Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
PiCCO tidak hanya memberikan informasi tentang curah jantung (CO) tapi bisa memberi pengukuran untuk menilai preload, kontraktilitas, afterload, dan air paru ekstravaskular (ELWI)
Tubuh senantiasa berupaya mempertahankan
pH darah, tetap konstan pada pH 7,4
pH = - log [H+] maka; pH = sangat tergantung dari [H+]; untuk mencapai pH=7,4 maka [H+] harus sangat rendah 0,000.004 mEq = 40 nEq; tanpa sistim buffer tubuh, pH darah tidak mungkin dapat dipertahankan; orang dewasa setiap harinya menghasilkan
PiCCO tidak hanya memberikan informasi tentang curah jantung (CO) tapi bisa memberi pengukuran untuk menilai preload, kontraktilitas, afterload, dan air paru ekstravaskular (ELWI)
Red blood cells (RBCs), also called erythrocytes, are the most common type of blood cell and the vertebrate organism's principal means of delivering oxygen (O2) to the body tissues—via blood flow through the circulatory system.
3. SKENARIO
Skenario 2
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun dibawa ke RS
dengan keluhan demam dan lemas. Nafsu makan sangat
kurang sejak seminggu terakhir, sehingga tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dan berbaring di tempat
tidur karena lemas. Pemeriksaan fisik tampak pucat,
konjungtiva anemis, perut cembung dan teraba
pembesaran hepar dan lien, kulit tampak kehitaman dan
kering
4. Klarifikasi Kata Sulit
• Konjungtiva anemis : Keadaan dimana tampak pucat
pada mukosa mata
• Lemas : Gejala atau sensasi kurangnya
tenaga
• Pucat : Tampak dimana wajah terlihat
berwarna putih semu
• Hepar : Organ terbesar, Terletak dikuadran
kanan atau rongga abdomen
• Lien : Organ RES yang terletak di cavum
abdomen pada regio hipokondrium
sinistra
5. Kalimat Kunci
Laki-laki 10 tahun
demam dan lemas
Nafsu makan sangat kurang
Berbaring di tempat tidur karena lemas
Pemeriksaan fisik :Tampak pucat, konjungtiva
anemis, perut cembung, dan teraba pembesaran
hepar dan lien, kulit tampak kehitaman dan kering.
6. 1. Apa saja yang dapat menyebabkan
pucat?
ERITROSIT
KAPASITAS
OKSIGEN
MENURUN
KOMPENSASI
ORGAN TUBUH
GEJALA
ANEMIA
MEKANISME
KOMPENSASI
TUBUH
7. 2. Jelaskan jenis-jenis anemia berdasarkan
etiologi dan morfologinya!
• 1.Anemia Defisiensi Besi
2. Thalasemia Major
3. Anemia Akibat Penyakit Kronik
4. Anemia Sideroblastik
Hipokromik
Mikrositer
(MCV < 80 Fl; MCH
<27 Pg)
• 1.Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia aplastik
3. Anemia hemolitik didapat
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia pada gagal ginjal kronik
6. Anemia pada sindrom mielodisplastik
7. Anemia pada keganasan hematologik
Anemia normokromik
normositer
(mcv 80-95 fl; MCH 27-
34 pg)
• Bentuk megaloblastik
1. Anemia difisiensi Asam folat
2. Anemia defisiensi B12
• Bentuk non-megaloblastik
1. Anemia pada penyakit hati kronik
2. Anemia pada hipotiroidisme
3. Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia makrositer
(MCV >95 fl)
8. 3. Jelaskan proses hematopoiesis!
Proses pembentukan darah terjadi di:
Janin Umur 0-2 bulan (yolk sac)
Umur 2-7 bulan (hati, limpa)
Umur 5-9 bulan (sumsum tulang)
Bayi Sumsum tulang
Dewasa Vertebra, tulang iga, sternum, tulang
tengkorak, sacrum dan pelvis
9.
10. 4. Jelaskan struktur dan eritropoiesis!
1. membran eritrosit
2. Sistem enzim; (enzim G6PD
(glucose 6-phosphate
dehydrogenase : dalam pentosa
pathway)
3. Hemoglobin :berfungsi sebagai
alat angkut oksigen. Komponennya
terdiri atas :
a. heme, yang merupakan
gabungan protoporfirin dengan besi.
b. globin : bagian protein
yang terdiri dari atas rantai alfa dan
2 rantai beta.
12. 5. Jelaskan patofisiologi dari gejala-gejala
anemia!
Gejala umum
anemia
Mekanisme kompensasi
tubuh terhadap
berkurangnya daya
angkut oksigen.
Anoksia organ
kadar hemoglobin telah
turun di bawah 7 g/dl.
14. 7.Apa hubungan antara pucat dan
hepatomegali?
Hubungan keduanya adalah terjadi akibat
penurunan jumlah SDM dimana hepar
dan lien bekerja keras dalam merombak
eritrosit yang lisis berlebihan agar
kebutuhan tubuh tercukupi dan pucat
sebagai tanda dari kurangnya SDM yang
membawa oksigen ke jaringan perifer dan
adanya eritrosit yang hemolitik
15. 8. Tes penunjang apa saja yang dapat
digunakan untuk menegakkan
diagnosa?
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penyaring
. Pemeriksaan Darah Seri Anemia
Pemeriksaan Sum-sum tulang
Pemeriksaan Khusus
17. 9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit
tersebut?
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi pada
pasien anemia ialah:
1. pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosedefinitive
yang telah ditegakkan terlebih dahulu
2. pemberian hematinic tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan
3. pengobatan anemia dapat berupa:
a. terapi untuk keadaan darurat
b. terapi suportif
c. terapi yang khas untuk masing-masing anemia
d. terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan
anemia tersebut.
4. Ketika diagnosis definitive tidak dapat ditegakkan, dengan terpaksa
harus diberikan terapi percobaan (terapi exjuvantivus), dan harus
dilakukan pemantauan yang ketat terhadap respons terapi dan
perubahan perjalanan penyakit pasien, serta dilakukan evaluasi
terus menerus tentang kemungkinan perubahan diagnosis.
5. Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut dengan
tanda-tanda gangguan hemodinamik.
18. Anemia defisiensi
besi
Terapi kausal
Pemberian preparat
besi untuk mengganti
kekurangan besi
dalam tubuh
Pengobatan lain
(diet, vit. C, tranfusi
darah)
Leukimia
Limfoblastik
Tahap 1 (terapi
induksi)
Tahap 2 (terapi
konsolidasi)
Tahap 3 (profilaksis)
19. 10. Komplikasi apa yang bisa terjadi
dari penyakit tersebut?
• Gangguan fungsi kognitif
• Penurunan daya tahan tubuh
• Tumbuh kembang yang terlambatPenurunan aktivitas
ANEMIA
DEFISIENSI BESI
• Komplikasi yang paling terjadi adalah perdarahan dan
rentan terhadap infeksi. Hal ini disebabkan karena
kurangnya kadar trombosit dan kurangnya kadar
leukosit.
Anemia
Aplastik
• Kolapsnya kardiovaskuler
• Dapat memicu penyakit jantung, paru-paru, dan otak
Anemia
Hemolitik
20. 11. Bagaimana pencegahan dari
penyakit tersebut?
Menurut Tarwoto, dkk, upaya-upaya untuk mencegah
anemia, antara lain sebagai berikut:
a. Makan makanan yang mengandung zat besi dari
bahan hewani
b. Banyak makan makanan sumber vitamin c yang
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi,
c. Minum 1 tablet penambah darah setiap hari,
khususnya saat mengalami haid.
d. Bila merasakan adanya tanda dan gejala anemia,
segera konsultasikan ke dokter untuk dicari
penyebabnya dan diberikan pengobatan.