunggu supir, dan 6 unit lift. Lantai dasar terdiri dari:
ruang retail, plaza bersama, lobby hotel, lobby apartemen, taman, breakfast room,
main kitchen, kolam renang, drop box, back office, ruang GM, ruang meeting, ruang
storage, gudang, toilet, dan enam unit lift. Lantai 2 terdiri dari: ruang panel line, 6
unit lift, 8 tipe unit hotel dengan total 14 unit, dan 20 tipe unit apartemen dengan
total 34 unit. Lantai 2 sampai dengan lantai 9 mempunyai jumlah dan tipe ruang
yang sama, sehingga total keseluruhan unit hotel ada 112 unit dan total unit
apartemen ada 272 unit.
16. 4
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan proyek pembangunan Hotel dan Apartmen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta adalah:
1. Memenuhi kebutuhan kapasitas penginapan wisatawan yang berkunjung ke
Yogyakarta dengan sarana yang aman dan nyaman.
2. Memenuhi kebutuhan tempat hunian yang memiliki nilai lebih dalam bentuk
apartemen seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di
Yogyakarta.
3. Menyediakan aktifitas bisnis maupun non-bisnis dalam rangka menyediakan
fasilitas terhadap mobilitas bisnis yang tinggi di Yogyakarta.
4. Meningkatkan pendapatan daerah.
1.4 Lokasi Proyek
Proyek pembangunan Hotel dan Appartement Hadiningrat Teracce,
Yogyakarta berlokasi di Jalan Prof. Dr. Sardjito Nomor 7B, Terban, Yogyakarta.
Lokasi proyek berada diantara pemukiman penduduk yang padat sehingga proses
perizinan agak sulit didapatkan tertutama ketika konstruksi dilaksanakan sampai
larut. Lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 1.1 Denah Proyek Pembangunan
Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta.
Gambar 1.1 Denah Lokasi Proyek
(Sumber: http://www.skyscrapercity.com)
17. 5
Adapun batas-batas site dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Timur : Pemukiman dan perkantoran
2. Selatan : Jalan kampung dan pemukiman
3. Barat : Pemukiman dan perkantoran
4. Utara : Jalan dan gedung perkantoran
1.5 Data Proyek
Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta mempunyai data sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
2. Lokasi Proyek : Jl. Prof DR. Sardjito, Terban, Gondokusuman,
Yogyakarta
3. Fungsi Bangunan : Hotel dan Apartemen
4. Jumlah Lantai : 10 Lantai – 2 Basement
5. Luas Total Bangunan : 23300 m2
6. Luas Total Lahan : 2400 m2
7. Jenis Kontrak : Lump Sum / Fix Price Content
8. Nilai Kontrak : Rp. 142.000.000.000,-
(Seratus Empat Puluh Dua Milyar Rupiah)
9. Pemilik Proyek
(Owner)
: PT. Graha Multi Insani (GMI)
10. Manajemen Konstruksi : PT. Pola Dwipa
11. Konsultan Perencana :
Arsitektur : PT. TCA Rekacipta Indonesia
Struktur : PT. Susanto Cipta Jaya
Mechanical Electrical
& Plumbing
: PT. Metakom C Pranata
12. Quantity Surveyor : PT. Wolferstan Trower Indonesia
13. Kontraktor : PT. Yasa Patria Perkasa
14. Waktu Pelaksanaan : Februari 2017 – Februari 2018
18. 6
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.1 Uraian Umum
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya
organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumber daya tertentu. Manajemen suatu proyek bertujuan untuk menyelesaikan
proyek sesuai batas waktu dan biaya yang telah direncanakan dengan kualitas
bangunan yang optimal. Oleh sebab itu perlu adanya kerja sama yang baik antar
unsur pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan batas
ruang lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan, dan merupakan
modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan.
Ada tiga aspek manajemen yang menjadi acuan keberhasilan dari
manajemen yaitu manajemen mutu, waktu, dan biaya. Sistem manajemen yang
diterapkan pada suatu proyek akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan, efisien
waktu, dan efisien biaya. Setiap keputusan yang diambil akan mempengaruhi
keseluruhan kerja proyek, sehingga dibutuhkan kemampuan pengambilan
keputusan yang mampu memandang perspektif proyek.
Dalam manajemen proyek diperlukan suatu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pemrosesan (actuating), dan pengecekan
(controlling). Adapun penjelasan lebih lanjut fungsi-fungsi manajemen menurut
George R. Terry adalah:
1. Perencanaan (planning)
Planning merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan data, informasi, asumsi atau fakta kegiatan yang akan dipilih dan
dilaksanakan pada masa mendatang. Adapun tindakan dalam planning meliputi:
a. Penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
c. Penentuan strategi serta prosedur operasi.
d. Menyiapkan sumber pendanaan dan standar kualitas yang diharapkan.
19. 7
Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas
maupun pengendalian kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan serta sarana
untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengoraganisasian adalah tindakan untuk mengumpulkan dan membagi
kegiatan kedalam koridor yang sesuai dengan pekerjaan masing-masing dan saling
berhubungan satu sama lain dengan cara tertentu. Adapun tindakan dalam
organizing meliputi:
a. Membagi pekerjaan ke dalam tugas operasional.
b. Menggabungkan jabatan ke dalam unit yang terkait.
c. Memilih serta menempatkan orang-orang pada pekerjaan yang sesuai.
d. Menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil.
Manfaat dan fungsi pengorganisasian ini adalah sebagai pedoman
pelaksanaan proyek, dimana pembagian tugas dan hubungan tanggung jawab serta
kewenangan terlihat jelas.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan adalah wujud realisasi dari serangkaian planning dan
organisasi serta menyelaraskan seluruh anggota organisasi kedalam kegiatan
pelaksanaan, agar seluruh anggota dapat bekerja sesuai koridor masing-masing
demi mencapai tujuan bersama. Adapun tindakan dalam actuating meliputi:
a. Melakukan koordinasi dan komunikasi secara efektif.
b. Melaksanakan tugas sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
c. Memberikan pengarahan, penugasan dan motivasi serta berusaha memperbaiki
pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas,
hak dan kewajiban masing-masing bagian organisasi, dan mendorong terciptanya
efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja.
4. Pengawasan (controlling)
Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
evaluasi baik dari segi kualitas dan kuantitas serta memastikan pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan. Adapun tindakan dalam controlling meliputi:
20. 8
a. Mengukur kualitas dan kuantitas dari hasil pekerjaan.
b. Membandingkan hasil terhadap standar yang telah ditetapkan.
c. Memberikan evaluasi terhadap penyimpangan yang terjadi serta saran
perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan.
Manfaat dari fungsi pengendalian ialah sebagai upaya untuk memperkecil
kemungkinan kesalahan yang berpengaruh terhadap kualitas, kuantitas, biaya serta
waktu.Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen yang baik
dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu dikarenakan apabila
manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung berpengaruh dalam proyek
secara keseluruhan.
2.2 Unsur-Unsur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem
organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dengan kata lain
merupakan suatu kerangka penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab
masing-masing pihak-pihak yang terkait, sehingga jelas batasan wewenang dan
tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang saling
terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa bisa terpisahkan rantai
hubungan kegiatannya.
Unsur-unsur yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel dan
Appartmen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah sebagai berikut:
2.2.1 Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek (owner) adalah orang atau badan hukum yang memberikan
pekerjaan untuk membuat suatu bangunan dan menyediakan dana atau biaya bagi
pembangunan tersebut. Dalam hal ini yang bertindak sebagai pemilik proyek
pembangunan Hotel dan Apartmen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah PT.
Graha Multi Insani. Tugas dan kewajiban sebagai pemilik proyek (owner) adalah:
1. Formulasi gagasan dan menetapkan tujuan dasar.
2. Merencanakan indikasi lingkup kerja, jadwal, biaya, dan mutu.
3. Menyediakan dana pembangunan proyek.
21. 9
4. Pengadakan pembebasan tanah.
5. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek konstruksi
(IMB).
6. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai
dengan kontrak.
7. Melakukan pemilihan konsultandan kontraktor dengan pelelangan maupun
penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian.
8. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan/pengurangan
pekerjaan)
9. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan
pekerjaan, waktu dan biaya.
10. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau
perkembangn proyek.
2.2.2 Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana diharapkan
dapat meminimalisir perbedaan antara gambar rencana dengan kondisi lapangan.
Demikian juga halnya dengan spesifikasi teknis bahan harus detail dan jelas
sehingga tidak terjadi hambatan-hambatan saat pemilihan material pada tahap
pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Konsultan perencana mendapatkan proyek
melalui proses lelang yang diadakan panitia tender pekerjaan konstruksi. Pada
proyek pembangunan Hotel Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta, yang
bertindak sebagai Konsultan Perencana Arsitektur adalah PT. TCA Rekacipta
Indonesia, Konsultan Perencana Struktur adalah PT. Susanto Cipta Jaya, Konsultan
Perencana MEP adalah PT. Metakom C Pranata. Tugas dan wewenang konsultan
perencana adalah:
1. Membuat desain dan perhitungan struktur sesuai dengan yang tercantum dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Memberi masukan dan saran kepada pemilik
pekerjaan terkait dengan rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan sebagai
pedoman pelaksanaan.
22. 10
2. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan perkiraan biaya pekerjaan
(engineer estimate, EE).
3. Melakukan perubahan desain apabila terjadi perubahan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan akibat tidak memungkinkannya desain awal untuk dilaksanakan.
4. Membuat laporan hasil perencanaan.
2.2.3 Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah jasa layanan profesional yang diberi tugas oleh
pemilik proyek untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
seluruh proses konstruksi dengan cermat secara objektif sejak tahap perencanan
sampai selesainya konstruksi. Pada proyek pembangunan Hotel Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta, yang bertindak sebagai Manajemen Konstruksi
adalah PT. Pola Dwipa. Untuk lebih jelasnya daoat dilihat pada Gambar 2.1 dan
Lampiran 12 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas PT. Pola Dwipa.
Tugas dan wewenang manajemen konstruksi adalah:
1. Memberi informasi, daran-saran, rekomendasi tentang teknologi konstruksi
untuk penyempurnaan perencanaan dan upaya penghematan melalui teknik-
teknik pelaksanaan serta penjadwalan yang sangkil.
2. Bertanggung jawab dalam memonitor kemajuan prestasi kontrator dan
pemeriksaan serta pengawasan kesesuaian kualitas hasil dengan spesifikasi
teknis perencanaan.
3. Memonitor arus pembayaran kepada kontraktor.
4. Mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Termaksuk melakukan pengawasan umum, pengawasan berkala, pengawasan
lapangan, koordinasi dan inspeksi serta memberikan arahan dan petunjuk
kepada pelaksana konstruksi agar pelaksanaan pekerjaan baik administrasi
maupun teknis dapat berjalan dengan baik.
5. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas terhadap penggunaan
bahan atau material bangunan ataupun komponen bangunan, peralatan dan
perlengkapan selama pelaksanaan pekerjaan.
6. Mengawasi kemanjuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tidakan yang
23. 11
tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal
rencana.
7. Membuat laporan periodik (progress report) atas hasil tugas pengawasan yang
telah dilaksanakannya. Bertanggung jawab atas keputusan dan hasil
pengawasan yang telah dilaksanakannya.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas PT. Pola Dwipa
2.2.4 Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang
dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (RKS dan Gambar-Gambar Kerja)
dengan biaya yang telah disepakati. Dapat dilihat pada Lampiran 5 Spesifikasi
Teknis Struktur Proyek dan Lampiran 17 Gambar Rencana Bangunan. Dalam
pelaksanaanya kontraktor dibantu oleh sub kontraktor. Pada proyek pembangunan
Hotel Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta, yang bertindak sebagai
kontraktor utama adalah PT. Yasa Patria Perkasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2.2 dan Lampiran 13 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Yasa Patria
Perkasa
Kontraktor sebagai pelaksana dalam proyek pembangunan tentunya
mempunyai tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:
1. Pemimpin proyek (project manager)
Project manager merupakan perwakilan dari pihak pelaksana pekerjaan
yang memimpin proyek. Project manager pada proyek pembangunan Hotel dan
Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah FX. Himawan Setyoko.
24. 12
Tanggung jawab dan wewenang project manager adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasional pelaksanaan proyek.
b. Menetapkan, menerapkan dan mengembangkan matode kerja.
c. Mengelola dan mengendalikan pelaksanaan proyek.
d. Mengusulkan sub kontraktor dan supplier.
e. Mendapatkan data-data yang dibutuhkan dari divisi terkait secara akurat dan
benar.
f. Menerbitkan sertifikat pembayaran sub kontraktor dan membverivikasi tagihan
supplier.
g. Menandatangani dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
h. Menolak hasil kerja subkontraktor dan atau mandor yang tidak sesuai dengan
OD/DOD/OPM/Cost Control sesuai dengan RAB untuk item yang sejenis.
i. Melakukan penilaian kinerja bawahan.
j. Memberikan usulan keniakan gaji, promosi, mutasi dan demosi.
k. Penambahan dan pengelolaan tenaga kerja.
l. Mengusulkan kebutuhan pelatihan dan mengembangan bawahan.
m. Memberikan sanksi pembinaan terhadap pelanggaran tata tertib kerja bawahan.
2. Operation director
Operation director bertujuan untuk mengendalikan kegiatan operasional
proyek untuk kantor pusat dalam mencapai tujuan perusahaan, melalui penetapan
kebijakan dan target pencapaian kemajuan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab
dan wewenang operation director adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operational proyek.
b. Mengembangkan dan menetapan sistem manajemen operation proyek.
c. Menerima dan mengeluarkan transaksi keuangan proyek.
25. 13
d. Menandatangani giro/cek, dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup
tugas dan tanggung jawab.
e. Melakukan penilaian kinerja bawahan.
3. Safety officer
Safety officer sebagai pihak pertama yang merespon apabila terjadi
kecelakan di tempat kerja. Safety officer pada proyek pembangunan Hotel dan
Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah Danang. Tanggung jawab dan
wewenang safety officer adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan pekerjaan yang aman, nyaman, dan ramah
lingkungan.
b. Menyiapkan tempat tinggal pekerja konstruksi dan MCK (mandi, cuci, kakus).
c. Memasangan tanda-tanda keselamatan kerja dan memberi batas aman area
kerja. Seperti tangga emergency, bambu pembatas, dan rambu-rambu
keselamatan kerja.
d. Memastikan pekerja memakai APD (Alat Pelindung Diri), seperti helm, safety
shoes, google (kacamata pelindung), dan air plug (pembatas kebisingan).
4. Administrasi dan keuangan
Administrasi dan keuangan bertujuan untuk terlaksananya kelancaran
administrasi, komunikasi, dan keuangan, tersediannya data yang akurat dan
sistematis serta terlaporkannya semua hasil kegiatan di area proyek sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Yang bertugas sebagai administrasi dan keuangan
pada proyek ini adalah Zamrodin. Tanggung jawab dan wewenang administrasi dan
keuangan adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
kegiatan operasional administrasi di proyek.
b. Melakukan dokumentasi dan mendistribusikan stasioneri.
c. Memeriksa berkas-berkas pendukung berkaitan dengan data yang akan diinput.
5. Site manager
Site manager bertujuan untuk mengelola kegiatan operational proyek
(structural, architectural dan MEP), penerapan sistem dan prosedur secara efektif
serta melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan kebijakan dan sasaran yang telah
26. 14
ditetapkan. Yang berkedudukan sebagai site manager pada proyek ini adalah
Andreas Adventito. Tanggung jawab dan wewenang site manager adalah sebagai
berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasioanl pelaksanaan proyek.
b. Mengusulkan metode kerja.
c. Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan proyek.
d. Menandatangani dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
e. Menolak hasil kerja subkontraktor dan atau mandor yang tidak sesuai dengan
mutu dan waktu yang telah ditentukan.
f. Melakukan penilaian kinerja bawahan.
g. Memberikan usulan kenaikan gaji, promosi, mutasi dan demosi.
h. Penambahan dan pengelolaan tenaga kerja.
i. Mengusulkan kebutuhan pelatihan dan pengembangan bawahan.
6. Engineer
Engineer bertujuan untuk terlaksanana kegiatan engineering suatu proyek,
penerapan sistem dan prosedur secara efektif serta melaporkan hasil kegiatan sesuai
dengan kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan. Yang berkedudukan sebagai
engginer pada proyek ini adalah Enggar Priambada. Tanggung jawab dan
wewenang engineer adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasional engineering.
b. Mengoreksi shop drawing sesuai dokumen kontrak.
c. Mengoreksi gambar dan spesifikasi dari pihak luar yang tidak resmi sesuai
dengan standar yang berlaku dan atau kontrak (RKS).
d. Membuat dan menandatangani memo engineering dan request for information
dengan persetujuan atasan.
e. Memverifikasi gambar shopdrawing atau as built drawing dengan persetujuan
atasan.
27. 15
f. Melakukan penilaian kinerja bawahan.
g. Memberi usulan kenaikan gaji, promosi, mutasi, sanksi dan demosi.
h. Mengusulkan kebutuhan pelatihan dan pengembangan bawahan.
7. Drafter
Drafter bertujuan untuk melaksanakan kegiatan operasional pembuatan
gambar suatu proyek sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Yang
berkedudukan sebagai drafter pada proyek ini adalah Arif H. Tanggung jawab dan
wewenang drafter adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
drawing.
b. Menandatangani dokumen hasil kerja dan berkas-berkas kerja dalam lingkup
tugas dan tanggung jawabnya.
8. Quantity surveyor (QS)
Quantity suveyor bertujuan untuk melaksanakan kegiatan perhitungan
volume, biaya, opname mandor dan progres pelaksnaan proyek serta
terlaporkannya hasil kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Yang
berkedudukan sebagai quantity surveyor pada proyek ini adalah Rampias Afri.
Tanggung jawab dan wewenang quantity surveyor adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasional quantity surveyor.
b. Menolak progress pekerjaan yang tidak dikerjakan oleh mandor atau sub
kontraktor.
c. Menandatangani (volume) dan memaraf (biaya) dokumen dan berkas-berkas
kerja dalam lingkup tugas dan tanggung jawabnya.
9. Mechanical electrical plumbing (MEP) supervisor
MEP supervisor bertujuan untuk terlaksananya kegiatan operasional
Mechanical Electrical Plumbing (MEP) proyek sesuai target yang telah ditentukan
(biaya, mutu, waktu, dan safety), penerapan sistem dan prosedur secara efektif serta
terlaporkan hasil kegiatannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Tanggung jawab dan wewenang MEP supervisor adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
28. 16
operasional MEP proyek.
b. Menegur atau memperingatkan dan mengusulkan penggantian sub kontraktor
ME yang tidak bekerja sesuai spesifikasi yang telah ditentukan (mutu maupun
waktu).
c. Menolak hasil kerja sub kontraktor dan atau mandor ME yang tidak sesuai
dengan mutu dan waktu yang telah ditentukan.
d. Memverivikasi dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
10. Struktur dan sipil supervisor (pelaksana)
Struktur dan sipil supervisor bertujuan untuk terkoordinasinya kegiatan
operasional sub kontraktor atau supplier proyek sesuai target yang telah ditentukan
(biaya, mutu, waktu, dan safety), penerapan sistem dan prosedur secara efektif serta
terlaporkannya hasil kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Pada
proyek ini yang berkedudukan sebagai struktur dan sipil supervisor (pelaksana)
adalah Moko dan Soehardiyo. Tanggung jawab dan wewenang struktur dan sipil
supervisor adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan kegiatan operasional sub kontraktor atau supplier
proyek.
b. Melakukan koordinasi dengan Engineering, Site Manager, GA proyek, QC,
Safety terkait dengan kegiatan operasional proyek.
c. Memastikan terlaksananya pekerjaan sesuai persyaratan biaya, mutu, waktu,
dan safety yang telah ditentukan
d. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule mingguan atau bulanan yang
dibuat site manager.
e. Membuat laporan atau memonitor pekerjaan sesuai format yang telah
disepakati.
f. Menginstruksi pekerjaan ke mandor atau sub kontraktor berdasarkan SPK yang
dibuat dan telah disahkan.
g. Mengontrol pelaksanaan operasioanal sub kontraktor atau supplier proyek.
h. Menerapkan dan mengembangkan metode kerja.
11. Admin dan gudang (logistik)
29. 17
Admin dan gudang bertujuan untuk menjamin tersedianya pasokan material
dan peralatan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dengan tingkat efektifitas dan
efisiensi yang tinggi dan terevalusinya hasil kegiatannya untuk keperluan
pengembangan sistem logistik serta terlaporkannya hasil kegiatannya sesuai dengan
kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada proyek ini yang berkedudukan
sebagai admin dan gudang (logistik) adalah Ferry. Tanggung jawab dan wewenang
admin dan gudang adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaa, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasional pengadaan dan pengiriman material atau alat.
b. Mengusulkan calon supplier atau sub kontraktor yang akan dipakai.
c. Menetapkan, menerapkan dan mengembangkan metode kerja.
d. Menolak pembelian material secara cash tanpa ada alasan yang jelas.
e. Menolak permintaan penunjukan supplier dan sub kantraktor yang tidak sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
f. Menandatangani dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
g. Membuat surat teguran kepada supplier atau sub kontraktor yang lalai dalam
hal mutu dan waktu pengiriman.
12. Mechanic
Mechanic beertujuan untuk terlaksananya kegiatan pengecekan, perawatan,
penggantia suku cadang, perbaikan ringan, pengoperasian peralatan dan
pemenuhan kebutuhan peralatan proyek serta terlaporkannya hasil kegiatan sesuai
dengan prosedur yang ditentukan. Pada proyek ini yang berkedudukan sebagai
mechanic adalah Purwanto. Tugas dan wewenang mechanic adalah sebagai berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasioanl mekanik.
b. Menerima/menolak alat/mesin yang tidak sesuai dengan standar/spesifikasi
yang ditetapkan.
c. Mengusulkan penambahan dan pengurangan alat kerja.
d. Memverifikasi dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya.
30. 18
13. Surveyor
Surveyor bertujuan untuk terlaksananya kegiatan operasioanl survey sesuai
dengan gambar yang telah disetujui dan melaporkan hasil kegiatan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan. Pada proyek ini yang berkedudukan sebagai
surveyor adalah Umar. Tanggung jawab dan wewenang surveyor adalah sebagai
berikut:
a. Membuat perencanaan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol pelaksanaan
operasional survey..
b. Menentukan teknis pelaksanaan survey.
c. Menandatangani dokumen dan berkas-berkas kerja dalam lingkup tugas dan
tanggung jawabnya (internal).
d. Mengeluarkan Surat Perintah Lembur untuk Assistant Surveyor sesuai
kebutuhan.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Yasa Patria Perkasa
2.3 Hubungan Kerja dalam Proyek Konstruksi
Hubungan kerja dalam proyek konstruksi merupakan pengaitan antara
siklus atau tahapan. Orang-orang atau instansi yang terlibat disebut dengan
pemangku kepentingan proyek atau stake holders proyek. Pemangku kepentingan
ini adalah para individu dan organisasi yang secara aktif terlibat di dalam proyek
atau terkena dampak dari pelaksanaan atau hasil proyek. Stake holders bisa
berpengaruh positif maupun negatif terhadap proyek. Secara garis besar
31. 19
terdapat dua tipe hubungan koordinasi, yaitu hubungan langsung dan hubungan
tidak langsung. Hubungan langsung adalah hubungan koordinasi tanpa melalui
perantara sehingga hubungan dilakukan oleh dua pihak. Hubungan kerja antar unsur
proyek pembangunan Hotel dan Apartemen Hainingrat Terrace Yogyakarta yang
termasuk hubungan langsung adalah:
1. Pemilik proyek dengan konsultan perencana.
2. Pemilik proyek dengan konsultan pengawas.
3. Pemilik proyek dengan quantity surveyor (QS).
4. Konsultan perencana dengan konsultan pengawas.
5. Konsultan perencana dengan quantity surveyor (QS).
6. Konsultan pengawas dengan quantity surveyor (QS).
7. Konsultan pengawas dengan kontraktor.
8. Quantity surveyor (QS) dengan kontraktor.
Hubungan tidak langsung adalah hubungan dengan perantara yaitu pihak
ketiga. Yang termasuk dengan hubungan koordinasi tidak langsung antar unsur
kerja adalah:
1. Pemilik proyek dengan kontraktor
Kontraktor perlu koordinasi dengan unsur kerja yang lain dikarenakan
diperlukan pertimbangan dari pihak lain dalam suatu masalah. Jika terdapat
permasalahan tentang biaya pada suatu pekerjaan, maka kontraktor akan
berkoordinasi dengan quantity surveyor untuk mendapatkan penyelesaian masalah.
Quantity surveyor akan melaporkan kepada pemilik proyek jika terdapat perubahan
pada pekerjaan. Jika terdapat permasalahan dikarenakan desain tidak bisa
diterapkan di lapangan, maka kontraktor menghubungi konsultan pengawas untuk
mendapatkan penyelesaian masalah. Keputusan penyelesaian masalah yang
didapatkan akan dilaporkan konsultan pengawas kepada pemilik proyek.
2. Konsultan perencana dengan kontraktor
Jika biaya pelaksanaan melebihi dari estimasi biaya yang direncanakan,
maka kontraktor akan mengajukan kepada quantity surveyor desain yang lebih
efektif dan efisien namun tidak merubah fungsi struktur sehingga dana dapat
disesuaikan. Maka quantity surveyor akan menghubungi konsultan perencana atas
32. 20
sepengetahuan pemilik proyek terkait permasalahan tersebut. Jika disain yang
direncanakan konsultan perencana mengalami kendala maka kontraktor akan
menghubungi konsultan pengawas. Konsultasn pengawas akan menghubungi
konsultan perencana dengan sepengetahuan pemilik proyek terkait perubahan
desain yang dilaksanakan.
Berikut merupakan uraian hubungan antar unsur pekerjaan pada proyek
pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta:
1. Hubungan antara pemilik proyek dengan konsultan perencana
Ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan memberikan layanan konsultasi
dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana dan peraturan serta
syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi
yang diberikan oleh konsultan perencana.
2. Hubungan antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas
Terikat ikatan kontrak dan hubungan fungsional. Pengawas menyampaikan
perubahan-perubahan yang terhadu berkaitan dengan pelaksanaan di lapangan dan
bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemilik
proyek. Pemberi tugas memberi imbalan berupa biaya atas jasa pengawasan yang
dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
3. Hubungan antara pemilik proyek dengan quantity surveyor (QS)
Konsultan QS ditunjuk oleh owner untuk mengatur kontrak dengan
kontraktor maupun konsultan. Konsultan QS akan bernegosisasi dengan penyedia
jasa (kontraktor dan konsultan) untuk mencapai kesepakatan sehingga dibuat
kontrak kerja yang berisikan tentang biaya, waktu pelaksanaan, tugas dan tanggung
jawab.
4. Hubungan antara pemilik proyek dengan kontraktor
Terdapat ikatan kontrak antara keduanya. Kontraktor berkewajiban
melaksanakan pekerjaan proyek yang telah dituangkan kedalam gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan dengan baik dan hasil yang
memuaskan serta harus mampu dipertanggung jawabkan kepada owner. Sebaliknya
owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera didalam
dokumen kontrak kepada kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan
33. 21
ketentuan yang telah menjadi kesepakatan diantara kedua belah pihak.
5. Hubungan antara konsultan perencana dengan konsultan pengawas
Terikat hubungan fungsional. Perencana memberikan hasil desain serta
peraturan-peraturan pelaksanaan kepada pengawas. Pengawas melaporkan hasil
pekerjaan serta kendala-kendala teknis yang timbul di lapangan guna dicari
perubahan.
6. Hubungan antara konsultan perencana dengan quantity surveyor (QS)
Ikatan berdasarkan hubungan fungsional. Konsultan perencana memberikan
hasil rancangan anggaran biaya (RAB) dan hasil desain kepada quantity surveyor
(QS). Quantity surveyor melaporkan hasil pekerjaan dan kendala-kendala terkait
biaya yang dikeluarka guna dicari penyelesaian dengan struktur yang efektif dan
efisien namun tidak merubah fungsi struktur.
7. Hubungan antara konsultan perencana dengan kontraktor
Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan. Konsultan memberikan gambar
rencana dan peraturan, serta syarat-syarat. Kemudian kontraktor harus
merealisasikan menjadi sebuah bangunan. Hubungan antara konsultan perencana
dan kontraktor harus atas sepengetahuan konsultan pengawas.
8. Hubungan antara konsultan pengawas dengan quantity surveyor (QS)
Ikatan berdasarkan hubungan fungsional. Konsultan pengawas
berkoordinasi dengan quantity surveyor (QS) terkait kesesuaian progress
pelaksanaan pembangunan dengan biaya yang telah dikeluarkan.
9. Hubungan antara konsultan pengawas dengan kontraktor
Terkait hubungan fungsional. Pengawas melakukan pengawasan selama
pelasksana pekerjaan sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati.
Kontraktor melaporkan setiap hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan kendala-
kendala secara teknis kepada pengawas.
10. Hubungan antara quantity surveyor (QS) dengan kontraktor
Ikatan beradasarkan hubungan fungsional. Kontraktor akan mengajukan
pengeluaran suatu pekerjaan struktur dan melaporkan setiap hasil pekerjaan dan
kendala-kendala yang terjadi dengan pembiayaan kepada quantity surveyor.
Quantity surveyor akan memonitoring aliran dana dan memberikan penyelesaian
34. 22
masalah terkait dengan biaya pada proyek tersebut.
Hubungan kerja pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 2.3 Skema Hubungan
Kerja Pengelola Proyek.
Keterangan:
: Hubungan Kontrak
: Hubungan Koordinasi
Gambar 2.3 Skema Hubungan Kerja Pengelola Proyek
Pemilik Proyek (Owner)
PT. Graha Multi Insani
Konsultan Perencana
Arsitektur
PT. TCA Rekacipta
Indonesia
Konsultan Perencana
Struktur
PT. Susanto Cipta Jaya
Konsultan Perencana
MEP
PT. Metakom C Pranata
Kontraktor Utama
PT. Yasa Patria Perkasa
Manajemen
Konstruksi
PT. Pola Dwipa
Quantity Surveyor
PT. Wolferstan Tower
Indonesia
35. 23
2.4 Tahapan Proyek Konstruksi
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran
yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu. Proyek suatu konstruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan
pembangunan suatu bangunan dan insfrastruktur yang umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur. Selain itu,
juga melibatkan bidang ilmu lainnya, seperti tenik industri, mesin, elektro,
gepteknik, lanskap. Suatu proyek dibagi menjadi beberapa tahap untuk menjaga
kesesuaian hubungan pada kegiatan operasional pihak-pihak yang terkait dengan
pelaksanaannya. Tahapan proyek konstruksi dimulai sejak munculnya prakarsa
pembangunan, yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan survei dan seterusnya,
hingga konstruksi benar-benar berdiri dan dapat dioperasikan sesuai dengan tujuan
fungsionalnya.
2.4.1 Tahap Konseptual atau Tahap Kelayakan
Tahap ini merupakan tahap awal bagi pemilik proyek atau pemberi tugas.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain:
1. Memformulasikan gagasan.
2. Studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek termasuk biaya, resiko, dan
poleksosbud.
3. Pembuatan strategi perencanaan.
2.4.2 Tahap perencanaan dan desain
Tahap ini sudah melibatkan owner dan beberapa konsultan untuk membuat
perencanaan bagi keberlanjutan proyek. Pada tahap ini akan menghasilkan
beberapa dokumen penting yang akan digunakan untuk lelang proyek, antara lain:
1. BQ (Bill of Quantity), adalah daftar item pekerjaan dan volume pada proyek
tersebut dari awal sampai akhir. BQ ini hampir sama seperti RAB namun untuk
kolom harga dikosongkan. Tujuan dari BQ ini hanya untuk memberikan item
pekerjaan dan perkiraan volume.
2. RKS (Rencana Kerja dan Syarat), adalah buku atau pedoman yang berisi
syarat-syarat pelaksana pekerjaan baik dari mutu maupun rencana kerja.
36. 24
3. Syarat administrasi lelang, adalah pedoman yang berisi syarat-syarat untuk
mengikuti lelang secara administrasi. Pada pedoman ini dijelaskan juga waktu
pelaksanaan tender dan sistem tender yang digunakan.
4. Gambar perencana (For Tender), adalah gambar-gambar bangunan yang
digunakan sebagai pedoman peserta lelang untuk memberikan penawaran
harga.
5. Definisi proyek, adalah gambaran umum tentang proyek yang akan
dilelangkan.
2.4.3 Proses Tender
Tahap ini melibatkan panitia tender, yaitu owner, tim teknis owner, dan
beberapa konsultan. Macam-macam proses tender sendiri dibedakan menjadi 3,
antara lain:
1. Tender terbuka
Tender terbuka adalah tender yang diumumkan kepada publik, dimana
pekerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh badan-badan
yang sudah lulus prakwalifikasi. Biasanya tender terbuka dilakukan oleh proyek-
proyek pemerintah dan perusahaan swasta yang besar.
2. Tender tertutup
Tender tertutup merupakan kebalikan dari tender terbuka, dimana pekerjaan
yang akan dilelangkan hanya dapat dikerjakan oleh beberapa badan yang sudah
dikenal dan memiliki kekhususan tersendiri (keahlian khusu yang belum dimiliki
badan lain). Pemberitahuannya lewat surat undangan/secara lisan, lewat telepon,
dan lain sebagainya. Proyek konstruksi dengan cara tender tertutup ini banyak
dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah yang memebangun proyek bersifat
rahasia.
3. Penunjukan langsung
Penunjukan langsung dapat dilakukan dalam keadaan tertentu dan
keadaankhusus terhadap 1 penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia barang/jasa
dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik secara teknik maupun
biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis yang dapat
37. 25
dipertanggung jawabkan.
Proses tender untuk pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta adalah proses tender terbuka. Sementara itu, proses tender
memiliki beberapa tahap sampai pada akhirnya mendapatakan 1 kontraktor, antara
lain:
1. Undangan ke beberapa kontraktor
Manajemen konstruksi merekomendasikan owner untuk mengambil 5
kontraktor, yang biasanya terdiri dari 3 kontraktor BUMN dan 2 kontraktor swasta.
Pada tahap ini masing-masing kontaktor mendapatkan surat undangan untuk
mengikuti lelang, di surat ini dijelaskan pula jadwal-jadwal proses pelelangan,
persyaratan, dan lain sebagainya.
2. Proses penjelasan pekerjaan (aanwiyzing)
Proses penjelasan lingkup proyek, pada tahap ini diadakan pertemuan antara
peserta tender/calon kontraktor dengan pihak pemilik proyek yang diwakili oleh
konsultan. Kontraktor bisa menanyakan sistem kontrak, sistem paymen (proses
pembayaran), progres bulanan, dan lain sebaginya.
3. Site visit
Semua kontraktor diajak ke lokasi proyek untuk melihat keadaan lapangan
kemudian kontraktor mengatur strategi dan rencana pengaturan site serta membuat
metode kerja.
4. Proses penyerahan penawaran
Pada proses ini peserta tender memasukkan dokumen-dokumen penawaran
kepada owner. Dokumen-dokumen penawaran yang harus dibuat oleh peserta
tender antara lain:
a. Dokumen prakualifikasi
Isi dokumen prakualifikasi antara lain:
1) Dokumen legal
2) Dokumen pajak
3) Surat dan formulir isian yang disyaratkan owner
b. Dokumen administrasi
Isi dokumen administrasi antara lain:
38. 26
1) Dokumen legal
2) Dokumen bank
3) Dokumen pajak
4) Surat dan formulir-formulir isian
c. Dokumen teknis
Isi dokumen teknis antara lain:
1) Metode pelaksanaan yang akan digunakan.
2) Site management proyek merupakan prencanaan pengaturan site, penempatan
fasilitas proyek, penempatan peralatan dan perlengkapan site dengan tepat agar
pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut berjalan dengan lancar dan
meminimalkan gangguan apapun.
3) Waktu pelaksanaan dan schedule.
4) Daftar personil inti proyek dan struktur organisasi proyek.
5) Daftar peralatan yang akan digunakan serta spesifikasi alat.
d. Dokumen penawaran harga
1) Proses klarifikasi kontraktor untuk owner.
Pada proses ini project manager mempresentasikan dan mengenalkan
dokumen-dokumen penawaran yang telah diserahkan kepada owner. Pada proses
klarifikasi juga terdapat proses penilaian pada masing-masing kontraktor. Proses
penilaian dilakukan oleh Manajemen Konstruksi, penilainnya meliputi metode
kerja yang digunakan oleh kontraktor, waktu pelaksanaan, dan biaya yang
diperhitungkan oleh kontraktor. Setelah proses penilaian, terpilihlah 2 kontraktor
dari 5 kontraktor.
2) Proses negosiasi
Proses negosiasi adalah penawaran biaya antara kontraktor dan Owner.
Apabila dalam negosiasi tidak ditemukan pemenang tender dari 2 kontraktor, maka
akan dilaksanakan tender ulang dengan mengundang 2 kontraktor yang sudah
masuk klarifikasi, ditambah dengan 2 sampai 3 kontrakor lain yang tidak turut serta
dalam tender pertama. Tender hanya boleh dilaksanakan maksimal 2 kali.
3) Penunjukan kontraktor
Penunjukan kontraktor merupakan proses terakhir dari proses tender, pada
39. 27
proses ini terpilih 1 kontraktor dengan berbagai pertimbangan dan penilaian. Pada
proses ini kontraktor sudah menghasilkan produk berupa metode kerja, schedule,
site management, shop drowing, dan asbuilt drawing.
Proses tender proyek ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 Proses Tender
Proyek Konstruksi.
Gambar 2.4 Proses Tender Proyek Konstruksi
2.4.4 Tahap Pelaksanaan Poyek
Tahap ini merupakan tahap keempat, yaitu tahap pembangunan atau
implementasi proyek konstruksi yang sudah melibatkan pelaksana atau kontraktor.
Tahap ini berisikan kegiatan-kegiatan, antara lain:
1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja.
2. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sipil.
3. Pengendalian dan perjanjian-perjanjian.
2.4.5 Tahap Serah Terima/Operasional
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proyek konstruksi setelah
Undangan ke Beberapa Kontraktor
Proses Penjelasan Pekerjaan (Aanwiyzing)
Proses Penyerahan Penawaran
Proses Klarifikasi Kontraktor untuk Owner
Proses Negosiasi
Penunjukan Kontraktor
(PT. Yasa Patria Perkasa)
Proses Tender
Owner, Tim Teknis Owner, MK, QS, Konsultan Perencana
Site Visit
40. 28
pelaksanaan pembangunan terjadi. Pada tahap ini dilakukan, antara lain:
1. Serah terima proyek.
2. Perawatan pembangunan hingga jangka waktu yang dipakati.
3. Operasional bangunan.
Skema tahapan proyek konstruksi pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar 2.5 Tahap-tahap Proyek Konstruksi.
Gambar 2.5 Tahap-tahap Proyek Konstruksi
Tahap Konseptual/Tahap Kelayakan
Owner (PT. Graha Multi Insani)
Manajemen Konstruksi
(PT. Pola Dwipa)
Tahap Perencanaan dan Desain
Konsultan Perencana Arsitektur
(PT. TCA Rekacipta Indonesia)
Konsultan Perencana Mechanical
Electrical & Plumbing
(PT. Metakom C Pranata)
Konsultan Perencana Struktur
(PT. Susanto Cipta Jaya)
Gambar Pratender diolah oleh tim tender
menjadi gambar tender, RKS, dan BQ
Proses Tender Terbuka
Owner, Tim Teknis Owner, MK, QS, Konsultan Perencana
Penunjukan Kontraktor
(PT. Yasa Patria Perkasa)
Tahap Pelaksanaan Proyek
Tahap Serah Terima/Operasional
Konsultan Kuantitas
(Quantity Surveyor)
41. 29
2.5 Pengendalian Proyek
Maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan
unsur-unsur vital dalam pelaksanaan sebuah proyek, unsur-unsur tersebut adalah:
1. Pengendalian mutu.
2. Pengendalian biaya.
3. Pengendalian waktu.
4. Pengendalian dokumen.
5. Pengendalian tenaga kerja.
6. Pengendalian alat dan material.
7. Pengendalian kesehatan keselamatan kerja dan lingkungan (K3L).
Maka untuk dapat menciptakan tujuan-tujuan tersebut diperlukan beberapa
pertimbangan-pertimbangan agar mendapatkan rencanca yang baik, teliti yaitu
sebagai berikut:
1. Metode pelaksanaan sesuai dengan tender atau rencana yang telah dibuat.
2. Dana dan tenaga kerja yang tersedia.
3. Bahan bangunan atau material dan peralatan yang tersedia.
4. Waktu yang telah ditentukan.
Dalam proyek ini semua pengendalian proyek tersebut sudah berjalan
dengan kesepakatan bersama, sehingga pihak-pihak yang terkait dalam proyek
tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2.5.1. Pengendalian Mutu (Quality Control)
Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang mengendalikan metode kerja
dan hasil akhir dari suatu pekerjaan. Pengendalian mutu yang diterapkan pada
proyek pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarya
meliputi:
1. Pengendalian material yang datang
Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan
material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah dilakukan
inspeksi hanya material-material yang memenuhi syarat yang akan berada dilokasi
proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan atau ditukar.
42. 30
2. Pemeriksaan mutu beton
a. Slump test
Pemeriksaan mutu beton cair dilapangan dapat dilakukan dengan cara slump
test. Slum test dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari adukan beton yang akan
dicor. Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta, nilai slump yang dipakai yaitu 10 ± 2 cm. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.6 Slump Test.
Ada tiga macam kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pengujian beton
dengan cara slump test, yaitu:
1) True slump (baik) adalah apabila tinggi slump ≥ 2/3 tinggi cetakan slump.
2) Shear slump (buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan slump.
3) Collapse slump (sangat buruk) adalah apabila tinggi slump 1/3 tinggi cetakan
slump.
Tahap-tahap pelasanaan slump test secara singkat adalah sebagai berikut:
1) Adukan beton untuk pengujian slump test harus diambil langsung dari mesin
pencampur dengan menggunakan alat lain yang tidak menyerap air. Bila
dianggap perlu adukan beton diadukan lagi sebelum dilakukan pengujian.
2) Siapkan kerucut terpancung dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20
cm dan tingginya 30 cm. Kemudian diletakkan pada pelat atau bidang yang
datar dan tidak menyerap air.
3) Cetkan diisi sampai penuh dengan adukan beton dalam 3 lapis. Setiap lapisan
berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Tiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
yang berukurn panjang 60 cm dan diameter 16 mm sebanak 25 kali tusukan
secara merata.
4) Setelah cetakan diisi penuh maka bidang atasnya diratakan kemudian dibiarkan
selama ½ menit dan dalam jangka waktu itu semua adukan beton yang jatuh
disekitar kerucut harus dibersihkan.
5) Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas. Balikkan
cetakan dan diletakkan perlahan-lahan disamping benda uji.
6) Ukurlah nilai slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.
43. 31
Gambar 2.6 Slump Test
b. Tes kuat tekan beton
Tahap-tahap pelasksanaan uji kuat tekan beton secara singkat adalah
sebagai berikut:
1) Adukan beton yang akan dites diambil dari hasil slump test.
2) Isilah cetakan beton silinder 15 x 30 cm dengan adukan beton terdiri dari 3
lapis. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tusukan secara merata.
3) Setelah dilakukan pemadatan, ketukkan isi cetakan perlahan-lahan sampai
rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan beton dan biarkan beton
dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas dari
getaran.
4) Setelah 24 jam bukalah cetakan dan beton direndam dalam air untuk memenuhi
persyaratan perawatan beton selama waktu yang dikehendaki.
5) Ambilah beton yang akan diuji kekuatannya dari bak perendam kemudian
bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain.
6) Lapislah permukaan atas dan bawah benda uji dengan dengan mortal belerang,
agar didapat permukaan yang rata.
7) Kemudian letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
8) Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban konstan berkisar antara 2-4
kg/cm2 per detik.
9) Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
44. 32
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
10) Pengetesan benda uji dilakukan pada umur 3,7,14 dan 28 hari. Untuk beton
yang berumur dibawah 28 hari harus dilakukan konversi terhadap kekuatan 28
hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 Perbandingan Kekuatan
Tekan Beton pada Berbagai Umur, Tabel 2.2 Perbandingan Kekuatan Beton
pada Berbagai Benda Uji. Pengetesan beton untuk uji tekan diambil sample
dengan jumlah 6 silinder yang dapat dilihat pada Gambar 2.7 Sample Uji Tekan
Beton dan Lampiran 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton.
Umur Beton Koefisien
3 hari 0,4
7 hari 0,65
14 hari 0,88
21 hari 0,95
28 hari 1,00
Tabel 2.1 Perbandingan Kekuatan Tekan Beton pada Berbagai Umur
Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan
Kubus 15 x 15 x 15 cm 1,00
Silinder 10 x 20 cm 0,95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
Tabel 2.2 Perbandingan Kekuatan Beton pada Berbagai Benda Uji
Gambar 2.7 Sample Uji Tekan Beton
45. 33
Pengujian tekan dilakukan dibeberapa laboratorium teknik sipil yang dapat
menguji tekan, dua dari laboratorium yang digunakan antara lain, Laboratorium
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM, dan Laboratorium
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan SV UGM.
Pemeriksaan karakteristik mutu beton yang dihasilkan dapat dilakukan
daengan cara uji tekan beton apakah sesuai dengan yang direncanakan. Jika terjadi
penyimpangan pada beton yang dipesan (mislalnya kekuatan beton yang diberikan
tidak sesuai dengan yang dipesan), maka harus dilakukan langkah-langkah
antisipasi seperti:
1) Pembongkaran pada struktur bangunan yang telah dicor.
2) Pemberian ganti rugi terhadap pihak kontraktor (dalam hal ini, perlu dilakukan
negosiasi dengan pihak pemasok).
3) Jika beton yang telah di cor berada pada bagian non struktural, maka langkah
pembongkaran dapat diabaikan, dan diatasi kerusakan dengan langkah
perkuatan dibagian yang mampu menyangga bagian tersebut.
2.5.2 Pengendalian Biaya (Cost Control)
Pengendalian biaya adalah sustu sistem yang mengendalikan biaya
pelaksanaan proyek, bagaimana mengendalikan biaya produksi dilapangan sesuai
dengan rencana anggaran pelaksanaan proyek. Untuk pengendalian biaya ini pihak
kontraktor melakukan perhitungan ulang volume pekerjaan dan membuat analisa
harga satuan pekerjaan, biaya umum lapangan, biaya langsung, dan biaya tidak
langsung. Bila terdapat perbedaan yang sangat jauh antara rencana dan realisasi
maka diadakan pengkajian, lalu memperhitungakan apa penyebabnya, setelah itu
dicari solusinya agar tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.
Pengendalian biaya biasanya dilakukan oleh:
1. Pengendalian biaya proyek secara detail dilaksanakan oleh kontraktor sendiri.
2. Pengendalian biaya proyek secara keseluruhan dilaksanakan oleh manajer
proyek sebagai wakil dari owner dibantu oleh konsultan.
Pengendalian biaya oleh kontraktor merupakan hal yang penting, karena
Biaya yang diterima dari pemilik tidak langsung diberikan pada awal proyek
46. 34
melainkan diberikan menurut presentase kemajuan pekerjaan. Semua biaya untuk
kebutuhan pelaksanaan proyek tersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan menjadi tanggung jawab pelaksana pekerjaan yang bersangkutan.
Langkah-langkah yang diambil kontraktor, yaitu:
1. Memilih keseluruhan pekerjaan menjadi item-item pekerjaan tersebut dengan
batasan yang jelas sehingga lebih mudah diawasi.
2. Memilih biaya pekerjaan yang dikeluarkan menurut item-item pekerjaan
tersebut.
3. Menentukan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan harus dibayar oleh
pemilik.
Dengan pemilihan pekerjaan ini, kontraktor dapat mengetahui dengan jelas
item bagian pekerjaan mana yang tidak efisien dan terlalu banyak menyerap dana,
sehingga kontraktor maupun sub kontraktor dapat melakukan tindakan untuk
meningkatkan efisiensi kerja.
2.5.3 Pengendalian Waktu (Time Control)
Pengendalian waktu proyek adalah cara mengendalikan waktu pelaksanaan
agar waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana. Oleh karena itu
penjadwalan kegiatan proyek yaitu mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan menjadi
sangat penting dalam rangka pengendalian waktu. Salah satu cara pengendalian
waktu adalah time schedule. Hal ini dibuat untuk mengatur item-item pekerjaan agar
diatur sedemikian rupa, sehingga suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya
dapat saling berhubungan dan tidak saling tumpang tindih. Salah satu macam dari
time schedule adalah master schedule yang akan dijelaskan dibawah ini.
1. Master schedule
Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan
yang jumlahnya banyak, harus dijadwalkan sedemikian rupa agar tidak terjadi
saling tunggu antar suatu pekerjaan yang dapat memperlambat jalannya pekerjaan
proyek. Tujuan dibuatnya master schedule adalah untuk mencapai hasil fisik yang
dapat dipertanggungjawabkan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Adapun
pemecahan master schedule, yaitu:
47. 35
a. Contruction schedule
Rencana waktu pekerjaan struktur dalam suatu proyek baik struktur atas
maupun bawah.
b. Weekly schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu minggu oleh
pekerjaan lapangan.
c. Monthly schedule
Rencana pekerjaan yang akan dilakukan dalam waktu satu bulan.
Fungsi Master Schedule, yaitu:
a. Sebagai sarana pengaturan waktu.
b. Sebagai pedoman kerja bagi kontraktor.
c. Sebagai sarana control bagi pencapai prestasi pekerjaan.
d. Sebagi dasar perhitungan dan penentuan sanksi-sanksi perpanjangan
pekerjaan, denda dan lain sebagainya.
Keuntungan Master Schedule, yaitu:
a. Memudahkan pengaturan urutan kerja, kedatangan bahan dan tenaga kerja.
b. Pelaksanaan pekerjaan menjadi lancar dan efektif.
c. Biaya pelaksanaan relatif menjadi lebih murah.
d. Mudah memuktikan jika ada gangguan-gangguan alam untuk meminta
perpanjangan waktu rencana.
e. Sewaktu-waktu dapat meneliti apakah pelasksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana
f. Dapat dipakai sebagai dasar untuk memberi peringatan kepada kontraktor.
g. Lebih menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik dan teratur.
h. Memudahkan perhitungan hari-hari keterlambatan untuk setiap item pekerjaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun master schedule adalah:
a. Biaya pelaksanaan
Dalam penyusunan masing-masing jenis pekerjaan yang pelaksanaannya
harus mempertimbangkan biaya pelaksanaan untuk masing-masing item pekerjaan,
dengan demikian kontraktor dapat memperkirakan waktu pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
48. 36
b. Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan dibuat untuk mengetahui pekerjaan yang harus
didahulukan, bersamaan waktunya dan yang menunggu pengerjaannya hingga
pekerjaan lainnya selesai.
c. Tenaga kerja
Kontraktor harus dapat menentukan jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkanuntuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
d. Peralatan
Penggunaan peralatan yang tepat daoat meningkatkan efesiensi waktu dan
akan menunjang produktifitas tenaga kerja sehingga pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar dan selesai sesuai jadwal.
e. Cuaca
Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. Untuk itu
kontraktor harus dapat mencari solusi untuk dapat mengatasi masalah tersebut agar
tidak menghambat pelaksanaan proyek.
f. Owner
Target waktu penyelesaian yang dikehendaki oleh pemilik (owner) harus
diperhitungkan sehingga pekerjaan dapat sesuai dengan target waktunya.
2. Laporan proyek
Salah satu administrasi proyek yang paling penting adalah laporan proyek.
Laporan proyek ini berfungsi untuk menyampaikan progres pekerjaan pada waktu
tertentu. Manajemen proyek yang baik selalu menerapkan administrasi yang tertib
sehingga semua kegiatan bisa terkendali dengan baik. Salah satu bentuk
administrasi yang harus dibuat adalah laporan proyek. Sistem pelaporan pekerjaan
pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta
terdiri atas:
a. Laporan harian
Laporan harian merupakan laporan pekerjaan yang dibuat setiap hari secara
tertulis oleh pihak pelaksana proyek dalam melakukan pekerjaannya dan
mempertanggung jawabkan terhadap a pa saja yang telah dikerjakan serta untuk
49. 37
mengetahui hasil kemajuan pekerjaan apakah sesuai dengan target atau tidak.
Laporan ini digunakan untuk memberikan informasi kepada manajemen konstruksi
dan pemilik proyek melalui direksi tentang perkembangan proyek.
Laporan harian berisi tentang:
1) Kemajuan pekerjaan proyek.
2) Kejadian penting pada hari tersebut seperti: kesepakatan tambah atau kurang
pekerjaan, perubahan desain, penambahan tenaga kerja.
3) Keadaan cuaca dilokasi proyek.
4) Situasi dan kondisi yang menyebabkan penundaan pekerjaan.
5) Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.
6) Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di
lapangan.
Tujuan laporan harian:
1) Memelihara penilaian yang wajar dan layak.
2) Mencegah keterlambatan waktu pelaksanaan.
3) Memperbaiki gejala-gejal penyimpanan atau pelanggaran-pelanggaran.
Kegunaan laporan harian:
1) Sebagai saran bagi kontrol terhadap:
a) Kontraktor dalam melakukan tugas pelasksanaan.
b) Quality assurance dalam melakukan tugas pengawasan.
2) Sebagai sarana komunikasi dan dokumentasi.
3) Sebagai dasar perhitungan pekerjaan tambahan atau pekerjaan kurang,
perpanjangan waktu pelaksanaan, denda dan lain sebagainya.
Keuntungan laporan harian:
1) Membantu menyelesaikan masalah bila terjadi perselisihan.
2) Untuk perhitungan perpanjangan waktu pelaksanaan.
3) Untuk perhitungan pekerjaan tambah kurang.
4) Menentukan sanksi-sanksi atau denda pada kontraktor.
5) Lebih menjamin tercapainya hal fisik yang lebih baik dan sesuai dengan
kecepatan syarat-syarat teknis.
50. 38
6) Bahan-bahan, waktu dan tenaga kerja yang terbuang menjadi berkurang.
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis dan ditandatangani oleh
kontraktor, disetujui oleh Manajemen Konstruksi dan pemilik. Kemudian konsultan
Manajemen Konstruksi memeriksa dari laporan dan kesesuaiannya dengan gambar
dan spesifikasi, time schedule pekerjaan, instruksi yang diberikan dan syarat-syarat
pekerjaan. Jika diperlukan, konsultan manajemen konstruksi dapat memberikan
catatan-catatan pada laporan tersebut. Untul lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 16 Laporan Harian
b. Laporan mingguan
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian selama satu
minggu mulai dari hari senin sampai hari sabtu. Laporan ini juga ditandatangani
oleh kontraktor, manjemen konstruksi dan pemilik. Laporan mingguan berisi
tentang:
1) Jumlah tenaga kerja dan staff.
2) Jumlah dan macam alat yang dioperasikan.
3) Pengadaan dan pemakaian bahan/material.
4) Kegiatan proyek yang dilaksanakan.
5) Data keadaan cuaca.
6) Pengujian yang dilaksanakan.
Kemajuan tiap kegiatan dapat dinilai secara kumulatif berdasarkan
kemajuan pekerjaan tiap minggu, Manajemen Konstruksi dapat memberi
catatan/komentar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 17 Laporan
Mingguan.
c. Laporan bulanan
Laporan bulanan merupakan kumulatif dari laporan-laporan harian yang
dibuat sebagai laporan kemajuan dari pekerjaan yang dilakukan dengan mengacu
pada time schedule. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 18 Laporan
Bulanan. Laporan bulanan berisi tentang:
1) Rencana dan realisasi kerja.
2) Jumlah tenaga kerja dan staff
3) Jumlah dan macam alat yang dioperasikan.
51. 39
4) Pengadaan dan pemakaian bahan/material.
5) Persetujuan gambar kerja yang diajukan.
6) Data keadaan cuaca.
7) Dokumentasi kegiatan proyek.
d. Laporan kemajuan proyek
Laporan ini dibuat oleh kontraktor setiap minggu. Digunakan sebagai dasar
didalam rapat progress (rapat mengenai kemajuan pekerjaan yang diadakan setiap
minggu) untuk menentukan seberapa jauh kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.
Laporan kemajuan proyek berisi tentang:
a. Uraian pekerjaan (dalam %)
b. Rencana kerja mingguan
c. Realisasi pekerjaan.
d. Kondisi pelaksanaan.
e. Tahap penyelesaian.
3. Rapat koordinasi
Rapat diadakan seminggu sekali, dan dihadiri oleh semua pihak yang
terlibat didalam pelaksanaan proyek. Rapat ini berfungsi untuk menyelesaikan
masalah yang timbul didalam pelaksanaan proyek dan tidak dapat diselesaikan oleh
satu pihak saja. Rapat koordinasi membahas tentang:
a. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan.
b. Ketidakjelasan dan ketidak cocokan gambar-gambar pelaksanaan pada
pekerjaan dilapangan.
c. Pengadaan dan pemakaian material.
d. Sasaran yang harus dicapai untuk waktu yang akan datang.
4. Rapat perencanaan
Rapat perencanaan diadakan setiap satu atau dua minggu sekali, dihadiri
oleh pemilik, konsultan perencana, dan konsultan manajemen konstruksi. Setiap
selesai rapat kemudian dilanjutkan dengan peninjauan ke lapangan, sehingga dapat
diketahui apakah pelaksanaan pembangunan sesuai dengan perencanaan dan
mengetahui hal-hal yang mungkin tidak dapat mempengaruhi kurva S atau harus
52. 40
dilakukan perencanaan untuk mengganti pekerjaan yang tidak sesuai dengan
jadwal.
2.5.4 Pengendalian Dokumen (Document Control)
Pengendalian ini adalah suatu sistem yang mengendalikan dokumen.
Dokumen-dokumen tersebut berupa dokumen-dokumen tender dan dokumen-
dokumen proyek. Tugas mengendalikan dokumen diantaranya mengendalikan
gambar-gambar kerja yang beredar di lapangan yang bersifat controlled semuanya
berada di bawah tanggung jawab Konsultan Pengawas.
2.5.5 Pengendalian Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam
melaksanakan suatu pekerjaan, kompetensi tenaga kerja akan berpengaruhi
terhadap waktu dan upah pekerja dalam pekerjaan proyek tersebut. Pada
pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta untuk pengadaan sumber daya manusia di proyek ini pihak
pelaksanaan pekerjaan (kontraktor) memberikan kepercayaan kepada sub
kontraktor yang bertanggung jawab terhadap tenaga kerja.
Tenaga kerja yang terdapat dalam pelaksanaan proyek ini sebagai berikut:
1. Tenaga ahli
Tenaga ahli dalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan pengalaman
dalam bidang konstruksi bangunan, yang sesuai dengan pendidikannya. Jenis
tenaga kerja ini antara lain: Kepala Proyek, Manager Proyek.
2. Tenaga menengah
Tenaga menengah adalah tenaga kerja yang mendapat pendidikan rata-rata
setingkat SMK dan diploma. Tenaga kerja ini antara lain bekerja pada bidang
administrasi, tenaga mekanik dan pelaksana Lapangan.
3. Tenaga mandor
Tenaga mandor adalah kepala pekerja yang memberi perintah langsung
kepada bawahannya (tenaga kasar/buruh) pada bidang pekerjaan tertentu. Mandor
membawahi beberapa bidang pekerjaan khusus yaitu pekerjaan galian pada tiang
pancang, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton.
53. 41
4. Tenaga tukang
Tenaga tukang dalah tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya berdasarkan
pengalaman kerja, misalnya tukang kayu, tukang besi, tukang batu, dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.8 Tukang Besi.
Gambar 2.8 Tukang Besi
5. Tenaga kasar
Tenaga kasar dalah tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan
badan dalam pekerjaannya. Biasanya tenaga ini membantu atau melayani tenaga
tukang, misalnya dalam pengangkutan material. Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan untuk setiap harinya bervariasi tergantung jenis pekerjaan yang
dilakukan. Jumlah tenaga kerja yang dipergunakan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab mandor, karena sistem yang digunakan adalah sistem borongan yaitu mandor
melakukan suatu pekerjaan tertentu dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
tersebut dibayar oleh mandor.
Mandor harus cermat dalam menentukan jumlah tenaga kerja, karena jika
volume pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja yang dipakai, maka mandor bisa
mengalami kerugian. Walaupun diberi kebebasan dalam menggunakan tenaga
kerja, tetapi hal ini tetap harus dilaporkan kepada kontraktor utama. Dalam hal ini
kepada Kepala Proyek.
6. Tenaga K3L
Tenaga K3L adalah tenaga tentang keselamatan kerja di lapangan, dengan
adanya K3 dilapangan mampu memberikan pengawasan tentang hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan di lapangan, seperti mengingatkan jika ada pekerja yang tidak
54. 42
memakai helm atau safety project lain di lapangan, dan juga melakukan
pengawasan langsung.
Waktu kerja pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta sudah ditetapkan berdasarkan hari kalender kerja
adalah sebagai berikut:
1. Hari kerja
Hari kerja dari Senin sampai Sabtu, sedangkan selain hari tersebut dipakai
sebagai hari lembur. Hal ini dilakukan untuk mengejar keterlambatan pekerjaan di
lapangan.
2. Jam kerja
Jumlah jam kerja yang berlaku dalam satu hari kerja adalah tujuh jam kerja
dengan satu jam istirahat. Apabila ada kelebihan jam kerja diluar jam kerja tersebut
dianggap jam lembur.
Waktu kerja untuk pekerja pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah:
1. Waktu kerja biasa
Hari Senin sampai hari Minggu pukul 08.00 s/d pukul 15.00 WIB.
2. Waktu istirahat kerja
Hari Senin sampai Minggu pukul 12.00 s/d pukul 13.00 WIB.
3. Waktu lembur
Waktu lembur dimulai pukkul 18.00 s/d pukul 22.00 WIB.
Sistem pembayaran gaji pada tenaga kerja yang bekerja di Proyek
Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah
sebagai berikut:
1. Upah karyawan tetap dibayarkan setiap akhir bulan.
2. Upah mandor dibayarkan setiap volume pekerjaan yang telah diselesaikan
melalui administrasi proyek.
3. Upah tenaga kerja/tukang dibayarkan setiap bulan melalui mandor.
2.5.6 Pengendalian Alat dan Material
Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur
55. 43
dan teliti supaya bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan di
gudang dan di tempat penyimpanan barang. Alat dan bahan yang masuk atau keluar
harus dicatat secara teliti berikut ukuran, merek, dan jumlah atau volumenya.
Catatan barang- barang diperlukan untuk pengontrolan stok dan untuk kalkulasi.
Pengontrolan alat dan bahan bangunan di gudang sebaiknya dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Bukti penerimaan barang
Bukti penerimaan barang dipakai jika barang diterima di dalam gudang dan
diisi sesuai dengan banyaknya barang yang diterima, bukti ini diberikan untuk
supplier dari bagian gudang sebagai bukti bahwa supplier telah mengirimkan
barang sesuai dengan pesanan. Bukti ini ditandatangani oleh yang menyerahkan
(supplier), yang mengetahui dalam penerimaan barang, dan yang menerima barang.
2. Bon penerimaan barang
Bon ini dipakai untuk meminta barang dari bagian gudang, diisi sesuai
dengan jumlah dan jenis barang tersebut. Surat ini ditandatangani oleh bagian
gudang dan penerimaan barang.
3. Surat permintaan barang
Surat permintaan barang ini digunakan untuk meminta barang. Surat ini ada
dua jenis, untuk meminta barang ke kantor pusat dan untuk meminta ke bagian
logistik. Surat ini ditandatangani oleh pihak manager lapangan, ketua bagian teknis
dan ketua bagian pelaksana.
4. Kartu stok
Kartu ini untuk mengisi barang-barang yang keluar atau masuk di gudang,
atau bisa dikatakan kita dapat mengetahui jumlah dan macam barang apasaja yang
terdapat di dalam gudang/ stok barang.
Pada Proyek Pembanguna Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta barang yang telah dipesan, disimpan di gudang untuk waktu yang telah
direncanakan. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi pada waktu saat
pelaksanaan pekerjaan antara lain:
a. Keterlambatan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
b. Kekeliruan pada saat pemesanan stok barang yang dibutuhkan.
56. 44
c. Adanya perubahan desain.
2.5.7 Pengendalian Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (K3L)
Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan supaya tenaga
kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Perlindungan tenaga kerja
meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan dari segi fisik yang
mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan dari kecelakaan kerja, serta
adanya pemeliharaan moral kerjadan perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
Program-program yang dilaksanakan demi menunjang K3L antara lain:
1. Zero accident
Target untuk kecelakaan yang ingin dicapai kontraktor adalah tidak ada
kecelakaan dalam setiap proyeknya.
2. Safety induction
Pemberian pengenalan peraturan safety project kepada setiap karyawan dan
sub kontraktor serta mandor yang terlibat dalam proyek ini untuk partisipasi dan
tanggung jawab terhadap keselamatan kerja semua pihak.
3. Safety inspection
Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yang
memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan
pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan.
4. Security plan
Security plan berupa pos pengaman yang mencakup prosedur pengawasan
keluar masuknya bahan-bahan dan peralatan proyek, penerimaan tamu, dan
identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar proyek.
5. Penyediaan Alat-Alat Fasilitas Pendukung K3
Di dalam lingkungan proyek banyak sekali potensi bahaya-bahaya yang
dapat menimbulkan kecelakaan kerja, untuk meminimalisir semua kejadian itu
harus disediakan fasilitas-fasilitas pendukung K3. Fasilitas K3 Pada Proyek
Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta antara lain:
57. 45
a. Alat Pelindung Diri (APD)
Sebelum memasuki Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta terdapat beberapa ketentuan yaitu:
1) Karyawan, pekerja, dan tamu yang akan memasuki lokasi proyek harus lapor
ke pos jaga/keamanan.
2) Untuk karyawan dan pekerja yang akan memasuki lokasi proyek harus
mempunyai working permit (ijin kerja) dan induksi dengan petugas K3 proyek.
3) Untuk tamu yang akan memasuki lokasi proyek hars mempunyai ijin masuk.
4) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek diharuskan untuk
membaca dan mematuhi peraturan yang berlaku di proyek.
5) Karyawan, pekerja, dan tamu yang memasuki lokasi proyek harus
menggunakan APD sesuai peraturan yang berlaku di proyek.
6) Perhatikan, dan patuhi rambu-rambu yang ada di proyek, hati-hati apabila
berada di tempat-tempat yang berbahaya.
7) Apabila terjadi kecelakaan maupun insiden segera laporkan kepada pengawas
petugas K3.
8) Kembalikan APD dan lapor kepada petugas K3 apabila telah selesai atau
hendak meninggalkan proyek.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.9 Ketentuan Masuk Area
Proyek.
Gambar 2.9 Ketentuan Masuk Area Proyek
Alat pelindung diri yang wajib digunakan selama di Proyek Pembangunan
Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta antara lain:
58. 46
1) Masker
2) Helm proyekk
3) Earphone
4) Kacamata
5) Sarung tangan
6) Sepatu
7) Rompi proyek
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.10 Perlindungan diri
Team Surveyor
Gambar 2.10 Pelindung Diri Team Surveyor
Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta terdapat peringatan yang mewajibkan menggunakan APD. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.11 Peringatan Penggunaan Alat Pelindung
Diri.
Gambar 2.11 Peringatan Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri lain yang digunakan tukang untuk proses pengecoran,
pemasangan bekisting, dan pemasangan tulangan adalah sabuk pengaman. Untuk
59. 47
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.12 Perlengkapan Pengaman.
Gambar 2.12 Perlengkapan Pengaman
Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta juga dipasang pelindung seperti jaring pelindung yang dipasang di
lantai 3 dan yellow line pada tangga, dan tempat lain yang berbahaya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.13 Penggunaan Jaring Pelindung dan Yellow
Line.
Gambar 2.13 Penggunaan Jaring Pelindung dan Yellow Line.
b. Jalur evakuasi
Jalur evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area
yang aman (Titik Kumpul). Dalam sebuah proyek konstruksi, jalur evakuasi
sangatlah penting untuk mengevakuasi para pekerja ke tempat aman apabila di
dalam sebuah proyek terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jalur evakuasi di proyek
ini terdiri dari jalur menuju tangga darurat, dan jalur menuju titik kumpul di luar
gedung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.14 Rute Jalur Evakuasi
pada Basement 1 dan Gambar 2.15 Penunjukan Jalur Evakuasi.
60. 48
Gambar 2.14 Rute Jalur Evakuasi pada Basement 1
Gambar 2.15 Penunjukan Jalur Evakuasi
c. Perlengkapan darurat
Wujud kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di lokasi proyek
adalah dengan pengadaan dan penempatan kotak P3K serta tabung pemadam
kebakaran di lokasi area yang beresiko kecelakaan yaitu kantor, security plan, dan
gudang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.16 Kotak P3K dan
Gambar 2.17 Tabung Pemadam Kebakaran.
Gambar 2.16 Kotak P3K
61. 49
Gambar 2.17 Tabung Pemadam Kebakaran
d. Rambu-Rambu dan Spanduk
Rambu-rambu dan sepanduk sangat penting keberadaannya di lokasi proyek
guna mengingatkan potensi bahaya yang akan dihadapi dilingkungan proyek.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.19 Peringatan pesan K3L
Gambar 2.13. Peringatan Pesan K3L
62. 50
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.1. Uraian Umum
Terciptanya hasil karya teknik suatu rekayasa bangunan dilatar belakangi
adanya proses perencanaan yang kompleks, oleh karena itu sebelum pelaksanaan
pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta ini mutlak
perlu dibuat perencanaanya terlebih dahulu. Perencanaan dibuat karena banyak
faktor yang harus diperhatikan serta dipertimbangkan guna memenuhi segala
persyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan sesuai dengan
kegunaannya. Perencanaan merupakan pekerjaan awal yang paling menentukan
dalam keberhasilan suatu proyek.
Perencanaan arsitektur merupakan tahap awal dari perencanaan bangunan,
termasuk didalamnya perencanaan interior, eksterior, dan utilitas. Setelah
perencanaan arsitektur disetujui oleh pihak pemilik, dilanjutkan dengan
perancangan struktur untuk menghitung kekuatan gedung.
Pembangunan proyek Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta ini menggunakan kriteria perencanaan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya/dana
Pembangunan proyek Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta dalam perencanaan, suatu konsultan perencana harus merencanakan
dana yang disediakan untuk suatu proyek yang ditangani, sehingga dapat ditentukan
beberapa alternatif perencanaan dengan harga yang relatif murah tanpa
mengabaikan kekuatan, keindahan, dan keamanan konstruksi.
2. Kekuatan konstruksi
Pembangunan proyek Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta ini konstruksinya dihitung oleh PT. POLA DWIPA dengan
memperhatikan kondisi tanah, tegangan dan beban yang bekerja. Kekuatan
konstruksi harus sudah teruji terhadap hal-hal yang mungkin menimpa pada
banguna tersebut, yaitu diantaranya:
a. Penyelidikan tanah (soil investigation)
63. 51
Untuk mengetahui daya dukung tanah yang dilakukan beberapa hal
diantaranya yaitu sondir, booring, grain size, dan uji laboraturium.
b. Kekuatan beton, kolom, dan pelat lantai
Mutu beton, kolom, dan pelat lantai adalah beton K-350 yang dibuat oleh
Karya Beton dan SCG Jaya Mix. Tulangan menggunakan baja ulir dan polos.
Sambungan tulangan kolom diadakan pada panjang tulangan kolom yang tidak
mencukupi. Sambungan diletakkan pada posisi dimana kolom menerima gaya
momen lebih kecil, dimana baja tulangan yang dipakai telah diuji kekuatannya.
Baja tulangan ada dua yaitu polos dan ulir. Untuk tulangan ulir dipakai D10, D13,
D19, D22 dan tulangan polos D10.
c. Kekuatan bangunan terhadap gempa
Struktur haruss direncanakan untuk menahan suatu gaya geser dasar
horizontal total akibat gempa, yang ditentukan menurut rusu sebagai berikut:
V = C1. I. W1
Dimana:
W1 = Kombinasi dari beban mati dan beban hidup vertikal yang direduksi yang
bekerja diatas taraf penjepitan lateral.
C1 = Koefisien gempa dasar
I = Faktor keutamaan
d. Kenyamanan pemakai
Kenyamanan pemakai juga diperhitungkan dalam pembangunan proyek
Hotel dan Apartemen Hadinigrat Terrace Yogyakarta ini antara lain dengan
pengaturan ventilasi udara, pencahayaan baik dari sinar matahari maupun lampu
ruangan, dan fasilitas penunjang lainnya.
e. Perawatan bangunan
Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta tidak
hanya berhenti pada tahap penyelesaian saja, tetapi juga memperhatikan
perawatannya. Hal ini penting agar fungsi bangunan dapat bertahan dalam umur
yang relative panjang. Selain itu perawatan bangunan juga dapat membuat
penghuni dan pengunjung hotel dan apartemen betah dalam ruangan. Perawatan
bangunan dilakukan dengan cara pengecatan untuk dinding- dinding bangunan dan
64. 52
juga kayu maupun baja tulangan yang mudah korosi.
f. Perencanaan bangunan
Perencanaan lokasi Proyek Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta disesuaikan dengan tujuan dibangunnya bangunan tersebut. Hal ini
dapat dilihat pada skema Gambar 3.1 Bagan Alir Perencanaan.
Gambar 3.1. Bagan Alir Perencanaaan
3.2 Tinjauan Perencanaan Proyek
Pada umumnya, dalam proses perencanaan suatu proyek pembangunan
suatu gedung terdiri dari beberapa macam perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan arsitektur.
2. Perencanaan pembebanan.
3. Perencanaan struktur.
4. Perencanaan mekanikal, elektrikal dan sanitasi.
Keempat proses perencanaan tersebut saling berkaitan dan harus mampu
mewujudkan suatu bangunan yang kuat dan stabil. Bangunan tersebut harus
menjamin keamanan dan kenyamanan pemakainya, serta memiliki nilai estetika
yang tinggi jika dilihat dari segi arsitekturnya.
Gambar Rencana
(Denah, tampak, dan potongan)
Gambar Lengkap
Shop Drawing
Pelaksanaan
Hitungan Struktur