Anemia pada anak dan transfusi darah.
Anemia: Berkurangnya nilai hemoglobin dari batas normal sesuai usianya.
Usia 6 bulan-5 tahun: 11 g/dL
Usia 5-11 tahun: 11.5 g/dL
>12 tahun: 12 g/dL
Hamo=darah, poeisis=ciptaan
Suatu produksi, perkembangan dan maturasi elemen seluler darah
Anemia aplastik jarang terjadi, ditandai oleh gambaran darah tepi pansitopenia disertai dengan hiposelularitas sumsum tulang.
Patofisiologi: Adanya gangguan atau berkurangnya pembentukan sel punca hematopietik pluripoten, tanpa adanya infiltrasi keganasan pada sumsum tulang.
Diagnosis mengarah pada anemia aplastik jika didapatkan:
Pansitopenia dengan retikulositopenia
Eritrosit normositik namun terkadang makrositik
Hapusan darah tepi: Penurunan jumlah sel darah dengan morfologi normal
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan aspirasi atau biopsi sumsum tulang dengan gambaran:
Sumsum tulang hiposeluler dengan penurunan sel darah, ruang di dalam sumsum tulang diisi oleh sel lemak dan stroma
Morfologi sel hematopoetik normal
Tidak dijumpai infiltrasi sel maligna atau fibrosis
Tidak dijumpai gambaran hematopoesis megaloblastik
ADB: Anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh untuk menmbentuk eritrosit
Etiologi:
Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis (Pertumbuhan, menstruasi)
Kurangnya besi yang diserap (Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat, malabsorpsi besi)
Perdarahan
Hemoglobinuria
Iatrogenic blood loss
Idiopathic pulmonary hemosiderosis
Latihan yang berlebihan
Manifestasi klinis:
Pucat
Iritabel
Anorexia
Intoleransi terhadap latihan: penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh
Termogenesis tidak normal (ketidakmampuan mempertahankan suhu normal saat udara dingin
Koilonikia (spoon shaped nail)
Atrofi papil lidah
Takikardi, dilatasi jantung
Anemia pada anak dan transfusi darah.
Anemia: Berkurangnya nilai hemoglobin dari batas normal sesuai usianya.
Usia 6 bulan-5 tahun: 11 g/dL
Usia 5-11 tahun: 11.5 g/dL
>12 tahun: 12 g/dL
Hamo=darah, poeisis=ciptaan
Suatu produksi, perkembangan dan maturasi elemen seluler darah
Anemia aplastik jarang terjadi, ditandai oleh gambaran darah tepi pansitopenia disertai dengan hiposelularitas sumsum tulang.
Patofisiologi: Adanya gangguan atau berkurangnya pembentukan sel punca hematopietik pluripoten, tanpa adanya infiltrasi keganasan pada sumsum tulang.
Diagnosis mengarah pada anemia aplastik jika didapatkan:
Pansitopenia dengan retikulositopenia
Eritrosit normositik namun terkadang makrositik
Hapusan darah tepi: Penurunan jumlah sel darah dengan morfologi normal
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan aspirasi atau biopsi sumsum tulang dengan gambaran:
Sumsum tulang hiposeluler dengan penurunan sel darah, ruang di dalam sumsum tulang diisi oleh sel lemak dan stroma
Morfologi sel hematopoetik normal
Tidak dijumpai infiltrasi sel maligna atau fibrosis
Tidak dijumpai gambaran hematopoesis megaloblastik
ADB: Anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh untuk menmbentuk eritrosit
Etiologi:
Kebutuhan yang meningkat secara fisiologis (Pertumbuhan, menstruasi)
Kurangnya besi yang diserap (Masukan besi dari makanan yang tidak adekuat, malabsorpsi besi)
Perdarahan
Hemoglobinuria
Iatrogenic blood loss
Idiopathic pulmonary hemosiderosis
Latihan yang berlebihan
Manifestasi klinis:
Pucat
Iritabel
Anorexia
Intoleransi terhadap latihan: penurunan aktivitas kerja dan daya tahan tubuh
Termogenesis tidak normal (ketidakmampuan mempertahankan suhu normal saat udara dingin
Koilonikia (spoon shaped nail)
Atrofi papil lidah
Takikardi, dilatasi jantung
2. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan
atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan
kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah
normal.
3. Suatu kondisi yang dapat dinyatakan sebagai anemia bila
terdapat nilai dengn kriteria sebagai berikut:
Menurut WHO:
1. Ibu hamil
2. Anak usia 6 bulan- 6 tahun
3. Anak usia 6-14 tahun
4. Perempuan dewasa tidak hamil
5. Laki-laki dewasa
= Hb < 11 gr/dl
= Hb < 11 gr/dl
= Hb < 12 gr/dl
= Hb < 12 gr/dl
= Hb < 13 gr/dl
Di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik, pada umumnya menggunakan
kriteria sebagai berikut:
Hb
Hematokrit
Eritrosit
< 10gr/dl
< 30%
< 2,8juta/𝑚𝑚3
5. Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut
ukuran sel dan hemoglobin yang dikandungnya, yaitu:
1. Anemia Mikrositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah merah
abnormal redah dengan ukuran sel-sel yang abormal kecil. Penyebab
umumnya adalah defisiensi zat besi.
2. Anemia Normositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah merah
abnormal redah, namun ukuran sel-selnya normal. Penyebab
umumnya bisa karena bawaan atau dapatan. Anemia normositik
bawaan (kongenital) disebabkan oleh pemecahan sel darah merah,
contohnya pada penyakit sel sabit. Sedangkan anemia normositik
dapatan disebabkan oleh penyakit kronis (penyakit ginjal, kanker,
reumatoid artritis, & tiroiditis).
3. Anemia Makrositik, yaitu keadaan dimana jumlah sel darah merah
abnormal redah dengan ukuran sel yang abormal besar. Penyebab
umumnya adalah defisiensi vitamin B12.
6.
7. Berdasarkan penyebabnya, anemia dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Anemia Aplastik
Penyebab:
• Agen neoplastik/sitoplastik
• Terapi radiasi
• Antibiotik tertentu
• Obat anti konvulsan, tyroid, senyawa emas,
fenilbutason
• Benzene
• Infeksi virus (khususnya hepatitis)
8. Jumlah sel eritropoitin (sel induk)
di sumsum tulang
Produksi eritrosit
Penyebab
Gangguan sel induk di sumsum tulang
Pansitopenia
Anemia aplastik
9. 2. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab:
• Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat
selama hamil & menstruasi
• Gangguan absorbs (post gastrektomi)
• Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip,
gastritis, varises, oesophagus, hemoroid, dll.)
13. 4. Anemia Hemolisis
Penyebab:
• Pengaruh obat-obatan tertentu
• Penyakit hookin, limfosarkoma, mieloma multiple,
leukimia limfositik kronik
• Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
• Proses autoimun
• Reaksi transfusi
• Malaria
14. Antigen pada eritrosit berubah
Penyebab
Mutasi/perubahan sel eritrosit
Dianggap benda asing oleh tubuh
Eritrosit dihancurkan oleh limposit
Anemia hemolisis
15. • Jenis Kelamin (Perempuan > Laki-laki)
• Kehamilan
• Gangguan fungsi ginjal
• Keganasan/Penyakit kronis
• Makanan (Kekurangan asupan Fe, vit B12, & asam
folat)
• Genetik/Keturunan
• Trauma
16. pucat
• Sering Kelelahan
• Sering Mual
• Sakit Kepala
• Denyut jantung tidak teratur
• Rambut rontok berlebihan
• Menurunnya kekebalan tubuh
• Stomatitis agularis
• Disfagia
• Mata berkunang-kunang
• Kelopak mata, wajah, ujung jari • BB menurun
• Konstipasi
• Lemas
• Sesak Napas (hipoksia)
• Syok hipovolemik
• Hepatomegali & Splenomegali
• Eritrosit hemolisis
18. 1. ANEMIAAPLASTIK
a.) Terapi kausal: menghilangkan agen penyebab
b.) Terapi suportif:
Untuk mengatasi infeksi :higiene mulut, antibiotik, dan
transfusi granulosit konsentrat jika infeksi berat.
Untuk mengatasi anemia: transfusi packedredcell(PRC) jika
hemoglobin <7 gr/dl atau adanya tanda gagal jantung.
untuk upaya mengatasi perdarahan :transfusi konsentrat
trombosit jikatrombosit <20.000/mm³
19. LANJUTAN…
c.) Terapi definitif :dapat memberikan kesembuhan
jangka panjang.
Transplantasi sumsum tulang (mahal)
Terapi imunosupresif
1. Pemberian anti-lymphocyleglobuline(ALG) atau anti-thymocyle
globuline(ATG) dapat menekan proses imunologis.
2. Metilprednisolon dosis tinggi.
d.) Terapi untuk memperbaiki sumsum tulang
Anabolik steroid (oksimetolon atau stanazol dengan dosis 2-3
mg/kg/BB/hari). Efek terapi tampak setelah 6-12 mimggu, efek
samping yang dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.
20. 2. ANEMIA DEFISIENSI BESI
a.) Terapi kausal :pengobatan cacing tambang,
hemoroid, dan menoragi
b.) Pemberian preparat besi untuk mengganti
kekurangan besi dalam tubuh (oral/parenteral)
Oral: 50-100 mg besi elemental (sulfat, glukonat, fumarat,
dan suksinat) selama 6 bulan dengan efek samping
konstipasi dan pirosis.
Paranteral: irondextrancomplexdan ironsorbitolciticacidcomplex
(IM/IV)
22. 3. ANEMIA MEGALOBLASTIK
a.) Terapi suportif :transfusi bila ada hipoksia dan
suspensi trombosit bila trombositopenia mengancam jiwa.
b.) Terapi defisiensi asam folat
Asam folat 1-5 mg/hari oral selama 4 bulan c.)
Terapi defisiensi vitamin B12:
Vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari
selama dua minggu, selanjutnya 100-1000 Ug
intramuskular setiap bulan
Biladiperlukan transfusi darah (eritrosit yang
diendapkan)
23. 4. ANEMIA SEL SABIT
Antibiotik profilaktik (mencegah infeksi)
Suplemen asam folat (merangsang pembentukan
sel darah merah)
Hidrasi dan analgetik (jikaterjadi krisis sel sabit)
Pemberian oksigen
Transfusi sel darah merah (jikahemoglobin turun
drastis)
24. 5. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik dapat disebabkan oleh
anemia sel sabit, sehingga dalam penatalaksanaannya
sama.
25. 1. Pemeriksaan fisik
a. Warna kulit
b. Kuku
c. Mata
d. Mulut
e. Limfadenopati, hepatomegali, splenomegaly
2. Pemeriksaan laboratorium hematologi
a. Tes penyaring
1. Kadar hemoglobin
2. Indeks eritrosit (MCV,MCH,dan MCHC)
3. Hapusan darah tepi
26. b. Pemeriksaan rutin
1. Laju endap darah
2. Hitung deferensial
3. Hitung retikulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
1. Anemia defesiensi besi :serum iron, TIBC, saturasi
transferin
2. Anemia megaloblastik :asam folat darah/eritrosit,
vitamin B12
3. Anemia hemolitik :tes Coomb, elektroforesis Hb
4. Leukemia akut :pemeriksaan sitokimia
5. Diatesa hemoragik :tes faal hemostasis
LANJUTAN…
27. urat,
3. Pemeriksaan laboratorium non hematologi
Pemeriksaan faal ginjal, hati, endokrin, asam
kultur bakteri.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya
a. Biopsy kelenjar à PA
b. Radiologi :Foto Thoraks, bonesurvey,USG, CT-Scan
LANJUTAN…