SlideShare a Scribd company logo
Skrining
Risiko Maternal
dr Dwirani Amelia, SpOG
• Screening, in medicine, is a strategy used to look for
as-yet-unrecognised conditions or risk markers. This
testing can be applied to individuals or to a whole
population. Wikipedia
Ibu Hamil
Konfirmasi Kehamilan
Evaluasi Maternal Evaluasi Fetal
Skrining genetik
Fetal development
Fetal growth
Maternal
Metabolism
Preeklampsia
Anemia
Triple elimination
Other Infections
Health
Promotion
Seeking
Disease
Birth
Preparedness
Emergency
Readiness
Viability Test
Konfirmasi Kehamilan
• Skrining untuk:
• Risiko premature
• Risiko post mature
• Risiko pertumbuhan janin abnormal
• Metode:
• Klinis:
• terlambat haid, pemeriksaan beta-HcG urine, gejala dan tanda hamil muda
• Hari Pertama Haid Terakhir
• D+7/M-1
• Syarat: siklus 28 hari
• USG trimester 1
• Penentuan usia kehamilan paling
akurat adalah menggunakan
pemeriksaan USG pada usia
kehamilan hingga 13 6/7 minggu
– CRL
• Jika hal ini tidak dilakukan maka
kesalahan penentuan usia
gestasi akan makin besar
• Kehamilan tanpa pemeriksaan
USG sebelum 22 0/7 minggu
untuk mengkonfirmasi usia
kehamilan – suboptimally dated.
Committee on Obstetric Practice
American Institute of Ultrasound in Medicine
Society for Maternal–Fetal Medicine
No 700, May 2017
Viability Test
• Fetal Heart Movement
• Clinical – fetal movement
Skrining Maternal - Fetal
IMT Pra-Hamil
(kg/m2)
Kenaikan BB total
selama kehamilan
(kg)
Laju kenaikan BB pada
trimester II dan trimester
III (rentang rerata
kg/minggu)
Gizi kurang/KEK (<18.5) 12.71 – 18.16
0.45
(0.45 – 0.59)
Normal (18.5 – 24.9) 11.35 – 15.89
0.45
(0.36 – 0.45)
Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 – 11.35
0.27
(0.23 – 0.32)
Obes ( 30.0) 4.99 – 9.08
0.23
(0.18 – 0.27)
BMI dapat digunakan untuk mengantisipasi :
• Obesitas akibat penambahan BB selama kehamilan
• Perbaikan lifestyle
• Pemberian terapi – adanya resistensi insulin/gangguan
metabolisma Karbohidrat
• Edukasi terapi
• Olah raga yang dibutuhkan
• Rencana persalinan
• Faktor risiko preeklampsia
Pengisian grafik BB
• Area diantara garis putus-putus besar
 area range kenaikan berat badan
ibu hamil dengan kurang energy kronis
(KEK)
• Area grafik warna pink  range
kenaikan berat badan ibu hamil
dengan berat badan awal kehamilan
normal
• Area diantara garis putus-putus kecil
 area berat badan ibu hamil dengan
berat badan awal kehamilan gemuk
• Area grafik warna biru  area range
kenaikan berat badan ibu hamil
dengan berat badan pra kehamilan
obesitas
Skrining Riwayat Kesehatan Ibu
dan Keluarga:
• Hipertensi
• Jantung
• Tyroid
• Alergi
• Autoimun
• Diabetes
• Asma
• Tuberkulosis
• Hepatitis B
• Jiwa
• Sifilis
• Lainnya
• Tanda dan gejala – mengkonfirmasi Riwayat
Kesehatan/penyakit
• Pemeriksaan penunjang – laboratorium ,
USG
Skrining terhadap:
• Anemia
• Diabetes Melitus dalam Kehamilan
• Preeklampsia
Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam Kehamilan
• Anemia dalam kehamilan adalah masalah dunis, dengan prevalensi
38.2% dari wanita di seluruh dunia mengalami anemia.
• Sebagian besar disebabkan oleh defisiensi besi. Penyebab lain
termasuk defisiensi nutrisi, haemoglobinopathies, infeksi dan
penyakit kronik serta malignansi.
• Paling banyak terjadi di masyarakat dengan sosek rendah.
• Kriteria diagnosis (World Health Organization)
• Kadar Hb <110 g/L pada trimester berapapun dan <100 g/L postpartum.
• Perubahan fisiologis pada ibu hamil – hemodilusi pada trimester 2 –
menimbulkan kondisi “fisiologis anemia” -- kadar Hb 105/L menjadi ambang
anemia.
Macam Anemia
• Anemia Defisiensi Besi
• Anemia defisiensi folat, vit B12 dan mikronutrien
• Anemia Hemoglobinopati
• Infeksi
Anemia Defisiensi Besi
• Insidensi dan prevalensi sangat tinggi di seluruh dunia – hampir 50%
• Kebutuhan zat besi saat kehamilan meningkat hingga 3 kali lipat,
dengan kebutuhan besi total secara keseluruhan adalah 1000–1200
mg. Peningkatan kebutuhan besi terjadi di trimester kedua dan
puncaknya pada trimester 3.
• Serum ferritin menunjukkan besarnya cadangan besi dalam tubuh.
Jika kadar serum ferritin level <30 ng/mL – dianggap rendah. Ferritin
harus dievaluasi dengan melihat klinis dan pemeriksaan darah
lainnya.
Schematic representation of iron metabolism.
Under normal conditions, the iron in the body is
in a dynamic equilibrium between different
compartments (solid arrows). From
approximately 10 mg of iron ingested with food,
1−2 mg are absorbed by duodenal enterocytes
and the same amount is lost, e.g., via skin
exfoliation. In the circulation, iron is bound to
transferrin ( ca. 3 mg), which safely transports it
e.g., to the bone marrow for hemoglobin
synthesis. Approximately two-thirds of the iron
in the body is found in the form of hemoglobin,
in red blood cells (1800 mg) and in erythroid
precursors in the bone marrow (300 mg),
whereas 10−15% is present in myoglobin and in
a variety of different essential enzymes. Iron is
stored in parenchymal cells of the liver ( ca .
1000 mg). Reticuloendothelial macrophages
temporarily store the iron recycled from
senescent red blood cells (600 mg) in a readily
available form. Erythropoetin, produced in the
kidneys, regulates duodenal iron absorption and
erythropoiesis (dashed lines). Adapted from
Crichton, 2008 [7].
Metabolisme Besi
INTAKE RENDAH
• Diet inadekuat
• Gangguan absorbsi:
penggunaan antasida,
achlorhydria, reseksi
usus/lambung, operasi
bariatric, coeliac disease,
Irritable bowel disease.
• Intake rendah kebutuhan
tinggi: anak2, remaja,
menstruasi, hamil dan
menyusui
KEHILANGAN BESI
MENINGKAT
• Perdarahan GIT: varises
esofagus, gastritis
akut/kronik, ulkus
peptikum, konsumsi
salisilat, keganasan,
parasitosis, milk enteropati,
irritable bowel, divertikel,
hemoroid, unknown
• Perdarahan saluran
Genitourinari: menoragia,
malignansi, gangguan
ginjal, hemoglobinuria
PERDARAHAN SALURAN NAFAS
Infeksi, keganasan
KEHILANGAN DARAH LAIN: trauma,
flebotomi, gangguan pembekuan
darah
ANEMIA
DEFISIENSI
BESI
Anemia Defisiensi As Folat, B12 dan
mikronutrien
• Kebutuhan ibu hamil terhadap asam folat adalah 0.4mg/hari – pada 12 mgg
pertama dan kebutuhan vit B12 adalah 2.6 mcg/hari
• Kecurigaan akan anemia defisiensi folat – pada kasus vegetarian and vegan diets;
gangguan malabsorpsi seperti peny. Crohn’s disease dan penyait coeliac;
penyakit autoimmune; penggunaan obat2an seperti metformin; dan, pasca
bariatric surgery.
• Kegunaan – Folate dan vitamin B12 penting untuk sintesis DNA dan maturasi inti
sel.
• Defisiensi asam folat dan B12 akan berhubungan erat dengan risiko tinggi
terhadap defek tabung saraf, serta sangat mungkin berkaitan denga infertilitas,
abortus berulang serta peralinan premature.
• Defisiensi micronutrient seperti vitamin A dan C, zinc dan copper, bisa terjadi
akan tetapi sulit diukur. Defisit multiple nutrient sering dijumpai pada kelompok
ekonomi lemah – perlu suplementasi
Hemoglobinopati
• Secara garis besar, anemia
akibat hemoglobinopati
terbagi menjadi:
• Thalasemia
• Penyakit Anemia Sel Sabit
(Sickle cell Disease)
• Thalassemia adalah kelainan darah
yang diturunkan dan berhubungan
dengan gangguan sintesis satu atau
lebih rantai globin, yang tersering
adalah rantai alfa dan beta.
• Terbagi menjadi 2:
• Thalasemia Mayor
• Thalasemia Minor (beta trait)
• Umur sel darah merah menjadi pendek
– membutuhkan transfusi darah
seumur hidup
• Terapi adalah transfuse darah
• Efek samping transfuse adalah
penumpukan deposit besi dari sel
darah donor
• Sementara makin parah
thalassemia yang diderita – makin
banyak penimbunan besi yang
terjadi.
• Pada kehamilan:
• T mayor – membutuhkan transfuse
seumur hidup
• T minor – selalu dalam keadaan
anemia, yg hanya bisa dikoreksi
dengan transfuse
• Dapat terjadi kehamilan apabila
dilakukan pengobatan secara optimal
Karena tidak dilakukan skrining terhadap
hemoglobinopati, maka setiap ibu hamil dengan
anemia dapat diberikan preparat besi oral – sambil
melihat respon ibu. Dan sebaiknya skrining
dilakukan sebelum pemberian zat besi, karena hasil
lab dapat dipengaruhi oleh kadar ferritin yang
tinggi sebelumnya.
• Penyakit Sel Sabit adalah kelainan yang
diturunkan secara autosomal resesif
yang menyebabkan gangguan pada
struktur hemoglobin – Hb S
• Selain umur sel darah yang pendek, sel
darah yang rusak dapat menimbulkan
sumbatan pada berbagai tempat –
gejala nyeri
• Terbagi menjadi:
• Hemoglobin Sβ0 thalassemia
• Hemoglobin Sβ+ thalassemia
• Hemoglobin SC
• Hemoglobin SD
• Hemoglobin SE
• Hemoglobin SS
Gejala dan Tanda
• Sudah didapat sejak lahir – manifestasi pada usia 5 -6 bulan
• Tanda dan gejala awal:
• Kulit berwarna kekuningan, disebut jaundice, atau sklera yang berwarna kuning -
ikterik – disebabkan oleh pewarnaan bilirubin yg dilepaskan oleh sel darah merah
yang rusak/hemolisis
• Rasa Lelah/Fatigue karena anemia
• Timbul bengkak dan nyeri di tangan dan kaki -- dactylitis
• Komplikasi – disebabkan oleh obstruksi dari sel darah yang abnormal di
pembuluh darah kecil:
• Nyeri menahun, gangguan pada mata, gangguan pada jantung, pada ginjal dll
• Pada kehamilan: meningkatkan risiko abortus, prematuritas dan pertumbuhan Janin
Terhambat. Sleain itu meningkatkan risiko hipertensi dalam kehamilan dan
thrombosis.
• Suplementasi yang penting pada ibu hamil dengan penyakit ini adalah
dengan memberikan asam folat 5mg/hari sejak sebelum konsepsi dan
sepanjang kehamilan.
• Seringkali penyakit ini tidak terdiagnosis, terutama pada kelompok
dengan kombinasi HbS dengan normal hemoglobin (A) – disebut
sebagai sickle cell trait, dikarenakan kelompok ini seringkali
asimtomatis.
Diabetes Melitus
dalam Kehamilan
Definisi dan epidemiologi
• Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah adanya intoleransi
glukosa yang mucul pertama kali pada saat kehamilan. Diagnosis DMG
tidak membedakan apakah ibu insulin dependen atau tidak, serta
tidak membedakan apakah gangguan toleransi glukosa terjadi
sebelum atau setelah terjadinya kehamilan.
• Prevalensi 1-14% - tergantung kondisi wilayah
• di Indonesia terjadi sebesar 3 -5 %
Klasifikasi DM menurut etiologinya.
I. DM tipe 1. (Kerusakan sel Beta yang menjurus ke defisiensi insulin yang
absolut).
a. Immuned Mediated
b. Idiopathic
II. DM tipe 2. (Terjadi resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang
relative sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang
disertai resistensi insulin)
III. DM tipe spesifik a. Kelainan genetik fungsi sel Beta b. Kelainan genetik
kerja insulin c. Kelainan eksokrin pankreas d. Endokrinopati e.
Drug/Chemical induced f. infeksi g. Bentuk lain dari immune-mediated
Diabetes Mellitus yang jarang. h. Kelainan-kelainan genetic yang
menyertai DM
IV. Diabetes Gestational.
Adaptasi maternal terhadap metabolism
karbohidrat
• Hipoglikemi puasa
• Hiperglikemi post prandial
• Resistensi Insulin
 Hiperglikemi perikonsepsi – risiko
gangguan pertumbuhan organ
Komplikasi
• Maternal
• Komplikasi akibat hiperglikemia:
vaskulopati, glomerulopati
diabetikum, KAD
• Preeklampsia
Fetal
• Kelainan bawaan
• Makrosomia
• Respiratory Distress
• Komplikasi akibat traumatic
delivery
Faktor Risiko
Risiko tinggi
a. Usia > 30 tahun
b. Obesitas
c. Polycystic ovary sindrome
d. Kehamilan yang lalu ada intoleransi
glucosa
e. Kehamilan yang lalu dengan bayi
besar (> 4000g)
f. Riwayat kematian janin dalam
rahim yang tidak diketahui
sebabnya
g. Keluarga dengan DM tipe 2 (first-
degree relatives)
Risiko rendah
a. Usia < 25 tahun
b. Berat badan normal sebelum hamil
c. Tidak ada histori keluarga/orang
tua DM
d. Tidak ada histori kelainan toleransi
glukosa
e. Tidak ada histori obstetri yang
jelek
f. Bukan dari kelompok etnis dengan
prevalensi tinggi untuk DM
Skrining
• dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama
(trimester 1) untuk menapis DM Pragestasi (DMpG)
• bila negatip diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis
DM Gestasi (DMG).
• Pemeriksaan:
• TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral), dengan memberikan beban 75 gram
glukosa anhidrus setelah berpuasa selama 8 – 14 jam.
• Dinyatakan positip apabila hasil glukosa puasa = 126 mg/dL dan 2 jam = 200
mgh/dL.
• Bila hasil negatip diulangi dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia
hamil 24-28 minggu.
Preeklampsia
Definisi dan Epidemiologi
• Adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan kenaikan
tekanan darah (>140/90) pada usia kehamilan di atas 20 mgg, disertai
dengan komplikasi pada organ, setidaknya proteinuria
• WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di
negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia
di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara berkembang
adalah 1,8% - 18%.
• Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau
sekitar 5,3%
• Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab kedua terbanyak
kematian ibu setelah perdarahan.
Diagnosis Preeklampsia
• Kenaikan tekanan darah >140/90 pada usia kehamilan >20mgg
• adanya protein urin minimal +1 dengan dipstik
• namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan
lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu:
• Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
• Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar
kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
• Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau
adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
• Edema Paru
• Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
• Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta :
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or
reversed end diastolic velocity (ARDV)
Diagnosis Preeklampsia Berat
1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik
pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
3. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan
kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
4. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau
adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
5. Edema Paru
6. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
7. Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta:
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent or
reversed end diastolic velocity (ARDV)
Prediksi dan Pencegahan Preeklampsia
• Pencegahan Primer: skrining
• Pencegahan sekunder:
• Aspirin dosis rendah sebelum 20minggu
• Suplementasi kalsium 1,5 – 2 g/hari
Risiko Rendah
Risiko Tinggi
Risiko Preeklampsia
Skrining Risiko Preeklampsia
Infeksi
Skrining triple eliminasi
1. HIV
2. Hepatitis
3. Sifilis
TORCH
TORCH-S
Adalah singkatan dari berbagai infeksi yang disebabkan oleh parasit,
virus maupun bakteri yang jika terjadi saat kehamilan dapat
menimbulkan kelainan.
T – Toksoplasmosis
O – Other Infection (Syphilis, Hepatitis, HIV…)
R – Rubella
C – Cytomegalovirus (CMV)
H – Herpes Simpleks (HSV)
(S – Syphilis )
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis
• Penyebab:
Toxoplasma Gondii
• Adalah parasit
intraseluler
• Host definitif:
kucing, burung,
ayam
• Transmisi:
feco-oral -
transplasental
• Masa inkubasi 21
hari
• Oocyst – masuk ke dalam usus manusia – mengalami
excystation – sporozites – bersirkulasi dalam darah
manusia – trophozytes – berkembang biak dalam sel –
sel ruptur dan mati – mengaktivasi sistem imun –
terbentuk cyst dalam jaringan – berhenti bersirkulasi
dalam darah
Infeksi akutFetal Infection
Prevalensi
• Tingkat seroprevalensi toksoplasmosis berbeda-beda pada negara
yang berbeda
• Lebih banyak di negara tropis
Transmisi
• Risiko transmisi dipengaruhi oleh:
• Saat terjadinya infeksi akut pada ibu
• Usia gestasi saat terjadi infeksi akut
• Dipengaruhi oleh aliran darah plasenta
Transmisi
vertikal
Abnormalitas
morfologi
Risiko fetal
infection
6 – 20 wks 21% 11% 15%
21 – 30 wks 63% 4% 25%
>30 wks 89% 0% 64%
Tanda dan Gejala: pada ibu
• Infeksi akut sebagian besar sub-clinical – 90% tidak dikenali
• Manifestasi yang sering: pembesaran kelenjar getah bening – tidak
nyeri, fatigue, sakit kepala, lesu dan nyeri otot (flu-like syndrome)
• Gejala berat (jarang): nyeri otot berat, ruam pada kulit, radang pada
retina
Tanda dan Gejala:
pada janin
• Infeksi pada trimester satu: kematian
mudigah, abortus, cacat berat pada janin –
jarang terjadi
• Triad gejala toksoplasmosis pada janin:
• Chorioretinitis
• Hydrocephalus
• Intra cranial calcification
Evaluasi Diagnostik
• Pemeriksaan Serologi
• Dilakukan pada orang yang immuno-competent
• Akut toksoplasmosis ditandai dengan peningkatan IgM spesifik yang menetap
hingga melewati periode akut (bbrp bulan/tahun)
• IgG merupakan penanda infeksi kronik yang akan tetap positif hingga
bertahun2
• Pemeriksaan untuk mendeteksi transmisi fetal
• Cordosentesis
• Amniosentesis
• USG – fetal triad plus: tebal plasenta abnormal dan atau hiperdensitas,
intrahepatic density, ascites, pericardial/pleural effusi
Interpretasi hasil uji serologi Toksoplasmosis
Hasil
IgG
Hasil IgM Relevansi klinis
Negatif Negatif Menandakan bahwa kemungkinan ibu belum
terinfeksi T.Gondii, diperlukan tes serial jik
aterdapat dugaan kuat infeksi toksoplasma
Positif Negatif Pada TM1 atau 2, paling mungkin ibu
mendapatkan infeksi sebelum kehamilan
Negatif Positif/eq
uivocal
Antibodi IgM ditemukan pada periode akut infeksi
dan daat bertahan cukup lama, maka IgM positif
harus dilakukan konfirmasi tes aviditas toxo
Positif Positif/eq
uivocal
Sama dg di atas
Terapi
• Self limiting
• Respon buruk terhadap pemberian antibiotika
• Ibu hamil: Spiramisin 3g/hari hingga lahir
• Ketika diagnosis transmisi fetal positif:
• Sulfadiazin 4x1gram
• Pyrimetamin 2x25mg oral (di luat TM 1)
• Leucovorin calcium oral 10-25mg/hari
• Selama 4-6 minggu
Pencegahan
• Tidak minum air yang mentah
• Cuci tangan setiap habis kontak dengan binatang dan tanah
• Buah dan sayur harus dicuci bersih sebelum diolah/dimakan
• Tidak makan daging yang tidak matang
Rubella
Campak Jerman
• Adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Rubella
• Merupakan RNA-virus
• Jika terinfeksi – self-limiting dengan gejala ringan
• Infeksi pada wanita hamil (trimester 1) – risiko tinggi
pada bayi – Congenital Rubella Syndrome (CRS)
• Virus Rubella memiliki teratogenic properties
• Setelah menginfeksi plasenta, virus akan menyebar
melalui sirkulasi darah janin – menyebablan
kerusakan sel pembuluh darah dan iskemia pada
organ janin
Transmisi
• Rubella ditularkan melalui udara (airborne droplet) dari saluran nafas
bagian atas dari orang yang terinfeksi Rubella dan virus bereplikasi di
nasofaring dan kelenjar getah bening
• Virus dapat juga ditemukan di urin, feces atau kulit
• Masa inkubasi 2 -3 minggu
Gejala dan Tanda
• Flu-like syndrome
• Gejala ringan
• Self limiting disease
• Gambaran klinis:
• Rash (erupsi eritematous makopopular) pada wajah yang
menyebar ke badan dan tungkai yang akan menghilang dalam 3
hari
• Rash di wajah menghilang lebih dahulu
• Demam ringan, nyeri sendi, sakit kepala,conjunctivitis, sakit
tenggorokan, batuk dan coryza
• Pembengkakan kelenjar (sub-oksipita dan posteror servikalis)
Congenital Rubella
Syndrome
• Pertumbuhan janin terhambat
• Microcephali
• Kelainan Cochlear – sensorineural  gangguan
pendengaran
• Katarak
• Kelainan jantung – septal defect, PDA, hipolasia
artery pulmonalis
• Kelainan saraf – perilaku hingga
meningoencephalitis
• Kelainan darah – Trombositopenia
• Infeksi pada tulang
• Pembesaran liver dan limpa
• Infeksi pada <20mgg – abortus spontan
Transmisi vertikal dan risiko CRS
Usia gestasi Risiko infeksi Risiko CRS
< 11wks 80-90% 50-90%
11-12 wks 80-90% 33%
13-14 wks 80-90% 11%
15-16 wks 60% 25-50%
17- 20 wks 25% 25%
27-30 wks 25% 25%
>36 wks 100% 10%
Diagnosis – pada ibu
• Serologi IgM dan IgG Rubella
• Konfirmasi diagnosis: klinis + IgG/M
• Peningkatan titer IgG 4 kali – menunjukkan ibu berada pada periode
akut hingga konvalesen
• IgM menunjukkan infeksi baru/akut
• Kultur
Serokonversi Ig pada Rubella
Diagnosis – pada janin
• PCR
• CVS (chorionic Villous Sampling) untuk diagnostik prenatal jika infeksi
Rubella terjadi pada 10 – 12 minggu
Penatalaksanaan
• Pencegahan dengan imunisasi aktif – vaksin dengan virus aktif
• Tidak ada terapi yang dapat diberikan
• Self-limiting disease
• Skrining – pada wilayah tertentu (Eropa) peningkatan insiden sejajar
dengan serokonversi Rubella
• Wanita hamil atau berencana hamil dalam 28 hari ke depan – tidak
dapat diberikan imunisasi
Cytomegalovirus
(CMV)
Cytomegalovirus
• Adalah double-stranded DNA herpes virus
• Paling sering melewati sawar plasenta
Insidensi dan Transmisi
• Transmisi vertikal terjadi pada 30-40% kasus infeksi
• Di antara kasus dengan transmisi vertikal, 2-4% mengalami
malformasi berat
• Transmisi – kontak langsung dari orang ke orang (ludah, susu,
urine, semen, air mata, feses, darah, sekret tubuh)
• Transmisi vertikal dapat terjadi kapan saja selama kehamilan –
periode paling berbahaya dengan sekuele berat: transmisi
pada trimester 1, sementara risiko secara keseluruhan lebih
besar pada trimester 3
• Kongenital CMV dapat terjadi pada kasus infeksi primer, re-
aktivasi maupun rekuren
Manifestasi klinik
Maternal –
gejalanya ringan dan self-
limiting
• Demam
• Lemah lesu
• Pembesaran kelenjar
• Nyeri sendi
• Nyeri otot
• Kehilangan nafsu makan
Janin
• 90% asimtomastis pada saat lahir
• 1-10% akan menunjukan gejala saat
lahir:
• Ptechiae, jaundice
• Chorioretinitis
• Kalsifikasi periventrikuler
• IUGR
• Mikrosefali
• Delayed psychomotor development
• Blok jantung
• 10-15% tidak menunjukkan gejala saat
lahir – tetapi mengalami gangguan
pendengaran dan gangguan belajar
kemudian
Bintik “blueberry muffin” menunjukkan terdapatnya
pembentukan sel darah di luar sumsum tulang
Ventrikulomegali dan
kalsifikasi pada
kongenital CMV
Diagnosis
• IgG maternal – menunjukkan infeksi masa lalu
• USG
• Amniocentesis
• Isolasi virus dari urine atau saliva pada bayi usia 1 – 3 minggu 
kultur (gold standard); isolasi pada usia lebih dari 3 minggu = infeksi
postnatal
• Pemeriksaan viral load – pada usia lebih dari 3 minggu  utk melihat
perkembangan infeksi (bukan utk menegakkan diagnosis)
Interpretasi serologi
CMV IgG CMV IgM CMV IgG
avidity
Interpretation
Non-reactive Non-reactive NA Infection
unlikely
Reactive Non-reactive High Avidity Past Infection
Reactive Reactive Low Avidity Primary
Infection
Reactive Reactive High Avidity Non Primary
infection, low
risk for in-
utero
transmission
Penatalaksanaan
Maternal
• Sering tidak secara spesifik terdiagnosis
• Diagnosis serologi – menunjukkan kemungkinan potensi transmisi
vertikal
• Ganciclovir, Foscarnet dan cidoclovir (antivirus) – dengan efektifitas
moderate – rendah
• Hyperimmune globuline IV dilanjutkan intra amnion
Penatalaksanaan
Bayi
• Antivirus – ganciclovir pada usia 6 minggu bayi dengan gejala positif –
tidak terlalu efektif, sering menimbulkan efek samping yang lebih
membahayakan
• Bayi tanpa gejala – tidak diterapi, krn efek samping yang lebih besar
• Hyperimmune globuline – dalam penelitian
Herpes simplex virus
Herpes Simpleks Virus (HSV)
• Merupakan DNA virus dari keluarga alpha herpes virinae
• Merupakan PMS paling sering di seluruh dunia
Efek ada Kehamilan
• Tidak jelas apakah menyebabkan peningkatan kejadian abortus
• Infeksi pada trimester 2 atau 3 meningkatkan kemungkinan kejadian
IUGR atau prematuritas
• Infeksi terjadi melalui transmisi asenden – virus pada saluran
genital/serviks
• Ketuban pecah meningkatkan penyebaran virus intrauterine
Efek pada ibu
• Infeksi primer – labialis, genitalis
• Lesi vesikel, kecil, berkelompok
Efek pada Janin/Bayi
• Infeksi pada bayi baru lahir dapat
luas dan fatal, atau terlokalisir
atau a-simptomatis
• Diagnosis: pemeriksaan fisik dan
deteksi virus dengan PCR
• Manifestasi:
• Chorioretinitis
• Microsefali
• Retardasi mental
• Kejang
• kematian
Tatalaksana
• Ibu: pemberian anti virus acyclovir 400mg 2 kali sehari, dapat
diberikan hingga bayi lahir
• Neonatus: intravena acyclovir – tingkat kematian tinggi
• Menyusui diperbolehkan selama ibu menjaga kontak antara lesi
dengan bayi – cuci tangan
Syphilis
The Great Imitator
• Disebabkan oleh: Treponema Palidum
• Transmisi :
• Sexual
• Maternal – fetal
• Transfusi darah
• Sering ditemukan pada penderita HIV+
• Deteksi: pemeriksaan serologi VDRL
Gejala dan Tanda
• Terdiri dari banyak stage – dengan gejala yang tidak khas di awal
• Menyerupai banyak kondisi kelainan kulit – sehingga disebut sebagai
the Great imitator
• Stadium sifilis:
• Primer
• Sekunder
• Laten
• Laten lanjut (tersier)
• Lesi dapat menghilang dengan sendirinya, akan tetapi infeksi masih
tetap berlangsung hingga memasuki stadium berikutnya
10/18/2020 dwirani amelia 90
Sifilis
Kongenital
• Didapatkan dari transmisi
vertical ibu ke janin di
dalam rahim
• Dapat pula terinfeksi saat
melewati jalan klahir pada
ibu yang menderita sifilis
Pencegahan
• Hubungan seksual yang aman dan bersih
• Penggunaan kondom
• Deteksi dini dan pengobatan segera
• Pencarian rantai penularan
Hepatitis
Infeksi sistemik dengan
inflamasi primer terjadi di
liver yang disebabkan oleh
Virus
Virus Hepatitis
• Hepatitis A (1973)
• Hepatitis B (1970)
• Hepatitis C (1988)
• Hepatitis D (1983)
• Hepatitis F -- mutant
dari virus hepatitis B
• Hepatitis G (1995)
A B C D E
Sumber
infeksi
feses Darah
Serum
Darah
Serum
Darah
Serum
Feses
Transmisi Feco-oral Kontak luka
kulit dan
selaput
lendir
Kontak luka
kulit dan
selaput
lendir
Kontak luka
kulit dan
selaput
lendir
Feco-oral
Infeksi
Kronik
tidak ya ya ya tidak
Pencegahan Imunisasi
pre-post
eksposur
Imunisasi
pre-post
eksposur
dan skrining
donor
Skrining
donor
Imunisasi
pre-post
eksposur
dan skrining
donor
Minum air
yang aman
Gejala dan tanda
• Flu-like syndrome
• Lesu
• Hilang nafsu makan
• Mual
• Kuning – bisa ya bisa tidak
• Urin seperti air the
• Feses seperti dempul
• Infeksi kronik dapat berkembang menjadi cirrhosis
• Sering terjadi co-infeksi
Pemeriksaan
serologi
Prognosis
Hepatitis B
Pencegahan
• Hepatitis B Immunoglobulin (HBIG) – untuk bayi-bayi dengan ibu
HBsAg+ dan HBeAg+
• Vaksin hepatitis – sangat efektif, diberikan dengan booster
• Universal precaution untuk tenaga kesehatan
• Skrining transfusi darah
• Vaksin direkomendasikan untuk:
• Semua usia 0 – 18 tahun
• Kelompok risiko tinggi, misal tenaga kesehatan
Kondisi/kelainan Bawaan
Kondisi/kelainan
Bawaan
Diturunkan atau Bawaan?
Penyakit keturunan (Hereditary
Disease) adalah penyakit-penyakit
yang dapat diturunkan dari orang tua
ke anaknya – Thalasemia, hemophilia,
sickle cell anemia, buta warna, albino,
Down syndrome, muscular dystrofi.
Selain penyakit beberapa sifat juga
dapat diturunkan dari orang tua ke
anaknya – kecenderungan botak,
lesung pipi, bentuk telinga dll
Mengapa terjadi kondisi/kelainan bawaan/keturunan?
• Kelainan kromosom
• Penyakit Mendelian
• Multifaktorial
Mendelian Disease:
autosomal dominan
Contoh:
- Golongan darah ABO
- Penyakit familian polyposis coli
- Neurofibromatosis
- Retinoblastoma
Mendelian Disease: autosomal resesif
Contoh:
• Hemoglobinopati: thalassemia,
anemia sel sabit
• Inborn error metabolism: PKU
• Albino
• Penyakit Hirschsprung
Mendelian Disease:
X-linked resesif
Contoh:
• Hemofilia
• G6PD defisiensi
• Buta warna
• Duchenne muscular dystrofi
7 8 9
12 14
15
Tes ISHIHARA
Pencegahan
• Promosi Kesehatan umum
• Proteksi khusus
• Diagnosis dan terapi dini
• rehabilitasi
Promosi kesehatan khusus
• Eugenics
• Euthenics
• Genetic counseling
• Genetic preventive
measures
Proteksi dan Upaya
Pencegahan
Skrining Genetik
• Beberapa kelainan genetic dapat
didiagnosis sebelum kelahiran.
• Skrining genetic dianjurkan jika:
• Terdapat riwayat keluarga
• Riwayat kelahiran sebelumnya
dengan kelainan bawaan
• Riwayat lahir mati berulang
• Terdapat faktor risiko kuat untuk
terjadinya kelainan bawaan
Proteksi Khusus
Diagnosis dan
Terapi Dini
• Deteksi pembawa sifat
• Diagnosis prenatal – USG,
AFP dll
• Neonatal Screening
• Mengenali kasus pre-
klinik
Terima kasih

More Related Content

What's hot

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
Taufik Tias
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
arfadin
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
herlizarefriani
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
Demey Bd
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsiaJoni Iswanto
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
lia natalia
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
Diandr
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Abdul Rochman
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
elisa novi
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Al-Ikhlas14
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
Rahayu Pratiwi
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
pjj_kemenkes
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
Sumiaty Syifah
 

What's hot (20)

Ketuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini pptKetuban pecah dini ppt
Ketuban pecah dini ppt
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
 
Antenatal care-ppt
Antenatal care-pptAntenatal care-ppt
Antenatal care-ppt
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMALaskeb Bayi Baru Lahir NORMAL
askeb Bayi Baru Lahir NORMAL
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.ppt
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidananIsu etik dalam pelayanan kebidanan
Isu etik dalam pelayanan kebidanan
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu BersalinPemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
Pemeriksaan Fisik pada Ibu Bersalin
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Penyuluhan asi
Penyuluhan asiPenyuluhan asi
Penyuluhan asi
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 

Similar to skrining dalam kehamilan

4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
Igit1
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Operator Warnet Vast Raha
 
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.pptMengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
Risye1
 
Anemia.pptx
Anemia.pptxAnemia.pptx
Anemia.pptx
WindaNurOctasya1
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Septian Muna Barakati
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
Muhammad Nasrullah
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Septian Muna Barakati
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
rosalindipan
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Eka Safitri
 
NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
JeremiaSimbolon
 
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanpemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanDiena Masrukin
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Operator Warnet Vast Raha
 
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdfanemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
sitinurhasanah357724
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
Aris Rahmanda
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Yabniel Lit Jingga
 
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptxanemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
Milyanaidtiyah
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
wellinasebayang
 

Similar to skrining dalam kehamilan (20)

4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.pptMengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
Mengenal_penyakit_degeneratif2_1.ppt
 
Anemia.pptx
Anemia.pptxAnemia.pptx
Anemia.pptx
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIKGANGGUAN HAEMOPOIETIK
GANGGUAN HAEMOPOIETIK
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 3
 
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.pptPenanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
Penanganan Awal dan Rujukan pada Ibu Hamil dengan kasus kegawatdaruratan.ppt
 
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdfFaktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
Faktor Memengaruhi Kehamilan.pdf
 
NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
 
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanpemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
Makalah prinsip diet pada ibu hamil dengan anemia 2
 
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdfanemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955.pdf
 
Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri Anemia pada remaja putri
Anemia pada remaja putri
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptxanemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
anemiapadaremajaputri-aris-161031142955 (1).pptx
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
Askep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarumAskep anemia gravidarum
Askep anemia gravidarum
 

More from dwirani amelia

TORCH dalam kehamilan
TORCH dalam kehamilanTORCH dalam kehamilan
TORCH dalam kehamilan
dwirani amelia
 
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
dwirani amelia
 
Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal
dwirani amelia
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
dwirani amelia
 
Pernikahan dini dan kesehatan
Pernikahan dini dan kesehatanPernikahan dini dan kesehatan
Pernikahan dini dan kesehatan
dwirani amelia
 
JKN dan Perilaku Profesional
JKN dan Perilaku ProfesionalJKN dan Perilaku Profesional
JKN dan Perilaku Profesional
dwirani amelia
 

More from dwirani amelia (6)

TORCH dalam kehamilan
TORCH dalam kehamilanTORCH dalam kehamilan
TORCH dalam kehamilan
 
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia
 
Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal Perawatan Antenatal di Era New Normal
Perawatan Antenatal di Era New Normal
 
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilanHipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
 
Pernikahan dini dan kesehatan
Pernikahan dini dan kesehatanPernikahan dini dan kesehatan
Pernikahan dini dan kesehatan
 
JKN dan Perilaku Profesional
JKN dan Perilaku ProfesionalJKN dan Perilaku Profesional
JKN dan Perilaku Profesional
 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 

skrining dalam kehamilan

  • 2. • Screening, in medicine, is a strategy used to look for as-yet-unrecognised conditions or risk markers. This testing can be applied to individuals or to a whole population. Wikipedia
  • 3. Ibu Hamil Konfirmasi Kehamilan Evaluasi Maternal Evaluasi Fetal Skrining genetik Fetal development Fetal growth Maternal Metabolism Preeklampsia Anemia Triple elimination Other Infections Health Promotion Seeking Disease Birth Preparedness Emergency Readiness Viability Test
  • 4. Konfirmasi Kehamilan • Skrining untuk: • Risiko premature • Risiko post mature • Risiko pertumbuhan janin abnormal • Metode: • Klinis: • terlambat haid, pemeriksaan beta-HcG urine, gejala dan tanda hamil muda • Hari Pertama Haid Terakhir • D+7/M-1 • Syarat: siklus 28 hari • USG trimester 1
  • 5. • Penentuan usia kehamilan paling akurat adalah menggunakan pemeriksaan USG pada usia kehamilan hingga 13 6/7 minggu – CRL • Jika hal ini tidak dilakukan maka kesalahan penentuan usia gestasi akan makin besar • Kehamilan tanpa pemeriksaan USG sebelum 22 0/7 minggu untuk mengkonfirmasi usia kehamilan – suboptimally dated. Committee on Obstetric Practice American Institute of Ultrasound in Medicine Society for Maternal–Fetal Medicine No 700, May 2017
  • 6. Viability Test • Fetal Heart Movement • Clinical – fetal movement
  • 8. IMT Pra-Hamil (kg/m2) Kenaikan BB total selama kehamilan (kg) Laju kenaikan BB pada trimester II dan trimester III (rentang rerata kg/minggu) Gizi kurang/KEK (<18.5) 12.71 – 18.16 0.45 (0.45 – 0.59) Normal (18.5 – 24.9) 11.35 – 15.89 0.45 (0.36 – 0.45) Kelebihan BB (25.0-29.9) 6.81 – 11.35 0.27 (0.23 – 0.32) Obes ( 30.0) 4.99 – 9.08 0.23 (0.18 – 0.27) BMI dapat digunakan untuk mengantisipasi : • Obesitas akibat penambahan BB selama kehamilan • Perbaikan lifestyle • Pemberian terapi – adanya resistensi insulin/gangguan metabolisma Karbohidrat • Edukasi terapi • Olah raga yang dibutuhkan • Rencana persalinan • Faktor risiko preeklampsia
  • 9. Pengisian grafik BB • Area diantara garis putus-putus besar  area range kenaikan berat badan ibu hamil dengan kurang energy kronis (KEK) • Area grafik warna pink  range kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan awal kehamilan normal • Area diantara garis putus-putus kecil  area berat badan ibu hamil dengan berat badan awal kehamilan gemuk • Area grafik warna biru  area range kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat badan pra kehamilan obesitas
  • 10. Skrining Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga: • Hipertensi • Jantung • Tyroid • Alergi • Autoimun • Diabetes • Asma • Tuberkulosis • Hepatitis B • Jiwa • Sifilis • Lainnya
  • 11. • Tanda dan gejala – mengkonfirmasi Riwayat Kesehatan/penyakit • Pemeriksaan penunjang – laboratorium , USG Skrining terhadap: • Anemia • Diabetes Melitus dalam Kehamilan • Preeklampsia
  • 13. Anemia dalam Kehamilan • Anemia dalam kehamilan adalah masalah dunis, dengan prevalensi 38.2% dari wanita di seluruh dunia mengalami anemia. • Sebagian besar disebabkan oleh defisiensi besi. Penyebab lain termasuk defisiensi nutrisi, haemoglobinopathies, infeksi dan penyakit kronik serta malignansi. • Paling banyak terjadi di masyarakat dengan sosek rendah. • Kriteria diagnosis (World Health Organization) • Kadar Hb <110 g/L pada trimester berapapun dan <100 g/L postpartum. • Perubahan fisiologis pada ibu hamil – hemodilusi pada trimester 2 – menimbulkan kondisi “fisiologis anemia” -- kadar Hb 105/L menjadi ambang anemia.
  • 14.
  • 15. Macam Anemia • Anemia Defisiensi Besi • Anemia defisiensi folat, vit B12 dan mikronutrien • Anemia Hemoglobinopati • Infeksi
  • 16. Anemia Defisiensi Besi • Insidensi dan prevalensi sangat tinggi di seluruh dunia – hampir 50% • Kebutuhan zat besi saat kehamilan meningkat hingga 3 kali lipat, dengan kebutuhan besi total secara keseluruhan adalah 1000–1200 mg. Peningkatan kebutuhan besi terjadi di trimester kedua dan puncaknya pada trimester 3. • Serum ferritin menunjukkan besarnya cadangan besi dalam tubuh. Jika kadar serum ferritin level <30 ng/mL – dianggap rendah. Ferritin harus dievaluasi dengan melihat klinis dan pemeriksaan darah lainnya.
  • 17. Schematic representation of iron metabolism. Under normal conditions, the iron in the body is in a dynamic equilibrium between different compartments (solid arrows). From approximately 10 mg of iron ingested with food, 1−2 mg are absorbed by duodenal enterocytes and the same amount is lost, e.g., via skin exfoliation. In the circulation, iron is bound to transferrin ( ca. 3 mg), which safely transports it e.g., to the bone marrow for hemoglobin synthesis. Approximately two-thirds of the iron in the body is found in the form of hemoglobin, in red blood cells (1800 mg) and in erythroid precursors in the bone marrow (300 mg), whereas 10−15% is present in myoglobin and in a variety of different essential enzymes. Iron is stored in parenchymal cells of the liver ( ca . 1000 mg). Reticuloendothelial macrophages temporarily store the iron recycled from senescent red blood cells (600 mg) in a readily available form. Erythropoetin, produced in the kidneys, regulates duodenal iron absorption and erythropoiesis (dashed lines). Adapted from Crichton, 2008 [7]. Metabolisme Besi
  • 18. INTAKE RENDAH • Diet inadekuat • Gangguan absorbsi: penggunaan antasida, achlorhydria, reseksi usus/lambung, operasi bariatric, coeliac disease, Irritable bowel disease. • Intake rendah kebutuhan tinggi: anak2, remaja, menstruasi, hamil dan menyusui KEHILANGAN BESI MENINGKAT • Perdarahan GIT: varises esofagus, gastritis akut/kronik, ulkus peptikum, konsumsi salisilat, keganasan, parasitosis, milk enteropati, irritable bowel, divertikel, hemoroid, unknown • Perdarahan saluran Genitourinari: menoragia, malignansi, gangguan ginjal, hemoglobinuria PERDARAHAN SALURAN NAFAS Infeksi, keganasan KEHILANGAN DARAH LAIN: trauma, flebotomi, gangguan pembekuan darah ANEMIA DEFISIENSI BESI
  • 19.
  • 20.
  • 21. Anemia Defisiensi As Folat, B12 dan mikronutrien • Kebutuhan ibu hamil terhadap asam folat adalah 0.4mg/hari – pada 12 mgg pertama dan kebutuhan vit B12 adalah 2.6 mcg/hari • Kecurigaan akan anemia defisiensi folat – pada kasus vegetarian and vegan diets; gangguan malabsorpsi seperti peny. Crohn’s disease dan penyait coeliac; penyakit autoimmune; penggunaan obat2an seperti metformin; dan, pasca bariatric surgery. • Kegunaan – Folate dan vitamin B12 penting untuk sintesis DNA dan maturasi inti sel. • Defisiensi asam folat dan B12 akan berhubungan erat dengan risiko tinggi terhadap defek tabung saraf, serta sangat mungkin berkaitan denga infertilitas, abortus berulang serta peralinan premature. • Defisiensi micronutrient seperti vitamin A dan C, zinc dan copper, bisa terjadi akan tetapi sulit diukur. Defisit multiple nutrient sering dijumpai pada kelompok ekonomi lemah – perlu suplementasi
  • 22. Hemoglobinopati • Secara garis besar, anemia akibat hemoglobinopati terbagi menjadi: • Thalasemia • Penyakit Anemia Sel Sabit (Sickle cell Disease)
  • 23. • Thalassemia adalah kelainan darah yang diturunkan dan berhubungan dengan gangguan sintesis satu atau lebih rantai globin, yang tersering adalah rantai alfa dan beta. • Terbagi menjadi 2: • Thalasemia Mayor • Thalasemia Minor (beta trait) • Umur sel darah merah menjadi pendek – membutuhkan transfusi darah seumur hidup
  • 24. • Terapi adalah transfuse darah • Efek samping transfuse adalah penumpukan deposit besi dari sel darah donor • Sementara makin parah thalassemia yang diderita – makin banyak penimbunan besi yang terjadi. • Pada kehamilan: • T mayor – membutuhkan transfuse seumur hidup • T minor – selalu dalam keadaan anemia, yg hanya bisa dikoreksi dengan transfuse • Dapat terjadi kehamilan apabila dilakukan pengobatan secara optimal Karena tidak dilakukan skrining terhadap hemoglobinopati, maka setiap ibu hamil dengan anemia dapat diberikan preparat besi oral – sambil melihat respon ibu. Dan sebaiknya skrining dilakukan sebelum pemberian zat besi, karena hasil lab dapat dipengaruhi oleh kadar ferritin yang tinggi sebelumnya.
  • 25. • Penyakit Sel Sabit adalah kelainan yang diturunkan secara autosomal resesif yang menyebabkan gangguan pada struktur hemoglobin – Hb S • Selain umur sel darah yang pendek, sel darah yang rusak dapat menimbulkan sumbatan pada berbagai tempat – gejala nyeri • Terbagi menjadi: • Hemoglobin Sβ0 thalassemia • Hemoglobin Sβ+ thalassemia • Hemoglobin SC • Hemoglobin SD • Hemoglobin SE • Hemoglobin SS
  • 26. Gejala dan Tanda • Sudah didapat sejak lahir – manifestasi pada usia 5 -6 bulan • Tanda dan gejala awal: • Kulit berwarna kekuningan, disebut jaundice, atau sklera yang berwarna kuning - ikterik – disebabkan oleh pewarnaan bilirubin yg dilepaskan oleh sel darah merah yang rusak/hemolisis • Rasa Lelah/Fatigue karena anemia • Timbul bengkak dan nyeri di tangan dan kaki -- dactylitis • Komplikasi – disebabkan oleh obstruksi dari sel darah yang abnormal di pembuluh darah kecil: • Nyeri menahun, gangguan pada mata, gangguan pada jantung, pada ginjal dll • Pada kehamilan: meningkatkan risiko abortus, prematuritas dan pertumbuhan Janin Terhambat. Sleain itu meningkatkan risiko hipertensi dalam kehamilan dan thrombosis.
  • 27. • Suplementasi yang penting pada ibu hamil dengan penyakit ini adalah dengan memberikan asam folat 5mg/hari sejak sebelum konsepsi dan sepanjang kehamilan. • Seringkali penyakit ini tidak terdiagnosis, terutama pada kelompok dengan kombinasi HbS dengan normal hemoglobin (A) – disebut sebagai sickle cell trait, dikarenakan kelompok ini seringkali asimtomatis.
  • 29. Definisi dan epidemiologi • Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah adanya intoleransi glukosa yang mucul pertama kali pada saat kehamilan. Diagnosis DMG tidak membedakan apakah ibu insulin dependen atau tidak, serta tidak membedakan apakah gangguan toleransi glukosa terjadi sebelum atau setelah terjadinya kehamilan. • Prevalensi 1-14% - tergantung kondisi wilayah • di Indonesia terjadi sebesar 3 -5 %
  • 30. Klasifikasi DM menurut etiologinya. I. DM tipe 1. (Kerusakan sel Beta yang menjurus ke defisiensi insulin yang absolut). a. Immuned Mediated b. Idiopathic II. DM tipe 2. (Terjadi resistensi insulin dengan defisiensi insulin yang relative sampai dengan suatu gangguan pada sekresi insulin yang disertai resistensi insulin) III. DM tipe spesifik a. Kelainan genetik fungsi sel Beta b. Kelainan genetik kerja insulin c. Kelainan eksokrin pankreas d. Endokrinopati e. Drug/Chemical induced f. infeksi g. Bentuk lain dari immune-mediated Diabetes Mellitus yang jarang. h. Kelainan-kelainan genetic yang menyertai DM IV. Diabetes Gestational.
  • 31. Adaptasi maternal terhadap metabolism karbohidrat • Hipoglikemi puasa • Hiperglikemi post prandial • Resistensi Insulin  Hiperglikemi perikonsepsi – risiko gangguan pertumbuhan organ
  • 32.
  • 33. Komplikasi • Maternal • Komplikasi akibat hiperglikemia: vaskulopati, glomerulopati diabetikum, KAD • Preeklampsia Fetal • Kelainan bawaan • Makrosomia • Respiratory Distress • Komplikasi akibat traumatic delivery
  • 34. Faktor Risiko Risiko tinggi a. Usia > 30 tahun b. Obesitas c. Polycystic ovary sindrome d. Kehamilan yang lalu ada intoleransi glucosa e. Kehamilan yang lalu dengan bayi besar (> 4000g) f. Riwayat kematian janin dalam rahim yang tidak diketahui sebabnya g. Keluarga dengan DM tipe 2 (first- degree relatives) Risiko rendah a. Usia < 25 tahun b. Berat badan normal sebelum hamil c. Tidak ada histori keluarga/orang tua DM d. Tidak ada histori kelainan toleransi glukosa e. Tidak ada histori obstetri yang jelek f. Bukan dari kelompok etnis dengan prevalensi tinggi untuk DM
  • 35. Skrining • dilakukan untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1) untuk menapis DM Pragestasi (DMpG) • bila negatip diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DM Gestasi (DMG). • Pemeriksaan: • TTGO (Test Toleransi Glukosa Oral), dengan memberikan beban 75 gram glukosa anhidrus setelah berpuasa selama 8 – 14 jam. • Dinyatakan positip apabila hasil glukosa puasa = 126 mg/dL dan 2 jam = 200 mgh/dL. • Bila hasil negatip diulangi dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia hamil 24-28 minggu.
  • 37. Definisi dan Epidemiologi • Adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah (>140/90) pada usia kehamilan di atas 20 mgg, disertai dengan komplikasi pada organ, setidaknya proteinuria • WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8% - 18%. • Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3% • Preeklampsia/eklampsia merupakan penyebab kedua terbanyak kematian ibu setelah perdarahan.
  • 38. Diagnosis Preeklampsia • Kenaikan tekanan darah >140/90 pada usia kehamilan >20mgg • adanya protein urin minimal +1 dengan dipstik • namun jika protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu: • Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter • Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya • Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen • Edema Paru • Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus • Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
  • 39. Diagnosis Preeklampsia Berat 1. Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama 2. Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter 3. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya 4. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen 5. Edema Paru 6. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus 7. Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent or reversed end diastolic velocity (ARDV)
  • 40. Prediksi dan Pencegahan Preeklampsia • Pencegahan Primer: skrining • Pencegahan sekunder: • Aspirin dosis rendah sebelum 20minggu • Suplementasi kalsium 1,5 – 2 g/hari
  • 41. Risiko Rendah Risiko Tinggi Risiko Preeklampsia Skrining Risiko Preeklampsia
  • 43. Skrining triple eliminasi 1. HIV 2. Hepatitis 3. Sifilis
  • 44. TORCH
  • 45. TORCH-S Adalah singkatan dari berbagai infeksi yang disebabkan oleh parasit, virus maupun bakteri yang jika terjadi saat kehamilan dapat menimbulkan kelainan. T – Toksoplasmosis O – Other Infection (Syphilis, Hepatitis, HIV…) R – Rubella C – Cytomegalovirus (CMV) H – Herpes Simpleks (HSV) (S – Syphilis )
  • 47. Toksoplasmosis • Penyebab: Toxoplasma Gondii • Adalah parasit intraseluler • Host definitif: kucing, burung, ayam • Transmisi: feco-oral - transplasental • Masa inkubasi 21 hari
  • 48. • Oocyst – masuk ke dalam usus manusia – mengalami excystation – sporozites – bersirkulasi dalam darah manusia – trophozytes – berkembang biak dalam sel – sel ruptur dan mati – mengaktivasi sistem imun – terbentuk cyst dalam jaringan – berhenti bersirkulasi dalam darah Infeksi akutFetal Infection
  • 49. Prevalensi • Tingkat seroprevalensi toksoplasmosis berbeda-beda pada negara yang berbeda • Lebih banyak di negara tropis
  • 50. Transmisi • Risiko transmisi dipengaruhi oleh: • Saat terjadinya infeksi akut pada ibu • Usia gestasi saat terjadi infeksi akut • Dipengaruhi oleh aliran darah plasenta Transmisi vertikal Abnormalitas morfologi Risiko fetal infection 6 – 20 wks 21% 11% 15% 21 – 30 wks 63% 4% 25% >30 wks 89% 0% 64%
  • 51. Tanda dan Gejala: pada ibu • Infeksi akut sebagian besar sub-clinical – 90% tidak dikenali • Manifestasi yang sering: pembesaran kelenjar getah bening – tidak nyeri, fatigue, sakit kepala, lesu dan nyeri otot (flu-like syndrome) • Gejala berat (jarang): nyeri otot berat, ruam pada kulit, radang pada retina
  • 52. Tanda dan Gejala: pada janin • Infeksi pada trimester satu: kematian mudigah, abortus, cacat berat pada janin – jarang terjadi • Triad gejala toksoplasmosis pada janin: • Chorioretinitis • Hydrocephalus • Intra cranial calcification
  • 53. Evaluasi Diagnostik • Pemeriksaan Serologi • Dilakukan pada orang yang immuno-competent • Akut toksoplasmosis ditandai dengan peningkatan IgM spesifik yang menetap hingga melewati periode akut (bbrp bulan/tahun) • IgG merupakan penanda infeksi kronik yang akan tetap positif hingga bertahun2 • Pemeriksaan untuk mendeteksi transmisi fetal • Cordosentesis • Amniosentesis • USG – fetal triad plus: tebal plasenta abnormal dan atau hiperdensitas, intrahepatic density, ascites, pericardial/pleural effusi
  • 54.
  • 55. Interpretasi hasil uji serologi Toksoplasmosis Hasil IgG Hasil IgM Relevansi klinis Negatif Negatif Menandakan bahwa kemungkinan ibu belum terinfeksi T.Gondii, diperlukan tes serial jik aterdapat dugaan kuat infeksi toksoplasma Positif Negatif Pada TM1 atau 2, paling mungkin ibu mendapatkan infeksi sebelum kehamilan Negatif Positif/eq uivocal Antibodi IgM ditemukan pada periode akut infeksi dan daat bertahan cukup lama, maka IgM positif harus dilakukan konfirmasi tes aviditas toxo Positif Positif/eq uivocal Sama dg di atas
  • 56. Terapi • Self limiting • Respon buruk terhadap pemberian antibiotika • Ibu hamil: Spiramisin 3g/hari hingga lahir • Ketika diagnosis transmisi fetal positif: • Sulfadiazin 4x1gram • Pyrimetamin 2x25mg oral (di luat TM 1) • Leucovorin calcium oral 10-25mg/hari • Selama 4-6 minggu
  • 57. Pencegahan • Tidak minum air yang mentah • Cuci tangan setiap habis kontak dengan binatang dan tanah • Buah dan sayur harus dicuci bersih sebelum diolah/dimakan • Tidak makan daging yang tidak matang
  • 59.
  • 60. • Adalah infeksi yang disebabkan oleh virus Rubella • Merupakan RNA-virus • Jika terinfeksi – self-limiting dengan gejala ringan • Infeksi pada wanita hamil (trimester 1) – risiko tinggi pada bayi – Congenital Rubella Syndrome (CRS) • Virus Rubella memiliki teratogenic properties • Setelah menginfeksi plasenta, virus akan menyebar melalui sirkulasi darah janin – menyebablan kerusakan sel pembuluh darah dan iskemia pada organ janin
  • 61. Transmisi • Rubella ditularkan melalui udara (airborne droplet) dari saluran nafas bagian atas dari orang yang terinfeksi Rubella dan virus bereplikasi di nasofaring dan kelenjar getah bening • Virus dapat juga ditemukan di urin, feces atau kulit • Masa inkubasi 2 -3 minggu
  • 62. Gejala dan Tanda • Flu-like syndrome • Gejala ringan • Self limiting disease • Gambaran klinis: • Rash (erupsi eritematous makopopular) pada wajah yang menyebar ke badan dan tungkai yang akan menghilang dalam 3 hari • Rash di wajah menghilang lebih dahulu • Demam ringan, nyeri sendi, sakit kepala,conjunctivitis, sakit tenggorokan, batuk dan coryza • Pembengkakan kelenjar (sub-oksipita dan posteror servikalis)
  • 63. Congenital Rubella Syndrome • Pertumbuhan janin terhambat • Microcephali • Kelainan Cochlear – sensorineural  gangguan pendengaran • Katarak • Kelainan jantung – septal defect, PDA, hipolasia artery pulmonalis • Kelainan saraf – perilaku hingga meningoencephalitis • Kelainan darah – Trombositopenia • Infeksi pada tulang • Pembesaran liver dan limpa • Infeksi pada <20mgg – abortus spontan
  • 64.
  • 65. Transmisi vertikal dan risiko CRS Usia gestasi Risiko infeksi Risiko CRS < 11wks 80-90% 50-90% 11-12 wks 80-90% 33% 13-14 wks 80-90% 11% 15-16 wks 60% 25-50% 17- 20 wks 25% 25% 27-30 wks 25% 25% >36 wks 100% 10%
  • 66. Diagnosis – pada ibu • Serologi IgM dan IgG Rubella • Konfirmasi diagnosis: klinis + IgG/M • Peningkatan titer IgG 4 kali – menunjukkan ibu berada pada periode akut hingga konvalesen • IgM menunjukkan infeksi baru/akut • Kultur
  • 68. Diagnosis – pada janin • PCR • CVS (chorionic Villous Sampling) untuk diagnostik prenatal jika infeksi Rubella terjadi pada 10 – 12 minggu
  • 69. Penatalaksanaan • Pencegahan dengan imunisasi aktif – vaksin dengan virus aktif • Tidak ada terapi yang dapat diberikan • Self-limiting disease • Skrining – pada wilayah tertentu (Eropa) peningkatan insiden sejajar dengan serokonversi Rubella • Wanita hamil atau berencana hamil dalam 28 hari ke depan – tidak dapat diberikan imunisasi
  • 71. Cytomegalovirus • Adalah double-stranded DNA herpes virus • Paling sering melewati sawar plasenta
  • 72. Insidensi dan Transmisi • Transmisi vertikal terjadi pada 30-40% kasus infeksi • Di antara kasus dengan transmisi vertikal, 2-4% mengalami malformasi berat • Transmisi – kontak langsung dari orang ke orang (ludah, susu, urine, semen, air mata, feses, darah, sekret tubuh) • Transmisi vertikal dapat terjadi kapan saja selama kehamilan – periode paling berbahaya dengan sekuele berat: transmisi pada trimester 1, sementara risiko secara keseluruhan lebih besar pada trimester 3 • Kongenital CMV dapat terjadi pada kasus infeksi primer, re- aktivasi maupun rekuren
  • 73. Manifestasi klinik Maternal – gejalanya ringan dan self- limiting • Demam • Lemah lesu • Pembesaran kelenjar • Nyeri sendi • Nyeri otot • Kehilangan nafsu makan Janin • 90% asimtomastis pada saat lahir • 1-10% akan menunjukan gejala saat lahir: • Ptechiae, jaundice • Chorioretinitis • Kalsifikasi periventrikuler • IUGR • Mikrosefali • Delayed psychomotor development • Blok jantung • 10-15% tidak menunjukkan gejala saat lahir – tetapi mengalami gangguan pendengaran dan gangguan belajar kemudian
  • 74. Bintik “blueberry muffin” menunjukkan terdapatnya pembentukan sel darah di luar sumsum tulang
  • 76. Diagnosis • IgG maternal – menunjukkan infeksi masa lalu • USG • Amniocentesis • Isolasi virus dari urine atau saliva pada bayi usia 1 – 3 minggu  kultur (gold standard); isolasi pada usia lebih dari 3 minggu = infeksi postnatal • Pemeriksaan viral load – pada usia lebih dari 3 minggu  utk melihat perkembangan infeksi (bukan utk menegakkan diagnosis)
  • 77. Interpretasi serologi CMV IgG CMV IgM CMV IgG avidity Interpretation Non-reactive Non-reactive NA Infection unlikely Reactive Non-reactive High Avidity Past Infection Reactive Reactive Low Avidity Primary Infection Reactive Reactive High Avidity Non Primary infection, low risk for in- utero transmission
  • 78.
  • 79. Penatalaksanaan Maternal • Sering tidak secara spesifik terdiagnosis • Diagnosis serologi – menunjukkan kemungkinan potensi transmisi vertikal • Ganciclovir, Foscarnet dan cidoclovir (antivirus) – dengan efektifitas moderate – rendah • Hyperimmune globuline IV dilanjutkan intra amnion
  • 80. Penatalaksanaan Bayi • Antivirus – ganciclovir pada usia 6 minggu bayi dengan gejala positif – tidak terlalu efektif, sering menimbulkan efek samping yang lebih membahayakan • Bayi tanpa gejala – tidak diterapi, krn efek samping yang lebih besar • Hyperimmune globuline – dalam penelitian
  • 82. Herpes Simpleks Virus (HSV) • Merupakan DNA virus dari keluarga alpha herpes virinae • Merupakan PMS paling sering di seluruh dunia
  • 83. Efek ada Kehamilan • Tidak jelas apakah menyebabkan peningkatan kejadian abortus • Infeksi pada trimester 2 atau 3 meningkatkan kemungkinan kejadian IUGR atau prematuritas • Infeksi terjadi melalui transmisi asenden – virus pada saluran genital/serviks • Ketuban pecah meningkatkan penyebaran virus intrauterine
  • 84. Efek pada ibu • Infeksi primer – labialis, genitalis • Lesi vesikel, kecil, berkelompok
  • 85. Efek pada Janin/Bayi • Infeksi pada bayi baru lahir dapat luas dan fatal, atau terlokalisir atau a-simptomatis • Diagnosis: pemeriksaan fisik dan deteksi virus dengan PCR • Manifestasi: • Chorioretinitis • Microsefali • Retardasi mental • Kejang • kematian
  • 86. Tatalaksana • Ibu: pemberian anti virus acyclovir 400mg 2 kali sehari, dapat diberikan hingga bayi lahir • Neonatus: intravena acyclovir – tingkat kematian tinggi • Menyusui diperbolehkan selama ibu menjaga kontak antara lesi dengan bayi – cuci tangan
  • 88. • Disebabkan oleh: Treponema Palidum • Transmisi : • Sexual • Maternal – fetal • Transfusi darah • Sering ditemukan pada penderita HIV+ • Deteksi: pemeriksaan serologi VDRL
  • 89. Gejala dan Tanda • Terdiri dari banyak stage – dengan gejala yang tidak khas di awal • Menyerupai banyak kondisi kelainan kulit – sehingga disebut sebagai the Great imitator • Stadium sifilis: • Primer • Sekunder • Laten • Laten lanjut (tersier) • Lesi dapat menghilang dengan sendirinya, akan tetapi infeksi masih tetap berlangsung hingga memasuki stadium berikutnya
  • 91. Sifilis Kongenital • Didapatkan dari transmisi vertical ibu ke janin di dalam rahim • Dapat pula terinfeksi saat melewati jalan klahir pada ibu yang menderita sifilis
  • 92. Pencegahan • Hubungan seksual yang aman dan bersih • Penggunaan kondom • Deteksi dini dan pengobatan segera • Pencarian rantai penularan
  • 93. Hepatitis Infeksi sistemik dengan inflamasi primer terjadi di liver yang disebabkan oleh Virus
  • 94. Virus Hepatitis • Hepatitis A (1973) • Hepatitis B (1970) • Hepatitis C (1988) • Hepatitis D (1983) • Hepatitis F -- mutant dari virus hepatitis B • Hepatitis G (1995)
  • 95. A B C D E Sumber infeksi feses Darah Serum Darah Serum Darah Serum Feses Transmisi Feco-oral Kontak luka kulit dan selaput lendir Kontak luka kulit dan selaput lendir Kontak luka kulit dan selaput lendir Feco-oral Infeksi Kronik tidak ya ya ya tidak Pencegahan Imunisasi pre-post eksposur Imunisasi pre-post eksposur dan skrining donor Skrining donor Imunisasi pre-post eksposur dan skrining donor Minum air yang aman
  • 96. Gejala dan tanda • Flu-like syndrome • Lesu • Hilang nafsu makan • Mual • Kuning – bisa ya bisa tidak • Urin seperti air the • Feses seperti dempul • Infeksi kronik dapat berkembang menjadi cirrhosis • Sering terjadi co-infeksi
  • 99. Pencegahan • Hepatitis B Immunoglobulin (HBIG) – untuk bayi-bayi dengan ibu HBsAg+ dan HBeAg+ • Vaksin hepatitis – sangat efektif, diberikan dengan booster • Universal precaution untuk tenaga kesehatan • Skrining transfusi darah • Vaksin direkomendasikan untuk: • Semua usia 0 – 18 tahun • Kelompok risiko tinggi, misal tenaga kesehatan
  • 100.
  • 102. Kondisi/kelainan Bawaan Diturunkan atau Bawaan? Penyakit keturunan (Hereditary Disease) adalah penyakit-penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya – Thalasemia, hemophilia, sickle cell anemia, buta warna, albino, Down syndrome, muscular dystrofi. Selain penyakit beberapa sifat juga dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya – kecenderungan botak, lesung pipi, bentuk telinga dll
  • 103. Mengapa terjadi kondisi/kelainan bawaan/keturunan? • Kelainan kromosom • Penyakit Mendelian • Multifaktorial
  • 104. Mendelian Disease: autosomal dominan Contoh: - Golongan darah ABO - Penyakit familian polyposis coli - Neurofibromatosis - Retinoblastoma
  • 105. Mendelian Disease: autosomal resesif Contoh: • Hemoglobinopati: thalassemia, anemia sel sabit • Inborn error metabolism: PKU • Albino • Penyakit Hirschsprung
  • 106. Mendelian Disease: X-linked resesif Contoh: • Hemofilia • G6PD defisiensi • Buta warna • Duchenne muscular dystrofi
  • 107. 7 8 9 12 14 15 Tes ISHIHARA
  • 108. Pencegahan • Promosi Kesehatan umum • Proteksi khusus • Diagnosis dan terapi dini • rehabilitasi
  • 109. Promosi kesehatan khusus • Eugenics • Euthenics • Genetic counseling • Genetic preventive measures
  • 111. Skrining Genetik • Beberapa kelainan genetic dapat didiagnosis sebelum kelahiran. • Skrining genetic dianjurkan jika: • Terdapat riwayat keluarga • Riwayat kelahiran sebelumnya dengan kelainan bawaan • Riwayat lahir mati berulang • Terdapat faktor risiko kuat untuk terjadinya kelainan bawaan
  • 113. Diagnosis dan Terapi Dini • Deteksi pembawa sifat • Diagnosis prenatal – USG, AFP dll • Neonatal Screening • Mengenali kasus pre- klinik