Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic untuk mengolah data foto udara UAV/Drone untuk menghasilkan 3D point clouds, DEM/DSM, dan orthophoto mosaic
Data foto yang digunakan dalam tutorial silahkan download disini
https://drive.google.com/file/d/0B94pA_Q0S02vREt5cnJESXhNeWc/view?usp=sharing
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
Dibuat menggunakan software Arcgis 10.1 dengan layer penyusun peta yang sudah ada sebelumnya.
Untuk medapatkan tutorial lainnya silahkan kunjungi http://egibrew123.blogspot.com
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
Pada laporan ini diambil contoh wilayah studi, yakni Kabupaten Bandung. Data yang digunakan adalah data ketinggian DEM yang didapat secara sekunder dan kemudian diolah sebagai data dasar pada analisis permukaan (Surface Analyst). Dengan bantuan software ArcGIS versi 9.3, maka dilakukan analisis permukaan yang meliputi pembuatan kontur, slope, aspect, dan hillshade. Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui bentuk permukaan bumi di Kabupaten Bandung sehingga diperoleh suatu informasi pola permukaan bumi dan dapat digunakan untuk kebutuhan perencanaan yang mempertimbangkan kondisi fisik lingkungan.
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Tutorial Singkat Agisoft Photoscan Basic untuk mengolah data foto udara UAV/Drone untuk menghasilkan 3D point clouds, DEM/DSM, dan orthophoto mosaic
Data foto yang digunakan dalam tutorial silahkan download disini
https://drive.google.com/file/d/0B94pA_Q0S02vREt5cnJESXhNeWc/view?usp=sharing
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
Dibuat menggunakan software Arcgis 10.1 dengan layer penyusun peta yang sudah ada sebelumnya.
Untuk medapatkan tutorial lainnya silahkan kunjungi http://egibrew123.blogspot.com
Spatial Analyst dalam Sistem Informasi Geografis: Surface AnalystSally Indah N
Pada laporan ini diambil contoh wilayah studi, yakni Kabupaten Bandung. Data yang digunakan adalah data ketinggian DEM yang didapat secara sekunder dan kemudian diolah sebagai data dasar pada analisis permukaan (Surface Analyst). Dengan bantuan software ArcGIS versi 9.3, maka dilakukan analisis permukaan yang meliputi pembuatan kontur, slope, aspect, dan hillshade. Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui bentuk permukaan bumi di Kabupaten Bandung sehingga diperoleh suatu informasi pola permukaan bumi dan dapat digunakan untuk kebutuhan perencanaan yang mempertimbangkan kondisi fisik lingkungan.
Salah satu kajian Artificial Intelligenceadalah logika fuzzy. Logika fuzzy (logika samar) merupakan logika yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian, dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat diekpresikan dalam istilah binary (0 atau 1). Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Berbagai teori dalam pengembangan logika fuzzy menunjukkan bahwa pada dasarnya logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sistem. Logika fuzzy dianggap mampu memetakan suatu input dan output dengan tidak mengabaikan faktor-faktor yang ada. Konsep fuzzy telah diterapkan dalam berbagai segi kehidupan, sebagai contoh dalam bidang perekonomian yaitu dalam pada penetapan suku bunga pada bank. Teori himpunan fuzzy diterapkan dengan berbagai cara ke dalam berbagai macam disiplin ilmu. Sehingga aplikasi teori ini dapat ditemukan kecerdasan buatan, teori pengambilan keputusan, ilmu komputer, teknik kendali, ilmu manajemen, robotika, dan lain-lain. Bandar Udara Hang Nadim Batam adalah Bandar Udara yang terletak di pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini menghubungkan Kota Batam dengan Bandar Udara di seluruh Indonesia. Beberapa pesawat penerbangan yang beroperasi di Bandar Udara Hang Nadim Batam diantaranya, Garuda Indonesia Air, Citilink Air, Lion Air, Sriwijaya Air, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu dikelola oleh berbagai macam perusahaan maskapai penerbangan yang menjadi operator dibawah kontrol dari Unit Pelaksana Tugas (UPT) Bandar Udara Hang Nadim Batam. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap 50 orang responden, dengan metode skala likert responden menyatakan cukup puas. Ini berarti Bandar Udara Hang Nadim Batam, cukup berhasil memberikan layanan yang terbaik atau cukup memuaskan kepada para penumpang, baik dari Dimensi Kehandalan (Reliability), Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness), Dimensi Kepastian (Assurance), Dimensi Empati (Emphaty) dan Dimensi Berwujud (Tangible) secara keseluruhan penumpang pesawat udara merasa cukup puas, dengan rata-rata presentase sebesar 71 % (35,5 dari 50 responden). Sedangkan hasil tidak jauh berbeda juga terlihat pada uji coba Fuzzy Logic metode Mamdani dilihat dari hasil nilai output untuk kepuasan penumpang sebesar 150 (dengan range 50-250) yang artinya tingkat kepuasan penumpang cukup puas akan pelayanan yang diberikan oleh Bandar Udara Hang Nadim, Kota Batam.
Abstract— Rekonstruksi model tiga dimensi (3D) dapat digunakan untuk tujuan navigasi, dan aplikasi virtual reality. Namun, saat ini model 3D juga digunakan sebagai upaya untuk mitigasi bencana seperti perencanaan evakuasi kebakaran dan gempa bumi. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk 3D model bangunan menggunakan gambar panorama 720 derajat. Penilaian akurasi menggunakan akurasi aerial triangulasi, akurasi digitasi sudut dan juga mengambil data terrestrial laser scanning (TLS) untuk membandingkan dan mengukur ground control points (GCPs) menggunakan total station untuk analisa akurasi. Kamera Spherical Garmin VIRB 360 digunakan untuk mengambil video pada 30 fps dengan ukuran gambar 3840 x 2178. Video yang sudah didapatkan akan di ekstrak ke dalam bentuk gambar statis yang berurutan dengan interval 1.23 detik. Gambar panorama yang sudah terbentuk diolah menggunakan Agisoft Photoscan Pro untuk pemodelan 3D. Penilaian akurasi posisi menggunakan GCPs didalam Photoscan Pro. Hasil dense point cloud akan di bandingkan dengan data TLS didalam software CloudCompare. Hasil penelitian yang pertama adalah akurasi posisi 3D (RMSE) setelah SfM adalah 18.9 cm, selain itu perbedaan jarak 3D antara dense point cloud yang dihasilkan dengan data TLS adalah 3.47 cm. Model rekonstruksi bangunan didapatkan menggunakan point cloud dengan memproses didalam Autodesk Revit sehingga dapat digunakan sebagai upaya untuk perencanaan mitigasi bencana.
Kata Kunci—3D Model Rekonstruksi, Gambar Panorama, Fotogrammetri Jarak Dekat.
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
Laporan koreksi geometri citra satelit landsat
1. LAPORAN RESPONSI
PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik
pada Citra Satelit Landsat
Disusun Oleh :
Muhammad Irsyadi F. (3512 100 015)
Dedy Kurniawan (3512 100 017)
Nurul Aini (3512 100 020)
Penginderaan Jauh A
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. Bangun M. S. DEA., DESS.
Dosen Responsi :
Agung Budi Cahyono, ST., M.Sc., DEA.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014
2. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan baik.
Laporan praktikum ini diberi judul “Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat”,
penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh beberapa pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS. selaku Dosen mata kuliah penginderaan
jauh.
2. Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA selaku Asisten dosen mata kuliah penginderaan
jauh.
3. Teman-teman yang telah membantu selama penyusunan dari awal hingga selesainya
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak, sehingga kritik dan saran diharapkan
dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis.
Surabaya, 5 Desember 2014
Penulis
3. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengolahan Citra Satelit .................................................................................................................................2
2.1.1 Kesalahan Geometri Citra ....................................................................................................................3
2.1.2 Rektifikasi Citra........................................................................................................................................5
2.2 Prosedur dan Metode Koreksi Geometrik ..............................................................................................5
2.3 Ground Control Point (GCP) .........................................................................................................................6
2.4 Ketelitian Koreksi Geometrik.......................................................................................................................8
BAB III PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................................................................................10
3.2 Diagram Alir Proses .........................................................................................................................................10
3.3 Prosedur Pengolahan Citra ...........................................................................................................................11
3.4 Rektifikasi Citra .................................................................................................................................................19
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................................26
4.2 Saran.......................................................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................27
LAMPIRAN ..................................................................................................................................................28
5. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengolahan Citra Satelit
Pengolahan citra adalah pemrosesan citra yang bertujuan memperbaiki kualitas citra agar
mudah diinterpretasi oleh manusia ataupun software. Teknik pengolahan citra
mentransformasikan citra menjadi citra lain yang memiliki kualitas lebih baik.
Umumnya, operasi-operasi pada pengolahan citra diterapkan pada citra bila [JAI89]:
1. perbaikan atau memodifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam
citra,
2. elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokkan, atau diukur,
3. sebagian citra perlu digabung dengan bagian citra yang lain.
Secara umum, operasi pengolahan citra dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis
sebagai berikut:
1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement)
Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi
parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat di dalam
citra lebih ditonjolkan.
Contoh-contoh operasi perbaikan citra :
a. perbaikan kontras gelap/terang
b. perbaikan tepian objek (edge enhancement)
c. penajaman (sharpening)
d. pembrian warna semu (pseudocoloring)
e. penapisan derau (noise filtering)
2. Pemugaran citra (image restoration).
Operasi ini bertujuan menghilangkan/meminimumkan cacat pada citra. Tujuan
pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikan citra. Bedanya, pada
pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui.
Contoh-contoh operasi pemugaran citra:
a. penghilangan kesamaran (deblurring).
b. penghilangan derau (noise)
6. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
3. Pemampatan citra (image compression).
Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang lebih
kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemampatan adalah citra yang telah dimampatkan harus tetap
mempunyai kualitas gambar yang bagus. Contoh metode pemampatan citra adalah
metode JPEG.
4. Segmentasi citra (image segmentation).
Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra ke dalam beberapa segmen
dengan suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan pola.
5. Pengorakan citra (image analysis)
Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk menghasilkan
deskripsinya. Teknik pengorakan citra mengekstraksi ciri-ciri tertentu yang membantu
dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadangkala diperlukan untuk melokalisasi
objek yang diinginkan dari sekelilingnya.
Contoh-contoh operasi pengorakan citra:
a. Pendeteksian tepi objek (edge detection)
b. Ekstraksi batas (boundary)
c. Representasi daerah (region)
6. Rekonstruksi citra (image reconstruction)
Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil
proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis. Misalnya
beberapa foto rontgen dengan sinar X digunakan untuk membentuk ulang gambar organ
tubuh.
2.1.1 Kesalahan Geometri Citra
Kesalahan geometrik citra terjadi karena jarak wahana dengan objek terlalu jauh
sehingga menimbulkan distorsi geometrik.
Kesalahan geometrik berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kesalahan Internal, disebabkan oleh konfigurasi sensor yaitu :
Pembelokan arah penyinaran, menyebabkan distorsi panoramic (look
angle) yang terjadi saat cermin scan melakukan scanning. Besarnya sudut
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
pengamatan satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan
perubahan luas cakupan objek.
Abrasi sub-sistem optic, terjadi karena kemiringan cermin penyiaman
(scan mirror), sehingga cakupan tidak tegak lurus dan mengakibatkan
perubahan skala ke arah ordinat dan cakupan berbentuk agak miring.
Scanning system tidak linier, terjadi karena kecepatan cermin berubah
dan mengakibatkan pergeseran lokasi setiap pixel.
2. Kesalahan Eksternal, yaitu :
Perubahan ketingian wahana dan satelit
Perubahan ketinggian dan kecepatan wahana menyebabkan perubahan
cakupan dan perubahan luas. Perubahan ketinggian dan kecepatan satelit
menyebabkan luas daerah cakupan dan mengakibatkan perubahan skala
pada arah orbit. Ketinggian orbit satelit yang tidak konstan menyebabkan
perubahan skala pada arah penyiaman sehingga cakupan berbentuk
trapezium
Perubahan posisi wahana terhadap objek
Perubahan ini terjadi karena gerakan berputar (roll),
menggelinding(pitch), berbelok (yow), mengakibatkan terjadinya
distorsiatau bising acak (random)
Rotasi bumi
Putaran bumi pada saat pengambilan data adalah dari barat ke timur
sehingga mengakibatkan obyek permukaan bumi yang terekam miring ke
arah barat
Kelengkungan bumi
Kesalahan ini mengakibatkan ukuran pixel yang direkam menjadi
berubah, karena terjadi sudut pada arah perekaman (cross track), yaitu
antara pixel yang direkam di titik nadir dengan pixel pada saatsensor
scanner melakukan penyiaman
Sedangkan kesalahan geometrik berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kesalahan Sistematis (systematic geometric errors),
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
8. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
disebabkan oleh kesalahan pada sensor. Untuk memperbaikinya diperlukan
informasi sensor dan data ephemeris saat pemotretan.
2. Kesalahan Acak (non-systematic geometric errors),
disebabkan oleh orbit dan perilaku satelit serta efek rotasi bumi. Untuk
mengoreksinya diperlukan sebuah proses yang dikenal dengan istilah image to
map rectification. Proses ini memerlukan Titik Kontrol Tanah (Ground Control
Points, GCP) untuk menyesuaikan koordinat pixel pada citra dengan koordinat
objek yang sama di bidang datar peta (bumi).
2.1.2 Rektifikasi Citra
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid
menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output
tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan
untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu
proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru
dari nilai piksel citra aslinya.
Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi,
diantaranya adalah untuk :
1) Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu
2) Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial
3) Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum melakukan klasifikasi
4) Membuat peta dengan skala yang teliti
5) Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial lainnya
6) Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai skala yang
berbeda.
7) Membuat mozaik citra
8) Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang tepat
2.2 Prosedur dan Metode Koreksi Geometrik
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan
jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi.
Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi pixel
sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
9. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
objek dipermukaan bumi yang terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari
bujur sangkar menjadi jajaran genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini
diterapkan pada citra digital mentah (langsung hasil perekaman satelit), dan merupakan
koreksi kesalahan geometric sistematik.
Koreksi geometric dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab kesalahannya, yaitu
kesalahan sistematik dan kesalahan random, dengan sifat distorsi geometric pada citra.
Koreksi geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1) Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat
citra sesuai dengan koordinat geografis.
2) Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah terkoreksi (image
to image rectification) atau mentransformasikan system koordinat citra multispectral
dan multi temporal.
3) Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke koordinat peta
(image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan system proyeksi
tertentu
2.2.1 Prosedur Koreksi Geometrik
Terdapat empat prosedur koreksi geometric, yaitu :
1. Memilih metode setelah mengetahui karakteristik kesalahan geometrik dan
tersedianya data referensi. Pemilihan metode tergantung pada jenis data (resolusi
spasial), dan jenis kesalahan geometric (skew, yaw, roll, pitch) data.
2. Penentuan parameter yang tidak diketahui didefinisikan dari persamaan matematika
antara system koordinat citra dan system koordinat geografis, untuk menentukan
menggunakan parameter kalibarasi data atau titik control tanah.
3. Cek akurasi dengan verifikasi atau validasi sesuai dengan criteria, metode, dan data
citra, maka perlu dicari solusinya agar diperoleh tingkat ketelitian yang lebih baik.
Solusinya dapat dilakukan dengan menggunakan metode lain, atau bila data referensi
yang digunakan tidak akurat atau perlu diganti.
4. Interpolasi dan resampling untuk mendapatkan citra geocoded presisi (akurat).
Beberapa pilihan Geocoding Type yang sudah tersedia pada perangkat lunak,
seperti Tryangulation, Polynomial, Orthorectify using ground control poinr,
Orthorectify using exterior orientation, Map to map projection, Point registration,
Rotation. Kegunaan setiap tipe geocoding adalah :
Tryangulation untuk koreksi geometric data yang mengalami banyak
pergeseran skew dan yawa, atau data yang tidak sama ukuran pixelnya pada satu
set data.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
10. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Polynomial untuk koreksi geometrik data citra yang mengalami pergeseran
linear, ukuran pixel sama dalam satu set data resolusi spasial tinggi dan rendah.
Orthorectify untuk mengoreksi citra secara geometris, berdasarkan ketinggian
geografisnya. Koreksi geometrik jika tidak menggunakan Orthorectify, maka
puncak gunung akan bergeser letaknya dari posisi sebenarnya, walaupun sudah
dikoreksi secara geometerik.
Rotation untuk koreksi geometrik citra karena terjadi pergeseran citra yang
terputar, baik searah jarum jam maupun sebaliknya.
Teknik koreksi geometrik triangulasi dilakukan koreksi secara linear dalam setiap
segitiga yang dibentuk oleh tiga GCP dan daerah yang mempunyai kesalahan geometric
besar diberikan GCP lebih banyak. Persyaratan pengambilan titik di lapangan adalah (a)
teridentifikasi jelas pada citra satelit, (b) wialyah harus terbuka agar tidak
terjadi multipath, (c) permukaan tanah stabil, tidak pada daerah yang sedang atau akan
dibangun, (d) Lokasi pengukuran aman dan tidak ada gangguan
2.2.2 Metode Koreksi Geometrik
Terdapat dua metode koreksi geometric, yaitu :
1. Metode Koreksi Sistematik :
Bersifat konstan.
Menerapkan rumus yang diturunkan dari model matematik atas sumber distorsi
atau menggunakan data referensi geometrik yg diukur dari distorsi sensor, misal
geometri lensa kamera diberikan dengan kalibrasi panjang fokus, koordinat
fiducial mark dapat digunakan persamaan colinearitas.
Koreksi tangen scanner mekanis optis dengan sistem koreksi.
2. Metode Koreksi Non-Sistematik :
Koreksi distorsi acak.
Menerapkan rumus polynomial dari sistem koordinat geografis ke koordinat
citra yg ditentukan dengan GCP.
Proses koreksi dengan meletakkan sejumlah titik ikat medan yg ditempatkan
sesuai dengan koordinat citra (lajur, baris) dan koordinat peta (lintang, bujur).
Nilai koordinat digunakan untuk analisis kuadrat terkecil guna menentukan
koefisien untuk persamaan transformasi yangg menghubungkan koordinat citra
dan koordinat geografis.
Akurasi tinggi pada orde polinomial, jumlah dan distribusi GCP.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
11. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
2.3 Ground Control Point (GCP)
GCP atau Titik Kontrol Bumi dapat didefinisikan sebagai sebuah titik di permukaan bumi
yang diketahui lokasinya (misal: koordinatnya telah ada) yang digunakan sebagai sumber
georeferensi data citra, seperti citra penginderaan jauh atau peta scan. Titik kontrol
lapangan (GCP) adalah suatu titik-titik yang letaknya pada suatu posisi piksel suatu citra
yang koordinat petanya (referensinya) diketahui. GCP terdiri atas sepasang koordinat x
dan y, yang terdiri atas koordinat sumber dan koordinat referensi. Koordinat-koordinat
tersebut tidak dibatasi oleh adanya koordinat peta. Secara teoretis, jumlah minimum GCP
yang harus dibuat adalah :
Jumlah minimum GCP = (t + 1)(t + 2)/2
dimana t = orde
GCP merupakan pasangan-pasangan titik pada citra awal (belum terkoreksi) dan
referensi (peta, citra terkoreksi) untuk memperbaiki distorsi sistemik pada citra awal.
Objek-objek yang dapat digunakan GCP adalah objek yang sama pada citra mentah
maupun referensi. GCP idealnya diletakkan pada jalan, sungai, garis pantai, teluk, tanjung,
atau kenampakan pada permukaan bumi lainnya yang dapat dikenali dengan
kemungkinan perubahan yang relatif lambat/tetap. Penentuan titik GCP diusahakan
menyebar pada posisi terluar dari citra yang akan dilakukan koreksi geometri.
2.4 Ketelitian Koreksi Geometrik
Pengecekan akurasi dimaksudkan untuk menguji model transformasi yang
digunakan untuk koreksi citra. Jumlah titik kontrol diambil sebanyak mungkin setidaknya
lebih dari jumlah parameter yang belum diketahui pada rumus transformasi yang
digunakan. Jadi bila dalam proses transformasi affine polinomial orde 1 terdapat n
parameter tidak diketahui maka sebaiknya jumlah titik GCP yang dipakai adalah n + 1.
Demikian pula untuk penempatan GCP, sebaiknya menyebar di seluruh permukaan citra
dan tidak mengelompok. Akurasi koreksi gometrik disajikan dalam bentuk standar
deviasi (RMSE, Root Mean Square Error). Standar deviasi didefinisikan sebagai kuadrat-akar
rata-rata aritmatika jumlah kuadrat error. Kuadrat dari standar deviasi (σ2) disebut
dengan varian atau ‘mean square error dan konsekunsinya, kerapkali disamakan arti
dengan Root Mean Square Error (RMSE). Jadi dari pengertian diatas dapat dijelaskan
bahwa:
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Dimana :
(x’,y’) : merupakan koordinat citra hasil koreksi geometrik
(x,y)orig : merupakan koordinat titik kontrol tanah pada bidang referensi
n : jumlah GCP
Ketelitian dalam proses koreksi geometrik adalah 1 pixel. Jika data yang
dipergunakan adalah citra satelit Landsat maka kesalahan terbesar yang masih diterima
adalah 30 m.
Untuk mengetahui tingkat akurasi geometrik citra hasil rektifikasi digunakan konsep
RMSE, sedangkan untuk mengetahui tingkat ketelitian titik pada citra hasil rektifikasi
digunakan konsep standar deviasi
Dimana :
σx : Standart deviasi komponen X
σy : Standart deviasi komponen Y
σx,y : Standart deviasi resultan
X’,Y’ : Koordinat titik kontrol
X,Y : Koordinat citra hasil koreksi geometrik
N: jumlah pengamatan
U: jumlah parameter
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
13. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Citra Satelit hasil
Download
Konversi
Ke Format .ers
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB III
PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Komputer atau Laptop
2. Software ErMapper
3. Citra Satelit Daerah Tertentu yang dipilih
4. File Raster / Vektor yang memiliki Sistem koordinat fix
3.2 Diagaram Alir Proses
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses
start
Citra Satelit
Format .ers
Croping Daerah pilihan
Citra Satelit
Daerah pilihan
Ya
Tidak
Rektifikasi Citra Finish
RMS GCP
Memenuhi Syarat Citra Satelit
Terektifikasi
14. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
3.3 Prosedur Pengolahan Citra
1. Persiapan Citra Satelit
Langkah awal sebelum melakukan image processing adalah dengan
menyediakan citra satelit yang sesuai dengan parameter bidang penelitian. Pada modul
“Koreksi Geomatrik “ ini kami menggunakan citra Landsat 7, yang di download dari
website Earth Explorer oleh Laboratorium Geospasial Teknik Geomatika ITS. Hasil
download awal adalah file dalam compres .zip yang kemudian di ekstrak menjadi
beberapa file image dalam extensi .TIF, sebagai berikut :
2. Konversi Format Citra Menjadi .ers
Citra satelit dalam harus dikonversi menjadi extensi .ers agar dapat dilakukan image
processing pada software ErMapper. Langkah langkah untuk melakukan konversi format
citra menjadi .ers adalah sebagai berikut :
a. Membuka Blank page baru pada ErMapper
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
b. Membuat Algoritm baru yang memuat image.TIF dari citra, dengan langkah langkah
sebagai berikut :
1. Buka window Algoritm
2. Lakukan Pengcopian Pseudo Layer
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
16. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
3. Isikan ke-7 image.TIF citra sesuai bandnya pada masing masing Pseudo Layer
4. Save pada Format .ers
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
17. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
c. Buka File Citra satelit hasil Konversi
3. Cropping Daerah Pilihan
Untuk lebih menspesifikkan objek processing, dilakukan proses pemilihan daerah kajian
atau disebut cropping citra. Dalam melakukan Cropping terdapat 2 metode yaitu :
1. Metode langsung Save as
Metode Save as ini menggunakan langkah langkah sebagai berikut :
a. Membuka file Citra yang akan dilakukan Cropping
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
18. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
b. Melakukan Zoom pada daerah yang diinginkan
c. Save as menjadi file .ers hasil pemotongan
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
19. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
d. Buka File hasil Cropping untuk selanjutnya diproses
2. Metode Save an Subset
Metode Save an Subset ini menggunakan langkah langkah sebagai berikut :
a. Membuka Citra yang akan di Cropping
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
20. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
b. Pilih Menu Utilities > File Maintenance > Dataset > Save a Subset of an Image
c. Mengisikan posisi dari daerah yang dipilih
1. Setelah dilakukan langkah a diatas, akan muncul window Image Subset yang
meminta direktori file input, output serta posisi dari daerah yang dipilih.
2. Untuk memunculkan posisi dari daerah yang dipilih, harus dimunculkan cell
coordinat image.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
21. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
3. Mencari Cell Coordinate dengan pointer tools
4. Mengisikan Cell Coordinate pada kolom start-end column dan row
Lalu klik Finish.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
22. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
5. Membuka File hasil Cropping untuk selanjutnya diproses
3.4 Rektifikasi Citra
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem
grid menggunakan suatu metode transformasi, yakni pemberian koordinat pada citra
berdasarkan koordinat hasil survei lapangan atau koordinat yang telah ada pada suatu
peta yang mencakup area yang sama. Rektifikasi ini dilakukan dengan melakukan input
Ground Control Point (GCP).
Pada Software ErMapper ini ada 2 metode rektifikasi citra yaitu :
1. Rektifikasi dengan data koordinat lapangan
2. Rektifikasi dengan data vektor yang telah memiliki sistem koordinat
Berikut langkah langkah untuk melakukan Rektifikasi Citra dengan Software ErMapper :
1. Rektifikasi dengan data Koordinat Lapangan
Pada modul ini kami memisalkan koordinat lapangan adalah koordinat dari peta RBI
. Langkah langkah yang dilakukan sebagai berikut :
a. Menentukan Lembar RBI yang sesuai dengan citra hasil pilihan Croping
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
23. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
b. Memilih menu Process > Geocoding Wizard
c. Selanjutnya akan muncul Window Geocoding Wizard yang memiliki 5 Step, yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Window Start
Pada step pertama ini, pilih menu Polynomial, lalu lanjutkan pada step lain
2. Window Polynomial Setup
Pada window Polynomial Setup ini pilih type Cubic karena daerah pilihan
yang akan direktifikasi memiiki karakter topografi yang variatif, lalu pilih
step selanjutnya.
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
24. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
3. Window GCP Setup
Window ini digunakan apabila rektifikasi dilakukan dengan menggunakan
data vektor yang telah memiliki koordinat daerah yang sama dengan daerah
pilihan Cropping citra, sehingga pada metode rektifikasi dengan data
lapangan ini kita hanya perlu mengatur datum dan sistem proyeksi yang
digunakan.
4. Window GCP Edit
Ketika melanjutkan pada langkah ini ssecara otomatis akan muncul 2
window citra Uncorrected GCP overview dan window zoom nya, sebagai
berikut :
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
25. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Pada langkah ini kita mengisikan nilai koordinat lapangan yang kita
peroleh (dalam hal ini koordinat RBI) , sesuai cell coordinate yang objek
pada citra dan RBI dianggap sama.
Gambar window GCP Edit
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
No GCP
26. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Tolos On / off GCP Tools Edit
Mengisi Koordinat GCP Minimal 10 titik GCP
Window GCP Edit setelah dilakukan pengisian koordinat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Cell Coordinate X,Y
Kolom pengisian
koordinat
Lapangan
Membuka file .GCP
Menyimpan file .GCP
Menambah Baris GCP Baru
Menghapu 1 baris pilihan GCP
Zooming GCP Pilihan
Menghapus semua GCP
27. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Window Uncorrected GCP overview dan window zoom setelah dilakukan pengisian GCP
6. Window Rectify
Setelah langkah input GCP selesai, selanjutnya masuk pada window rectify
sebagau langkah akhir proses rektifikasi citra
Masukkan direktori tujuan file .ers citra yang telah direktifikasi
Pilih Save and Start Rectification
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
28. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Window Proses Rektifikasi selesai
d. Membuka file yang telah terectifikasi
29. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Proses pengolahan citra diawali dengan melakukan pemilihan daerah kajian, atau lebih
dikenal dengan istilah cropping.
2. Daerah yang telah dipilih selanjutnya dilakukan koreksi geomatrik yakni dengan
Rektifikasi melalui submenu geocoding wizard pada menu utilities di software
ErMapper.
3. Rektifikasi Citra pada ErMapper memiliki 2 metode yaitu menggunakan data koordinat
lapangan atau menggunakan peta digital yang telah meiliki koordinat.
4. Input GCP pada citra dianggap baik jika memiliki RMS error dibawah 1.
4.2 Saran
1. Jika digunakan citra Landsat, Pemilihan daerah tertentu pada citra hendaknya
merupakan daerah yang minimal tersusun dari 4 lembar RBI, menyesuaikan dengan
resolusi yang dimiliki citra tersebut.
2. GCP yang ditambahkan sebagai salah satu tahap dalam proses rektifikasi, hendaknya
merupakan titik yang benar benar dikenali, agar RMS error yang dihasilkan memenuhi
syarat yaitu kurang dari 1.
3. Jika melakukan Rektifikasi dengan data vektor berupa peta yang telah memiliki
koordinat, harus memperhatikan pemilihan hardware yang sesuai, agar tidak terjad
hang saat pemrosesan.
30. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
LAMPIRAN
Hasil Perhitungan RMS error GCP yang telah disimpan, sebagai berikut :
Gambar File .GCP yang telah disimpan
Gambar daftar GCP dan RMS errornya
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
31. LAPORAN RESPONSI PENGINDERAAN JAUH
Modul 2 : Koreksi Geometrik pada Citra Satelit Landsat
Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal, Mrep Project. 1996. Pengenalan Ermapper™ 5.2, PT. INDICA DHARMA.
Perth, Western Australia 6005.
Cahyono, A.B. 1999. Remote Sensing Course, MIT For NRM, SEAMEO BIOTROP, Bogor
Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital – Teori Dan Aplikasinya Dalam Bidang
Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.
Hardiyanti, F.S.P, 2001. Interpretasi Citra Digital, Grassindo.
Jensen, J.R. 1986. Introductory Digital Image Processing, Prentice Hall Series.
Lillesand, T.M And Kiefer, R.W. 1994. Remote Sensing And Image Interpretation, Third
Edition, John Willey.