Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang berat badan lahir rendah (BBLR). Secara singkat, BBLR didefinisikan sebagai bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor penyebab, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan BBLR.
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR), termasuk definisi, pembagian berdasarkan berat dan masa kehamilan, etiologi, insiden, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, penanganan, serta peran bidan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penanganan BBLR secara menyeluruh dalam beberapa kalimat singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang berat badan lahir rendah (BBLR). Secara singkat, BBLR didefinisikan sebagai bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor penyebab, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan BBLR.
Bayi perempuan baru lahir dengan berat badan 1700 gram mengalami berbagai gangguan akibat berat badan lahir rendah, termasuk kesulitan bernapas dan mengatur suhu tubuh. Ibunya berusia 20 tahun dan ayahnya berusia 21 tahun. Bayi ini membutuhkan perawatan khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti nutrisi dan mencegah infeksi.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram. BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran prematur atau pertumbuhan janin yang terhambat. Gejala klinisnya meliputi kulit tipis, tonus otot lemah, dan menangis lemah. Penatalaksanaannya meliputi pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan sedikit tapi sering, dan mencegah pneumonia aspirasi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Dokumen menjelaskan pengertian BBLR, etiologi, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan yang meliputi penilaian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan untuk berbagai gangguan yang mungkin dialami bayi BBLR seperti gangguan pernapasan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutris
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR). Secara ringkas, BBLR didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Dokumen tersebut juga membahas mengenai etiologi, tanda-tanda klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan pencegahan BBLR.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi prematur, yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau dengan berat kurang dari 2,5 kg. Dokumen tersebut menjelaskan konsep medik, etiologi, manifestasi klinis, dan intervensi keperawatan untuk merawat bayi prematur seperti tirah baring, pemberian obat tokolitik, dan terapi penunda persalinan untuk mencegah
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang wanita hamil yang memuntahkan segala sesuatu yang dimakan dan diminum sehingga menyebabkan berat badan sangat turun dan gangguan kesehatan lainnya. Penyebabnya belum jelas tetapi diduga karena perubahan hormon yang cepat selama kehamilan. Gejalanya bervariasi mulai dari mual, muntah, dehidrasi hingga yang parah dapat menyebabkan gangguan organ vital. Penatalaksanaann
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah, termasuk definisi, klasifikasi, masalah yang sering timbul, dan cara menilai usia kehamilan berdasarkan ciri fisik dan neurologis bayi.
Dokumen ini berisi tentang kasus kematian ibu bersalin akibat emboli air ketuban. Ibu berusia 28 tahun sedang hamil kedua kali dan mengalami komplikasi sungsang pada usia kehamilan 30 minggu. Ibu merencanakan bersalin di fasilitas kesehatan namun mengalami kejadian tiba-tiba dan meninggal.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang memiliki risiko kekurangan gizi dan gangguan termoregulasi. Perawatan utama meliputi pemberian nutrisi yang memadai seperti ASI atau ASI peras serta menjaga suhu tubuh melalui inkubator.
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
Laporan ini membahas tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan medis pada bayi prematur. Bayi prematur ditandai dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan kurang dari 2500 gram. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, serta infeksi. Penatalaksanaan medis meliputi resusitasi, pengaturan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi ikterus pada bayi baru lahir, metabolisme bilirubin, penyebab ikterus, tanda-tanda hiperbilirubinemia, penatalaksanaan ikterus termasuk pencegahan, pengobatan, dan tindak lanjut. Kemudian diberikan contoh kasus asuhan kebidanan pada seorang bayi laki
Bayi perempuan baru lahir dengan berat badan 1700 gram mengalami berbagai gangguan akibat berat badan lahir rendah, termasuk kesulitan bernapas dan mengatur suhu tubuh. Ibunya berusia 20 tahun dan ayahnya berusia 21 tahun. Bayi ini membutuhkan perawatan khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti nutrisi dan mencegah infeksi.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram. BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran prematur atau pertumbuhan janin yang terhambat. Gejala klinisnya meliputi kulit tipis, tonus otot lemah, dan menangis lemah. Penatalaksanaannya meliputi pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan sedikit tapi sering, dan mencegah pneumonia aspirasi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Dokumen menjelaskan pengertian BBLR, etiologi, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan yang meliputi penilaian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan untuk berbagai gangguan yang mungkin dialami bayi BBLR seperti gangguan pernapasan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutris
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah (BBLR). Secara ringkas, BBLR didefinisikan sebagai bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Dokumen tersebut juga membahas mengenai etiologi, tanda-tanda klinis, komplikasi, penatalaksanaan, dan pencegahan BBLR.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi prematur, yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau dengan berat kurang dari 2,5 kg. Dokumen tersebut menjelaskan konsep medik, etiologi, manifestasi klinis, dan intervensi keperawatan untuk merawat bayi prematur seperti tirah baring, pemberian obat tokolitik, dan terapi penunda persalinan untuk mencegah
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang wanita hamil yang memuntahkan segala sesuatu yang dimakan dan diminum sehingga menyebabkan berat badan sangat turun dan gangguan kesehatan lainnya. Penyebabnya belum jelas tetapi diduga karena perubahan hormon yang cepat selama kehamilan. Gejalanya bervariasi mulai dari mual, muntah, dehidrasi hingga yang parah dapat menyebabkan gangguan organ vital. Penatalaksanaann
Dokumen tersebut membahas tentang bayi berat lahir rendah, termasuk definisi, klasifikasi, masalah yang sering timbul, dan cara menilai usia kehamilan berdasarkan ciri fisik dan neurologis bayi.
Dokumen ini berisi tentang kasus kematian ibu bersalin akibat emboli air ketuban. Ibu berusia 28 tahun sedang hamil kedua kali dan mengalami komplikasi sungsang pada usia kehamilan 30 minggu. Ibu merencanakan bersalin di fasilitas kesehatan namun mengalami kejadian tiba-tiba dan meninggal.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang memiliki risiko kekurangan gizi dan gangguan termoregulasi. Perawatan utama meliputi pemberian nutrisi yang memadai seperti ASI atau ASI peras serta menjaga suhu tubuh melalui inkubator.
193232600 laporan-pendahuluan-dan-asuhan-keperawatan-pada-bayi-neonatus-prematurOperator Warnet Vast Raha
Laporan ini membahas tentang konsep dasar, etiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan penatalaksanaan medis pada bayi prematur. Bayi prematur ditandai dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan kurang dari 2500 gram. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, serta infeksi. Penatalaksanaan medis meliputi resusitasi, pengaturan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi ikterus pada bayi baru lahir, metabolisme bilirubin, penyebab ikterus, tanda-tanda hiperbilirubinemia, penatalaksanaan ikterus termasuk pencegahan, pengobatan, dan tindak lanjut. Kemudian diberikan contoh kasus asuhan kebidanan pada seorang bayi laki
Dokumen tersebut membahas tentang peningkatan deteksi dini resiko dan komplikasi kehamilan serta tanda bahaya pada bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dan masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai faktor resiko dan komplikasi pada ibu hamil, persalinan, dan masa nifas serta gejala-gejala komplikasi pada neonatus beserta pengertian deteksi dini resiko kehamilan.
Tinjauan pustaka mengenai bayi berat lahir rendah dan ikterus neonatorum. Membahas definisi, epidemiologi, etiologi, komplikasi, diagnosa, manajemen, dan pemantauan bayi berat lahir rendah serta definisi, metabolisme bilirubin, dan penatalaksanaan ikterus neonatorum.
Laporan kasus ini membahas pasien wanita usia 30 tahun dengan diagnosa preeklampsia berat pada kehamilan ketiga. Pasien mengeluh nyeri perut bawah dan memiliki riwayat preeklampsia berat pada kehamilan pertama. Pemeriksaan menunjukkan hipertensi dan proteinuria tingkat berat. Pasien dirawat inap dengan terapi magnesium sulfat dan nifedipin serta kortikosteroid untuk janin. Prognosis pasien dinilai kurang baik karena
Komplikasi dan penyulit kehamilan trimester I dan II meliputi anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, mola hidatidosa, dan koriokarsinoma. Berbagai kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, sehingga pencegahan dan penanganan tepat menjadi penting.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan bayi berat lahir rendah (BBLR). Secara garis besar mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaan medis BBLR.
Modul ini membahas tentang deteksi kegawatdaruratan neonatal dan bayi baru lahir. Terdapat beberapa faktor risiko kegawatdaruratan pada neonatal seperti faktor kehamilan dan persalinan. Kondisi kegawatdaruratan yang dibahas meliputi hipotermia, hipertermia, hiperglikemia, tetanus neonatorum, dan sindrom gawat nafas neonatus. Modul ini juga menjelaskan manajemen terpadu bayi muda dalam mendeteksi masalah,
Dokumen tersebut membahas berbagai aspek perkembangan janin dan plasenta, termasuk pemantauan kesejahteraan janin, komplikasi kehamilan, dan kelainan-kelainan plasenta.
Bab I membahas latar belakang BBLR, termasuk definisi, prevalensi, dan penyebabnya. Tujuan penulisan mencakup pemenuhan tugas dosen, meningkatkan pemahaman tentang BBLR, dan meningkatkan minat pembaca. Bab II membahas definisi BBLR, karakteristik, etiologi termasuk faktor ibu, janin, dan lainnya, pencegahan, penatalaksanaan meliputi suhu, makanan, ikterus, pernapasan, hipoglikemi,
Dokumen tersebut membahas mengenai komplikasi dan penyulit kehamilan pada trimester pertama dan kedua, termasuk anemia pada ibu hamil, hiperemesis gravidarum, kelainan lamanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik, kehamilan abdominal, dan mola hidatidosa. Dokumen ini juga membahas mengenai klasifikasi, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan kondisi-kondisi tersebut.
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilanpjj_kemenkes
Modul ini membahas berbagai penyakit dan kelainan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kehamilan, seperti kelainan pada alat kandungan, penyakit jantung, hipertensi, anemia, penyakit paru, hati, ginjal, diabetes, epilepsi, dan penyakit infeksi seperti rubela. Modul ini juga menjelaskan pengaruh timbal balik antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kehamilan itu sendiri.
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, etiologi, tanda dan gejala, klasifikasi, serta penatalaksanaan medik BBLR yang meliputi resusitasi, pemeliharaan suhu tubuh, pemberian oksigen, pencegahan infeksi, dan pemberian makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada anak, yang meliputi:
1. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh
2. Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan infeksi HIV di seluruh dunia
3. Penularan HIV pada anak terutama dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Dokumen tersebut merupakan referat mengenai HIV pada anak. Referat ini membahas tentang definisi HIV dan AIDS, etiologi, patomekanisme, diagnosis HIV pada bayi dan anak, serta prinsip diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak. Diagnosis HIV pada anak dilakukan dengan uji virologis dan serologis, tergantung usia anak.
Pasien masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun yang diduga stroke. Pemeriksaan menemukan pupil isokor, refleks cahaya positif, dan lateralisasi motorik ke kiri, menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik intraventrikel dan intracerebral bilateral.
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Laporan ini memberikan ringkasan hasil tutorial modul 1 tentang luka/trauma yang dilakukan oleh kelompok 8. Laporan tersebut menjelaskan deskripsi luka akibat tembakan yang ditemukan pada pasien, patomekanisme terjadinya luka tembak, serta pendekatan proximus morbus untuk mengungkap penyebab luka.
Wanita 69 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pangkal paha kanan setelah jatuh 3 hari lalu. Pasien menderita hipertensi, diabetes melitus, dan riwayat stroke yang berpotensi meningkatkan risiko jatuh. Pemeriksaan menemukan tanda infeksi paru dan komplikasi penyakit kronis.
Skenario menggambarkan pasien laki-laki berusia 41 tahun yang mengalami demam tinggi yang berlangsung selama 5 hari beserta gejala seperti menggigil, kuningnya kulit dan mata, perubahan warna urine, sakit tubuh, dan muntah darah. Gejala-gejala tersebut mengarah pada kemungkinan diagnosis malaria, leptospirosis, atau demam kuning.
An 18-year-old woman presented with red eye that had been occurring for 3 weeks. Her symptoms included itching and recurring episodes that resolved without treatment. Her vision was normal and physical exam found hyperaemic conjunctiva. Differential diagnoses included allergic conjunctivitis. Treatment would involve cold compresses, antihistamines, and short term steroid drops if needed to control symptoms. Preventing recurrence involves staying in cool rooms and using eye drops to inhibit histamine.
Proses pembentukan urin terdiri atas filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi di glomerulus ginjal. Hasil akhirnya adalah urin yang mengandung sisa bahan yang tidak direabsorpsi dan disekresikan, seperti urea, serta 1% dari air dan natrium yang terfiltrasi.
Laporan PBL Blok Kedokteran Tropis modul 1 tentang demam pada laki-laki 41 tahun yang mengalami keluhan demam tinggi yang tidak kunjung turun selama 5 hari disertai kuningnya kulit dan mata serta muntah darah. Laporan memberikan penjelasan mengenai definisi, klasifikasi, dan mekanisme demam serta diagnosa penyakit tropis yang mungkin menyebabkan gejala pasien.
A 52-year-old man presented with complaints of reduced sense of smell for 1 week along with a history of bad breath and nasal congestion/discharge for 2 years. On examination, dried nasal discharge was observed. The patient's symptoms are likely related to chronic rhinosinusitis, as obstruction of sinus drainage pathways can cause recurrent sinus infections leading to reduced sense of smell, nasal congestion, discharge, headache and bad breath. Chronic inflammation may have damaged the nasal mucosa, impairing its cleansing function and predisposing the patient to recurrent infections characterized by thick, foul-smelling discharge. Further evaluation and treatment are needed to confirm the diagnosis and properly manage the patient's condition.
The document discusses a 52-year-old man who presented with reduced sense of smell for 1 week and a history of bad breath. On examination, dried snot was found in his nose. The document then poses several questions and provides answers about the olfactory system, causes of reduced sense of smell, diseases that can cause it, possible causes of the patient's symptoms, how to diagnose, and differential diagnoses of sinusitis and nasal polyps.
A 29-year-old woman presented with red scaly spots on her face, back and chest for 4 months. The spots were itchy and would improve with treatment but then reappear. Her symptoms worsened after being fired from her job 3 months ago. On examination, she had erythema, macules and rough, scaling spots. She often experienced pain in her large joints. Her sister also had a similar skin condition.
Skenario menjelaskan tentang seorang perempuan 65 tahun yang mengeluh lemah separuh badan sebelah kanan dan disartria sejak satu hari sebelumnya. Perempuan tersebut menderita diabetes melitus dan hipertensi selama lima tahun terakhir.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. KELOMPOK 3
11020150002 St. Hediati
11020150009 Aulia Amani
11020150023 Kurnia Junita Sari R.
11020150039 Intan Desy Tirta Moh Henik
11020150066 Dzulfachri Kurniawan
11020150096 Muhammad Rizky Hidayat
11020150130 Gita Refina Rahmadini
11020150136 Cindy Purnamasari
11020150147 Atika Rahmah Mustapa
11020150152 Lilis Lestari
3. Pertanyaan Penting
Apa yang dimaksud Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), etiologinya dan klasifikasinya?2
Apa hubungan antara hyperemesis & bayi tampak kuning pada wajah & dada?4
Apakah ada hubungan antara hyperemesis & determinasi pada ibu?5
Jelaskan fisiologi perkembangan janin!1
Apa yang menyebabkan bayi tampak kuning pada wajah & dada?3
6
8
7
9
10
Apa hubungan hyperemesis & berat bayi pada skenario?
Bagaimana penanganan awal pada skenario?
Apa saja komplikasi BBLR?
Bagaimana pencegahan BBLR?
Bagaimana perspektif islam yang berhubungan dengan skenario?
5. Fisiologi
Perkembangan
Janin
Konseptus ialah semua jaringan konsepsi yang me
mbagi diri menjadi berbagai jaringan embrio, korion, amnion,
dan plasenta.
Perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu
zigot mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16
sel blastpmer), kemudian menjadi blastokis (terdapat cairan d
itengah) yang mencapai uterus dan kemudian sel-sel mengelo
mpok, berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-7), se
telah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin.
6. Usia Gestasi
Pembentukan hidung, dagu,
palatum, dan tonjolan paru.
Jari-jari telah terbentuk nam
un masih tergenggam. Jantu
ng telah terbentuk penuh.
Mata tampak pada
muka. Pembentukan
alis dan lidah.
Mirip bentuk manusia.
mulai pembentukan
genitalia eksterna. Sirkulasi
melalui tali pusat dimulai.
Tulang mulai terbentuk.
Kepala separuh besar janin
, terbentuk ‘muka’ janin;
kelopak mata terbentuk
namun tak akan membuka
sampai 28 minggu.
6 7 8 9 13-16
Janin berukuran 15 cm. ini merupak
an awal dari trimester ke-2. Kulit ja
nin masih transparan, telah mulai tu
mbuh lanugo (rambut halus pada jan
in). Janin bergerak aktif, yaitu meng
hisap dan menelan air ketuban. Tela
h terbentuk mekonium (feses) dala
m usus. Jantung berdenyut 120-150
x/menit.
7. Usia Gestasi
Insert the title of your subtitle Here
Komponen mata terbent
uk enuh, juga sidik jari.
Seluruh tubuh diliputi o
leh verniks kaseosa (le
mak). Janin mempunyai
refleks,
Saat ini disebut permulaa
n trimester ke-3. Dimana
terdapar perkembangan o
tak yang cepat. Sistem sa
raf mengendalikan gerak
an dan fungsi tubuh, mat
a sudah membuka. Kelan
gsungan hidup periode in
i sangat sulit bila lahir.
Bila bayi dilahirkan, ad
a kemungkinan untuk h
idup (50-70%). Tulang
telah sempurna, geraka
n napas telah regular, s
uhu relarif stabil.
Berat janin 1500-2500
gram. Bulu kulit janin
(lanugo) mulai berkur
ang, pada saat 35 ming
gu paru telah matur/ ja
nin akan dapat hidup t
anpa kesulitan.
17-24 25-28 29-32 33-36 38-40
Sejak 38 minggu kehami
lan disebut aterm, diman
a bayi akan meliputi selu
rugh uterus. Air ketuban
mulai berkurang, tetapi
masih dalam batas norma
l.
8. Apa yang dimaksud Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), etiologinya dan klasifikasinya?
2
9. • Berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi lahir yang berat lahirnya
saat kelahiran kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2449 gram.
• Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi dengan berat badan lahir k
urang dari 2500 gram tanpa memandang umur kehamilan
DefinisiBayi
Berat
Lahir
Rendah
10. Klasifikasi
BBLR (Bayi
Berat Lahir
Rendah) :
1.500- 2.500
gram
BBLSR (Bayi
Berat Lahir
Sangat
Rendah) :
<1.500 gram
BBLER (Bayi
Berat Lahir
Ekstrem
Rendah) : <
1.000 gram
.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. PT. Bina Pustaka. Jakarta.
11. ETIOLOGI
IBU
Janin
Penyakit
Gizi Ibu Hamil
Anemia
Keadaan sosial-ekonomi
Kebiasaan ibu
Usia Ibu dan Paritas Ibu
Umur Kehamilan
Faktor uterus dan plasenta
Bayi ganda
infeksi dalam kandungan
Premature
Hidroamnion
Kelainan kromosom
Cacat bawaan
• Damanik, S. M. 2010. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
• Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. PT. Bina Pustaka. Jakarta.
• Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
• Suwoyo, et.al. 2011. Hubungan Preeklampsia pada Kehamilan dengan kejadian BBLR di RSUD dr Hardjono Ponorogo. Volume II Nomor Khusus Hari Kesehatan Indonesia April 2011
13. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
kadar bilirubin dalam darah >5 mg/dl yang secara klinis ditand
ai oleh adanya ikterus dengan faktor penyebab fisiologik dan n
on fisiologik.
14. Faktor yang
menyebabkan
Hiperbiliruminemia
Peningkatan produksi
bilirubin
1 peningkatan jumlah sel darah
merah
2 penurunan umur sel darah
merah
peningkatan early bilirubin
peningkatan aktivitas β-glukoro
nidase
3
4
Penurunan klirens
bilirubin
1 penurunan klirens dari
plasma
2
penurunan metabolisme
hati
15. Peningkatan resirkulasi
melalui entero-hepatic
shunt
1 tidak adanya flora bakteri
2 pengeluaran mekonium yang
terlambat
defisiensi protein karier
penurunan aktifitas UDPGT
3
4
Faktor yang
menyebabkan
Hiperbiliruminemia
17. HIPEREMESIS GRA
VIDARUM
Nutrisi maternal rendah
Anemia
Def FEDef. Asam
Folat
<< O2 yang da
pat diikat oleh
darah
Plasentasi tidak baik
Mengganggu perkem
bangan jaringan/orga
n janin
Menyebabkan kelainan kr
omosom
HEPAR tidak b
erkembang se
mpurna
Nutrisi ke jani
n rendah
Anonymous. url: digilib.unimus.ac.id [online]. Diakses 19 Maret 2016
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Anderson Sylvia price, dkk. 2005. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC
20. Klasifikasi
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan,
lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun.
Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tapi
masih normal.
1
1
2
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang icterus, aseton,
bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
3
Walaupun kondisi tingkat 3 sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi terjadi
ikterus, sianosis, nystagmus, gangguan jantung, bilirubin dan proteinuria dalam
urin
21. Risiko
Akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan
terjadinya diplopia, palsi nervus ke 6, nystagmus,
ataksia dan kejang. Jika hal ini tidak segera
ditangani akan segera terjadi psikosis Korsakoff
(amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktifi
tas), ataupun kematian. Oleh karena itu, untuk
hyperemesis ingkat 3 perlu dipertimbangkan
terminasi kehamilan
MATERNAL
Penurunan berat badan yang kronis akan
meningkatkan kejadian gangguan pertumbuhan
janin dalam rahim (IUGR)
FETAL
22. Terminasi Kehamilan
Dalam keadaan tertentu terminasi
kehamilan terpaksa dilakukan. Hal ini di
sebabkan oleh terapi yang telah diberi k
an tidak berhasil bahkan keadaan
umumnya semakin memburuk. Indikasi
terminasi kehamilan adalah :
Ensefalopati Wernicke
Perdarahan retina
• Nadi di atas 120x/menit
• Tensi turun
• Temperature diatas 38oC
Gangguan kardiovaskular :
• Terdapat ikterus
Gangguan liver :
• Oligouri
• Uremia
• Proteinuria
Gangguan ginjal
26. Tata laksana Awal Ikterus Neonatorum (WHO) :
Tentukan apakah bayi memiliki faktor resiko
berikut: berat lahir <2,5kg, lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis
Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan
sebagai ikterus berat01 02
03
Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan golongan darah bayi
dan lakukan tes Coombs:
bila kadar bilirubin serun dibawah nilai dibutuhkannya terapi sinar, hentikan terapi sinar
bila kadar bilirubin serum berada pada atau diatas nilai dibutuhkannya terapi sinar, lakukan terapi
sinarterapi sinar, lakukan terapi sinar
bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO buka merupakan penyebab hemolisis atau bila ada riwayat
defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring G6PD bila memungkinkan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41185/Chapter;jsessionid=0D976AE7319FE6703D801B399CF2C5C5?sequence=4
28. Gangguan pada bayi BBLR
Gangguan sistem hematologi
Gangguan Sistem kardiovaskular
Gangguan sistem termoregulasi
Gangguan sistem penglihatan
Gangguan sistem imunologi
Gangguan sistem gastrointestinal
31. Pencegahan BBLR
Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak kehamilan muda.
Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim.
Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi
sehat (20-34 tahun).
Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan
akses terhadap pemanfaatan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
33. (12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusiadari suatu saripati (berasal)
dari tanah. (13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu Kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
Qs. Al-Mu’minun(23): 12-14